PENGUJIAN TAX HYPOTHESIS DALAM MENENTUKAN DEBT MATURITY (STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
LILY OKTAVIANI
ABSTRAK
Fokus pada penelitian ini adalah melihat apakah tarif pajak perusahaan, term structure dan aset varians mempengaruhi perubahan kebijakan debt maturity. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Total sampel adalah 34 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia. Dan data ini dianalisis menggunakan analisis linier berganda menggunakan alat Eviews 6.0. Hasil dari penelitian ini adalah tarif pajak perusahaan dan term structure tidak memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap debt maturity, sedangkan aset varians mempengaruhi secara signifikan dan berarah positif terhadap debt maturity. Dengan kata lain, perusahaan pertambangan tidak menggunakan kebijakan penghematan pajak dengan hutang. Oleh sebab itu, perusahaan pertambangan diharapkan mengunakan faktor-faktor yang mampu meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
HOW TAX HYPOTHESIS DETERMINES DEBT MATURITY (STUDY IN MINING COMPANY SECTOR ARE LISTED ON THE INDONESIA
STOCK EXCHANGE)
LILY OKTAVIANI
ABSTRACT
Focus in this research is to see whether corporate tax rate, term structure, and asset variance affect change debt maturity policy. Population on this research is mining company sector are listed on the Indonesia Stock Exchange period 2011-2014. Sample on this research is use purposive sampling method. Total sample is 34 companies. Data used in this research is company’s financial statements were
obtained from Indonesia Stock Exchange’s website. And this data is analyzed using multiple linier analysis on Eviews 6.0. Result of this research is corporate tax rate and term structure have no significant effect on debt maturity. While asset variance has significant effect on debt maturity and has negative direction toward debt maturity. In other words, mining companies do not use tax saving policy with debt. Therefore, mining companies are expected to use factors that is able go minimize cost incurred by the company.
PENGUJIAN
TAX HYPOTHESIS
DALAM
MENENTUKAN
DEBT MATURITY
(Studi Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
LILY OKTAVIANI
(SKRIPSI)
Sebagai Salah Satu syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, sebuah kota di
wilayah Provinsi Lampung, tercatat pada tanggal 27
Oktober 1994 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.
Hadir kedunia melalui rahim wanita yang istimewa dan
luar biasa yang hingga saat ini selalu mendampingi
penulis, Mama-ku Farida, darinya lah penulis
menemukan arti penting bahwa kegagalan dan kesulitan merupakan ujian yang
harus dilewati agar selalu bersyukur akan nikmat yang diberikan-Nya dan
senantiasa ingat kepada sang Pencipta. Juga kepada Papa-ku Handoko.(alm). yang
telah banyak memberikan pelajaran hidup bahwa melakukan sesuatu dengan
sempurna merupakan salah satu bekal untuk menjadi pribadi yang lebih unggul.
Terlahir di Kota Bandar Lampung menjadi kebanggaan bagi penulis tidak
merasakan kesulitan seperti orang lain yang terlahir di wilayah terpencil.
Menamatkan Taman Kanak-Kanak di TK Trisula I pada tahun 2001 dan
melanjutkan ke Sekolah Dasar(SD) di SDN 2 Rawa Laut (Teladan) Bandar
Lampung selama enam tahun yang diselesaikan penulis dengan tepat waktu pada
tahun 2006, Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 2 Bandar Lampung selama tiga tahun yang
pada Sekolah Menengah Atas di SMAN 10 Bandar Lampung selama tiga tahun
dan penulis lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis mendaftar jalur undangan untuk memasuki Perguruan Tinggi
Negeri dan pada akhirnya penulis terdaftar sebagai Mahasiswa pada Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Lampung.
Pengabdian penulis sebagai Mahasiswa pada Almamater Universitas Lampung,
penulis menyelami organisasi internal Jurusan yaitu HMJ Administrasi Bisnis
sebagai Anggota Bidang Entrepreneur di periode kepengurusan 2014-2015.
Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tri
Karya, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung
selama 40 hari. Dalam kesempatan KKN tersebut penulis aktif diberbagai
kegiatan kampung dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan selama penulis berproses di Universitas Lampung. Semoga penulis
senantisa menjadi pribadi yang selalu menuju ke arah yang lebih baik, memberi
Alhamdulillahirabbil’alamin
,
Rasa syukur kepada sang pencipta ALLAH SWT atas
berkat dan nikmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan
perjuangan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Administrasi Bisnis.
Kupersembahkan Karya Terbaik-ku ini untuk kedua orang
tuaku yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dan
selalu ada di dekatku, 21 tahun tidak terasa sudah banyak
hal yang ku lakukan baik positif maupun negatif dan
hanya ini lah yang dapat ku persembahkan karya terbaikku
berbentuk
“SKRIPSI”
yang tidak akan dapat membalas
segala hal yang mama
Farida
dan papa
Handoko (alm)
berikan kepadaku. Dan tetap lah menjadi mama dan papa
yang selalu menjadi guru, teman, sahabat dan orang tua
yang selalu menjadi kebanggaan aku dan kakak-kakakku.
Terima kasih atas do
’
a dan motivasi yang diberikan
kepadaku dan semoga aku dapat menjadi anak yang dapat
berguna dan membanggakan keluarga.
Always Love You Ma, Pa..
Terima kasih kepada kakak-kakakku tersayang, Loly
Hanida., S.Si dan Lusi Mardiani., S.E atas bantuan, saran,
dukungan dan do
’a nya sehingga karya terbaikku
ini dapat
ku selesaikan.
MOTTO
ALWAYS BE YOURSELF NO MATTER
WHAT THEY SAY AND NEVER BE
ANYONE ELSE EVEN IF THEY LOOK
BETTER THAN YOU.
(Lily Oktaviani)
THE BEST SWORD THAT YOU HAVE IS
LIMITLESS PATIENCE.
(Lily Oktaviani)
IN THREE WORDS I CAN SUM UP
EVERYTHING I’VE LEARNED ABOUT
SANWACANA
Assalamuala’ikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
segala limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan dan penyusunan Skripsi dengan judul “Pengujian Tax Hypothesis dalam menentukan Debt Maturity (studi pada perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di
Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses penulisan dan penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang
berada pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. ALLAH SWT
2. Muhammad SAW
3. Kedua Orang Tua tercinta yang telah menjadi inspirasi terbesar penulis, untuk
Farida (Mama) dan Handoko (Papa) yang selalu ada, selalu mendukung dan
selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih
telah memberikan semangat dan kepercayaan serta do’a selama ini yang telah
mengiringi kesuksesan sehingga mampu menyelesaikan Skripsi ini.
4. Kedua Kakakku tersayang Loly Hanida., S.Si dan Lusi Mardiani., S.E. Terima
kasih telah memberikan motivasi dan dukungan serta do’a dalam proses
menyelesaikan Skripsi ini. Semoga kakak-kakakku menjadi orang yang sukses,
baik di dunia maupun di akhirat dan selalu berguna bagi sesama.
5. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas.
10.Bapak Suprihatin Ali., S.Sos.,M.Sc., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
11.Bapak Dr. Suripto, S.sos., M.AB. selaku Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu bukan hanya untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis dalam proses penyusunan Skripsi ini melainkan nasihat untuk
12.Bapak Drs. Soewito., M.M. selaku Dosen penguji yang telah banyak memberikan
arahan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan Skripsi ini
dengan baik sampai selesai.
13.Bapak Deddy Aprilani, S.A.N.,M.A . selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
14.Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung yang telah banyak membantu penulis.
15.Seluruh Dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,
terima kasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama ini kepada
penulis.
16.Terima kasih kepada saudara-saudaraku dari keluarga Mama dan Papa yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu yang turut mendukung dan mendoakan untuk
kelancaran dalam pengerjaan skripsi ini hingga dapat selesai dengan baik.
17.Sahabat-sahabatku para wanita-wanita tangguh, Yolan Cahyani., (calon) S.E dan
Amanta Dhea Yunada., Amd yang selalu menemani, mendengarkan dan
menghibur dikala senang maupun susah, dikala galau maupun bahagia. Terima
kasih atas waktu yang diberikan untuk selalu ada dan memberikan semangat
maupun do’a dalam pengerjaan skripsi ini, saya do’a kan yang terbaik untuk kita
semua. See You On Top
18.WWWW-ku, sahabat seperjuangan di bangku kuliah, terima kasih atas waktu
yang telah diberikan untuk membantu dan menemani bukan hanya dalam
masalah kehidupan yang penuh drama ini , Asmarantika Putri, Gaby Rodorea,
May Audina, Nia Arnila, Ovi Adelia, Putri Mia, Sayu Linda dan Yuliane Dwi.
Semoga kita dapat menggapai kesuksesan kita masing-masing.
19.Rekan-rekanku, My Best Friend Dafista Fidel Bustarosa beserta Anak Alam
(Risyah, Bakso, Sentong, Gusti, Widi, Eri, Agung, Dimas, Afik dan Kak May)
terima kasih kalian telah memberikan warna lain didalam kehidupanku. Terima
kasih untuk Motivasi dan saran yang selalu diberikan, semoga Saya mampu
menjadi pribadi yang lebih baik dan terimakasih untuk pengalaman selama di
bangku kuliah ini. Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita
masing-masing.
20.Rekan-rekanita seperjuangan Administrasi Bisnis 2012, Alfabet A sampai Z, Reg
A maupun Reg B, mulai dari rombongan Karikatur, rombongan Zahra,
rombongan Yunita, rombongan Mahfudin, Rombongan Riza, rombongan Bagus,
dan seluruh teman-teman Administrasi Bisnis 2012 yang saya banggakan.
Terima kasih atas pengalaman dan kisah yang telah Kalian berikan dan semoga
kita dapat bertemu lagi di kemudian hari dengan membawa kesuksesan kita
untuk membanggakan orang-orang di sekitar kita.
21.Teman-teman Administrasi Bisnis 2011,2013, 2014, serta 2015 yang senantiasa
membantu saya dan memberikan kritik dan saran untuk kemajuan saya
kedepannya. Untuk adik tingkatku semangat terus kuliahnya.
22.Untuk seluruh pengurus HMJ periode 2015-2016 semangat kedepannya bangun
lah HMJ kita, sayangi HMJ kita dan kenal kan kepada Indonesia bahwa UNILA
23.Rekan-rekanitaku Atmosfer atau IPS 4. Terimakasih telah menjadi teman
dibangku SMA hingga saat ini. Semoga dikemudian hari kita dapat mencapai
kesuksesan kita masing-masing.
24.Rekan-rekanitaku Generation of 9A. Terimakasih telah menjadi teman dibangku
SMP hingga saat ini. Semoga dikemudiaan hari kita dapat bertemu dengan
kesuksesan kita masing-masing.
25.Terima kasih kepada rekan-rekan KKN Desa Tri Karya, Kecamatan Penawar
Tama, Kabupaten Tulang Bawang. Untuk Oliv, Ria, Wahid, dan Abien. Terima
kasih atas kerjasamanya selama 40 hari kita menjalani KKN semoga kita dapat
selalu bermaanfaat bagi orang lain.
Bandar Lampung, Desember 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……….. iv
DAFTAR GAMBAR ……….. v
DAFTAR LAMPIRAN ………... vi
I. PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Perumusan Masalah ………. 5
1.3 Batasan Penelitian ……….…….. 5
1.4 Tujuan Penelitian ………... 6
1.5 Manfaat Penelitian ………... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 8
2.1 Struktur Modal ………. 8
2.1.1 Struktur Modal yang Ditargetkan ……….... 9
2.1.2 Faktor Keputusan Struktur Modal ………... 10
2.2 Teori Struktur Modal ………. 16
2.2.1 Efek Pajak ………... 17
2.2.2 Teori Trade-Off ……… 18
2.2.2.1 Model Teori Trade-Off ………... 22
2.2.2.2 Manfaat Model Trade-Off ……….. 23
2.3 Kebijakan Utang ……… 23
2.3.1 Debt Maturity ………... 26
2.4 Pajak ………... 26
2.4.1 Tax Hypotesis ……….. 28
2.4.1.1 Tarif Pajak ………... 28
2.4.1.2 Term Structure ………... 29
2.4.1.3 Aset Varians ……… 30
2.5 Penelitian Terdahulu ………... 31
2.6 Kerangka Pemikiran ………... 33
2.7 Hipotesis ………. 36
III. METODE PENELITIAN …..………. 38
3.1 Penelitian ………. 38
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ……… 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 39
3.4 Populasi ……… 39
3.5 Sampel ………. 40
3.6 Metode Pengumpulan Data ……… 42
3.7 Definisi Oprasional Variabel ……….. 42
3.7.2 Variabel Independen ……….. 42
3.7.3 Variabel Control ……… 44
3.8 Teknik Analisis Data ………... 45
3.8.1 Analisis Statistik ……… 45
3.8.2 Analisis Regresi Berganda Model Panel data …………... 45
3.8.3 Koefisien Determinasi ………... 50
3.8.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)………. 51
3.8.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F ………... 52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 54
4.1 Gambaran Umum ………. 54
4.1.1 Adaro Energy Tbk ……….. 54
4.1.2 Aneka Tambang ………. 54
4.1.3 Atlas Resources Tbk ………... 55
4.1.4 Ratu Prabu Energy Tbk ………... 55
4.1.5 Banakat Integra Tbk ……….. 56
4.1.6 Borneo Lumbung Enery dan Metal Tbk ……… 57
4.1.7 Baramulti Sukses Sarana Tbk ……… 57
4.1.8 Bumi Resources Tbk ………. 58
