fcfc
i H I L I K 1 ,
!
W 'V
r W '.H I F fJ<s$
s k r i p s i
'™ r :
:
t
*
vte
- •■
A
W H E N Y U T O Y O
ANALISIS PEHGAWET PADA MINUMAN
SARI BUAH SIRSAK OALAM KEMASAN BOTOL GELAS
VANG BEREOAR 01 PASAR RESMI 01 WILAYAH
SURABAYA SELATAN DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS-DENSITOMETRI
F A K U L T A S F A R M A S 1 U N 1V E R S 1T A S A IR L A N G G A S U R A B A Y A
ANALISIS PENGAWET PADA MINUMAN
SARI BUAH SIRSAK DALAM KEMASAN BOTOL GELAS
YANG BEREDAR DI PASAR RESMI DI WILAYAH SURABAYA SELATAN
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS - DENSITOMETRI
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir mencapai
gelar Saijana Farmasi pada Fakultas Fannasi
Universitas Airlangga
1995
Oleh :
Wheny Utoyo
058911121
Disetujui oleh pembimbing
K A T A P E N G A N T A R
Segala puji, hormat dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunianya sehingga tugas akhir ini dapat kami selesaikan. Sebab
segala hikmat, nikmat dan kepandaian hanya bersumber dari padaNya.
Dalam kesempatan ini kami sampaikan rasa penghargaan dan terima kasih yang
sedalam-dalamnya k e p a d a :
- Ibu Dra. Sri Poedjiarti, MS sebagai pembimbing kami yang telah dengan sabar dan
penuh pengertian memberikan dorongan, bimbingan, dan pengarahan dalam penelitian
dan penyusunan naskah tugas akhir ini.
- Bapak Drs. Soebahagiono sebagai pembimbing kami yang dengan penuh kesabaran
dan kesungguhan telah betkenan membimbing, mengarahkan dan memberi dorongan
kepada kami dalam penyelesaian tugas akhir ini.
- Bapak Drs. Harjana, Mac sebagai kepala Laboratorium Analisis Faimasi yang telah
berkenan memberikan sarana yang kami perlukan.
- Seluruh do sen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempumaan
skripsi ini.
- Ibu Dra. Budi Suprapti sebagai dosen wali kami yang telah dengan sabar dan penuh
pengertian memberikan dorongan semangat, bimbingan, dan pengarahannya.
- Laboran Laboratorium Analisis Fannasi dan laboran Laboratorium Instrument
Fakultas Fannasi Universitas Airlangga yang telah membantu kami selama proses
penelitian.
- Kedua orang tua, kakak serta adik kami yang telah ikut membantu dan memberikan
- Semua gahnVmt dan ralnm-relnm baik dalam lingVimgan Vflmpns maiipim linglcungan
terdekat kami yang turut serta memberikan dorongan semangat, kami ucapkan terima
Akhimya, skripsi ini kami persembahkan kepada Almamater tercinta Fakultas
Fannasi Universitas Airlangga dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Surabaya, Januari 1995
DAFTAR ISI
1.2..Keuntungan penggunaan pengawet Icimia ...
- 5 .
1.3. Kerugiaa penggunaan pengawet k i m i a ... - 6
2. Tinjauan tentang pengawet yang ada pada minuman sari buah sirsak ... . 6
2.1. Asam B e n z o a t... 6
2.2. Natrium Benzoat ... 7
2.3. Asam Salisilat ... ... 8
2.4. Methyl p-Hidroksi Benzoat (Nipagin) ... - 9
3. Tinjauan tentang minuman sari b u a h ... >10 4. Tinjauan tentang ekstraksi ...- 11
4.1. Teori dasar ...- 11
4.2. Ekstraksi terhadap sampel minuman sari buah s i r s a k ... - 13
5. Tinjauan tentang Kromatografi Lapisan Tipis ... -1 3 6. Tinjauan tentang D ensitom etri... - 14
6.1. Analisis Kualitatif dengan Metode Densitometri ... - 16
6.2. Analisis Kuantitatif dengan Metode Densitometri ... - 16
7. Tinjauan Tentang Metode Pengambilan S a m p e l... - 17 3.1.1. Uji Kualitatif Terhadap Asam Benzoat ... - 21
3.1.2. Uji Kualitatif Terhadap Asam Saiisilat ... >21 3.1.3. Uji Kualitatif Terhadap Methyl p-hidroksi Benzoat (Nipagin) ... - 21
3.1.4. Uji Ion Na* Dalam Bentuk Garam Benzoat ... - 21
3.2. Pengambilan S a m p e l...- 22
3.2.1. Penelitian Lapangan dan Pencarian D a t a ...>22 3.2.2. Teknik S a m p lin g ... - 22
3.4. Pemilihan fase mobil / pelaiut p c n g e m b a n g ... 23
3.5. Teknik Penampak N o 4 a ... 24
3.$. Pemilihan Panjang Gelombang m a k sim u m ... 24
3.7. Ekstraksi S a m p e l... 24
-3.8. Analisis Kualitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil S a m p lin g ... 24
-3.8.1. Penentuan Harga R f dan Panjang Gelombang Maksimum (Amgiy) Sampel... 24
3.8.2. Penentuan Bentuk Garam Jenis Pengawet Sampel . . . 25
-3.9. Analisis Kuantitatif Minuman Sari Buah Sirsak . Hasil Sampling . . . '... 25
-3.9.1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Pengawet S a m p e l... 25
-1. Uji Kualitatif Asam Benzoat, Na Benzoat, Asam Saiisilat, N ip a g in ... 30
1.1. Panjang Gelombang M aksim um ... 30
1.2. Reaksi Pembentukan w a m a ... 31
1.3. Reaksi Kristal dan Nyala Api Bunsen Na+ ... 32
3. Pemilihan Pelarut Pengembang ... 34
4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 34
-5. Analisis Kualitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil Sampling ... 38
5.1. Penentuan Harga R f dan Panjang Gelombang Maksimum . 38 5.2. Penentuan Bentuk Garam Na Dari Sampel ... 43
-6. Analisis Kuantitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil Sampling ... 44
-6.1. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Asam B e n z o a t... 44
6.2. Pembuatan Kurva Linieritas Asam B e n z o a t... 49
7. Penentuan Persen "Recovery" ... 51
-8. Penetapan Kadar Pengawet Dalam Sampel Minuman Sari Buah S irsa k ... 57
9. Analisis Data ... 66
-9.1. Penentuan Koeflsien Variasi Data Persen "Recovery" Dari Asam Benzoat... 66
L A M PIR A N ... ... 81
-D A .F T A R G A M B A R
Gambar HoJoman
1 : Kyn® serapan terhadap panjang gelombang dari Asam Benzoat dengan konsentrasi 5 ppm (1), Nipagin dengan konsentrasi 5 ppm (2), dengan
Spektrofotomcter... 30
-I
: Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari Asam Saiisilatdengan konsentrasi 1% dengan alat spektrofotomcter... - 31 •
3 : Bentuk Igristal dari basil reaksi larutan baku yang mengandung
Na+ yang direaksikan dengan pereaksi Zink Uranil Asetat... - 32 ■
4 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Benzoat dalam etanol dengan konsentrasi 602,40 ppm diamati dengan Pensitom ater memberikan
kmAf 22$
n m . ... - 355 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Saiisilat dalam etanol dengan konsentrasi 803.40 ppm diamati dengan Densitometer memberikan A ^ 298 nm ... -3 6
6 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart
Methyl p-Hydroksi Benzoat (Nipagin) dalam etanol dengan konsentrasi 602.40 ppm diamati dengan Densitometor memberikan Amik# 259 nm. - 37
7 : Pengamatan noda standart Asam Benzoat, Nipagin, Asam Saiisilat dan pengawet Asam Benzoat yang ada pada sampel sccara
Kromatografi Lapisan Tipis... -4 0
8 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart
Asam Benzoat dengan larutan sampel yang diamati dengan Densitometer pada A 200-400 nm ... - 42
9 : Contoh Bentuk kristal dari Na sampel yang direaksikan dengan Zink Uranil Asetat yang dilihat dengan mikroskop dengan
pembesaran 25 k a l i ... -4 3
10 : Kurva tinggi puncak kromatogram Asam Benzoat dengan konsentrasi 50.20 ppm, 100.40 ppm, 200.80 ppm, 401.60 ppm, 602.40 ppm,
803.20 ppm, dan 1004 ppm dengan Densitometer pada A ,,^ 225 nm.... - 45 ■
I I : Kurva tinggi puncak kromatogram noise blanko (larutan Asam
12
: Kromatogram dan area dari Asam Benzoat konsentrasi 200.00 ppm, 400.01 ppm, 600-01 ppm, 800.02 ppm, 1000.02 ppm, 1200.02 ppm,
dan 1500.02 ppm dengan Densitometer pada A ^ 225 nm ... - 49 •
*
: Kurva Linieritas antara kadar dan area dari Asam Benzoat dengan
perhitungan regresi... ... 51
-: Kromatogram dan area dari sampel dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 15.0010 m g yang diukur dengan Densitometer
pada Amito 225 nm ... 53
-: Kromatogram dan area dari sampel dan blanko dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 30.8992 m g yang diukur dengan Densitometer pada 225 nm ... 54
-: Kromatogram dan area dari sampel dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 49.9964 mg yang diukur dengan
Densitometer pada A , ^ 225 nm ... 55
-: Kromatogram dan area dari larutan baku dengan kadar 2,0001 tig,
4.0001 [ig, 6,0001 n g dan 15,0002 (xg yang diukur dengan Densitometer <Jengan A ^ 225 nm... 56
-: Kromatogram dan area dari sampel merk A dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer
pada AmillB 225 r a n . ... - 5 8
: Kromatogram dan area dari sampel merk B dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada
AmaM 225 nm... 59
-: Kromatogram dan area dari sampel merk B yang lain dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer
pada A ^ 225 nm ... 60
-: Kromatogram dan area dari sampel merk C dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada
A ^ , 225 n m . ... 61
-: Kromatogram dan area dari sampel merk D dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada
A^nv. 225 n m . ... 62
-: Kromatogram dan area dari sampel merk D yang lain dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer
-24 : Kjomatograxn dan area dari sampel merk E dengan replikasi masiflg-masijng 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada A,w^ 225 nm ...
