BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders). Laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang disusun perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga digunakan sebagai alat untuk melaksanakan fungsi pertanggungjawaban pihak manajemen kepada para pemangku kepentingan.
Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan kombinasi dari fakta fakta atau transaksi-transaksi yang dicatat dan pertimbangan-pertimbangan yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai (Rafki, 2012). Laporan keuangan juga digunakan untuk menganalisis kemampuan dan keberhasilan pihak manajemen dalam mengelola dana yang telah diberikan oleh investor.
diberikan oleh perusahaan (Wardani, 2012). Seperti halnya pemangku kepentingan lainnya, laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi investor. Hal ini didasarkan karena laporan keuangan digunakan sebagai suatu pertimbangan untuk pengambilan keputusan di kegiatan investasi di pasar modal.
Dalam pengambilan suatu keputusan, pihak investor sangat membutuhkan informasi yang transparan dan mengungkapkan hal yang sebenarnya ada di perusahaan. Sebelum memilih untuk berinvestasi dalam suatu perusahaan, investor biasanya akan terlebih dahulu memperhatikan kinerja perusahaan terkait dan resiko yang mungkin akan terjadi atas investasi tersebut. Pemegang saham umumnya tidak mempunyai akses langsung terhadap sumber informasi sehingga mengandalkan pengungkapan laporan keuangan yang transparan dan mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang disajikan secara transparan dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi di perusahaan dapat mengurangi asimetris informasi antara pihak manajemen dengan pihak investor.
Nandya, 2012). Hal ini sering diartikan sebagai tidak sebandingnya informasi di dalam dan diluar perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) apabila kedua pihak, yakni agen dan prinsipal adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan kepentingannya masing-masing, maka agen tidak akan selalu bertindak semaksimal mungkin untuk kepentingan prinsipal. Namun disisi lain, prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Didasarkan pada adanya asimetris informasi yang terdapat antara pihak manajemen dan pihak pemegang saham, maka pihak manajemen berusaha untuk mengurangi kesenjangan informasi tersebut. Pengungkapan perusahaan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi kesenjangan informasi. Jenis pengungkapan dalam suatu perusahaan terdiri dari 2 jenis, yakni pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang tidak diwajibkan, atau biasa disebut sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
tidak memiliki tuntutan untuk wajib diungkapkan namun dengan adanya pengungkapan sukarela tersebut, diharapkan akan dapat memenuhi ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan.
Ketersediaan pengungkapan sukarela tersebut juga didasarkan ketidakpuasan para stakeholder atas informasi yang ada di pengungkapan wajib. Ketidakpuasan ini menyebabkan investor, financial market, dan stakeholders utama lainnya meminta kesukarelaan perusahaan untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap tentang strategi jangka panjang dan kinerja perusahaan, serta mendorong perusahaan untuk memberikan pengungkapan tambahan diluar pengungkapan wajib (Boesso dan Kumar, 2005).
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan membantu investor untuk memahami industri bisnis yang dijalankan perusahaan (Healy dan Palepu, 1993). Dengan adanya pengungkapan sukarela ini, diharapkan para pemangku kepentingan mampu memiliki gambaran yang lebih luas dalam menilai kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi bagaimana kepercayaan diri perusahaan dalam membawa misi dan visi ke depan yang berisi mengenai informasi ramalan pangsa pasar, arus kas, pengeluaran modal, keuntungan, dan penjualan.
dari perusahaan. Perusahaan akan mencoba menghindari pengungkapan informasi yang membawa dampak buruk bagi perusahaan dikemudian hari. Pihak manajemen haruslah mempertimbangkan secara seksama manfaat pengungkapan informasi tersebut, jangan sampai menjadi bumerang kepada perusahaan itu sendiri. Pada umumnya, perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi sukarela, hal ini dikarenakan perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh dana dari investor, perusahaan haruslah menarik investor dengan menyediakan informasi yang memadai.