4.1.9 Bayan Resources Tbk ……… 58
4.1.10 Cita Mineral Investindo Tbk ……… 59
4.1.11 Citatah Tbk ……….. 59
4.1.12 Darma Henwa Tbk ……….. 60
4.1.13 Central Omega Resources Tbk ……… 60
4.1.14 Delta Dunia Makmur Tbk ……… 61
4.1.15 Elnusa Tbk ……….. 61
4.1.16 Energi Mega Persadar Tbk ……….. 62
4.1.17 Surya Esa Perkasa Tbk ………. 62
4.1.18 Golden Energy Mines Tbk ……….. 63
4.1.19 Garda Tujuh Buana Tbk ………... 63
4.1.20 Harum Energy Tbk ……….. 64
4.1.21 Vale Indonesia Tbk ……….. 64
4.1.22 Indo Tambangraya Megah Tbk ……… 65
4.1.23 Resources Alam Indonesia Tbk ……… 65
4.1.24 Medco Energi International Tbk ……….. 66
4.1.25 Mitra Investindo Tbk ……… 66
4.1.26 Samindo Resources Tbk ……….. 67
4.1.27 Perdana Karya Perkasa Tbk ………... 67
4.1.28 J Resources Asia Pasific Tbk ……… 68
4.1.29 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk ………... 68
4.1.30 Petrosea Tbk ………... 69
4.1.31 Radiant Utama Interinsco Tbk ………... 70
4.1.32 SMR Utama Tbk ……… 70
4.1.33 Timah (Persero) Tbk ………... 71
4.1.34 Toba Bara Sejahtera Tbk ………... 71
4.2 Sampel Data ……….. 72
4.3 Model Penelitian ……… 72
4.4 Permodelan dan Pengolahan Data ………. 73
iii
4.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ………. 73
4.5.2 Regresi Data Panel ………... 75
4.5.2.1 Model Common-Constant (PLS) ………... 75
4.5.2.2 Model Fixed Effect (FEM) ……… 76
4.5.2.3 Model Random Effect (REM) ……… 77
4.5.2.4 Uji Chow atau Likehood Ratio Test ………... 79
4.5.2.5 The Hausman Specification Test ……… 80
4.5.2.6 Ikhtisar Pemilihan Model Akhir ………. 81
4.5.3 Interpretasi Statistik ………. 82
4.5.4 Koefisien Determinasi (R2) ………. 83
4.5.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ………... 84
4.5.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………... 86
4.6 Pembahasan ……… 87
4.6.1 Pengaruh Tarif Pajak terhadap Debt Maturity ……… 88
4.6.2 Pengaruh Term Structure terhadap Debt Maturity ………... 91
4.6.3 Pengaruh Aset Varians terhadap Debt Maturity ………. 93
4.6.4 Pengaruh Growth Option terhadap Debt Maturity …………. 95
4.6.5 Pengaruh Tarif Pajak, Term Structure, Aset Varians yang dikontrol oleh Growth Option terhadap Debt Maturity ……. 97
4.7 Keterbatasan Penelitian ………. 99
V. KESIMPULAN ……….. 100
5.1 Kesimpulan ………... 100
5.2 Saran ………. 102
DAFTAR PUSTAKA ………. 103
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Debt Maturity ……… 3
2.1 Penelitian Terdahulu ……… 32
3.1 Sampel Perusahaan ……….. 40
3.2 Definisi Operasional ……… 44
3.3 Pedoman memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi ……. 51
4.1 Analisis Deskriptif ……… 73
4.2 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Common-Constant ……. 75
4.3 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Fixed Effect ……… 77
4.4 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Random Effect ………… 78
4.5 Hasil Uji Chow atau Likehood Ratio Test ………. 79
4.6 Hasil Uji Model Menggunakan Hausman Test ………. 80
4.7 Perbandingan Model Fixed Effect dan Model Random Effect ………. 81
4.8 Rangkuman Hasil Uji Signifikansi Koefisien dengan Uji t ………….. 86
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Data Variabel ………. 106
Lampiran 2. Analisis Deskriptif ………. 110
Lampiran 3. Model Common-Constant (PLS) ……….. 111
Lampiran 4. Model Fixed Effect (FEM) ……… 112
Lampiran 5. Model Random Effect (REM) ……… 114
Lampiran 6. Uji Chow atau Likehood Ratio Test ……….. 116
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Teori Trade-Off ……… 20
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia pada era globalisasi ini sangat
berkembang pesat. Mereka berkembang sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin
ketat. Perusahan dituntut agar mampu menjadi lebih baik dan lebih unggul dari
perusahaan lain. Banyak cara yang dapat dilakukan agar perusahaan dapat lebih
unggul salah satunya adalah meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian
perusahaan harus memiliki perencanaan strategis dalam merencanakan aspek
keuangannya. Agar bisa bertahan dan terus berkembang, perusahaan harus pandai
mengelola fungsi manajemen keuangan perusahaan. Ini dikarenakan pengelolaan
keuangan perusahaan berpengaruh dalam operasi dan perkembangan perusahaan
dimasa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut, manager dihadapkan
pada 2 keputusan yaitu keputusan investasi dan keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal.
Keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal adalah keputusan yang
berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen, saham biasa yang harus
pilihan kebijakan financial dalam menentukan kebijakan struktur modalnya (Barclay et.al., 1995; Barclay, et.al.,2001 dalam Sunarsih 2004).
Menurut Barclay dan Smith (1995) dalam Rahmawati (2014) ketika perusahaan memilih utang sebagai sumber pendanaan, maka perusahaan juga harus
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan keuangan yang lain, misalnya Debt Maturity. Debt Maturity adalah komposisi optimum antara utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pemilihan komposisi Debt Maturity menjadi hal penting yang harus ditentukan oleh perusahaan. (Rahmawati, 2014). Pemilihan
struktur Debt Maturity juga dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat pensinyalan untuk menyediakan informasi tentang kualitas, kredibilitas dan
prospek mendatang dari perusahaan. Oleh karena itu, ketika perusahaan memilih
hutang sebagai sumber pendanaan, maka perusahaan juga perlu
mempertimbangkan debt maturity tersebut. Hal ini dikarenakan pemilihan debt maturity akan mempengaruhi nilai perusahaan (Megginson, 1997 dalam Rahmawati, 2014).
Fenomena utang di Indonesia sangat gencar dibicarakan akhir-akhir ini, karena
Utang Luar Negeri Indonesia meningkat secara terus menerus. Baik utang bank
perseroan, bank pemerintah daerah, bank swasta nasional, bank asing dan bank
campuran, dan bank perkreditan rakyat mengalami peningkatan terus menerus
setiap tahunnya.
Bank Indonesia (BI) melansir posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sektor
swasta terbaru ialah sebesar USD 99,8 miliar. Pertumbuhan utang luar negeri
3
Pangsa pasar dua sektor itu melonjak 6 persen menjadi 26 persen (yoy) atau USD
25,7 miliar dari 20,5 persen pada tahun sebelumnya. (Merdeka, 20 Februari
2014). Utang pertambangan menjadi 3 sektor terbesar yang menyumbang total
Utang Luar Negeri yang dimiliki Indonesia, hal ini menjadi hal yang
mengherankan karena harga komoditas tambang turun dan permintaan pasar
dunia melemah. Namun dilihat dari instrument-nya, utang luar negeri swasta masih didominasi oleh pinjaman jangka panjang (Kompas,20 Februari 2015).
Tabel 1.1 Debt Maturity Nama Perusahaan Kode
Perusahaan 2011 2012 2013 2014 Central Omega
Resources Tbk DKFT 0.059776 0.074621 0.123619 0.238878 Elnusa Tbk ELSA 0.20013 0.251236 0.252009 0.171044 Surya Esa Perkasa
Tbk ESSA 0.561538 0.578023 0.672689 0.711768 Harum Energy Tbk HRUM 0.016186 0.02587 0.03745 0.043705 Indo Tambangraya
Megah Tbk ITMG 0.086005 0.105944 0.125176 0.109008 Samindo
Resources Tbk MYOH 0.022242 0.357424 0.491799 0.466327
MEAN 0.157646 0.232186 0.28379 0.290122
Sumber : idx.co.id (data diolah)
Dynamic Trade-off teori menyatakan bahwa struktur modal optimal dan debt maturity yang optimal ditentukan oleh trade-off yang dinamis antara keuntungan pajak dari utang dan biaya kebangkrutan sebagai reaksi perusahaan terhadap
guncangan yang merugikan dengan segera menyeimbangkan struktur modal dan
mempertahankan utang tingkat tinggi untuk mengambil keuntungan dari
meningkatnya Debt Maturity perusahaan sektor pertambangan di atas diindikasikan karena perusahaan ingin mengurangi jumlah pajak yang mereka
bayarkan kepada pemerintah. Mereka meningkatkan Debt Maturity untuk dapat mengurangi pajak melalui biaya bunga yang dibayarkan sesuai dengan teori
Dynamic Trade-Off di atas. Dari sudut pandang hipotesis pajak, Brick & Ravid (1985) dalam Sugiarto (2010) menyatakan bahwa penggunaan utang jangka panjang mengurangi the firm’s expected tax liability dan konsekuensinya
meningkatkan nilai pasar perusahaan dimasa kini.
Konsep-konsep dynamic trade-off di atas telah disintesis ke tax hypothesis, yang
memberikan penjelasan rasional untuk keputusan debt maturity perusahaan. Literatur debt maturity mendalilkan bahwa jatuh tempo utang yang optimal ditentukan oleh trade-off antara keuntungan pajak dari utang dan biaya yang berkaitan dengan kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Oleh karena itu, tarif
pajak, term struktur dan aset varians menentukan debt maturity perusahaan (Thottekat, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil
5
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah tarif pajak berpengaruh signifikan pada keputusan Debt Maturity
pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia?
2. Apakah term structure berpengaruh signifikan pada keputusan Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia?
3. Apakah aset varians berpengaruh signifikan pada keputusan Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia?
4. Apakah growth option berpengaruh signifikan pada keputusan Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia?
5. Apakah tarif pajak, term structure, dan aset varians berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan Debt Maturity yang dikontrol oleh growth option pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia?
1.3Batasan Penelitian
Fokus penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang
jelas, maka peneliti memberikan batasan penelitian sebagai berikut:
1. Penulis memilih Perusahaan Pertambangan di Indonesia yang
mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode laporan keuangan yang akan dianalisis adalah laporan keuangan
3. Tax Hypothesis yang diteliti hanya yang datanya dapat diambil dari laporan keuangan publikasi perusahaan.
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini mencoba untuk menguji apakah perubahan Debt Maturity sebagai variable dependen disebabkan karena adanya pengaruh dari Tax Hypothesis pada
perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2011-2014 dengan menggunakan Trade-Off Theory. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meneliti dan mengetahui apakah Tarif Pajak berpengaruh
signifikan terhadap Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan
di Indonesia.
2. Untuk meneliti dan mengetahui apakah Term Structure berpengaruh signifikan terhadap Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan
di Indonesia.
3. Untuk meneliti dan mengetahui apakah Aset Varians berpengaruh
signifikan terhadap Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan
di Indonesia.
4. Untuk meneliti dan mengetahui apakah growth option berpengaruh
signifikan terhadap Debt Maturity pada perusahaan sektor pertambangan
7
5. Untuk meneliti dan mengetahui apakah Tax Hypothesis berpengaruh signifikan terhadap Debt Maturity yang dikontrol oleh growth option pada
perusahaan sektor pertambangan di Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan dasar penetapan Debt Maturity dengan mempertimbangkan Tax Hypothesis sebagai faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi investor, dalam kaitannya dengan keputusan memilih investasi,
diharapkan skripsi ini dapat membantu dan menjadi bahan pertimbangan
untuk proses pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi Akademis, dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai data
sekunder tentang Debt Maturity dan ingin melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh Tax
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Struktur Modal
Manajemen keuangan terdapat 3 fungsi utama, yaitu pengunaan dana yang
menyangkut keputusan investasi, fungsi mendapatkan dana yang menyangkut
keputusan pombelanjaan (pendanaan) serta fungsi pengalokasian laba yang
menyangkut kebijakan dividen. Struktur modal perusahan merupakan bagian dari
struktur keuangan perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai
aktivanya, dengan demikian terkait fungsi mendapatkan dana dari manajemen
keuangan. Pernyataan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan perusahaan didasarkan pada cakupan struktur keuangan yang lebih luas
dibandingkan struktur modal.
Struktur keuangan perusahaan menggambarkan bagaimana cara perusahaan
mendanai aktivanya, baik dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang
ataupun modal pemegang saham. Dalam neraca, struktur keuangan perusahaan
nampak pada sisi kanan. Struktur modal mengarah pada pendanaan perusahaan
yang menggunakan utang jangka panjang, saham preferen ataupun modal
pemegang saham. Pada hakikatnya, struktur modal yang merupakan kombinasi
9
menggambarkan target komposisi utang dan modal (ekuitas) dalam jangka
panjang pada suatu perusahaan (Bernstein & Wild dalam Sugiarto, 2009). Struktur modal pada setiap perusahaan ditetapkan dengan memperhitungkan
berbagai aspek atas dasar kemungkinan akses dana, keberanian perusahaan
menanggung resiko, rencana strategis pemilik, serta analisis biaya dan manfaat
yang diperoleh dari tiap sumber dana (Sugiarto, 2009).
2.1.1 Struktur Modal yang Ditargetkan
Tujuan manajemen struktur modal adalah untuk mencampur sumber permanen
dana yang digunakan oleh perusahaan dengan cara akan memaksimalkan harga
saham biasa perusahaan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat dilihat sebagai
pencarian untuk menemukan campuran yang akan meminimalkan biaya komposit
modal perusahaan. Campuran sumber-sumber dana perusaahan yang tepat ini
dapat disebut struktur modal yang optimal (Keown, 2001).
Pertama-tama perusahaan harus menganalisis beberapa faktor, kemudian
menetapkan struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Target
bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi, tetapi manajemen harus mempunyai
gambaran target struktur modal yang spesifik setiap saat. Jika rasio utang yang
sesungguhnya berada dibawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal mungkin
perlu dilakukan dengan menggunakan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah
Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan (trade-off) antara resiko dan
tingkat pengembalian:
a. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar resiko yang
ditanggung pemegang saham.
b. Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan.
Resiko yang semakin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi
meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
akan meningkatkan harga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang
optimal harus berada pada keseimbangan antara resiko dan pengembalian yang
memaksimumkan harga saham (Brigham, 2001).
2.1.2 Faktor Keputusan Struktur Modal
Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan oleh perusahaan ketika
mengambil keputusan mengenai struktur modal:
1. Stabilitas penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya
11
2. Struktur aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit
cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna
yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang
baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak
begitu baik untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian (Brigham, 2001).
3. Leverage operasi
Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil, jika hal-hal lain tetap sama.
Resiko bisnis atau tingkat resiko yang terkandung dalam operasi
perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Makin besar resiko
bisnis perusahaan, makin rendah resiko utang yang optimal (Brigham,
2001).
4. Tingkat pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih
banyak mengandalkan modal eksternal, jika hal-hal yang lain tetap sama.
Lebih jauh lagi, biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih
besar daripada biaya untuk penerbitan surat utang, yang mendorong
perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang. Namun, pada saat
ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi
keinginannya untuk menggunakan utang.
5. Profitabilitas
Seringkali pengamatan penunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif
kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun
penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa
perusahaan-perusahaan yang menguntungkan, seperti Intel, Microsoft, dan Coca Cola
memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat
pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang
dihasilkan secara internal.
6. Posisi pajak perusahaan
Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat
dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang
yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan
perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan,
bunga pada utang yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang
dikompensasi ke muka, maka tambahan utang tidak banyak memberi
manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak
efektif yang lebih tinggi (Brigham, 2001). Bunga merupakan beban yang
dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut
13
Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan, maka besar manfaat
penggunaan utang (Brigham, 2001).
7. Pengendalian
Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen
dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila managemen saat ini
mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai
saham lebih dari 50 persen) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk
membeli saham tambahan, mereka mungkin memilih utang untuk
pembiayaan baru. Dari lain pihak, manajemen mungkin memutuskan
untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat
lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada
resiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut, para manajer
tersebut akan kehilangan pekerjaan. Tetapi, jika utangnya terlalu kecil,
manajemen menghadapi resiko pengambilalihan. Jadi, pertimbangan
pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan utang atau ekuitas
karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen
bervariasi dari satu situasi ke situasi yang lain. Bagaimana pun, jika posisi
manajemen sangat rawan, situasi pengendalian perusahaan akan
dipertimbangkan (Brigham, 2001).
8. Sikap manajemen
Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang
satu akan membuat harga saham lebih tinggi daripada struktur modal
lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap
konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah
utang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan dalam industri yang
bersangkutan, sementara manajemen lain lebih cenderung menggunakan
banyak utang dalam usaha manajer laba yang lebih tinggi (Brigham,
2001).
Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian
perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan
laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau
yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal
yang ditargetkan yang ditetapkan manajer (Brigham, 2001).
9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi pinjaman dan
perusahaan penilai peringkat (rating agency) seringkali mempengaruhi
keputusan struktur modal. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan
membicarakan struktur modalnya dengan memberi pinjaman dan lembaga
penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima.
10.Kondisi Pasar
Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka
panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur
modal perusahaan yang optimal. Misalnya, selama situasi kacaunya kredit
belum lama ini di A.S., pasar obligasi bernilai rendah (junk bonds)
kosong, dan tidak ada pasar dengan tingkat suku bunga yang “wajar”
15
B. Karena itu, perusahaan berperingkat rendah yang membutuhkan modal
terpaksa beralih ke pasar saham atau pasar utang jangka pendek, tanpa
memperdulikan struktur modal yang ditargetkan. Tetapi, setelah keadaan
membaik, perusahaan ini dapat menjual obligasi untuk mengembalikan
struktur modalnya yang ditargetkan semula.
11.Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal
yang ditargetkannya. Misalnya, andaikan suatu perusahaan baru saja
menyelesaikan program litbang-nya dan perusahaan tersebut meramalkan
laba yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Namun, kenaikan laba tersebut
belum diantisipasi oleh investor, karena belum tercermin dalam harga
saham. Perusahaan ini tidak ingin menerbitkan saham-ia lebih menyukai
pembiayaan dengan utang sampai kenaikan laba tersebut terealisasi dan
tercermin pada harga saham. Kemudian pada saat itu perusahaan akan
menerbitkan saham biasa, melunasi utang, dan kembali pada struktur
modal yang ditargetkan (Brigham, 2001).
12.Fleksibilitas keuangan
Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan
persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk, para manajer
dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap
diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan jangka panjang. Mereka juga mengetahui
bahwa dalam keadaan perekonomian yang sulit, atau bila perusahaan
menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik.
Karena itu, kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang, dan
konsekuensi akibat kurangnya dana, sangat berpengaruh terhadap struktur
modal yang ditargetkan semakin besar kemungkinan kebutuhan modal
dimasa mendatang (Brigham, 2001).
2.2 Teori Struktur Modal
Teori mengenai struktur modal modern bermula pada tahun 1958, ketika Profesor
Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller mempublikasikan apa yang
disebut sebagai artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis.
Berdasarkan serangkaian asumsi yang sangat membatasi, MM membuktikan
bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Dengan
kata lain, hasil-hasil MM menyatakan bahwa tidak menjadi masalah bagaimana
perusahaan membiayai operasinya (struktur modal tidak relevan). Tetapi, studi
MM didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain:
1. Tidak ada biaya broker (pialang).
2. Tidak ada pajak.
3. Tidak ada biaya kebangkrutan.
4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama
dengan perseroan.
5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen
mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang.
17
Meskipun beberapa dari asumsi ini terlihat tidak realistis, hasil-hasil MM yang
tidak relevan sangat penting artinya. Dengan menunjukan kondisi-kondisi dimana
struktur modal tidak relevan, MM juga memberikan beberapa petunjuk kepada
kita tentang apa yang diperlukan bagi struktur modal agar menjadi relevan
sehingga akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Hasil kerja MM menandai
awal dari riset atas struktur modal modern, dan riset selanjutnya dipusatkan untuk
melemahkan asumsi-asumsi MM dengan upaya mengembangkan teori struktur
modal yang lebih realistis (Brigham, 2001).
