• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAS-BUAS (PREMNA SERRATIFOLIA LINN) SEBAGAI ANTI KOLESTEROL SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAS-BUAS (PREMNA SERRATIFOLIA LINN) SEBAGAI ANTI KOLESTEROL SECARA IN VITRO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

22

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAS-BUAS (PREMNA SERRATIFOLIA LINN) SEBAGAI ANTI KOLESTEROL SECARA IN VITRO

Dini Hadiarti*

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*

E-mail: dinihadiarti@yahoo.com

ABSTRAK

Daun Buas-buas (Premna serratifolia Linn) dipercaya oleh masyarakat dapat menurunkan kolesterol solusi obat herbal alternatif ditengah mahal dan efek samping buruk yang ditimbulkan obat sintetik. Penelitian dilakukan dengan tahapan daun Buas-buas (Premna cordiflora Linn) dikeringkan, dihaluskan dan dimaserasi menggunakan etanol, kloroform, dan n-heksan. Ekstrak yang diperoleh dari evaporasi, ditimbang dan disimpan dalam desikator. Uji aktivitas antikolesterol secara In Vitro dimulai dengan penentuan panjang gelombang maksimum larutan baku kolesterol dengan spektrofotometer UV-Visible. Dilanjutkan dengan pembuatan kurva standart dengan konsentrasi larutan kolesterol 0.5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 mL larutan kolesterol 1000 ppm ditambahkan etanol 95% hingga volume 5 mL serta diukur absorbansinya. Pengukuran kadar koleterol setalah diberikan ekstrak etanol, kloroform, dan n-heksan daun Buas-buas dengan cara 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL ditambahkan 5 mL larutan kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm. Selanjutnya diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada panjang gelombang maksimum kolesterol. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen terbanyak. Ekstrak Premna serratifolia Linn dapat berfungsi sebagai anti kolesterol. Penurunan absorbansi larutan standar kolesterol 100 ppm terdapat pada penmbahan 0,5 mL ekstrak kloroform.

Kata kunci: Anti kolesterol, Buas-buas (Premna serratifolia Linn), In Vitro ABSTRACT

Premna Serratifolia Linn is believed to reduce cholesterol and as an alternative herbal medicine solution among the cost of medicine and the side effects caused by synthetic drugs. This study was conducted in several phases by using Premna Serratifolia Linn which was drained, mashed, and macerated using ethanol, choloform, and n-heksane. Extract obtained from evaporation, then whighed, and stored in a desiccators. Anti-cholesterol activity was tested test by using in vitro : began with determination of the maximum wavelength of the cholesterol standard solution with a UV-Vis spectrophotometer and continued by manufacturing the standard curve with the cholesterol concentration of 0.5; 0.75; 1; 1.25; and 1.5 mL and 1000 ppm cholesterol solution. Furthermore, maximum absorbance wavelength was measured in order to obtain the maximum wavelength of the cholesterol. The study reveled that the solvent extraction of ethanol produced the largest rendement. The extract Premna Serratifolia Linn is functioned as an anti-cholesterol. In addition, the absorbed reduction of 100 ppm cholesterol standard solution found in the addition of 0.5 mL choloform extract.

(2)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

23 PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular

merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia (DepKes, 2003). Faktor resiko penyakit jantung koroner menurut

National Cholesterol Education Program

(NCEP) adalah usia, hipertensi, riwayat keluarga, diabetes melitus, merokok, peningkatan kolesterol low density

lipoprotein (LDL) dan penurunan

kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Braundwald E, 2007 ; Baraas F, 2006). Peningkatan kolesterol dalam darah merupakan faktor utama pemicu aterosklerosis yang selanjutnya berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner (Galton and Krone, 1991; Katzung, 1989).

Pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan menggunakan : Statin, Bile Acid

Sequestrants (Resin), Cholesterol

Absorption Inhibitors (Ezetimibe),

Nicotinic Acid atau Niacin (Asam Nikotinat), dan Fibrates (Asam Fibrat). Penggunaan obat-obatan ini dapat mengakibatkan efek samping seperti : kulit kemerahan, gejala nyeri otot dan persendian, sakit perut, sembelit, mual, serta diare (Magdalena MM, 2014). Karena dapat mengakibatkan efek samping maka penggunakannya harus sesuai dengan resep dokter. Pola makan dengan mengkonsumsi makanan hewani berkadar lemak tinggi dapat meningkatkan kembali kadar kolesterol di dalam darah. Sehingga sangat memungkinkan penderita kolesterol tinggi akan mengkonsumsi obat-obatan secara terus menerus. Namun pengobatan secara medis ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga perlu solusi untuk masyarakat yang mempunyai

taraf ekonomi lemah untuk mengkonsumsi obat penurun kolesterol secara aman.

Selain pengobatan menggunakan obat-obatan sintetik, kadar kolesterol dapat diturunkan dengan penggunakan obat herbal seperti daun buas-buas (Premna cordiflora Linn). Masyarakat Kalimantan Barat telah menggunakan daun buas-buas (Premna cordiflora Linn) sebagai penurun kadar koleterol sejak lama. Penggunaannya dengan cara merebus daun mudanya dalam 2 gelas air. Dibiarkan medidih sampai hanya tertinggal 1 gelas air dan diminum 3 kali dalam sehari. Pemnafaatan ini belum teruji secara klinis, hanya pengobatan secara turun temurun.

Hasil skrining menunjukkan

Premna serratifolia Linn mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, glikosid, steroid, tanin, saponin, tanin, senyawa volatil dan senyawa fenolik (Rajendran R, 2010; Wahyuni et al, 2014; Kurniati, 2013: Singh CR et al, 2011). Senyawa fenolik yang terdapat pada daun Premna serratifolia Linn berupa isorhamnetin, methilquercetin glikosid, flavonol, dan apigenin- 7- O- rutinosid (Sukhri et al, 2011).

Metabolit sekunder yang terdapat pada Premna seratifolia Linn dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat dengan berbagai aktivitas, yaitu : aktivitas stimulus jantung (Rajendran R et al, 2008), antikoogulan (Gopal R H and

Purushothaman KK, 1984), rebusan berkhasiat anti inflammatory and anti

(3)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

24 akarnya (Sigh CR at al, 2011), ekstrak etanol kulit kayu dan kayu memiliki efek kardioprotektif (Rajendran R and Basha NS, 2008), fraksi etanol memiliki aktiviatas antioksidan (Kurniati RI, 2013), ekstrak metanol memiliki aktivitas antifungi (Wahyuni S. et al, 2014), sebagai immonostimulant pada tikus (Retuati M et al, 2014), dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun terhadap tikus wistar jantan pasca paparan asap rokok (Tohomi, KL dkk, 2014).

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah : pemberian daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr)

terhadap kadar kolesterol HDL dan kolesterol LDL tikus Sprague

dislipedemia (Astriadi AE, 2012), pengujian aktivitas anti-hiperlipidaemik dari Premna Integrifolia pada hewan percobaan (Patel MJ and Patel JK, 2011), aktivitas anti obesitas ekstrak kloroform-metanol Premna Integrifolia (Mali PY et al, 2013), efektivitas terapi dari Agnimantha (Premna obtusifolia R. Br.) terhadap obesitas (Ghosh R et al, 2009), dan uji anti-aktivitas hiperlipidemik

Premna Integrifolia pada tikus yang mengalami hiperlipidemia setelah diinduksi nikotin (Patel MJ and Patel JK, 2012).

Premna oblongifolia Merr dan

Premna Integrifolia merupakan tanaman memiliki genus yang sama dengan

Premna seratifolia Linn sudah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Aktivitas ini juga yakini dapat dilakukan oleh Premna seratifolia Linn sehingga mebuktikan dugaan masyarakat Kalimantan Barat secara in vivo dan in vitro. Agar Premna seratifolia Linn dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

luas, akan dibuat formulasi teh untuk daunnya.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kaca gelap, evaporator, desikator, tabung reaksi, sentrifugator, spektrofotometer Uv-Vis dan alat gelas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Buas-buas (Premna serratifolia Linn), etanol, kloroform, n-heksan, serbuk kolesterol, FeCl3, Alumunium voil, H2SO4, dan aquadest.