Dalam penelitian-penelitian terdahulu dikaji mengenai pengungkapan sukarela serta beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dalam suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Meek, Roberts, dan Gray pada tahun 1994 menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan di Eropa lebih tinggi dari tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaan-perusahaan di Amerika dan Inggris karena tingkat persaingan yang ada di Inggris.
perusahaan dan tingkat leverage perusahaan berpengaruh signifikan teradap penyajian informasi dalam perusahaan.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Boesso dari University of Padua, Italia dan Kumar dari University of Michigan-Dearborn pada tahun 2005 pada 72 perusahaan yang ada di Amerika Serikat dan Italia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor mendorong praktik pengungkapan sukarela perusahaan yang ada di Italia dan Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan sektor perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela yang disediakan oleh perusahaan.
Di Indonesia sendiri juga telah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Penelitian dilakukan oleh Wardani pada tahun 2012 dengan menggunakan 79 sampel perushaaan sektor rill yang terdaftar di BEI tahun 2009. Penelitian ini menganalisis apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, porsi kepemilikan saham, dan likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap luas pengungkapan sukarela.
Menyadari pentingnya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, sebagai alat pertimbangan dalam pembuatan keputusan, terlebih pengungkapan informasi yang bersifat sukarela, maka penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan. Secara spesifik, faktor-faktor yang akan diteliti yakni nilai perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, persentase saham publik, likuiditas, dan tipe auditor. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini menggunakan variabel nilai perusahaan, yakni suatu kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Nilai perusahaan ini dinilai dengan menggunakan rasio price to book value (PBV). Belum banyak penelitian yang menggunakan variabel PBV sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela. Variabel ini tertarik diteliti karena investor akan memiliki keinginan untuk berinvestasi apabila rasio PBV tinggi, sebagaimana diketahui bahwa nilai PBV yang tinggi akan membuat investor percaya atas prospek perusahaan di masa depan serta akan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi pula.
untuk memberikan informasi secara sukarela. Variabel lainnya yang juga diteliti ialah rasio profitabilitas karena mampu mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Variabel ini tentunya menarik untuk diteliti karena tanpa adanya keuntungan (profit) maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik investor untuk melakukan kegiatan investasi.
Variabel lainnya yang diteliti adalah persentase saham publik. Persentase saham publik menunjukkan besarnya kepemilikan masyarakat terhadap saham perusahaan. Penelitian ini mencoba untuk menunjukkan bagaimana pengaruh kepemilikan saham oleh masyarakat dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela di perusahaan. Variabel yang selanjutnya diteliti adalah likuiditas. Variabel ini penting diteliti karena likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel yang terakhir diteliti adalah tipe auditor suatu perusahaan. Hal ini penting diteliti dikarenakan auditor merupakan faktor penting dalam menunjukkan reputasi suatu perusahaan. Perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang tergabung dalam big four tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi investor. Investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big four karena lebih dapat dipercaya dan memiliki reputasi yang lebih baik.
dari itu, penulis tertarik mengangkat judul penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah terlebih dahulu diuraikan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah nilai perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas,
persentase kepemilikan publik, likuiditas, dan tipe auditor berpengaruh
baik secara parsial dan secara simultan terhadap tingkat pengungkapan
sukarela perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh nilai perusahaan, leverage, ukuran
perusahaan, profitabilitas, persentase kepemilikan publik, likuiditas, dan
tipe auditor berpengaruh baik secara parsial dan secara simultan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi
perusahaan adalah sebagai alat yang dapat membantu manajemen untuk
mengambil kebijakan terkait pengungkapan informasi secara sukarela
yang dilakukan oleh perusahaan. Melalui penelitian ini juga diharapkan
dapat memotivasi perusahaan untuk mengungkapkan laporan keuangan
lebih lengkap dan transparan sehingga dapat menarik para calon investor
untuk melakukan kegiatan investasi pada perusahaan tersebut.
2. Bagi investor, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya
Melalui penelitian ini diharapkan para investor dapat mengetahui
dan memahami praktik pengungkapan sukarela yang terjadi di Indonesia,
terlebih faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga mampu menjadi
suatu bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi dengan
lebih cermat dan teliti.
3. Bagi kalangan akademisi
Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengungkapan sukarela serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sukarela perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Bagi regulator atau penyusun kebijakan akuntansi