Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
SKRIPSI
(Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains)
oleh
Hendrik Dermawan
0807614
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING LEMBAR PENGESAHAN
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Oleh :
Hendrik Dermawan
NIM. 0807614
Disetujui dan Disahkan Oleh,
Pembimbing I
Fitriani Agustina, S.Si., M.Si.
NIP. 198108142005012001
Pembimbing II
Khusnul Novianingsih, S.Si., M.Si.
NIP. 197711282008122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING LEMBAR PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING “ ini beserta seluruh
isinya benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap karya saya ini.”
Bandung, 14 Maret 2013
Yang Membuat Pernyataan
i
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyelesaian Model
Lexicographic Goal Programming”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Matematika di Jurusan Pendidikan
Matematika FPMIPA UPI.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima sebagai bahan
perbaikan dan wawasan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca.
Bandung, Maret 2013
Hendrik Dermawan
ii
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Fitriani Agustina, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Khusnul Novianingsih, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Entit Puspita, M.Si., selaku ketua Program Studi Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Bapak Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika FPMIPA UPI.
5. Ibu Dra. Encum Sumiati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing dan memberi pengarahan selama menuntut ilmu di
Program Studi Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
6. Mamah dan Bapa, yang telah memberikan dukungan, kritik, motivasi,
semangat, dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
8. Kos Adi, kos Andri, kos Gilar, kos Wahyu, Yamori dan tempat-tempat
lainnya yang tidak disebutkan yang selalu penulis jadikan rumah kedua
selama ini.
9. Sahabat-sahabat penulis Wahyu, Andri, Adi, Wendy, Pipit, Gilar, Ibenk,
Qyun, Sipi, Junet atas kebersamaannya selama ini. Terima kasih atas
dukungan, motivasi, canda tawa, kritik. Kalian luar biasa kawan-kawan.
10. Tammy, Fia, Nurjanah, Ari, Diah, Barry, Kobe, Juanda, Udith, Dewi, Enok
dan teman-teman lainnya yg ada di Matematika C 2008.
11. Andri Novianto, Wahyu Hidayat, dan Sugiri Arianto yang telah rela
memberikan dan berbagi ilmunya kepada penulis.
12. Matematika C 2009 untuk motivasi dan kebersamaannya.
13. Baut, Dedes, Aldi, Bule, Black, Iwa, Riki, Payol, Koko, Ken dan member
KING-net lainnya yang tidak disebutkan. Terima kasih atas kebersamaannya.
14. Tahu ( owner Bravo-net) dan Teh Cita atas bantuan dan kebersamaanya.
Serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu oleh penulis, terima
kasih atas segala dukungan dan kasih sayangnya, semoga selalu dilindungi oleh
Allah SWT. Amin.
Bandung, Maret 2013
i
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
ABSTRAK
Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis goal programming. Model ini adalah model paling umum digunakan pada goal programming dan biasa disebut dengan pre-emptive goal programming dalam beberapa literature. Perbedaan mendasar dari lexicographic goal programming dengan jenis goal programming lainnya adalah adanya prioritas di setiap fungsi tujuannya. Tujuan dengan prioritas lebih tinggi harus dicapai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan pencapaian tujuan pada prioritas selanjutnya. Seluruh asumsi, notasi, formulasi model matematis, prosedur perumusan dan metode penyelesaian pada lexicographic goal programming tidak jauh berbeda dengan linear programming. Pada model lexicographic goal programming terdapat lebih dari satu fungsi tujuan, agar metode penyelesaian pada model linear programming bisa digunakan pada model lexicographic goal programming maka hadir sepasang variabel deviasional pada setiap fungsi tujuan, sehingga fungsi tujuan dari lexicographic goal programming adalah meminimumkan variabel deviasionalnya sesuai prioritasnya.