25 : Kromatogram don axes dari sampel merk 5 yajag lam dengan replikasi masmg-mpsing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pad|a A**, 225nm...
i ■ 64
-D A F T A R T A B E L
Tabel . Halaman
1 : Hasil pengamatap dari larutan Asam Benzoat, Nipagin dan
Asam Salisilat dengan alat Spektrofotometer...• 31 •
2 : Hasil pembentukan reaksi wama dari Asam Benzoat, Asam
Salisilat dan Nipagin dengan berbagai pereaksi...• 32
-3 : Hasil pengambilan sampel di pasar resmi di wilayah Surabaya
Selatan dengan menggunak&n cam Proporsional Area Random Sampling.. 33
-4 : Hasil analisis KLT dari zat Asam Benzoat, Asam Salisilat.
Nipagin dengan pelarut pengembang campuran Aceton, Isopropanol,
Amoniak 12% dengan berbagai komposisi...- 34 ■
5 : Hasil pengam&tan Am)k, dari Asam benzoat, Asam Salisilat, dan
Nipagin hasil KLT dengan menggunakan alat Densitometer... • 38
-6 : Harga R f hasil KLT dari larutan standart dan larutan sampel dengan pelarut pengembang Aceton : Isopropanol:
Amoniak 12% = 7 : 2 : 2 ...* 39
-7 : Panjang gelombang maksimum larutan standart Asam Benzoat, Nipagin, Asam Salisilat dan pengawet yang ada pada larutan sampel
hasil KLT dengan menggunakan alat D ensitom eter... - 41 •
8 : Hasil pembentukan warna nyala api Bunsen dan pembentukan kristal Na, dari sampel minuman sari buah sirsak yang
direaksikan dengan pereaksi Zink Uranil Asetat... - 44 •
9 : Kadar larutan Asam Benzoat pada KLT dan tinggi puncak
kromatogram yang diukur dari hasil pengukuran dengan Densitometer... - 47 *
10 : Hasil pengamatan Asam Benzoat dengan berbagai kadar pada
KLT dan area hasil pengukuran dengan menggunakan Densitometer... - 5 0
11 : Hasil penetapan kembali metode ekstraksi Asam Benzoat yang ditambahkan dalam inhum an sari buah sirsak
(persen "Recovery"), ratarata dan Standard Deviasi... 52
-12 : Hasil penetapan kadar Asam Benzoat dalam sampel minuman sari buah sirsak dengan berbagai merk (dinyatakan dalam gram %
13 : Hasil perhitungan koefidien variasi (KV) dari Persen "Recovery"
Asam Benzoat dengan berbagai kadar... *66*
14 : Hasil penetapan kadar pengawet yang sesungguhnya dalam sampel minuman sari buah sirsak dan perhitungan dalam bentuk
$8-PA FTA JR L A M P IR A N
Lampiran Halaman
1. Coatoh perhitungan persen perolehan kembali ("Recovery')... 81
2. Coatob perhitungan kadar pengawet dalam sari buah sixsak... 83
-3. Tabel koefisien korelasi (r) pada derajad kepercaya&n 5% dap
\%
... 84-4. PerMenKcs R I Nomor 722/Menke$/Per/IX/8$ tentang
bahan tambahan makanan.... ... ■ 85
-$. Paftar Pasar Resmi yang dikelola oleh Pemda Kotamadya
Daerah Tingkat U Surabaya... 87
-P E N D A H U L U A N
UAB I
X. I^ ita r B clakang M asalah
Dalam era globalisasi saat ini dimana segala sesuatu dapat dijongkau dengan cepat
dan mudah, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dibidang industri melaju
juga dengan cepat. Tidok terkecuali industri pengolahan makanan dan minuman,
dengan iklan-iklannya yang menarik yang dimuat dalam media massa, dimana banyak
produksi makanan dan minuman bermunculan dengan bennacam-macam kemasan dan
bentuk sediaan. Hal ini tangsung maupun tidok langsung dapat merangsang
masyaxakat untuk membclinya, karena selain menarik baik wama, gambar dan
wadahnya, juga harganya relatif murah. Tetapi macam-macam produk makanan dan
minuman tersebut selain menarik, juga harus aman bagi konsumen.
Selamapmses pembuatan, penyimpanan sampai beredar kepada konsumen banyak
faktor yang dapat meiusak makanan dan minuman. Diantaxanya yaitu bakteri, jam ur,
kuman penyakit seperti golongan Coli.suhu, kelembaban, cahaya, dan tekanan. Untuk
menjaga kestabilan mutu makanan dan minuman ini, maka perlu dilakukan
pengawotan.(u)
Ada beberapa cara dalam proses pcngawetan makanan dan minuman, misalnya
dengan cara pemanasan yang berupa sterilisasi dan pasteurisasi, pendinginan,
pengeringan, pengasapan, penyinaran dan penambahan bahan kimia. Cara pengawetan
dengan penambahan bahan kimia merupakan cara pengawetan yang sering dilakukan,
karena cara ini relatif lebih murah dan nilai gizi makanan dan minuman relatif tidak
I
-mempunyai batas waktu tertentu, sebab pengawet hanya menghambat tumbuhnya
mikroorganisme dan bukan mematikan mikroorganisme, inipun tidak semuanya dapat
dicegah. Yang perlu diperhatikan adalah zat kimia sebagai pengawet tidak diartikan
sebagai pengganti kebersihan dalam proses produksi makanan dan minuman.w
Sehubungan hal tersebut di atas maka penggunaan pengawet harus diawasi dengan
ketat, karena selain mempunyai sifat-'sifat yang menguntungkan, sifat pengawet ada
juga yang merugikan, misalnya dapat mcnimbulkan rasa mual dan muntah,
menjmbulkan alergi pada orang-orang tertentu, sifat toksik dan dapat menimbulkan
kajaker pada pemakaian yang tidak tepat dan dalam dosis yang tidak terkontrol.( u ’3)
Makanan dan minuman yang biasa diawetkan dan dikonsumsi masyarakat adalah
sirop, ekstrak kopi cair, minuman ringan, minuman anggur beralkohol, kecap, jem ,
selai, acar, asinan sayur, manisan buah, sosis, gelatin, keju, komet, daging, udang
beku, margarin dan terasi.(5)
Akhir-akhir ini di Surabaya sangat banyak beredar minuman sari buah yang
konsumennya dari segala lapisan masyarakat. Minuman tersebut dijual dalam
botol-botol berukuran sedang dengan nama dan jenis yang bennacam-macam,
diantaranya yaitu minuman sari buah sirsak. Minuman ini terdiri dari berbagai merk
dan sangat disukai masyarakat. Peredarannya sangat luas, mulai dari toko m a k an a n
minuman, waning minum, depot-depot, dijajakan dengan kereta dorong dan pada
umumnya banyak terdapat di pasar-pasar. Harga m in u m a n tersebut rclatif murah, yaitu
sekitar Rp. 350 - 750 /botol, tergantung pada merknya. Pada produk-produk dari
minuman ini ada yang sudah mencantumkan nomor pendaftaran dari Depart emeu
miniinym sari buah ini dibuat oleh industri nunah tangga, yang banyak terdapat di
Surabaya dan sekitamya, dimana syarat-syarat kebersihan bahan-bahan yang
ditambahkan dan kesehatannya masih diragukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang
berupa wawancara pribadi, produk minuman ini dapat bertahan sampai ± 7 bulan.
Sehingga besar kemungkinan, produk minuman ini ditambahkan pengawet.
