MAKALAH WAWASAN TEORITIK SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sosioantropologi Pendidikan Dosen pengampu: Prof. Anton Sukarno, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Anissa Nur ‘ Aini 17110116
2. Ani Yunanti 17110092
3. Putri Suci Susilowati 17110112 4. Latifa Vivi Widayanti 17110105
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunianya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan makalah ini berjudul : “Wawasan Teoritik Sosiologi Pendidikan”.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sosiologi Pendidikan. Semoga makalah yang disusun ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat kami menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih. Wassalamua’laikum Wr. Wb
Semarang , 25 September 2017
DAFTAR ISI
Halaman judul………...i Kata pengantar……….ii Daftar isi………...iii BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan masala.……….……...1 B. Tujuan……….1 BAB II PEMBAHASAN
A. Teori struktur pendidikan………..2 B. Teori konflik………..3 C. Wawasan baru sosiologi pendidikan dalam kehidupan masyarakat……….4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………6 B. Saran………..6 C. Daftar pustaka………...6
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sosiologi pendidikan secara umum adalah Ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis. Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat. Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud struktur sosiologi pendidikan? 2. Apa yang dimaksud dengan teori konflik?
3. Bagaimana wawasan baru dalam sosiologi pendidikan dalam kehiduan masyarakat?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami struktur sosiologi pendidikan 2. Memahami teori konflik beserta tujuannya
3. Mengetahui apa saja wawasan baru pendidikan di lingkup masyarakat 4. Menambah wawasan tentang wawasan teoritik sosiologi pendidika
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI STRUKTUR SOSIOLOGI PENDIDIKAN
erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural – fungsional, yang berarti struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing – masing dalam tatanan struktur masyarakat. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Sebuah analogi umum yang dipopulerkan Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian masyarakat ini sebagai "organ" yang bekerja demi berfungsinya seluruh "badan" secara wajar. Dalam arti paling mendasar, istilah ini menekankan "upaya untuk menghubungkan, sebisa mungkin, dengan setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif." Bagi Talcott Parsons, "fungsionalisme struktural" mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengembangan metodologis ilmu sosial, bukan sebuah mazhab pemikiran. Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.
analisis sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem analisis yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris.
B. TEORI KONFLIK
Teori Struktural konflik merupakan teori sosial yang menjelaskan bahwa jika masyarakat itu tidak setara, maka manusia tidak hanya dihambat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang dipelajari melalui sosialisasi. Teori ini berpendapat bahwa manusia juga dibatasi oleh kemudahan yang ia miliki oleh posisinya dalam struktur ketidaksetaraan dalam masyarakat mereka. Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional. Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan.
disebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A. Coser dan Ralf Dah
C. WAWASAN BARU SOSIOLOGI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Sosiologi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat. Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia.
Hakikat Sosiologi adalah:
-Sosiologi adalah suatu ilmu sosial.
-Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yanh normatif, melainkan kategoris. -Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni bukan terapan
-Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan konkret
-Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi sebagai Ilmu:
1. Pengetahuan
Kesan yang timbul dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
2. Tersusun Secara Sistematis
tersusun secara sistematis saja yang bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan. Sistematika berarti urut-urutan tertentu dari unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan.
3. Menggunakan pemikiran
Proses cara berfifikr dengan menggunakan otak. Pengetahuan yang dipikirkan tersebut diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi lainnya. Pengetahuan tersebut diterima dengan panca indera untuk kemudian diterima dan diolah oleh otak.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif)
Pada tahap ini ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan dan diketahui umum sehingga dapat diperiksa serta ditelaah oleh umum yang mungkin berbeda paham dengan ilmu pengetahuan yang dikemukakan.
-Perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan hukum yang berlaku. 6. Sosiologi Keluargaan
Membahas kegiatan atau interaksi gejala kemasyarakatan dengan keluarga. Materi yang dibahas :
-Bentuk-bentuk keluarga dalam masyarakat -Peran keluarga dalam masyarakat
-Keluarga dalam perubahan social 7. Sosiologi Ekonomis
Mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan dengan tata cara kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
8. Sosiologi Industri
-Aktivitas yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi -Peranan industri dalam perubahan masyarakat.
Dimana adapun peranan sosiologi yang umum diisi oleh para sosoilog dalam masyarakat, yakni :
1. Periset
Sama halnya dengan ilmuwan, sosiolog juga menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan pengetahuan.
2. Konsultan Kebijakan
Prediksi sosiolog dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi
3. Sosiolog Klinis
Sebagai sosiolog klinis, mereka ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, seperti memberi masyarakat saran-saran dalam hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, penyelesaian berbagai masalah tentang hubungan antarmanusia dan masalah moral.
4. Guru atau Pendidik
Kegiatan belajar mengajar adalah karier utama bagi sosiolog. Dengan menjadi guru, para sosiolog dapat membuka wawasan para siswa dalam hidup bermasyarakat guna meningkatkan kualitas hidupnya.
Manfaat Sosiologi adalah:
1. Dapat melihat dengan jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok atau masyarakat.
2. Mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya
3. Makin memahami norma, tradidi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain.
BAB III
PENUTUP
Sosiologi pendidikan secara umum adalah Ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya. Teori sosiologi yang penting dalam pendidikan adalah teori struktural fungsional. manusia memiliki peran dan fungsi masing – masing dalam tatanan struktur masyarakat. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Teori Struktural konflik merupakan teori sosial yang menjelaskan bahwa jika masyarakat itu tidak setara, Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan dominasi, koersi, dan power.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
C. Daftar pustaka
http://lisarachma.blogspot.co.id/2015/01/makalah-wawasan-teoritik.html
http://www.warnadi.kapuas.org/2013/02/artikel_26.html
https://fisipsosiologi.wordpress.com/mata-kuliah/sosiologi-pendidikan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsionalisme_struktural
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik