• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN PADA TES PILIHAN GANDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN PADA TES PILIHAN GANDA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN

PADA TES PILIHAN GANDA TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

oleh:

Mugia Rahayu Awwalunnisa

1107288

PENELITIAN DAN PENGUKURAN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Oleh:

Mugia Rahayu Awwalunnisa

Sarjana Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Penelitian dan Pengukuran

Pendidikan

© Mugia Rahayu Awwalunnisa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN

PADA TES PILIHAN GANDA

Telah disetujui oleh:

Mengetahui

Pembimbing

Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd

NIP. 197102041997021002

Ketua Program Studi Penelitian dan Pengukuran Pendidikan

Dr. Budi Susetyo, M.Pd

(4)
(5)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Pembatasan Masalah ... 4

1.4Perumusan Masalah ... 4

1.5Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.6Kegunaan Penelitian... 5

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.6.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Deskripsi Teoritik... 6

2.1.1 Ketidakwajaran Sekor ... 6

2.1.2 Tes Hasil Belajar ... 15

2.1.3 Tes Berbentuk Pilihan Ganda ... 17

2.1.4 Jumlah Pilihan pada Tes Pilihan Ganda ... 19

2.1.5 Sekoring Tes Pilihan Ganda ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Berfikir... 21

2.4 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Desain Penelitian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

3.2.1 Populasi ... 26

3.2.2 Sampel ... 26

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4.1 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 27

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

3.4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 30

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 30

(6)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.2 Uji Homogenitas ... 31

3.5.3 Uji Ketidakwajaran Metode Jacob ... 31

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 32

3.6 Hipotesis Statistik ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Deskripsi Tiga Pilihan Jawaban ... 34

4.1.2 Deskripsi Lima Pilihan Jawaban ... 35

4.1.3 Analisis Butir ... 36

4.2 Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 37

4.2.1 Uji Normalitas ... 37

4.2.2 Uji Homogenitas ... 38

4.2.3 Uji Ketidakwajaran Sekor Metode Jacob ... 39

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 39

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

4.4 Kelemahan Penelitian... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(7)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Responden dan Taraf Sukar Butir ... 9

Tabel 2.2 Kriteria Empirik Taraf Sukar Butir ... 10

Tabel 2.3 Rentang Daya Beda Butir ... 10

Tabel 2.4 Kriteria Empirik Daya Beda Hopkins ... 11

Tabel 2.5 Kriteria Empirik Point Biserial ... 12

Tabel 2.6 Istilah Dasar tentang Tes, Pengukuran, dan Evaluasi ... 15

Tabel 3.1 Desain Perbandingan Kewajaran ... 25

Tabel 3.2 Penilaian Validitas Isi ... 28

Tabel 3.3 Penilaian Kesetaraan ... 29

Tabel 3.4 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 30

Tabel 4.1 Sekor Tidak Wajar pada Soal Tiga Pilihan Jawaban ... 35

Tabel 4.2 Sekor Tidak Wajar pada Soal Lima Pilihan Jawaban ... 36

Tabel 4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 36

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Ketidakwajaran Jacob ... 39

Tabel 4.5 Paired Sample Test Gabungan ... 41

Tabel 4.6 Paired Sample Test Kemampuan Rendah ... 42

(8)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Pembagian Tes Hasil Belajar ... 17

Gambar 4.1 Grafik Q-Q Plor Tiga Pilihan Jawaban ... 37

Gambar 4.2 Grafik Q-Q Plor Lima Pilihan Jawaban ... 38

Gambar 4.3 Uji Pihak Kiri ... 40

(9)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal dan Lembar Validasi ... 51

Lampiran 2 Hasil ITEMAN Uji Soal ... 60

Lampiran 3 Soal Hasil Uji Coba ... 68

(10)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDETEKSIAN KETIDAKWAJARAN SEKOR BERDASARKAN METODE JACOB DITINJAU DARI JUMLAH PILIHAN JAWABAN