2.2.1 Efek Pajak
MM menerbitkan makalah lanjutan pada tahun 1963 yang melemahkan asumsi
tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan
pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang
saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong
perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modal mereka. Sebenarnya,
MM memperlihatkan bahwa jika semua asumsi yang lain berlaku, perbedaan
perlakuan ini menyebabkan suatu situasi yang memerlukan pembelanjaan dengan
100 persen uang.
Kesimpulan ini diubah beberapa tahun kemudian oleh Merton Miller (kali ini
tanpa Modigliani) ketika ia membahas efek dari pajak perorangan. Ia menyatakan
bahwa semua penghasilan dari obligasi pada umumnya adalah bunga, yang
dikenakan pajak sebagai penghasilan perorangan pada tarif yang mencapai 39
persen, sementara penghasilan dari saham biasanya sebagian berasal dari dividen
pajak dengan tarif maksimum 28 persen dan pajak ini ditangguhkan sampai
saham itu terjual dan keuntungan terealisasi. Jika saham itu ditahan sampai si
pemiliki meminggal, tidak ada pajak keuntungan modal apa pun yang harus
dibayar. Jadi, bila ditimbang pengambilan atas saham biasa dikenakan pajak
dengan tarif efektif yang lebih rendah daripada pengembalian atas utang. Karena
situasi pajak ini, Miller berpendapat bahwa investor bersedia menerima
pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah dibandingkan
dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak.
Sesuai dengan yang dikemukakan Miller, (1) dapat dikurangkannya bunga untuk
tujuan pajak menguntungkan penggunaan pembiayaan dengan utang, tetapi (2)
perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham
menurunkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada saham dan dengan
demikian menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan ekuitas. Sulit untuk
menentukan beberapa efek bersih dari kedua faktor ini. Kebanyakan pengamat
yakin bahwa dapat dikurangkanya bunga mempunyai efek yang lebih besar,
sehingga sistem pajak kita masih menguntungkan perseroan yang menggunakan
utang. Namun, efek itu jelas berkurang dengan tarif pajak keuntungan modal
yang lebih rendah (Brigham, 2001).
2.2.2 Teori Trade-Off
Teori Trade-Off menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keutungan atas penggunaan utang (tax
19
dan agency (Sugiarto, 2009). Utang memberikan kesempatan perusahaan untuk menjalankan investasi yang menghasilakn NPV positif. Pada kondisi perusahaan
tidak memiliki dana yang cukup, maka perusahaan tidak dapat melakukan
pengembangan investasi. Utang juga memunculkan sinyal “berita baik” dalam
teori pemberian isyarat, yang menganggap bahwa penggunaan utang merupakan
sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik (Sugiarto, 2009).
Manfaat berutang terkait pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan pribadi
mempengaruhi laba perusahaan dan juga daya tarik penerbitan utang relatif
terhadap penerbitan saham, disamping pertimbangan cost of fund dari kebijkaan berutang yang lebih rendah dalam kondisi normal (Stultz & Johnson, 1985 dalam
Sugiarto, 2009). Ketika pajak penghasilan naik maka perusahaan cenderung
menaikan porsi utangnya dan penurunan pajak penghasilan pribadi atas deviden
atau capital gain akan cenderung mengurangi pemakaian utang oleh perusahaan
(Sugiarto, 2009).
Argumen-argumen terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan
“teori trade off dari leverage”, dimana perusahaan menyeimbangkan manfaat
dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan)
dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Ringkasan teori
Gambar 2.1 Teori Trade-Off Sumber: Brigham, 2001
Berikut ini adalah beberapa pengamatan atas grafik tersebut:
1. Kenyataan bahwa bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan telah
mengakibatkan utang lebih murah daripada saham biasa atau saham
preferen. Akibatnya, pemerintah membayar sebagian dari biaya modal
yang bersumber dari utang, atau dengan kata lain, utang memberikan
manfaat perlidungan pajak. Hasilnya, penggunaan utang mengakibatkan
peningkatan porsi laba operasi perusahaan (EBIT) yang mengalir ke
investor. Jadi, semakin besar utang perusahaan, semakin tinggi nilainya
dan harga sahamnya. Berdasarkan asumsi makalah Modigliani-Miller Hasil MM yg menggabungkan efek perpajakan perseroan : harga saham jika tidak ada biaya kebangkrutan.
Pengurangan nilai saham karena biaya kebangkrutan.
Harga Saham Sebenarnya.
Nilai saham jika perusahaan tidak menggunakan Leverage Keuangan
Nilai Saham Bigbee
Nilai tambah karena manfaat perlindungan pajak dan utang
Nilai saham jika tidak ada utang = $20
D1 D2
Tingkat Ambang Utang dimana Biaya Kebangkrutan Mulai menjadi Material
Struktur modal yang optimal : Manfaat Marginal dari Perlindungan Pajak : Biaya Kebangkrutan Marginal
21
dengan pajak, harga saham perusahaan akan dimaksimumkan jika ia
menggunakan 100 persen utang, dan garis yang disebut sebagai “Hasil
MM yang menggunakan Efek Pajak Perseroan” pada gambar yang
memperlihatkan gagasan mereka tentang hubungan diantara harga saham
dan utang.
2. Kenyataannya, jarang ada perusahaan yang menggunakan utang 100
persen. Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa pemegang saham
mendapat keuntungan dari pajak keuntungan modal yang lebih rendah.
Lebih penting lagi, perusahaan membatasi penggunaan utang untuk
menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan.
3. Ada suatu tingkat utang yang merupakan ambang batas, disebut D1 pada
gambar, dimana untuk jumlah utang yang lebih rendah dari tingkat
tersebut, kemungkinan kebangkrutan sangat kecil sehingga tidak material.
Akan tetapi, setelah D1 dilampaui, biaya berkaitan kebangkrutan akan
semakin besar, dan hal itu semakin mengurangi manfaat pajak yang
disebabkan oleh utang. Dalam kisaran dari D1 ke D2, biaya kebangkrutan
kecil, tetapi belum menghapus sama sekali manfaat pajak dari utang
sehingga harga saham naik (meskipun kenaikannya masih kecil) dengan
bertambahnya jumlah utang. Tetapi, setelah titik D2, jumlah biaya
kebangkrutan melebihi keringanan pajak sehingga mulai titik ini
peningkatan resiko utang akan menurunkan nilai saham. Karena itu, D2
menunjukan struktur modal yang optimal. D1 dan D2 berbeda-beda
diantara perusahaan, tergantung pada resiko bisnis dan biaya
4. Sekalipun teori dan bukti empiris mendukung bentuk umum dari kurva
dalam gambar, grafik ini harus dipandang sebagai pendekatan, bukan
fungsi – fungsi yang didefinisikan secara tepat.
