• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT A CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF DRUGS ABUSE COMMITTED BY COLLEGE STUDENTS By: Roberto Pandiangan, Sunarto, Rini Fathonah Email : Robertopandiangangmail.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ABSTRACT A CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF DRUGS ABUSE COMMITTED BY COLLEGE STUDENTS By: Roberto Pandiangan, Sunarto, Rini Fathonah Email : Robertopandiangangmail.com"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH MAHASISWA

(Jurnal)

Oleh

ROBERTO PANDIANGAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACK

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH MAHASISWA

Oleh:

Roberto Pandiangan, Sunarto, Rini Fathonah Email : Robertopandiangan@gmail.com

Mahasiswa dengan statusnya yang paling tinggi disebut sebagai generasi penerus bangsa yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pendidikan dan sosial pada lingkungan masyarakatnya. Perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh mahasiswa salah satunya berawal dari gejala-gejala kenakalan biasa, seperti merokok, kumpul di tempat hiburan malam dan minuman beralkohol yang sekarang sudah menjadi gaya hidup atau budaya. Kenakalan biasa dapatmengarahkan mahasiswa ke pergaulan yang menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peraturan hukum, Salah satu contoh dari peristiwa tersebut adalah penyalahgunaan narkotika. Permasalahan penelitian ini adalah apakah faktor penyebab penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa dan bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Jenis data yaitu data primer dan sekunder. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa yaitu: faktor individu, faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor ekonomi. Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa dilakukan dengan tiga upaya yaitu: upaya represif, upaya preventif dan upaya pre-emtif. Saran dalam penelitian ini adalah Perlunya dukungan serta peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat jika mengetahui adanya penyalahgunaan narkotika yang terjadinya dilingkunganya, aparat polisi hendaknya memberikan perlindungan terhadap masyarakat yang berperan aktif dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika, memberikan penghargaan (reward) kepada masyarakat yang ikut serta dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika, seluruh pihak universitas hendaknya bekerjasama dengan aparat Polisi dan Badan Narkotika Nasional untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus, pihak universitas membentuk unit kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan narkotika yang bekerjasama dengan Lembaga Kepolisian atau Badan Narkotika Nasional dan memilih duta-duta anti narkotika yang nantinya akan membantu mensosialisasikan dampak dari penyalahgunaan narkotika atau pun menginformasikan adanya jenis narkotika baru.

(3)

ABSTRACT

A CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF DRUGS ABUSE COMMITTED BY COLLEGE STUDENTS

By:

Roberto Pandiangan, Sunarto, Rini Fathonah Email : Robertopandiangan@gmail.com

University/College Students are considered as the highest rank among other students and are referred to the next generation who are able to make a real contribution in educational and social development in the society. Among the crimes committed by students are common delinquency, such as smoking, clubbing at nightspots and consuming alcoholic beverages which have now become their lifestyles or cultures. Unfortunately, even common delinquency can lead students to a condition that might violate the rule of law. One example of such violations is drugs abuse. The problems in this research are formulated to find out the factors causing the drugs abuse committed by students and also to determine the countermeasures to overcome the drugs abuse committed by students. This research used normative and empirical approaches. The data sources consisted of primary and secondary data. Among the factors causing the drugs abuse committed by students were: individual factor, family factor, environmental factor, and economic factor. The countermeasures against the drugs abuse committed by the college students has been done in three ways, namely: repressive, preventive and pre-emtive. From this research, it is suggested that: the society from any layers should support and take an active participation in eradicating drugs abuse occurs in the neighborhood, the police officers should provide protection to the community who play an active role in the prevention of drugs abuse, reward those who participated in the effort of eradicating the drugs abuse, all colleges/universities should cooperate with police officers and National Narcotics Agency to prevent the drugs abuse in campus environment, the university should establish a Student Activity Unit related to narcotics in cooperation with National Police Agency or National Narcotics Board and choose the ambassadors of anti-narcotics that will socialize the impact of drugs abuse or inform the new types of narcotics.

(4)

1. PENDAHULUAN

Perkembangan di zaman globalisasi dan modernisasi akan selalu beriringan dengan timbulnya kejahatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Timbulnya perbuatan kejahatan berawal dari kenakalan biasa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, seperti merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan kumpul di tempat hiburan malam yang saat ini sudah menjadi gaya hidup atau budaya yang disebabkan oleh faktor tekanan lingkungan atau teman sepermainan yang terlibat dalam tindakan antisosial.

Kenakalan dapat mengarahkan mahasiswa kepergaulan yang menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peraturan hukum, salah satu contoh dari peristiwa tersebut adalah penyalahgunaan narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan kecanduan.

Narkotika pada awalnya merupakan barang yang hanya bisa digunakan pada kalangan terbatas saja. Penggunaan narkotika ini semula diperuntukan bagi kepentingan pengobatan dan untuk keperluan orang sakit, dalam hal ini hanya

dunia kedokteran saja yang menggunakannya, tetapi penggunaan narkotika ini berubah berawal dari penjajahan dunia barat yang berhasil menemukan zat psikoaktif pada bangsa-bangsa benua Afrika, Asia dan Amerika yang secara kondusif memperlancar penyebaran di wilayah-wilayah tersebut. Di era ini, kemajuan di bidang teknologi dan informasi serta media massa yang begitu cepat, berakibat pada tersebarnya zat psikoaktif di kalangan masyarakat luas.1

Jumlah kasus penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa saat ini mengalami peningkatan dan penurunan disetiap tahunnya, karena itu Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung terus berupaya dalam mengungkap kasus penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh mahasiswa, seperti dikutip dari lampung tribunnews.com

Direktorat Reserse Narkoba Polda

Lampung menangkap tujuh

tersangka tindak pidana narkotika di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Lampung (Unila), Jumat (19/8/2016) siang. Enam tersangka diantaranya masih berstatus mahasiswa. Penangkapan ini dibenarkan Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung Komisaris Besar Agustinus Berlianto

Pangaribuan. “Ya tadi anggota

menangkap tujuh orang. Enam orang mahasiswa dan satunya orang

umum,” ujar dia, Jumat sore.

Berlianto mengatakan, ketujuh orang

1

Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana

Nasional. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

(5)

itu ditangkap saat sedang memecah satu paket ganja besar menjadi paket-paket kecil di dalam ruangan di

gedung PKM. “Sekarang masih dalam pemeriksaan,” ucap dia.2

Berdasarkan data kasus

penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa yang tercatat di Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung mengalami peningkatan dan penurunan di setiap tahunnya. Pada tahun 2012 kasus narkotika yang terjadi sebanyak 52 kasus menurun menjadi 33 kasus pada tahun 2013 dan meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 45 kasus. Pada tahun 2015 meningkat drastis menjadi 68 kasus dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 37 kasus, hingga bulan Juni tahun 2017 tercatat mengalami penurunan sebanyak 17 kasus penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa.

Berdasarkan uraian latar belakang dan memperhatikan pokok-pokok pikiran di atas, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

a. Apakah yang menjadi faktor

penyebab terjadinya

penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa?

b. Bagaimanakah upaya

penanggulangan terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa?

2http://lampung.tribunnews.com/2016/08/19/

enam-mahasiswa-yang-ditangkap-saat-pecah-paket-ganja-ternyata-berasal-dari-fisip

diakses pada Sabtu, 22 Juli 2017 pukul 07.37 WIB.

Metode peneletian penulisan ini menggunakan pendekatan masalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis data yang terkumpul dan diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

II. PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan Narkotika Oleh Mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah perkembangan penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa, maka dapat diketahui beberapa data kasus yang terhimpun dalam rekapitulasi pada Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung dalam kurun waktu 2012 sampai dengan bulan Juni 2017, bahwa dalam kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2012 sampai dengan bulan Juni tahun 2017 sudah terdata jumlah kasus mahasiswa yang terlibat penyalahgunaan narkotika pada Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung sebanyak 252 mahasiswa.

(6)

Total 252 mahasiswa penyalahguna narkotika dalam kurun waktu 5 Tahun terdiri dari 125 kasus adalah pengguna ganja, 110 kasus pengguna shabu, 16 kasus pengguna extacy dan 2 kasus pengguna tembakau gorila.

Berdasakan jumlah kasus

penyalahgunaan narkotika dan terbagi atas beberapa jenis narkotika yang digunakan dalam kurun waktu 5 Tahun, maka dapat dihubungkan dalam Ilmu kriminologi mengenai kejahatan penyalahgunaan narkotika yang dikenal beberapa teori penyebab terjadinya kejahatan

Talen Hapis dan Erza Agustiawan mengatakan, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa, diantaranya:

1. Faktor Individu

Talen Hapis mengatakan, bahwa Faktor individu antara lain yaitu:3 a. Pemakain untuk tujuan coba-coba

untuk sekali atau beberapa kali setelah itu menghentikannya, jadi yang dimaksud adalah hanya ingin tahu saja.

b. Pemakain untuk iseng terputus-putus tanpa menimbulkan ketergantungan baik secara kejiwaaan dan jasmaniah.

c. Pemakain karena ketergantungan untuk memperoleh kembali pengaruh narkotika atau untuk menyembuhkan dampak dari penyalahgunaan narkotika.

d. Mental yang lemah menyebabkan mahasiswa mudah goyah dan mudah terpengaruh oleh ajakan keburukan.

3

Hasil wawancara dengan Talen Hapis, Penyidik Utama Dit Res Narkoba Polda Lampung pada hari Jumat, 07 Juli 2017 Pukul 10.00 WIB.

e. Kecemasan atau depresi disebabkan oleh kejenuhan hati atau permasalahan hidup, sehingga seseorang melakukan segala macam cara melalui cara-cara pintas yaitu salah satunya adalah penyalahgunaan narkotika.

2. Faktor keluarga

Erza Agustiawan mengatakan, bahwa penyalahgunaan narkotika yang disebabkan oleh faktor keluarga lebih kepada kondisi dimana keluarga tidak dapat menjalankan peran sosial dalam unit keluarga yang disebabkan satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka semana mestinya. Akibatnya dari kondisi tersebut akan membawa tekanan mental terhadap diri seseorang sehingga dia akan mencari kesenangan atau hiburan di luar rumah yang belum tentu membawa penyelesaian yang baik, seperti penyalahgunaan narkotika. Faktor-faktor penyebabnya antara lain yaitu:4

a. Broken home

Orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi penceraian yang dapat menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga seringkali anak untuk menghilangkan tekanan tersebut dengan mencoba menyalahgunakannarkotika.

b. Kurangnya peran orang tua yang tidak berjalan semana mestinya

menyebabkan anak kurang

mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli terhadap pendidikan dan moral anak.

4

(7)

Akibatnya anak mencoba untuk melepaskan diri dari kesepian atau menghilangkan rasa kegelisahan dengan mencoba menyalahgunakan narkotika.

c. Pendidikan keras terhadap anak akan menyebabkan mental anak terganggu yang menyebabkan anak akan memberontak dan melakukan tindakan diluar perkiraan oleh orang tua, seperti penyalahgunaan narkotika.

d. Kurang baiknya komunikasi dan keterbukaan antara orang tua dan anak mengakibatkan ketidak keterbukaan antara keduanya. Keduanya harus mengerti segala sesuatu, khususnya orang tua yang lebih mengambil peran aktif dalam membentuk komunikasi yang baik, sehingga orang tua mengetahui apa yang diinginkan oleh anak.

e. Pendidikan agama yang lemah akibat kesadaran orang tua untuk memberikan pendidikan agama tidak berjalan dengan baik, sehingga anak sering ragu dalam mengambil keputusan terhadap tindakan yang dimana mereka sebelumnya tau, bahwa tindakan tersebut adalah tindakan yang melanggar norma.

3. Faktor Lingkungan

Talen Hapis mengatakan, bahwa lingkungan yang tidak baik dan tidak mendukung dalam perkembangan aktivitas sehari-hari terhadap mahasiswa dapat mengarahkan mahasiswa menjadi penyalahguna narkotika. Akibat lingkungan yang tidak baik, pengaruh teman yang ternyata adalah sebagian besar pemakai narkotika mengakibatkan ikut serta dalam penyalahgunaan narkotika, selain itu faktor lingkungan yang menyebabkan mahasiswa memakai narkotika agar

dapat diterima pada kalangan tertentu.

4. Faktor Ekonomi

Erza Agustiawan mengatakan, bahwa penyalahgunaan narkotika yang mengakibatkan ketergantungan yang berlebihan menyebabkan seseorang menggunakan narkotika tanpa pengawasan. Kebutuhan barang narkotika yang tidak dapat dipenuhi secara terus menerus, disebabkan faktor ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang dapat melakukan tindakan kriminal atau melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah menjadi pengedar narkotika. Berbeda hal ketika seseorang memiliki ekonomi yang baik, sehingga dia mampu untuk memenuhi keinginannya untuk membeli narkotika tanpa melakukan tindakan di luar batas moral.

Berdasarkan hasil penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan penyalahgunaan narkotika, berikut adalah hasil wawancara terhadap 5 responden

warga binaan Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Bandar Lampung

(8)

ingin tahu dalam dirinya untuk sekedar coba-coba saja.5

Lingkungan PB yang menyebabkan struktur susunan sosialnya tidak berfungsi yang mengakibatkan PB memiliki rasa ingin tahu dalam dirinya untuk sekedar mencoba-coba, sehingga membuat dirinya dan lingkungan sekitarnya dalam suatu keadaan yang membahayakan keteraturan atau ketertiban sosial yang mengakibatkan dysfunctional (tidak berfungsi).

DT mulai menyalahgunakan

narkotika dengan alasan faktor lingkungan. Jenis narkotika yang pelaku gunakan adalah ganja. Menurut keterangan DT, bahwa aktivitas dengan teman-temannya yang berawal hanya sekedar kumpul-kumpul saja kemudian mulai mencoba hal-hal baru yaitu menyalahgunakan narkotika. Keterbatasan ekonomi yang menyebabkan keinginan untuk menggunakan narkotika menjadi penghambat untuk DT, sehingga tidak hanya sampai menggunakan narkotika saja, tetapi mulai ikut mencari keuntungan dengan menjadi pengedar narkotika.6

Emile Durkheim juga menulis tentang normalnya kejahatan di

5 Hasil wawancara dengan inisial PB Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Bandar Lampung Pada Hari Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 10.00 WIB

6

Hasil wawancara dengan inisial DT Pelaku Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Bandar Lampung Pada Hari Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 10.15 WIB

masyarakat, baginya penjelasan terutama tentang perbuatan salah manusia tidak terletak pada diri individu, tetapi terletak pada kelompok dan organisasi sosial.

konteks inilah Durkheim

memperkenalkan istilah anomie yaitu hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat dari hilangnya patokan-patokan dan nilai-nilai. Perbuatan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh sipelaku yang disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan teman-temannya yang menyebabkan susunan keteraturan sosial tersebut tidak berfungsi (dysfunctional).

RH mulai menyalahgunakan

narkotika disebabkan oleh faktor keluarga. Jenis barang yang digunakan adalah ganja. Keluarga RH merupakan keluarga yang dikategorikan mampu secara finansial, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, bahwa RH sejak kecil apapun keinginannya selalu di ikuti oleh ibunya, tetapi berbeda dengan ayahnya yang selalu menggunakan pendidikan yang keras dalam mendidiknya yang seringkali ayahnya menggunakan kontak fisik untuk mendidik RH.

RH menerima perilaku pendidikan yang kerasa oleh ayahnya sampai masuk di perkeuliahan, sehingga pelaku mulai memberontak atas

keadaan yang dialaminya.

(9)

akibatnya pelaku ikut dalam penyalahgunaan narkotika.7

Sigmund Freud berpendapat, bahwa dalam teori perspektif pshikologis yaitu teori psikoanalisa seseorang melakukan perbuatan bersalah karena hati nurani atau superego-nya begitu lemah atau tidak sempurna sehingga ego-nya (berperan sebagai suatu penengah antara superego dan id) tidak mampu mengontrol dorongan-dorongan dari id (bagian dari kepribadian yang mengandung keinginan dan dorongan yang kuat untuk dipuaskan dan dipenuhi). Superego intinya merupakan suatu citra orang tua yang begitu mendalam, terbangun ketika si anak menerima sikap-sikap dan nilai-nilai moral orang tua nya, maka selanjutnya apabila ada ketiadaan citra seperti itu mungkin akan melahirkan id yang tidak terkendali dan berikutnya delinquency.

Hasil wawancara dengan CR, mulai

menyalahgunakan narkotika

disebabkan faktor lingkungan.

Pelaku mulai menggunakan

narkotika saat mengikuti ajakan teman-teman barunya ketempat hiburan malam. Pelaku sebelumnya adalah seoarang perantauan dengan tujuan untuk kuliah, awalnya pelaku hanya mengkonsumsi minuman beralkohol dan akhirnya terjerumus penyalahgunaan narkotika yang menggagalkan tujuan awalnya untuk kuliah.8

7 Hasil wawancara dengan inisial RH Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Bandar Lampung Pada Hari Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 10.30 WIB

8 Hasil wawancara dengan inisial CR Pelaku

Penyalahgunaan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II Pada Hari Selasa, 18 Juli 2017 Pukul 10.45 WIB

Durkheim mengatakan, bahwa sebuah masyarakat sederhana

berkembang menuju suatu

masyarakat yang modern dan kota, maka kedekatan (intimacy) yang dibutuhkan untuk melanjutkan satu set norma-norma umum (a common set of rules) akan merosot. Tindakan sipelaku menunjukkan, bahwa periode perubahan yang cepat ketika sipelaku mengalami perubahan lingkungan sekitarnya yang bukan di tempat asalnya, kemudian tiba-tiba terhempas kedalam satu cara atau jalan hidup yang tidak dikenal (unfamiliar) dan aturan-aturan yang pernah membimbing tingkah laku tidak lagi dipegang.

Hasil wawancara dengan ASM, mulai menyalahgunakan narkotika disebabkan oleh faktor individu. Jenis barang yang digunakan pelaku adalah ganja. Pelaku secara ekonomi memiliki keluarga yang dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. ASM mengatakan, bahwa dia mulai menyalahgunakan narkotika hanya untuk sekedar coba-coba saja untuk dirinya sendiri. lingkungan di tempat tinggal sekitarnya yang sejak sipelaku masih kecil sering terjadi tindakan kriminalitas, seperti pencurian dan tauran antar pelajar yang dialaminya dahulu.

(10)

orang dewasa menampar atau memukul orang lain saat bertengkar dan bila anak melihat bahwa perilaku

agresif dibolehkan atau

mendatangkan hadiah (pujian), akan terjadi kecenderungan anak bereaksi dengan cara kekerasan selama ia mengalami kejadian yang serupa.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka faktor penyebab penyalahgunaan narkotika dapat di lihat dari tindak kejahatannya sebagai pengguna dan pengedar. Faktor penyalahguna narkotika sebagai pengguna disebabkan oleh faktor lingkungan yang disebabkan pengaruh pergaulan teman-teman sebagai penyalahguna narkotika, faktor keluarga yang disebabkan pendidikan yang keras oleh orang tua, sehingga anak tidak tahan dan mencari lingkungannya sendiri, rasa ingin tahu atau sekedar coba-coba saja, penyalahgunaan narkotika dengan alasan solidaritas teman dan penggunaan yang berawal dari minuman beralkohol.

B. Upaya Penanggulangan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh Mahasiswa

Polri dapat melakukan

penanggulangan dengan cara mengadakan kegiatan atau operasi rutin dan operasi khusus. Operasi rutin dibedakan menjadi tiga, yaitu:9 1. Upaya represif

Meliputi rangkaian kegiatan penindakan yang ditunjukan ke arah pengungkapan terhadap semua kasus kejahatan yang telah terjadi disebut sebagai ancaman faktual. Bentuk kegiatannya antara lain penyidikan

9 Sunarto, Keterpaduan Dalam

Penanggulangan Kejahatan, op.cit. hlm.

45-46.

dan upaya paksa lainnya yang disahkan menurut Undang-Undang.

Talen Hapis mengatakan, bahwa Penanggulangan penyalahgunaan narkotika dapat dilakukan dengan menyerahkan kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang terjadi kepada pihak penegak hukum untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Tahapannya yaitu antara lain penyelidikan, penyidikan, penuntutan sampai dilaksanakannya pidana. Hukuman atau sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pelaku diharapkan dapat memberikan efek jera kepada pelaku sesuai dengan tujuan pemidanaan.

Talen Hapis mengatakan, bahwa tindakan represif yang dilakukan oleh Kepolisan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan atas perintah atasan tertinggi kepolisian. Tindakan tersebut harus mendapat perintah dari atasan dikarenakan jika terjadi kesalahan prosedur dan lain sebagainya yang mengakibatkan kerugian bagi pelaku ataupun masyarakat, hal tersebut menjadi tanggung jawab atasan. Sehingga aparat yang bekerja dilapangan dalam melakukan tindakan tidak sewenang-wenang.

2. Upaya preventif

Meliputi rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencegah secara langsung terjadinya kasus kejahatan. Mencakup kegiatan pengaturan, penjagaan, patroli dan pengawasan di

lokasi yang diperkirakan

mengandung “Police hazard”,

(11)

aktif dalam upaya pencegahan,

menangkal dan memerangi

kejahatan.

Talen Hapis mengatakan, bahwa tujuan dari upaya preventif adalah melakukan pembinaan kepada masyarakat agar sadar dan taat pada hukum serta berperan penting terhadap praktek melanggar hukum khususnya terhadap penyalahgunaan narkotika. Program preventif ini juga disebut sebagai program pencegahan dimana program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.

Penanganan secara preventif yang dilakukan Sat Dit Res Narkoba Polda Lampung, yaitu:10

a. Melakukan kerjasama dengan LSM dan instansi terkait, Sat Dit Res Narkoba Polda Lampung dalam melakukan upaya penangulangan penyalahgunaannarkotika melakukan berbagai kerjasama dengan Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pencegahan narkotika dan instansi pemerintah untuk saling memberikan dukungan informasi mengenai keberadaan penyalahgunaan narkotika.

b. Melakukan operasi atau razia rutin Talen Hapis mengatakan, bahwa anggota-anggoa kepolisian di terjunkan langsung kewilayah-wilayah yang mencurigakan dijadikan tempat penampungan,

10 Hasil wawancara dengan Talen Hapis,

Penyidik Utama Dir Res Narkoba Polda Lampung pada hari Jumat, 07 Juli 2017 Pukul 10.00 WIB.

penyimpanan dan peredaran narkotika. Polisi juga mengadakan razia untuk keperluan penyelidikan dan penyidikan bahkan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga menyalahgunakan narkotika. Razia ini biasanya dilakukan di tempat-tempa hiburan malam dan juga tempat-tempat yang informasinya didapatkan dari masyarakat. Operasi ini juga termasuk melakukan razia etrhadap kendaraan bermotor.

c. Pemasangan reklame tentang bahaya narkoba bagi kesehatan dan masa depan anak

3. Upaya pre-emtif

Meliputi rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menangkal atau menghilangkan faktor-faktor kriminogen pada tahap sedini mungkin, termasuk upaya untuk mengeliminir faktor-faktor kriminogen yang ada dalam masyarakat yang bentuk kegiatannya sangat bervariasi, mulai dari analisis terhadap kondisi wilayah berikut potensi kerawanan yang terkandung di dalamnya sampai dengan koordinasi dengan setiap pihak dalam rangka mengantisipasi kemungkinan timbulnya kejahatan.

Talen Hapis mengatakan, bahwa upaya pre-emtif adalah upaya pembinaan yang dilakukan Polri

untuk menanggulangi dan

memberantas penyalahgunaan narkotika. Tindakan antisipasi cegah dini yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan edukatif dengan

tujuan menghilangkan

(12)

dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkotika.

Isma Rizanti mengatakan, bahwa dalam rangka upaya menanggulangi penyalahgunaan narkotika oleh mahasiswa yang dilakukan oleh BNN Provinsi Lampung melalui Seksi Pencegahan dan pemberdayaan masyarakat sudah melakukan tindakan diantaranya yaitu Sosialisasi dampak penyalahgunaan narkotika ke Universitas di Provinsi Lampung, diskusi melalui talk show di radio dan media televisi lokal, mengadakan tes urin untuk mahasiswa baru di Universitas di Provinsi Lampung, memasang baner tentang bahaya narkotika dan membuat group atau satuan tugas pemberantas (Satgas)11

Ahmad Rozi Subing mengatakan, bahwa upaya represif atau penindakan setelah pelaku melakukan kejahatan yang dilakukan oleh BNN Provinsi Lampung, ketika melaksanakan tugas menangani kasus penyalahgunaan tanaman atau zat yang mengandung efek narkotika yang berada di Provinsi Lampung yaitu melalui Seksi pemberantasan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian satuan narkoba untuk menindak lanjuti para pelaku. Perbuatan ini juga sudah di atur dalam asal 54 Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang isinya: “Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial.”12

11

Hasil wawancara dengan Isma Rizanti, Kasi Pencegahan P2M, Badan narkotika Nasional Provinsi Lampung pada hari Kamis, 08 Juni 2017 Pukul 10.00 WIB.

12 Hasil wawancara dengan Ahmad Rozi

Subing, Staf Bidang Rehabilitas, Badan

III. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut:

1. Faktor penyebab penyalahgunaan narkotika dapat di lihat dari berbagai faktor yaitu faktor individu yang disebabkan pemakain untuk tujuan coba-coba, pemakain untuk iseng, pemakain karena ketergantungan dan mental yang lemah. Faktor keluaraga yang disebabkan broken home, kurangnya perhatian orang tua pada anak, pendidikan keras terhadap anak, kurang baiknya komunikasi dan keterbukaan dan pendidikan agama yang lemah. Faktor lingkungan disebabkan lingkungan yang tidak baik dan tidak mendukung dalam perkembangan aktivitas sehari-hari. Faktor ekonomi disebabkan kebutuhan narkotika yang tidak dapat dipenuhi secara terus menerus, disebabkan faktor ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang dapat melakukan tindakan kriminal atau melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah menjadi pengedar narkotika.

2. Upaya penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Dit Res Narkoba Polda Lampung dibagi dalam tiga bagian, yaitu upaya represif adalah tahapan penyelidikan, penyidikan

dan penuntutan sampai

dilaksanakannya pidana. Upaya preventif adalah meliputi kerjasama dengan Instansi pemerintah, melakukan kerjasama dengan

(13)

lembaga swadaya masyarakat, melakukan operasi atau razia rutin, memasang reklame tentang bahaya narkotika dan melakukan kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional

dalam proses pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Upaya Pre-emtif adalah upaya pembinaan tindakan antisipasi cegah dini yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

edukatif dengan tujuan

menghilangkan menghilangkan faktor peluang dan pendorong terkontaminasinya seseorang menjadi pengguna.

Upaya penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung adalah sosialisasi dampak penyalahgunaan narkotika ke universitas, diskusi melalui talk show di radio atau media televisi lokal, mengadakan tes urin untuk mahasiswa baru di universitas, memasang baner tentang bahaya narkotika dan membuat group atau satuan tugas pemberantas (Satgas) .

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini yaitu:

1. Masyarakat hendaknya berperan aktif dan mendukung penuh pelaksanaan upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Kepolisian Dit Res Narkoba Polda Lampung dan Badan Nasional Narkotika Provinsi Lampung dengan cara melaporkan kepada pejabat yang berwenang, jika mengetahui adanya penyalahgunaan narkotika yang terjadinya dilingkunganya.

2. Aparat polisi hendaknya memberikan perlindungan terhadap masyarakat yang berperan aktif

dalam penanggulangan

penyalahgunaan narkotika di lingkungannya dan memberikan penghargaan (reward) kepada masyarakat yang ikut serta dalam

upaya penanggulangan

penyalahgunaan narkotika.

3. Seluruh pihak Universitas baik rektor, wakil rektor, dekan, pembantu dekan beserta jajarannya, mahasiswa dan satuan pengamanan kampus hendaknya bekerjasama dengan aparat polisi untuk

melakukan pencegahan

penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus dan pihak universitas membentuk unit kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan narkotika yang nantinya akan bekerjasama dengan Lembaga Kepolisian atau Badan Narkotika Nasional dan memilih duta-duta anti narkotika yang nantinya akan membantu mensosialisasikan dampak dari penyalahgunaan narkotika ataupun menginformasikan adanya jenis-jenis narkotika baru.

DAFTAR PUSTAKA

Mardani. 2008. Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sunarto. 2016. Keterpaduan Dalam Penanggulangan Kejahatan. dari-fisip diakses pada Sabtu, 22 Juli 2017 pukul 07.37 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Fragmen DNA genom nyamuk Aedes aegypti hasil ligasi telah menunjukan. hasil sesuai dengan target yaitu

Memahami batasan kalimat dan membuat contoh kalimat tunggal, bersusun, majemuk, sempurna dan kalimat tidak sempurna, kalimat aktif, pasif, medial dan resiprikal,

Kemudian peneliti juga memberikan pertanyaan terkait pekerjaan mereka sebagai local staff pada kantor perwakilan Indonesia di Timor Leste yaitu KBRI Dili yang

[r]

Before Gabriel had met Olivia, he’d have doubtless thought James Morgan was a good match for... her—Corporate Ken and

Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat

ini disebabkan karena hasil dari kegiatan pengelolaan operasional dan risiko oleh perusahaan asuransi kerugian (underwriting) sepenuhnya berpengaruh langsung

Dengan demikian untuk mendapatkan koordinat suatu titik dapat dilakukan dengan cara mengukur sudut dan jarak dari titik yang sudah diketahui koordinatnya... 2.2