M enurut P eraturan M enteri K esehatan R epublik Indonesia
No.722/Menkes/per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan, pengawet untuk
minuman ringan dan sari buah adalah asam benzoat, K/Ca/natrium benzoat, metil
p-hidroksi benzoat dan propil p-hidroksi benzoat/35 Disamping itu berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, penyalahgunaan asam saiisilat sebagai pengawet
yang dilarang oleh pemerintah masih sering terjadi.0^
Untuk produk-prpdukyang beredarperlu suatu pengawaaan/Quality Control, yaitu
meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan untuk
menentukan kadar pengawet asam benzoat, natrium benzoat, asam saiisilat dan nipagin
adalah KLT - Densitometri. Hal ini disebabkan metode ini masih jarang digunakan
untuk suatu analisis khususnya pengawet, sensitifitasnya tinggi, dan pelaksanaannya
relatif mudah.
Sampel minuman sari buah sirsak diambil dari pasar-pasar resmi yang menjual
produk tersebut di wilayoh Surabaya Selatan. Hal ini disebabkan pada wilayah
tersebut lebih banyak terdapat pasar yang menjual sampel tersebut, sehingga
penyebaran sampel minuman sari buah sirsak diharapkan menjadi lebih merata.
Pengambilan sampel dilakukan secara " proportional stratified random sampling ”
pada pasar-pasar tersebut di atas. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah tidak
-diperlukannya daftar dari geluruh unit populasi tetapi cukup daftar dari unit populasi
dalam area yang terpilih.m
2. P erm asalahan
Berdasarkan lataj belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka timbul
permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
- Jenis pengawet apa yang terdapat pada minuman sari buah sirsak yang beredar f
di pasar-pasar resmi di wilayah Surabaya selatan.
- Apakah kadar pengawet dalam sari buah tersebut sudah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan pemerintah.
3- T u j u a n P e n e li t i a n
P ari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
mengetahui jenis dan kadar pengawet yang ditambahkan pada minuman sari buah
sirsak yang beredar di pasar-pasar di wilayah Surabaya selatan dengan menggunakan
metode Densitometri. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
sampai sejauh mana produk tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
pemerintah, dalam hal ini pcraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.722/MenKes/IX/88 Tentang bahan tambahan makanan, khususnya pengawet.
-BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. T in jau an Um um T entang Pengaw et
1.1. C a ra um um pengaw etan m akanan
Cara pengawetan makanan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua cara
yaitu <g,9):
1.1.1. Pengaw etan ta n p a penam b ah an b ah an pengawet
Pengawetan dengan cara ini dapat dilakukan dengan pemanasan, pendmginan,
radiasi dan mcnghilangkan udara (vakum) dengan mctode-metodc tertentu.
1.1.2. Pengaw etan dengan cara penam bahan bahan pengaw et
Bahan pengawet yang ditambahkan dapat berupa pengawet dari alam misalnya
gar am dapur, asam asetat, asam laktat, asam askorbat, asam sitrat, rempah-rempah,
minyak atsiri atau bahan pengawet kimia. Tetapi pada umumnya bahan atau zat
yang ditambahkan ke dalam makanan merupakan bahan kimia. Penambahan bahan
pengawet dapat bersifat fungistatik atau bakteriostatik.
1.2. K euntyngan penggunaan pengawet kim ia (1,10)
- Mendapatkan makanan, minuman dengan nilai gizi yang relatif tidak mengalami
perubahan.
- Praktis karena tanpa proses pemanasan atau pendinginan.
■ 6
-1.3. K cnigtan pcnggunaan pengawet kim ia (l,10)
- Dapat menimbulkan efek toksis karena hasil peruraian pengawet.
- Daya pengawetannya terbatas.
- Kadang-kadang dapat memberi rasa yang kurang enak.
• Dapat menimbulkan kanker.
- Dapat menimbulkan alergi pada orang tertentu.
2.
T in jau an tentang pengaw et yang ad a p ad a m inum an sari buah sirsakRumus molekul : C7H60 2
Berat molekul : 122,1
Sifat fisika - ldm ia
Merupakan kristal putih berbentuk sisik atau jarum , tidak berbau atau sedikit
berbau benzaldehid, titik lebur pada suhu 121 - 124 °C <SM3'U).Larut dalam 350
bagian air, dalam 20 bagian air panas, dalam 3 bagian eter, dan sangat mudah larut
dalam aseton serta minyak. Kelarutannya akan bertambah dengan adanya asam sitrat
atau asam asetat01,13). Larutan asam benzoat dalam etanol memberikan serapan
maksimum pada panjang gelombang 272 nm (A ,1 73).°J>
Sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan jam ur dan bakteri. Pada 2.1. A sam
Benzoat
Rumus bangun
makanan atau minuman yang bersifat asam pH < 4, daya kerja asam benzoat
seb ag ai bahan pengawet sangat efektif, sedang pada makanan dengan pH 3,5
keefektifitasonnya sebagai pengawet adalah IQ kali lebih kuat daripada makanan
dengan pH 7, sedang pada makanan yang sangat asam efektifitasnya adalah 100 kali
lebih kuat daripada dalam makanan yang bersifat basa.<l,J,11>
Asam benzoat digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan minuman,
dengan kadar pemakaian yang diijinkan adalah 600*1000 mg/kg makanan.(5)
Sebagai contoh makanan dan minuman yang menggunakan asam benzoat
sebagai bahan pengawet antara lain sari buah, jeli, jem , sirup, minuman ringan dan
manisan.(5>
1.1.
N atriu m Benzoat (lU2-1J-U)Rumus bangun
COONa
' 7
-Rumus molekul : C7H50 2Na
Berat molekul : 144,1
S ifat fisika - kim ia
Natrium Benzoat merupakan serbuk atau kristal yang berwama putih, berbau
atau hampir tidak berbau, rasa kelat dan agak manis. Mempunyai titik leleh 122,4°C.
Mudah larut dalam air, larut dalam 90 bagian etanol 95%, mudah larut dalam
Natrium benzoat mempunyai daya hambat optimum pada sediaan dengan pH
4,5 atau lebih rendah. Lebih besar dari pH 4,5 daya antimikrobanya berkurang.
Sedangkan aktifitas antimikrobanya tergantung pada konsentrasi asam benzoat yang
tidak terdiaosiasi0,13) Pembcrian dengan dosis besar akan dapat menyebabkan rasa
mual dan muntah-muntah0,,u).Bersifat kurang mengiritasi dibonding asam benzoat.
Digunakan sebagai pengawet pada makanan dan mainuman dengan kadar
pemakaianyang diizinkan adalah 600-1000 mg/kg(3).Digunakon untuk mengawetkan
antara lain pekatan sari buah, minuman anggur beralkohol, anggur buah,.jem, saos
tomat dan minuman ringan.
2.3. Asam S a iisila t<aM1J)
Rumus bangun
8
-COOH •
Rumus molekul : C ^ O j
Berat molekul : 138,1
Sifat Fisika - K im ia
Merupakan hablur ringan, tidak berwama atau serbuk berwama putih, hampir
tidak berbau, rasa agak manis dan tajam. Larut dalam air 1:550, dalom alkohol 1:4,
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonium
asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P^calium sitrat dan natrium sitrat P.
serapan maksimum 300 nm ( E 1%, 1 cm 260 ), dalam larutan asam sulfat 0,1 N
memberikon serapan maksimum 302 nm ( E 1%, 1 cm 259 ) dan dalam larutan
methanol memberikon serapan maksimumpada 298 nm (A^ = 170b). Biasa
digunakan untuk sediaan Iuar karena bersifat baktcriostatik dan fungisidal serta
mengiritasi lambung.00
2.4. M ethyl p-H idroksi Benzoat (N ipagin)011213)
Rumus bangun :
■ 9
-Rumus molekul : CgH g0 3
Berat molekul : 152.1
Sifat Fisika - K im ia
Merupakan kristal tidak berwama atau serbuk kristal, tak berbau atau dengan
bau enak, kurang berasa atau menghasilkan sensasi terbakar pada mulut dan lidah
cjiikuti dengan anestesi lokal. Suhu lebur 125-128 °C.
Kelarutan : 1 dalam 400-500 air, 1 dalam 20 air panas, 1 dalam 3-3,5 alkohol, 1
dalam 3 aseton, 1 dalam 40 kloroform, 1 dalam 10 ether, 1 dalam 3 propilenglikol,
1 dalam 60 gliserol hangat, memberikan larutan jem ih pada pendinginan, sukar larut
dalam karbon tetraklorida, bebas larut dalam metil alkohol dan larutan alkali
hidroksida. Larutan nipagin dalam etanol memberikan serapan maksimum pada
Nipogin sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan jam ur, bakteri dan
beberapa ragi. Digunakan sebagai bahan pengawet poda makanan dan minuman
dengan kadar pemakaian yang diijinkan adalah 250-1000 mg/kg bahan.(5)
3. T in jau an ten tan g m inum an sari b u ah a3,26)
M in u m an sari buah secara u m n m adalah buah-buahan segar yang sudah masak
dap belum memudar wamanya yang diambil sarinya dengan cara penyaringan dari
hasil remasan buah-buahan tersebut. Hasil penyaringan tersebut kemudian dilarutkan
/ diencerkan dengan larutan yang terdiri dari air, gula, pengawet dan bila perlu air
kapur sirih.
