• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING WITH LEARNING ACHIEVEMENT Hanny Yuli Andini e-mail : hann

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING WITH LEARNING ACHIEVEMENT Hanny Yuli Andini e-mail : hann"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU

DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF

SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING

WITH LEARNING ACHIEVEMENT

Hanny Yuli Andini

e-mail :

hannyyuliandini@gmail.com

ABSTRAK

Wawancara sering digunakan dalam seleksi mahasiswa baru untuk menilai kesiapan calon mahasiswa terutama aspek motivasi. Intensitas motivasi seorang mahasiswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara motivasi pada saat seleksi mahasiswa baru dan pada saat pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Kebidanan. Penelitian analitik korelasional dilakukan terhadap 114 mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung pada bulan April-Agustus 2013. Analisis data menggunakan Spearman Rank dan Regresi Linier Ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi pada saat seleksi masuk dengan prestasi belajar (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi pada saat pembelajaran dengan prestasi belajar (p > 0,05). Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier ganda, maka didapatkan bahwa secara simultan motivasi seleksi masuk dan motivasi pada saat proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar (p < 0,05). Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi mahasiswa dapat dinilai sejak dilakukannya wawancara seleksi mahasiswa baru, karena hanya dengan wawancara kita bisa memperoleh kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar nantinya. Namun, ketika mahasiswa sudah mengikuti proses pembelajaran akan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi prestasi belajarnya, baik itu dari faktor kurikulum, sarana, fasilitas maupun dosen.

(2)

ABSTRACT

Interviews are often used in the selection of new students in order to see the readiness of prospective students, especially in view of motivation. The intensity of motivation a student will determine the level of achievement of academic achievement. The purpose of this study was to analyze the relationship between motivation at the time of the selection of new students and during the learning with learning achievement of Midwifery students. Correlational analytic study conducted on 114 students of DIII midwifery Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung in April-August 2013. Data analysis using the Spearman Rank and Multiple Linear Regression .The results showed that there was no significant relationship between motivation at the time of selection into the learning achievement (p > 0.05). There is no significant relationship between motivation during the learning into the learning achievement (p > 0.05). From the analysis performed using multiple linear regression , it was found that simultaneously selection into motivation and motivation during the learning process affects the learning achievement (p < 0.05) . Learning achievement is influenced by many factors, such as the intrinsic motivation and extrinsic motivation. Student motivation can be assessed since the new student selection interview, because we can only obtain an interview with the prospective student's readiness to follow the teaching and learning activities in the future. However, when the student has followed the learning process there will be another things that can affect academic achievement, it can be from the curriculum factors, tool, facilities and lecturer.

(3)

Pendahuluan

Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya pengadaan tenaga kesehatan sesuai jenis, jumlah dan kualifikasi yang telah direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Tujuan yang ingin dicapai oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan adalah menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dengan karakteristik memiliki bekal kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, bekerja

dengan benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik, sanggup menggunakan wewenang secara arif dan bijaksana, dan mampu berperan aktif sebagai perencana, pelaksana dan penggerak pembangunan. Salah satu isu yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan tenaga kesehatan adalah produksi lulusan belum sesuai dengan mutu yang diinginkan oleh pengguna.1 Oleh karena itu dibutuhkan seleksi penerimaan mahasiswa sebelum dilaksanakannya proses belajar mengajar.

Sebagai langkah awal pendidikan tenaga kesehatan program diploma, setiap tahun ajaran baru dilaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang berasal dari lulusan pendidikan sekolah menengah atas. Dari kegiatan itu diharapkan akan diperoleh calon peserta didik yang berkualitas sehingga dapat memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang semakin kompleks dan kompetitif.2 Model komprehensif digunakan untuk

memilih calon mahasiswa

yang didasarkan pada pilihan teoritis dan

empiris, dan dibentuk

berdasarkan penelitian dan pengalaman. Model tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu, informasi pilihan, prestasi akademik, kemampuan kognitif melalui tes psikometri, kepribadian melalui tes psikometri, dan keterampilan interpersonal melalui wawancara. Wawancara menyajikan kesempatan untuk memperoleh informasi profesional yang relevan tentang calon mahasiswa