PADA TES PILIHAN GANDA Mugia Rahayu Awwalunnisa Pembimbing : Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung, SMKN 3 Bandung, dan SMKN 11 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda dengan tiga opsi dan lima opsi memiliki proporsi yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan model perbandingan indeks kewajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Bidang Keahlian Akuntansi di Kota Bandung. Daya beda sedang pada soal dengan tiga pilihan jawaban dan baik pada soal dengan lima pilihan jawaban, tingkat kesukaran sedang pada kedua jenis soal. Perhitungan indeks ketidakwajaran dengan hasil delapan orang dari responden yang menjawab soal dengan tiga pilihan jawaban memiliki sekor yang tidak wajar, dan satu orang dari responden yang menjawab soal dengan lima pilihan jawaban memiliki sekor yang tidak wajar. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh gambaran mengenai ketidakwajaran sekor ditinjau dari jumlah pilihan jawaban. Secara umum indeks ketidakwajaran sekor pada lima dan tiga pilihan berbeda secara signifikan. Pada responden kemampuan rendah indeks ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban lebih kecil secara signifikan dibanding dengan sekor tidak wajar pada soal dengan tiga pilihan jawaban. Sedangkan pada responden kemampuan tinggi, indeks ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban tidak berbeda secara signifikan dibanding dengan tiga pilihan jawaban.

(11)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DETECTING INAPPROPRIATENESS SCORE BASED ON JACOB METHOD AS SEEN FROM NUMBERS OF CHOICES IN A

MULTIPLE-CHOICE TEST Mugia Rahayu Awwalunnisa Supervisor: Dr. Nahadi, M.Si. M.Pd

ABSTRACT

This research was conducted in The State Vocational School no.1 (SMKN 1) Bandung, The State Vocational School no.3 (SMKN 3) Bandung and The State Vocational no.11 (SMKN 11) Bandung. The research objective was to find out whether the inappropriateness score object index in three options and five options have different proportion in multiple-choice test or not. It is a descriptive research that used amodel of appropriateness index comparison. In this research, population was first grade students of Accounting Class in State Vocational Schools. Moreover, the analysis of different item discrimination technique and difficulty level resulted in medium item discrimination both in 3 and 5 multipleanswers questions. Jaccob Method used to the calculation of inappropriateness index. The calculation results showed that 8 of the respondents who answered the 3 multiple answers questions have inappropriate scores, and 1 of the respondents who answered 5-answer choices questions had inappropriate scores. Based on the statistical analisis, the description of score inappropriateness seen from the numbers of answer choices are: (1) low achiever respondents to get appropriate score was bigger when they are provided with 5 multiple answers; and (2) high achiever students to get appropriate score was possible both with 5 and 3 multiple answers.

(12)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kunci utama meningkatkan mutu

pendidikan nasional adalah melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Salah satu kegiatan untuk meningkatkan mutu adalah evaluasi. Jika evaluasi yang

dipergunakan sekolah dalam tiap kelasnya dapat terlaksana dengan baik, benar

dan menggunakan alat ukur yang tepat, maka hasil dari evaluasi tersebut akan

sangat bermanfaat. Apalagi dengan penggunaan hasil evaluasi untuk memperbaiki

mutu pendidikan kedepannya. Karena evaluasi akan percuma tanpa dilakukannya

umpan balik.

Setelah proses pembelajaran berlangsung dibutuhkan acuan untuk

mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan

suatu alat ukur yang secara tepat mengukur keberhasilan pembelajaran tersebut.

Alat ukur yang sering dipergunakan adalah tes.

Tes dalam rangkaian pembelajaran memiliki peran yang penting. Karena

jika ingin mengetahui hasil pembelajaran dengan akurat, maka tes yang diberikan

pun haruslah tepat. Tepat dalam mengukur hal yang ingin diukur, tepat dalam

satuan ukur, dan tepat dalam menginterpretasikannya.

Banyaknya tes yang dibuat dan beredar kurang bisa menunjukkan sekor

yang sesungguhnya dari siswa. Tes yang dibuat tanpa analisis yang mendalam

menyebabkan tidak diketahuinya sekor yang sesungguhnya. Hal itu dapat

menyebabkan sekor tidak menggambarkan kemampuan sebenarnya dari siswa

sehingga sekor menjadi tidak wajar.

Ketidakwajaran sekor bisa saja terjadi karena banyak hal, bisa karena

kecerobohan siswa saat mengisi atau tindakan curang yang dilakukannya. Ada

(13)

2

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang

sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden

yang memiliki sekor tinggi tetapi salah saat menjawab soal dengan taraf sukar

yang rendah (soal mudah), dan terjadi pula ketika responden dengan sekor rendah

tetapi dapat menjawab soal dengan taraf sukar yang tinggi (soal sukar). Jika

terjadi hal demikian maka sekor yang diperoleh merupakan sekor yang tidak

wajar yang tidak mencerminkan kemampuan peserta tes yang sebenarnya. Jika

sumber dari ketimpangan sekor yang terjadi adalah dari peserta tes maka hal ini

disebut ketidakwajaran sekor. Dengan kata lain ketidakwajaran sekor adalah sekor

yang diperoleh peserta tes yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya dari

peserta tes, dengan asumsi semua butir tes sudah sesuai dengan kriteria soal yang

baik.

Sedapat mungkin sekor yang tidak wajar jangan sampai terjadi, namun jika

hal tersebut tidak dapat dicegah maka perlu dilakukan pendeteksian

ketidakwajaran sekor. Dari hasil deteksi ini diharapkan dapat diambil keputusan

yang tepat tentang apa yang harus dilakukan oleh penyelenggara tes.

Evaluasi yang sering dilakukan oleh sekolah terbagi dua, formatif dan

sumatif. Pemberian evaluasi baik formatif ataupun sumatif dapat dilakukan

dengan berbagai cara antara lain tes lisan, tulisan, dan kinerja. Dari tiga jenis tes

tadi, yang sering dilakukan adalah tes tertulis. Tes berbentuk tulisan pun terdiri

dari dua jenis, yaitu tes berbentuk uraian dan tes berbentuk pilihan. Salah satu tes

berbentuk pilihan yang paling sering digunakan adalah tes pilihan ganda.

Pada tes pilihan ganda peserta tes tinggal memilih pilihan jawaban yang

telah disediakan, sehingga tidak memungkinkan terdapat jawaban yang terbuka.

Hanya saja yang menjadi persoalan berapa jumlah pilihan jawaban yang sebaiknya dipergunakan. Seperti yang diungkapkan Susetyo (2011), “semakin banyak jumlah pilihan jawaban maka stabilitas tes semakin baik, karena peserta

tes dalam memilih jawaban yang benar berdasarkan kemampuan yang sesungguhnya”.

Membuat pilihan jawaban yang banyak tidaklah sederhana. Karena dalam

(14)

3

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Sumadi dalam Susetyo (2011), „semakin

banyak pengecoh (pilihan jawaban) makin tinggi reliabilitasnya, namun jika

pengecoh yang ditambahkan tidak benar-benar setara maka akan menurunkan

reliabilitas tes‟.

Jumlah pilihan jawaban yang disediakan pada butir-butir tes secara tidak

langsung dapat mempengaruhi hasil pensekoran. Makin banyak jumlah pilihan

jawaban, maka akan makin menyita perhatian dan konsentrasi peserta tes dalam

menentukan pilihan jawaban mana yang benar. Hal itu menimbulkan pertanyaan,

seberapa besar hal tersebut berpengaruh terhadap ketidakwajaran sekor peserta

tes. Karena makin banyak pilihan, maka peserta yang menggunakan strategi

menebak secara acak akan makin kecil memiliki peluang menjawab dengan benar.

Jumlah variasi pilihan jawaban yang lazim dipergunakan di sekolah adalah

tiga pilihan jawaban pada tingkat Sekolah Dasar, empat pilihan jawaban pada

tingkat Sekolah Menengah Pertama, dan lima pilihan jawaban pada tingkat

Sekolah Menengah Atas. Dengan adanya kemungkinan penggunaan beberapa

alternatif jawaban, secara teori probabilitas maka makin banyak pilihan jawaban

makin kecil peluang siswa menjawab benar terutama bagi siswa yang

menggunakan strategi menebak acak. Peluangnya adalah 1/N, dimana N adalah

banyaknya pilihan jawaban yang disediakan. Bagi siswa yang relatif pandai atau

siswa yang tidak menggunakan strategi menebak acak, variasi jumlah pilihan

jawaban tidak akan berpengaruh terhadap jawaban mereka.

