ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK DAUN JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL LDL MANUSIA
Daniel Dwi Nugroho, 2014,Pembimbing I :Dr.Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes
Pembimbing II :Edwin Setiabudi, dr., SpPD-KKV, FINASIM
Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab banyaknya kematian di Indonesia. Resiko penyakit kardiovaskular meningkat dengan tingginya kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) di dalam darah. Daun jati belanda (Guazuma Ulmifolia lamk)
adalah tanaman yang sering digunakan di Indonesia sebagai tanaman obat yang dapat menurunkan kadar LDL.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek pemberian ekstrak daun jati belanda terhadap kadar LDL pada manusia.
Desain penelitian bersifat kuasi eksperimental, dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang subjek penelitian yang berusia > 18 tahun dan memiliki kadar LDL > 100 mg/dL.
Data yang diukur adalah kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kapsul ekstrak daun jati belanda 550 mg 2x2 kapsul sehari setelah makan selama satu bulan. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05. Kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan sesudah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda terjadi penurunan kadar LDL dalam darah dengan perbedaan yang sangat signifikan (p< 0,01). Rerata kadar LDL sebelum mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 146,79 mg/dL. Setelah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 133,97 mg/dL.
Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun jati belanda menurunkan kadar LDL manusia.
ABSTRACT
THE EFFECT OF BASTARD CEDAR (Guazuma ulmifolia lamk)
EXTRACT ON LOWERING LDL CHOLESTEROL IN HUMAN
Daniel Dwi Nugroho, 2014, 1st Tutor : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes 2nd Tutor : Edwin Setiabudi, dr., SpPD-KKV,
FINASIM
Cardiovascular disease become the cause of many death in Indonesia. Cardiovascular disease caused by the high level of Low Density Lipoprotein (LDL) in blood. Bastard cedar (Guazuma Ulmifolia lamk) is a plant that is often used in Indonesia as a medicinal plant which can lower LDL levels.
The purpose of this study was to asses the effect of bastard cedar extract in lowering LDL cholesterol in human.
This research design was quasi-experimental, using pre-test and post-test, conducted on 30 subject age > 18 years old and have > 100 mg/dL cholesterol LDL serum.
The measurements of data were cholesterol LDL in plasma before and after consuming bastard cedar 550 mg extract 2x2 a day in a month. Data was analyzed using paired t-test with α = 0.05. Significance based on the value of p<0.05.
The result shows reduction of plasma LDL cholesterol after consuming bastard cedar with a highly significant difference (p<0.01). The mean value of LDL before consuming bastard cedar extract was 145,58 mg/dL. After consuming bastard cedar extract, the mean value was 135,43 mg/dL.
The Conclusion was bastard cedar extract reduce plasma LDL cholesterol in 30 research subject.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Akademik ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Transport Lemak oleh Lipoprotein ... 7
2.2 Hiperkolesterolemia ... 9
2.3 Penyakit Kardiovaskular ... 10
2.3.2 Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah
(non modifiable risk factor) ... 14
2.3.3 Gejala Pada Penyakit Kardiovaskular ... 15
2.3.4 Pengaruh LDL Terhadap Penyakit Kardiovaskular ... 16
2.4Aterosklerosis ... 17
2.5Sintesis Kolesterol ... 18
2.6Jalur Eksogen dan Endogen dari Liprotein ... 21
2.7Obat Hipolipidemik ... 23
2.7.1 Asam Fibrat ... 23
2.7.2 Resin (sequestran) ... 24
2.7.3 Penghambat HMG CoA Reduktase ... 25
2.7.4 Asam Nikotinat ... 25
2.7.5 Probukol ... 26
2.7.6 Lain-lain ... 26
2.8 Jati Belanda ... 26
2.8.1 Sistematika Tumbuhan ... 27
2.8.2 Morfologi Tanaman ... 27
2.8.3 Budidaya ... 28
2.8.4 Kandungan Kimia Jati Belanda ... 29
2.8.5 Khasiat Daun Jati Belanda ... 29
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 31
3.1. Alat dan Bahan ... 31
3.1.1. Alat ... 31
3.1.2. Bahan ... 31
3.2. Subjek Penelitian ... 31
3.2.1. Kriteria Inklusi ... 31
3.2.2. Kriteria Eksklusi ... 31
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.4. Metode Penelitian ... 32
3.4.2. Variabel Penelitian... 32
3.4.2.1. Definisi Konsepsional Variabel ... 32
3.4.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 32
3.4.2.3. Perhitungan Besar Sampel ... 33
3.5. Prosedur Kerja ... 33
3.5.1. Pengumpulan Bahan ... 33
3.5.2. Pelaksanaan Penelitian... 33
3.6 Metode Analisis ... 34
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.2 Pembahasan ... 39
4.3 Uji Hipotesis ... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Subjek Penelitian ... 36 Tabel 4.2 Hasil Penelitian Efek Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Kadar
Kolesterol LDL ... 37 Tabel 4.3 Hasil Transformasi Uji Statistik Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Aterosklerosis ... 18
Gambar 2.2 Sintesis Mevalonat ... 19
Gambar 2.3 Sintesis Kolesterol dari Asam Mevalonat ... 20
Gambar 2.4 Jalur Eksogen dan Endogen Metabolisme Lipoprotein... 23
Gambar 2.5 Daun Jati Belanda ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 47 Lampiran 2. Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian
(Informed Consent) ... 48 Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Ldl Sebelum Dan Sesudah
Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda ... 49 Lampiran 4. Data Hasil Transformasi Kadar Kolesterol LDL Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda ... 50 Lampiran 5. Hasil Uji Statistik Kadar LDL Sebelum dan Sesudah Pemberian
Ekstrak Daun Jati Belanda Sebelum Transformasi ... 51 Lampiran 6. Hasil Uji Statistik Kadar Ldl Sebelum dan Sesudah Pemberian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang menyerang sistem pembuluh darah dan organ jantung. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling tinggi angka kematiannya secara global jika dibandingkan dengan penyakit lain. Penyakit kardiovaskular menyebabkan kematian sebanyak 17,3 juta pada tahun 2008. Penyakit jantung koroner menyebabkan kematian sebanyak 7,3 juta orang dari angka kematian ini dan sebanyak 6,2 juta orang meninggal karena stroke. Penyakit kardiovaskular banyak menimbulkan kematian di negara miskin dan berkembang. Angka kematian pertahun dari penyakit kardiovaskular adalah 9,4 juta per tahun. 51 % kematian disebabkan oleh stroke sedangkan 45% kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, sisanya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular yang lain. Sebanyak 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara miskin dan berkembang. Menurut survey World
Health Organization (WHO), pada tahun 2030 kematian akibat penyakit
kardiovaskular diperkirakan akan mencapai angka 23,3 juta orang (WHO, 2013). Dislipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular. Dislipidemia adalah kelainan dari metabolisme lipoprotein. Kelainan ini dapat berupa produksi lipoprotein yang meningkat ataupun penurunan kadar lipoprotein (Metabolic Institute of America). Dislipidemia dapat terjadi bila kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida meningkat melebihi batas normal. Penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) juga bisa disebut dislipidemia. Dislipidemia merupakan faktor utama terbentuknya aterosklerosis yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, sumbatan di otak, radang pankreas, hipertensi, dan dapat menimbulkan kematian.
240 mg/dL adalah 34 juta orang. Penduduk Amerika yang memiliki kadar LDL-C > 130 mg/dL adalah 71 juta orang (Gorin, 2014). Prevalensi dislipidemia di Indonesia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dL dan pria 199,8 mg/dL, tahun 1993 menjadi 213,0 mg/dL pada wanita dan 204,8 mg/dL pada pria. Survey yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukan bahwa 60,3% masyarakat Indonesia memiliki kadar kolesterol LDL antara 100 mg/dL hingga 159 mg/dL. Jumlah masyarakat Indonesia yang memiliki kadar LDL > 159 mg/dL sebanyak 15,9 % (Anwar, 2004).
Menurut National Center for Biotechnology Information, penelitian yang dilakukan di Amerika telah menunjukkan bahwa kadar LDL yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kardiovaskular (Musunuru, 2010). Guidelines NCEP ATP III juga menjelaskan bahwa kadar LDL yang tinggi dapat menimbulkan masalah kardiovaskular. Penelitian tersebut menganjurkan pencegahan primer penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar LDL. Penurunan kadar LDL dapat dilakukan dengan pengaturan asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat-obatan. NCEP ATP III juga menyebutkan bahwa penurunan kadar LDL dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan dapat mencegah kematian (NCEP ATP III, 2001).
Di zaman modern ini sudah banyak obat-obat yang dapat mengatasi masalah dislipidemia. Dislipidemia dapat diatasi antara lain menggunakan tanaman obat. Tanaman obat memiliki banyak kegunaan dan diharapkan berefek samping minimal dibandingkan obat-obat kimia. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk mengatasi dislipidemia adalah jati belanda. Jati belanda diharapkan dapat menurunkan kadar LDL sehingga mencegah penyakit kardiovaskular. Penggunaan jati belanda ini diharapkan dapat menjadi terapi adjuvan bagi pengobatan dislipidemia.
941.500 mg/kg bobot badan. Penelitian subkronik dengan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik terhadap organ dalam tubuh menunjukkan bahwa daun jati belanda termasuk bahan yang tidak toksik.
Penelitian uji klinik Ekstrak daun jati belanda membutuhkan pengujian pre-klinik yang biasanya dilakukan pada hewan coba. Penelitian mengenai ekstrak daun jati belanda sudah banyak dilakukan pada hewan coba. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak infusa daun jati belanda sebanyak 50 mg/kgbb dapat menurunkan kadar LDL pada mencit jantan galur wistar yang sudah diinduksi pakan tinggi lemak. (Sukandar, elfahmi, & Nurdewi, 2009) Ekstrak daun jati belanda juga mampu menekan konsentrasi kolesterol hati pada tikus yang diberi makan kolesterol (Rahayu, 2007).
Penelitian mengenai efek ekstrak daun jati belanda terhadap kadar kolesterol LDL manusia perlu dilakukan untuk melengkapi bukti ilmiah bagi aplikasi penggunaannya di masyarakat.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah ini adalah apakah ekstrak daun jati belanda dapat menurunkan kadar LDL manusia.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi dunia kedokteran tentang efek ekstrak daun jati belanda terhadap penurunan kadar LDL manusia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat
mengenai efek ekstrak daun jati belanda terhadap penurunan kadar LDL manusia, sehingga dapat menjadi terapi adjuvan yang aman dalam mengatasi dislipidemia.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Daun jati belanda mengandung zat kimia yang berguna bagi tubuh manusia.
Zat kimia dari daun jati belanda antara lain flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Flavonoid dan saponin memiliki efek antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL dan pembentukan foam cell. Penghambatan oksidasi LDL dan pembentukan foam cell ini dapat mencegah terjadinya proses aterosklerosis sehingga dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular. Flavonoid juga menginhibisi sekresi apolipoprotein B di hati yang merupakan kandungan utama dari LDL. Inhibisi apolipoprotein B ini akan menyebabkan penurunan kadar LDL (Wilcox, Borradaile, de Dreu, & Huff, 2001).
Senyawa tanin dan musilago yang terdapat pada daun jati belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang terdapat pada permukaan intestine (usus halus) sehingga mengurangi penyerapan makanan. Dengan demikian, proses obesitas dapat dihambat. Musilago juga bersifat pelicin atau pelumas sehingga makanan tidak diabsorbsi atau diserap secara maksimal (Sulaksana & Jayusman, 2005). Selain itu musilago juga akan berikatan dengan empedu sehingga mencegah penyerapan empedu melalui siklus enterohepatik. Hal ini akan mengurangi kadar kolesterol dalam darah (Raju & Rao, 2005). Pada penelitian tentang musilago, senyawa ini dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total pada kelinci yang diberi musilago selama 3 bulan (Boban, Nambisan, & Sudhakaran, 2009).