yang tidak dapat secara memadai diperoleh dengan metode lainnya.3

Format wawancara, terdiri dari pewawancara terlatih yang melakukan wawancara yang terstruktur pada calon mahasiswa dan menilainya dengan skala penilaian yang telah ditentukan.4 Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menghasilkan nilai keseluruhan dari setiap calon mahasiswa. Kesempatan untuk Perguruan Tinggi dalam mengembangkan prosedur wawancara mereka sendiri dan banyak Perguruan Tinggi yang telah melakukannya.3 Wawancara baik digunakan dalam seleksi mahasiswa baru dalam rangka mengobservasi kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar nantinya. Terutama dalam menilai motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan pada Program Studi Kebidanan.

Politeknik Kesehatan TNI AU sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kesehatan Swasta juga menyelenggarakan seleksi mahasiswa baru dengan metode komprehensif, salah satunya adalah wawancara. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung, terdapat perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang telah melaksanakan seleksi ujian masuk tanpa wawancara dengan mahasiswa yang telah melaksanakan seleksi ujian masuk

dengan wawancara. Terdapat

(4)

pada mahasiswa selama proses belajar mengajar, karena tes wawancara sepertinya tidak cukup untuk menilai motivasi calon mahasiswa. Komponen yang dinilai dalam wawancara adalah motivasi belajar calon mahasiswa dalam memilih Program Studi D III Kebidanan dan mengikuti perkuliahan pada program studi tersebut.

Dengan adanya motivasi, minat mahasiswa dalam belajar akan tumbuh, yang pada akhirnya akan menguatkan keinginannya pula dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi belajar. Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model, yaitu Attention

(Perhatian), Relevance (Relevansi),

Confidence (Kepercayaan diri) dan

Satisfaction (Kepuasan). Keempat kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi mahasiswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung.9 Melalui motivasi belajar yang terarah dengan baik, maka mahasiswa akan dapat membantu

mahasiswa dalam menghadapi

perkuliahan dan meningkatkan prestasi belajarnya.

Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menunjukkan motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Walberg dkk (1983) dikutip Suciati dan Prasetya, menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar.

Sedangkan pada penelitian Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen, McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.8,9 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Lestari dapat diketahui bahwa motivasi mahasiswa dalam memilih jurusan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar para mahasiswa.5

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional untuk menganalisis hubungan antara variabel motivasi mahasiswa pada saat seleksi mahasiswa baru dan pada saat pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Kebidanan Semester II. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa D III Kebidanan pada Tahun Akademik 2012/2013. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa D III Kebidanan semester II pada Tahun Akademik 2012/2013 dan sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa Tingkat I D III Kebidanan semester II pada Tahun Akademik 2012/2013 yaitu sebanyak 114 orang.

Pada tahap awal dilakukan pengambilan data hasil wawancara mahasiswa yang merupakan data sekunder, setelah itu melakukan pembuatan kuesioner untuk medapatkan hasil dari motivasi mahasiswa selama pembelajaran. Langkah awal yang dilakukan setelah kuesioner dibuat adalah melakukan uji validitas dengan menggunakan pearson product moment

dan uji reliabilitas dengan menggunakan

(5)
(6)

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Seleksi Mahasiswa Baru dengan Prestasi Belajar

Motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi

mahasiswa baru

Ket: uji spearman rank

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi mahasiswa baru dengan prestasi belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi kurang pada saat seleksi masuk sebagian besar memiliki prestasi belajar yang cukup, sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi baik pada saat seleksi masuk sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik.

Pada saat seleksi mahasiswa baru, salah satu metode yang digunakan adalah wawancara. Wawancara dilakukan oleh Poltekes TNI AU Ciumbuleuit untuk menilai motivasi calon mahasiswa baru. Lembar wawancara yang digunakan

merupakan lembar wawancara

terstruktur. Namun penilaian wawancara yang dilakukan belum sesuai dengan standar, karena pada dasarnya seluruh calon mahasiswa tetap diterima dalam penerimaan mahasiswa baru. Wawancara berguna untuk memprediksi akademik di masa yang akan datang atau keberhasilan klinik, banyak sekolah kesehatan yang menggunakan wawancara sebagai komponen dasar dari penerimaan mahasiswa baru.11 Wawancara digunakan dalam seleksi mahasiswa baru untuk mengobservasi kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar nantinya.

