595 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG KIRIMAN (STUDI KASUS JALUR NUGRAHA EKAKURIR KOTA PALU)
Rizky Ihkwan Sahlan Armin Kasim
Abstrak
Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang modern kebutuhan hidup manusia sangatlah banyak.Baik itu kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Salah satu kebutuhan tambahan adalah tentang kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Jasa Jalur Nugraha Ekakurir atau yang sering dikenal dengan sebutan JNE merupakan salah satu jasa pengiriman barang.Banyak peristiwa hukum yang berkaitan dengan jasa pengiriman barang.Khususnya yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap konsumen atas kehilangan barang kiriman tersebut.Kenyataan yang ditemukan sering kali klaim yang diajukan oleh pengirim kurang ditanggapi oleh pihak perusahaan pengiriman sehingga menimbulkan sengketa.Hal ini mendorong penulis untuk membahas tentang perlindungan hukum terhadap konsumen atas kehilangan barang kiriman. Di dalam penelitian ini digunakan rumusan masalah yaitu bagaimanakah bentuk perlindungan hukun bagi konsumen pengguna jasa PT. JNE kota Palu apabila terjadi kehilangan barang kiriman.
Untuk menjawab pokok permasalahan tersebut di atas yang merupakan penelitian lapangan (field research) dan kepustakaan (library), maka penulis menggunakan metode penelitian empiris yaitu menggunakan data perimer dan data sekunder, data primer yang di peroleh secara langsung dari penelitian lapangan, dengan menggunakan tekhnik wawancara dengan pihak-pihak terkait menyangkut perlindungan hukum terhadap konsumen atas kehilangan barang kiriman PT. JNE di Kota Palu, Selain data primer yang digunakan, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Untuk itu, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan terkait dengan bahan-bahan hukum yang digunakan. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan maslah dalam penelitian ini, buku-buku hukum terkait dengan hukum perlindungan konsumen hasil penelitian, artikel dan karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini.Peraturan Perundang-undangan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Kata kunci: Konsumen, Barang kiriman, Perlindungan Hukum, JNE
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
596 kehidupan manusia terutama dalam bidang
penyediaan pelayanan yang berhubungan dengan data, informasi serta barang dan/atau jasa. Perkembangan informasi dan teknologi dalam bidang penyediaan jasa menuntut tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat modern saat ini, terutama kebutuhan akan kecepatan pelayanan, pengiriman maupun penerimaan layanan jasa, informasi, serta barang, dan/atau dokumen. Sejak dahulu, masyarakat sudah mengenal pentingnya pemenuhan akan kebutuhan pertukaran dan pengiriman informasi serta barang dan/atau dokumen.
Manusia menggunakan burung merpati sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan komunikasi, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pertukaran barang dari satu tempat ke tempat lainnya, masyarakat jaman dahulu menggunakan jalur laut seperti kapal ataupun jalur darat seperti berjalan kaki atau menggunakan kereta.Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia.Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan globalisasi di segala bidang yang diiringi pula oleh tingginya tingkat mobilitas penduduk, lalu lintas uang dan barang dalam arus
perdagangan serta semakin pesatnya pertarungan bisnis.1
Dari sisi lain beban tugas pemerintah semakin berat karena semakin tingginya tuntutan peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling mengirim barang dari tempat yang jauh membuat jasa ini menjadi sangat penting. Banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang baik perusahaan negeri maupun perusahaan swasta seperti PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang berkantor pusat di alamat Jl. Tomang Raya No. 11 jakarta Barat. Seiring dengan berkembangnya bisnis jasa pengiriman barang, PT.Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) juga semakin berkembang, ditandai dengan banyaknya cabang dan agen-agen PT.JNE yang tersebar diseluruh Indonesia, salah satunya berada di kota Palu yang berkantor pusat di Jl. Moh. Hatta No. 45. PT.JNE menyediakan berbagai macam fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat. Pengguna jasa PT. JNE (yang selanjutnya disebut sebagai konsumen) berhak untuk memilih
1
597 paket yang telah disediakan oleh PT.JNE
kota Palu.