Ekstrak alkaloid daun jati belanda menghambat aktivitas enzim lipase serum
Rattus norvegicus secara bermakna. Efek penghambatan ini diduga karena adanya
1.5.2 Hipotesis Penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Ekstrak daun jati belanda menurunkan kadar kolesterol LDL manusia .
5.2 Saran
Penyakit kardiovaskular semakin banyak angka kejadiannya di dunia. Penyakit ini memiliki angka mortalitas yang tinggi. Salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskular adalah tingginya kadar kolesterol LDL dalam darah. Dengan konsumsi ekstrak daun jati belanda 550 mg 2x2 sehari dapat menurunkan kadar kolesterol LDL sehingga mencegah penyakit kardiovaskular.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Daniel Dwi Nugroho
NRP : 1110164
Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 27 Juni 1994
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Danurejan Dn 3 no. 634 Yogyakarta Riwayat Pendidikan :
1999-2000 TK BOPKRI Gondolayu, Yogyakarta 2000-2006 SD BOPKRI Gondolayu, Yogyakarta 2006-2008 SMPN 5, Yogyakarta
2008-2011 SMA Kolese de Britto, Yogyakarta
PENGARUH EKSTRAK DAUN JATI BELANDA
(Guazuma ulmifolia lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL MANUSIA
THE EFFECT OF BASTARD CEDAR (Guazuma ulmifolia lamk) EXTRACT ON LOWERING LDL CHOLESTEROL IN HUMAN
Daniel Dwi Nugroho1, Diana K. Jasaputra2, Edwin Setiabudi.3 1Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
2Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 3Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab banyaknya kematian di Indonesia. Resiko
penyakit kardiovaskular meningkat dengan tingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) di
dalam darah. Daun jati belanda (Guazuma Ulmifolia lamk) adalah tanaman yang sering
digunakan di Indonesia sebagai tanaman obat yang dapat menurunkan kadar LDL.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek pemberian ekstrak daun jati belanda terhadap kadar LDL pada manusia.
Desain penelitian bersifat kuasi eksperimental, dengan menggunakan rancangan pre-test
dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang subjek penelitian yang berusia > 18 tahun dan memiliki kadar LDL > 100 mg/dL.
Data yang diukur adalah kadar LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kapsul ekstrak daun jati belanda 550 mg 2x2 kapsul sehari setelah makan selama satu bulan. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05. Kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan sesudah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda terjadi
penurunan kadar LDL dalam darah dengan perbedaan yang sangat signifikan (p< 0,01). Rerata
kadar LDL sebelum mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 146,79 mg/dL. Setelah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 133,97 mg/dL.
Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun jati belanda menurunkan kadar LDL (Guazuma Ulmifolia lamk) is a plant that is often used in Indonesia as a medicinal plant which can lower LDL levels.
This research design was quasi-experimental, using pre-test and post-test, conducted on 30 subject age > 18 years old and have > 100 mg/dL cholesterol LDL serum.
The measurements of data were cholesterol LDL in plasma before and after consuming bastard cedar 550 mg extract 2x2 a day in a month. Data was analyzed using paired t-test with
α = 0.05. Significance based on the value of p<0.05.
The result shows reduction of plasma LDL cholesterol after consuming bastard cedar with a highly significant difference (p<0.01). The mean value of LDL before consuming bastard cedar extract was 145,58 mg/dL. After consuming bastard cedar extract, the mean value was 135,43 mg/dL.
The Conclusion was bastard cedar extract reduce plasma LDL cholesterol in 30 research subject.
Keywords : bastard cedar, cholesterol, LDL
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan
penyakit yang menyerang sistem
pembuluh darah dan organ jantung.
Penyakit kardiovaskular merupakan
penyakit yang paling tinggi angka
kematiannya secara global jika
dibandingkan dengan penyakit lain.
Penyakit kardiovaskular menyebabkan kematian sebanyak 17,3 juta pada tahun
2008. Penyakit jantung koroner
menyebabkan kematian sebanyak 7,3 juta orang dari angka kematian ini dan sebanyak 6,2 juta orang meninggal karena stroke. Penyakit kardiovaskular banyak menimbulkan kematian di negara miskin
dan berkembang. Angka kematian
pertahun dari penyakit kardiovaskular adalah 9,4 juta per tahun. 51 % kematian disebabkan oleh stroke sedangkan 45%
kematian disebabkan oleh penyakit
jantung koroner, sisanya disebabkan oleh
penyakit kardiovaskular yang lain.