Bahan pengawet yang lazim digunakan asam benzpat dengan batas kadar
pemakaian sebesar 600 mg/Kg sebagai minuman ringan dan 1000 mg/Kg sebagai
pekatan sari buah.
Minuman sari buah banyak disukai masyarakat, hal ini disebabkan antara lain :
- banyak mengandung nilai gizi dan vitamin.
- sediaannya praktis.
- cocok untuk orang yang ingin berdiet makanan.
- tersedia diberbagai tempat.
- mempunyai harga yang bervariasi, dari yang murah sampai yang relatif mahal
-4. T in jau an ten tan g ekstraksi
4.1. T oon d asar (1<,17>
Prinsip umum dari proses ekstraksi adalah hukum distribusi / partisi yang
menyatakan bila ke dalam suatu sistem yang terdiri dari dua macam cairan yang
tidak saling campur ditambah zat yang dapat larut dalam kedua pairan tersebut
dengan perbandingan yang tetap pada suhu tertentu.
Bila C, dan C2 adalah konsentrasi zat dalam kedua cairan tersebut maka dapat
dituliskan C /C j = K, dimana K adalah koefisicn distribusi / partisi. Harga K didapat
dengan membandingkan kelorut&n zat di dalam pelarut pertama dengan pelarut
kedua pada suhu yang sama. Harga ini spesifik untuk setiap zat/solut, pasangan
pelarut/pasangan solven, suhu. Oleh karena itu harga K ini dapat digunakan sebagai
pcdomon pemilihan cairan pengekstraksi.
Kesempumaan hasil ekstraksi ini disamping tergantung pada koefisien partisi
juga dipengaruhi oleh volume cairan, berapa kali ekstraksi ini dilakukan dan
waktu/lama ekstraksi dilakukan. Hasil ini dapat digambarkan sebagai b e rik u t: Bila
W0 gram zat dilarutkan dalam V m l air dan diekstraksi dengan pelarut organik yang
saling tidak campur sebanyak S ml sehingga bcrat zat yang tcrsisa dalam fasa air
setelali satu kali ekstraksi adalah W t gram, maka konsentrasi zat dalam fasa air
adalah : W,/V gram /ml, dan konsentrasi dalam pelarut organik adalah
setelah dua kali ekstraksi
W 'v v
*
dimana W berat sisa zat dalam lapisan air, sehingga setelah n kali ekstraksi dapat
dinyatakan ru m u s:
dimana Wn adalah berat sisa dalam sisa zat dalam lapisan air setelah n kali ekstraksi
agar diperoleh harga Wn yang kecil maka n dan s harus diperbesor, dengan kata lain
ekstraksi akan lebih sempuma bila dilakukan beberapa kali dengan jum lah cairan
yang besar. Demikian pula jika kita lakukan ekstraksi dalam waktu yang lebih lama
maka kontak antara solut dan solven lebih besar dan kemampuan ekstraksi akan
meningkat.
Apabila kita membatasi perhatian pada distribusi dari solut A antara fasa air dan
fasa pelarut orgaaik, maka dapat dituliskan harga persen ekstraksi (E%) sebagai
b e rik u t:
no,
*00
( A»> vo _
100
D
( Ai) v *( Ai) v » " .! > ( V v o)
dimana D ~ K = koefisien distribusi, sedangkan Vo dan Vw masing-masing atau
metniliki volume dari fasa pelarut organik dan fasa air.
Dengan demikian persen ekstraksi bergantung pada rasio volume kedua fasa dan
harga koefisien distribusinya.
4.2. E kstraksi terh ad ap sam pel m inum an sari b uah sirsak(18>
Pengambilan pengawet dari sampel minuman sari buah sirsak dengan cara
ekstraksi dikeijakan dengan terlebih dahulu mengencerkan sampel dengan
menggunakan menggunakan larutan NaCl saturasi. Sebagai pelarut digunakan eter,
dan untuk suasana asam ditambahkan larutan HC1 (36.5%-38%) dengan indikator
kertas lakmus untuk mempertinggi kelarutan pengawet dalam fasa eteroya.
Selanjutnya fasa eter yang mengandung pengawet ini dipisahkan dari fasa aimya,
untuk kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa asam yang ikut
dalam fasa eter tersebut. Fasa eter dipisahkan dari fasa air hasil cucian, dan
kemudian diuapkan etemya hingga yang tertinggal hanyalah pengawetnya saja.
Dipilihnya eter sebagai pelarut organik pada ekstraksi ini, karena eter
mempunyai daya melarutkan pengawet yang baik terutama dalam suasana asam.
Selain itu eter sangat mudah menguap dengan titik didih 34,6 °C, sehingga mudah
dihilangkan setelah ekstraksi.00
5. T in jau an ten tan g K rom atografi L apisan Tipis(ls,J0,21)
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran zat yang berdasarkan atas
perbedaan kecepatan migrasi dari masing-masing komponennya pada fasa diam di
bawah pengaruh suatu pelarut yang bergerak.(20)
Jika fasa diam yang digunakan berupa lapisan tipis yang dilapisi adsorben makn
teknik ini disebut kromatografi lapisan tipis. Mekanisme terjadinya pemisahan pada
kromatografi lapisan tipis dapat berdasarkan prinsip adsorbsi, partisi, pertukaran ion
maupun filtrasi, tergantung pada adsorben yang dipakai tetapi pada umumnya
berdasarkan mekanisme adsorbsi dan partisi.00'
Kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk analisa kualitatif, antara lain
identifikasi campuran zat atas komponen-komponennya, identifikasi kem um ian suatu
zat, deteksi adanya pemalsuan atau pengotoran suatu zat dan analisa suatu zat baik
tunggal maupun campuran.
Analisa kuantitatif dengan kromatografi lapisan tipis pada prinsipnya dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Penentuan tidak langsung dari noda kromatogram^0
Pada cara ini noda kromatogram yang terjadi dikerok dari lapisan tipis
kemudian diekstraksi dengan pelarut organik. Dari hasil ekstraksi yang didapat ini,
dilakukan penentuan kuantitatif dengan metode yang sesuai seperti kolorimetri atau
spektrofotometri, spektrofluorometri dan sebagainya.
b. Penentuan langsung dari noda kromatogram00
Cara ini dapat dilakukan dengan cara perbandingan luas noda contoh dengan
luas noda pembanding.
6.
T in jau an tentang D cnsitom ctri (l6,2CUlMDensitometri merupakan salah satu metode optik yang digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif suatu zat setelah dipisahkan terlebih dahulu antara lain
dengan metode kromatografi lapisan tipis. Metode didasarkan pada pengukuran cahaya
yang diserap/diemisi oleh molekul senyawa dalam noda kromatogram.
1 5
-Pengukuran konsentrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai b e rik u t:
1. Membandingkan transmisi sinar tampak yang melewati noda sampel dengan noda
pembanding pada kromatogram. Cara ini hanya untuk noda-noda berwama
ataudiwamai lapisan tipis dibuat dan lempeng kaca yang tembus cahaya
harusbenar-benar homogen.
2. Membandingkan serapan sinar lembayung ultra atau sinar tampak yang dipantulan
dalam noda bahan atau sampel dengan noda pembanding
• 5. detektor
Untuk mendapatkan hasil yang paling baik, maka lapisan yang dipakai adalah silika
3. Membandingkan absorpsi fluoresensi sinar yang ditampilkan oleh noda sampel dan
pembanding (untuk bahan yang berfluoresensi).
1 6
-6.1. Analisis K u alitatif dengan M etode D ensitom etri(‘’::,24>
Analisis kualitatif hasil pemisahan TLC, dilakukan atas dasar harga jarak noda
kromatogram contoh (Rf) dibandingkan dengan noda kromatogram baku. Apabila
harga jarak noda kromatogram sama bcrartj, zat pada sampel sama dengan zat pada
baku.
Analisis kualitatif dapat j uga dilakukan dengan densitometer yang didasarkan
atas dasar panjang gelombang moksimumnya. Jika suatu zat yang dianalisis
memi-liki panjang gelombang maksimum yang sama dengan
panjang gelombang baku, maka zat tersebut kemungkinan adalah sama dengan zat
baku.
