562
PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN SEBAGAI
SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF PADA
YAYASAN LAGZIS PEDULI
Nurisca Puji Lestari, Kusni Hidayati, Nova Retnowati
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya nuriscapujilestari@gmail.com
ABSTRAK
Yayasan Lagzis Peduli adalah sebuah lembaga non profit yang menyalurkan uang kepada yang berhak terutama untuk dhuafa, untuk itu pengendalian manajemen di lembaga ini sangat diperlukan guna memastikan tercapainya tujuan dan audit manajemen berfungsi untuk mengevaluasi keefektifan prosedur keuangan agar diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang efektif untuk rencana tahun berikutnya. Dalam skripsi ini dibahas tentang penerapan audit manajemen fungsi keuangan di lembaga Yayasan Lagzis Peduli sebagai sarana pengambilan keputusan yang efektif, berdasarkan data-data yang diperoeh dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya fungsi keuangan di lembaga ini sudah memadai hal ini dapat dilihat dari adanya pemberian tugas yang jelas. Namun ketika dilihat dalam hal realisasi target penerimaan tahunan ditemukan adanya peningkatan dan penurunan realisasi dari tahun sebelumnya.
Kata Kunci : Audit Manajemen, fungsi keuangan, anggaran, keputusan
ABSTRACT
Lagzis Peduli foundation is non profit organization that distribute fund to beneficiary especially for the weak. That’s why, this management control is indispensable to ensure this foundation goals. The function of management audit is use to evaluate the effectiveness of the financial procedure and it’s expected to make effectiveness decision for the next plan. In this thesis discussed about the implementation of financial management function audit at LagzisPeduli Foundation institution as an effective decision making tool, based on the data obtained can be concluded that the actual function of finance in this institution is adequate this can be seen from the existence of clear assignment . But, when viewed in terms of realization of annual acceptance targets found an increase and decrease in realization from the previous year.
Keywords : Management Audit, financial function, budgetting, decition
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan
dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi
berkembang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal
563 dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam
penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi
pihak-pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas
adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang
meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara
bebas.Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang.
Perencanaan yang dibuat mencakup batas-batas operasional yang dilakukan,
baik luasnya cakupan operasi maupun konsumsi sumber daya. Perencanaan yang
disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya operasi yang efisien dan
secara efektif mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka memastikan jalannya
operasional yang sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan dan pengendalian
manajemen yang memadai.
Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen menimbulkan aktivitas audit
(pemeriksaan). Secara lebih luas, audit juga dibutuhkan dalam menilai
pertanggungjawaban manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan. Dari hasil audit yang dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh
manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi yang
berjalan sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
Bayangkara (2016) audit manajemen (management audit) adalah evaluasi
terhadap efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen,
manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus
dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang mewakili wewenang yang lebih
tinggi.
Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas,
program-program yag diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit
untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara
efisien, serta apakah tujuan dari menilai program dan aktivitas yang telah direncanakan
dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang ditetapkan
perusahaan.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai
apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi telah cukup
memenuhi syarat.Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan, rencana dan
564 aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan. Kemudian menilai
kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan. Lalu pada
akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada
masing-masing manajemen.
Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan organisasi
yang berorientasi kepada laba. Dalam menjalankan kegiatannya organisasi nirlaba tidak
semata-mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba, juga bisa diartikan non for
profit. Sehingga organisasi nirlaba tidak mengalami defisit. Apabila organisasi nirlaba
memperoleh surplus, maka surplus tersebut akan dikontribusikan kembali untuk
pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk memperkaya pemilik organisasi
nirlaba tersebut.
Manajemen keuangan pada dasarnya merupakan salah satu unsur penting dalam
menjalankan keputusan-keputusan keuangan. Oleh karenanya, secara umum
manajemen keuangan dapat digunakan setiap organisasi berdasarkan konsep dan teori
keputusan-keputusan keuangan. Keputusan itu biasanya dilakukan dalam lingkup
organisasi atau lembaga yang bertujuan untuk memperoleh laba. Tetapi berbeda dengan
lembaga non profit seperti lembaga amil zakat yang sumber pendapatan keuangannya
didapat dari kesadaran zakat para muzakki. Dana yang ada bukan dikonsumsikan untuk
mencari laba tetapi lebih ditekankan pada pemberdayaan (tim IMZ, 2006).
