• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERPIKIR KRITIS DALAM PENGKAJIAN KEPERAW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BERPIKIR KRITIS DALAM PENGKAJIAN KEPERAW"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 1

BERPIKIR KRITIS DALAM PENGKAJIAN KEPERAWATAN

BERDASAR ANALISIS KRITIS

Oleh

Sunaryo Joko Waluyo

A. PENDAHULUAN

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran yang besar

dalam meningkatkan derajat kesehatan. Upaya peningkatan derajat

kesehatan dapat melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitative. Area pelayanan keperawatan yang paling banyak adalah di

rumah sakit. Pelayanan keperawatan pada pasien dilakukan dengan

pendekatan proses keperawatan yang terdiri atas lima tahap yaitu

pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaaan,

dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut bersifat siklus yang berarti

tiap-tiap tahap saling berkesinambungan dan saling terkait. Pengkajian

merupakan langkah pertama dan paling krusial dalam proses keperawatan,

karena pada tahap tersebut menentukan tahapan proses keperawatan

selajutnya. Kesalahan pada tahap pengkajian akan membuat tahap-tahap

berikutnya juga menjadi salah.

B. KEJADIAN KRITIS

Pada hari Senin, tanggal 8 Agustus 2011, saat dinas pagi di Ruang

Penyakit Dalam RS. Sehat Selalu. Tn B (40 th) datang ke rumah sakit

dengan keluhan badan demam, sakit pada inguinal karena terjatuh dari

sepeda pada 3 hari yang lalu. Menurut Tn. B saat jatuh hanya lecet pada

kaki dan tidak apa-apa dan saat periksa ke UGD dianjurkan rawat jalan.

Tiga hari kemudian badan demam dan dibawa kembali ke UGD. Saat di

UGD klien merasa demam, hasil Leukosit 15.000 dan didiagnosis Obs.

(2)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 2

Tn. B, tiba-tiba tidak sadar, lalu di bawa ke ruang ICU dengan indikasi

syok septik. Hari ke dua di ICU pasien meninggal.. Saat perawatan

jenazah, ditemukan ada abses di inguinal, dengan pus yang sangat banyak.

Klien masuk karena demam, meninggal pada hari ke lima perawatan

C. KONSEP DASAR BERPIKIR KRITIS

Pengertian

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan

mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Berpikir

adalah aktivitas yang sifatnya mencari ide atau gagasan dengan

menggunakan berbagai ringkasan yang masuk akal. Berpikir juga diartikan

sebagai proses menimbang-nimbang dalam ingatan. Menurut Tri Rusmi

(1996) dalam perilaku manusia sebagaimana dikutip oleh Maryam

(2008 : 2) mendefiniskan berpikir sebagai suatu proses sensasi, persepsi,

dan memori/ingatan, berpikir menggunakan lambang(visual atau gambar),

serta adanya sutu penarikan kesimpulan yang disertai proses pemecahan

masalah. Berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide,

kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan

tindakan (Roselina, 2005 : 14).

Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berpikir kritis merupakan proses yag kompleks dari berbagai macam

komponen. Komponen berpikir kritis secara umum terdiri dari tiga

komponen yaitu :

a. Pengetahuan dasar spesifik

Supaya mampu berpikir kritis maka seorang perawat harus mempunyai

pengetahuan dasar yang spesifik. Pengetahuan ini diperoleh dari proses

pembelajaran atau perkuliahan. Melalui proses pembelajaran perawat

akan memiliki materi dan wawasan yang luas sehingga akan lebih

(3)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 3

seseorang maka semakin banyak ide-ide yang dapat dipilih dan

dipertimbangkan saat seseorang menhadapi masalah

b. Pengalaman

Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman . Pengalaman

perawat yang diperoleh saat praktik klinik akan memperkaya ide-ide

sehingga mempercepat proses berpikir kritis. Kecepatan berpikir kritis

sangat dibutuhkan saat perawat melaksanakan pengumpulan data,

perumusan masalah keperawatan, menyusun perencanaan keperawatan,

dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi pasien.

Pengalaman di lahan praktik merupakan laboratorium nyata bagi

penerapan ilmu keperawatan. Perawat akan menerapkan teori yang

sudah diperoleh dengan tetap mmperhatikan kenyataan yang ada

dengan mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan

memperhatikan pengalaman yang terjadi

c. Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung

jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan

tertentu. Kompetensi merupakan kemampuan individual yang

dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan yang

dilandasi pengetahuan, kterampilan, dan sikap kerja sesuai kriteria

unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Berdasarakan Kepmendiknas No. 232/U/2000, seseorang yang

kompetenharus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Kemampuan pengembangan kepribadian

2) Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan

3) Kemampuan berkarya

4) Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga

dapat mandiri, menilai, dan mengambil keputusan secara

(4)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 4

5) Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling

menghormatidan menghargai nilai-nilai pluralism (keberagaman)

dan kedamaian

Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan

untuk membuat penilaian keperawatan.

Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah serangkaian tahap-tahap asuhan keperawatan

yang dtujukan untuk mengatasi masalah klien melalui taahap pengakjian,

prumusan diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

(Kozier, 2001: 46). Aplikasi berpikir kritis dari tahapan proses keperawatan

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah langkah awal dan paling mendasar dalam

proses keperawatan secara keseluruhan (Perry dan Potter, 1997 :67).

Tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan data dasar tentang

respon klien terhadap kesehatan atau penyakitnya. Pengkajian yang

tepat dan benar akan member arah kepada perawat dalam menganlisa

dan menyelesaikan masalah keperawatan pada pasien. Komponen

berpikir kritis pada tahap pengakajian meliputi komponen sebagai

berikut :

6) Berpikir Kritis Pada Tahap Pengumpulan Data

Pada bagian ini pertanyaan kritis yang dapat diajukan antara lain:

a) Apa maksud dan tujuan pengumpulan data yang diambil

b) Alat apa yang dibutuhkan

c) Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik

d) Sudahkan saya mempelajari data yag ada sebelumnya

e) Informasi apa yang dapat diperoleh dari data yang terkumpul

(5)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 5

7) Pengelompokan atau pengorganisasian data

Pertanyaan kritis untuk bagian ini adalah :

a) Sudah sesuaikah pengelompokan data yang ada dengan data

fisologis atau biologis

b) Sesuaikah pengelompokan data yang ada dengan data

psikologis

c) Sudah sesuaikan data yang ada denagn data sosial dan

spiritual pasien

8) Penvalidasian data

Pertanyaan kritis yang diajukan adalah apakah data yang terkumpul

sudah sesuai antara hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang

9) Pendokumentasian data

a) Sudahkah melakukan pendokumentasian dengan benar

b) Apakah format pengkajian telah sesuai dengan kondisi pasien

b. Berpikir Kritis pada Tahap Diagnosa Keperawatan

1) Analisis Data

2) Identifikasi masalah klien

3) Membuat pernyataan diagnosis keperawatan

4) Memprioritaskan diagnosis keperawatan

5) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan

c. Berpikir Kritis pada Tahap Perencanaan

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara kritis dalam menyusun

rencana keperawatan adalah :

1) Tindakan apa yang akan dilakukan

2) Mengapa tindakan itu dilakukan

3) Kapan tindakan itu dilakukan

4) Siapa yang akan melakukan

(6)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 6

d. Berpikir Kritis pada Tahap Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah

ditentukan dengan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.

Analisis pertanyaan kritis dalam setiap kegiatan pada tahap

implementasi, antara lain :

1) Apakah anda mengkaji ulang kondisi klien untuk menentukan

apakah tindakan masih sesuai dengan kondisi pasien

2) Apakah sudah dipikirkan perlutidaknya asisten yang membantu

tindakan

3) Apakah tindakan dilakukan dengan sikap kasih sayang, hati-hati,

dan dengan percaya diri

4) Aapakah tindakan sudah didokumentasikan dengan benar

e. Berpikir Kritis pada Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini

dibutuhkan kemampuan berpikir kritis guna mengevaluasi efektifitas

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien dan perlutidaknya

modifikasi tindakan keperawatan

B. PEMBAHASAN

Pengkajian atau pengumpulan data merupakan tahap krusial dalam proses

keperawatan. (Kozier, 1997 : 124). Hal ini terjadi karena apabila data yang

diperoleh saat pengkajian tepat, akurat, dan valid maka masalah atau

diagnosis yang diangkat akan tepat. Diagnosa yang tepat sangat menentukan

tindakan apa yang harus dilakukan. Menurut Potter (1998 : 96)

pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara/anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.

Pada Kurikulum Inti D III Keperawatan dari Pusdiknakes tahun 2006,

pengkajian hanya masuk pada sub pokok bahasan Mata Ajar Konsep Dasar

Manusia, dengan Beban Studi : 2 SKS. Penempatan mata ajar twersebut

pada semester I dengan 1 SSKS Teori, dan 1 SKS Laboratorium. Berdasar

(7)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 7

pengkajian atau pengumpulan data hanya diberikan pada semester I dengan

jumlah pertemuan 2 – 3 kali saja.

Kasus di atas hanya salah satu kejadian yang diungkap, dari catatan penulis

dalam beberapa tahun terakhir cukup banyak terjadi ketidaktelitian perawat

melakukan pengkajian yang membuat masalah klien tidak teridentifikasi

dengan baik yang akhirnya tindakan keperawatan juga tidak dilakukan

denga baik.

Pada kasus di atas terlihat bahwa ada seorang pasien yang masuk ke rumah

sakit dengan keluhan awal yang terlihat sederhana namun kemudian

berakibat fatal. Pada kasus tersebut terlihat bahwa perawat kurang mampu

melakukan pengkajian secara lebih detail sehingga masalah utama pasien

ayitu adanya abses tidak terdeteksi. Keluhan pasien yang berkaitan dengan “3 hari yang lalu jatuh saat mengendarai sepeda” tidak direspon dengan baik untuk melakukan pemeriksaan fisik secara lebih komprehensif. Pada konsep

pengkajian perlu bertanya secara kritis meliputi :

 Apa maksud dan tujuan pengumpulan data yang diambil  Alat apa yang dibutuhkan

 Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

 Sudahkan saya mempelajari data yag ada sebelumnya

 Informasi apa yang dapat diperoleh dari data yang terkumpul  Apakah semua data sudah saya kumpulkan

Berdasar uraian tersebut dapat dianalisis materi pengkajian sebagai bekal

perawat bekerja dirasa masih kurang. Untuk itu perlu dipikirkan untuk

penambahan muatan institusional/muatan lokal Berpikir Kritis dalam

Pengkajian Keperawatan

Di bawah ini akan kami uraikan deskripsi tentang mata kuliah Muatan

(8)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 8

Identitas MA

MA : Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pengkajian

Keperawatan

Kode MA : INS : 2.05

Beban Studi : 1 SKS

Pengampu : TIM

Penempatan : Tk. II Semester IV

Waktu : 16 x 120 menit

Deskripsi Mata Kuliah

Pada mata kuliah ini akan dibahas tentang penerapan berpikir kritis dalam

asuhan keperawatan pada tahap pengkajian meliputi anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Melalui mata kuliah ini

mahasiswa dajarkan dan dilatih untuk melakukan pengkajian secara kritis

pada semua metode pengumpulan data keperawatan. Pembelajaran

dilakukan dengan metode problem based learning, skill lab berdasar

kasus-kasus klinik yang terjadi di rumah sakit.

Standar Kompetensi

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa kompeten dalam :

a. Menerapkan keterampilan berpikir kritis dalam melakukan anamnesa

b. Melakukan pemeriksaan fisik berdasar keterampilan berpikir kritis

c. Mengelola pemeriksaan diagnostik baik dalam persiapan maupun analisa

hasil

d. Menganalisa data untuk merumuskan masalah keperawatan

C. KESIMPULAN

Berdasar uraian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

(9)

Tugas MK:Perencanaan Kurikulum Bidang Kesehatan/Analisis Kritis 9

2. Banyak kejadian yang merugikan pasien bahkan berakibat fatal akibat

ketidakteltian perawat dalam melakukan pengkajian

3. Hasil analisis kritis dimungkinkan ketidaktelitian perawat dalam

pengkajian terjadi karena perawat kurang dibekali kemampuan berpikir

kritis dalam pengkajian

4. Pada kurikulum inti D III Keperawatan materi atau beban studi untuk

berpikir kritis sangat kurang

5. Perlu kiranya dibuat mata kuliah institusional tentang berpikir kritis dalam

pengkajian keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Sebaliknya komoditas perkebunan yang mempunyai nilai Differential Shift (Di) negatif menunjukkan bahwa komoditas perkebunan tersebut memiliki daya saing lebih rendah

No Tujuan Strategi Program Kerja Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Indikator Keberhasilan Biaya PIC Keterangan Paroki Swadana Peningkatan kualitas pertemuan bulanan di

6 AK MUHAMMAD NAJMI BIN PG HAJI MUHAMMAD 7 AMPUAN FATIN AQILAH BINTI AMPUAN HAJI ALI YUSOF 8 AWANG MOHAMAD ARIFFIN BIN AWANG MORSIDI 9 DAYANG AMAL NABILLAH BINTI AWANG HAJI ABDUL

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dirumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah program bimbingan kelompok tentang

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah

Ada yang mengatakan ia (ibunya) sempat berjumpa dengan Nabi SAW, tapi kita tidak tahu adanya riwayat itu. Ia adalah orang pertama Bani Kilab yang dinikahi oleh orang

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa