PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN
PADA TES PILIHAN GANDA TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
oleh:
Mugia Rahayu Awwalunnisa
1107288
PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Oleh:
Mugia Rahayu Awwalunnisa
Sarjana Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Penelitian dan Pengukuran
Pendidikan
© Mugia Rahayu Awwalunnisa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang
LEMBAR PENGESAHAN
PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN
PADA TES PILIHAN GANDA
Telah disetujui oleh:
Mengetahui
Pembimbing
Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd
NIP. 197102041997021002
Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan
Dr. Budi Susetyo, M.Pd
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Pembatasan Masalah ... 4
1.4Perumusan Masalah ... 4
1.5Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.6Kegunaan Penelitian... 5
1.6.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.6.2 Manfaat Praktis ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Deskripsi Teoritik... 6
2.1.1 Ketidakwajaran Sekor ... 6
2.1.2 Tes Hasil Belajar ... 15
2.1.3 Tes Berbentuk Pilihan Ganda ... 17
2.1.4 Jumlah Pilihan pada Tes Pilihan Ganda ... 19
2.1.5 Sekoring Tes Pilihan Ganda ... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Berfikir... 21
2.4 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Populasi dan Sampel ... 26
3.2.1 Populasi ... 26
3.2.2 Sampel ... 26
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 26
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.4.1 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 27
3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27
3.4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 30
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 30
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Uji Homogenitas ... 31
3.5.3 Uji Ketidakwajaran Metode Jacob ... 31
3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 32
3.6 Hipotesis Statistik ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 34
4.1.1 Deskripsi Tiga Pilihan Jawaban ... 34
4.1.2 Deskripsi Lima Pilihan Jawaban ... 35
4.1.3 Analisis Butir ... 36
4.2 Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 37
4.2.1 Uji Normalitas ... 37
4.2.2 Uji Homogenitas ... 38
4.2.3 Uji Ketidakwajaran Sekor Metode Jacob ... 39
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 39
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 43
4.4 Kelemahan Penelitian... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kemampuan Responden dan Taraf Sukar Butir ... 9
Tabel 2.2 Kriteria Empirik Taraf Sukar Butir ... 10
Tabel 2.3 Rentang Daya Beda Butir ... 10
Tabel 2.4 Kriteria Empirik Daya Beda Hopkins ... 11
Tabel 2.5 Kriteria Empirik Point Biserial ... 12
Tabel 2.6 Istilah Dasar tentang Tes, Pengukuran, dan Evaluasi ... 15
Tabel 3.1 Desain Perbandingan Kewajaran ... 25
Tabel 3.2 Penilaian Validitas Isi ... 28
Tabel 3.3 Penilaian Kesetaraan ... 29
Tabel 3.4 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 30
Tabel 4.1 Sekor Tidak Wajar pada Soal Tiga Pilihan Jawaban ... 35
Tabel 4.2 Sekor Tidak Wajar pada Soal Lima Pilihan Jawaban ... 36
Tabel 4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 36
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Ketidakwajaran Jacob ... 39
Tabel 4.5 Paired Sample Test Gabungan ... 41
Tabel 4.6 Paired Sample Test Kemampuan Rendah ... 42
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Pembagian Tes Hasil Belajar ... 17
Gambar 4.1 Grafik Q-Q Plor Tiga Pilihan Jawaban ... 37
Gambar 4.2 Grafik Q-Q Plor Lima Pilihan Jawaban ... 38
Gambar 4.3 Uji Pihak Kiri ... 40
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal dan Lembar Validasi ... 51
Lampiran 2 Hasil ITEMAN Uji Soal ... 60
Lampiran 3 Soal Hasil Uji Coba ... 68
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN
PADA TES PILIHAN GANDA Mugia Rahayu Awwalunnisa Pembimbing : Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung, SMKN 3 Bandung, dan SMKN 11 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda dengan tiga opsi dan lima opsi memiliki proporsi yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan model perbandingan indeks kewajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Bidang Keahlian Akuntansi di Kota Bandung. Daya beda sedang pada soal dengan tiga pilihan jawaban dan baik pada soal dengan lima pilihan jawaban, tingkat kesukaran sedang pada kedua jenis soal. Perhitungan indeks ketidakwajaran dengan hasil delapan orang dari responden yang menjawab soal dengan tiga pilihan jawaban memiliki sekor yang tidak wajar, dan satu orang dari responden yang menjawab soal dengan lima pilihan jawaban memiliki sekor yang tidak wajar. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh gambaran mengenai ketidakwajaran sekor ditinjau dari jumlah pilihan jawaban. Secara umum indeks ketidakwajaran sekor pada lima dan tiga pilihan berbeda secara signifikan. Pada responden kemampuan rendah indeks ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban lebih kecil secara signifikan dibanding dengan sekor tidak wajar pada soal dengan tiga pilihan jawaban. Sedangkan pada responden kemampuan tinggi, indeks ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban tidak berbeda secara signifikan dibanding dengan tiga pilihan jawaban.
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DETECTING INAPPROPRIATENESS SCORE BASED ON JACOB METHOD AS SEEN FROM NUMBERS OF CHOICES IN A
MULTIPLE-CHOICE TEST Mugia Rahayu Awwalunnisa Supervisor: Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd
ABSTRACT
This research was conducted in The State Vocational School no.1 (SMKN 1) Bandung, The State Vocational School no.3 (SMKN 3) Bandung and The State Vocational no.11 (SMKN 11) Bandung. The research objective was to find out whether the inappropriateness score object index in three options and five options have different proportion in multiple-choice test or not. It is a descriptive research that used amodel of appropriateness index comparison. In this research, population was first grade students of Accounting Class in State Vocational Schools. Moreover, the analysis of different item discrimination technique and difficulty level resulted in medium item discrimination both in 3 and 5 multipleanswers questions. Jaccob Method used to the calculation of inappropriateness index. The calculation results showed that 8 of the respondents who answered the 3 multiple answers questions have inappropriate scores, and 1 of the respondents who answered 5-answer choices questions had inappropriate scores. Based on the statistical analisis, the description of score inappropriateness seen from the numbers of answer choices are: (1) low achiever respondents to get appropriate score was bigger when they are provided with 5 multiple answers; and (2) high achiever students to get appropriate score was possible both with 5 and 3 multiple answers.
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kunci utama meningkatkan mutu
pendidikan nasional adalah melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Salah satu kegiatan untuk meningkatkan mutu adalah evaluasi. Jika evaluasi yang
dipergunakan sekolah dalam tiap kelasnya dapat terlaksana dengan baik, benar
dan menggunakan alat ukur yang tepat, maka hasil dari evaluasi tersebut akan
sangat bermanfaat. Apalagi dengan penggunaan hasil evaluasi untuk memperbaiki
mutu pendidikan kedepannya. Karena evaluasi akan percuma tanpa dilakukannya
umpan balik.
Setelah proses pembelajaran berlangsung dibutuhkan acuan untuk
mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan
suatu alat ukur yang secara tepat mengukur keberhasilan pembelajaran tersebut.
Alat ukur yang sering dipergunakan adalah tes.
Tes dalam rangkaian pembelajaran memiliki peran yang penting. Karena
jika ingin mengetahui hasil pembelajaran dengan akurat, maka tes yang diberikan
pun haruslah tepat. Tepat dalam mengukur hal yang ingin diukur, tepat dalam
satuan ukur, dan tepat dalam menginterpretasikannya.
Banyaknya tes yang dibuat dan beredar kurang bisa menunjukkan sekor
yang sesungguhnya dari siswa. Tes yang dibuat tanpa analisis yang mendalam
menyebabkan tidak diketahuinya sekor yang sesungguhnya. Hal itu dapat
menyebabkan sekor tidak menggambarkan kemampuan sebenarnya dari siswa
sehingga sekor menjadi tidak wajar.
Ketidakwajaran sekor bisa saja terjadi karena banyak hal, bisa karena
kecerobohan siswa saat mengisi atau tindakan curang yang dilakukannya. Ada
2
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang
sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden
yang memiliki sekor tinggi tetapi salah saat menjawab soal dengan taraf sukar
yang rendah (soal mudah), dan terjadi pula ketika responden dengan sekor rendah
tetapi dapat menjawab soal dengan taraf sukar yang tinggi (soal sukar). Jika
terjadi hal demikian maka sekor yang diperoleh merupakan sekor yang tidak
wajar yang tidak mencerminkan kemampuan peserta tes yang sebenarnya. Jika
sumber dari ketimpangan sekor yang terjadi adalah dari peserta tes maka hal ini
disebut ketidakwajaran sekor. Dengan kata lain ketidakwajaran sekor adalah sekor
yang diperoleh peserta tes yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya dari
peserta tes, dengan asumsi semua butir tes sudah sesuai dengan kriteria soal yang
baik.
Sedapat mungkin sekor yang tidak wajar jangan sampai terjadi, namun jika
hal tersebut tidak dapat dicegah maka perlu dilakukan pendeteksian
ketidakwajaran sekor. Dari hasil deteksi ini diharapkan dapat diambil keputusan
yang tepat tentang apa yang harus dilakukan oleh penyelenggara tes.
Evaluasi yang sering dilakukan oleh sekolah terbagi dua, formatif dan
sumatif. Pemberian evaluasi baik formatif ataupun sumatif dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain tes lisan, tulisan, dan kinerja. Dari tiga jenis tes
tadi, yang sering dilakukan adalah tes tertulis. Tes berbentuk tulisan pun terdiri
dari dua jenis, yaitu tes berbentuk uraian dan tes berbentuk pilihan. Salah satu tes
berbentuk pilihan yang paling sering digunakan adalah tes pilihan ganda.
Pada tes pilihan ganda peserta tes tinggal memilih pilihan jawaban yang
telah disediakan, sehingga tidak memungkinkan terdapat jawaban yang terbuka.
Hanya saja yang menjadi persoalan berapa jumlah pilihan jawaban yang sebaiknya dipergunakan. Seperti yang diungkapkan Susetyo (2011), “semakin banyak jumlah pilihan jawaban maka stabilitas tes semakin baik, karena peserta
tes dalam memilih jawaban yang benar berdasarkan kemampuan yang sesungguhnya”.
Membuat pilihan jawaban yang banyak tidaklah sederhana. Karena dalam
3
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Sumadi dalam Susetyo (2011), „semakin
banyak pengecoh (pilihan jawaban) makin tinggi reliabilitasnya, namun jika
pengecoh yang ditambahkan tidak benar-benar setara maka akan menurunkan
reliabilitas tes‟.
Jumlah pilihan jawaban yang disediakan pada butir-butir tes secara tidak
langsung dapat mempengaruhi hasil pensekoran. Makin banyak jumlah pilihan
jawaban, maka akan makin menyita perhatian dan konsentrasi peserta tes dalam
menentukan pilihan jawaban mana yang benar. Hal itu menimbulkan pertanyaan,
seberapa besar hal tersebut berpengaruh terhadap ketidakwajaran sekor peserta
tes. Karena makin banyak pilihan, maka peserta yang menggunakan strategi
menebak secara acak akan makin kecil memiliki peluang menjawab dengan benar.
Jumlah variasi pilihan jawaban yang lazim dipergunakan di sekolah adalah
tiga pilihan jawaban pada tingkat Sekolah Dasar, empat pilihan jawaban pada
tingkat Sekolah Menengah Pertama, dan lima pilihan jawaban pada tingkat
Sekolah Menengah Atas. Dengan adanya kemungkinan penggunaan beberapa
alternatif jawaban, secara teori probabilitas maka makin banyak pilihan jawaban
makin kecil peluang siswa menjawab benar terutama bagi siswa yang
menggunakan strategi menebak acak. Peluangnya adalah 1/N, dimana N adalah
banyaknya pilihan jawaban yang disediakan. Bagi siswa yang relatif pandai atau
siswa yang tidak menggunakan strategi menebak acak, variasi jumlah pilihan
jawaban tidak akan berpengaruh terhadap jawaban mereka.
Variasi jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan ganda diharapkan dapat
mengurangi kemungkinan munculnya sekor yang tidak wajar. Namun belum
banyak penelitian yang membahas mengenai hal ini. Apakah penggunaan tiga
pilihan dan lima pilihan jawaban pada pilihan ganda dapat menghasilkan sekor
tidak wajar yang berbeda atau tidak. Untuk itulah penulis akan melakukan
penelitian dengan judul Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode
4
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasikan
beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakwajaran sekor dan perbedaan
ketidakwajaran yang terjadi terhadap sekor yang diperoleh peserta tes. Untuk itu
beberapa masalah yang terkait dengan ketidakwajaran sekor antara lain adalah:
a. Variasi jumlah pilihan jawaban menyebabkan variasi ketidakwajaran sekor
b. Ketelitian responden mempengaruhi ketidakwajaran sekor
c. Kualitas tes mempengaruhi ketidakwajaran sekor
1.3Pembatasan Masalah
Penelitian ini bermaksud mengukur ketidakwajaran yang disebabkan oleh
peserta tes. Dengan asumsi butir soal sudah terlebih dahulu diuji validitasnya.
Pendeteksian ketidakwajaran menggunakan Metode Klasik. Hal itu disebabkan
butir soal yang dibuat untuk tes disusun berdasarkan teori klasik sehingga
penganalisisannya menggunakan metode klasik. Metode klasik yang
dipergunakan adalah Metode Jacob.
Untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Menyadari banyaknya jenis tes tersebut, maka dalam
penelitian ini masalah dibatasi pada bentuk tes pilihan ganda. Bentuk tes pilihan
ganda yang dipergunakan adalah bentuk tes dengan tiga pilihan dan lima pilihan
jawaban. Dalam penelitian ini instrumen tes yang dipergunakan adalah instrumen
tes untuk mata pelajaran Akuntansi. Materinya mencakup Pengertian Akuntansi
dan Akuntansi Perusahaan Jasa.
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pembatasan masalah, terdapat
permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu apakah perbedaan jumlah pilihan
jawaban pada tes pilihan ganda menghasilkan perbedaan ketidakwajaran sekor?
Secara lebih khusus , rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Berapa banyak sekor tidak wajar pada tes pilihan ganda tiga opsi?
5
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda dengan tiga opsi
dan lima opsi berbeda?
1.5Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ketidakwajaran
sekor dengan metode Jacob dilihat dari jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan
ganda. Disamping itu secara khusus penelitian diarahkan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda tiga
opsi
b. Untuk mengetahui indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda lima
opsi
c. Untuk mengetahui apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda
dengan tiga opsi dan lima opsi berbeda
1.6Kegunaan Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
tentang ketidakwajaran sekor khususnya yang berkaitan dengan ragam jumlah
pilihan jawaban pada tes pilihan ganda. Dengan demikian dapat diperkirakan
berapa jumlah pilihan jawaban yang sebaiknya dipergunakan untuk meminimalisir
sekor yang tidak wajar.
1.6.2 Manfaat Praktis
Tindakan curang yang sering dilakukan siswa saat mengikuti tes dapat
terlihat pada sekor yang tidak wajar yang dihasilkannya. Untuk itu perlu
dilakukan analisis sekor siswa sehingga pihak sekolah dapat mengetahui
keberhasilan pembelajaran secara lebih objektif. Dengan mengetahui jumlah
pilihan jawaban yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya sekor tidak
wajar, diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola pembuatan tes dan
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketidakwajaran sekor
dengan metode Jacob dilihat dari jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan ganda.
Untuk dapat melakukan suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menentukan
metode penelitian yang akan dipakai sehingga akan mempermudah
langkah-langkah penelitian. Surachmad (1995) menyatakan bahwa:
Metode-metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya menguji hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan serta dari situasi penyelidikan karena pengertian metode penyelidikan adalah pengertian yang luas, yang biasanya perlu dijelaskan lebih eksplisit di dalam setiap penyelidikan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan model
perbandingan indeks ketidakwajaran. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
jumlah pilihan pada soal pilihan ganda. Jumlah pilihan yang digunakan adalah
tiga dan lima pilihan. Sedangkan variabel terikatnya yaitu ketidakwajaran sekor
berdasarkan indeks ketidakwajaran yang dihitung menggunakan Metode Jacob.
Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian komparatif.
Dimana membandingkan indeks ketidakwajaran dari soal tiga pilihan jawaban dan
soal lima pilihan jawaban. Model rancangan ini dipilih karena indeks
ketidakwajaran Metode Jacob yang digunakan sudah baku sehingga yang
dibandingkan adalah indeks ketidakwajarannya.
Analisis dilakukan terhadap kelompok siswa berkemampuan rendah dan
tinggi secara terpisah setelah sekor siswa diurutkan berdasarkan estimasi
kemampuan yang diperoleh. Selanjutnya dilihat perbandingan indeks
25
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Desain Perbandingan Ketidakwajaran
Kemampuan Jumlah Pilihan
3 Pilihan 5 Pilihan
Rendah Tinggi
Pengelompokan kemampuan peserta tes terbagi menjadi kelompok rendah,
sedang, dan tinggi. Susetyo (2011) mengemukakan beberapa cara pembagian
kelompok tersebut, yaitu:
1. Kelompok tinggi 50% dan kelompok rendah 50%
2. Kelompok tinggi 33%, kelompok sedang 34%, dan kelompok rendah 33
%
3. Kelompok tinggi 27%, kelompok sedang 46%, dan kelompok rendah
27%
4. Kelompok tinggi 20%, kelompok sedang 60%, dan kelompok rendah
20%.
Berdasarkan pengalaman empirik Kelley dalam Susetyo (2011) menemukan
bahwa pengelompokan yang baik adalah dengan proporsi 27%, 46%, dan 27%.
Maka dalam penelitian ini pengelompokan menggunakan proporsi 27%.
Proses penelitian dari penyusunan instrumen, pengumpulan data sampai
dengan proses analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pembuatan instrumen tes Akuntansi
2. Validasi (konten)
3. Revisi instrumen
4. Uji empirik
5. Revisi instrumen
6. Pengambilan data (pelaksanaan tes)
7. Analisis butir (iteman)
8. Perhitungan indeks ketidakwajaran
26
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMK Bidang Keahlian Akuntansi
di Kota Bandung. Yaitu SMKN 1 Bandung, SMKN 3 Bandung, dan SMKN 11
Bandung.
3.2.2 Sampel
Jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian disebut
penelitian sampel. Sampel yaitu sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan cara
tertentu.
Menurut Sugiyono (1996) “sampel adalah sebagian yang diambil dari
populasi”. Sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang responden untuk
mengerjakan soal dengan tiga pilihan jawaban dan soal dengan lima pilihan
jawaban. Penetapan sampel menggunakan random sampling.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep-konsep pendukung. Untuk
menghindari perbedaan persepsi dalam mengartikan istilah, maka perlu
ditegaskan beberapa definisi berikut:
a. Ketidakwajaran Sekor adalah nilai indeks Jacob yang dihitung melalui
frekuensi jawaban betul pada lima kelompok tingkat kesukaran. Sekor dikatakan wajar jika nilai J ≤ 2, jika nilai J > 2 maka sekor menjadi tidak wajar.
b. Tes Pilihan Ganda Tiga Pilihan Jawaban adalah bentuk tes pilihan ganda
27
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jawaban, dan dua pengecoh. Peluang menebak benar pada tes pilihan ganda
tiga pilihan jawaban adalah 1/3 atau 33%.
c. Tes Pilihan Ganda Lima Pilihan Jawaban adalah bentuk tes pilihan ganda
yang setiap butirnya terdiri dari pertanyaan atau pernyataan, satu kunci
jawaban, dan empat pengecoh. Peluang menebak benar pada tes pilihan ganda
lima pilihan jawaban adalah 1/5 atau 20%.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
melalui tes. Tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran Akuntansi. Dibuat
dua tipe soal, yaitu yang memiliki pilihan jawaban tiga, dan yang memiliki pilihan
jawaban lima. Kedua tipe tersebut memiliki indikator dan soal yang setara serta
diujikan kepada siswa yang sama.
3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument yang akan digunakan untuk pengambilan data penelitian harus
valid dan reliabel, sehingga dibutuhkan uji validitas dan uji reliabilitas untuk
melihat ketepatan dan konsistensi instrumen.
a. Validitas
Kevalidan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika
butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi
instrumen. Suatu tes juga dikatakan valid jika tes tersebut memang
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mendapatkan instrumen
yang valid peneliti akan menguji tes melalui validitas isi. Dimana
instrumen yang telah dibuat ditelaah oleh ahli mengenai kecocokan
dengan indikator, materi dan pembelajaran, dan kesetaraan soal tiga
pilihan dan lima pilihan. Dalam hal ini yang menjadi ahli adalah dosen
pendidikan akuntansi. Perhitungan kecocokan dilihat dari persentase pada
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Penilaian Validitas Isi
Penilai Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml Cocok 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jml tdk Cocok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penilai Butir
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml Cocok 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Penilaian Kesetaraan Penilai Butir 1 dan 22 2 dan 23 3 dan 24 4 dan 25 5 dan 26 6 dan 27 7 dan 28 8 dan 29 9 dan 30 10 dan 31 11 dan 32
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Jml Setara 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
Jml tdk Setara 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Penilai Butir 2 dan 33 13 dan 34 14 dan 35 15 dan 36 16 dan 37 17 dan 38 18 dan 39 9 dan 40 20 dan 41 21 dan 42
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml Setara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jml tdk Setara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Setelah dilakukan penilaian ahli pada dasarnya instrumen sudah
setara dan cocok dengan indikator, perbaikan dilakukan pada pemilihan
kata dan struktur kalimat.
b. Reliabilitas
Popham dalam Susetyo (2011) mengatakan „a test reliability refers to the consistency with which it whatever it happens to be measuring‟.
Ketika perangkat ukur telah reliabel, berapa kali pun dilakukan tes akan
memberikan hasil yang relatif stabil. Reliabilitas yang dipergunakan dalam
30
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di mana:
p = proporsi jawaban benar
q = proporsi jawaban salah
k = jumlah butir tes
Ʃpq = jumlah perkalian jawaban benar dengan salah ρkr20 = koefisien reliabilitas
= varian skor tes
= jumlah responden
Instrumen yang telah diperbaiki setelah uji validitas kemudian
diujucobakan kepada 45 orang siswa. Hasil perhitungan reliabilitasnya
0,35 untuk soal dengan tiga pilihan jawaban, dan 0,59 untuk soal dengan
lima pilihan jawaban.
3.4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran
P erhitungan daya beda dan tingkat kesukaran menggunakan alat bantu
Iteman dengan hasil sebagai berikut
Tabel 3.4
Daya Beda dan Tingkat Kesukaran
Pengujian Tiga Pilihan Jawaban Lima Pilihan Jawaban
Daya Beda 0,267 (Sedang) 0,355 (Baik)
Tingkat Kesukaran 0,607 (Sedang) 0,597 (Sedang)
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis
3.5.1 Uji Normalitas
31
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengikuti garis linier diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dalam penelitian kali ini menggunakan program SPSS 17
for Windows, sehingga dapat dilihat dari grafik Q-Q plot yang dihasilkan dimana
jika data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas apabila tersebar mengikuti garis normal, sebaliknya data tidak berdistribusi normal dan tidak memenuhi asumsi normalitas apabila tidak tersebar megikuti garis normal.
3.5.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang dipakai dalam
penelitian ini adalah uji homogenitas variansi. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah:
Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1. Untuk varians terkecil
adalah dk penyebut n-1. Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen. Dan jika Fhitung
> Ftabel, berarti tidak homogen.
3.5.3 Uji Ketidakwajaran Sekor Metode Jacob
Indeks ketidakwajaran dengan menggunakan metode Jacob diperoleh
dengan menggunakan rata-rata bobot. Butir soal dikelompokkan dalam 5
32
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberi bobot 0 untuk kelompok butir termudah dan secara berurutan sehingga pada
kelompk 5 atau yang tersulit diberi bobot 4. Selanjutnya dicari frekuensi
responden pada masing-masing kelompok. Kemudian dimasukkan pada rumus
Jacob yaitu :
Apabila frekuensi responden pada setiap kelompok sama, maka akan diperoleh
indeks Jacob = 2. Sekor responden akan dianggap tidak wajar jika indeks Jacob
lebih besar dari 2.
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan
perbandingan selisih rata-rata dengan uji t berpasangan. Uji t berpasangan
digunakan untuk mengetahui selisih rata-rata indeks ketidakwajaran pada sekor
tiga opsi dan lima opsi. Uji ini dipilih karena dua kelompok data berasal dari
sumber yang sama. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
3.6 Hipotesis Statistik
Untuk memudahkan perhitungan statistik, maka hipotesis penelitian diubah
menjadi hipotesis statistik. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk soal tiga pilihan dan lima pilihan
b. Untuk siswa dengan kemampuan rendah
33
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Hipotesis nol
= Hipotesis Alternatif
= Ketidakwajaran Tes Pilihan Ganda 3 Pilihan Jawaban
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sekor yang didapatkan oleh siswa merupakan sekor amatan yang
didalamnya terdapat sekor murni dan sekor keliru. Jika tidak dilakukan analisis
maka akan sulit mengetahui kemurnian sekor. Munculnya sekor yang tidak wajar
akan sangat mungkin terjadi, maka pencegahan akan sangat dibutuhkan.
Dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat delapan orang atau setara dengan 4% sekor yang tidak wajar
pada tes pilihan ganda tiga opsi
b. Terdapat satu orang atau setara dengan 1% sekor yang tidak wajar pada tes
pilihan ganda lima opsi
c. Secara umum indeks ketidakwajaran pada soal dengan tiga opsi dan lima
opsi berbeda. Secara khusus, untuk siswa kemampuan rendah, indeks
ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban lebih kecil
secara signifikan dibanding dengan sekor tidak wajar pada soal dengan
tiga pilihan jawaban. Untuk siswa kemampuan tinggi, indeks
ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban tidak berbeda
secara signifikan dibanding dengan tiga pilihan jawaban
5.2 Saran
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, tes objektif bentuk pilihan
ganda masih menjadi favorit dikalangan tenaga pendidik. Bahkan untuk ujian
berskala nasional soal pilihan ganda tetap dipertahankan. Membuat soal pilihan
ganda memang lebih sulit karena dihadapkan pada keharusan membuat pengecoh
yang dapat berfungsi dengan baik, namun dengan semakin banyaknya pilihan
47
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mengisi dengan cara melakukan tebakan akan sulit mendapatkan tebakan
yang tepat sehingga sekor siswa akan menjadi lebih murni.
Analisis yang dilakukan tenaga pendidik seringnya terhenti pada daya beda
dan tingkat kesukaran. Padahal banyak hal lain yang dapat digali dari hasil tes
tersebut, salah satunya adalah ketidakwajaran sekor. Apakah soal-soal yang
mereka buat telah dikerjakan secara teliti dan jujur oleh para siswa dapat
terdeteksi dengan melakukan pengecekan ketidakwajaran.
Penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai cara pendeteksian
ketidakwajaran yang lainnya dan mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakwajaran sekor itu sendiri. Instrumen penelitian kali ini hanya
menggunakan tes akuntansi, untuk penelitian kedepannya disarankan untuk
mencoba menggunakan tes dari bidang yang lain. Perluasan lingkup populasi dan
jumlah sampel pun dapat meningkatkan keakurasian dan memudahkan dalam
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne & Susana Urbina. (2006). Tes Psikologi. Edisi ketujuh. Terjemahan Jakarta: PT. Indeks
Birenbaum, M. (1986) Effect of dissimulation motivation and anxiety on response pattern appropriateness measures, Applied Psychological Measurement, Vol. 10, No. 2. hlm. 167-174.
Cahyono, T. (2006). Uji Normalitas. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Drasgow, F. (1982) Choice of test model for appropriateness measurement.
Applied Psychological Measurement, Vol.6, No. 3,Summer, hlm. 297-308.
Guntaram. (2003). Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Jumlah Option Jawaban
pada tes Bentuk Pilihan Ganda terhadap Ketidakwajaran Jawaban Tes Matematika di SMA Bogor. (Tesis). Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Hulin,C.L.,Drasgow,F., Parsons,C.K. (1983). Item Response Theory Application
To Psychological Measurement. USA: Dow Jones-Irwin.
Naga, Dali S. (2013). Teori Sekor Pada Pengukuran Mental. Jakarta: PT Nagarani Citrayasa
Reise, Steven P. (1991) The influence of test charateristic on the detection of abberant response patterns. Applied Psychological Measurement, Vol.15, No.3, hlm.217-226.
Rudner, L.M. (1983) Individual assessment accuracy. Jurnal of Educational
Measurement, Volume 20, N0.3.
Santoso, B. (2011). Perbandingan Ketidakwajaran Skor Berdasarkan Teori
Responsi Butir ditinjau dariModel Pensekoran dan Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda Disertasi. (Tesis). Universitas Negeri
Jakarta: Jakarta.
Simanungkalit, A. (1988). Hubungan Antara Sikap terhadap Matematika,
49
Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014
Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Strandmark, N.L., & Linn, R.L. (1987) A generalized logistic item response model parameterizing test score inappropriateness. Applied Measurement in
Education, Vol. 11, No.4, hlm.355-357.
Sugiyono, (1998). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (1995). Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito.
Susetyo, B. (2007). Komparasi Fungsi Informasi Butir Model Logistik 2
Parameter Bentuk Tes Objektif Tiga dan Empat Pilihan Jawaban Mata Pelajaran Sains SD dan SMP Ditinjau Dari Tahap Perkembangan Kognitif Operasional Konkrit (SD) dan Operasional Formal (SMP). (Disertasi).
Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.