Variasi jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan ganda diharapkan dapat

mengurangi kemungkinan munculnya sekor yang tidak wajar. Namun belum

banyak penelitian yang membahas mengenai hal ini. Apakah penggunaan tiga

pilihan dan lima pilihan jawaban pada pilihan ganda dapat menghasilkan sekor

tidak wajar yang berbeda atau tidak. Untuk itulah penulis akan melakukan

penelitian dengan judul Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode

(15)

4

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasikan

beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakwajaran sekor dan perbedaan

ketidakwajaran yang terjadi terhadap sekor yang diperoleh peserta tes. Untuk itu

beberapa masalah yang terkait dengan ketidakwajaran sekor antara lain adalah:

a. Variasi jumlah pilihan jawaban menyebabkan variasi ketidakwajaran sekor

b. Ketelitian responden mempengaruhi ketidakwajaran sekor

c. Kualitas tes mempengaruhi ketidakwajaran sekor

1.3Pembatasan Masalah

Penelitian ini bermaksud mengukur ketidakwajaran yang disebabkan oleh

peserta tes. Dengan asumsi butir soal sudah terlebih dahulu diuji validitasnya.

Pendeteksian ketidakwajaran menggunakan Metode Klasik. Hal itu disebabkan

butir soal yang dibuat untuk tes disusun berdasarkan teori klasik sehingga

penganalisisannya menggunakan metode klasik. Metode klasik yang

dipergunakan adalah Metode Jacob.

Untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara. Menyadari banyaknya jenis tes tersebut, maka dalam

penelitian ini masalah dibatasi pada bentuk tes pilihan ganda. Bentuk tes pilihan

ganda yang dipergunakan adalah bentuk tes dengan tiga pilihan dan lima pilihan

jawaban. Dalam penelitian ini instrumen tes yang dipergunakan adalah instrumen

tes untuk mata pelajaran Akuntansi. Materinya mencakup Pengertian Akuntansi

dan Akuntansi Perusahaan Jasa.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pembatasan masalah, terdapat

permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu apakah perbedaan jumlah pilihan

jawaban pada tes pilihan ganda menghasilkan perbedaan ketidakwajaran sekor?

Secara lebih khusus , rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Berapa banyak sekor tidak wajar pada tes pilihan ganda tiga opsi?

(16)

5

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda dengan tiga opsi

dan lima opsi berbeda?

1.5Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ketidakwajaran

sekor dengan metode Jacob dilihat dari jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan

ganda. Disamping itu secara khusus penelitian diarahkan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda tiga

opsi

b. Untuk mengetahui indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda lima

opsi

c. Untuk mengetahui apakah indeks ketidakwajaran sekor pada tes pilihan ganda

dengan tiga opsi dan lima opsi berbeda

1.6Kegunaan Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian

selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan

tentang ketidakwajaran sekor khususnya yang berkaitan dengan ragam jumlah

pilihan jawaban pada tes pilihan ganda. Dengan demikian dapat diperkirakan

berapa jumlah pilihan jawaban yang sebaiknya dipergunakan untuk meminimalisir

sekor yang tidak wajar.

1.6.2 Manfaat Praktis

Tindakan curang yang sering dilakukan siswa saat mengikuti tes dapat

terlihat pada sekor yang tidak wajar yang dihasilkannya. Untuk itu perlu

dilakukan analisis sekor siswa sehingga pihak sekolah dapat mengetahui

keberhasilan pembelajaran secara lebih objektif. Dengan mengetahui jumlah

pilihan jawaban yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya sekor tidak

wajar, diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola pembuatan tes dan

(17)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketidakwajaran sekor

dengan metode Jacob dilihat dari jumlah pilihan jawaban pada tes pilihan ganda.

Untuk dapat melakukan suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menentukan

metode penelitian yang akan dipakai sehingga akan mempermudah

langkah-langkah penelitian. Surachmad (1995) menyatakan bahwa:

Metode-metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya menguji hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan serta dari situasi penyelidikan karena pengertian metode penyelidikan adalah pengertian yang luas, yang biasanya perlu dijelaskan lebih eksplisit di dalam setiap penyelidikan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan model

perbandingan indeks ketidakwajaran. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

jumlah pilihan pada soal pilihan ganda. Jumlah pilihan yang digunakan adalah

tiga dan lima pilihan. Sedangkan variabel terikatnya yaitu ketidakwajaran sekor

berdasarkan indeks ketidakwajaran yang dihitung menggunakan Metode Jacob.

Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian komparatif.

Dimana membandingkan indeks ketidakwajaran dari soal tiga pilihan jawaban dan

soal lima pilihan jawaban. Model rancangan ini dipilih karena indeks

ketidakwajaran Metode Jacob yang digunakan sudah baku sehingga yang

dibandingkan adalah indeks ketidakwajarannya.

Analisis dilakukan terhadap kelompok siswa berkemampuan rendah dan

tinggi secara terpisah setelah sekor siswa diurutkan berdasarkan estimasi

kemampuan yang diperoleh. Selanjutnya dilihat perbandingan indeks

(18)

25

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Desain Perbandingan Ketidakwajaran

Kemampuan Jumlah Pilihan

3 Pilihan 5 Pilihan

Rendah Tinggi

Pengelompokan kemampuan peserta tes terbagi menjadi kelompok rendah,

sedang, dan tinggi. Susetyo (2011) mengemukakan beberapa cara pembagian

kelompok tersebut, yaitu:

1. Kelompok tinggi 50% dan kelompok rendah 50%

2. Kelompok tinggi 33%, kelompok sedang 34%, dan kelompok rendah 33

%

3. Kelompok tinggi 27%, kelompok sedang 46%, dan kelompok rendah

27%

4. Kelompok tinggi 20%, kelompok sedang 60%, dan kelompok rendah

20%.

Berdasarkan pengalaman empirik Kelley dalam Susetyo (2011) menemukan

bahwa pengelompokan yang baik adalah dengan proporsi 27%, 46%, dan 27%.

Maka dalam penelitian ini pengelompokan menggunakan proporsi 27%.

Proses penelitian dari penyusunan instrumen, pengumpulan data sampai

dengan proses analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pembuatan instrumen tes Akuntansi

2. Validasi (konten)

3. Revisi instrumen

4. Uji empirik

5. Revisi instrumen

6. Pengambilan data (pelaksanaan tes)

7. Analisis butir (iteman)

8. Perhitungan indeks ketidakwajaran

(19)

26

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMK Bidang Keahlian Akuntansi

di Kota Bandung. Yaitu SMKN 1 Bandung, SMKN 3 Bandung, dan SMKN 11

Bandung.

3.2.2 Sampel

Jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian disebut

penelitian sampel. Sampel yaitu sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan cara

tertentu.

Menurut Sugiyono (1996) “sampel adalah sebagian yang diambil dari

populasi”. Sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang responden untuk

mengerjakan soal dengan tiga pilihan jawaban dan soal dengan lima pilihan

jawaban. Penetapan sampel menggunakan random sampling.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep-konsep pendukung. Untuk

menghindari perbedaan persepsi dalam mengartikan istilah, maka perlu

ditegaskan beberapa definisi berikut:

a. Ketidakwajaran Sekor adalah nilai indeks Jacob yang dihitung melalui

frekuensi jawaban betul pada lima kelompok tingkat kesukaran. Sekor dikatakan wajar jika nilai J ≤ 2, jika nilai J > 2 maka sekor menjadi tidak wajar.

b. Tes Pilihan Ganda Tiga Pilihan Jawaban adalah bentuk tes pilihan ganda

(20)

27

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban, dan dua pengecoh. Peluang menebak benar pada tes pilihan ganda

tiga pilihan jawaban adalah 1/3 atau 33%.

c. Tes Pilihan Ganda Lima Pilihan Jawaban adalah bentuk tes pilihan ganda

yang setiap butirnya terdiri dari pertanyaan atau pernyataan, satu kunci

jawaban, dan empat pengecoh. Peluang menebak benar pada tes pilihan ganda

lima pilihan jawaban adalah 1/5 atau 20%.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

melalui tes. Tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran Akuntansi. Dibuat

dua tipe soal, yaitu yang memiliki pilihan jawaban tiga, dan yang memiliki pilihan

jawaban lima. Kedua tipe tersebut memiliki indikator dan soal yang setara serta

diujikan kepada siswa yang sama.

