• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEHGAWET PADA MINUMAN SARI BUAH SIRSAK OALAM KEMASAN BOTOL GELAS VANG BEREOAR 01 PASAR RESMI 01 WILAYAH SURABAYA SELATAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPISAN TIP IS -D EN S ITO M ETR I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PEHGAWET PADA MINUMAN SARI BUAH SIRSAK OALAM KEMASAN BOTOL GELAS VANG BEREOAR 01 PASAR RESMI 01 WILAYAH SURABAYA SELATAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPISAN TIP IS -D EN S ITO M ETR I"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

fcfc

i H I L I K 1 ,

!

W 'V

r W '.H I F f

J<s$

s k r i p s i

'™ r :

:

t

*

vte

- •■

A

W H E N Y U T O Y O

ANALISIS PEHGAWET PADA MINUMAN

SARI BUAH SIRSAK OALAM KEMASAN BOTOL GELAS

VANG BEREOAR 01 PASAR RESMI 01 WILAYAH

SURABAYA SELATAN DENGAN METODE

KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS-DENSITOMETRI

F A K U L T A S F A R M A S 1 U N 1V E R S 1T A S A IR L A N G G A S U R A B A Y A

(2)

ANALISIS PENGAWET PADA MINUMAN

SARI BUAH SIRSAK DALAM KEMASAN BOTOL GELAS

YANG BEREDAR DI PASAR RESMI DI WILAYAH SURABAYA SELATAN

DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS - DENSITOMETRI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir mencapai

gelar Saijana Farmasi pada Fakultas Fannasi

Universitas Airlangga

1995

Oleh :

Wheny Utoyo

058911121

Disetujui oleh pembimbing

(3)

K A T A P E N G A N T A R

Segala puji, hormat dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan karunianya sehingga tugas akhir ini dapat kami selesaikan. Sebab

segala hikmat, nikmat dan kepandaian hanya bersumber dari padaNya.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan rasa penghargaan dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya k e p a d a :

- Ibu Dra. Sri Poedjiarti, MS sebagai pembimbing kami yang telah dengan sabar dan

penuh pengertian memberikan dorongan, bimbingan, dan pengarahan dalam penelitian

dan penyusunan naskah tugas akhir ini.

- Bapak Drs. Soebahagiono sebagai pembimbing kami yang dengan penuh kesabaran

dan kesungguhan telah betkenan membimbing, mengarahkan dan memberi dorongan

kepada kami dalam penyelesaian tugas akhir ini.

- Bapak Drs. Harjana, Mac sebagai kepala Laboratorium Analisis Faimasi yang telah

berkenan memberikan sarana yang kami perlukan.

- Seluruh do sen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempumaan

skripsi ini.

- Ibu Dra. Budi Suprapti sebagai dosen wali kami yang telah dengan sabar dan penuh

pengertian memberikan dorongan semangat, bimbingan, dan pengarahannya.

- Laboran Laboratorium Analisis Fannasi dan laboran Laboratorium Instrument

Fakultas Fannasi Universitas Airlangga yang telah membantu kami selama proses

penelitian.

- Kedua orang tua, kakak serta adik kami yang telah ikut membantu dan memberikan

(4)

- Semua gahnVmt dan ralnm-relnm baik dalam lingVimgan Vflmpns maiipim linglcungan

terdekat kami yang turut serta memberikan dorongan semangat, kami ucapkan terima

Akhimya, skripsi ini kami persembahkan kepada Almamater tercinta Fakultas

Fannasi Universitas Airlangga dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Januari 1995

(5)

DAFTAR ISI

1.2..Keuntungan penggunaan pengawet Icimia ...

- 5 .

1.3. Kerugiaa penggunaan pengawet k i m i a ... - 6 ­

2. Tinjauan tentang pengawet yang ada pada minuman sari buah sirsak ... . 6

2.1. Asam B e n z o a t... 6

2.2. Natrium Benzoat ... 7

2.3. Asam Salisilat ... ... 8

(6)

2.4. Methyl p-Hidroksi Benzoat (Nipagin) ... - 9

3. Tinjauan tentang minuman sari b u a h ... >10 4. Tinjauan tentang ekstraksi ...- 11

4.1. Teori dasar ...- 11

4.2. Ekstraksi terhadap sampel minuman sari buah s i r s a k ... - 13

5. Tinjauan tentang Kromatografi Lapisan Tipis ... -1 3 6. Tinjauan tentang D ensitom etri... - 14

6.1. Analisis Kualitatif dengan Metode Densitometri ... - 16

6.2. Analisis Kuantitatif dengan Metode Densitometri ... - 16

7. Tinjauan Tentang Metode Pengambilan S a m p e l... - 17 3.1.1. Uji Kualitatif Terhadap Asam Benzoat ... - 21

3.1.2. Uji Kualitatif Terhadap Asam Saiisilat ... >21 3.1.3. Uji Kualitatif Terhadap Methyl p-hidroksi Benzoat (Nipagin) ... - 21

3.1.4. Uji Ion Na* Dalam Bentuk Garam Benzoat ... - 21

3.2. Pengambilan S a m p e l...- 22

3.2.1. Penelitian Lapangan dan Pencarian D a t a ...>22 3.2.2. Teknik S a m p lin g ... - 22

(7)

3.4. Pemilihan fase mobil / pelaiut p c n g e m b a n g ... 23

3.5. Teknik Penampak N o 4 a ... 24

3.$. Pemilihan Panjang Gelombang m a k sim u m ... 24

3.7. Ekstraksi S a m p e l... 24

-3.8. Analisis Kualitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil S a m p lin g ... 24

-3.8.1. Penentuan Harga R f dan Panjang Gelombang Maksimum (Amgiy) Sampel... 24

3.8.2. Penentuan Bentuk Garam Jenis Pengawet Sampel . . . 25

-3.9. Analisis Kuantitatif Minuman Sari Buah Sirsak . Hasil Sampling . . . '... 25

-3.9.1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Pengawet S a m p e l... 25

-1. Uji Kualitatif Asam Benzoat, Na Benzoat, Asam Saiisilat, N ip a g in ... 30

1.1. Panjang Gelombang M aksim um ... 30

1.2. Reaksi Pembentukan w a m a ... 31

1.3. Reaksi Kristal dan Nyala Api Bunsen Na+ ... 32

(8)

3. Pemilihan Pelarut Pengembang ... 34

4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 34

-5. Analisis Kualitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil Sampling ... 38

5.1. Penentuan Harga R f dan Panjang Gelombang Maksimum . 38 5.2. Penentuan Bentuk Garam Na Dari Sampel ... 43

-6. Analisis Kuantitatif Minuman Sari Buah Sirsak Hasil Sampling ... 44

-6.1. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Asam B e n z o a t... 44

6.2. Pembuatan Kurva Linieritas Asam B e n z o a t... 49

7. Penentuan Persen "Recovery" ... 51

-8. Penetapan Kadar Pengawet Dalam Sampel Minuman Sari Buah S irsa k ... 57

9. Analisis Data ... 66

-9.1. Penentuan Koeflsien Variasi Data Persen "Recovery" Dari Asam Benzoat... 66

(9)

L A M PIR A N ... ... 81

(10)

-D A .F T A R G A M B A R

Gambar HoJoman

1 : Kyn® serapan terhadap panjang gelombang dari Asam Benzoat dengan konsentrasi 5 ppm (1), Nipagin dengan konsentrasi 5 ppm (2), dengan

Spektrofotomcter... 30

-I

: Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari Asam Saiisilat

dengan konsentrasi 1% dengan alat spektrofotomcter... - 31 •

3 : Bentuk Igristal dari basil reaksi larutan baku yang mengandung

Na+ yang direaksikan dengan pereaksi Zink Uranil Asetat... - 32 ■

4 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Benzoat dalam etanol dengan konsentrasi 602,40 ppm diamati dengan Pensitom ater memberikan

kmAf 22$

n m . ... - 35

5 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Saiisilat dalam etanol dengan konsentrasi 803.40 ppm diamati dengan Densitometer memberikan A ^ 298 nm ... -3 6

6 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart

Methyl p-Hydroksi Benzoat (Nipagin) dalam etanol dengan konsentrasi 602.40 ppm diamati dengan Densitometor memberikan Amik# 259 nm. - 37

7 : Pengamatan noda standart Asam Benzoat, Nipagin, Asam Saiisilat dan pengawet Asam Benzoat yang ada pada sampel sccara

Kromatografi Lapisan Tipis... -4 0

8 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart

Asam Benzoat dengan larutan sampel yang diamati dengan Densitometer pada A 200-400 nm ... - 42

9 : Contoh Bentuk kristal dari Na sampel yang direaksikan dengan Zink Uranil Asetat yang dilihat dengan mikroskop dengan

pembesaran 25 k a l i ... -4 3

10 : Kurva tinggi puncak kromatogram Asam Benzoat dengan konsentrasi 50.20 ppm, 100.40 ppm, 200.80 ppm, 401.60 ppm, 602.40 ppm,

803.20 ppm, dan 1004 ppm dengan Densitometer pada A ,,^ 225 nm.... - 45 ■

I I : Kurva tinggi puncak kromatogram noise blanko (larutan Asam

(11)

12

: Kromatogram dan area dari Asam Benzoat konsentrasi 200.00 ppm, 400.01 ppm, 600-01 ppm, 800.02 ppm, 1000.02 ppm, 1200.02 ppm,

dan 1500.02 ppm dengan Densitometer pada A ^ 225 nm ... - 49 •

*

: Kurva Linieritas antara kadar dan area dari Asam Benzoat dengan

perhitungan regresi... ... 51

-: Kromatogram dan area dari sampel dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 15.0010 m g yang diukur dengan Densitometer

pada Amito 225 nm ... 53

-: Kromatogram dan area dari sampel dan blanko dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 30.8992 m g yang diukur dengan Densitometer pada 225 nm ... 54

-: Kromatogram dan area dari sampel dengan replikasi 3 kali dengan penambahan pengawet 49.9964 mg yang diukur dengan

Densitometer pada A , ^ 225 nm ... 55

-: Kromatogram dan area dari larutan baku dengan kadar 2,0001 tig,

4.0001 [ig, 6,0001 n g dan 15,0002 (xg yang diukur dengan Densitometer <Jengan A ^ 225 nm... 56

-: Kromatogram dan area dari sampel merk A dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer

pada AmillB 225 r a n . ... - 5 8 ­

: Kromatogram dan area dari sampel merk B dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada

AmaM 225 nm... 59

-: Kromatogram dan area dari sampel merk B yang lain dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer

pada A ^ 225 nm ... 60

-: Kromatogram dan area dari sampel merk C dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada

A ^ , 225 n m . ... 61

-: Kromatogram dan area dari sampel merk D dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada

A^nv. 225 n m . ... 62

-: Kromatogram dan area dari sampel merk D yang lain dengan replikasi masing-masing 3 kali yang diukur dengan Densitometer

(12)

-24 : Kjomatograxn dan area dari sampel merk E dengan replikasi masiflg-masijng 3 kali yang diukur dengan Densitometer pada A,w^ 225 nm ...

25 : Kromatogram don axes dari sampel merk 5 yajag lam dengan replikasi masmg-mpsing 3 kali yang diukur dengan Densitometer pad|a A**, 225nm...

i ■ 64

(13)

-D A F T A R T A B E L

Tabel . Halaman

1 : Hasil pengamatap dari larutan Asam Benzoat, Nipagin dan

Asam Salisilat dengan alat Spektrofotometer...• 31 •

2 : Hasil pembentukan reaksi wama dari Asam Benzoat, Asam

Salisilat dan Nipagin dengan berbagai pereaksi...• 32

-3 : Hasil pengambilan sampel di pasar resmi di wilayah Surabaya

Selatan dengan menggunak&n cam Proporsional Area Random Sampling.. 33

-4 : Hasil analisis KLT dari zat Asam Benzoat, Asam Salisilat.

Nipagin dengan pelarut pengembang campuran Aceton, Isopropanol,

Amoniak 12% dengan berbagai komposisi...- 34 ■

5 : Hasil pengam&tan Am)k, dari Asam benzoat, Asam Salisilat, dan

Nipagin hasil KLT dengan menggunakan alat Densitometer... • 38

-6 : Harga R f hasil KLT dari larutan standart dan larutan sampel dengan pelarut pengembang Aceton : Isopropanol:

Amoniak 12% = 7 : 2 : 2 ...* 39

-7 : Panjang gelombang maksimum larutan standart Asam Benzoat, Nipagin, Asam Salisilat dan pengawet yang ada pada larutan sampel

hasil KLT dengan menggunakan alat D ensitom eter... - 41 •

8 : Hasil pembentukan warna nyala api Bunsen dan pembentukan kristal Na, dari sampel minuman sari buah sirsak yang

direaksikan dengan pereaksi Zink Uranil Asetat... - 44 •

9 : Kadar larutan Asam Benzoat pada KLT dan tinggi puncak

kromatogram yang diukur dari hasil pengukuran dengan Densitometer... - 47 *

10 : Hasil pengamatan Asam Benzoat dengan berbagai kadar pada

KLT dan area hasil pengukuran dengan menggunakan Densitometer... - 5 0 ­

11 : Hasil penetapan kembali metode ekstraksi Asam Benzoat yang ditambahkan dalam inhum an sari buah sirsak

(persen "Recovery"), ratarata dan Standard Deviasi... 52

-12 : Hasil penetapan kadar Asam Benzoat dalam sampel minuman sari buah sirsak dengan berbagai merk (dinyatakan dalam gram %

(14)

13 : Hasil perhitungan koefidien variasi (KV) dari Persen "Recovery"

Asam Benzoat dengan berbagai kadar... *66*

14 : Hasil penetapan kadar pengawet yang sesungguhnya dalam sampel minuman sari buah sirsak dan perhitungan dalam bentuk

(15)

$8-PA FTA JR L A M P IR A N

Lampiran Halaman

1. Coatoh perhitungan persen perolehan kembali ("Recovery')... 81

2. Coatob perhitungan kadar pengawet dalam sari buah sixsak... 83

-3. Tabel koefisien korelasi (r) pada derajad kepercaya&n 5% dap

\%

... 84

-4. PerMenKcs R I Nomor 722/Menke$/Per/IX/8$ tentang

bahan tambahan makanan.... ... ■ 85

-$. Paftar Pasar Resmi yang dikelola oleh Pemda Kotamadya

Daerah Tingkat U Surabaya... 87

(16)

-P E N D A H U L U A N

UAB I

X. I^ ita r B clakang M asalah

Dalam era globalisasi saat ini dimana segala sesuatu dapat dijongkau dengan cepat

dan mudah, perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dibidang industri melaju

juga dengan cepat. Tidok terkecuali industri pengolahan makanan dan minuman,

dengan iklan-iklannya yang menarik yang dimuat dalam media massa, dimana banyak

produksi makanan dan minuman bermunculan dengan bennacam-macam kemasan dan

bentuk sediaan. Hal ini tangsung maupun tidok langsung dapat merangsang

masyaxakat untuk membclinya, karena selain menarik baik wama, gambar dan

wadahnya, juga harganya relatif murah. Tetapi macam-macam produk makanan dan

minuman tersebut selain menarik, juga harus aman bagi konsumen.

Selamapmses pembuatan, penyimpanan sampai beredar kepada konsumen banyak

faktor yang dapat meiusak makanan dan minuman. Diantaxanya yaitu bakteri, jam ur,

kuman penyakit seperti golongan Coli.suhu, kelembaban, cahaya, dan tekanan. Untuk

menjaga kestabilan mutu makanan dan minuman ini, maka perlu dilakukan

pengawotan.(u)

Ada beberapa cara dalam proses pcngawetan makanan dan minuman, misalnya

dengan cara pemanasan yang berupa sterilisasi dan pasteurisasi, pendinginan,

pengeringan, pengasapan, penyinaran dan penambahan bahan kimia. Cara pengawetan

dengan penambahan bahan kimia merupakan cara pengawetan yang sering dilakukan,

karena cara ini relatif lebih murah dan nilai gizi makanan dan minuman relatif tidak

(17)

I

-mempunyai batas waktu tertentu, sebab pengawet hanya menghambat tumbuhnya

mikroorganisme dan bukan mematikan mikroorganisme, inipun tidak semuanya dapat

dicegah. Yang perlu diperhatikan adalah zat kimia sebagai pengawet tidak diartikan

sebagai pengganti kebersihan dalam proses produksi makanan dan minuman.w

Sehubungan hal tersebut di atas maka penggunaan pengawet harus diawasi dengan

ketat, karena selain mempunyai sifat-'sifat yang menguntungkan, sifat pengawet ada

juga yang merugikan, misalnya dapat mcnimbulkan rasa mual dan muntah,

menjmbulkan alergi pada orang-orang tertentu, sifat toksik dan dapat menimbulkan

kajaker pada pemakaian yang tidak tepat dan dalam dosis yang tidak terkontrol.( u ’3)

Makanan dan minuman yang biasa diawetkan dan dikonsumsi masyarakat adalah

sirop, ekstrak kopi cair, minuman ringan, minuman anggur beralkohol, kecap, jem ,

selai, acar, asinan sayur, manisan buah, sosis, gelatin, keju, komet, daging, udang

beku, margarin dan terasi.(5)

Akhir-akhir ini di Surabaya sangat banyak beredar minuman sari buah yang

konsumennya dari segala lapisan masyarakat. Minuman tersebut dijual dalam

botol-botol berukuran sedang dengan nama dan jenis yang bennacam-macam,

diantaranya yaitu minuman sari buah sirsak. Minuman ini terdiri dari berbagai merk

dan sangat disukai masyarakat. Peredarannya sangat luas, mulai dari toko m a k an a n

minuman, waning minum, depot-depot, dijajakan dengan kereta dorong dan pada

umumnya banyak terdapat di pasar-pasar. Harga m in u m a n tersebut rclatif murah, yaitu

sekitar Rp. 350 - 750 /botol, tergantung pada merknya. Pada produk-produk dari

minuman ini ada yang sudah mencantumkan nomor pendaftaran dari Depart emeu

(18)

miniinym sari buah ini dibuat oleh industri nunah tangga, yang banyak terdapat di

Surabaya dan sekitamya, dimana syarat-syarat kebersihan bahan-bahan yang

ditambahkan dan kesehatannya masih diragukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang

berupa wawancara pribadi, produk minuman ini dapat bertahan sampai ± 7 bulan.

Sehingga besar kemungkinan, produk minuman ini ditambahkan pengawet.

M enurut P eraturan M enteri K esehatan R epublik Indonesia

No.722/Menkes/per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan, pengawet untuk

minuman ringan dan sari buah adalah asam benzoat, K/Ca/natrium benzoat, metil

p-hidroksi benzoat dan propil p-hidroksi benzoat/35 Disamping itu berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya, penyalahgunaan asam saiisilat sebagai pengawet

yang dilarang oleh pemerintah masih sering terjadi.0^

Untuk produk-prpdukyang beredarperlu suatu pengawaaan/Quality Control, yaitu

meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan untuk

menentukan kadar pengawet asam benzoat, natrium benzoat, asam saiisilat dan nipagin

adalah KLT - Densitometri. Hal ini disebabkan metode ini masih jarang digunakan

untuk suatu analisis khususnya pengawet, sensitifitasnya tinggi, dan pelaksanaannya

relatif mudah.

Sampel minuman sari buah sirsak diambil dari pasar-pasar resmi yang menjual

produk tersebut di wilayoh Surabaya Selatan. Hal ini disebabkan pada wilayah

tersebut lebih banyak terdapat pasar yang menjual sampel tersebut, sehingga

penyebaran sampel minuman sari buah sirsak diharapkan menjadi lebih merata.

Pengambilan sampel dilakukan secara " proportional stratified random sampling ”

pada pasar-pasar tersebut di atas. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah tidak

(19)

-diperlukannya daftar dari geluruh unit populasi tetapi cukup daftar dari unit populasi

dalam area yang terpilih.m

2. P erm asalahan

Berdasarkan lataj belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka timbul

permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

- Jenis pengawet apa yang terdapat pada minuman sari buah sirsak yang beredar f

di pasar-pasar resmi di wilayah Surabaya selatan.

- Apakah kadar pengawet dalam sari buah tersebut sudah memenuhi persyaratan

yang ditetapkan pemerintah.

3- T u j u a n P e n e li t i a n

P ari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

mengetahui jenis dan kadar pengawet yang ditambahkan pada minuman sari buah

sirsak yang beredar di pasar-pasar di wilayah Surabaya selatan dengan menggunakan

metode Densitometri. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

sampai sejauh mana produk tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

pemerintah, dalam hal ini pcraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.722/MenKes/IX/88 Tentang bahan tambahan makanan, khususnya pengawet.

(20)

-BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. T in jau an Um um T entang Pengaw et

1.1. C a ra um um pengaw etan m akanan

Cara pengawetan makanan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua cara

yaitu <g,9):

1.1.1. Pengaw etan ta n p a penam b ah an b ah an pengawet

Pengawetan dengan cara ini dapat dilakukan dengan pemanasan, pendmginan,

radiasi dan mcnghilangkan udara (vakum) dengan mctode-metodc tertentu.

1.1.2. Pengaw etan dengan cara penam bahan bahan pengaw et

Bahan pengawet yang ditambahkan dapat berupa pengawet dari alam misalnya

gar am dapur, asam asetat, asam laktat, asam askorbat, asam sitrat, rempah-rempah,

minyak atsiri atau bahan pengawet kimia. Tetapi pada umumnya bahan atau zat

yang ditambahkan ke dalam makanan merupakan bahan kimia. Penambahan bahan

pengawet dapat bersifat fungistatik atau bakteriostatik.

1.2. K euntyngan penggunaan pengawet kim ia (1,10)

- Mendapatkan makanan, minuman dengan nilai gizi yang relatif tidak mengalami

perubahan.

- Praktis karena tanpa proses pemanasan atau pendinginan.

(21)

■ 6

-1.3. K cnigtan pcnggunaan pengawet kim ia (l,10)

- Dapat menimbulkan efek toksis karena hasil peruraian pengawet.

- Daya pengawetannya terbatas.

- Kadang-kadang dapat memberi rasa yang kurang enak.

• Dapat menimbulkan kanker.

- Dapat menimbulkan alergi pada orang tertentu.

2.

T in jau an tentang pengaw et yang ad a p ad a m inum an sari buah sirsak

Rumus molekul : C7H60 2

Berat molekul : 122,1

Sifat fisika - ldm ia

Merupakan kristal putih berbentuk sisik atau jarum , tidak berbau atau sedikit

berbau benzaldehid, titik lebur pada suhu 121 - 124 °C <SM3'U).Larut dalam 350

bagian air, dalam 20 bagian air panas, dalam 3 bagian eter, dan sangat mudah larut

dalam aseton serta minyak. Kelarutannya akan bertambah dengan adanya asam sitrat

atau asam asetat01,13). Larutan asam benzoat dalam etanol memberikan serapan

maksimum pada panjang gelombang 272 nm (A ,1 73).°J>

Sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan jam ur dan bakteri. Pada 2.1. A sam

Benzoat

Rumus bangun

(22)

makanan atau minuman yang bersifat asam pH < 4, daya kerja asam benzoat

seb ag ai bahan pengawet sangat efektif, sedang pada makanan dengan pH 3,5

keefektifitasonnya sebagai pengawet adalah IQ kali lebih kuat daripada makanan

dengan pH 7, sedang pada makanan yang sangat asam efektifitasnya adalah 100 kali

lebih kuat daripada dalam makanan yang bersifat basa.<l,J,11>

Asam benzoat digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan minuman,

dengan kadar pemakaian yang diijinkan adalah 600*1000 mg/kg makanan.(5)

Sebagai contoh makanan dan minuman yang menggunakan asam benzoat

sebagai bahan pengawet antara lain sari buah, jeli, jem , sirup, minuman ringan dan

manisan.(5>

1.1.

N atriu m Benzoat (lU2-1J-U)

Rumus bangun

COONa

' 7

-Rumus molekul : C7H50 2Na

Berat molekul : 144,1

S ifat fisika - kim ia

Natrium Benzoat merupakan serbuk atau kristal yang berwama putih, berbau

atau hampir tidak berbau, rasa kelat dan agak manis. Mempunyai titik leleh 122,4°C.

Mudah larut dalam air, larut dalam 90 bagian etanol 95%, mudah larut dalam

(23)

Natrium benzoat mempunyai daya hambat optimum pada sediaan dengan pH

4,5 atau lebih rendah. Lebih besar dari pH 4,5 daya antimikrobanya berkurang.

Sedangkan aktifitas antimikrobanya tergantung pada konsentrasi asam benzoat yang

tidak terdiaosiasi0,13) Pembcrian dengan dosis besar akan dapat menyebabkan rasa

mual dan muntah-muntah0,,u).Bersifat kurang mengiritasi dibonding asam benzoat.

Digunakan sebagai pengawet pada makanan dan mainuman dengan kadar

pemakaianyang diizinkan adalah 600-1000 mg/kg(3).Digunakon untuk mengawetkan

antara lain pekatan sari buah, minuman anggur beralkohol, anggur buah,.jem, saos

tomat dan minuman ringan.

2.3. Asam S a iisila t<aM1J)

Rumus bangun

8

-COOH •

Rumus molekul : C ^ O j

Berat molekul : 138,1

Sifat Fisika - K im ia

Merupakan hablur ringan, tidak berwama atau serbuk berwama putih, hampir

tidak berbau, rasa agak manis dan tajam. Larut dalam air 1:550, dalom alkohol 1:4,

mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonium

asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P^calium sitrat dan natrium sitrat P.

(24)

serapan maksimum 300 nm ( E 1%, 1 cm 260 ), dalam larutan asam sulfat 0,1 N

memberikon serapan maksimum 302 nm ( E 1%, 1 cm 259 ) dan dalam larutan

methanol memberikon serapan maksimumpada 298 nm (A^ = 170b). Biasa

digunakan untuk sediaan Iuar karena bersifat baktcriostatik dan fungisidal serta

mengiritasi lambung.00

2.4. M ethyl p-H idroksi Benzoat (N ipagin)011213)

Rumus bangun :

■ 9

-Rumus molekul : CgH g0 3

Berat molekul : 152.1

Sifat Fisika - K im ia

Merupakan kristal tidak berwama atau serbuk kristal, tak berbau atau dengan

bau enak, kurang berasa atau menghasilkan sensasi terbakar pada mulut dan lidah

cjiikuti dengan anestesi lokal. Suhu lebur 125-128 °C.

Kelarutan : 1 dalam 400-500 air, 1 dalam 20 air panas, 1 dalam 3-3,5 alkohol, 1

dalam 3 aseton, 1 dalam 40 kloroform, 1 dalam 10 ether, 1 dalam 3 propilenglikol,

1 dalam 60 gliserol hangat, memberikan larutan jem ih pada pendinginan, sukar larut

dalam karbon tetraklorida, bebas larut dalam metil alkohol dan larutan alkali

hidroksida. Larutan nipagin dalam etanol memberikan serapan maksimum pada

(25)

Nipogin sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan jam ur, bakteri dan

beberapa ragi. Digunakan sebagai bahan pengawet poda makanan dan minuman

dengan kadar pemakaian yang diijinkan adalah 250-1000 mg/kg bahan.(5)

3. T in jau an ten tan g m inum an sari b u ah a3,26)

M in u m an sari buah secara u m n m adalah buah-buahan segar yang sudah masak

dap belum memudar wamanya yang diambil sarinya dengan cara penyaringan dari

hasil remasan buah-buahan tersebut. Hasil penyaringan tersebut kemudian dilarutkan

/ diencerkan dengan larutan yang terdiri dari air, gula, pengawet dan bila perlu air

kapur sirih.

Bahan pengawet yang lazim digunakan asam benzpat dengan batas kadar

pemakaian sebesar 600 mg/Kg sebagai minuman ringan dan 1000 mg/Kg sebagai

pekatan sari buah.

Minuman sari buah banyak disukai masyarakat, hal ini disebabkan antara lain :

- banyak mengandung nilai gizi dan vitamin.

- sediaannya praktis.

- cocok untuk orang yang ingin berdiet makanan.

- tersedia diberbagai tempat.

- mempunyai harga yang bervariasi, dari yang murah sampai yang relatif mahal

(26)

-4. T in jau an ten tan g ekstraksi

4.1. T oon d asar (1<,17>

Prinsip umum dari proses ekstraksi adalah hukum distribusi / partisi yang

menyatakan bila ke dalam suatu sistem yang terdiri dari dua macam cairan yang

tidak saling campur ditambah zat yang dapat larut dalam kedua pairan tersebut

dengan perbandingan yang tetap pada suhu tertentu.

Bila C, dan C2 adalah konsentrasi zat dalam kedua cairan tersebut maka dapat

dituliskan C /C j = K, dimana K adalah koefisicn distribusi / partisi. Harga K didapat

dengan membandingkan kelorut&n zat di dalam pelarut pertama dengan pelarut

kedua pada suhu yang sama. Harga ini spesifik untuk setiap zat/solut, pasangan

pelarut/pasangan solven, suhu. Oleh karena itu harga K ini dapat digunakan sebagai

pcdomon pemilihan cairan pengekstraksi.

Kesempumaan hasil ekstraksi ini disamping tergantung pada koefisien partisi

juga dipengaruhi oleh volume cairan, berapa kali ekstraksi ini dilakukan dan

waktu/lama ekstraksi dilakukan. Hasil ini dapat digambarkan sebagai b e rik u t: Bila

W0 gram zat dilarutkan dalam V m l air dan diekstraksi dengan pelarut organik yang

saling tidak campur sebanyak S ml sehingga bcrat zat yang tcrsisa dalam fasa air

setelali satu kali ekstraksi adalah W t gram, maka konsentrasi zat dalam fasa air

adalah : W,/V gram /ml, dan konsentrasi dalam pelarut organik adalah

(27)

setelah dua kali ekstraksi

W 'v v

*

dimana W berat sisa zat dalam lapisan air, sehingga setelah n kali ekstraksi dapat

dinyatakan ru m u s:

dimana Wn adalah berat sisa dalam sisa zat dalam lapisan air setelah n kali ekstraksi

agar diperoleh harga Wn yang kecil maka n dan s harus diperbesor, dengan kata lain

ekstraksi akan lebih sempuma bila dilakukan beberapa kali dengan jum lah cairan

yang besar. Demikian pula jika kita lakukan ekstraksi dalam waktu yang lebih lama

maka kontak antara solut dan solven lebih besar dan kemampuan ekstraksi akan

meningkat.

Apabila kita membatasi perhatian pada distribusi dari solut A antara fasa air dan

fasa pelarut orgaaik, maka dapat dituliskan harga persen ekstraksi (E%) sebagai

b e rik u t:

no,

*00

( A»> vo _

100

D

( Ai) v *( Ai) v » " .! > ( V v o)

dimana D ~ K = koefisien distribusi, sedangkan Vo dan Vw masing-masing atau

(28)

metniliki volume dari fasa pelarut organik dan fasa air.

Dengan demikian persen ekstraksi bergantung pada rasio volume kedua fasa dan

harga koefisien distribusinya.

4.2. E kstraksi terh ad ap sam pel m inum an sari b uah sirsak(18>

Pengambilan pengawet dari sampel minuman sari buah sirsak dengan cara

ekstraksi dikeijakan dengan terlebih dahulu mengencerkan sampel dengan

menggunakan menggunakan larutan NaCl saturasi. Sebagai pelarut digunakan eter,

dan untuk suasana asam ditambahkan larutan HC1 (36.5%-38%) dengan indikator

kertas lakmus untuk mempertinggi kelarutan pengawet dalam fasa eteroya.

Selanjutnya fasa eter yang mengandung pengawet ini dipisahkan dari fasa aimya,

untuk kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa asam yang ikut

dalam fasa eter tersebut. Fasa eter dipisahkan dari fasa air hasil cucian, dan

kemudian diuapkan etemya hingga yang tertinggal hanyalah pengawetnya saja.

Dipilihnya eter sebagai pelarut organik pada ekstraksi ini, karena eter

mempunyai daya melarutkan pengawet yang baik terutama dalam suasana asam.

Selain itu eter sangat mudah menguap dengan titik didih 34,6 °C, sehingga mudah

dihilangkan setelah ekstraksi.00

5. T in jau an ten tan g K rom atografi L apisan Tipis(ls,J0,21)

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran zat yang berdasarkan atas

perbedaan kecepatan migrasi dari masing-masing komponennya pada fasa diam di

bawah pengaruh suatu pelarut yang bergerak.(20)

Jika fasa diam yang digunakan berupa lapisan tipis yang dilapisi adsorben makn

(29)

teknik ini disebut kromatografi lapisan tipis. Mekanisme terjadinya pemisahan pada

kromatografi lapisan tipis dapat berdasarkan prinsip adsorbsi, partisi, pertukaran ion

maupun filtrasi, tergantung pada adsorben yang dipakai tetapi pada umumnya

berdasarkan mekanisme adsorbsi dan partisi.00'

Kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk analisa kualitatif, antara lain

identifikasi campuran zat atas komponen-komponennya, identifikasi kem um ian suatu

zat, deteksi adanya pemalsuan atau pengotoran suatu zat dan analisa suatu zat baik

tunggal maupun campuran.

Analisa kuantitatif dengan kromatografi lapisan tipis pada prinsipnya dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Penentuan tidak langsung dari noda kromatogram^0

Pada cara ini noda kromatogram yang terjadi dikerok dari lapisan tipis

kemudian diekstraksi dengan pelarut organik. Dari hasil ekstraksi yang didapat ini,

dilakukan penentuan kuantitatif dengan metode yang sesuai seperti kolorimetri atau

spektrofotometri, spektrofluorometri dan sebagainya.

b. Penentuan langsung dari noda kromatogram00

Cara ini dapat dilakukan dengan cara perbandingan luas noda contoh dengan

luas noda pembanding.

6.

T in jau an tentang D cnsitom ctri (l6,2CUlM

Densitometri merupakan salah satu metode optik yang digunakan untuk analisis

kualitatif dan kuantitatif suatu zat setelah dipisahkan terlebih dahulu antara lain

dengan metode kromatografi lapisan tipis. Metode didasarkan pada pengukuran cahaya

yang diserap/diemisi oleh molekul senyawa dalam noda kromatogram.

(30)

1 5

-Pengukuran konsentrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai b e rik u t:

1. Membandingkan transmisi sinar tampak yang melewati noda sampel dengan noda

pembanding pada kromatogram. Cara ini hanya untuk noda-noda berwama

ataudiwamai lapisan tipis dibuat dan lempeng kaca yang tembus cahaya

harusbenar-benar homogen.

2. Membandingkan serapan sinar lembayung ultra atau sinar tampak yang dipantulan

dalam noda bahan atau sampel dengan noda pembanding

• 5. detektor

Untuk mendapatkan hasil yang paling baik, maka lapisan yang dipakai adalah silika

(31)

3. Membandingkan absorpsi fluoresensi sinar yang ditampilkan oleh noda sampel dan

pembanding (untuk bahan yang berfluoresensi).

1 6

-6.1. Analisis K u alitatif dengan M etode D ensitom etri(‘’::,24>

Analisis kualitatif hasil pemisahan TLC, dilakukan atas dasar harga jarak noda

kromatogram contoh (Rf) dibandingkan dengan noda kromatogram baku. Apabila

harga jarak noda kromatogram sama bcrartj, zat pada sampel sama dengan zat pada

baku.

Analisis kualitatif dapat j uga dilakukan dengan densitometer yang didasarkan

atas dasar panjang gelombang moksimumnya. Jika suatu zat yang dianalisis

memi-liki panjang gelombang maksimum yang sama dengan

panjang gelombang baku, maka zat tersebut kemungkinan adalah sama dengan zat

baku.

6.2. Analisis K u a n tita tif dengan M etode D ensitom etri(6’22,24)

Penggunaan Densitometri untuk tujuan kuantitatif didasarkan atas pengukuran

(32)

dilalnil-fln dengan cara membandingkan luas kurva contoh dengan luas kurva zat

baku. Dengan catatan bahwa hubu-ngan antara luas kurva dengan konsentrasi telah

dilinierkan dengan perkalian suatu faktor yang telah diatur oleh sistem di dalam

Densitometer.

7. T in jau an T entang M etode P cngam bilan Sampel*75

Dalam suatu penelitian pada umumnya observasi atau eksperimentasi dilakukan

tidak terhadap populasi, tetapi dilakukan terhadap sampel.

Keuntungan /alasan pemakaian sampel adalah :

a. Mengurangi biaya.

b. Jika ada keterbatasan waktu dan tenaga.

c. Jika eksperimentasi/observasi bersifat merusak unit sampel maka jik a digunakan

populasi akan sangan merugikan.

d. Jika populasi jumlahnya tak terbatas

e. Lingkup penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena jum lah yang

diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan demikian informasi yang

diperoleh akan lebih teliti.

Persyaratan dalam melakukan sampling agar kesimpulan penelitian dari sampel dapat

mewakili / menggambarkan populasi, yaitu :

a. Digunakan azas probabilitas (random sampling).

b. Jumlah sampel yang memadai.

c. Ciri-ciri populasi dipenuhi secara ketat.

d. Variasi antar unit populasi sekecil mungkin.

(33)

-Teknik sampling dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu ;

a. Random sampling.

b. Non random sampling.

R andom Sam pling

Random sampling dibedakan atas :

1. Simple random sampling

Populasi dianggap homogen dan tcrsedia daftar dan nomor urut dari seluruh unit

populasi. Unit sampel di-ambil secara lotre atau bilangan random. Keuntungannya

adalah : Harga rata-rara sampel merupakan estimator rata-rata populasi yang "unbias"

dan pelaksanaannyamudah. Kelemahannya adalah : sampel dapat sangat menyebar

atau sangat mengumpul, diperlukan daftar lengkap dan sampel tidak tipikal untuk

populasinya.

2. Systematic random sampling.

Populasi dianggap homogen dan tersedia daftar dan nomor urut dari seluruh unit

populasi. Pengambilan sampel nomor satu sama dengan seperti simple random

sampling, sedangkan sampel selanjutnya ditentukan secara sistematik. Keuntungan dan

kelemahan cara ini sama dengan simple random sampling.

3. Stratified random sampling.

Populasi heterogen dan tcrdiri dari strata/ lapisan yang homogcn. Jika jum lah unit

dalam setiap strata sama maka digunakan cara simple stratified random sampling,

tetapi bila tidak sama digunakan propertional stratified random sampling.

Keuntungannya adalah : stratifikasi akan meningkatkan presisi sampel terhadap

populasi dan pelaksanaannya mudah. Kelemahannya adalah : sampel dapat sangat

menyebar dan diperlukan daftar dan strata seluruh unit populasi.

(34)

-• 1 9 *

4. Cluster random sampling ( " area random sampling * )

Populasi heterogen dan terdiri dari kelompok-kelompok (cluster) yang masih

mengandung unit populasi yang heterogen. Heterogenitas di dalam cluster sama

dengan populasinya. Dari cluster-cluster diambil secara random. Dari cluster terpilih

ini kemudian diambil unit populasi secra random sehingga diperoleh sampel.

Keuntungannya adalah : Penyebaran unit populasi dapat ditekan, tidak diperlukan

daftar dari seluruh unit populasi tetapi cukup daftar unit populasi dalam cluster atau

area yang terpilih. Kelemahannya adalah: sulit diperoleh cluster dengan heterogenitas

yang benar-benar sama.

5. Multistage random sampling

Cara ini adalah kombinasi dari simple - stratified - cluster random «nmp1it>g ;

(35)

B A B m

M E T O D E P E N E L IT IA N

1. B ahan-bahan

- Sampel minimum sari buah sirsak

- Asam benzoat p.a.

* Asam salisilat p.a

- Metil p-hidroksi benzoat / nipagin p.a.

- Asam klorida p.a

- Eter p.a.

- Etanol p.a.

- Asetone p.a.

- Isopropanol p.&.

- Ammonia p.a.

- Silika gel G Fj* siap pakai

2 . A la t

■ Schimadzu Dual Wavelength Chromato Scanner Model CS 930

- Terumo Microsyringe 10 pi

• Lampu Lembayung Ultra

- Ncraca Analitis (Saitorius-Wcrkc GMBH Type 2472.Fabr.Nr.501070)

(36)

3. M etode Analisis

3.1. U ji K u alitatif T erh ad ap Pengaw et Y ang D igunakan

3.1.1. Uji K u alitatif T erh ad ap Asam B en zo at(l3,15,28,29)

- Dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm dalam pelarut Methanol, kemudian

diukur panjang gelombang maksimumnya dengan Spektrofotometer .,

- Larutan Asam Benzoat dinetralisir, + FeCl3 akan terbentuk endapan Fe-Benzoat

coklat

- Titik lebur

3.1.2. Uji K u alitatif T erh ad ap A sam S alisilat<l3,l3,28,29)

- Dibuat larutan dengan konsentrasi 20 ppm dalam aqua suasana a sa m , kemudian

diukur panjang gelombang maksimumnya dengan alat Spektrofotometer.

- Larutan Asam Saiisilat + FeCl3 akan terbentuk wam a ungu

- Larutan Asam Saiisilat + aqua Brom wama akan hilang

- Titik lebur

3.1.3. Uji K u alitatif T erh ad ap M ethyl p-hidroksi Benzoat (Nipagin)0 3,28,29)

- Dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm dalam etanol, kemudian diukur

panjang gelombang maksimumnya dengan Spektrofotometer.

- Larutan Nipagin dalam Methanol + FeCl3 akan terbentuk wama merah coklat.

(37)

- Larutan Na Benzoat + rcagen Zink Uranil Asetat akan ter bentuk kristal beriian.

3.2. Pengam bilan Sam pel

3.2.1. Penelitian JLapangan dan P encarian D ata

Untuk tujuan penelitian ini dilakukan penelitian lapangan (survei) agar

diperoleh keterangan yang dapat mendukung data yang diperlukan. Survey

dilakukan di wilayah Surabaya Selatan, yaitu terhadap pasar resmi yang

menyediakan sampel minuman sari buah sirsak dalam kemasan botol.

3.2.2. T ek n ik Sam pling

Pengambilan sampel minuman sari buah sirsak dalam botol menggunakan

metode " Proporsional Stratified Random Sampling " dengan berdasarkan atas

merk yang mencantumkan nomor pendaftaran dengan Sertifikat Penyuluhan (SP)

dan yang belum mencantumkan nomor pendaftaran (atau yang tidak/belum

mempunyai kode MD pada nomor pendaftoronnya) dari Departemen Kesehatan

Republik Indonesia pada pasar-pasar resmi di wilayah Surabaya Selatan.

Wilayah Surabaya Selatan dibagi menjadi 8 kecamatan yaitu Sawahan,

Wonokromo, Wonocolo, Karangpilang, Gayungan, Dukuh Pakis, Lakarsantri dan

Wiyung. Dari tiap-tiap wilayah kecamatan tersebut berdasarkan daftar pasar resmi

dari Pemda Kotamadya Dati II Surabaya (Lampiran), ditentukan pasar mnpg saja

yang menyediakan sampel minuman saribuah sirsak dalam kemasan botol.

Kemudian dilakukan pengundian/lotere dari pasar-pasar yang menyediakan sampel

tersebut secara proporsional. Untuk kecamatan Sawahan diwakili oleh pasar

Kupang Gunung dan pasar Pakis, Wonokromo oleh pasar Wonokromo Lama,

(38)

-pasar Gayungsari, untuk kecamatan Lakarsantri -pasarnya tidak menjual sampel

minuman sari buah sirsak sehingga tidak dipilik Sedangkan untuk Kecamatan

Dukuh Pakis, Wonocolo dan Wiyung berdasarkan daftar pasar Pemda Kotamadya

Dati II Surabaya tidak/belum terdapat pasar resmi.

Dari paaar-pasar tersebut diatas kemudian dilakukan pengundian terhadap

merk-merk sampel yang ada secara proporsiorxal berdasarkan jum lah merk sampel

pada pasar tersebut.

3.3. P em ilihan F ase D iam

Fase diam yang digunakan adalah pelat KLT sijika gel GFU4 siap pakai.

3.4. P em ilihan fase m obil / p e la ru t pengem bang

Ditotolkan pada pelat kromatografi lapis tipis silika gel GF2J4 10 pil asam

benzoat, asam saiisilat dan nipagin dengan konsentrasi masing-masiztg 600 ppm.

Setelah noda pada pelat kering, dikembangkan dalam be j ana kromatografi yang telah

jenuh dengan pelarut pengembang. Apabila pelat sudah mencapai batas

pengembangan, pelat KLT diangkat dan dikeringkan pada subu kamar. Kemudian

diamati nodanya dengan sinar lembayung ultra.

Dalam penelitian ini telah dilakukan KLT dengan campuran pelarut

pengembang Aceton, Isopropanol, Amoniak 12% Hqlnrp bebcrapa macflm

(39)

24

-3.5. T ek n ik P en am p ak N oda

Digunakan penampak noda cara fisika, yaitu dengan sinar ultraviolet.

3.6. Pem ililian P an jan g G elom bang m aksim um

*

Dari masing-masing larutan baku 600 ppm asam benzoat, asam salisilat dan

nipagin ditotolkan pada pelat silika gel GFW ukuran 20x20 cm sebanyak 10 ixl.

Selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. dengan pelarut pengembang terpilih. Noda

yang dihasilkan diamati dengan densitometer pada panjang gelombang 200 - 400

nm, panjang gelombang maksimum ditunjukkan pada panjang gelombang yang

memberikan puncak maksimum.

3.7. E k strak si Sam pel

Ditimbang 25 gram sampel minuman sari buah sirsak, masukkan ke dalam

corong pisah dan diencerkan menjadi 75 ml. Sediaan dibuat suasana asam dengan

penambahan HC1 dengan kertas lakmus sebagai indikator (biru menjadi merah).

Selanjutnya diekstraksi tiga kali dengan eter masing-masing sebanyak 50 ml.

Dimana kemudian fase eter diuapkan sampai habis, dan sisa penguapan yang

terbentuk dilarutkan 50 ml etanol(18\

3.8. Analisis K u alitatif M inum an S ari B uah S irsak H asil Sam pling

3.8.1. P en en tu an H arg a R f dan P a n ja n g G elom bang M aksim um (ABlkl) Sam pel

Sampel dalam botol dikocok sampai homogen dan ditimbang 25 gram

selanjutnya diekstraksi seperti 3.7. Dilakukan penotolan 10

\i\

berseling dengan

(40)

Kemudian harga R f dapat dihitung dan harga panjang gelombang maksimum

(Amaiu) dapat diperoleh dengan pengukuran menggunakan alat densitometer. Dari

harga R f sampel yang dibandingkan dengan R f baku, dan sampel yang

dibandingkan dengan A.malu baku dapat diketahui jenis pengawet yang

ditambahkan.

3.8.2. P en en tu an B en tu k G aram Jenis Pengaw et Sam pel005

- Kawat Ni yang telah dibersihkan, dicelupkan pada larutan sampel minuman sari

buah sirsak, kemudian dibakar pada nyala api Bunsen.

* Larutan sampel sari buah sirsak yang telah disaring, direaksikan dengan reagen

Zink Uranil Asetat pada obyek gelas, kemudian dilihat bentuk kristal yang

terjadi di bawah pembesaran mikroskop.

3.9. Analisis K u a n tita tif M inum an S ari B uah S irsak H asil Sam pling

3.9.1 P en en tu an B atas Deteksi dan B atas K uantitasi Pengaw et Sam pel035

Ditimbang dengan seksama 50,0 mg pengawet standart (asam benzoat, asam

saiisilat atau nipagin). Kemudian dilarutkan dalam etanol sampai diperoleh volume

tepat 50,0 ml. Larutan ini mempunyai konsentrasi 1000 ppm. Dari masing-masing

larutan ini kemudian

- Dipipet 2,0 ml dan diencerican dengan etanol sampai volume 10,0 ml

Konsentrasi yang didapat adalah 200 ppm

- Dipipet 4,0 ml dan diencerkan dengan etanol sampai volume 10,0 ml.

Konsentrasi yang didapat adalah 400 ppm.

- Dipipet 15,0 ml dan diencerkan dengaji etanol sampai volume 25,0 ml.

Konsentrasi yang didapat adalah 6QQ ppm.

(41)

--

Dipipet 20,0 ml dan diencerkan dengan etanol sampai volume 25,0 ml.

Konsentrasi yang didapat adalali 800 ppm.

Larutan-larutan diatas dan pelarut etanol sejumlah 10 |il ditotolkan pada pelat

KLT selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. Noda yang dihasilkan diukur pada alat

Densitometer dengan panjang gelombang maksimum terpilih. Kemudian dari data

t

luas area dan konsentrasi yang ditotolkan pada pelat KLT di atas didapalkan

persamaan garis lurus y = bx + a , sehingga slope garis (S) dapat ditentukan.

Selanjutnya dari kromatogram pelarut saja didapatkan data h (tinggi blanko),

sehingga standart deviasi (SB) dapat dihitung berdasarkan ru m u s ^ :

* 26

P a ri pereamaan-persamaan diatas, jum lah batas deteksi alat (LOD) dan jum lah

batas kuantitasi (LOQ) dapat ditentukan berdasarkan rumus03* :

C = k . s

dimana k untuk LOD - 3

k untuk LOQ = 10

3.9.2. P em b u atan K u rv a L inicritas

Larutan pengawet standart (asam benzoat, asam salisilat atau nipagin) 200

ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm, 1000 ppm, 1200 ppm dan 1500 ppm

ditotolkan pada lempeng KLT, selanjutnya dikerjakan seperti 3.4. Kemudian

dihitung persamaan garis regresi dan koefisien korelasinya dengan rumus

persamaan regresi:

(42)

2 7

-riimAna a = intersept

b = slope ( kemiringan gajis )

y = luas area

x = konsentrasi zat yang ditotolkan

harga b dapat dihitung dengan rumus :

b =

Setelah diketahui mac am pcngawet yang terdapat dalam sampel, kemudian

dilimbang 4 bush sampel masing-masing lebih kurang 30 gram. 3 buah sampel

sirsak hasil sampling diberi pengawet sejumlah 0,1700%, 0,1000%, 0,0500% berat

sampel/sediaan, dan satu buah sampel tidak ditambahkan pengawet. Selanjutnya

masing-masing sampel diekstraksi tiga kali seperti butir 3.7. Semua sampel yang

ditambahkan pengawet dilakukan replikasi 3 kali. §isa penguapan dilarutkan dalam

etanol sampai volume S0,0 ml. Larutan yang didapat ditotolkan 25 til pada pelat

KLT silika gel GF1J4, juga larutan baku dengan konsentrasi yang sesuai.

Selanjutnya dikeijakan seperti ad 3.4. sampai didapatkan noda pada pelat KLT.

Noda yang dihasilkan diukur pada panjang gelombang maksimum terpilih dengan

(43)

2 8

-kromatogram diperoleh data luas area sampel dan luas area baku.

Harga Persen Recovery dapat dihitung sebagai berik u t:

--P

_

JUAht

*

061 = m T x rt

% "Recovery* - x 100 %

. K eterangan: •

= kadar pengawet yang didapatkan dalaxn sampel dengan penambahan

pengawet

C* = kadar dari baku standart

LAbi = area dari sampel tanpa penambahan pengawet

LA,p = area dari sampel dengan penambahan pengawet

LA* - area dari standart.

X = berat pengawet dalam sampel yang didapatkan kembali. ’

W = berat pengawet yang ditambahkan mula-mula.

3.9.4. Analisis Pengaw et P a la m M inum an S ari Quath Sirsak00

Sampel dalam bctol dikocok sampai homogen dan ditimbang kurang lebih 30

gram selanjutnya diekstraksi seperti pada butir 3.7. Larutan yang didapat

ditotolkan sebanyak 25 p.1 pada pelat lapis tipis silika gel OFV4 kemudian

dikerjakan sama seperti butir 3.4. disertai dengan penotolan 25 jj

.

1 larutan baku

dengan konsentrasi yang sesuai. Noda yang didapat areanya pada dengan

(44)

Kadar sesungguhnya = 0 ^ x ~

-dimana : C^, = kadar pengawet dalam sampel

Ct

=

kadar larutaji baku

LA^ = area pengawet dalam sampel

LA* = area larutan baku

R * " recovery"

Untuk analisis kuantitatif, masing-masing sampel dilakukan replikasi sebanyak tiga

kali.

4. Analisis D ata

Dari data-data yang didapat berdasarkan perlakuan tersebut diatas maka dilftlculran

penentuan Koefisien Variasi dari persen "Recovery", penentuan kadar sesungguhnya

pengawet dalam sampel berdasarkan data persen "Recovery" yang diperoleh, dan

konversi kadar pengawet dalam bentuk aslinya (garamnya) yang sesuai dengan

(45)

B A B IV

HA SIL PEN ELIT IA N

1. U ji K u a lita tif A*am Benzoat, N a Benzoat, A sam S aliiilat, N ipagm .

1.1. P a n ja n g G elom bapg M aksim um

Pengamatan terhadap panjang gclombang maksimum dari larutan standart Asam

Benzoat, Asam Salisilat, dan Nipagia dengan Spektrofotometer dapat dilihat pada

gambar 1, gambar 2 dan tabel 1.

G a m b a r 1

Kurva serapan terhadap panjang gclombang dari Asam Benzoat dengan konsentrasi 5 ppm (1), Nipagin dengan konsentrasi 5 ppm (2), dengan Spektrofotometer.

4.

(46)

3 1

-G am b ar 2

Kurva scrapan terhadap panjang gclombang dari Asam Saiisilat dengan konsentrasi 20 ppm dengan alat spektrofotometer.

T abel 1: Hasil pengamatan dari larutan Asam Benzoat, Nipagin dan Asam

Saiisilat dengan alat Spektjofotometer

Standart Hasil ( A ^ Literatur (XmA^)

Asam Benzoat 226,8 nm 227,0 nm

Nipagin 256,4 nm 257,0 nm

Asam Saiisilat 302,2 nm 303,0 nm

1.2. ReaUsi P em bcjitykan w a m a

Pengamatan pembentukan wam a dari Asam Benzoat, Asam Saiisilat dan Methyl

(47)

T ab el 2 : Hasil pcmbentukan reakai wanua dari Asam Benzoat, Asam S&lisilat dan Nipagin dengan berbagai pereaksi

3 2

-Perlakuan Asam Salisilat Asam Benzoat Nipagin Keterangan 1

FeClj

ungu endapan coklat merah coklat Hasil

ungu endapon coklat merah coklat Literatur

Aqua Brom

w arns hjlang (-) wam a hilang Hasil

w am a hilang (-) wama hilang Literatur

Titik Lebur

159 °C 121 • 124 #C 125 - 128 #C Hasil

160 °C 121 - 124 °C 125 - 128 eC Literatur

1.3. R ealu i K ristal dan N ja la A pl B uruen Na*

• Nyala api Bunsen membentuk

wama hming kuat

dengan edanya ion Na*.

• Reakfii dari Na* dengan pereaksi Zink Uranil Asetat sehingga terbentuk kristal

berbentuk berlian dapat dilihat pada gambar 3.

(48)

2. C a ra Pengam bilan Sam pel

Cara pengambilan sampel minuman sari buah sirsak di pasar resmi di wilayah

Surabaya Selatan sebanyak 8 sampel dapat dilibat pada tabel 3.

3 3

-T abel 3: Hasil pengambilan sampel di pasar resmi di wilayah Surabaya Selatan dengan menggunakan cara Proporsional Stratified Random Sampling

Lokasi Nama Pasar

Gayungan Gay ung sari Gayungsari 3 1 E

Lalcarsantri Lakarsantri (-)

Dukuh Pakis (-)

Wonocolo (-)

Wiyijng (-)

(49)

-3 4 •

3. Pem ilihan P e la ru t Pengem bang

. Dalam penelitian ini telah dilakukan KLT dengan pelarut pengembang seperti

tercantum pada tabel 4 :

T abel 4 : Hasil analisis KLT dari zat Asam Benzoat, Asam Salisilat. Nipagin dengan pelarut pengembang campuran Aceton, Isopropanol, Amoniak

12% dengan berbagai komposisi

Pelarut Campuran Harga Rf

No. Aceton Isopropanol Amoniak 12% As.Benz As.Sal Nipagin

1. 6 2 2 0.44 0.65 0.69

2. 7 2 2 0.51 0.73 0.81

3. 7 2 3 0.42 0.65 0.67

4. 7 3 2 0.41 0.63 0.65

Dari berbagai macaxn komposisi pelarut pengembang diatas, maka pelarut

pengembang terpilih a d a la h :

Aceton : Isopropanol: Amoniak 12% = 7 : 2 : 2

Karena dapat memberikan pemisahan noda dari Asam Benzoat, Asam Salisilat, dan

N ipagin dengan baik.

4. P en en tu an P a n ja n g G elom bang M aksim um

Hasil pengamatan panjang gelombang maksimum dengan Densitometer dari

larutan standar Asam Benzoat, Asam Salisilat, dan Methyl p-Hidroksi Benzoat

(Nipagin) yang ditotolkan pada pelat tipis silika gel GFJ34 dan diamati pada panjang

(50)

3 5

-2'.

£i0 cl.

1 . * ij l l

I .

— — 1 « .MM

. I . ' lUl

... ' < , I 1 ‘ I I

h

5

uu

G am b ar 4

(51)

3 6

-1.1 . ^ M 1:1__________________________________________________________ ________ _____________________ _ _________________________________ - n . 2 * < -.1

; 0 C' o 0 J 1_|

G a m b a r S

Kurva scrapan terhadap panjang gelombang dari larutan standart Asam Salisilat dalam

etanol konsentrasi 803.40 ppm diamati dengan Densitometer memberikan

(52)

3 7

-1

I’l

•** .

0.

*”

0

£00

* •* / oec

*

G a m b a r 6

B e n z o a t (N ip a g in ) H aiam e ta n o l d e n g a n k o n se n tr a s i 6 0 2 .4 0 p p m d ia m a ti d e n g a n

(53)

3 8

-T a b d 5 : H a s il p e n g a m a ta n d a r i A s a m b e n z o a t, A s a m S a lis ila t , d a n N ip a g in h a s il K L T d e n g a n m e n g g u n a k a n s la t D e n s ito m e te r

Pengawet

Asam Benzoat 225 am

Asam Salisilat 298 nm

Nipagin 259 nm

5 . A n a lisis K u a lita tif M in u m a n S a ri B u a h S ir ta k H a sil S a m p lin g

5 .1 . P en en tu a n H a rg a R f d an P a n ja n g G e lo m b a n g M ak sim u m

S a m p e l m im wwAn sa r i b u a h sir sa k h a s il s a m p lin g se b a n y a k d e la p a n sa m p e l

d ia n a lis is s e c a ia k u a lita tif, y a itu b er d a sa rk a n h a r g a R f d e n g a n p e la r u t p e n g e m b a n g

A c e t o n : I s o p r o p a n o l: A m o n ia k 1 2% d e n g a n p e r b a n d in g a n 7 : 2 : 2 d a p a t d ilih a t

p a d a ta b e l 6 d a n g a m b a r 7 , d a n b e rd a sa rk a n p a n ja n g g e lo m b a n g m a k sim u m d a p at

(54)

* 3 9 ■

T a b e l 6 : H a r g a R f h a s il K L T d a ri la r u ta n sta n d a rt d a n la r u ta n s a m p e l d e n g a n p e la r u t p e n g c m h a n g A c c to n : I s o p r o p a n o l: A m o n ia k 12% * 7 : 2 : 2 .