(7)

Tabel 2. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Motivasi mahasiswa

Ket: uji spearman rank

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi mahasiswa baru dengan prestasi belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi baik pada saat proses belajar mengajar sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi baik sekali pada saat proses belajar mengajar sebagian besar memiliki prestasi belajar yang baik.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut, baik itu secara internal maupun eksternal. Faktor internal yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran adalah kondisi fisiologis seperti kondisi kesehatan mahasiswa.

Pada Program Studi Kebidanan mahasiswa harus menyelesaikan perkuliahan dengan waktu lebih kurang 6-7 jam. Ditambah dengan kegiatan praktik di laboratorium. Selain itu mahasiswa diberikan tugas setelah perkuliahan selesai di kelas. Dalam hal ini, jika terdapat mahasiswa yang kurang sehat dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa masih banyak mahasiswa yang merasa bahwa materi perkuliahan pada mata kuliah kebidanan sulit untuk dipahami, dan banyak kata yang tidak mereka mengerti pada saat proses pembelajaran, sehingga menyulitkan mereka untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

Begitupula dengan mahasiswa yang tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh dosen dengan baik pada saat pembelajaran, karena akan menimbulkan kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar. Begitu pula dengan faktor instrumental seperti kurikulum, misalnya sejumlah mata kuliah yang terpaksa dipelajari oleh mahasiswa dengan waktu yang sedikit tersisa karena ingin mencapai target kurikulum, sehingga mahasiswa akan belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Tentu saja hasil belajarnya akan kurang memuaskan dan cenderung mengecewakan.

(8)

Tabel 3. Hubungan antara Motivasi Mahasiswa Kebidanan pada Saat Seleksi Masuk Mahasiswa Baru dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Variabel B Std. error R2 P

Motivasi pada saat seleksi

masuk 4,001 1,637

0,067 0,021

Motivasi pada saat proses

pembelajaran 0,055 0,034

Ket: uji regresi linier ganda

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi mahasiswa kebidanan pada saat seleksi masuk mahasiswa baru dan pembelajaran dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian yang didapatkan melalui data wawancara pada saat seleksi masuk dan data kuesioner pada saat pembelajaran, dapat dianalisis beberapa pola peningkatan maupun penurunan motivasi selama kurun waktu tersebut. Sebagian besar mahasiswa yang memiliki hasil wawancara baik, terdapat peningkatan motivasi pada saat pembelajaran menjadi baik sekali, sehingga didapatkan prestasi belajar yang baik. Sebagian besar mahasiswa memiliki prestasi belajar yang baik.

Wawancara merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penerimaan mahasiswa baru untuk menilai kesiapan calon mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Selain kesiapan mahasiswa secara fisik maupun materiil, motivasi dinilai dalam wawancara. Dari hasil penelitian Wilkinson dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara skor wawancara dengan prestasi belajar. Di Poltekes TNI AU Ciumbuleuit pewawancara adalah ketua beserta sekretaris masing-masing program studi. Wawancara melibatkan calon mahasiswa dan orangtuanya.

Untuk melihat apakah terdapat peningkatan motivasi selama pembelajaran, maka dilakukan penelitian sebelum mahasiswa mengikuti UTS/UAS semester II, terdapat jarak sekitar 6 bulan setelah dilakukannya tes wawancara masuk. Sebagian besar mahasiswa yang pada saat wawancara memiliki motivasi baik, terjadi peningkatan motivasi menjadi baik sekali. Mahasiswa yang awalnya memiliki motivasi kurang pada saat wawancara sebagian besar memiliki motivasi yang baik sekali pada saat pembelajaran, namun prestasi belajarnya tidak baik, mereka hanya memperoleh prestasi belajar yang cukup. Selama proses pembelajaran motivasi mahasiswa akan dipengaruhi oleh lingkungan kampus. Dengan menilai keduanya motivasi mahasiswa akan lebih terpantau sehingga bisa didapatkan prestasi belajar yang lebih baik.

Keterbatasan Penelitian

(9)

terstruktur yang telah dibuat institusi dengan penilain yang tinggi dan rendah. Sedangkan pengukuran motivasi pada saat pembelajaran menggunakan kuesioner dengan penilaian berdasarkan skala likert, karena kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan.

Daftar Pustaka

Direktorat Kesehatan Dan Gizi Masyarakat Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan. 2005

Departemen Kesehatan RI. Keputusan

Menteri Kesehatan RI

No.850/Menkes/SK/V/2000 tentang Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010. 2004 Bore M et al. A Comprehensive Model

For The Selection Of Medical Students. The University of Newcastle Australia. 2009; 31: 1066-1072

Eva KW et al. An Admission OSCE: The Multiple Mini-Interview. Med Educ 2004; 38:314-326.

Lestari S. Model Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP PGRI Semarang. Semarang. 2009

Suryabrata S. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo persada. Jakarta. 2011

Suciati. Teori Belajar dan Pembelajaran. Buku Acuan, Program Pekerti, P2P Universitas Negeri. Jakarta. 2006

Siregar E. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. 2011

McManus IC et al. Intellectual Aptitute Test and A Levels for Selecting UK School Leaver Entrants for Medical School. Brit Med J. 2005; 331:555-559

Lumb AB et al. Equity In Interviews : do personal characteristics impact on admission interview scores?. Blackwell Publishing. 2010; 44: 1077-1083

Mercer A et al. Admission Selection Criteria As Predictors Of Outcomes In An Undergraduate Medical Course : A Prospective Study. The University of Western Australia. 2011; 33: 997-1004

Wilkinson D et al. Medical School Selection Criteria and The

Prediction of Academic

Performance. School of Medicine, University of Queensland, Brisbane. 2008; 188: 349-354

Nurma IZ. Hubungan Antara Minat Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2011

Ivon Okta Trisia. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Kesimpulan

(10)

Ngudi Waluyo Tahun 2012. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. 2012

Setiawan A. Observasi dan Wawancara.

http://id.scribd.com/doc/22186725/ Observasi-Dan-Wawancara diakses pada tanggal 20 Juli 2012

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. 2010

Djamarah, S. Psikologi Belajar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 2011

Frith Connie. Motivation To Learn. Educational Communications and Technology, University of Saskatchewan.

Driscoll M. Psychology of Leaarning for Instruction. Boston : Allyn & Bacon.1994

Hamalik O. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. 2010

Renny Yusniati. Lingkungan Sosial Dan Motivasi Belajar Dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa. Program Studi Komunikasi Dan

Pengembangan Masyarakat

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2008

Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru. Remaja

Rosdakarya. Bandung. 2008

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Jakarta. 2003

Muhidin, S. Analisis Korelasi, Regresi,

dan Jalur Dalam Penelitian. CV

Pustaka Setia. Bandung. 2007

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun

Tesis. Alfabeta. Bandung. 2008

Riduwan. Cara Menggunakan dan

memakai Path Analysis (Analisis

Jalur). Alfabeta. Bandung. 2012

Dahlan, S. Statistik untuk Kedokteran

dan Kesehatan. Penerbit Salemba

Medika. Jakarta. 2011

Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Penerbit Rosda.

Bandung. 2009

Dimyati. Belajar dan Pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan langkah-langkah yang digunakan dalam teknik analisis data adalah (1) memaparkan sistem pengendalian intern penerimaan kas berdasarkan hasil kuesioner dan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh

Diisi dengan kategori Revisi Anggaran yaitu : perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanj a termasuk pergeseran

Pengembangan kemampuan bahasa untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan mengembangkan empat pengembangan sekaligus yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara,

Hasil analisis skalogram akan menentukan struktur pusat pelayanan menurut hirarki wilayah. Penentuan hirarki didasarkan atas tingkat perkembangan dan kapasitas pelayanan

Gaya di sembilan poin-poin perempat lingkaran kini digantikan oleh sembilan rangka bentuk Y atau penyokong, masing-masing dengan dua lengan, yang merupakan suatu ciri

Dampak Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Komoditi Kakao ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan IImu-lImu Sosial Ekonomi

1) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak bahwa pelaksanaan penyidikan terhadap kasus tindak pidana yang dilakukan anak dibawah umur diserahkan