v
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
DAFTAR ISI
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN………. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 LINEAR PROGRAMMING………... 6
2.2 GOAL PROGRAMMING……… 15
BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING………. 21
3.2 METODE PENYELESAIAN MASALAH LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING.. 26
3.3 CONTOH-CONTOH KASUS LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING…..………… 27
3.4 CONTOH PENYELESAIAN KASUS LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING…… 30
BAB 4 BEBERAPA APLIKASI LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 4.1 PERMASALAHAN DIREKTUR PROGRAM PELATIHAN PADA SEBUAH BIMBINGAN BELAJAR………. 41
4.2 PERMASALAHAN PERUSAHAAN PAENG ELECTRONICS ………...……. 49
v
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
5.2 SARAN ……….. 67
21
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
BAB 3
LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis dari goal
programming. Model ini adalah model paling umum digunakan dalam goal
programming. Pada umumnya, formula awal dari goal programming digunakan
jenis lexicographic goal programming (Lee, 1972). Lexicographic goal
programming kadang-kadang disebut pre-emptive (pengutamaan) goal
programming dalam beberapa literatur. Apabila terdapat tujuan yang berlainan
dan tujuan-tujuan tersebut saling bertentangan maka dapat dimungkinkan untuk
menentukan tujuan yang diutamakan atau diprioritaskan. Misalnya tujuan yang
paling penting ditentukan sebagai prioritas pertama, tujuan yang kurang begitu
penting ditentukan sebagai prioritas kedua, demikian seterusnya. Pembagian
prioritas inilah yang dikatakan sebagai pengutamaan (preemptive), yaitu
mendahulukan tercapainya kepuasan pada sesuatu tujuan yang telah diberikan
prioritas utama sebelum menuju kepada tujuan-tujuan atau prioritas-prioritas
berikutnya. Jadi harus disusun dalam suatu urutan (ranking) menurut prioritasnya.
Kelengkapan yang membedakan lexicographic goal programming dengan jenis
goal programming lainnya adalah keberadaan dari suatu tingkat prioritas. Setiap
22
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
untuk diminimumkan. Model ini juga sering disebut Non-Archimedean Goal
Programming.
Untuk mengetahui model umum lexicographic goal programming,
misalkan terdapat tujuan, masing-masing maka dapat
Tujuan dari goal programming adalah untuk mendekati target-target yang telah
direncanakan sedekat mungkin dan jika terjadi penyimpangan, maka
penyimpangan itu harus seminimal mungkin. Karena tidak mungkin dapat
mencapai seluruh target, maka perlu didefinisikan sebuah fungsi objektif
menyeluruh untuk goal programming yang berkaitan dengan tujuan mencapai
beberapa target. Asumsikan bahwa penyimpangannya bisa bernilai positif dan
23
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Meminimumkan : (3.1)
Dengan demikian, fungsi objektif goal programming diekspresikan sebagai fungsi
pencapaian terbatas kepada penyimpangan target.
Definisikan :
Maka persamaan (3.1) dapat ditulis sebagai :
Meminimumkan : (3.2)
Karena bisa bernilai positif ataupun negatif, maka variabel bisa diganti
dengan 2 variabel non negatif dan , dengan , dimana
.
dan disebut variabel deviasional dimana merepresentasikan tingkat
pencapaian di bawah target (underachievement of goal) dan merepresentasikan
tingkat pencapaian di atas target (overachievement of goal). Adapun hubungan
dan adalah :
24
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Persamaan di atas mengartikan bahwa salah satu variabel deviasional pasti
bernilai nol jika variabel deviasional lain mempunyai nilai lebih besar dari 0, atau
kedua nilai dan adalah 0.
Dengan demikian formulasi umum dari goal programming dapat ditulis secara
25
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Jika terdapat tujuan yang berlainan dan tujuan tersebut bertentangan, maka dapat
dimungkinkan untuk menentukan terlebih dahulu tujuan yang diutamakan atau
diprioritaskan. Andaikan sebagai suatu faktor prioritas dengan ,
masing-masing dengan hubungan tiap prioritas :
Dimana simbol ini berarti “ jauh lebih penting daripada”. Hubungan
prioritas diatas dapat diartikan bahwa walaupun faktor prioritas di atas dikalikan
sebanyak kali ( dimana ), namun faktor yang diprioritaskan teratas akan
tetap menjadi teratas. Dengan kata lain bahwa prioritas di bawahnya tidak akan
menjadi lebih tinggi daripada prioritas di atasnya, walaupun sudah dikalikan
sebanyak kali. Jadi hubungan tidak akan mungkin terjadi.