6.2. Analisis K u a n tita tif dengan M etode D ensitom etri(6’22,24)
Penggunaan Densitometri untuk tujuan kuantitatif didasarkan atas pengukuran
dilalnil-fln dengan cara membandingkan luas kurva contoh dengan luas kurva zat
baku. Dengan catatan bahwa hubu-ngan antara luas kurva dengan konsentrasi telah
dilinierkan dengan perkalian suatu faktor yang telah diatur oleh sistem di dalam
Densitometer.
7. T in jau an T entang M etode P cngam bilan Sampel*75
Dalam suatu penelitian pada umumnya observasi atau eksperimentasi dilakukan
tidak terhadap populasi, tetapi dilakukan terhadap sampel.
Keuntungan /alasan pemakaian sampel adalah :
a. Mengurangi biaya.
b. Jika ada keterbatasan waktu dan tenaga.
c. Jika eksperimentasi/observasi bersifat merusak unit sampel maka jik a digunakan
populasi akan sangan merugikan.
d. Jika populasi jumlahnya tak terbatas
e. Lingkup penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena jum lah yang
diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan demikian informasi yang
diperoleh akan lebih teliti.
Persyaratan dalam melakukan sampling agar kesimpulan penelitian dari sampel dapat
mewakili / menggambarkan populasi, yaitu :
a. Digunakan azas probabilitas (random sampling).
b. Jumlah sampel yang memadai.
c. Ciri-ciri populasi dipenuhi secara ketat.
d. Variasi antar unit populasi sekecil mungkin.
-Teknik sampling dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu ;
a. Random sampling.
b. Non random sampling.
R andom Sam pling
Random sampling dibedakan atas :
1. Simple random sampling
Populasi dianggap homogen dan tcrsedia daftar dan nomor urut dari seluruh unit
populasi. Unit sampel di-ambil secara lotre atau bilangan random. Keuntungannya
adalah : Harga rata-rara sampel merupakan estimator rata-rata populasi yang "unbias"
dan pelaksanaannyamudah. Kelemahannya adalah : sampel dapat sangat menyebar
atau sangat mengumpul, diperlukan daftar lengkap dan sampel tidak tipikal untuk
populasinya.
2. Systematic random sampling.
Populasi dianggap homogen dan tersedia daftar dan nomor urut dari seluruh unit
populasi. Pengambilan sampel nomor satu sama dengan seperti simple random
sampling, sedangkan sampel selanjutnya ditentukan secara sistematik. Keuntungan dan
kelemahan cara ini sama dengan simple random sampling.
3. Stratified random sampling.
Populasi heterogen dan tcrdiri dari strata/ lapisan yang homogcn. Jika jum lah unit
dalam setiap strata sama maka digunakan cara simple stratified random sampling,
tetapi bila tidak sama digunakan propertional stratified random sampling.
Keuntungannya adalah : stratifikasi akan meningkatkan presisi sampel terhadap
populasi dan pelaksanaannya mudah. Kelemahannya adalah : sampel dapat sangat
menyebar dan diperlukan daftar dan strata seluruh unit populasi.
-• 1 9 *
4. Cluster random sampling ( " area random sampling * )
Populasi heterogen dan terdiri dari kelompok-kelompok (cluster) yang masih
mengandung unit populasi yang heterogen. Heterogenitas di dalam cluster sama
dengan populasinya. Dari cluster-cluster diambil secara random. Dari cluster terpilih
ini kemudian diambil unit populasi secra random sehingga diperoleh sampel.
Keuntungannya adalah : Penyebaran unit populasi dapat ditekan, tidak diperlukan
daftar dari seluruh unit populasi tetapi cukup daftar unit populasi dalam cluster atau
area yang terpilih. Kelemahannya adalah: sulit diperoleh cluster dengan heterogenitas
yang benar-benar sama.
5. Multistage random sampling
Cara ini adalah kombinasi dari simple - stratified - cluster random «nmp1it>g ;
B A B m
M E T O D E P E N E L IT IA N
1. B ahan-bahan
- Sampel minimum sari buah sirsak
- Asam benzoat p.a.
* Asam salisilat p.a
- Metil p-hidroksi benzoat / nipagin p.a.
- Asam klorida p.a
- Eter p.a.
- Etanol p.a.
- Asetone p.a.
- Isopropanol p.&.
- Ammonia p.a.
- Silika gel G Fj* siap pakai
2 . A la t
■ Schimadzu Dual Wavelength Chromato Scanner Model CS 930
- Terumo Microsyringe 10 pi
• Lampu Lembayung Ultra
- Ncraca Analitis (Saitorius-Wcrkc GMBH Type 2472.Fabr.Nr.501070)
3. M etode Analisis
3.1. U ji K u alitatif T erh ad ap Pengaw et Y ang D igunakan
3.1.1. Uji K u alitatif T erh ad ap Asam B en zo at(l3,15,28,29)
- Dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm dalam pelarut Methanol, kemudian
diukur panjang gelombang maksimumnya dengan Spektrofotometer .,
- Larutan Asam Benzoat dinetralisir, + FeCl3 akan terbentuk endapan Fe-Benzoat
coklat
- Titik lebur
3.1.2. Uji K u alitatif T erh ad ap A sam S alisilat<l3,l3,28,29)
- Dibuat larutan dengan konsentrasi 20 ppm dalam aqua suasana a sa m , kemudian
diukur panjang gelombang maksimumnya dengan alat Spektrofotometer.
- Larutan Asam Saiisilat + FeCl3 akan terbentuk wam a ungu
- Larutan Asam Saiisilat + aqua Brom wama akan hilang
- Titik lebur
3.1.3. Uji K u alitatif T erh ad ap M ethyl p-hidroksi Benzoat (Nipagin)0 3,28,29)
- Dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm dalam etanol, kemudian diukur
panjang gelombang maksimumnya dengan Spektrofotometer.
- Larutan Nipagin dalam Methanol + FeCl3 akan terbentuk wama merah coklat.
- Larutan Na Benzoat + rcagen Zink Uranil Asetat akan ter bentuk kristal beriian.
3.2. Pengam bilan Sam pel
3.2.1. Penelitian JLapangan dan P encarian D ata
Untuk tujuan penelitian ini dilakukan penelitian lapangan (survei) agar
diperoleh keterangan yang dapat mendukung data yang diperlukan. Survey
dilakukan di wilayah Surabaya Selatan, yaitu terhadap pasar resmi yang
menyediakan sampel minuman sari buah sirsak dalam kemasan botol.
3.2.2. T ek n ik Sam pling
Pengambilan sampel minuman sari buah sirsak dalam botol menggunakan
metode " Proporsional Stratified Random Sampling " dengan berdasarkan atas
merk yang mencantumkan nomor pendaftaran dengan Sertifikat Penyuluhan (SP)
dan yang belum mencantumkan nomor pendaftaran (atau yang tidak/belum
mempunyai kode MD pada nomor pendaftoronnya) dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia pada pasar-pasar resmi di wilayah Surabaya Selatan.
Wilayah Surabaya Selatan dibagi menjadi 8 kecamatan yaitu Sawahan,
Wonokromo, Wonocolo, Karangpilang, Gayungan, Dukuh Pakis, Lakarsantri dan
Wiyung. Dari tiap-tiap wilayah kecamatan tersebut berdasarkan daftar pasar resmi
dari Pemda Kotamadya Dati II Surabaya (Lampiran), ditentukan pasar mnpg saja
yang menyediakan sampel minuman saribuah sirsak dalam kemasan botol.
Kemudian dilakukan pengundian/lotere dari pasar-pasar yang menyediakan sampel
tersebut secara proporsional. Untuk kecamatan Sawahan diwakili oleh pasar
Kupang Gunung dan pasar Pakis, Wonokromo oleh pasar Wonokromo Lama,
-pasar Gayungsari, untuk kecamatan Lakarsantri -pasarnya tidak menjual sampel
minuman sari buah sirsak sehingga tidak dipilik Sedangkan untuk Kecamatan
Dukuh Pakis, Wonocolo dan Wiyung berdasarkan daftar pasar Pemda Kotamadya
Dati II Surabaya tidak/belum terdapat pasar resmi.
Dari paaar-pasar tersebut diatas kemudian dilakukan pengundian terhadap
merk-merk sampel yang ada secara proporsiorxal berdasarkan jum lah merk sampel
pada pasar tersebut.
3.3. P em ilihan F ase D iam
Fase diam yang digunakan adalah pelat KLT sijika gel GFU4 siap pakai.
3.4. P em ilihan fase m obil / p e la ru t pengem bang
Ditotolkan pada pelat kromatografi lapis tipis silika gel GF2J4 10 pil asam
benzoat, asam saiisilat dan nipagin dengan konsentrasi masing-masiztg 600 ppm.
Setelah noda pada pelat kering, dikembangkan dalam be j ana kromatografi yang telah
jenuh dengan pelarut pengembang. Apabila pelat sudah mencapai batas
pengembangan, pelat KLT diangkat dan dikeringkan pada subu kamar. Kemudian
diamati nodanya dengan sinar lembayung ultra.