Pentingnya tugas dari satuan kerja bidang keuangan membuat pengendalian dan
pengawasan kerja dari satuan ini juga penting, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat
untuk mengukur kinerja satuan kerja yang mengurus bidang keuangan dalam yayasan
ini. Fungsi keuangan merupakan fungsi yang paling penting dari suatu bisnis/yayasan.
Fungsi keuangan terkoneksi secara erat dengan fungsi aktivitas-aktivitas yang lain.
Ketidak hadiran fungsi keuangan dapat menyebabkan semua aktivitas terhenti. Pada
kenyataannya, hanya dengan ketersediaan dana yang memadai seluruh aktivitas dapat
dimulai, berkelanjutan dan berekspansi. Fungsi keuangan yang terkelola dengan baik
dapat mendukung fungsi aktivitas pengembangan sumber daya manusia.
Audit manajemen pada bagian keuangan Yayasan Lagzis Peduli perlu dilakukan
mengingat yayasan ini adalah lembaga nirlaba yang umumnya memperoleh sumber
dana dari donasi para donatur, yang idealnya tidak mengharapkan adanya pengembalian
atas donasi yang mereka berikan, walaupun tidak meminta adanya pengembalian,
namun para donatur sebagai salah satu stake holder utama yayasan ini tentunya
565 ini, baik mempersyaratkan atau tidak, tentu tetap menginginkan pelaporan serta
pertanggung jawaban yang transparan atas dana yang diberikan, para donatur ingin
mengetahui bagaimana dana yang mereka berikan dikelola dengan baik dan
dipergunakan untuk memberi manfaat bagi kepentingan umat. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka peneliti mengambil judul “Penerapan Audit Manajemen
Fungsi Keuangan Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada
Yayasan Lagzis Peduli”.
TINJAUAN PUSTAKA
Audit Manajemen (management audit)
Bayangkara (2016:2), audit manajemen (management audit) adalah evaluasi
terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahan. Dalam konteks audit manajemen,
manaejemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggung
jawabkan kepada berbagai pihak yang memliki wewenang lebih tinggi. Audit
manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program
yang diselenggarakan atau sebagian dari entitas yang bisa di audit untuk menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah
tuuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak
mealanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Dalam audit internal (internal auditing), auditor melakukan penilaian secara
independen terhadap berbagai aktivitas dalam memberikan jasanya kepada perusahaan.
Audit operasional (operational auditing), memfokuskan penilaiannya pada efisiensi dan
aktifitas operasi suatu entitas. Apabila definisi ini dihubungkan dengan audit
menejemen di atas, tampak bahwa audit operasional identik dengan audit menejemen.
Dari bergabai audit yang dilakukan kecuali audit keuangan, keseluruhan audit
memliki tujuan yang (hampir) sama yaitu menilai bagaimana manajeman
mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki, meningkatkan
efisiensi prosesdalam mencapai tujuan perusahaan secara taat asas.
Tahap-Tahap Audit Manajemen menurut Bayangkara (20016), ada bebrapa
tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu audit pendahuluan; review dan pengujian
pengendalian manajeman; audit terperinci; pelaporan; tindak lanjut.
566 Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit, serta menganalisa berbagai informasi yangtelah diperoleh untuk
mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang
diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit
sementara (tentative audit objective).
2. Review dan Pengujian Dan Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas
pengendalian manajemen dalammendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil
pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek
audit sehingga dengan mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinyan kelemahan
pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Terperinci
Pada tahap ini auditor melakukan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan,dan kompeten.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini
penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil
audit dan mendukung berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam
bentuk koprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untukmendukung
kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang
operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
5. Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan)
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Menurut Bayangkara (2016) audit manajemen keuangan adalah analisis dan
567 pengambilan keputusan serta segala kebijakan dalam pengelolaan sumber daya
keuangan perusahaan. Dalam melakukan aktivitasnya, auditor lebih menekankan pada
ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan.
Fungsi Manajemen Keuangan (Bhayangkara, 2016) :
1. Mendapatkan Dana yang Tepat dalam Jumlah yang Memadai
Tujuan utama dari fungsi keuangan adalah untuk menilai kebutuhan dan perolehan dana
bagi perusahaan secara tepat. Waktu merupakan elemen yang sangat penting dalam
menghubungkan kebutuhan perusahaan terhadap dana.
2. Penggunaan Dana dengan Tepat
Mendapatkan dana adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi menggunakan dana
dengan tepat menjadi lebih penting. Tanpa penggunaan dana secara tepat (efektif dan
efisien), perusahaan tidak dapat menikmati penghasilan. Penggunaan dana secara tidak
tepat menyebabkan tidak maksimalnya kontribusi dana yang dimiliki, karena terjadi
potensi manfaat yang hilang.
3. Meningkatkan Profitabilitas
Keuntungan adalah tujuan terpenting dari seluruh aktifitas bisnis perusahaan.
Perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan tersebut. Untuk mencapai hal ini, biaya atas penggunaan dana
(biaya modal) seharusnya rendah. Dana-dana yang menganggur tidak memberikan
pendapatan tetapi menimbulkan biaya. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari
terjadinya dana menganggur. Fungsi keuangan juga harus menyesuaikan biaya dan
pengambilan yang dapat diperoleh dari dana tersebut. Jika dana dapat dimanfaatkan
secara ektif dan efisien, maka profitabilitas meningkat.
4. Memaksimalkan Nilai Perusahaan
Tujuan terakhir dari fungsi keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai
peruahaan yang merefleksikan maksimal kesejahteraan para pemegang sahamnya.
Menurut Rudianto (2013) anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang
yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Dengan demikian,
anggaran merupakan rencana kerj organisasi dimasa mendatang. Proses penyiapan
anggaran disebut penganggaran.
Siregar, Baldric dkk (2013) menyatakan bahwa anggaran adalah ekspresi
kuantitatif suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau
keduanya. Anggran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi
568 Sedangkan Perencanaan Keuangan (Rinaldi, 2015) adalah rencana usaha untuk
mencapai posisi keuangan yang dicari di masa yang akan datang. Proses untuk
mencapai posisi keuangan yang hati-hati. Jadi anggran itu merupakan perencanaan
keuangan. Langkah-langkah untuk merencanakan keuangan :
1. Menetapkan tujuan perencanaan keuangan perusahaan secara tepat
2. Menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha
mengkomunikasikannya dengan pihak terkait
3. Memastikan bahwa proses perencanaan diikuti pula oleh pengendalian dan selalu
mengkomunikasikannya dengan pihak terkait
4. Mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternatif
5. Mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek maupun jangka
panjang
6. Mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkan terhadap prestasi
standar yang sudah ditetapkan
7. Memeriksa kebenaran perencanaan keuangan secara menyeluruh
8. Meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga lahir
kombinasi strategi yang tepat.
Fahmi dalam Mutajaridah (2015)keputusan adalah proses penelusuran masalah
yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada
terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya
dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi
yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang
tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkajian masalah.
Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Memberi Bobot Pada Kriteria
Mengembangkan Alternatif-Alternatif
569 Sumber : Mutajaridah (2015)
Gambar 1
Proses Pengambilan Keputusan
Kerangka Konseptual
Audit Manajemen Keuangan
Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Yayasan Lagzis Peduli
Perencanaan Keuangan dan Penganggaran
570 Sumber : Peneliti (2017)
Gambar 2 Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Teknik yang dipakai dalam menganalisis data adalah analisis kualitatif deskriptif,
yang mengacu pada rumusan masalah yang berusaha menjawab sebuah pertanyaan
”Bagaimana Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif pada Yayasan Lagzis Peduli”
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu dari hasil
proses wawancara dengan pimpinan perusahaan (direktur Lagzis) dan staff Lagzis
(Bagian Keuangan).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui literatur dari
internal yayasan yang berupa sejarah yayasan, struktur organisasi yayasan, dan juga
melihat secara langsung aktivitas pihak-pihak yang terkait dalam penelitian yakni
admin Lagzis dan petugas penjemputan donasi (Muzakki Service)
Sumber Data
Data yang dipakai adalah hasil dari wawancara dan laporan realisasi fundraising
Lagzis tahun 2015 dan 2016. Laporan realisasi fundraising ini merupakan anggaran
yayasan beserta hasil penerimaan donasinya (realisasinya). Data ini merupakan data
mentah yang akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan
Yayasan Lagzis Peduli.
571 Pembahasan masalah yang akan dibahas adalah pentingnya penerapan audit
manajemen sebagai sarana pengambilan keputusan yang efektif pada Yayasan Lagzis
Peduli menyangkut keputusan yang akan diambil dalam tahun berjalan, dan peneliti
melakukan penelitian untuk tahun 2017 sehingga batasan masalahnya disini adalah data
realisasi anggaran 2 tahun kebelakang yaitu 2015 dan 2016.
Asumsi Penelitian
Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa penelitian ini akan dilakukan audit
manajemen yang dilaksanakan oleh Yayasan Lagzis Peduli sehingga hal ini sangat
membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan yang efektif.
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pemilihan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
prosedur penelitian ilmiah pada umumnya, yang antara lain meliputi :
1. Survey Pendahuluan/Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
pada objek penelitian, untuk memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi
Yayasan Lagzis Peduli yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Studi Kepustakaan
Prosedur ini dilaksanakan dengan tujuan mengumpulkan serta mempelajari data teoritis
serta penerapannya melalui literatur-literatur seperti buku, artikel, bahkan penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
3. Studi Lapangan
Saat melakukan studi lapangan, peneliti mengamati secara langsung objek penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi pendukung yang akurat yang
akan diperlukan sebagai masukan bagi proses analisis selanjutnya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan ini antara lain :
a. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dan tanya jawab secara langsung guna pengumpulan data
dengan pihak yang berwenang atau yang terkait dengan memberikan informasi tentang
masalah yang diteliti.
Peneliti melakuakan wawancara pada :
- Bagian Keuangan : wawancara tentang Standart Operational Prosedure (SOP) fungsi
keuangan di Lagzis yakni penerimaan dan pengeluaran dana serta data realisasi anggaran
572 - Direktur Lagzis : wawancara tentang program-program, sejarah dan keseluruhan tentang
Yayasan Lagzis Peduli
b. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh melalui catatan atau dokumen berupa data,
angka-angka, yang dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam
mendukung penelitian tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1
Realisasi Anggaran Seluruh Cabang Tahun 2015
No CABANG TARGET % REAL Deviasi
Realisasi Anggaran Seluruh Cabang Tahun 2016
No CABANG TARGET % REAL Deviasi
dilihat posisi cabang prima, cabang sehat, cabang sakit dan cabang ICU dengan kriteria
sebagai berikut :
573 Dikatakan cabang ICU apabila realisasi 0% - 59% dari target
Dengan kriteria yang disebutkan diatas dapat kita lihat pada tahun 2015 posisi
cabang-cabang tersebut sebagai berikut :
Tabel 3
Kondisi Yayasan Lagzis Peduli Tahun 2015
Cabang Prima Sehat Sakit ICU
MALANG 87%
MAKASSAR 85%
SURABAYA 83%
BLITAR 73%
PEKANBARU 65%
DENPASAR 59%
JAKARTA 41%
Sumber : Peneliti (2017)
Tabel 4
Kondisi Yayasan Lagzis Peduli Tahun 2016
D
ar
i analisa pada Tabel 3,4 dapat dilihat kondisi masing-masing cabang sehingga kita
dapat analisa kondisi kota Tahun 2016 berbeda dengan Tahun 2015 yakni ada
peningkatan dan ada penurunan. Pada tahun 2015 belum ada kota yang menduduki
posisi prima, tapi pada tahun 2016 sudah mulai ada kota yang kondisinya prima. Lalu
mengapa Denpasar dan Jakarta selalu ada di posisi ICU selama 2 tahun berturut-turut.
Cabang Prima Sehat Sakit ICU
MAKASSAR 92%
BLITAR 91%
SURABAYA 87%
MALANG 86%
PEKANBARU 65%
DENPASAR 59%
574 Bahkan Denpasar mengalami penurunan dari 2015 ke 2016. Setelah peneliti melakukan
wawancara dengan bagian keuangan dan direktur Lagzis maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kondisi tersebut disebabkan karena beberapa alasan yaitu :
Bagi kota yang mengalami peningkatan dari 2015 ke 2016 (kondisi prima)
1. Untuk Makassar mengalami peningkatan dari 85% menjadi 92% karena di tahun
2016 komunitas sahabat muda di Makassar mulai aktif, yang tahun sebelumnya
masih belum aktif.
2. Untuk Blitar mengalami peningkatan dari 73% menjadi 91% karena di tahun 2016
ada petugas penjemputan donasi yang biasa di sebut Muzakki Service (MS) yang
kembali bekerja lagi setelah resign selama tahun 2015.
Bagi kota yang mengalami penurunan atau tetap dari 2015 ke 2016 (kondisi ICU)
1. Jakarta mengalami penurunan dari 41% menjadi 28% karena faktor lingkungan. Di
kota ini area donaturnya jauh-jauh apalagi ditambah kondisi jalan yang macet.
Sehingga setelah sampai instansi donatur, donaturnya sudah keluar dari kantor
karena kesibukan masing-masing.
2. Denpasar tidak mengalami penurunan tapi berada di posisi tetap yakni bertahan di 59%. Kondisi kota ini berbeda dengan kota lain karena Denpasar memiliki karakter
yang berbeda dengan cabang-cabang Lagzis yang lain karena mayoritas agamanya
yang non muslim.
SIMPULAN
Audit manajemen dilakukan pada audit manajemen fungsi keuangan yang
memeriksa fungsi keuangan tersebut apakah sudah membantu untuk pencapaian sasaran
lembaga ataukah belum serta memeriksa target dan realisasi pemasukan apakah sudah
mencapai target apa belum dan bagaimanakah tindakan dan strategi yang diambil untuk
menyelamatkan cabang yang dalam keadaan sakit dan ICU. Dari hasil yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa :
Fungsi keuangan yang ada pada Yayasan Lagzis Peduli ini dikatakan sudah
cukup baik dalam hal pencapaian sasaran lembaga dan itu dapat dilihat dari adanya job
diskripsi yang jelas di dalam lembaga tersebut dan juga terwujud dalam kepatuhannya
menjalankan peraturan yang dibuat oleh lembaga. Dalam hal perencanaan anggaran
pemasukan setelah dibandingkan laporan dua tahun berturut-turut dapat dilihat bahwa
575 peran manajemen pusat sangat dibutuhkan, manajemen harus benar-benar mampu
mengambil keputusan ayang tepat terkait cabang yang dalam keadaan sakit dan ICU.
SARAN
Perlu adanya evaluasi peraturan pada cabang Lagzis yang tidak ada ADM nya.
Agar lebih disiplin penyetoran perolehan kotanya ke bank. Untuk perencanaan dan
realisasi anggaran pemasukan cabang perlu adanya pengaktifan sahabat muda di kota
tersebut sehingga akan muncul strategi fundraising yang baru sesuai kondisi
masing-masing kota. membutuhkan ide-ide baru untuk maintenance donatur agar donatur
Lagzis tetap setia dan bahkan bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Bayangkara, IBK, 2016,Audit Manajemen, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan
Mayangsari, Sekar, dan Puspa Wandanarum, 2013,Auditing,Cetakan Pertama, Media Bangsa, Jakarta.
Mutajaridah, Siti 2015, Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada Yayasan Lagzis Peduli, Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.
Rahma, Leonie Deviana 2011, Penerapan Audit Manajemen Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada Hotel Sahid Surabaya Khusus Di Divisi Pemasaran, Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.
Rinaldi, Yanuarius Tossan, 2015, Manajemen Keuangan Perusahaan yang Baik dalam
Perencanaan Keuanagan dan Pengelolaannya,
http://googleweblight.com/?lite_url=http://yanuariustossanrinaldi.blogspot.com/ 2015/01/manajemenkeuanganperusahaanyangbaik_2.html?m%3D1&ei=d00KR HUF&lc=idID&s=1&m=612&host=www.google.co.id&ts=1499913533&sig= ALNZjWkyvu11tVQ2j6EF-vIsn9Mmu4gQfA
Rudianto, 2013, Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis, Erlangga, Jakarta
Siregar, Baldric, dan Bambang Suripto dkk, 2013, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.