Dengan demikian fungsi objektif goal programming dengan adanya
prioritas dapat dirumuskan dalam model berikut :
Meminimumkan :
Berdasar :
26
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
di mana :
= variabel keputusan
Q = banyaknya tujuan yang dipertimbangkan
= fungsi tujuan ke-q dengan variabel keputusan
=
= variabel deviasional dengan jenis underachievement
of goal ke-q
= variabel deviasional dengan jenis overachievement
of goal ke-q
= nilai sisi kanan suatu persamaan kendala tujuan
(goal constraint) ke- q
Formulasi di atas disebut model umum dari salah satu jenis goal programming
yaitu lexicographic goal programming.
3.2 METODE PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL
PROGRAMMING
Model lexicographic goal programming termasuk dalam model linear
programming. Teknik – teknik penyelesaian masalah linear programming dapat
27
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Perbedaan antara model linear programming dan model lexicographic goal
programming hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional yang
berguna untuk menampung deviasi dari tujuan-tujuan yang diinginkan dan adanya
prioritas serta tujuannya yaitu meminimumkan variabel deviasionalnya.
3.3 CONTOH-CONTOH KASUS LEXICOGRAHPIC GOAL
PROGRAMMING
1. PT ABX adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan
mangkuk dan mug. Untuk pembuatan sebuah mangkuk dibutuhkan waktu
1 jam dan untuk membuat sebuah gelas mug dibutuhkan waktu 2 jam
dengan waktu yang tersedia sebanyak 40 jam. Untuk pembuatan setiap
mangkuk membutuhkan tanah liat sebanyak 4 pound tanah liat dan setiap
mug membutuhkan 3 pound tanah liat dengan ketersediaan tanah liat
sebanyak 120 pound. Perusahaan memperoleh keuntungan dari pembuatan
28
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
dimana :
= jumlah produksi mangkuk
= jumlah produsi gelas mug
Persoalan di atas memiliki satu tujuan saja yaitu memaksimumkan keuntungan
yang ada, maka dari itu model di atas termasuk ke dalam linear programming.
Misalkan bahwa perusahaan mempunyai tujuan yang banyak, dengan urutan
prioritas yaitu:
1. Perusahaan tidak menginginkan jumlah jam kerja pada kendala pertama
tidak melebihi 40 jam
2. Perusahaan menginginkan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan
mangkuk dan mug adalah $1600 per harinya
3. Perusahaan menginginkan pemakaian tanah liat untuk pembuatan tiap
mangkuk dan mug tidak melebihi 120 pound per harinya
Dimana untuk setiap prioritas berlaku prioritas 1 prioritas 2 prioritas 3 , jadi
prioritas pertama harus dipenuhi terlebih dahulu setelah itu dilanjutkan untuk
memenuhi prioritas berikutnya.
Karena kasus yang ada sudah berubah, yaitu perusahaan memiliki banyak tujuan
yang harus dipenuhi, maka permasalahan di atas jika dimodelkan ke dalam
permasalahan matematika kembali menjadi :
Meminimukan :
Berdasar :
29
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Dari kasus di atas terlihat bahwa kasus yang ada memiliki banyak tujuan,
sehingga kasus di atas termasuk ke dalam goal programming. Perusahaan
memiliki prioritas-prioritas dalam pemenuhan setiap tujuan-tujuan yang ada di
mana untuk tingkat prioritas yang ditempatkan lebih tinggi dianggap lebih penting
daripada tingkat prioritas yang rendah. Sehingga pengerjaan prioritas 1
didahulukan nantinya dan dilanjutkan dengan prioritas lainnya. Model di atas
termasuk ke dalam goal programming dengan jenis lexicographic goal
programming. Ciri dari lexicographic goal programming adalah adanya prioritas
dalam setiap kasusnya.