Dalam penelitian ini telah dilakukan KLT dengan campuran pelarut
pengembang Aceton, Isopropanol, Amoniak 12% Hqlnrp bebcrapa macflm
24
-3.5. T ek n ik P en am p ak N oda
Digunakan penampak noda cara fisika, yaitu dengan sinar ultraviolet.
3.6. Pem ililian P an jan g G elom bang m aksim um
*
Dari masing-masing larutan baku 600 ppm asam benzoat, asam salisilat dan
nipagin ditotolkan pada pelat silika gel GFW ukuran 20x20 cm sebanyak 10 ixl.
Selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. dengan pelarut pengembang terpilih. Noda
yang dihasilkan diamati dengan densitometer pada panjang gelombang 200 - 400
nm, panjang gelombang maksimum ditunjukkan pada panjang gelombang yang
memberikan puncak maksimum.
3.7. E k strak si Sam pel
Ditimbang 25 gram sampel minuman sari buah sirsak, masukkan ke dalam
corong pisah dan diencerkan menjadi 75 ml. Sediaan dibuat suasana asam dengan
penambahan HC1 dengan kertas lakmus sebagai indikator (biru menjadi merah).
Selanjutnya diekstraksi tiga kali dengan eter masing-masing sebanyak 50 ml.
Dimana kemudian fase eter diuapkan sampai habis, dan sisa penguapan yang
terbentuk dilarutkan 50 ml etanol(18\
3.8. Analisis K u alitatif M inum an S ari B uah S irsak H asil Sam pling
3.8.1. P en en tu an H arg a R f dan P a n ja n g G elom bang M aksim um (ABlkl) Sam pel
Sampel dalam botol dikocok sampai homogen dan ditimbang 25 gram
selanjutnya diekstraksi seperti 3.7. Dilakukan penotolan 10
\i\
berseling denganKemudian harga R f dapat dihitung dan harga panjang gelombang maksimum
(Amaiu) dapat diperoleh dengan pengukuran menggunakan alat densitometer. Dari
harga R f sampel yang dibandingkan dengan R f baku, dan sampel yang
dibandingkan dengan A.malu baku dapat diketahui jenis pengawet yang
ditambahkan.
3.8.2. P en en tu an B en tu k G aram Jenis Pengaw et Sam pel005
- Kawat Ni yang telah dibersihkan, dicelupkan pada larutan sampel minuman sari
buah sirsak, kemudian dibakar pada nyala api Bunsen.
* Larutan sampel sari buah sirsak yang telah disaring, direaksikan dengan reagen
Zink Uranil Asetat pada obyek gelas, kemudian dilihat bentuk kristal yang
terjadi di bawah pembesaran mikroskop.
3.9. Analisis K u a n tita tif M inum an S ari B uah S irsak H asil Sam pling
3.9.1 P en en tu an B atas Deteksi dan B atas K uantitasi Pengaw et Sam pel035
Ditimbang dengan seksama 50,0 mg pengawet standart (asam benzoat, asam
saiisilat atau nipagin). Kemudian dilarutkan dalam etanol sampai diperoleh volume
tepat 50,0 ml. Larutan ini mempunyai konsentrasi 1000 ppm. Dari masing-masing
larutan ini kemudian
- Dipipet 2,0 ml dan diencerican dengan etanol sampai volume 10,0 ml
Konsentrasi yang didapat adalah 200 ppm
- Dipipet 4,0 ml dan diencerkan dengan etanol sampai volume 10,0 ml.
Konsentrasi yang didapat adalah 400 ppm.
- Dipipet 15,0 ml dan diencerkan dengaji etanol sampai volume 25,0 ml.
Konsentrasi yang didapat adalah 6QQ ppm.
--
Dipipet 20,0 ml dan diencerkan dengan etanol sampai volume 25,0 ml.Konsentrasi yang didapat adalali 800 ppm.
Larutan-larutan diatas dan pelarut etanol sejumlah 10 |il ditotolkan pada pelat
KLT selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. Noda yang dihasilkan diukur pada alat
Densitometer dengan panjang gelombang maksimum terpilih. Kemudian dari data
t
luas area dan konsentrasi yang ditotolkan pada pelat KLT di atas didapalkan
persamaan garis lurus y = bx + a , sehingga slope garis (S) dapat ditentukan.
Selanjutnya dari kromatogram pelarut saja didapatkan data h (tinggi blanko),
sehingga standart deviasi (SB) dapat dihitung berdasarkan ru m u s ^ :
* 26 •
P a ri pereamaan-persamaan diatas, jum lah batas deteksi alat (LOD) dan jum lah
batas kuantitasi (LOQ) dapat ditentukan berdasarkan rumus03* :
C = k . s
dimana k untuk LOD - 3
k untuk LOQ = 10
3.9.2. P em b u atan K u rv a L inicritas
Larutan pengawet standart (asam benzoat, asam salisilat atau nipagin) 200
ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, 1000 ppm, 1200 ppm dan 1500 ppm
ditotolkan pada lempeng KLT, selanjutnya dikerjakan seperti 3.4. Kemudian
dihitung persamaan garis regresi dan koefisien korelasinya dengan rumus
persamaan regresi:
2 7
-riimAna a = intersept
b = slope ( kemiringan gajis )
y = luas area
x = konsentrasi zat yang ditotolkan
harga b dapat dihitung dengan rumus :
b =
Setelah diketahui mac am pcngawet yang terdapat dalam sampel, kemudian
dilimbang 4 bush sampel masing-masing lebih kurang 30 gram. 3 buah sampel
sirsak hasil sampling diberi pengawet sejumlah 0,1700%, 0,1000%, 0,0500% berat
sampel/sediaan, dan satu buah sampel tidak ditambahkan pengawet. Selanjutnya
masing-masing sampel diekstraksi tiga kali seperti butir 3.7. Semua sampel yang
ditambahkan pengawet dilakukan replikasi 3 kali. §isa penguapan dilarutkan dalam
etanol sampai volume S0,0 ml. Larutan yang didapat ditotolkan 25 til pada pelat
KLT silika gel GF1J4, juga larutan baku dengan konsentrasi yang sesuai.
Selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. sampai didapatkan noda pada pelat KLT.
Noda yang dihasilkan diukur pada panjang gelombang maksimum terpilih dengan
2 8
-kromatogram diperoleh data luas area sampel dan luas area baku.
Harga Persen Recovery dapat dihitung sebagai berik u t:
--P
_
JUAht
*061 = m T x rt
% "Recovery* - x 100 %
. K eterangan: •
= kadar pengawet yang didapatkan dalaxn sampel dengan penambahan
pengawet
C* = kadar dari baku standart
LAbi = area dari sampel tanpa penambahan pengawet
LA,p = area dari sampel dengan penambahan pengawet
LA* - area dari standart.
X = berat pengawet dalam sampel yang didapatkan kembali. ’
W = berat pengawet yang ditambahkan mula-mula.
3.9.4. Analisis Pengaw et P a la m M inum an S ari Quath Sirsak00
Sampel dalam bctol dikocok sampai homogen dan ditimbang kurang lebih 30
gram selanjutnya diekstraksi seperti pada butir 3.7. Larutan yang didapat
ditotolkan sebanyak 25 p.1 pada pelat lapis tipis silika gel OFV4 kemudian
dikerjakan sama seperti butir 3.4. disertai dengan penotolan 25 jj
.
1 larutan bakudengan konsentrasi yang sesuai. Noda yang didapat areanya pada dengan
Kadar sesungguhnya = 0 ^ x ~
-dimana : C^, = kadar pengawet dalam sampel
Ct
=
kadar larutaji bakuLA^ = area pengawet dalam sampel
LA* = area larutan baku
R * " recovery"
Untuk analisis kuantitatif, masing-masing sampel dilakukan replikasi sebanyak tiga
kali.
4. Analisis D ata
Dari data-data yang didapat berdasarkan perlakuan tersebut diatas maka dilftlculran
penentuan Koefisien Variasi dari persen "Recovery", penentuan kadar sesungguhnya
pengawet dalam sampel berdasarkan data persen "Recovery" yang diperoleh, dan
konversi kadar pengawet dalam bentuk aslinya (garamnya) yang sesuai dengan
B A B IV
HA SIL PEN ELIT IA N
1. U ji K u a lita tif A*am Benzoat, N a Benzoat, A sam S aliiilat, N ipagm .
1.1. P a n ja n g G elom bapg M aksim um
Pengamatan terhadap panjang gclombang maksimum dari larutan standart Asam
Benzoat, Asam Salisilat, dan Nipagia dengan Spektrofotometer dapat dilihat pada
gambar 1, gambar 2 dan tabel 1.
G a m b a r 1
Kurva serapan terhadap panjang gclombang dari Asam Benzoat dengan konsentrasi 5 ppm (1), Nipagin dengan konsentrasi 5 ppm (2), dengan Spektrofotometer.
