• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan Alternatif medikamen saluran akar terhadap Streptococcus mutan (in vitro)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan Alternatif medikamen saluran akar terhadap Streptococcus mutan (in vitro)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1.SKEMA ALUR PIKIR

Pada perawatan endodontik, medikamen saluran akar digunakan sebagai agen

antimikroba beberapa diantaranya untuk mengeliminasi organisme,

mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan

keras dan mencegah terjadinya infeksi ulang.Menurut Nikita IU (2012) dasar

keberhasilan perawatan endodontik adalah mengeliminasi mikroorganisme

pada saluran akar.

Menurut Athanassiadis B (2007) tujuan utama perawatan saluran akar :

menghilangkan bakteri sebanyak mungkin dari saluran akar dan menciptakan

lingkungan organisme yang tersisa agar tidak dapat bertahan hidup.

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang

paling sering digunakan sejak tahun 1920.

Menurut Attanassiadis, (2007) Adanya aktivitas antimikroba kalsium

hidroksida dikarenakan pelepasan dan difusi bagi hidupnya mikroorganisme.

Menurut Gomes et al (2002), walaupun kalsium hidroksida direkomendasikan

sebagai bahan medikamen saluran akar pada periodontitis apikali, bukan berarti

bahwa pemakaian kalsium hidroksida dapat digunakan secara universal, karena

kalisum hidroksida tidak menunjukkan kemampuan yang sama terhadap

seluruh bakteri.

Streptococcus mutans berperan dalam kolonisasi awal pembentukan plak

dalam gigi .menurut Hejo et al (2009) pembentukan bioflim merupakan faktor

virulensi dari Streptococcus mutans.

Menurut Sundqvist (1994) Sterptococcussp adalah bakteri yang paling banyak

ke dua ditemukan pada saluran akar yaitu sebanyak 40%.

(2)

● Obat herbal secara umum dinilai lebih aman dibandingkan dengan obat

modern,

karena efek samping dari obat herbal lebih sedikit dari obat modern.

Daun Afrika (Vernomia amygdalina) merupakan tanaman herbal yang memiliki

aktivitas antibakteri yaitu dengan kandungan fitokimia yang dimiliki seperti

Flavonoid,Tanmin, Anthraquinones, dan Saponin.

● Daun afrika (

Vernonia amygdalina) memiliki aktifitas antibakteri yang lebih

tinggi dibandingkan dengan batang dan akar.

Di Nigeria Anibijuwon et al (2012), menyatakan ekstrak etanol Vernonia

amygdalina menunjukkan hasil KHM 30 Mg/Ml dan KBM 50 mg/ml terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa daun Afrika (Vernonia amygdalina )

memiliki aktifitas antibakteri, namun hingga saat ini belum ada penelitian

mengenai daya antibakteri ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina ) di

Medan, Indonesia terhadap bakteri Streptococcus mutans sehingga dapat

digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar.

Yang menjadi permasalahan :

Apakah ada daya antibakteria ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina

)di Medan, Indonesia sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar terhadap

Streptococcus mutansdengan mencari konsentrasi minimal ekstrak etanol daun

(3)

Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui daya antibakteria ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia

amygdalina)di Medan, Indonesia sebagai bahan alternatif medikamen saluran

akar terhadap

Streptococcus mutans

dengan mencari konsentrasi minimal ekstrak

etanol daun Afrika (Verninia amygdalina) yang dapat membunuh Streptococcus

mutans.

Judul penelitian :

(4)

LAMPIRAN 2. ALUR PENELITIAN

1.

Alur Ekstraksi Daun Afrika (Vernonia amygdalina)

Daun Afrika (Vernonia amygdalina) 2 kg dicuci dan dikeringkan di lemari pengering

Daun Afrika yang telah kering diblender dan diayak

350 gram serbuk simplisia direndam dengan etanol 70% selama 15 menit

Simplisia yang telah direndam dipindahkan ke dalam perkolator dan tambahkan etanol

Perkolator ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam

Cairan diteteskan dan ulangi sampai jernih

Ekstrak cair

Diuapkan dengan vacuum rotapavor sampai kental

Ekstrak kental berwarna kecoklatan

Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan di tempat sejuk

(5)

2.

Uji Dilusi Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika

Ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) direplikasi 4x dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% (masing-masing

konsentrasi = 1 ml) + suspensi bakteri Streptococcus mutan (100 µl)

Diinkubasi dalam inkubator CO

2

dengan suhu 37

˚C selama 24 jam

Semua konsentrasi dibandingkan dengan kekeruhan

Masing-masing kelompok konsentrasi dicampur dengan menggunakan vorteks

Ambil 100 µl dan teteskan pada media padat (Trypticase Soy Agar)

Dimasukkan ke dalam inkubator CO

2

dengan suhu 37

˚C selama 24 jam

Hitung jumlah koloni bakteri pada tiap petri

Hasil

(6)

3.

Uji Difusi Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika

Siapakan lempengan agar yang telah disimpan pada lemari pendingin

Bila permukaan inkubasi dalam inkubator CO

2

dengan suhu 37

˚C selama 30 menit

Bakteri yang di uji, dengan ose diambil dari koloninya dan masukkan ke tabung

reaksi yang berisi medium cair eramkan selaman 2 jam pada suhu 37

˚C

Penyemaian bakteri dengan menggunakan kapas lidi streril dicelupkan ke media

bakteri yang telah di inkubasi

Kapas lidi disemaikan pada permukaan media hingga rata

Letakkan cakram antimikroba/ blankdisk di atas permukaan lempeng agar dengan pinset

Diinkubasi dengan suhu 37

˚C selama 24 jam

Mengukur daerah inhibisi dengan jangka sorong

Hasil

(7)
(8)
(9)
(10)

LAMPIRAN 6

HASIL UJI STATISKA

UJI DIFUSI

Descriptivesa

kelompok Statistic Std. Error

difusi 100% Mean 23.5000 .35355

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 22.3748

Upper Bound 24.6252

5% Trimmed Mean 23.4722

Median 23.2500

Variance .500

Std. Deviation .70711

Minimum 23.00

Maximum 24.50

Range 1.50

Interquartile Range 1.25

Skewness 1.414 1.014

Kurtosis 1.500 2.619

50% Mean 20.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 19.7907

Upper Bound 20.7093

5% Trimmed Mean 20.2500

Median 20.2500

Variance .083

Std. Deviation .28868

Minimum 20.00

Maximum 20.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

25% Mean 15.2500 .14434

(11)

Mean Upper Bound 15.7093

5% Trimmed Mean 15.2500

Median 15.2500

Variance .083

Std. Deviation .28868

Minimum 15.00

Maximum 15.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

12,5% Mean 12.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 11.7907

Upper Bound 12.7093

5% Trimmed Mean 12.2500

Median 12.2500

Variance .083

Std. Deviation .28868

Minimum 12.00

Maximum 12.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

3,125% Mean .3025 .14436

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation .28872

Minimum .05

Maximum .60

(12)

Interquartile Range .52

Skewness .102 1.014

Kurtosis -5.403 2.619

a. difusi is constant when kelompok = 6,25%. It has been omitted.

Kruskal-Wallis Test

Chi-Square 22.567

df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

(13)

Test Statisticsb

difusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.352

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.352

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

(14)

Test Statisticsb

difusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.366

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.352

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

(15)

Test Statisticsb

difusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.366

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.366

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

(16)

Test Statisticsb

difusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.477

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.494

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

(17)

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.494

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.494

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

(18)

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.323

Asymp. Sig. (2-tailed) .020

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.337

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

(19)

Test Statisticsb

difusi

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.337

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.337

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not corrected for ties.

(20)

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.337

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.460

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

(21)

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.477

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a

a. Not correcte d for ties.