Sebanyak 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara miskin dan
berkembang. Menurut survey World
Health Organization (WHO), pada tahun
2030 kematian akibat penyakit
kardiovaskular diperkirakan akan
mencapai angka 23,3 juta orang.1
Dislipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular.
Dislipidemia adalah kelainan dari
metabolisme lipoprotein. Kelainan ini dapat berupa produksi lipoprotein yang meningkat ataupun penurunan kadar
lipoprotein (Metabolic Institute of
America). Dislipidemia dapat terjadi bila
kadar kolesterol total, Low Density
Lipoprotein (LDL), dan trigliserida
meningkat melebihi batas normal.
Penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) juga bisa disebut
dislipidemia. Dislipidemia merupakan
faktor utama terbentuknya aterosklerosis yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, sumbatan di otak, radang
pankreas, hipertensi, dan dapat
menimbulkan kematian.
Di Amerika kasus dislipidemia cukup banyak. Penduduk Amerika yang memiliki kadar kolesterol total di atas 200 mg/dL berkisar 100 juta orang. Penduduk Amerika yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi yaitu 240 mg/dL adalah 34 juta orang. Penduduk Amerika yang memiliki kadar LDL-C > 130 mg/dL adalah 71 juta orang.2 Prevalensi
dislipidemia di Indonesia semakin
dilakukan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukan
bahwa 60,3% masyarakat Indonesia
memiliki kadar kolesterol LDL antara 100
mg/dL hingga 159 mg/dL. Jumlah
masyarakat Indonesia yang memiliki kadar LDL > 159 mg/dL sebanyak 15,9 %.3
Menurut National Center for
Biotechnology Information, penelitian
yang dilakukan di Amerika telah
menunjukkan bahwa kadar LDL yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan
seseorang terkena penyakit
kardiovaskular.4 Guidelines NCEP ATP III
juga menjelaskan bahwa kadar LDL yang
tinggi dapat menimbulkan masalah
kardiovaskular. Penelitian tersebut
menganjurkan pencegahan primer
penyakit kardiovaskular dengan
menurunkan kadar LDL. Penurunan kadar LDL dapat dilakukan dengan pengaturan asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat-obatan. NCEP ATP III juga menyebutkan bahwa penurunan kadar LDL dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan dapat mencegah kematian5.
Di zaman modern ini sudah banyak obat-obat yang dapat mengatasi masalah dislipidemia. Dislipidemia dapat diatasi antara lain menggunakan tanaman obat. Tanaman obat memiliki banyak kegunaan dan diharapkan berefek samping minimal dibandingkan obat-obat kimia. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk mengatasi dislipidemia adalah jati belanda. Jati belanda diharapkan dapat menurunkan kadar LDL sehingga mencegah penyakit kardiovaskular. Penggunaan jati belanda ini diharapkan dapat menjadi terapi adjuvan bagi pengobatan dislipidemia. Daun jati belanda pada uji toksisitas dinyatakan praktis tidak toksik dan hasil toksisitas akut didapat LD50=134,5 (158-114,4) mg/10 gram bobot badan; setelah
diekstrapolasikan ke tikus menurut
Gleason MN. LD 5O secara oral adalah 941.500 mg/kg bobot badan. Penelitian
subkronik dengan pemeriksaan
makroskopik dan mikroskopik terhadap organ dalam tubuh menunjukkan bahwa daun jati belanda termasuk bahan yang tidak toksik.
Penelitian uji klinik Ekstrak daun jati belanda membutuhkan pengujian pre-klinik yang biasanya dilakukan pada hewan coba. Penelitian mengenai ekstrak daun jati belanda sudah banyak dilakukan pada hewan coba. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak infusa daun jati belanda sebanyak 50 mg/kgbb dapat menurunkan kadar LDL pada mencit jantan galur wistar yang sudah diinduksi pakan tinggi lemak.6 Ekstrak daun jati
belanda juga mampu menekan konsentrasi kolesterol hati pada tikus yang diberi makan kolesterol.7
Penelitian mengenai efek ekstrak daun jati belanda terhadap kadar kolesterol LDL
manusia perlu dilakukan untuk
melengkapi bukti ilmiah bagi aplikasi penggunaannya di masyarakat. Penelitian ini telah memperoleh persetujuan dari Komisi Etik Penelitian FK UKM-RSI.
