• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Desain dan Pengembangan. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Desain dan Pengembangan. docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DENAH PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan dan Desain Perpustakaan

Oleh:

Nama : Azkain Prabowo NIM : 13040112130109

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERISTAS DIPONEGORO

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Setiap orang sukses pasti mempunyai kegagalan. Jangan takut gagal karena kegagalan adalah bagian dari kesuksesan

 Tidak ada yang mustahil. Semua bisa terjadi asalkan kita percaya

 Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak kebahagiaan yang kita dapatkan

PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendukung apa yang saya lakukan Serta tiada hentinya untuk selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Kakakku yang selalu memberikan semangat setiap harinya.

(3)

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, Islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah Subhanahuwata’ala sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain dan Pengembangan Perpustakaan .

Selama menulis makalah ini, penulis banyak mendapat pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian masalah ini

Pembuatan makalah ini berisikan tentang bagaimana pembuatan desain yang terdapat di sebuah perpustakaan. Di dalam makalah ini juga terdapat analisis mengenai

kekurangan dan kelebihan desain yang diterapkan dalam perpustakaan tersebut. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan, penyusunan, maupun pembahasan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan segala pesan,kritik dan tanggapan yang bersifat positif untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi dan bisa menyempurnakan makalah yang saya buat ini.Terlepas dari banyaknya kesalahan yang ada di dalam makalah ini , semoga makalah yang saya buat bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 30 Juni 2015

(4)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... ii

PRAKATA... iii

DAFTAR ISI... iv

ABSTRAK... v

BAB I: PENDAHULAN A. Latar Belakang ... 1

B. Metode Pengumpulan Data... 3

C. Metode Pengolahan Data... 3

D. Waktu dan Tempat Penelitian... 5

BAB II: LANDASAN TEORI A. Pengertian Desain... 6

B. Pengertian Desain Interior... 6

C. Desain Interior Perpustakaan... 7

D. Perpustakaan Perguruan Tinggi... 11

BAB III: GAMBARAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah singkat Perpustakaan FIB... 13

(5)

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Ruang Sirkulasi... 15

B. Analisis Ruang Referensi... 16

C. Analisis Ruang Lesehan... 17

BAB VI: PENUTUP A. Simpulan... 19

B. Saran... 19

DAFTAR PUSTAKA………... 21

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana denah ruang di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro apakah sudah sesuai dengan teori dan standar yang direkomendasikan atau belum, dengan cara menganalisis kekurangan dan kelebihannya. Obyek penelitiannya meliputi ruang sirkulasi, ruang referensi, ruang lesehan. Metode pengambilan data dengan observasi, dan Studi Pustaka. Sedangkan pengolahan datanya menggunakan analisis data kualitatif menggunakan tiga langkah pokok reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang sirkulasi dan ruang referensi serta ruang lesehan sudah sesuai teori karena memberikan rasa nyaman, fleksibel dan mudah dijangkau. Saran untuk Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro agar memperluas ruang sirkulasi, memberikan sekat pada meja baca, dan memperhatikan kebersihan di ruang lesehan

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Lasa (2007:12) “Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai “ . Perpustakaan merupakan tempat yang sangat tepat untuk belajar sepanjang hayat, hal ini dikarenakan mencari ilmu di perpustakaan tidak dipungut biaya dan sangat banyak ilmu pengetahuan yang bisa kita dapat . Pengertian akan perpustakaan juga terdapat di dalam UU nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan secara rinci mengenai perpustakaan dan seluk beluknya termasuk tentang sarana dan prasarana perpustakaan yang secara umum disebutkan beberapa kali dalam beberapa pasal.

Pada pasal 14 ayat 1, setiap perpustakaan wajib memiliki lahan, gedung atau ruang. Ayat 2, lahan perpustakaan harus berada dilokasi yang mudah diakses, aman, dan nyaman. Ayat 3, gedung perpustakaaan harus memenuhi aspek kenyamanan, keamanan, keselamatan dan kesehatan. Ayat 4, gedung perpustakaan setidaknya memiliki ruang koleksi, ruang baca, ruang staf yang ditata secara efektif, efisien dan estetik. Ayat 5, ruang perpustakaan paling sedikit memiliki area koleksi, baca, staf, yang ditata efektif, efisien dan estetik. Ayat 6, setiap perpustakaan harus memiliki fasilitas umum dan fasilitas khusus.

(8)

masyarakat, kenyamanan dan kepuasan pengguna adalah tujuan utama dari lembaga ini . Oleh sebab itu,Desain Perpustakaan sebisa mungkin membuat nyaman para pengguna , sehingga ekspektasi pengguna yang mengunjungi perpustakaan dapat terpenuhi.

(9)

menganalisis sejauh mana Perpustakaan FIB menyadari dan memperhatikan tentang sepuluh aspek dalam membangun perpustakaan yang baik.Sehingga perpustakaan FIB nantinya bisa menjadi tempat yang nyaman dan selalu ingin dikunjungi karena telah memenuhi sepuluh aspek yang harus ada dalam pembuatan perpustakaan yang baik serta memiliki fasilitas dan sarana yang lengkap.

1.2 Metode

1.2.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, 2007:15).Teknik ini dalam penelitian digunakan untuk mengamati dan mengambil

gambar desain, ruang, elemen-elemen, dan unsur-unsur desain pada perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. b. Studi literatur

Studi pustaka dari buku-buku ilmiah, media cetak maupun media elektronik yang menunjang penelitian digunakan sebagai studi literatur

dalam penelitian dari makalah Analisis desain perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

c. Internet

Mencari data dengan cara browsing dan mengambil informasi yang ada di internet baik dari website lokal maupun internasional tentang topik yang dibahas diatas sehingga dapat menjadi masukan yang berguna dan membantu dalam proses penelitian ini.

1.2.2 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan analisis yakni sebagai berikut :

1) Reduksi Data

(10)

kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan

2) Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan. Dalam makalah ini Penulis akan menyajikan data berupa denah perpustakaan lengkap dengan keterangannya sehingga mempermudah penulis untuk menganalisis.

3) Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Dalam makalah yang penulis buat, bentuk kesimpulan yang akan disampaikan adalah berupa deskripsi tentang analisis yang telah dilakukan oleh penulis mengenai desain Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Di dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan tentang kelebihan serta kekurangan mengenai desain yang diterapkan di dalam perpustakaan tersebut.

1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Desain

Desain adalah kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu design, yang berarti pola, rancangan, atau cipta. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk benda nyata.

II.2 Pengertian Desain Interior

Desain berasal dari kata bahasa Inggris design, dalam bahasa Indonesia sering digunakan padanan katanya yaitu rancangan, pola atau cipta. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma dan unsur-unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu hasil karya tertentu (Nurhayati, 2004: 78).

(12)

kebudayaan yang berwujud atau produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu.

II.3 Pengertian Desain Interior Perpustakaan

Desain interior adalah karya artistik yang khusus menyangkut bagian dalam bangunan. Desain interior pada dasarnya adalah karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang (Ensiklopedi Nasional Indonesia 1997: 195).

Menurut Sasongko (1996: 8-9). Desain interior merupakan cabang dari disiplin ilmu arsitektur yang telah berdiri sendiri seperti halnya teknik sipil dan arsitektur lanskap. Ruang lingkup desain interior berkaitan dengan kebutuhan fungsi pemakai dalam suatu bangunan berupa pemecahan masalah objektif yang mengacu kepada kebenaran sistem pengelolaan ruang secara manusiawi melalui manajerial dan kesesuaian fungsi ruangan tersebut sehingga memberikan kenyamanan, keamanan, mudah pemeliharaan, menguntungkan, estetis dan sebagainya. Kesemua dari tujuan yang diharapkan tersebut tersirat dalam unsur - unsur desain interior itu sendiri berupa suatu keselarasan dalam hal proporsi dan skala, warna, irama yang semuanya terintegrasi dalam bentuk.