Untuk memilih paket-paket tersebut JNE melayani kiriman paket dan dokumen pekah waktu tujuan dalam negeri melalui lebih dari 1.500 titik layanan ekslusif dari penjemputan hingga pengantaran yang tersebar diseluruh Indonesia. Memanfaatkan moda transportasi tercepat yang tersedia, melayani beragam jenis layanan sesuai kebutuhan pelanggan di antaranya sebagai berikut:
1. Diplomat
Bagi kiriman peka waktu yang menuntut pengamanan optimal, JNE menyediakan petugas khusus yg selalu siap mengantarkan sendiri dengan moda transportasi tercepat.Layanan yang dikenal
dengan sebutan “DIPLOMAT” ini
memungkinkan pengawasan ketat dari petugas kami mulai saat penjemputan dilokasi pengirim hingga serah terima dilokasi penerima. Biaya pengiriman disesuaikan dengan transportasi dan biaya-biaya lain yang menyertai proses pengiriman.
2. Layanan super speed
Pelanggan yang memiliki kiriman peka waktu dan harus diberangkatkan segera
diluar jadwal rutin dan rute tetap JNE dapat
memanfaatkan layanan “SUPER SPEED (SS)” Layanan ini menggunakan moda
transportasi udara direct fight atau darat langsung ke tujuan, sepanjang jadwal penerbangan tersedia. Target waktu penyampaian kiriman dengan layanan SS adalah dalam waktu kurun waktu 24 jam sejak saat penjemputan ditempat pengirim, tiba dihari yang sama (syarat dan ketentuan berlaku) dengan biaya kirim Rp. 84.000,-/kg pertama dan Rp. 8.400,-/kg berikutnya. 3. Yakin esok sampai
JNE mengantisipasi kebutuhan dengan target pengantaran ditujuan pada keesokan harinya dengan menawarkan layanan premium pengantaran dalam waktusatu hari yang disebut yakin esok sampai atau YES. Dan sebagai bentuk tanggung jawab atas kualitas layanan ini, JNE memberikan jaminan uang kembali (biaya kirim) apabila kiriman tidak terantar pada keesokan harinya, layanan paket ini 1 hari sampai dengan biaya kirim Rp 15.000,-/kg.
4. Layanan regular
598 layanan regular menawarkan layanan
pengantaran cepat, aman dan handal sampai kepelosok Indonesia. Jaringan JNE yang luas dan layanan yang profesional telah terbukti menjadi dukungan yang tepat bagi dunia usaha dalam pendistribusian produk dan meningkatkan daya saing. Perlu diketahui banhwa ongkos kirimnya adalah Rp. 14.000,-/kg dengan durasi 3-5 hari. 5. Ongkos kirim ekonomis
Khusus kiriman dengan ukuran besar atau berat, JNE menawarkan layanan ongkos kirim Ekonomis atau OKE layanan dengan harga ekonomis ini memanfaatkan moda transportasi Cargo udara dan angkutan darat, menghubungkan kota-kota besar, ibu kota propinsi sampai ke kabupaten dengan biaya kirim Rp 7.000,-/kg dan durasi 2-3 hari.
Dalam era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat saat ini, transaksi bisnis dan perdagangan juga menuntut kualitas pengantaran yang cepat. Kecepatan dalam pengantaran tidak hanya diperlukan, akan tetapi telah merupakan suatu keharusan. Melalui Divisi Intracity, JNE menawarkan jasa kurir dengan satu kualitas layanan yakni pengantaran pada hari yang sama. Layanan
intracity JNE tersedia disetiap kota besar diseluruh Indonesia. Konsep pendekatan
baru ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat kota modern. Sistem pengelolaan pengiriman dengan konsep ini menuntut kedisiplinan tinggi yang hanya dapat diberikan petugas JNE yang telah terlatih dan didukung sistem pengendalian kualitas yang berlapis.2
Faktor kurangnya ketelitian pihak PT. JNE dalam pengiriman barang yang mengakibatkan barang menjadi hilang, kecelakaan pada saat petugas mengirimkan barang sehingga menyebabkan barang/dokumen menjadi hilang atau terlambat, lupa mencantumkan kode pada barang yang menyebabkan salah alamat dalam pengantaran dan menyebabkan barang menjadi terlambat datang dan masih banyak alasan lainyang menyebabkan barang menjadi terlambat atau hilang dalam pengantaran. Masalah yang sering terjadi pada PT. JNE Kota Palu adalah keterlambatan pengiriman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Ada berbagai macam alasan yang menyebabkan keterlambatan tersebut, alasan yang paling sering digunakan oleh pihak PT. JNE Kota Palu adalah dikarenakan overload (jumlah barang yang
2
599 dikirim terlalu banyak dan harus menunggu
untuk dikirim sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan) Keterlambatan tersebut menyebabkan konsumen merasa dirugikan karena pihak penanggung jawab dari PT. JNE Kota Palu tidak memberi informasi atas keterlambatan yang terjadi.
Keterlambatan yang tidak disertai dengan pemberitahuan atau pengumuman dari pihak PT. JNE Kota Palu kepada para konsumen telah melanggar Pasal 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut sebagai UUPK) yang menyebabkan kerugian pada konsumen. Pada umumnya PT.JNE Kota Palu hanya berlindung dibalik penerapan klausula baku, yang telah ditandatangani oleh kedua pihak yakni pihak PT.JNE Kota Palu dan pihak konsumen, yang terdapat dalam bukti resi pengiriman. Dalam hal ini menyebabkan konsumen berada pada posisi yang lemah dan tidak memiliki kesempatan untuk menerima atau menolak perjanjian karena faktor kebutuhan. Perlindungan konsumen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat.Dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat perlindungan hukum antar konsumen dengan produsen. Tidak adanya perlindungan yang seimbang
menyebabkan konsumen berada pada posisi yang lemah. Hal itu tentu saja akan merugikan konsumen. Kerugian-kerugian yang di alami oleh konsumen tersebut dapat timbul sebagai akibat dari adanya hubungan hukum perjanjian antara produsen dengan konsumen, maupun akibat dari adanya perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh produsen.
Perlindungan konsumen merupakan suatau hal yang baru dalam dunia peraturan perundang-undangan di Indonesia.Meskipun
“Dengungan” mengenai perlunya peraturan
perundang-perundangan yang komprehensip bagi konsumen tersebut sudah digaungkan sejak lama.Praktik monopoli dan tidak adanya perlindungan konsumen telah meletakkan posisi konsumen dalam tingkat yang terendah dalam menghadapi para pelaku usaha.Tidak adanya alternative yang dapat diambil oleh konsumen telah menjadi
suatu “rahasia umum” dalam dunia industri
Indonesia.3
Ketidak berdayaan konsumen dalam menghadapi pelaku usaha ini jelas sangat merugikan masyarakat. Pada umumnya para pelaku usaha berlindung dibalik Standar Conract atau Perjanjian Baku yang telah
3
Gunawan, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta,
600 ditanda tangani oleh kedua belah pihak
(antara pelaku usaha dan konsumen),
ataupun melalui berbagai informasi “semu”
yang diberikan pelaku usaha kepada konsumen.4
Perjanjian-perjanjian yang dilakukan antara para pihak tidak selamanya dapat berjalan mulus dalam arti masing-masing pihak puas, karena kadang-kadang pihak penerima tidak menerima barang atau jasa sesuai dengan harapannya.Apabila pembeli, yang dalam hal ini konsumen, tidak menerima barang atau jasa sesuai dengan yang diperjanjikan, maka produsen telah melakukan wanprestasi, sehingga konsumen mengalami kerugian.
Wanprestasi salah satu pihak dalam perjanjian merupakan kelalaian untuk memenuhi syarat yang tercantum dalam perjanjian. Hal ini disebabkan karena persayaratan-persyaratan tersebut telah dituangkan ke dalam suatu perjanjian baku. Perjanjian yang demikian sudah lazim dipergunakan dalam memegang peranan penting dalam hukum bisnis yang pada umumnya dilandasi oleh nilai-nilai yang berorientasi pada efisiensi.
4
Ibid, hlm. 2
Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-hak konsumen dapat ditegakkan. Namun sebaliknya, perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, tidak boleh justru mematikian usaha produsen, karena keberadaan produsen merupakan suatu esensial dalam perekonomian negara. Oleh karena itu, ketentuan yang memberikan perlindungan kepada konsumen juga harus diimbangi dengan ketentuan yang memberikan perlindungan kepada produsen, sehingga perlindungan konsumen tidak justru membalik kedudukan konsumen dari kedudukan yang lemah menjadi lebih kuat, dan sebaliknya produsen yang menjadi lemah.Disamping itu, untuk melindungi diri dari kerugian akibat danya tuntutan dari konsumen, produsen juga dapat mengasuransikan tanggung gugatnya terhadap konsumen tersebut.
601 undang-undang negara lain yang dianggap
berhasil dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, karena keberhasilan undang-undang di negara lain belum tentu mencapai keberhasilan yang sama di Indonesia.5
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penting kiranya untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen PT.JNE Kota Palu, maka penulis melakukan penelitian terkait perlindungan hukum terhadap konsumen jasa pengiriman barang dalam bentuk proposal skripsi yang berjudul : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
KONSUMEN ATAS KEHILANGAN
BARANG KIRIMAN ( Studi kasus Jalur Nugraha Ekakurir Kota Palu).
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada penulis tertarik untuk meneliti masalah yaitu :
Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa PT JNE kota Palu apabila terjadi kehilangan barang kiriman.?
5
Ahmadi Miru, Prinsip-prinsip perlindungan hukum bagi konsumen di Indonesia, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta, 2013 hlm. 1-5.
II. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa PT. JNE
Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya.Sehingga hak-haknya dapat ditegakkan.Keseimbangan perlindungan hukum antara konsumen dan produsen.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.6
Istilah konsumen barasal dari ahli bahasa dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau
consument/konsument (Belanda). Pengertian dari consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata dari consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula kamus Bahasa
6
602 Indonesia member arti kata consumer
sebagai pemakai atau konsumen.7
Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen/UUPK) tersebut cukup memadai. Kalimat yang
menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan
sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen.8
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Aryadi Firdaus, sebagai Human Capital/HRD JNE kantor cabang jln. Moh. Hatta kota Palu menerangkan bahwa perlindungan hukum bagi konsumen ialah pihak JNE bertanggung jawab untuk kerugian dengan penggantian maksimum 10 (sepuluh) kali biaya pengiriman. Jika barang yang masuk dalam kategori bernilai tinggi,
7
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. 22 8
Ahamadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Rajawali pers, Jakarta, 2014, hal. 1
pihak JNE akan menyarankan konsumen
atau pengirim untuk
mengasuransikannya. Untuk pengiriman barang yang diasuransikan, penggantian kerugian barang dibayar penuh sesuai dengan besarnya nominal barang yang tertera atau dicantumkan dalam polis asuransi atau penggantian kerugian dibayar dengan barang yang sama. Premi asuransi dibayar sendiri oleh pengirim ketika barang yang bernilai tinggi tersebut setuju untuk diasuransikan dan dikirim melalui jasa JNE.9
Jika dicermati, syarat standar pengiriman JNE tidak banyak memberikan perlindungan hukum bagi konsumen JNE kota Palu. Dimana pemberian informasi dan penjelasan mengenai bentuk perlindungan atau bentuk tanggungjawaban pihak JNE dalam hal terjadi kehilangan barang kiriman, tidak diatur dalam pasal-pasal didalam surat perjanjian tersebut. Disamping itu, dalam setiap resi pengiriman yang diserahkan kepada konsumen juga tidak dapat standar kontrak yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan hak jaminan keselamatan barang dan jasa bagi
9
603 pengguna jasa JNE kota Palu. Hal ini
membuat konsumen tidak mengetahui dan paham akan hak-haknya, sehingga menjadikan konsumen tidak bisa berbuat banyak terhadap kerugian yang dideritanya sebagai akibat pemanfaatan jasa pengiriman dalam hal terjadi kehilangan barang kiriman. Apabila konsumen mengetahui tentang tingkat mutu dan pelayanan JNE kota Palu maka setiknya konsumen akan mengerti standar mutu pelayanan JNE kota Palu dan dapat mengajukan keluhannya kepada pihak JNE.
Perlu diketahui, Indonesia memiliki pengaturan tentang hak-hak konsumen yang di ataur dalam pasal 4 Undang-undang perlindungan konsumen, yaitu:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkomsumsi barang dan/atau jasa;
Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen yaitu sdri. Devita, Sdri. Samsia, Sdri. Della, hak berupa jaminan dalam hal keamanan barang yang dikirim melalui jasa JNE, sudah diperoleh walaupun belum secara maksimal. mereka lebih
mempermasalahkan kenyamanan dalam menggunakan jasa JNE yaitu diantaranya sering terjadinya keterlambatan dengan alasan
overload untuk barang yang mereka kirim atau terima sehingga bagi mereka yang memiliki online shop, hal ini sangat merugikan karena sering mendapat keluhan dari para konsumennya.10
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
Masih dengan narasumber yang sama, menurut Sdri. Devita, jaminan untuk kondisi dari barang yang tidak diperoleh. Setiap paket kiriman barang baik yang dia kirimkan kepada konsumen maupun yang dia terima dari produsennya diluar kota palu sering mengalami cacat atau perubahan fisik diantaranya kardus atau dos paketannya saat yang dia terima sudah mengalami kerusakan sekitar 40% yang mengakibatkan isi dari paketan tersebut juga mengalami kerusakan dan tentu mengakibatkan
10
604 isi dari paketan tersebut sudah tidak
bisa dijual lagi. Namun Sdri. Devita pernah mengajukan complain tersebut kepada pihak JNE mengenai barang yang telah diterima yang mengalami kerusakan namun pihak JNE hanya mengganti kerugian dengan 10 (sepuluh) kali lipat ongkos kirim saja, sedangkan barang tersebut bernilai sekitar Rp. 1.200.000 yang berarti tidak sesuai dengan penggantian kerugian barang yang diterimanya. Tetapi pihak JNE telah menyarankan untuk mengasuransikannya sebelum paket barang dikirimkan namun Sdri.Devita tidak menggubris hal tersebut karena dengan alasan waktu yang lama untuk mengurusnya.11 c. Hak atas informasi yang benar, jelas,
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
Setiap narasumber yang diwawancarai sekitar 5 orang pada tanggal 18 April 2017, semuanya menjawab hal yang sama tentang informasi atas jaminan barang dan jasa yang mereka percayakan pengirimannya kepada pihak JNE. Hal ini dibuktikan, tidak ada satupun
11
Wawancara pada tanggal 18 April 2017
dari mereka yang mengetahui bentuk ganti rugi dan perlindungan dari pihak JNE atas setiap kerugian yang mereka peroleh.Bahkan diantara mereka hanya memilih untukdiam saja apabila mengalami hal seperti kerusakan paket karena tidak paham haknya sebagai konsumen.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
605 memakan waktu yang lumayan
lama.12
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, hak para pengguna jasa untuk memperoleh perlindungan jika terjadi kerusakan, kehilangan, atau keterlambatan paket barang menurut analisa saya sendiri belum diberikan secara maksimal dan melalui proses yang panjang bagi konsumen.
f. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
Untuk hak konsumen pada poin ini, ada salah satu konsumen JNE yaitu Sdri.Samsia menyatakan bahwa pelayanan dari pihak JNE tidak benar dan jujur, karena dari barang yang telah dikirimkan biasanya tidak sampai di alamat yang seharusnya di antar langsung ke alamat tersebut. Dari pihak JNE menyatakan bahwa barang tersebut sudah di antar oleh kurir kami tetapi saat pengantaran barang, dengan alas
12
Wawancara pada tanggal 18 April 2017
an pemilik barang tidak ada dirumah maka barang yang dibawah oleh kurir dikembalikan lagi kekantor, maka pemilik barang tersebut yang harus mengabilnya sendiri di kantor.13
g. Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Pemberian kompensasi ataupun ganti rugi atas kerugian konsumen memang diberikan oleh pihak JNE. Hanya saja, ketidakterbukaan dan tidak adanya penjelasan tertulis akan tanggung jawab pihak JNE membuat konsumen tidak mengetahui dan tidak paham akan hak mereka sehingga banyak diantara para konsumen yang merasa dirugikan tidak berbuat banyak untuk memperoleh hak tersebut. Selain itu, proses yang lama membuat konsumen lebih memilih untuk menempuh jalur damai dan tidak memperkarakan kerugian yang dialaminya.
13
606 Pembuatan UUPK sudah
mengerti dengan resiko yang akan dihadapi konsumen seperti diatas. Dengan tingkat pendidikan dan wawasan yang kurang, pemberian informasi mengenai barang dan/atau jasa tidak bisa hanya sebatas hak konsumen. Untuk melindungi konsumen, Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah mengatur tentang kewajiban pelaku usaha yang berkaitan dengan ganti rugi yang tidak termuat didalam surat perjanjian keagenan JNE. Pada pasal 7 huruf (1) UUPK berbunyi: Pelaku usaha berkewajiban untuk
“Memberi kompensasi, ganti rugi,
dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan”.
Dalam hal keterlambatan, kerusakan, atau kehilangan barang kiriman pihak JNE sendiri masih terus mencari solusi yang tepat karena terjadinya keterlambatan, kerusakan, atau kehilangan tidak
sepenuhnya merupakan
tanggungjawab JNE kota Palu. Keterlambatan dikarenakan faktor transit yang cukup lama. Dalam hal
kerusakan dokumen atau barang tersebut maka perlu diperhatikan dari cara pengirim membungkus secara benar dan rapi terutama untuk benda-benda yang mudah pecah. Untuk hal kerusakan, jika kerusakan berasal dari buruknya cara pengirim membungkus paket, maka pihak JNE tidak bertanggungjawab dan apabila ada klaim dari penerima, maka barang dikembalikan kepada pengirim. Apabila paket rusak saat didaerah transit, maka yang bertanggung jawab adalah pihak JNE didaerah transitnya barang kiriman tersebut.Adapun dalam hal kehilangan, pihak yang bertanggungjawab tergantung letak dimana barang tersebut dalam peroses pengiriman.Jika hilang didaerah transit merupakan tanggungjawab pihak JNE daerah transit, namun jika barang hilang dalam perjalanan dari daerah transit ke penerima, maka beban tanggungjawab dibebankan kepada kedua pihak yaitu pihak JNE transit dan pihak JNE penerima.
607 merupakan individu/kelompok orang
yang mengkomsumsi suatu barang atau jasa yang disediakan oleh produsen.Konsumen sebagai sebagai pemakai barang atau jasa memerlukan suatu perlindungan hukum yang jelas dalam mendapatkan kepuasan serta kelayakan dalam mengkomsumsi barang atau jasa.Perlindungan konsumen menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, pasal 1 butir 1
adalah “segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen”.Dalam hal ini maka
dalam segala pemakaian peroduk atau jasa oleh konsumen, konsumen berhak mendapatkan suatu kepastian hukum.
Perlindungan bagi konsumen banyak macamnya, seperti perlindungan kesehatan dan keselamatan konsumen hak atas kenyamanan, hak dilayani dengan baik oleh produsen maupun pasar, hak untuk mendapatkan barang atau jasa yang layak dan lain sebagainya. Banyaknya hak dalam perlindungan konsumen disebabkan oleh faktor bahwa konsumen adalah pelaku
ekonomi yang penting, karena tanpa adanya konsumen dalam produksi barang atau jasa, maka suatu perekonomian tidak akan berjalan. III.PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak JNE hanya melandaskan klausul baku yang hanya menguntungkan pihak pelaku usaha saja. Penggantian kerugian hanya sejumlah 10 kali biaya pengiriman. Namun bila barang yang akan dikirim masuk dalam kategori bernilai tinggi, penggantian kerugian barang dibayar penuh sesuai dengan besarnya nominal barang yang tertera/dicamtumkan dalam polis asuransi atau penggantian kerugian dibayar dengan barang yang sama. Premi asuransi dibayar sendiri oleh pengirim. Apabila perusahaan dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari tuntutan penggantian kerugian.
B. Saran
608 setidaknya masing-masing pihak
mempunyai itikat baik. Para pihak memberikan informasi yang jelas, terperinci, dan jujur, sehingga dengan informasi yang diberikan masing-masing pihak, akan meminimalisir adanya sengketa apabila terjadi kerugian. Selain itu para pihak mengikuti peraturan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.JNE
selaku pihak pelaku usaha diharapkan lebih responsif atas komplain
kehilangan barang dari
609 DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Gunawan, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama), 2001
Ahamadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), 2013
Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, (Jakarta: Panta Rei), 2005
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar Grafika), 2014
Ahamadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Rajawali Pers), 2014
B. Internet
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/533/jbptunikompp-gdl-mentariput-26605-3-unikom_m-i.pdf
http//www.pasarsemarang.com/artikel/3443-variasi-servis-pengiriman-paket-jne-apasih-reg-yes-reg-bedanya/
C. Undang-Undang