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrument yang akan digunakan untuk pengambilan data penelitian harus

valid dan reliabel, sehingga dibutuhkan uji validitas dan uji reliabilitas untuk

melihat ketepatan dan konsistensi instrumen.

a. Validitas

Kevalidan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika

butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi

instrumen. Suatu tes juga dikatakan valid jika tes tersebut memang

mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mendapatkan instrumen

yang valid peneliti akan menguji tes melalui validitas isi. Dimana

instrumen yang telah dibuat ditelaah oleh ahli mengenai kecocokan

dengan indikator, materi dan pembelajaran, dan kesetaraan soal tiga

pilihan dan lima pilihan. Dalam hal ini yang menjadi ahli adalah dosen

pendidikan akuntansi. Perhitungan kecocokan dilihat dari persentase pada

(21)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Penilaian Validitas Isi

Penilai Butir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jml Cocok 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Jml tdk Cocok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Penilai Butir

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jml Cocok 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

(22)

29

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Penilaian Kesetaraan Penilai Butir 1 dan 22 2 dan 23 3 dan 24 4 dan 25 5 dan 26 6 dan 27 7 dan 28 8 dan 29 9 dan 30 10 dan 31 11 dan 32

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

Jml Setara 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

Jml tdk Setara 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

Penilai Butir 2 dan 33 13 dan 34 14 dan 35 15 dan 36 16 dan 37 17 dan 38 18 dan 39 9 dan 40 20 dan 41 21 dan 42

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jml Setara 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Jml tdk Setara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Setelah dilakukan penilaian ahli pada dasarnya instrumen sudah

setara dan cocok dengan indikator, perbaikan dilakukan pada pemilihan

kata dan struktur kalimat.

b. Reliabilitas

Popham dalam Susetyo (2011) mengatakan „a test reliability refers to the consistency with which it whatever it happens to be measuring‟.

Ketika perangkat ukur telah reliabel, berapa kali pun dilakukan tes akan

memberikan hasil yang relatif stabil. Reliabilitas yang dipergunakan dalam

(23)

30

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di mana:

p = proporsi jawaban benar

q = proporsi jawaban salah

k = jumlah butir tes

Ʃpq = jumlah perkalian jawaban benar dengan salah ρkr20 = koefisien reliabilitas

= varian skor tes

= jumlah responden

Instrumen yang telah diperbaiki setelah uji validitas kemudian

diujucobakan kepada 45 orang siswa. Hasil perhitungan reliabilitasnya

0,35 untuk soal dengan tiga pilihan jawaban, dan 0,59 untuk soal dengan

lima pilihan jawaban.

3.4.3 Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

P erhitungan daya beda dan tingkat kesukaran menggunakan alat bantu

Iteman dengan hasil sebagai berikut

Tabel 3.4

Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

Pengujian Tiga Pilihan Jawaban Lima Pilihan Jawaban

Daya Beda 0,267 (Sedang) 0,355 (Baik)

Tingkat Kesukaran 0,607 (Sedang) 0,597 (Sedang)

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Uji Normalitas

(24)

31

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengikuti garis linier diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dalam penelitian kali ini menggunakan program SPSS 17

for Windows, sehingga dapat dilihat dari grafik Q-Q plot yang dihasilkan dimana

jika data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas apabila tersebar mengikuti garis normal, sebaliknya data tidak berdistribusi normal dan tidak memenuhi asumsi normalitas apabila tidak tersebar megikuti garis normal.

3.5.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang dipakai dalam

penelitian ini adalah uji homogenitas variansi. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah:

Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1. Untuk varians terkecil

adalah dk penyebut n-1. Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen. Dan jika Fhitung

> Ftabel, berarti tidak homogen.

3.5.3 Uji Ketidakwajaran Sekor Metode Jacob

Indeks ketidakwajaran dengan menggunakan metode Jacob diperoleh

dengan menggunakan rata-rata bobot. Butir soal dikelompokkan dalam 5

(25)

32

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi bobot 0 untuk kelompok butir termudah dan secara berurutan sehingga pada

kelompk 5 atau yang tersulit diberi bobot 4. Selanjutnya dicari frekuensi

responden pada masing-masing kelompok. Kemudian dimasukkan pada rumus

Jacob yaitu :

Apabila frekuensi responden pada setiap kelompok sama, maka akan diperoleh

indeks Jacob = 2. Sekor responden akan dianggap tidak wajar jika indeks Jacob

lebih besar dari 2.

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan

perbandingan selisih rata-rata dengan uji t berpasangan. Uji t berpasangan

digunakan untuk mengetahui selisih rata-rata indeks ketidakwajaran pada sekor

tiga opsi dan lima opsi. Uji ini dipilih karena dua kelompok data berasal dari

sumber yang sama. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

3.6 Hipotesis Statistik

Untuk memudahkan perhitungan statistik, maka hipotesis penelitian diubah

menjadi hipotesis statistik. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk soal tiga pilihan dan lima pilihan

b. Untuk siswa dengan kemampuan rendah

(26)

33

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Hipotesis nol

= Hipotesis Alternatif

= Ketidakwajaran Tes Pilihan Ganda 3 Pilihan Jawaban

(27)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sekor yang didapatkan oleh siswa merupakan sekor amatan yang

didalamnya terdapat sekor murni dan sekor keliru. Jika tidak dilakukan analisis

maka akan sulit mengetahui kemurnian sekor. Munculnya sekor yang tidak wajar

akan sangat mungkin terjadi, maka pencegahan akan sangat dibutuhkan.

Dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat delapan orang atau setara dengan 4% sekor yang tidak wajar

pada tes pilihan ganda tiga opsi

b. Terdapat satu orang atau setara dengan 1% sekor yang tidak wajar pada tes

pilihan ganda lima opsi

c. Secara umum indeks ketidakwajaran pada soal dengan tiga opsi dan lima

opsi berbeda. Secara khusus, untuk siswa kemampuan rendah, indeks

ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban lebih kecil

secara signifikan dibanding dengan sekor tidak wajar pada soal dengan

tiga pilihan jawaban. Untuk siswa kemampuan tinggi, indeks

ketidakwajaran sekor pada soal dengan lima pilihan jawaban tidak berbeda

secara signifikan dibanding dengan tiga pilihan jawaban

5.2 Saran

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, tes objektif bentuk pilihan

ganda masih menjadi favorit dikalangan tenaga pendidik. Bahkan untuk ujian

berskala nasional soal pilihan ganda tetap dipertahankan. Membuat soal pilihan

ganda memang lebih sulit karena dihadapkan pada keharusan membuat pengecoh

yang dapat berfungsi dengan baik, namun dengan semakin banyaknya pilihan

(28)

47

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mengisi dengan cara melakukan tebakan akan sulit mendapatkan tebakan

yang tepat sehingga sekor siswa akan menjadi lebih murni.

Analisis yang dilakukan tenaga pendidik seringnya terhenti pada daya beda

dan tingkat kesukaran. Padahal banyak hal lain yang dapat digali dari hasil tes

tersebut, salah satunya adalah ketidakwajaran sekor. Apakah soal-soal yang

mereka buat telah dikerjakan secara teliti dan jujur oleh para siswa dapat

terdeteksi dengan melakukan pengecekan ketidakwajaran.

Penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Untuk penelitian

selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai cara pendeteksian

ketidakwajaran yang lainnya dan mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan

ketidakwajaran sekor itu sendiri. Instrumen penelitian kali ini hanya

menggunakan tes akuntansi, untuk penelitian kedepannya disarankan untuk

mencoba menggunakan tes dari bidang yang lain. Perluasan lingkup populasi dan

jumlah sampel pun dapat meningkatkan keakurasian dan memudahkan dalam

(29)

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne & Susana Urbina. (2006). Tes Psikologi. Edisi ketujuh. Terjemahan Jakarta: PT. Indeks

Birenbaum, M. (1986) Effect of dissimulation motivation and anxiety on response pattern appropriateness measures, Applied Psychological Measurement, Vol. 10, No. 2. hlm. 167-174.

Cahyono, T. (2006). Uji Normalitas. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Drasgow, F. (1982) Choice of test model for appropriateness measurement.

Applied Psychological Measurement, Vol.6, No. 3,Summer, hlm. 297-308.

Guntaram. (2003). Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Jumlah Option Jawaban

pada tes Bentuk Pilihan Ganda terhadap Ketidakwajaran Jawaban Tes Matematika di SMA Bogor. (Tesis). Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Hulin,C.L.,Drasgow,F., Parsons,C.K. (1983). Item Response Theory Application

To Psychological Measurement. USA: Dow Jones-Irwin.

Naga, Dali S. (2013). Teori Sekor Pada Pengukuran Mental. Jakarta: PT Nagarani Citrayasa

Reise, Steven P. (1991) The influence of test charateristic on the detection of abberant response patterns. Applied Psychological Measurement, Vol.15, No.3, hlm.217-226.

Rudner, L.M. (1983) Individual assessment accuracy. Jurnal of Educational

Measurement, Volume 20, N0.3.

Santoso, B. (2011). Perbandingan Ketidakwajaran Skor Berdasarkan Teori

Responsi Butir ditinjau dariModel Pensekoran dan Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda Disertasi. (Tesis). Universitas Negeri

Jakarta: Jakarta.

Simanungkalit, A. (1988). Hubungan Antara Sikap terhadap Matematika,

(30)

49

Mugia Rahayu Awwalunnisa, 2014

Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Berdasarkan Metode Jacob Ditinjau dari Jumlah Pilihan Jawaban pada Tes Pilihan Ganda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strandmark, N.L., & Linn, R.L. (1987) A generalized logistic item response model parameterizing test score inappropriateness. Applied Measurement in

Education, Vol. 11, No.4, hlm.355-357.

Sugiyono, (1998). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1995). Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito.

Susetyo, B. (2007). Komparasi Fungsi Informasi Butir Model Logistik 2

Parameter Bentuk Tes Objektif Tiga dan Empat Pilihan Jawaban Mata Pelajaran Sains SD dan SMP Ditinjau Dari Tahap Perkembangan Kognitif Operasional Konkrit (SD) dan Operasional Formal (SMP). (Disertasi).

Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Perbandingan Ketidakwajaran
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Penilaian Kesetaraan

Referensi

Dokumen terkait

Soal esai yang sudah direvisi dijadikan sebagai bahan pembuatan soal pilihan ganda disertai dengan pengecoh (distraktor) yang berasal dari jawaban siswa saat uji

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil jawaban siswa kelas X dan kelas XI sekolah menengah atas negeri 2 kota Bandung dengan menggunakan

Tes pilihan ganda beralasan adalah suatu bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui konsepsi siswa dengan cara memberikan soal pilihan ganda dan siswa diharuskan

Kemudian pada analisis kesulitan masing-masing butir soal dengan bentuk pilihan jawaban tulisan terlihat bahwa pembelajar susah menjawab dengar benar pada soal-soal

soal pilihan ganda pada setiap soal sehingga siswa dapat memahami tidak menghafal jawaban saja. 5) Guru dapat mengatur batas waktu pengumpulan tugas atau pengerjaan kuis,

Penelitian pengembangan ini dilakukan dengan asumsi penelitian ini dapat menghasilkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat yang dapat mempermudah guru dalam

Kunci Jawaban Soal Mengurutkan Kata Dengan Jumlah 3 Pilihan Kata 1.. Bayu

Dengan alasan tersebut maka perangkat ketiga tes hanya divalidasi isi dan tidak diujicoba untuk melakukan validasi empirik dengan pertimbangan: (1) setiap butir soal yang ada