BAHAN DAN CARA belanda terhadap kadar kolesterol LDL. Subjek penelitian yang memenuhi. kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan pengamatan kadar kolesterol LDL dalam darah. Subjek Penelitian mendapat perlakuan dengan pemberian kapsul ekstrak daun jati belanda dengan dosis 550 mg yang diminum 2x2 sehari selama 1 bulan yang diminum setelah makan. Setelah 1 bulan dilakukan lagi pengamatan kadar kolesterol LDL dalam darah.
penelitian lalu diukur kadar kolesterol LDL dengan metode enzimatik dengan analisis otomatis yang dilakukan di laboratorium klinik.
Analisis Data
Analisis statistik dilakukan dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan program komputer SPSS.
Kadar kolesterol LDL
Data kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun jati belanda berdistribusi tidak normal. Untuk
memperoleh data yang berdistribusi
normal, dilakukan transformasi dengan akar kuadrat. Data transformasi itu dilakukan uji normalitas kembali dengan program SPSS dan didapatkan data yang berdistribusi normal. Data transformasi tersaji dalam Lampiran 3. Data hasil transformasi kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun jati belanda berdistribusi normal, sehingga
memenuhi syarat untuk uji “t”
berpasangan. Data hasil transformasi
tersebut dilakukan uji statistik
menggunakan uji “t” berpasangan dan didapatkan nilai p < 0,01. Tabel 4.3 memperlihatkan data hasil transformasi yang telah diuji dengan uji “t” berpasangan. Setelah data di uji dengan uji “t” berpasangan, didapatkan nilai standar deviasi LDLpre transform adalah 1,11 dengan nilai rerata 12,07. Nilai standar deviasi LDLpost transform adalah 0,99 dengan nilai rerata 11,53. Data hasil transformasi didapatkan nilai t hitung 3,589. Nilai t tabel didapatkan 2,756.
Tabel 4.3 Hasil Transformasi Uji Statistik Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda
Mean
mengonsumsi ekstrak daun jati belanda
adalah 146,79 mg/dL. Setelah
mengonsumsi ekstrak daun jati belanda,
rerata kolesterol LDL mengalami
penurunan yaitu 133,97. Persentase
penurunan kadar kolesterol LDL adalah 8,73%. Hasil dari efek ekstrak daun jati
belanda terhadap penurunan kadar
kolesterol tersaji dalam tabel 4.2
Rerata penurunan kadar kolesterol LDL pada laki-laki adalah 13,72 (10,92%). Pada
perempuan, rerata penurunan kadar
kolesterol LDL adalah 7,56 (5,56%). Hasil uji “t” berpasangan pada data hasil transformasi kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun jati belanda menunjukkan hasil yang berbeda sangat signifikan dengan nilai p < 0,01. Perbandingan Rerata penurunan kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah perlakuan tersaji dalam gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan Rerata Penurunan Kadar Kolesterol LDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pembahasan
Penelitian ini telah mendapat
persetujuan dari subjek penelitian. Peneliti
telah memberikan inform consent yang
menyatakan bahwa subjek penelitian dapat mengundurkan diri bila terjadi komplikasi
pemakaian obat. Kriteria eksklusi
ditentukan dengan melakukan wawancara dengan subjek penelitian. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah ada tidaknya penyakit gula darah dan tekanan darah tinggi. Penyakit di atas dapat mengganggu penelitian, sehingga perlu ditanyakan untuk menyingkirkan subjek
penelitian yang menderita 2 penyakit tersebut.
Pada hasil penelitian, rerata kadar LDL subjek penelitian sebelum mengonsumsi ekstrak daun jati belanda adalah 146,79 mg/dL. Setelah mengonsumsi ekstrak daun jati belanda terjadi penurunan menjadi 133,97 mg/dL. Persentase penurunan kadar kolesterol LDL adalah 8.73%. Rerata penurunan kadar kolesterol LDL pada
laki-laki adalah 13,72 (10,92%). Pada
perempuan, rerata penurunan kadar
kolesterol LDL adalah 7,56 (5,56%). Hasil penelitian ekstrak daun jati belanda menunjukkan bahwa tidak semua subjek penelitian mengalami penurunan kadar kolesterol LDL. Subjek penelitian yang tidak mengalami penurunan kadar kolesterol LDL bisa disebabkan karena pola makan yang salah pada subjek penelitian tersebut. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh bisa menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL. Pada hasil penelitian
didapatkan subjek penelitian yang
mengalami penurunan yang sangat tinggi. Hal ini mungkin disebabkan pola makan subjek penelitian yang sedikit atau sengaja tidak mangonsumsi makanan dengan jumlah yang banyak supaya penurunan LDL bisa maksimal.
Jati belanda memang sudah terkenal di
masyarakat sebagai obat penurun
kolesterol ataupun untuk menurunkan
berat badan. Penelitian mengenai
pengaruh jati belanda dalam menurunkan
kolesterol sudah banyak dilakukan.
Penelitian mengenai pengaruh jati belanda ini banyak dilakukan pada hewan coba. Pada penelitian itu banyak didapatkan hasil yang menyatakan bahwa jati belanda dapat menurunkan kolesterol pada hewan coba. belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang terdapat pada permukaan
intestine (usus halus) sehingga mengurangi
penyerapan makanan.8 Musilago akan
berikatan dengan empedu sehingga
mencegah penyerapan empedu melalui siklus enterohepatik. Kadar kolesterol hati akan berkurang dengan terhambatnya siklus enterohepatik.9 Kadar kolesterol
dalam hati berkurang maka akan
mengaktifkan (upregulasi) reseptor LDL sehingga banyak LDL yang akan ke hati dan terjadi peningkatan clearance LDL.10
Hal ini akan menyebabkan penurunan
LDL dalam darah. musilago dapat
menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total pada kelinci yang diberi musilago selama 3 bulan.11
Penelitian yang dilakukan oleh
Sukandar, Elfahmi dan Nurdewi telah membuktikan bahwa ekstrak infusa daun jati belanda sebanyak 50 mg/kgbb dapat menurunkan kadar LDL pada mencit jantan galur wistar yang sudah diinduksi pakan tinggi lemak. Ekstrak daun jati belanda juga mampu menekan konsentrasi kolesterol hati pada tikus yang diberi makan kolesterol.7
Pada penelitian ini terdapat
keterbatasan yaitu pengambilan sampel darah dilakukan di lab yang berbeda. Pengambilan sampel darah di lab yang berbeda dan tidak dilakukan serentak dapat mengakibatkan perbedaan hasil pemeriksaan meskipun reagen dan metode yang digunakan sama. Hal ini dilakukan karena keterbatasan subjek penelitian yang dicari.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Practice in Primary care. New York: Oxford University press.
3. Anwar, T. B. (2004). Dislipidemia
Sebagai Faktor Resiko Penyakit
Jantung Koroner. Repository
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Musunuru, K. (2010). Atherogenic
Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. National Center for Biotechnology terhadap Kadar Lipid Darah Pada Tikus Jantan. Institut Teknologi Bandung.
7. Rahayu, Y. S. (2007). Khasiat
Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda Terhadap Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia. 8. Sulaksana, J., & Jayusman, D. I.
(2005). Kemuning dan Jati Belanda.
Jakarta: Penebar Swadaya.
9. Raju, S., & Rao, J. N. (2005). Jaypee's Review of Medical Biochemistry.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
10 Harrison's. (2012). Harrison's
Principles of Internal Medicine
DAFTAR PUSTAKA
AHA Journal. (1997). Retrieved October 10, 2014, from http://circ.ahajournals.org/content/96/9/3243.full
Anwar, T. B. (2004). Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Repository Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Badan POM. (2004). Uji Keamanan Sediaan Jadi Ekstrak Kering Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) Terhadap Fungsi dan Histologis Ginjal Tikus Jantan. Info POM.