2. PT XYZ bermaksud membuat 2 jenis sabun, yakni sabun bubuk dan sabun
batang. Untuk itu dibutuhkan 2 macam zat kimia, yakni A dan B. jumlah
zat kimia yang tersedia adalah A= 200 kg dan B = 360 kg. untuk membuat
1 kg sabun bubuk diperlukan 2 kg A dan 6 kg B. untuk membuat 1 kg
sabun batang diperlukan 5 kg A dan 3 kg B. keuntungan yang akan
diperoleh setiap membuat 1 kg sabun bubuk adalah $3 sedangkan setiap 1
kg sabun batang adalah $2. Berdasarkan pengalaman, perusahaan
menginginkan laba yang diterima sebesar $100 dan pemakaian zat kimia
30
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
3.4 CONTOH PENYELESAIAN KASUS LEXICOGRAPHIC GOAL
PROGRAMMING
Misalkan batas mingguan produksi dua buah barang sudah ditentukan.
Misalkan kriteria pertama berhubungan dengan jumlah jam pekerja per minggu
yang digunakan untuk memproduksi dua buah barang, yaitu barang A dan barang
B. Asumsikan bahwa variabel keputusannya adalah :
: Jumlah produk tipe A yang diproduksi setiap minggu
: Jumlah produk tipe B yang diproduksi setiap minggu
Dan untuk setiap produk tipe A membutuhkan waktu 4 jam dan untuk setiap
produk tipe B membutuhkan waktu 3 jam. Fungsi untuk jumlah jam tenaga kerja
yang digunakan adalah :
Sekarang untuk melengkapi formulasi goal constraint ( kendala tujuan ) maka
ditambahkan dua buah variabel deviasional dan nilai pencapainnya. Misalkan
bahwa pembuat keputusan menginginkan memberi penalti variabel deviasional di
atas 120 jam kerja (artinya bahwa pembuat keputusan menginginkan total jumlah
kerja dibawah 120 jam) , berarti variabel yang dikenai penalti adalah variabel
deviasional . Sehingga formulasi goal constraint yang pertama menjadi :
31
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Sekarang misalkan kriteria yang lain berhubungan dengan batas keuntungan yang
diinginkan dan rencana strategi produksi. Keuntungan masing-masing barang A
dan barang B adalah $100 dan $150. Perusahaan menginginkan keuntungan
minimal $7000 per minggunya. Sehingga formulasi goal constraint yang kedua
menjadi :
Selain itu perusahaan menginginkan beberapa strategi untuk produksi
mingguannya. Perusahaan ingin mempertahankan produksi paling sedikit 40 unit
dalam tiap produknya. Sehingga formulasi goal constraint menjadi :
Perusahaan juga mempunyai dua buah hard constraint. Hard constraint yang
pertama adalah berhubungan dengan penggunaan bahan material yang digunakan
untuk memproduksi suatu produk. Perusahaan harus membeli minimal 50 untuk
menghasilkan produksi setiap minggunya. Setiap barang A membutuhkan 2 untuk
menghasilkan produksi dan barang B membutuhkan 1 untuk menghasilkan
produksi. Hard constraint yang kedua adalah berhubungan dengan waktu
produksi, dimana kedua produk tersebut memiliki waktu maksimum sebesar 75
per minggu dalam produksinya. Sehingga jika digambarkan dalam sebuah
32
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Kumpulkan kembali goal constraint dan hard constraint dan tambahkan pembatas
untuk menghindari produksi yang negatif. Sehingga kendala-kendala yang ada
menjadi :
33
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Grafik 3.1 menyatakan daerah fisibel (feasible region) awal, maka :
Grafik 3.1 Daerah fisibel (feasible region) awal
Sekarang misalkan bahwa perusahaan memiliki sebuah clear order ( dimana
pesanan yang ada tidak ada yang bertambah atau pun berkurang ) dan perusahaan
menginginkan beberapa prioritas tujuan untuk dipenuhi :
1. Prioritas pertama = terpenuhinya keuntungan
2. Prioritas kedua = terpenuhinya strategi produksi
3. Prioritas ketiga = terpenuhinya jam kerja
Dalam lexicographic goal programming permasalahan di atas dapat dinyatakan
34
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Meminimumkan :
Berdasar :
Perhatikan bahwa pada formulasi lexicographic goal programming dapat dilihat
bahwa prioritas pertama untuk kasus perusahaan ini adalah meminimasi ,
prioritas kedua adalah meminimasi , dan prioritas yang terakhir adalah
meminimasi . Sesuai dengan ketentuan dari lexicographic goal programming
bahwa prioritas tertinggi harus dikerjakan terlebih dahulu maka dari itu terlebih
dahulu meminimasi , selanjutnya meminimasi , dan yang terakhir
adalah meminimasi . Berikut adalah tahap-tahap untuk menyelesaikan model di
35
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
1. Langkah 1 : meminimumkan
Perhatikan bahwa,
Meminimumkan :
Berdasar :
Nilai optimum untuk permasalahan ini adalah . karena nilai
dari maka dari itu nilai minimal dari . Selanjutnya
dimasukkan menjadi kendala pada perhitungan selanjutnya, yaitu pada
minimasi prioritas kedua. Daerah layak (feasible region) untuk prioritas
36
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Grafik 3.2 Daerah fisibel (feasible region) untuk prioritas ke-2
Pada grafik 3.2 daerah fisibel mengecil dikarenakan penyesuaian dengan
kendala tujuan pada prioritas pertama, yaitu memberikan penalti terhadap
sehingga daerah dibawah fungsi harus
dieliminasi. Grafik ini akan digunakan pada perhitungan selanjutnya.
2. Langkah 2 : meminimumkan
Perhatikan bahwa,
Meminimumkan :
Berdasar :
37
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Perhatikan grafik 3.3, jika dilihat pada grafik 3.3 bahwa seharusnya
daerah di bawah garis dan harus dieliminasi, akan tetapi
tidak bisa karena harus mempertimbangkan prioritas yang lebih tinggi
sebelumnya, sementara daerah fisibel (feasible region) seperti yang terlihat
38
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Grafik 3.3 Daerah fisibel untuk prioritas ke-3 dan titik optimumnya
3. Langkah 3 : meminimumkan
Perhatikan bahwa,
Meminimumkan :
Berdasar :
39
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
terpenuhi. Solusi optimumnya yaitu berada di titik A seperti terlihat pada
grafik 3.3 dengan dan . Jika dibuat tabel, maka
solusi-solusinya sebagai berikut :
Tabel 3.1 Solusi optimum permasalahan lexicographic goal programming
Goal Deskripsi Sasaran Terpenuhi Nilai
40
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Hasil di atas menggambarkna bahwa dengan memproduksi barang A
sebanyak 35 buah dan memproduksi barang B sebanyak 40 buah maka
pengusaha akan mendapatkan keuntungan sebesar $9500 per minggunya
dengan total jam kerja sebanyak 260 jam. Sesuai sasaran di awal bahwa
goal untuk jumlah jam kerja dan jumlah produksi barang A tidak
65 Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Untuk memodelkan suatu kasus ke dalam model lexicographic goal
programming langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan variabel keputusan
Variabel keputusan adalah variabel persoalan yang mempengaruhi
nilai tujuan yang akan dicapai. Menentukan variabel keputusan adalah
sebagai langkah awal dalam memodelkan suatu kasus.
b. Menentukan prioritas
Setiap tujuan yang ada ditambahkan prioritas dengan aturan bahwa
prioritas tujuan yang lebih tinggi harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum dilanjutkan ke perhitungan prioritas selanjutnya.
c. Menentukan variabel deviasional
Variabel deviasional merupakan sepasang variabel yang selalu hadir
66 Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
programming. Variabel ini berguna untuk menampung penyimpangan
dari nilai tujuan yang diinginkan oleh pembuat keputusan.