(22)

Descriptivesa,b,c,d,e

kelompok Statistic Std. Error

dilusi 6,25% Mean 1.05E7 1.291E5

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.01E7

Upper Bound 1.09E7

5% Trimmed Mean 1.05E7

Median 1.05E7

Variance 6.667E10

Std. Deviation 2.582E5

Minimum 1.E7

Maximum 1.E7

Range 600000

Interquartile Range 500000

Skewness .000 1.014

Kurtosis -1.200 2.619

Kontrol + Mean 5.05E7 1.109E5

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.02E7

Upper Bound 5.09E7

5% Trimmed Mean 5.05E7

Median 5.05E7

Variance 4.917E10

Std. Deviation 2.217E5

Minimum 5.E7

Maximum 5.E7

Range 500000

Interquartile Range 425000

UJI DILUSI

Tests of Normalityb,c,d,e,f

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

dilusi 6,25% .151 4 . .993 4 .972

Kontrol + .214 4 . .963 4 .798

a. Lilliefors Significance Correction

(23)

Skewness .482 1.014

Kurtosis -1.700 2.619

a. dilusi is constant when kelompok = 100%. It has been omitted. b. dilusi is constant when kelompok = 50%. It has been omitted. c. dilusi is constant when kelompok = 25%. It has been omitted. d. dilusi is constant when kelompok = 12,5%. It has been omitted. e. dilusi is constant when kelompok = kontrol -. It has been omitted.

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.309

Asymp. Sig. (2-tailed) .021

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.460

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

(24)

Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 10.000

Z -2.460

Asymp. Sig. (2-tailed) .014

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok Mann-Whitney Test

Mann-Whitney U 8.000

Wilcoxon W 18.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

(25)

Ranks

Chi-Square 26.768

df 6

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kelompok

Descriptives

kelompok Statistic Std. Error

difusi 100% Mean 23.5000 .35355

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 22.3748

Upper Bound 24.6252

5% Trimmed Mean 23.4722

Median 23.2500

Variance .500

Std. Deviation .70711

Minimum 23.00

Maximum 24.50

Range 1.50

Interquartile Range 1.25

Skewness 1.414 1.014

Kurtosis 1.500 2.619

50% Mean 20.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 19.7907

Upper Bound 20.7093

5% Trimmed Mean 20.2500

Median 20.2500

(26)

Std. Deviation .28868

Minimum 20.00

Maximum 20.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

25% Mean 15.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 14.7907

Upper Bound 15.7093

5% Trimmed Mean 15.2500

Median 15.2500

Variance .083

Std. Deviation .28868

Minimum 15.00

Maximum 15.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

12,5% Mean 12.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 11.7907

Upper Bound 12.7093

5% Trimmed Mean 12.2500

Median 12.2500

Variance .083

Std. Deviation .28868

Minimum 12.00

Maximum 12.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

6,25% Mean 9.2500 .14434

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 8.7907

Upper Bound 9.7093

5% Trimmed Mean 9.2500

Median 9.2500

Variance .083

(27)

Minimum 9.00

Maximum 9.50

Range .50

Interquartile Range .50

Skewness .000 1.014

Kurtosis -6.000 2.619

3,25% Mean .3025 .14436

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation .28872

Minimum .05

Maximum .60

Range .55

Interquartile Range .52

Skewness .102 1.014

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Universitas Negeri

dengan kriptografi dan akan digunakan sebagai perumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini. Tahap kedua : Kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan

[r]

SUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN 1. Pengertian 2. Etiologi 3. Tanda dan gejala / Manifestasi Klinis 4. Patofisiologi 5. Pathways 6. Pemeriksaan

Usia 6 bulan merupakan usia bayi memasuki tahap perkembangan, dimana bayi akan lebih banyak menggunakan aktifitas fisiknya, selain itu meningkatnya kemampuan bayi

[r]

Pada dasar dari timbunan batuan tersebut telah dipasang geotextile tipe HDPE untuk menahan infiltrasi ke dalam tanah dasar yang dapat berpotensi untuk terjadinya air