5. Aspek lain yang menganggu dari teori struktur modal seperti disajikan
pada gambar adalah kenyataan bahwa banyak perusahaan besar yang
berhasil, seperti Intel dan Microsoft, menggunakan utang yang jauh lebih
kecil daripada yang dianjurkan menurut teori tersebut (Brigham,2001).
2.2.2.1 Model Trade-Off
Menurut Modigliani & Miller (1963) dalam Sugiarto (2009), perusahaan lebih suka menggunakan utang dibandingkan ekuitas karena utang mampu mengurangi
pajak atas pembayaran bunga. Agency cost/tax shield trade-off model mengambil
asumsi bahwa struktur modal perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan
manfaat pengurangan pajak ketika utang meningkat disatu sisi dan meningkatnya
agency cost ketika utang meningkat disisi yang lain. Ketika manfaat pengurangan pajak masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan agency cost dan biaya kebangkrutan maka perusahaan masih bisa meningkatkan utangnya dan
peningkata utang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas utang tersebut
sudah lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan agency cost dan biaya kebangkrutan (Twite, 2001 dalam Sugiarto, 2009).
23
titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan utang justru akan menurunkan
nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak
sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan agency problem. Titik balik tersebut disebut strukrur modal yang optimal, menunjukan jumlah utang
perusahaan yang optimal (Atmaja, 2008).
2.2.2.2 Manfaat Model Trade-Off
Model trade-off tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal
karena sulit untuk menentukan secara tepat biaya financial distress dan agency cost. Namun demikian model ini memberikan 3 masukan penting, yaitu:
a. Perusahaan yang memiliki aktiva tinggi variabilitas keuntungannya akan
memiliki probabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang.
b. Aktiva tetap yang khas (tidak umum), aktiva yang tidak nampak
(intangible assets) dan kesempatan bertumbuh akan kehilangan banyak
nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva
semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang.
c. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai pajak yang besar)
sebaiknya lebih banyak menggunakan utang dibandingkan perusahaan
2.3 Kebijkan Utang
Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari
eksternal. Penentuan kebijakan utang ini berkaitan dengan struktur modal karena
utang merupakan bagian dari penentuan struktur modal yang optimal. Perusahaan
dinilai berisiko apabila memiliki porsi utang yang besar dalam struktur modal,
namun sebaliknya apabila perusahaan mengunakan utang yang kecil atau tidak
sama sekali maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal
eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan (Hanafi, 2004).
Menurut Hanafi (2004), terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh
terhadap kebijakan utang, antara lain:
a. NDT (Non-Debt Tax Shield.
Manfaat dari penggunaan utang adalah bunga utang yang dapat digunakan
untuk mengurangi pajak perusahaan. Namun untuk mengurangi pajak,
perusahaan dapat menggunakan cara lain seperti depresiasi dan dana
pensiun. Dengan demikian, perusahaan dengan NDT tinggi tidak perlu
menggunakan utang yang tinggi.
b. Struktur Aktiva
Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya
penggunaan utang. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah
besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar karena aktiva
25
c. Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya
akan menggunakan utang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang tinggi
sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
d. Risiko Bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan menggunakan
utang yang lebih kecil untuk menghindari risiko kebangkrutan.
e. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan
risiko kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan yang besar lebih mudah
dalam mendapatkan pendanaan eksternal.
f. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan menentukan kebijakan penggunaan utang
dalam suatu perusahaan.
Menurut Riyanto (1995), utang dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu: (1)
Utang jangka pendek (short-term debt), yaitu utang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit
perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelengggarakan
usahanya, meliputi kredit rekening koran, kredit dari penjual (levancier crediet),
kredit dari pembeli (afnemers crediet), dan kredit wesel. (2) Utang jangka menengah (intermediate-term debt), yaitu utang yang jangka waktunya lebih dari
satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelanjai usaha melalui
kredit ini karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi melalui kredit
menengah adalah term loan dan lease financing. (3) Utang jangka panjang (long-term debt) yaitu utang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Utang jangka panjang ini digunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Bentuk
utama dari utang jangka panjang adalah pinjaman obligasi (bonds-payable) dan pinjaman hipotik (mortage).
2.3.1 Debt Maturity
Debt maturity dapat didefinisikan sebagai komposisi dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam struktur modal utang dalam perusahaan.
Hubungan proporsional antara instrument hutang dengan variasi maturitas dalam
modal utang disebut debt maturity (Thottekat, 2013). Utang jangka pendek (utang
lancar) adalah utang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun atau
maksimal satu tahun. Sedangkan utang jangka panjang adalah utang yang
memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Definisi dari debt maturity masih isu
yang kontroversial dalam literatur debt maturity karena ada perbedaan yang signifikan antara penelitian-penelitian selama penelitian debt maturity. Namun, pendekatan neraca adalah metode yang disukai untuk mengukur debt maturity diantara penelitian keuangan (Rahmawati, 2014).
2.4Pajak
Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah, yang
sebagian diapkai untuk menyediakan barang dan jasa publik. Besar pajak
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Secara
administratif pungutan pajak dapat dikelompokan menjadi pajak langsung (direct
27
resources) pajak dapat dipungut dari aliran masuknya (income) atau aliran keluarnya sumber daya (expenditure).
Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (profit margin), sedangkan
asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mengurangi rate of return investment. Status perusahaan yang go public atau belum akan mempengaruhi kebijakan pembagian deviden. Perusahaan yang sudah go public umumnya akan cenderung
high profile daripada perusahaan yang belum go public. Agar harga pasar sahamnya meningkat, manajer perusahaan go public akan berusaha tampil sebaik
mungkin, sukses dan membagi deviden yang besar. Demikian juga dengan
pembayaran pajaknya akan diusahakan sebaik mungkin. Namun, apapun
asumsinya, secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang
tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Dalam praktik
bisnis, umumnya pengusaha mengidentikan pembayaran pajak sebagai beban
sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna
mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan daya saing
manager wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula dengan
kewajiban membayar pajak, karena biaya pajak akan menurunkan after tax profit,
rate of return, dan cash flow (Suandy, 2003).
Meminimalisi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang
masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar
peraturan. Upaya untuk meminimalisi pajak secara eufimisme sering disebut
dengan “perencanaan pajak” (tax planning) atau tax sheltering. Umumnya
Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang seminimal mungkin tetapi
masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun perencanaan pajak juga dapat
berkonotasi positif sebagai perencaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara
lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber
daya (Suandy, 2003).
Menurut teori yang telah dijelaskan diatas maka, utang mampu untuk mengurangi
biaya pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui pembayaran bunga, salah
satu pilihan perencanaan pajak peusahaan agar laba perusahaan tidak terpotong
terlalu banyak akan tingginya pajak yang harus dibayarkan.