2. Teknik-teknik penyelesaian model linear programming seperti metode grafik
dan metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
lexicographic goal programming. Fungsi objektif pada lexicographic goal
programming yaitu meminimumkan variabel-variabel deviasional yang ada.
a. Metode grafik
Metode grafik digunakan jika suatu model hanya memiliki dua buah
variabel keputusan. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafik
adalah :
1. Gambarkan fungsi kendala yang ada sehingga membentuk suatu
daerah layak (feasible).
2. Meminimumkan variabel deviasional agar tujuan-tujuan yang
diinginkan tercapai dengan cara menggeser fungsi atau garis yang
dibentuk oleh variabel deviasional terhadap daerah yang memenuhi
kendala.
b. Metode simpleks
Jika suatu model memiliki variabel keputusan lebih dari 2 maka
penyelesaian dengan metode simpleks akan lebih mudah.
Langkah-langkah penyelesaian dengan metode simpleks adalah :
1. Susunan variabel pada tabel simpleks dimulai dari variabel keputusan,
67 Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
deviasional jenis overachievement of goal. Variabel deviasional jenis
underachievement of goal adalah solusi basis awal pada tabel simpleks.
2. Tentukan calon variabel basis dan variabel non basis. Penentuan
variabel basis dan variabel non basis hampir sama dengan metode
simpleks pada linear programming. Perbedaan pada model ini adalah
kehadiran prioritas pada setiap tujuan. Tujuan dengan prioritas lebih
tinggi harus dicapai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke prioritas
selanjutnya.
5.2 SARAN
Agar hasil yang diperoleh dapat diaplikasikan, sebaiknya data yang digunakan
adalah data primer, yaitu data langsung dari sumbernya. Dengan
menggunakan data primer kita sekaligus belajar menganalisis data perusahaan
dan hasilnya bermanfaat bagi perusahaan tersebut. Untuk mempermudah
pengerjaan selain menggunakan metode simpleks dan metode grafik
pergunakan program LINDO atau LINGO akan sangat bermanfaat untuk
68
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Goal Programming (Programasi Tujuan Ganda). [online]. Tersedia : sib-a.com/download/semester4/tro/Goal_Programming.pdf
Ignizio, J. dan Romero, C. (2003). Goal Programming. Article of Goal Programming. (2). 489 – 500.
Jones, D. dan Tamiz, M. (2010). Practical Goal Programming. New York : SPRINGER.
Mulyono, S. (1996). Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Munadziroh, L. (2008). Metode Non-Archimedean Goal Programming Untuk Menyelesaikan Multiobjektif Linier Programming. Skripsi pada FST UIN Malang : tidak diterbitkan.
Muslich, M. (2009). Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara.
Render, B., Stair, R. dan Hanna, M. (2009). Quantitative Analysis for Management 9th Edition. New Jersey : Pearson.
Romero, C. dan Rehman, T. (2003). Multiple Criteria Analysis for Agricultural Decisions 2nd Edition. Amsterdam : Elsevier Science B.V
Sugiarti, S. 2011. Usulan Penentuan Volume Produksi Menggunakan Metode Goal Programming di PT. BETON ELEMENINDO PUTRA. Skripsi pada FTIK UNIKOM BANDUNG : tidak diterbitkan.
69
Hendrik Dermawan, 2013
PENYELESAIAN MODEL LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING
Supranto, J.( 2005). Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta : RINEKA CIPTA.
Taylor III, B. (2010). Introduction to Management Science 10th Edition. New Jersey : Pearson.
Visensia, D. (2009). Studi Tentang Goal Programming Dengan Pendekatan Optimasi Robust. Skripsi pada FMIPA USU Medan : tidak diterbitkan.
Wikipedia (2012). Linear Programming.[Online]. Tersedia : Http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_programming.
Wiludjeng, S. (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : GRAHA ILMU.