(13)

penerangan yang memadai, pewarnaan dinding yang menarik, fasilitas pendukung yang lengkap dan sebagainya.

Maksud dan tujuan desain interior yang pada mulanya hanya menitik beratkan fungsi semata-mata, tetapi kemudian berkembang dengan jangkauan lebih luas yang mencakup semua unsur keindahan berbagi macam aspek untuk memberikan kepuasan fisik dan spiritual bagi seseorang yang masuk ke ruangan tersebut. Perancang menciptakan suasana interior sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kenyamanan, keamanan serta menimbulkan rasa betah kepada pemakainya.

Perancangan desain interior harus memiliki kerjasama yang erat dengan ahli desain, pustakawan serta pemustaka untuk merencanakan ruang dalam bangunan agar sesuai dengan kebutuhan dan selera pemustaka. Karakter ruangan tidak hanya ditentukan oleh dimensi fisik, tetapi juga oleh elemen-elemen seperti penerangan baik alami maupun buatan, warna, dekorasi dan perlengkapan perabotan. Dalam bidang ini perancang desain interior memegang peranan yang besar.

Menurut Brown (1991: 29), ada 10 dasar perencanan dan desain perpustakaan, yaitu:

1. Flexible / fleksibilitas

(14)

Dinding bagian dalam juga seharusnya bisa dengan mudah dipindahkan. Singkatnya, desain perpustakaan harus didesain untuk mengoperasikan materi dan teknik di masa depan, mengantisipasi perkembangan teknologi yang sangat pesat.

2. Compactness / kekompakan bentuk

Ini dimaksudkan agar pemustaka juga pustakawan dapat bergerak dengan mudah, tanpa adanya halangan yang dapat menyulitkan pergerakan mereka di perpustakaan. Formasi paling lapang untuk desain perpustakaan adalah bentuk kubus, sehingga formasi itu banyak dipakai di perpustakaan hingga saat ini.

3. Accessable / mudah dijangkau

Perpustakaan dengan akses yang mudah akan membuat pemustaka tidak membuang banyak waktu untuk segera memanfaatkan perpustakaan. Akses yang dimaksud bukan hanya akses dari luar, namun juga akses menuju layanan-layanan yang terdapat di perpustakaan.

4. Extendable / mudah diperluas atau dikembangkan.

(15)

5. Variety

Pemustaka datang ke perpustakaan dengan berbagai motif. Ada yang ingin mengerjakan tugas, ada yang hanya ingin membaca koran, ada yang ingin refreshing dengan membaca novel fiksi, dll. Motif-motif tersebut sudah seharusnya diantisipasi dengan penyediaan lokasi yang berbeda untuk tiap motif sehingga pemustaka dapat dengan nyaman beraktifitas di perpustakaan.

6. Organized

Tujuan dari pengorganisasian desain perpustakaan adalah agar pemustaka dapat mengakses setiap layanan dengan mudah dan cepat. Tata letak yang simpel namun efektif akan sangat membantu pemustaka dalam beraktifitas di dalam perpustakaan.

7. Comfortable / kenyamanan

Tingkat kenyamanan sebuah perpustakaan sangatlah penting, karena ini akan mempengaruhi kemauan pemustaka untuk kembali berkunjung ke perpustakaan. Kriteria nyaman untuk perpustakaan melibatkan banyak hal. Diantaranya adalah pencahayaan, udara bersih dan temperatur. Juga, interior perpustakaan sebaiknya terlihat menarik untuk dipandang.

8. Constant in environment

(16)

suhu tertentu, sekitar 200 – 250 C. Udara segar juga dibutuhkan oleh mereka. Kedua, koleksi membutuhkan suhu yang lebih rendah dari manusia, kurang lebih 200 C. Ketiga, lingkungan juga memiliki pengaruh besar. Perpustakaan yang berada di lingkungan ramai biasanya akan kesulitan untuk mendapat pengunjung, begitu juga sebaliknya.

9. Security and safety

Aman disini bukan hanya untuk koleksi, namun juga bagi pustakawan serta pemustaka. Untuk keamanan koleksi, sebaiknya hanya ada 1 pintu masuk dan keluar utama, pintu khusus staf sebaiknya dilengkapi dengan akses pemindai. Jendela harus bisa dikunci. Untuk staf dan pemustaka sendiri, pintu gawat darurat harus disediakan sehingga dapat dilakukan antisipasi penyelamatan seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

10. Economy

Perencanaan dan desain perpustakaan yang bagus jelas tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Selain harus menyediakan dana untuk mengadakan sarana-prasarana, perpustakaan juga harus mengalokasikan dana untuk merawat fasilitas yang ada.

II.4 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

(17)
(18)

BAB III

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

III.1 Sejarah Perpustakaan

Perpustakaan Fakultas Sastra berdiri seiring dengan berdirinya Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No.626/Sp/Adm/BUP/1965 tanggal 25 Januari 1965 dengan diawali dibentuknya Panitia Pembentukan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Diponegoro. Tanggal 8 Desember 1983 nama Fakultas Sastra dan Budaya diganti menjadi Fakultas Sastra. Dan perpustakaan sebagai bagian dari fakultas menyesuaikan dengan nama fakultas, yaitu menjadi Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.

(19)
(20)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

IV.1 Analisis Ruang Sirkulasi

Ruang sirkulasi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro berada di dekat pintu masuk perpustakaan. Apabila kita masuk ke dalam perpustakaan disana langsung terlihat rak, meja baca, serta meja untuk penyimpanan koleksi perpustakaan. Perpustakaan FIB Undip menggunakan system layanan terbuka, yaitu pustakawan bebas memilih koleksi yang ingin mereka baca lalu bisa menuju ke meja baca supaya lebih nyaman dalam memanfaatkan koleksi tersebut, apabila ingin meminjamnya juga bisa langsung menuju meja peminjaman.

Kelebihan :

Dekatnya ruang sirkulasi dengan pintu masuk membuat para pemustaka tidak terlihat bingung dalam pemanfaatannya. Mereka tidak perlu mencari cari dimana ruang sirkulasi. Ruang sirkulasi adalah ruangan yang paling sering dimanfaatkan oleh mahasiswa,oleh karena itu sangat baik untuk menaruhnya di depan dekat dengan pintu masuk. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan meja pustakawan membuat para pengguna yang kesulitan dalam pencarian koleksi yang mereka inginkan bisa teratasi dengan cara menanya kepada pustakawan.

Kekurangan :

(21)

gelap.selain itu,sedikitnya koleksi yang dimiliki ruang sirkulasi perpustakaan FIB Undip juga menjadi salah satu alasan mengapa rak buku di ruang sirkulasi terlihat tidak bagus, banyak buku yang tidak berdiri tegak di dalam rak.

IV.2 Analisis Ruang Referensi

Ruang Referensi Perpustakaan FIB Undip terletak di sebelah ruang sirkulasi dan di sebelah ruang lesehan.Di ruangan ini terdapat rak yang menyimpan skripsi-skripsi hasil buatan mahasiswa FIB Undip. Ruangan ini memiliki cukup banyak meja baca karena banyak mahasiswa yang sering datang ke ruangan ini untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun untuk panduan dalam pembuatan tugas akhir ataupun skripsi.

Kelebihan :

(22)

Kekurangan :

Tata Letak meja baca yang sangat monoton, meja baca diletakkan berjejer dengan meja baca lainnya sehingga akan sangat terasa membosankan dan dengan tata letak meja yang seperti ini , kemungkinan para pengguna untuk mengobrol dengan pengguna lain sangat lah mungkin terjadi. Tidak ada sekat antara meja baca dengan meja baca lainnya membuat para pengguna akan sangat mudah untuk melakukan komunikasi dengan teman sebelahnya.

Tentunya ini akan membuat suasana menjadi sangat tidak kondusif. Pengguna yang sedang mengerjakan tugas akan sangat mudah terganggu konsentrasinya apabila terjadi suasana gaduh seperti itu.

IV.3 Analisis Ruang Lesehan

(23)

Kelebihan :

Ruangan ini sangatlah nyaman karena pengguna bisa membaca ataupun menggunakan fasilitas hot spot dengan duduk dan meluruskan kaki. Apabila kita terasa pegal untuk membaca di meja baca kita bisa pindah ke ruang lesehan karena bisa menemukan suasana baru. Ruangan ini juga bisa membuat para pembaca untuk bisa membaca lebih santai.

Kekurangan :

(24)

BAB V

PENUTUP

V.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan terhadap Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro terlihat bahwa perpustakaan tersebut sudah mempunyai fasilitas-fasilitas yang biasanya dimiliki oleh perpustakaan lainnya seperti ruang sirkulasi, ruang referensi, serta opac dll. Perpustakaan ini termasuk perpustakaan yang tidak terlalu besar kalau dilihat dari luas bangunannya. Akan tetapi para pustakawan bisa memanfaatkan bangunan ini untuk menghadirkan layanan – layanan yang biasa ada di perpustakaan. Tata letak meja dan rak buku yang ada di perpustakaan ini mengikuti luas bangunan yang tidak terlalu luas. Jarak antara rak buku yang tidak terlalu lebar membuat para pemustaka tidak bisa leluasa dalam memilih buku yang ingin mereka manfaatkan. Meja baca yang ada di perpustakaan ini tidak memiliki sekat antar meja sehingga memungkinkan para pemustaka untuk mengobrol dengan pemustaka di sebelahnya, tentunya ini akan menciptakan suasana yang tidak kondusif dan merugikan bagi para pemustaka lainnya yang memerlukan konsentrasi di dalam perpustakaan.

V.2 Saran

Saran untuk Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro agar setiap ruangan dapat berfungsi dengan baik, antara lain :

(25)

 Meja baca yang terdapat di Perpustakaan sebaiknya memiliki sekat untuk menghindari para pengguna yang ingin mengobrol dengan teman sebelahnya yang dapat menciptakan suasana tidak kondusif  Ruang lesehan lebih diperhatikan lagi kebersihannya dengan cara

(26)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia..Jakarta: Balai Pustaka

Brown, Magrill, 1991. Interior Design Development In Libraries. Chicago: American Library Association.

Bungin, H.M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan:

Konsep dan Manfaat. Yogyakarta: AMP-YKPN

Lasa. HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.

Rusina Syahrial Pamuntjak. 1986. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan.Jakarta : Jambatan

Sasongko, Setiawan. 1996. Pengantar Ilmu Desain dan Arsitektural. Jakarta: Gramedia Pustaka

Gambar

Gambar Denah Perpustakaan

Referensi

Dokumen terkait

 menginventarisasi produk dilanjutkan dengan pengamanan setempat terhadap produk tersebut dan mengintruksikan PAK untuk menghentikan penyaluran produk yang tidak teregistrasi

Teknik angket adalah teknik pengambilan data untuk mengukur persepsi ketrampilan mengajar guru dan kemandirian belajar siswa.Sukardi (2008: 76) mengatakan angket

PENGGUNAAN METONIMIA DALAM WACANA POLITIK DI LINIMASA TEMPO.CO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Agar karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut dapat mencapai hasil yang optimal, salah satunya dengan pemberiana motivasi, dimana faktor motivasi berperan sebagai

Tujuan penelitian ini adalah untuk kesesuaian penempatan pegawai dengan ketentuan yang berlaku, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif diharapkan penelitian ini

Jika hasil penelitian Widiyanti (2011) menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari pada siswa

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi PR (humas) dalam kegiatan promosi dan hubungannya dengan pengembangan reputasi perguruan tinggi di Akademi

Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan dosis pupuk kandang serta konsentrasi biourine pada rerata inisiasi bunga,