Cara Kerja

Ekstraksi Daun Buas-buas (Premna seratifolia Linn)

Sampel daun Premna serratifolia Linn dicuci bersih dan dikeringkan. Setelah kering sampel dihaluskan menggunakan dry blender dan ditimbang dengan timbangan analitik. Kemudian dilanjutkan mengekstrak menggunakan soklet dengan pelarut etanol, kloroform, dan n-heksana.. Ekstrak yang diperoleh di evaporasi untuk memguapkan pelarut. Pembuatan ekstrak ini menggabungkan metode yang dilakukan oleh Rajendran R. (2010) dan Wahyuni S. et al (2014). Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang, disimpan dalam wadah steril, selanjutnya disimpan dalam desikator silika gel (Elin

et al, 2006)

Uji Aktivitas Anti Kolesterol secara In Vivo (Puspitasari, M, 2014)

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

(4)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

25 1000 ppm. Selanjutnya 5 mL larutan standar dengan konsentrasi 100 ppm ditambahkan 2 mL reagen FeCl3, divorteks, ditutup dengan alumunium voil dan didiamkan 10 menit. Kemudian ditambahkan dengan 1 mL H2SO4, divorteks, dan didiamkan 30 menit. Dicari panjang gelombang maksimum dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 400-700 nm.

Pembuatan Kurva Standart

Sebanyak 0.5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 mL larutan kolesterol 1000 ppm ditambahkan etanol 95% hingga masing-masing volume 5 mL. Ditambahkan reagen 2 mL FeCl3, divorteks, ditutup dengan alumunium voil dan didiamkan 10 menit. Kemudian ditambahkan dengan 1 mL H2SO4, divorteks, dan didiamkan 30 menit. Selanjutnya dikur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada poit a).

Pengukuran Absorbansi Kolesterol Ekstrak buas-buas ditimbang sebanyak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL ditambahkan 5 mL larutan kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm. Campuran dihomogenkan dengan vortkes selama 60 menit pada suhu 37oC dan disentrifius selama 5 menit pada 4000 rpm. Ditambahkan 2 mL reagen Ditambahkan reagen 2 mL FeCl3, divorteks, ditutup dengan alumunium voil dan didiamkan 10 menit. Kemudian ditambahkan dengan 1 mL H2SO4, divorteks, dan didiamkan 30 menit. Selanjutnya dikur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada poit a).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Daun Buas-buas

Daun Premna serratifolia Linn

yang diperoleh dari pasar Flamboyan dicuci bersih dan dikeringkan. Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada daun. Selanjutnya ditimbang dengan berat untuk setiap pelarut 2 kg. Setelah kering sampel dihaluskan menggunakan dry blender agar diperoleh ukuran daun yang lebih kecil sehingga luas permukaannya semakin luas sehingga mempermudah pelarut membawa metabolit sekunder yang terdpaat pada daun. Hasil maserasi selama 7 hari disaring dan filtrat

dievaporasi untuk menguapkan

pelarutnya. Ekstrak ditimbang dan memperoleh berat 2,244 gram dengan pelarut kholorofom, 4,482 gram dengan pelarut etanol dan 0,548 gram dengan pelarut n-heksana. Sehingga rendemen yang diperoleh dari pelarut klorofom 0,1124%, pelarut etanol 0,2241%, dan pelarut n-heksana 0,0274%. Rendeman terbanyak pada ekstrak dengan pelarut etanol menunjukkan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun Premna serratifolia Linn lebih banyak bersifat polar.

(5)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

26 jaringan pada daun Premna serratifolia Linn, karena semakin banyak jaringan yang dipecahkan.

Uji Aktivitas Anti Kolesterol secra In Vitro

Pembuatan larutan baku dilakukan dengan 0,5; 0,75; 1; 1,25; dan 1,5 larutan kolesterol 1000 ppm ditambahkan etanol 95% sampai volume 5 mL. Sehingga konsentrasi larutan standar 100, 150, 200, 250, 300, dan 1000 ppm. Ditambahkan reagen 2 mL FeCl3 dan1 mL H2SO4. Selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang maksimal 445 nm.

Tabel 1. Absorbansi Variasi Larutan Standar Kolesterol

Volume Larutan Standar Kolesterol

(mL)

Absorbansi

0,5 2,914

0,75 2,942

1 2,961

1,25 2,972

1,5 2,988

5 2,989

Pengujian aktivitas anti kolesterol secara in vitro dengan variasi konsentrasi ekstrak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 mL untuk setiap pelarut klorofom, etanol, dan n-heksana dalam 5 mL larutan kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm. Larutan yang digunakan kolesterol 5 mL dengan konsentrasi 100 ppm tanpa penambahan ekstrak sebagai kontrol negatif dengan absorbansi 2.989. Berikut kurva konsentrasi ekstrak vs absorbansi.

Tabel 2. Persentase Pengurangan Absorbasi pada Larutan Kolesterol dengan Penambahan Ekstrak Kloroform

Volume Ekstrak

(mL) Absorbansi

Pengurangan Absorbasi dari Kontrol Negatif

( %)

0.5 2.735 8.497825

1 2.811 5.955169

1.5 2.915 2.475744

2 2.928 2.040816

2.5 2.998 -0.3011

Tabel 2. Menunjukkan terjadi pengurangan absorbansi paling baik pada pengujian dengan paling sedikit ekstrak. Sedangkan pada penambahan ekstrak terbanyak absorbansi yang ditunjukkan semakin besar.

Peningkatan absorbansi dengan penambahan semakin banyak ke dalam larutan kolesterol 100 ppm juga ditunjukkan pada ekstrak dengan pelarut etanol pada tabel 3.

Tabel 3. Persentase Pengurangan Absorbasi pada Larutan Kolesterol dengan Penambahan Ekstrak Alkohol

Volume Ekstrak

(mL) Absorbansi

Pengurangan Absorbasi dari Kontrol Negatif

( %)

0.5 2.775 7.159585

1 2.814 5.854801

1.5 2.913 2.542656

2 2.951 1.271328

2.5 2.967 0.736032

(6)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

27 penambahan ekstrak 2.5 mL lebih kecil absorbansi larutan standar 2.989.

Namun berbeda dengan ekstrak n-heksana yang emnujkkan absorbansi lebih tinggi dari pada absorbansi larutan standar yang ditambahkan.

Tabel 4. Persentase Pengurangan Absorbasi Pada Larutan Kolesterol dengan Penambahan Ekstrak

n-heksana

Volume Ekstrak

(mL) Absorbansi

Pengurangan Absorbasi dari Kontrol Negatif

( %)

0.5 2.935 1.806624

1 2.955 1.137504

1.5 2.963 0.869856

2 2.994 -0.16728

2.5 2.995 -0.20074

Semakin banyak penambahan ekstrak n-heksana samakin besar absorbansi yang ditunjukkan. Bahkan pada penambahan 2.5 mL ekstrak n-heksana memperoleh absorbansi lebih besar dari larutan standar yang digunakan.

Absorbansi terbesar dari ekstrak baik dengan pelarut kloroform, etanol, dan n-heksana ditunjukkan pada penambahan 2,5 mL ekstrak kloroform pada 5 mL larutan standart dengan konsentrasi 100 ppm. Sedangkan absorbansi terendah ditunjukkan oleh penambahan ekstrak kloroform 0,5 mL pada 5 mL larutan standar dengan konsentrasi 100 ppm. Penurunan absorbansi ini menujukkan ekstrak kloroform dengan penambahan 0,5 mL paling efektif sebagai anti kolesterol.

Walaupun hasil penelitian belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu

semakin berkurangnya absorbansi dengan bertambahnya ekstrak. Namun penelitian pendahuluan ini sudah membuktikan ekstran Premna serratifolia Linn

berpotensi sebagai anti kolesterol. Adanya peningkatan absorbansi seiring bertambahnya penambahan volume ekstrak pada larutan standar kolesterol dapat diakibatkan oleh masih terdapatnya

senyawa tanin. Tanin dapat

mempengaruhi warna dari larutan supernatant yang akan diabsorbansinya. Penambahan ekstrak juga membuat larutan supernatant berwarna pekat sehingga absorbansi yang diperoleh tinggi akibat banyaknya molekul yang berinteraksi dengan sinar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Simpulan dari penelitian ini bahwa ekstraksi dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen terbanyak. Ekstrak Premna serratifolia Linn dapat berfungsi sebagai anti kolesterol. Penurunan absorbansi larutan standar kolesterol 100 ppm terdapat pada penmbahan 0,5 mL ekstrak kloroform. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan fraksinasi terlebih dahulu terhadap ekstrak Premna serratifolia Linn

sehingga diperoleh senyawa aktif anti kolesterol. Selanjutnya dilakukan uji secara in vitro dan in silico terhadap senyawa tersebut terhadap protein. Selanjtnya dilakukan uji secara in vivo

(7)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

28 UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan dana penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak semester genap Tahun Anggaran 2015/2016.

DAFTAR PUSTAKA

Astirani Mali PY, Bigoniya P, Panchal SS, and Muchhandi IS. (2013). Anti-obesity activity of chloroform-methanol extract of

Premna integrifolia in mice fed with cafeteria diet. J Pharm Bioallied Sci. 5(3): 229–236.

Baraas F. (2006). Kardiologi molekuler, radikal bebas, disfungsi endotel, aterosklerosis, antioksidan, latihan fisik, dan rehabilitasi jantung.

Jakarta: Yayasan Kardia Iqratama. Braundwald E. (2007). Heart disease.

(7thed.). W.B. Philadelphia: Saunders Company.

Departemen Kesehatan RI.(2003). Profil

kesehatan Indonesia menuju

Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Elin, EY, Suwendar & Ernita Ekawati. (2006). Aktivitas Ekstrak Etanol Herba Seledri (Apium graveolens) dan Daun Urang Aring (Eclipta

prostate L.) Terhadap

Pityrosporum ovale. Majalah Farmasi Indonesia, 17(3), 1-7.

Galton, D. and Krone, W. (1991)

Hiperlipidaemia in Practice. London : Gower Medical Publishing.

Ghosh R, Gosh S and Maity LN. (2009). Therapeutic efficacy of Agnimantha (Premna obtusifolia

R. Br.) in obesity (Sthaulya).

Indian Journal of Traditional Knowlage, 8(3), 369-371.

Gopal R H and Purushothaman KK. (1984). Effect of plant isolates on coagulation of blood: An in-vitro study. Bull med ethanobot Res, 5(1): 171-77.

Katzung, B. G. (1989). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 3, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kurniati RI. (2013). Uji aktivitas antioksidan dan fraksi etanol daun buas-buas (Premna cordifolia Linn.) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Tanjung Pura.

Magdalena MM. (2014). Apakah

Obat-obatan Diperlukan untuk

Mengatasi Kolesterol Berlebih?. Diakses tanggal 25 Februari 2016 dari

https://www.deherba.com/apakah- obat-obatan-diperlukan-untuk-

mengatasi-kolesterol-berlebih.html.

Mali PY, Bigoniya P, Panchal SS, and Muchhandi IS. (2013). Anti-obesity activity of chloroform-methanol extract of Premna integrifolia in mice fed with cafeteria diet. J Pharm Bioallied Sci, 5(3): 229–236.

Patel MJ and Patel JK. (2011). Evalution of the anti-hyperlipidaemic activity of Premna Integrifolia using exsperimental animal model.

Internasional Journal of Reseach

in Phytochemistry &

(8)

Vol. 5 No. 1, Februari 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

29 Patel MJ and Patel JK. (2012). Evaluation

Of The Anti-Hyperlipidaemic Activity Ofpremna Integrifolia On Nicotine Induced Hyperlipidaemia In Rats. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 3(2), 075-085.

Puspitasari, M. (2014). Efek Iradiasi Gama Terhadap Kemampuan Kitosan dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Secara In Vitro. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Jakarta.

Rajendran R, Suseela L, Meenakshi Sundaram R and Saleem Basha N. (2008). Cardiac stimulant activity of bark and wood of Premna serratifolia L. A. J. of the

Bangladesh pharmalogical

society, 25 (3) :107-113.

Rajendran R and Basha NS. (2008). Cardioprotective effect of ethanol extract of bark and stem-wood of Premna serratifolia Lin., (Verbenaceae). Research J. Pharm. and Tech. 1(4): 193-205. Rajendran R. (2010). Antimicrobial

activity of different bark and wood

of premna serratifolia.

International J. of pharma and Bioscience, 15(1):1-9.

Rajendran R and Basha N S. (2010). Antimicrobial activity of crude extracts and fractions of premna serratifolia L. root. International J. of phytomedicienes and Related industries, 2(1) : 087-095.

Rathor R S, Prakash A and Singh PP. (1977). Prelimininary study of anti-inflammatory and anti-arthritic activity. Rheumatism, 12 (23): 115-130.

Restuati M, Ilyas S, Hutahaean S and

Sipahutar H. (2014). Study of the extract activities of Buas-buas leaves (Premna pubescens) as immunostimulant on rats (Rattus novegicus). American Journal of BioScience, 2(6): 244-250.

Sigh CR, Nelson R, Krishnan PM, and

Mahesh K. (2011).

Hepatoprotective and anti-oxidant effect of root and root callus axtract of Premna Serrarifillia L.

In Paracetamol induced liver damage in male albino rats.

International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2(2): 145-159.

Tahomi KL, Iswahyudi, dan

Wahdaniahningsih S. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Buas-Buas (Premna Cordifolia Linn.) Terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus (Rattus Norvegicus) Wistar Jantan Pasca Paparan Asap Rokok.

Jurnal Mahasiswa Farmasi

Fakultas Kedokteran UNTAN,

1(1): 012-025.

Vadivu R, Jerad suresh A, Girinath K, Boopathi kannan P, vimala R and Sathish Kumar NM. (2009). Evaluation of Hepatoprotective and in-vitro cytotoxic activity of leaves of premna serratifolia L. J. of Scientific research,1 (1): 145-152.

Gambar

Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun

Rektale volum, inkontinensscore og obstruert defekasjonsscore er ikke signifikant forskjellig mellom pasientgruppene med internt, eksternt og residiv prolaps.. Gruppene er også små i

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meditasi yang mengem- bangkan kesadaran tajam dan jernih, sehingga apapun menjadi terlihat jelas, kita bisa

Peningkatan berat kering tanaman tercermin dari parameter tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, volume akar dan rasio tajuk akar yang memberikan hasil rata-rata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa urin kelinci memberikan hasil yang terbaik pada tinggi tanaman tomat, dikarenakan pupuk urin kelinci mengandung unsur nitrogen yang

Stakeholder dan institusi diklasifikasikan menurut hirarki pemerintahan yakni level desa/kecamatan, kabupaten dan provinsi yang dipilih secara sengaja ( purvosive sampling

Hanson  &  Beguin  juga  melakukan  penelitian  mengenai  perbandingan  metode  penyetaraan,  yaitu  membandingkan  metode  kalibrasi  terpisah  dan  kalibrasi 

deskripsi tentang hal-hal yang tersem- bunyi di balik realitas sosial masyarakat, misalnya berkenaan dengan negosiasi antara adat atau tradisi Madura dan Islam