4.
3 1
-G am b ar 2
Kurva scrapan terhadap panjang gclombang dari Asam Saiisilat dengan konsentrasi 20 ppm dengan alat spektrofotometer.
T abel 1: Hasil pengamatan dari larutan Asam Benzoat, Nipagin dan Asam
Saiisilat dengan alat Spektjofotometer
Standart Hasil ( A ^ Literatur (XmA^)
Asam Benzoat 226,8 nm 227,0 nm
Nipagin 256,4 nm 257,0 nm
Asam Saiisilat 302,2 nm 303,0 nm
1.2. ReaUsi P em bcjitykan w a m a
Pengamatan pembentukan wam a dari Asam Benzoat, Asam Saiisilat dan Methyl
T ab el 2 : Hasil pcmbentukan reakai wanua dari Asam Benzoat, Asam S&lisilat dan Nipagin dengan berbagai pereaksi
3 2
-Perlakuan Asam Salisilat Asam Benzoat Nipagin Keterangan 1
FeClj
ungu endapan coklat merah coklat Hasil
ungu endapon coklat merah coklat Literatur
Aqua Brom
w arns hjlang (-) wam a hilang Hasil
w am a hilang (-) wama hilang Literatur
Titik Lebur
159 °C 121 • 124 #C 125 - 128 #C Hasil
160 °C 121 - 124 °C 125 - 128 eC Literatur
1.3. R ealu i K ristal dan N ja la A pl B uruen Na*
• Nyala api Bunsen membentuk
wama hming kuat
dengan edanya ion Na*.• Reakfii dari Na* dengan pereaksi Zink Uranil Asetat sehingga terbentuk kristal
berbentuk berlian dapat dilihat pada gambar 3.
2. C a ra Pengam bilan Sam pel
Cara pengambilan sampel minuman sari buah sirsak di pasar resmi di wilayah
Surabaya Selatan sebanyak 8 sampel dapat dilibat pada tabel 3.
3 3
-T abel 3: Hasil pengambilan sampel di pasar resmi di wilayah Surabaya Selatan dengan menggunakan cara Proporsional Stratified Random Sampling
Lokasi Nama Pasar
Gayungan Gay ung sari Gayungsari 3 1 E
Lalcarsantri Lakarsantri (-)
Dukuh Pakis (-)
Wonocolo (-) •
Wiyijng (-)
-3 4 •
3. Pem ilihan P e la ru t Pengem bang
. Dalam penelitian ini telah dilakukan KLT dengan pelarut pengembang seperti
tercantum pada tabel 4 :
T abel 4 : Hasil analisis KLT dari zat Asam Benzoat, Asam Salisilat. Nipagin dengan pelarut pengembang campuran Aceton, Isopropanol, Amoniak
12% dengan berbagai komposisi
Pelarut Campuran Harga Rf
No. Aceton Isopropanol Amoniak 12% As.Benz As.Sal Nipagin
1. 6 2 2 0.44 0.65 0.69
2. 7 2 2 0.51 0.73 0.81
3. 7 2 3 0.42 0.65 0.67
4. 7 3 2 0.41 0.63 0.65
Dari berbagai macaxn komposisi pelarut pengembang diatas, maka pelarut
pengembang terpilih a d a la h :
Aceton : Isopropanol: Amoniak 12% = 7 : 2 : 2
Karena dapat memberikan pemisahan noda dari Asam Benzoat, Asam Salisilat, dan
N ipagin dengan baik.
4. P en en tu an P a n ja n g G elom bang M aksim um
Hasil pengamatan panjang gelombang maksimum dengan Densitometer dari
larutan standar Asam Benzoat, Asam Salisilat, dan Methyl p-Hidroksi Benzoat
(Nipagin) yang ditotolkan pada pelat tipis silika gel GFJ34 dan diamati pada panjang
3 5
-2'.
£i0 cl.1 . * ij l l
I .
— — ‘ 1 « .MM
. I . ' lUl
... ' < , I 1 ‘ I I
h
5
uuG am b ar 4
3 6
-1.1 . ^ M 1:1__________________________________________________________ ________ _____________________ _ _________________________________ - n . 2 * < -.1
; 0 C' o 0 J 1_|
G a m b a r S
Kurva scrapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Salisilat dalam
etanol konsentrasi 803.40 ppm diamati dengan Densitometer memberikan
3 7
-1
I’l
•** .
0.
*”
0
♦£00
* •* / oec
*
G a m b a r 6
B e n z o a t (N ip a g in ) H aiam e ta n o l d e n g a n k o n se n tr a s i 6 0 2 .4 0 p p m d ia m a ti d e n g a n
3 8
-T a b d 5 : H a s il p e n g a m a ta n d a r i A s a m b e n z o a t, A s a m S a lis ila t , d a n N ip a g in h a s il K L T d e n g a n m e n g g u n a k a n s la t D e n s ito m e te r
Pengawet
Asam Benzoat 225 am
Asam Salisilat 298 nm
Nipagin 259 nm
5 . A n a lisis K u a lita tif M in u m a n S a ri B u a h S ir ta k H a sil S a m p lin g
5 .1 . P en en tu a n H a rg a R f d an P a n ja n g G e lo m b a n g M ak sim u m
S a m p e l m im wwAn sa r i b u a h sir sa k h a s il s a m p lin g se b a n y a k d e la p a n sa m p e l
d ia n a lis is s e c a ia k u a lita tif, y a itu b er d a sa rk a n h a r g a R f d e n g a n p e la r u t p e n g e m b a n g
A c e t o n : I s o p r o p a n o l: A m o n ia k 1 2% d e n g a n p e r b a n d in g a n 7 : 2 : 2 d a p a t d ilih a t
p a d a ta b e l 6 d a n g a m b a r 7 , d a n b e rd a sa rk a n p a n ja n g g e lo m b a n g m a k sim u m d a p at
* 3 9 ■
T a b e l 6 : H a r g a R f h a s il K L T d a ri la r u ta n sta n d a rt d a n la r u ta n s a m p e l d e n g a n p e la r u t p e n g c m h a n g A c c to n : I s o p r o p a n o l: A m o n ia k 12% * 7 : 2 : 2 .
Larutan Standart /
sampel
Harga R f
Asam Benzoat 0.51
Nipagin 0.81
Asam Saiisilat 0.73
Sampel A 0.51
I Sampel B 0.51
Sampel C 0.51
Sampel D 0.51
• 40
-G a m b a r 7
P e n g a m a ta n n o d a g tan da ri A s a m B e n z o a t, N ip a g in , A s a m S a lia ila t d a n p e n g a w e t A s a m B e n z o a t y a n g a d a p a d a s a m p e l se c a r a K r o m a to g r a fi L a p is a n T ip is .
K e teran g a n :
A B - A s a m B e n z o a t
N p * N ip a g in
A S = A s a m S a lis ila t
T a b d 7 : P a n ja n g g e lo m b a n g m a k sim u m la r u ta n sta n d a rt A s a m B e n z o a t, N ip a g in , A s a m S a iis ila t d a n p e n g a w e t y a n g a d a p a d a la ru ta n s a m p e l h a s il K L T d e n g a n m e n g g u n a k a n a la t D e n s ito m e te r
4 1
-Larutan Pembanding / Harga
Sampel (nm)
Asam Benzoat 225
Nipagin 258
Asam Saiisilat 298
Sampel A 225
Sampel B 225
Sampel C 225
Sampel D 225
4 2
-£.000
i
-:ooH . *4
- kl.i'UMI
•u . , ■» M
I_X--JOu 3».i0
- -
m7 0 , r: i.i oG a m b a r 8
5 .2 . P cn cn tu a n B c n tu k G aram N a D a ri S a m p el
P e n e n iu a n b c n lu k g a r a m N a d a ri s a m p e l m e n g g u n a k a n c a r a p c w a m a a n n y a la
B u n s e n y a n g m e m b e r ik a n h a s il
wama laming kuat
y a n g s a n g a t k e n ta ra , d a n r e a k sid e n g a n Z in k U r a n il A s e ta t y a n g m e m b e r ik a n h a s il p e m b e n tu k a n k r ista l b e r tia n
s e p e r ti p a d a g a m b a r 9 , d a n ta b e l 8 .
- 4 3 •
4V -V- ■
G a m b a r 9
4 4
-T a b d 8 : H a s il p e m b c n tu k a n w a m a n y a la a p i B u n s e n d a n p e m b e n tu k a n k r ista l N a ,
dari Hampel m in im u m ftnri h u a h niraak y a n g dirrjriffiikiin d e n g a n pereakm Z in k
U r a n il A s e ta t
M erk S a m p el W a m a N y a la B u n sen B en tu k K ristal
A K u n in g ku&t K rista l b eriia n
B K u n in g ku at K ristal b eriian
C K u n in g kuat K ristal b eriian
D K u n in g kuat K ristal b eriian
E K u n in g kuat K ristal b eriian
6 . A n a lisis K u a n tita tif M in im u m S a r i B u a h S ir sa k H a sil S a m p lin g
6 .1 . P en en tu a n B a ta i D ete k si d an B a ta s K u a n tita ri A sa m B en zo a t
H a s il p e n g a m a ta n k r o m a to g r a m la r u ta n A s a m B e n z o a t d a la m c ta n o l k o n se n tr a si
5 0 .2 0 p p m , 1 0 0 .4 0 p p m , 2 0 0 .8 p p m , 4 0 1 .6 p p m , 6 0 2 .4 p p m , 8 0 3 .2 p p m d a n 1 0 0 4
p p m se r ta n o is e b la n k o (la r u ta n A s a m B e n z o a t 0 p p m ) d e n g a n D e n s ito m e te r p a d a
4 3
-Kurva tinpoi puacak kromalogram Asam Benzoat dengan konaentian 50.20 ppm (1), 100.40 ppm (2), 200.80 ppm (3), 401.60 ppm (4), 602.40 ppm (5), 803.20 ppm (6), dan
I 4 6
-Kurva tinggi puncak kromatogram noise blanko (ctanol) dengan Densitometer pada k mAt
H a s il p cn gftirm tan t in g g i p u n c a k k r o m a to g r a m A s a m B e n z o a t d a la m p ela ru t
e ta n o l p a d a g a m h a r 1 0 Han tin p p i p u n ca k k r o m a lo g r a m n o is e b la n k o p a d a g a m h a r
11 d a p a i d ilih a t p a d a ta b e l 9 .
T a b e l 9 : K a d a r la iu ta n A s a m B e n z o a t p a d a K L T d a n tin g g i p u n c a k k r o m a to g r a m y a n g d iu k u r d a r i h a s il p e n g u k u r a n d e n g a n D e n s ito m e te r
4 7
-Kadar (y g ) Tinggi Puncak
Kromalogram
0.000 0.8
0.502 1.0
1.004 12
2.008 23
4.016 4.6
6.024 6 3
8.032 7.9
10.042 8.7
r “ 0 .9 9 2 8 B - 0 . 8 5 5 9 A " 0 .7 1 6 3
P e rsa m a a n r e g r e s i y « B x + A
• 4 8 .
L O D = * - ^
h /S
-
k~
t~
_» 0 . 8 / 5 0 . 8559
= 0.5608 |ig
L O Q = ^
= 1 0 ° ' g / 5
0 . 8559
1.8694 fig
d im a n a : L O D = B e ta s D e tc k s i
L O Q = B a ta a K u a n tita a i
k ■= k o n sta n ta ; 3 u n tu k L O D
10 u n tu k L O Q
h = t in g g i b la n k o
- 4 9
6 .2 . P a m b u a ta n K u rv a L tn la rita s A sam B en zo a t
H a s il p e n g a m a ta n k r o m a to g r a m d a n a r e a la ru ta n A s a m B e n z o a t d a la m e ta n o l
H m gftti k o n se n tr a s i 2 0 0 .0 0 p p m , 4 0 0 .0 1 p p m , 6 0 0 .0 1 p p m , 8 0 0 .0 2 p p m , 1 0 0 0 .0 2
p p m , 1 2 0 0 .0 2 p p m , d a n 1 5 0 0 .0 2 p p m d iu k u r d e n g a n D e n s ito m e te r p a d a 2 2 5
n m d a p a t d ilih a t p a d a g a m b a r 1 2 .
, **CM3L
1 .
- 1*1, n 1.
__ I . I. OM
--
h , 4m'ii n • r * i «
G a m b a r 12
K r o m a to g r a m d a n a r e a d a ri A s a m B e n z o a t k o n se n tr a s i 2 0 0 .0 0 p p m ( 1 ) , 4 0 0 .0 1 p p m ( 2 ) , 6 0 0 .0 1 p p m ( 3 ) , 8 0 0 .0 2 p p m ( 4 ) , 1 0 0 0 .0 2 p p m ( 5 ) , 1 2 0 0 .0 2 p p m ( 6 ) , d a n 1 5 0 0 .0 2 p p m
• 51 •
x Se
rlbu
Kadar
G a m b a r 13
K u r v a L in ie r ita s a n ta ra k a d a r d a n a re a d a r i A s a m B e n z o a t d cn g p n p e r h itu n g a n r e g r e s i
7. P en en tu a n P er sen " R eco v ery ”
H a s il P e n g a m a ta n p e n e ta p a n k e m b a li A s a m B e n z o a t d a la m m in u m a n sa r i b u a h
sir sa k d a p a t d ilih a t p a d a ta b e l 1 1 , a ed a n g k a n ham l p e n g a m a ta n k m m n tn g r a m d a n area
d a ri A s a m B e n z o a t se r ta sta n d a r d a p a t d ilih a t p a d a g a m b a r 1 4 , g a m b a r 1 5 , g a m b a r
5 3
-< X
«x
U J CL. <£
C ' t - l ,,‘ i ^ > l , ‘i
T» !•»!•> tf>f U •♦».* (—* 17, * 1> I'TOi
—<M r i n ^ — Or-<'■ u ' *£•
CC*I
G a m h a r 14
Kromatogram dan area dari sampel dengan replikast 3 kali (1,2,3), blanko (4) dan baku
5 5
-_ 0. 40'i
*
*'V« ’I
>*.• >| I M » t4 1*4 <1 | I • l.-I.M •! .*1... ♦
| >H>|. .'I'lJt
Ij , MIJ M
- 0 .2 0 t i L _
t . G
•0* Ji'in 1 MM. M \ JV 4 M
I . » .nn
I III *1' I
G a m h a r 16
-- 3 7
8 . P en eta p a n K a d a r P en g a w et D a la m S a m p el M in u m a n S a r i B u a h S ir ta k
H a s il p c n g a m a ta n p e n e ta p a n k a d a r A s a m B e n z o a t d a la m s a m p e l m in u m a n sa ri
b u a h s ir s a k d a p a t d ilih a t p a d a ta b e l 1 2 , k r o m a to g r a m d a n a r e a A s a m B e n z o a t d a p at
d ilih a t p a d a g a m b a r 1 8 , g a m b a r 1 9 , g a m b a r 2 0 , g a m b a r 2 1 , g a m b a r 2 2 , g a m b a r 2 3 ,
g a m b a r 2 4 d a n g a m b a r 2 5 .
T a b d 1 2 : H a s il p e n e ta p a n k a d a r A s a m B e n z o a t d a la m s a m p e l m in u m a n sa r i b u a h g irsa k d e n g a n b e r b a g a i m e r k (d in y a ta k a n d a la m g r a m % b o b o t p e r b o b o t) d e n g a n r e p lik a s i 3 k a li
M erk K&ndung&n
K adar (•/•)
S D
1 2 3 rata-rata
A A sa m B e n zo a t 0 ,0 5 9 2 0 ,0 5 7 7 0 ,0 6 4 4 0 ,0 6 0 4 3 ,5 1 6 2 .1 0 *
B A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 0 9 0 ,0 1 9 8 0 ,0 1 8 6 0 ,0 1 9 8 1 ,1 5 0 4 .1 0 °
B A sa m B e n zo a t 0 ,0 1 7 6 0 ,0 1 9 4 0 ,0 1 9 0 0 ,0 1 8 7 9 ,4 5 1 6.1 0'*
C A sa m B e n zo a t 0 ,0 1 9 9 0 ,0 1 9 7 0 ,0 1 8 3 0 ,0 1 9 3 8 .7 1 7 8 .1 0 -4
D A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 3 4 0 ,0 2 3 4 0 ,0 2 9 6 0 ,0 2 5 4 3 ,5 7 9 6 .10*
D A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 3 9 0 ,0 2 3 2 0 ,0 2 2 9 0 ,0 2 3 3 5 ,1 3 1 6 .1 0 *
E A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 5 8 0 ,0 2 4 3 0 ,0 2 1 5 0 ,0 2 3 9 2 ,1 82 5 .1 0-*
3 8
-I:. 1*111 *
l . 600.
t .COO_
0 . iiOOL_
n . 400.
O. 00H_ ki- p u ■
u
1
i
M . I>1*9 . *t
i > - - l ... t
* l-1 ■ i <1 • I;
J ... M l I . « U • • • * t
• i I »>*. l« 4 l*»i . t . II *f «• • • M«
-u . 20
3 . 0 M
G am b ar 18
Kromatogram dan area dari sampel meric A dengan replikasi 3 kali (1*2,3) dan baku (4)
5 9
-1 0__
1
1 . jLUl
u . :jmi
H . . j liu-l
■ I I I
! '■
\
MiM „ Hlil **>• •u -u
-M . .’ill t_ ___ __ _ .. -n .
“* 4. 0 1 i h i. ti | 1 v « , 0
3 . -l i t > t. >t i - i
G a m b a r 1 9