Boban, P., Nambisan, B., & Sudhakaran, P. (2009). Dietary Mucilage Promotes Regression of Atheromatous Lesions in Hypercholesterolemic Rabits.
NCBI.
Champe, P. C., Harvey, R. A., & Ferrier, D. R. (2008). Biochemistry. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Depkes. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. hal 125-126.
Depkes RI. (1978). Materia Medika Indonesia (Vol. II). Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. hal 42.
European Cardiology. (2005). Low Density Lipoprotein Cholesterol and Coronary Heart disease. Radcliffe Cardiology.
Faxon, D. P., Vuster, F., Libby, P., Beckman, J. A., Hiatt, W. R., Thompson, R. W., et al. (2004). Atherosclerosis Vascular Disease Conference. American
Heart Association, 2617-2625.
Gorin, S. S. (2014). Prevention Practice in Primary care. New York: Oxford University press.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology. Elsevier.
Liu, S. (1999). Fruit and Vegetable intake and risk of cardiovascular disease: The Women's Health Study. The American Journal of Clinical Nutrition.
Marks, D. B., Marks, A. D., & Smith, C. M. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar
Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Medlineplus. (2011). http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/aboutmedlineplus.html.
Retrieved from National Institute of Health:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/patientinstructions/000386.htm
Medscape. (2009). Retrieved November 25, 2014, from http://www.medscape.com/viewarticle/706400_2
Mills, S., & Bone, K. (2000). Principles and Practice of Phytotherapy Modern
Herbal Medicine. London: Churchill Livingstone.
Musunuru, K. (2010). Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. National Center for Biotechnology Information, 907-914.
NCEP ATP III. (2001). ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference.
National Institute of Health.
NCEP ATP III. (2001). NCEP Cholesterol Guidelines. National Institute of
Health.
Rahardjo, S. S., Ngatijan, & Pramono, S. (2006). Aktivitas Lipase Pankreas Rattus Norvegicus akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia lamk.). Berkala Ilmu Kedokteran.
Rahayu, Y. S. (2007). Khasiat Ekstrak Ramuan Daun Jati Belanda Terhadap Konsentrasi Kolesterol Hati Tikus yang Hiperlipidemia.
RISKESDAS. (2013). Pemeriksaan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2013.
Robbins, S. L., Cotran, R. S., & Vinay, K. (2007). Robbins Basic Pathology (8 ed.). New York: Elsevier.
Stapleton, A. P., Goodwill, A. G., James, M. E., Brock, R. W., & Frisbee, J. C. (2010). Hypercholesterolemia and Microvascular Dysfunction: Interventional Strategies. Journal of Inflammation, 54.
Sukandar, E. Y., elfahmi, & Nurdewi. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) terhadap Kadar Lipid Darah Pada Tikus Jantan. Institut Teknologi Bandung.
Sulaksana, J., & Jayusman, D. I. (2005). Kemuning dan Jati Belanda. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Suyatna, F. D. (2007). Farmakologi dan Terapi (5 ed.). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tim surkesnas. (2002). Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola Penyakit Penyebab
Kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Tortora, G. J., & derrickson. (2008). Principle of Anatomy and Physiology (12th ed.). USA: john wiley.
University of California. (2014). health topic. Retrieved from Student Health and counseling services: http://shcs.ucdavis.edu/topics/hyperlipidemia.html
WHO. (2013, maret). Cardiovascular diseases. Retrieved from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/
Wikimedia Commons. (2009, mei 3). Retrieved from
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Guazuma_ulmifolia_%28West_I ndian_Elm%29_flowers_%26_leaves_W_IMG_8264.jpg
Wilcox, L. J., Borradaile, N. M., de Dreu, L. E., & Huff, M. W. (2001). Secretion of Hepatocyte apoB is inhibited by the Flavonoids, Naringenin and Hesperitin, via Reduced Activity and Expression of ACAT2 and MTP.
Journal of lipid research, 725-734.
World Heart Federation. (2012, April). cardiovascular disease. Retrieved from