Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Ketua Peyunting
Dr.Eng. Yudy Surya I,ST.,M.Eng.
Sekretaris Penyunting
Dr. Slamet Wahyudi, ST.,MT.
Penelaah Ahli
Prof. Dr. Ir Pratikto, MMT (Universitas Brawijaya Malang) Prof. Ir. ING Wardhana, M.Eng., Ph.D.(Universitas Brawijaya Malang)
Dr.Eng. Anggit Murdani, ST.,M.Eng. (POLINEMA) Dr.Eng. Budi Prawara,ST.,M.Eng. (LIPI-TELIMEK)
Penyunting Pelaksana
Francisca Gayuh Utami D, ST., MT.
Tata Letak
Fikrul Akbar Alamsyah, ST Dodik & Very
Cetak dan Distribusi
Totok S.
Penanggung Jawab
Ketua Jurusan Mesin
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Perancang Sampul
Dodik & Very
Penerbit
Jurusan Mesin
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145
Telp./Fax. +62-341-554291 Email: slamet_w72@ub.ac.id
The statements and opinion expressed in the papers are those of the authors themselves and not necessarily reflect the opinion of the editors and organizers. Any mention of company or trade name does not imply endorsement by organizers.
ISBN: 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Copyright © 2011, Departement Mechanical of Engineering Faculty, Brawijaya University of Malang Not to be commercially reproduced by any means without written permission
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah Yang Esa yang tiada tuhan
selain-Nya, kami selaku Panitia Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin X Tahun 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang dapat menyelesaikan prosiding
abstrak ini.
Cinta Kasih-Nya yang tak terhingga mendorong kami untuk semangat dalam kegiatan
belajar mengajar yang tak pernah putus sampai masuk liang lahat, khususnya dalam hal ini
ilmu-Nya yang kita tekuni bersama yaitu rekayasa keteknikan.
Prosiding ini diharapkan mampu menampung para peneliti, praktisi, pemerintah dan
mahasiswa untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitiannya. Prosiding ini juga merupakan
sebuah wujud tanggung jawab bidang teknik mesin dalam menyumbangkan pemikiran, ide dan
hasil penelitian sehingga mampu diaplikasikan ke masyarakat dan guna mendukung ketahanan
energy di Indonesia.
Bertolak dari hal tersebut maka Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang menggelar event akademik Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin X Tahun 2011 yang bertajuk:
“Optimalisasi Peran Teknik Mesin dalam Meningkatkan
Ketahanan Energi”
Diharapkan dengan adanya seminar nasional ini, para akademisi pemerintah peneliti
dan atau praktisi dapat menambah wawasan mereka serta menerapkan pengetahuannya
tersebut dalam dunia engineering untuk mengoptimalkan ketahanan energi nasional. Selanjutnya akan terbina suasana akademis yang nantinya dapat dikembangkan menjadi wujud
kongkrit di masyarakat pada umunya.
Semoga Allah Yang Maha Pengampun meridhoi jerih payah kita semua. Amien.
Malang, 1 Nopember 2011
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
... ii
DAFTAR ISI
... iii
KEYNOTE SPEAKER
Tantangan Keilmuwan teknik mesin di bidang nuclear reactor safety
Deendarlianto ... 1 Rancang Bangun dan Aplikasi Engine Rusnas 500 cc
I Nyoman Jujur ... 10
BIDANG KONVERSI ENERGI
Peningkatan Efisiensi Pembakaran Tungku Kayu Bakar Tradisional Dengan Modifikasi Disain
Bambang Yunianto, Nazarudin Sinaga ... 24
Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete Dengan Kombinasi Sekam Padi Dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Lydia M Salam, H Baharuddin Mire, M. Fachry. A.R ... 29
Efek Ash Campuran Batubara Mutu Rendah Terhadap Potensi Pembentukan Slagging dan Fouling Pada Boiler PT. Semen Tonasa
Ismail ... 37
Pengembangan Bahan Bakar Briket dari Campuran Kulit Mete dan Sekam Padi
Muchammad ... 42
Pengaruh Air Fuel Ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar Lpg Pada Ruang Bakar Model Helle-Shaw Cell
I Gusti Ngurah Putu Tenaya, Made Hardiana. ... 47
Kajian Numerik Aliran Udara Pembakaran pada Tangentially Fired Pulverized-Coal Boiler Wawan Aries Widodo, Is Bunyamin Suryo, Giri Nugroho ... 52
Perbandingan Simulasi Dengan Asumsi Ideal gas Dengan Kondisi Real gas Effect pada Kasus Combustion
Albert Meigo R.E.Y, Romie O.Bura, Bambang Kismono Hadi ... 57
Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Tongkol Jagung Dan Sekam Padi Dengan Berbagai Perbandingan Tongkol Jagung Dan Sekam Padi
Andi Mangkau, Prof. Dr. Ir. Effendy Arif, M. Eng ... 66
Efek Katalisator (Broquet) Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Bensin
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | iv Deflagrasi LPG-Udara Yang Melalui Media Porous
Jayan Sentanuhady, Desmon Purba, Tri Agung Rohmat ... 83
Perbandingan Antar Berbagai Model Laju Penguapan Tetesan Pertamax Dengan Data Eksperimen
Engkos Achmad Kosasih ... 91
Studi Eksperimental Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar Dan Lamanya Waktu Terhadap Laju Pengeringan Pada Alat Pengering Ikan Dengan Memanfaatkan Energi Briket Batubara
Aneka Firdaus, ST. MT, Dian Ferdinand, ST... 96
Analisis Pemanfaatan Gas Metana (CH4) Dari Limbah Sampah TPA Tamangapa Sebagai Pembangkit Tenaga (2011)
Ir. Luther Sule, MT... 108
Studi Eksperimental Optimalisasi Campuran Bahan Bakar Solar Dengan Crude Jatropha Oil (CJO) Terhadap Karakteristik Motor Diesel Didacta Italia Test Bed T 85 D
H.Teguh Budi.SA, Amrifan Saladin Mohruni, Arifin ... 112
Pemilihan Algoritma Dan Model Potensial Pada Simulasi Dinamika Molekular Tabung Nano Karbon Sebagai Media Penyimpan Hidrogen
Supriyadi dan Nasruddin ... 120
Karakteristik Pembakaran Tungku Gasifier Tipe Cross-Draft Berbahan Bakar Biomassa
Adjar Pratoto, Agus Sutanto... 126
Potensi Unmineable Coalbed Sebagai Penyimpan Emisi Gas Karbondioksida
Barlin ... 131
Analisa Perpindahan Panas Akibat Radiasi Pada Rumah Secara Konveksi Paksa Dengan Menggunakan Variasi Warna Cat Putih, Abu-Abu, Kuning Dan Tanpa Cat
Eflita Yohana ... 134
Kajian Eksperimen Sistem Pendingin Lemari Radio Base System (RBS) Berbasis Termoelektrik
Nandy Putra, A’rasy Fahruddin, Wayan Nata, Ridho Irwansyah ... 139
The HAZOP Of HVAC Star Energy
Harjanto G , Samsul Kamal, Prajitno... 147
Optimasi Sistem Pendingin Joule-Thomson Dengan Menggunakan Campuran Hidrokarbon Melalui Simulasi Progaram Matlab 8.5 Dan Refprop 8.0
Rizky Arif Hidayat ... 157
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Analisis Saluran Udara Pendinginan Motor Listrik Pada Lokomotif Diesel Elektrik Traxx Asia
Muhamad Faris Naufal Austen, Jooned Hendrarsakti, Yunendar Handoko ... 169
Analisa Karakteristik Perpindahan Panas Evaporator Tipe Double Tubular Pipe Pada Unit Pendingin Sistem Absorpsi Difusi Amonia-Air Dengan variasi Beban Pendingin dan Daya Generator
Ary Bachtiar Krishna Putra, Prabowo, Khrisma Mahara ... 177
Pengaruh Penambahan Surfaktan Pada Nano Fluida Al3O3-Air Terhadap Kinerja Loop Heat Pipe (LHP)
Wayan Nata Septiadi,, A’ray Fahrudin, Nandy Putra ... 181
Pengujian Alat Cryosurgery Berbasis Elemen Peltier Ganda Dengan Penggunaan Variasi Probe
Nandy Putra, Hamdalah H, Kapa Cossa J, Ridho Irwansyah ... 189
Perpindahan Panas Konveksi Paksa Pada Selinder Ellip Dalam Udara : Pengaruh Aspect Ratio
Kaprawi Sahi ... 195
Proses Perubahan Fase Material yang Melibatkan Evaporasi dan Sublimasi Pada Pengering Beku Vakum Ekstrak Ubur-ubur
Muhamad Yulianto, M. Idrus Alhamid, Nasruddin, Engkos A. Kosasih... 201
Pengaruh Model Turbulensi Pada Analisis Komputasi Sintetik Jet Untuk Sistem Pendingin Komponen Mikroelektronik
Harinaldi, Damora Rhakasywi, Rikko Defriadi ... 208
Kincir Angin Poros Horisontal dengan Sudu Plat Datar
Budi Sugiharto ... 215
Studi Ekperimental Pengaruh Jumlah Lubang Laluan Udara Pada Alat Pengering Ikan Baung Tipe Rak Menggunakan Briket Batubara Terhadap Laju Pengeringan
Ismail Thamrin, Robby Usza Perdana ... 220
Experimental Study on the Flow Pattern and Pressure Difference Fluctuation during the Steam Condensation in a Horizontal Annulus Pipe
Sukamta, Indarto, Purnomo, Tri Agung Rohmat ... 231
Pengaruh Posisi Silinder Teriris Tipe-D sebagai Pengontrol Pasif di Depan Silinder Utama Sirkuler Terhadap Gaya Drag Silinder Utama Sikuler
Triyogi Yuwono, Wawan Aries Widodo, Dapot Boni Tua Raja Guguk dan Dahlia Ansisti Pramesti ... 236
Pengaruh Variasi Kekasaran Permukaan pada Profil Bola terhadap Distribusi Tekanan dan Separasi
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | vi Analisa Frekuensi dalam Pengukuran Kecepatan Aliran Dua Fasa pada Saluran Tertutup Menggunakan Gelombang Ultrasonik
Muhammad Agung Bramantya, Khasani, Dzikry Firdausi ... 249
Studi Eksperimen Performansi Ejector Aliran Dua Fase dengan Fluida Kerja Karbondioksida (CO2) dan Nitrogen (N2)
Wawan Aries Widodo, Is Bunyamin Suryo ... 253
Pengendalian Pasif terhadap Boundary Layer didalam Flat-Walled Diffuser dengan Suction dan Blowing melalui Rectangular Slot
Sutardi, Rinenggo N. ... 259
Studi Karakteristik Aliran didalam Boundary Layer Turbulen didalam Asymmetric Flat-Walled Diffuser 20o
Sutardi, Firchi I. ... 266
Pemodelan Liquid Jet Gas Pump yang Bekerja Sebagai Vacuum Ejector
Daru Sugati, Indarto, Purnomo, Sutrisno. ... . 271
Pengaruh Model Turbulensi pada Analisis Komputasi Kontrol Aktif Aliran terhadap Drag Aerodinamika Reversed Ahmed Body
Budiarso, Harinaldi, Rustan Tarakka, Sabar P.Simanungkalit ... 276
Pengaruh Penambahan Silinder Pengganggu terhadap Koefisien Tekanan Silinder Sirkular Tersusun Tandem pada Saluran Sempit Berpenampang Bujur Sangkar
Wawan Aries Widodo, Ardhanu Usdhiantoko ... 284
Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Baffles
Ary Bachtiar Khrisna Putra, Djatmiko, Soo Whan Ahn ... 290
Effect of Installing a thread rod on pressure drop reduction in a channel with two circular cylinder in tandem arrangement
Wawan Aries Widodo, Alfin Andrian Permana ... 294
Efek Peletakan Injeksi Gelembung Mikro Terhadap Hambatan Total Kapal Model
Gunawan, M. Baqi, Yanuar ... 300
Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Disturbance Body Terhadap Karakteristik Aliran Yang Melintasi Sebuah Silinder Sirkular Yang Tersusun Secara Tandem Dalam Saluran Sempit
Wawan Aries Widodo, Pratista Hariyanto ... 306
Pengaruh Kecepatan Udara pada Wavy fin dan Tube Heat Exchanger terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas
Prabowo, Ary Bactiar, Temaja, Renatho ... 312
Adsorpsi Isosterik CO2 Bertekanan Tinggi Pada Karbon Aktif dengan Persamaan Model Tóth
Seminar NasionalTeknikMesin X 2-3 November 2011 JurusanMesinFakultasTeknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Pengaruh Kecepatan Air Pada Pembentukan Gelembung Pada Aliran Air Yang Searah Jarum Nosel
Manus Setyantono, Warjito ... 323
Studi Karakteristik Fluida Kerja Hydrokarbon Ramah Lingkungan pada Siklus Rankine Organik (SRO) bertenaga Surya
Ruli Nutranta, M. Idrus AlHamid, Nasrudin, Harinaldi ... 328
Konsumsi Energi dalam Transisi Aliran Taylor-Couette-Poiseuille
Prajitno, Sutrisno, Indarto, Purnomo ... 334
The Performance Of Saturn-20 Gas Turbine As Prime Mover Of Electric Generator
Khairul Muhajir ... 338
Effect of Dynamic Twisted Mixer on Ammonia Mass Distribution at NH3-SCR Catalytic Filter for Diesel Engine Aftertreatment system by Numerical Simulation
Syaiful ... 347
Monitoring of The Union Centrifugal Pump
Greg.Harjanto, A.Rianto S ... 353
Studi Karakteristik Kerja Hot Well Pump (HWP) Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Khasani dan Chris Yudho Hardianto ... 360
Kajian efek oksigen berlebih pada motor Diesel
Abrar Riza dan Budiantoto... 365
Studi Experimental Dan Numerik Pengaruh Variasi Cerobong Masuk Turbine Ventilator Terhadap Unjuk Kerja Turbine Ventilator
Misbakhul Fatah, Triyogi Yuwono dan Wawan Aries Widodo ... 368
Analisis Kebutuhan Daya Pompa Untuk Distribusi Air Bersih
Said Hi. Abbas, Alwi Albaar, Jadid Hamim Ade ... 373
Analisis Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal dan Ruang Bakar Turbin Gas Mikro Proto X-1 Ahmad Indra Siswantara, Steven Darmawan, Efendi Manurung ... 382
Manajemen Termal Heat Sink pada Modul Kendali Motor Kendaraan Hibrid
Tinton Dwi Atmaja, Ghalya Pikra dan Kristian Ismail ... 390
Kinerja Mesin Pendingin Sistem Vrv-Ii Dan Vrv-Iii Dengan Kapasitas 40 Hp
Caturwati NK, Yuswardi, Indah Rahmawati ... 395
Pengujian Teknik Mengemudi Hemat Energi Pada Kendaraan Penumpang Untuk Mendukung Program Smart Driving di Indonesia
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
The HAZOP of HVAC Star Energy
Harjanto G *, Samsul Kamal**, Prajitno ***
Department of Mechanical & Industrial Engineering, Faculty of Engineering UGM Jl. Grafika 2 , Kampus UGM Yogyakarta
Harjanto2007@yahoo.co.id, Samsulugm@yahoo.com,prajitno72@yahoo.com
The HAZOP process is based on the principle that a team approach to hazard analysis will identify more problems than when individuals working separately combine results. HAZOP is Hazard & Operability. The HAZOP team is made up of individuals with varying backgrounds and expertise. The expertise is brought together during HAZOP sessions and through a collective brainstorming effort that stimulates creativity and new ideas, a thorough review of the process under consideration is made.
The HAZOP process creates deviations from the process design intent by combining guide words (No, more, less, etc.) with process parameters resulting in a possible deviation from design intent.Guidewords : !"No , !"More ,!"Less ,!"As Well As ,!"Reverse ,!"Other Than .
The application of parameters will depend on the type of process being considered, the equipment in the process and the process intent. A sample set of parameters includes the following - Specific Parameters : Flow ,Temperature ,Pressure ,Composition ,Phase ,Level ,Relief ,Instrumentation , Sampling ,Corrosion/Erosion ,Services/Utilities ,Maintenance ,Addition ,Safety ,Reaction ,Inserting /Purging ,Contamination.
HVAC is Heating Ventilating Air Conditioning , Star Energy is an Oil Company and HVAC Star Energy is HVAC in Kakap Field Platform at North Natuna. The Hazop worksheet of the HVAC ,say that the compressors of the HVAC are the high risk unit. The compressors are the heart of the HVAC.
Key Words: Air conditioning, HAZOP, hazard analysis
1.Pendahuluan
Hazop
adalah
upaya
untuk
mempelajari rsiko dan pengoperasian suatu
peralatan. Konsep dasar dari Hazop adalah
investigasi
dari
masalah
yang
akan
digunakan untuk suatu peralatan. Tujuan
utama dari Hazop adalah mengindentifikasi
masalah,
yang
merupakan
hasil
dari
pengalaman yang ada, bukan dari kajian
atau
analisis
prediksi.
Sistem
yang
digunakan pada Hazop yaitu dengan
menggunakan “kata pandu” (Guide Word ) .
Kata pandu ini kemudian dikembangkan
dalam berbagai variasi.
Hazop singkatan dari Hazrpd &
Operability, kalau Hazops adalah Hazard &
Operability Study, adalah standar teknis
perihal analisis bahaya yang digunakan
untuk penetapan sistem keamanan ,yang
kemungkinan terjadi potensi bahaya dan
masalah
operasinya.
Sehingga
Hazop
merupakan proses untuk meninjau apakah
dalam pengoperasian peralatan akan terjadi
penyimpangan yang memungkinan terjadi
kecelakaan atau resiko yang lain.
Mempelajari
Hazop
berarti
mempelajari penyimpangan dari proses
normal
.
Hazop
sendiri
mempunyai
karakteristik:
a.
Sistematika Hazop, menggunakan
stuktur
/susunan
dengan
cara
penggunaan ”kata pandu” (Guide
Work), untuk memastikan bahwa
proses operasi peralatan telah sesuai
dengan tempat atau lokasi serta
peralatan yang di uji .
b.
Hazop dapat digunakan juga sebagai
“SOP”
c.
Hazop digunakan sebagai salah satu
cara
penafsiran
bahaya
yang
mungkin terjadi.
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Hazop menggunakan ‘kata kunci” (key
word) , seperti
•
Deviation
:
penyimpangan
–
merupakan kombinasi ”kata pandu”
dan ”parameter”
•
Consequency : konsekuensi- akibat
dari
suatu
penyimpangan
yang
kemungkinan
terjadi
kerugian
financial, kapasitas, waktu dll
•
Cause : penyebab – kejadian yang
kemungkinan
akan
terjadi
penyimpangan
•
Safe
Guard
:
Perlindungan
Keamanan – adalah perlengkapan
untuk
mencegah
terjadinya
penyimpangan
yang
dapat
mengakibatkan resiko.
•
Action : Tindakan- usaha yang harus
dilakukan
agar
tidak
terjadi
penyimpangan untuk mengurangi
atau meniadan resiko negatif.
•
Node : Titik- yang digunakan untuk
pemisahan proses yang satu terhadap
yang lain.
•
Severity:
Kerusakan-
tingkat
keparahn pada proses penyimpangan
.
•
Likelihood : Kemungkinan akan
terjadi resiko walau sudah ada
pengamanan.
•
Risk : Resiko- konsekuensi yang
harus ditanggung, dan ini merupakan
kombinasi
dari
severity
dan
Likelihood.
2. HVAC Star Energy
Star Energy adalah suatu Oil
Company yang mempunyai salah satu
wilayah operasi di Laut China Selatan (
Utara kepulauan Natuna) , salah satu
Platform nya (Off Shore) adalah Kakap
Field Platform. HVAC adalah ”Heating
Ventilating Air Conditioning ” yang
digunakan
di
Kakap
Field
untuk
pengondisisn udara bagi para operator di
dalam Living Quater di Kakap Field tsb.
Keberadaan
HVAC
sangat
penting
mengingat kondisi udara yang cukup panas
dan
ditambah
kemungkinan
terjadi
kontaminasi akibat emisi gas buang dari tiga
turbin gas dan pembakaran gas (flare) yang
masuk kedalam living quater.
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
ACCU I AHU I
MIXING LIVING QUATER
DUCTING
ACCU II AHU II
ACCU = AC Condensing Unit
AHU = Air Handling Unit
Gambar 1: HVAC- Kakap Field Platform –Star Energy – Natuna
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Spesifikasi AHU HVAC Kakap Field Star Energy Natuna
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
3. HAZARDOUS AND OPERABILITY STUDY WORKSHEET
Work sheet yang banyak digunakan
dalam operasi Hazop dapat dilihat di bawah
ini:
Site: Kakap Field Platform, Natuna
Plant: HVAC
HAZARD AND OPERABILITY STUDY ACTION SHEET
DATA FILE:
ACTION ON: RESPOND BY:
ACTION NO: MEETING DATES:
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
4. Analisis
Analisis
menggunakan
Hazop
bertujuan untuk meninjau suatu proses pada
sistem secara sistematis dan menentukan
arah- apakah pada proses penyimpangan
dapat mengarah kepada suatu kejadian atau
kecelakaan/kerugian . Salah satu bagian atau
part dari HVAC yang paling beresiko tinggi
terhadap kerugian adalah kompresor. Sebab
apabila kompresor unjuk kerja nya turun,
misalnya kapasitas/putaran turun, maka
kemampuan HVAC secara keseluruhannya
juga
turun,
sehingga
tidak
mampu
memberikan kondisi udara dingin pada
living quarter sesuai standar yang ada.
Kegagalan operasi pada bagian utama
kompresor seperti, katup, piston, cincin
torak, serta lubrikasi merupakan bagian
yang beresiko tinggi .
5. Kesimpulan
1.
Identifikasi dengan menggunakan
HAZOP ternyata menjadi lebih
detail dan dapat menunjukan akan
terjadinya resiko pada peralatan
HVAC tersebut, terutama pada
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
2.
Dengan
menggunakan
HAZOP
dapat dilihat bahwa resiko yang
tertinggi dari peralatan HVAC pada
kondisi
extreme
Risk
pada
komponen kompresor.
3.
Rekomendasi yang diusulkan dalam
menangani adanya extreme risk
dengan merubah menjadi medium
risk, ataupun dengan pola RCM (
dapat menghasilkan hasil work sheet
yang dapat di andalkan.
6. Pustaka
1.
Anda I, Lukman H, Cahya A,---,
Implementasi methode Hazop dalam
proses
identifikasi
bahaya
dan
analisa resiko pada Feed water
system di unit pembangkit Paiton,----
Seminar ----
2.
Banerjrr,Sanjoy,2003
,
Industrial
Hazard and Plant Safety.
Taylor &
Francis,London
3.
British Standard BS: IEC61882:2002
Hazard and operability studies
(HAZOP studies)- Application Guide
British Standards Institution
. “This
British Standard reproduces verbatim
IEC 61882:2001 and implements it
as the UK national standard.”
4.
Chemical
Industries
Association
(1977)
A Guide to Hazard and
Operability Studies
5.
Goethsch,DL ,2002
, Accupational
Safety and Health for Technologist,
Fourth Edition, Prentice Hall inc,
Engineering Progress
, "Operability
studies and hazard analysis"
AIChE
9.
Nolan, D.P. (1994)
Application of
HAZOP and What-If Safety Reviews
to the Petroleum, Petrochemical and
Chemical
Industries
.
William
Andrew Publishing/Noyes.
ISBN
978-0-8155-1353-7
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Lampiran.
Line/Equipment:
Compressor HVAC
–Kakap Field Platform
Guide Word Deviation Cause Consequence Action
Pressure More Pressure Resist in flow Compressor shut down
Check pipeline
Low Pressure Less refrigerant Not cooling Add refrigerant
More pressure
difference
Cooling load high Compressor
shutdown, high power
Less cooling load
Temperature More Overload Compressor shut
down
Less cooling load
Low Less refrigerant Not cooled Add Refrigerant
Flow More refrigerant
flow
High cooling load High power need Less cooling load
More refrigerant .flow
Piping leakage No cooling Check leakage
Low refrigerant Less refrigerant No cooling Add refrgerant
Line/Equipment
:
Blower HVAC
Kakap Field Platform
Guide Word Deviation Cause Consequence Action
Pressure Low pressure Less RPM Less flow Check motor
More pressure Overrunning Motor-heat Check motor
Temperature More Vane/flap shut Motor trip Check vane/flap
Low No flow No cooling Check ducting
Flow More Overload High power Check load
Low Less RPM Less cooling Check motor
Line/Equipment: Ducting System HVAC
Kakap Field Platform
Guide Word Deviation Cause Consequence Action
Flow High Blower over
running
High power Check blower
Low Less blower RPM
or ducting leak
Seminar Nasional Teknik Mesin X
2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB
ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
Line/Equipment
:
Compressor Controller HVAC
Kakap Field Platform
Guide Word Deviation Cause Consequence Action
Pressure More difference
pressure
Overload Compressor shut
down
Check the load
Less suction
pressure
Less refrigerant No cooling Add refrigerant
HAZARD AND OPERABILITY STUDY ACTION SHEET
DATA FILE:
ACTION ON: Compressor HVAC
RESPOND BY: Greg
ACTION NO: --
MEETING DATES: May,2011
DOCUMENT REFERENCE:
TITLE: Compressor AC
REVISION:
ITEM: Compressor AC
CAUSE: The compressor shut down
CONSEQUENCE: The Air Conditioning is off, and the living quarter is high temperature
SAFEGUARDS/COMMENTS: There no suction pressure-meter, the safety switch is on because
of the high difference pressure, and the compressor is shut down.
ACTION: Check the load of compressor, check the difference pressure of compressor, check the
power/electrical etc
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011 Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | 334
Konsumsi Energi dalam Transisi Aliran Taylor-Couette-Poiseuille
Prajitnoa, Sutrisnoa, Indartoa, Purnomoa
a
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281, Indonesia
Abstract
Experiment was conducted to study the effect of the axial flow and rotation on energy consumption in the Taylor-Couetet-Poiseuille flow. Test section was an annulus with rotating inner cylinder and fixed outer cylinder. There are two annulus with radius ratio of 0,716 and 0,964 respectively, and aspect ratio of 40 and 320 respectively. Water as working fluid with flow rate of 0,1 – 0,3 gpm gave the axial Reynolds number Rez =
36 – 109 for radius ratio of 0,716, and Rez = 32 – 95 for radius ratio of 0,964. For inner cylinder rotating of 7 –
49 rpm the circumference Reynolds number wasRe1 = 798 – 5586 for radius ratio of 0,716; and Re1 = 135 –
945 for radius ratio of 0,964. From the experiment it was obtained that energy required to rotate the inner cylinder was increasing with rotation speed, and that energy was greater for high radius ratio than for low radius ratio. The pumping energy was increasing with flow rate, but decreasing with rotation speed. For equal flow rate and rotation, total energy consumption for small gap annulus was greater than for wide gap.
Keywords:Energy Consumption, Transition Flow, Taylor-Couette-Poiseuille
1. PENDAHULUAN
Aliran di dalam annulus dengan silinder bagian dalam yang berputar dan terdapat aliran aksial banyak dijumpai pada celah antara rotor dan stator generator/motor-listrik, bantalan luncur, sistem dialisis, reaktor, filter/separator, peralatan penukar kalor. Jika tidak ada aliran aksial, aliran di dalam annulus menjadi tidak stabil ketika putaran silinder bagian dalam melampaui batas kritisnya.
Ketidakstabilan ini ditandai dengan terjadinya perubahan pola aliran dari pola aliran Couette melingkar menjadi pola aliran vortex melingkar yang berpasangan. Pola aliran ini selanjutnya dikenal dengan pola aliran vortex Taylor. Jika putaran silinder makin tinggi, dimungkinkan terjadi perubahan pola aliran menjadi aliran vortex Taylor bergelombang, dan selanjutnya menuju ke pola turbulen.
Jika dalam sistem aliran di dalam annulus yang berputar terdapat aliran aksial, ketika aliran masih stabil maka sistem aliran ini merupakan kombinasi antara aliran Couette melingkar dan aliran Poiseuille atau aliran Couette-Poiseuille. Adanya aliran aksial akan menunda terjadinya transisi aliran, artinya kondisi transisi terjadi pada putaran yang lebih tinggi [1],[2],[3]. Dalam tahapan transisi pertama, pola aliran vortex Taylor bertranslasi bersama dengan aliran aksial dengan kecepatan teoritis sekitar 1,2 kali kecepatan rata-rata aliran aksial, dan jika bilangan Reynolds makin besar pola aliran vortex yang bertranslasi berubah menjadi aliran vortex spiral [4]. Penelitian tentang pengaruh putaran silinder bagian
dalam terhadap faktor gesekan aksial telah dilakukan oleh Yamada [5] untuk celah annulus yang sempit, dan Kim dan Hwang [6] untuk celah annulus yang lebar. Hasil penelitian Yamada [5] menunjukkan bahwa ketika aliran aksial masih laminer, faktor gesekan aksial tidak terpengaruh oleh putaran sampai kondisi tertentu, tetapi ketika putaran makin tinggi faktor gesekan aksial meningkat dengan bertambahnya putaran. Model matematik faktor gesekan aksial juga diperoleh untuk bilangan Reynolds melingkar di atas 10.000. Hasil penelitian Kim dan Hwang [6] untuk radius ratio 0,52 menunjukkan bahwa ketika aliran aksial masih laminer, faktor gesekan bertambah cukup signifikan terhadap kenaikan putaran, tetapi berkurang ketika terjadi transisi aliran aksial, dan hampir tidak ada pengaruh putaran terhadap faktor gesekan aksial ketika aliran aksial menjadi turbulen. Yamada [7] juga melakukan penelitian tentang pengaruh aliran aksial terhadap koefisien torsi untuk celah annulus sempit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika tidak ada aliran aksial, koefisien torsi makin besar jika jarak celah annulus makin lebar, dan jika putaran makin besar pengaruh jarak celah makin kecil. Selain itu, aliran aksial akan menunda terjadinya transisi dari laminer menuju ke keadaan turbulen dimana koefisien torsi menurun, tetapi jika aliran aksial makin besar, koefisien torsi meningkat lagi.
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011 Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | 335 torsi pada aliran di dalam annulus dengan silinder
bagian dalam berputar, sedangkan silinder bagian luar diam.
2. METODE
Skema alat percobaan dapat dilihat pada Gambar 1. Seksi uji berupa annulus dengan silinder luar berjari-jari dalam R2 = 7 cm, dan silinder bagian dalam berukuran jari-jari luar R1= 5,01 cm dan 6,75 cm, sehingga masing-masing mempunyai radius ratio, η = 0,716 dan 0,964, dan lebar celah d = 2,01 cm dan 0,25 cm. Panjang seksi uji sebesar 80 cm, sehingga mempunyai aspect ratio, Γ = 40 dan 320. Silinder bagian luar dibuat dari bahan transparan yaitu acrylic, sedangkan silinder bagian dalam dibuat dari bahan yang tahan korosi yaitu stainless steel atau PVC. Silinder bagian dalam diputar menggunakan motor listrik melalui transmisi puli, dan putaran motor listrik diatur menggunakan inverter dengan ketelitian 0,1 Hz. Air sebagai fluida kerja disirkulasi menuju ke seksi uji menggunakan pompa sentrifugal, dan debit aliran diketahui melalui pembacaan flow meter dengan ketelitian pembacaan 0,05 galon per menit. Pada sisi masuk dan keluar seksi uji dipasang alat ukur tekanan dengan ketelitian 0,5 mm.k.a. untuk mengetahui perbedaan tekanan pada seksi uji. Temperatur fluida kerja dicatat menggunakan termometer digital dengan ketelitian 0,1 oC.
Gambar 1. Skema alat pengujian
Energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida merupakan hasil perkalian antara penurunan tekanan
dan debit aliran pada seksi uji, atau dengan persamaan
Q p
Pp=∆ . (1)
dengan : ∆p = penurunan tekanan pada seksi uji (Pa) Q = debit aliran (m3/s)
Energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi merupakan hasil perkalian antara torsi gesekan dan kecepatan sudut putaran silinder bagian dalam. Torsi gesekan non dimensi (G) untuk Re1<400 dihitung dengan persamaan [8]
( )( )2
dengan Re1 adalah bilangan Reynolds melingkar, dan untuk 400<Re1<10.000 dihitung dengan persamaan [9]
Bilangan Reynolds melingkar dihitung dengan perdsamaan Torsi berdimensi dihitung dengan persamaan
L
Daya yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi dihitung dengan persamaan
Konsumsi energi total merupakan jumlah dari energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida dan energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan.
Bilangan Reynolds aksial dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata aliran (Vm) dan diameter hidraulik saluran (2d), atau dengan persamaan
ν
Dengan variasi debit aliran sebesar (0,1–0,3) galon per menit menghasilkan bilangan Reynolds aksial,
Rez = 36–109 untuk η = 0,716, dan Rez = 32–95 untuk η = 0,964. Variasi putaran silinder dari 7 sampai dengan 49 rpm menghasilkan bilangan Reynolds melingkar Re1 = 135–945 untuk η = 0,964, dan Re1= 798–5586 untuk η = 0,716.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011 Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | 336 diperlukan untuk mengalirkan fluida meningkat
dengan bertambahnya debit, tetapi menurun dengan meningkatnya putaran. Hal ini disebabkan karena pada Re1 = 798–5586 terbentuk pola aliran vortex yang bergerak searah dengan aliran aksial. Pada Gambar tersebut juga tampak bahwa energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi meningkat dengan bertambahnya putaran. Hal ini terjadi walaupun gesekan menurun dengan bertambahnya putaran, tetapi torsi yang diperlukan meningkat dengan bertambahnya putaran. Dengan meningkatnya putaran maka energi yang diperlukan juga meningkat.
0,00001 terhadap energi pemompaan dan energi untuk mengatasi gesekan torsi untuk η = 0,716
Gambar 3 menunjukkan pengaruh putaran dan aliran aksial terhadap energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida, pemompaan dan energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi untuk η = 0,964. Jika dibandingkan dengan annulus yang mempunyai celah lebih lebar, pengaruh putaran terhadap penurunan energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida relatif kecil untuk annulus yang mempunyai celah lebih sempit.
0,0001 terhadap energi pemompaan dan energi untuk mengatasi gesekan torsi untuk η = 0,964
Pada Gambar 2 dan Gambar 3 juga disajikan pengaruh putaran terhadap energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi, masing-masing untuk η = 0,716 dan η = 0,964. Pada putaran yang sama,
annulus yang mempunyai celah sempit menghasilkan bilangan Reynolds melingkar lebih kecil daripada yang mempunyai celah lebar, walaupun kecepatan keliling yang ditimbulkan lebih besar. Dari persamaan (2) dan (3) tampak bahwa torsi yang diperlukan guna mengatasi gesekan untuk annulus yang mempunyai celah sempit lebih besar daripada untuk annulus yang mempunyai celah lebar. Dengan demikian energi yang diperlukan juga lebih besar, seperti tampak pada Gambar 2 dan Gambar 3.
0,0001 terhadap konsumsi energi total untuk η = 0,716 dan η = 0,964
Gambar 4 menunjukkan pengaruh putaran dan aliran aksial terhadap konsumsi energi total yang merupakan jumlah dari energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida dan energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan melingkar, untuk η = 0,716 dan η = 0,964. Pada Gambar 4 tampak bahwa untuk debit aliran yang sama, konsumsi energi total untuk annulus dengan celah sempit lebih besar daripada untuk annulus dengan celah yang lebih lebar. Konsumsi energi meningkat dengan bertambahnya putaran.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai berikut. 1)Energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida
pada annulus yang mempunyai celah sempit lebih besar daripada yang mempunyai celah lebar. Energi yang diperlukan meningkat dengan bertambahnya debit, tetapi menurun dengan bertambahnya putaran
2)Energi yang diperlukan untuk mengatasi gesekan torsi untuk annulus yang mempunyai celah sempit lebih besar daripada yang mempunyai celah lebar, dan meningkat dengan bertambahnya putaran. 3)Untuk debit aliran dan putaran yang sama, annulus
yang mempunyai celah sempit memerlukan energi total lebih besar dari pada yang mempunyai celah lebar.
η = 0,716
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011 Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 – 602 – 19028 – 0 – 6
SNTTM X | 337
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] S.Chandrasekhar, 1960a, “The hydrodynamic stability of inviscid flow between coaxial cylinders”, Proc. Natl. Acad. Sci. USA, Vol. 46, 137 – 141.
[2] S. Chandrasekhar, 1960b, “The hydrodynamic stability of viscid flow between coaxial cylinders”, Proc. Natl. Acad. Sci. USA, Vol. 46, 141 – 143.
[3] R.J. Donnelly & D.Fultz, 1960, “Experiments on the stability of spiral flow between rotaying cylinders”, Proc. Natl. Acad. Sci. USA,Vol. 46, 1150 – 1154.
[4] A.Recktenwald, M.Lücke, & H.W. Müller, 1993, “Taylor vortex formation in axial through-flow: Linear and weakly nonlinear analysis”, Physical Review E., Vol. 48, 4444 – 4454.
[5] Y.Yamada Y., 1962, Resistance of a Flow through an Annulus with an Inner Rotating Cylinder, Bulletin of Japan Society of
Mechanical Engineers, Vol. 5, No. 18, hal. 302 – 310
[6] Y.J. Kim & Y.K.Hwang, 2003, “Experimental Study on Vortex Flow in a Concentric Annulus with a Rotating Inner Cylinder”, KSME International Journal, Vol. 17, N0. 4, 562 – 570. [7] Y.Yamada, 1962, Torque Resistance of a Flow
between Rotating Co-Axial Cylinders Having Axial Flow, Bulletin of Japan Society of Mechanical Engineers, Vol. 5, No. 20, hal. 634 – 642
[8] Prajitno dkk., 2011, Faktor Gesekan dan Energi Pemompaan pada Aliran di Dalam Annulus dengan Silinder Bagian Dalam yang Berputar,
Jurnal Teknik Mesin, Nol. 11. No. 1, hal. 42 – 51.