2.4.1 Tax Hypothesis
Konsep teori yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disintesis kepada tax hypothesis, dimana dapat memberikan penjelasan yang rasional kepada keputusan debt maturity perusahaan. Literatur debt maturity mengemukakan bahwa debt maturity yang optimal ditentukan oleh trade-off antara keuntungan pajak dari utang dan biaya terkait dengan financial distress dan kebangkrutan. Secara literature teori dan empiris pada tax hypothesis menetapkan bahwa tarif pajak perusahaan, term structure dan aset varians adalah faktor penting yang melatarbelakangi struktur modal perusahaan dan pilihan debt maturity (Thottekat, 2013).
2.4.1.1Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi
29
pajak adalah nilai berupa uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak
yang terutang. Tarif pajak yang besarnya juga harus dicantumkan dalam
undang-undang pajak merupakan salah satu unsur yang menentukan rasa keadilan dalam
pemungutan pajak. Penentuan besarnya suatu tarif adalah hal yang krusial dimana
kesalahan presepsi dan penetuannya dapat merugikan berbagai pihak termasuk
negara. Dalam pemungutan pajak, terdapat beberapa jenis tarif pajak yang
dikenal, antara lain :
a. Tarif Progresif (a progressive tax rate).
b. Tarif Proporsional (a proportion tax rate).
c. Tarif Degresif (a degressive tax rate).
d. Tarif Tetap (a fixed tax rate).
e. Tarif Advalorem.
f. Tarif Spesifik.
g. Tarif Efektif.
2.4.1.2Term Structure
Term structure adalah hubungan antara suku bunga atau imbal hasil obligasi dan jangka waktu yang berbeda atau jatuh tempo. Struktur jangka suku bunga juga
dikenal sebagai kurva imbal hasil dan memainkan peran sentral dalam
perekonomian. Struktur jangka mencerminkan ekspektasi pelaku pasar tentang
perubahan masa depan suku bunga dan penilaian mereka tentang kondisi
kebijakan moneter. Secara umum, hasil meningkat sejalan dengan jatuh
pinjaman menuntut suku bunga yang lebih tinggi untuk pinjaman jangka panjang
sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar terkait dengan mereka,
dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek. Kadang-kadang, hasil jangka
panjang mungkin jatuh di bawah hasil jangka pendek, menciptakan "kurva yield
terbalik" yang umumnya dianggap sebagai pertanda resesi.
2.4.1.3Aset Varians
FASB mendefinisikan aset dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC
No.6) Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau
kejadian masa lalu. Dilihat dari teori trade-off maka pertumbuhan aset akan mempengaruhi secara positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang dengan
tingkat pertumbuhan aset yang tinggi maka dapat mempengaruhi penggunaan
utang, karena perusahaan kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk
mendanai pertumbuhan tinggi tersebut secara internal sehingga perusahaan
cenderung mengunakan utang sebagai sumber pendanaannya (Saidi dalam Saputra, 2014).
Menurut Instopedia.com, varians dan volatilitas adalah ukuran disperse satu set titik data di sekitar nilai rata-rata mereka. Dengan kata lain, varians adalah
harapan matematis dari kuadrat deviasi rata-rata dari mean. Hal ini dihitung
dengan mencari rata-rata probabilitas tertimbang dari penyimpanan kuadrat dari
nilai yang diharapkan. Varians mengukur variablitas dari rata-rata (volatilitas).
31
Dengan kata lain varians adalah volatilitas atau turun naiknya. Sehingga aset varians adalah naik turunnya aset atau ketidakjelasan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
2.5 Penelitian Terdahulu
1. Thottekat & Madhu (2013) dalam penelitian yang berjudul How Tax Hypothesis Determines Debt Maturity in Indian Corporate Sector. Dari hasil analisisnya dapat disimpulkan bahwa tax rate berpengaruh negative
signifikan terhadap debt maturity, sedangkan term structure dan aset varian berpengaruh positif signifikan terhadap debt maturity pada sektor korporasi di India.
2. K.J Newberry & G.F Novack (2001) dalam penelitian yang berjudul The Effect of Taxes on Corporate Debt Maturity, An analysis of Public and Private Bond Offering. Dari hasil analisisnya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pajak marjinal perusahaan dan
Debt Maturity dari penawaran obligasi korporasi mereka ditemukan. Juga konsisten dengan prediksi pajak efek terhadap Term Structure, hasil menunjukkan bahwa perusahaan menerbitkan obligasi korporasi yang
jatuh tempo lebih lama di periode yang ditandai dengan Term Structure yang lebih tinggi.
3. Ozkan (2002) dalam penelitian The Determinants of Corporate Debt Maturity: Evidence from UK Firms. Dari hasil analisisnya dapat disimpulkan bahwa Size perusahaan dan maturitas aset berpengaruh
variability nilai perusahaan berpengaruh negative terhadap debt maturity.
Namun, temuan tidak menawarkan dukungan untuk pandangan bahwa
pajak dan tujuan signaling mempengaruhi debt maturity.
4. Bougatef (2010) dalam penelitian Determinants of Corporate Debt
Maturity Structure: Evidence from Tunisia and France. Dari hasil
analisisnya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif
signifikan antara leverage dan asset maturity terhadap debt maturity,
sedangkan growth option dan profitability tidak memiliki hasil yang
[image:53.595.119.510.382.751.2]signifikan terhadap debt maturity.
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
NO Nama Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Venugopalan Thottekat & Madhu Vij
How Tax Hypothesis Determines Debt
Maturity in Indian
Corporate Sector
Tax rate, Term Structure, Asset Varians terhadap Debt Maturity
Tax Rate
berpengaruh negatif signifikan, sedangkan term structure dan Asset Varians berpengaruh positif signifikan terhadap Debt Maturity
2. K.J
Newberry & G.F Novack
The Effect of Taxes on Corporate Debt
Maturity, An analysis of Public and Private Bond Offering Marginal Tax Rate, Term Structure terhadap Corporate Debt Maturiry
Marginal Tax Rate dan Term Structure berpengaruh positif terhadap Debt Maturity
3. Aydin Ozkan
The
Determinants of Corporate Debt
Maturity :
Biaya agency, size
perusahaan, maturitas aset, variability
33
Evidence from UK Firms.
nilai
perusahaan, pajak, tujuan signaling
variability dan biaya agensi berpengaruh negatif signifikan terhadap debt maturity, namun pajak dan tujuan signaling tidak berpengaruh
signifikan terhadap debt maturity.
4. Khemaies Bougatef
Determinans of Corporate Debt
maturity Structure: Evidence from Tunisia and France Aset Maturity, Leverage, Growth Option dan Profitability
Asset maturity dan leverage berpengaruh signifikan dan positif terhadap debt maturity. Sedangkan growth option dan profitability
berpengarih tidak signifikan terhadap debt maturity.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian-penelitian sebelumnya
memiliki hasil yang berbeda-beda sesuai dengan objeknya. Selain itu penelitian