Larutan Standart /

sampel

Harga R f

Asam Benzoat 0.51

Nipagin 0.81

Asam Saiisilat 0.73

Sampel A 0.51

I Sampel B 0.51

Sampel C 0.51

Sampel D 0.51

(55)

• 40

-G a m b a r 7

P e n g a m a ta n n o d a g tan da ri A s a m B e n z o a t, N ip a g in , A s a m S a lia ila t d a n p e n g a w e t A s a m B e n z o a t y a n g a d a p a d a s a m p e l se c a r a K r o m a to g r a fi L a p is a n T ip is .

K e teran g a n :

A B - A s a m B e n z o a t

N p * N ip a g in

A S = A s a m S a lis ila t

(56)

T a b d 7 : P a n ja n g g e lo m b a n g m a k sim u m la r u ta n sta n d a rt A s a m B e n z o a t, N ip a g in , A s a m S a iis ila t d a n p e n g a w e t y a n g a d a p a d a la ru ta n s a m p e l h a s il K L T d e n g a n m e n g g u n a k a n a la t D e n s ito m e te r

4 1

-Larutan Pembanding / Harga

Sampel (nm)

Asam Benzoat 225

Nipagin 258

Asam Saiisilat 298

Sampel A 225

Sampel B 225

Sampel C 225

Sampel D 225

(57)

4 2

-£.000

i

-:oo

H . *4

- kl.i'UMI

•u . , ■» M

I_X--JOu 3».i0

- -

m7 0 , r: i.i o

G a m b a r 8

(58)

5 .2 . P cn cn tu a n B c n tu k G aram N a D a ri S a m p el

P e n e n iu a n b c n lu k g a r a m N a d a ri s a m p e l m e n g g u n a k a n c a r a p c w a m a a n n y a la

B u n s e n y a n g m e m b e r ik a n h a s il

wama laming kuat

y a n g s a n g a t k e n ta ra , d a n r e a k si

d e n g a n Z in k U r a n il A s e ta t y a n g m e m b e r ik a n h a s il p e m b e n tu k a n k r ista l b e r tia n

s e p e r ti p a d a g a m b a r 9 , d a n ta b e l 8 .

- 4 3 •

4V -V- ■

G a m b a r 9

(59)

4 4

-T a b d 8 : H a s il p e m b c n tu k a n w a m a n y a la a p i B u n s e n d a n p e m b e n tu k a n k r ista l N a ,

dari Hampel m in im u m ftnri h u a h niraak y a n g dirrjriffiikiin d e n g a n pereakm Z in k

U r a n il A s e ta t

M erk S a m p el W a m a N y a la B u n sen B en tu k K ristal

A K u n in g ku&t K rista l b eriia n

B K u n in g ku at K ristal b eriian

C K u n in g kuat K ristal b eriian

D K u n in g kuat K ristal b eriian

E K u n in g kuat K ristal b eriian

6 . A n a lisis K u a n tita tif M in im u m S a r i B u a h S ir sa k H a sil S a m p lin g

6 .1 . P en en tu a n B a ta i D ete k si d an B a ta s K u a n tita ri A sa m B en zo a t

H a s il p e n g a m a ta n k r o m a to g r a m la r u ta n A s a m B e n z o a t d a la m c ta n o l k o n se n tr a si

5 0 .2 0 p p m , 1 0 0 .4 0 p p m , 2 0 0 .8 p p m , 4 0 1 .6 p p m , 6 0 2 .4 p p m , 8 0 3 .2 p p m d a n 1 0 0 4

p p m se r ta n o is e b la n k o (la r u ta n A s a m B e n z o a t 0 p p m ) d e n g a n D e n s ito m e te r p a d a

(60)

4 3

-Kurva tinpoi puacak kromalogram Asam Benzoat dengan konaentian 50.20 ppm (1), 100.40 ppm (2), 200.80 ppm (3), 401.60 ppm (4), 602.40 ppm (5), 803.20 ppm (6), dan

(61)

I 4 6

-Kurva tinggi puncak kromatogram noise blanko (ctanol) dengan Densitometer pada k mAt

(62)

H a s il p cn gftirm tan t in g g i p u n c a k k r o m a to g r a m A s a m B e n z o a t d a la m p ela ru t

e ta n o l p a d a g a m h a r 1 0 Han tin p p i p u n ca k k r o m a lo g r a m n o is e b la n k o p a d a g a m h a r

11 d a p a i d ilih a t p a d a ta b e l 9 .

T a b e l 9 : K a d a r la iu ta n A s a m B e n z o a t p a d a K L T d a n tin g g i p u n c a k k r o m a to g r a m y a n g d iu k u r d a r i h a s il p e n g u k u r a n d e n g a n D e n s ito m e te r

4 7

-Kadar (y g ) Tinggi Puncak

Kromalogram

0.000 0.8

0.502 1.0

1.004 12

2.008 23

4.016 4.6

6.024 6 3

8.032 7.9

10.042 8.7

r “ 0 .9 9 2 8 B - 0 . 8 5 5 9 A " 0 .7 1 6 3

P e rsa m a a n r e g r e s i y « B x + A

(63)

• 4 8 .

L O D = * - ^

h /S

-

k

~

t

~

_» 0 . 8 / 5 0 . 8559

= 0.5608 |ig

L O Q = ^

= 1 0 ° ' g / 5

0 . 8559

1.8694 fig

d im a n a : L O D = B e ta s D e tc k s i

L O Q = B a ta a K u a n tita a i

k ■= k o n sta n ta ; 3 u n tu k L O D

10 u n tu k L O Q

h = t in g g i b la n k o

(64)

- 4 9 ­

6 .2 . P a m b u a ta n K u rv a L tn la rita s A sam B en zo a t

H a s il p e n g a m a ta n k r o m a to g r a m d a n a r e a la ru ta n A s a m B e n z o a t d a la m e ta n o l

H m gftti k o n se n tr a s i 2 0 0 .0 0 p p m , 4 0 0 .0 1 p p m , 6 0 0 .0 1 p p m , 8 0 0 .0 2 p p m , 1 0 0 0 .0 2

p p m , 1 2 0 0 .0 2 p p m , d a n 1 5 0 0 .0 2 p p m d iu k u r d e n g a n D e n s ito m e te r p a d a 2 2 5

n m d a p a t d ilih a t p a d a g a m b a r 1 2 .

, **CM3L

1 .

- 1*1, n 1.

__ I . I. OM

--

h , 4m'i

i n • r * i «

G a m b a r 12

K r o m a to g r a m d a n a r e a d a ri A s a m B e n z o a t k o n se n tr a s i 2 0 0 .0 0 p p m ( 1 ) , 4 0 0 .0 1 p p m ( 2 ) , 6 0 0 .0 1 p p m ( 3 ) , 8 0 0 .0 2 p p m ( 4 ) , 1 0 0 0 .0 2 p p m ( 5 ) , 1 2 0 0 .0 2 p p m ( 6 ) , d a n 1 5 0 0 .0 2 p p m

(65)
(66)

• 51 •

x Se

rlbu

Kadar

G a m b a r 13

K u r v a L in ie r ita s a n ta ra k a d a r d a n a re a d a r i A s a m B e n z o a t d cn g p n p e r h itu n g a n r e g r e s i

7. P en en tu a n P er sen " R eco v ery ”

H a s il P e n g a m a ta n p e n e ta p a n k e m b a li A s a m B e n z o a t d a la m m in u m a n sa r i b u a h

sir sa k d a p a t d ilih a t p a d a ta b e l 1 1 , a ed a n g k a n ham l p e n g a m a ta n k m m n tn g r a m d a n area

d a ri A s a m B e n z o a t se r ta sta n d a r d a p a t d ilih a t p a d a g a m b a r 1 4 , g a m b a r 1 5 , g a m b a r

(67)
(68)

5 3

-< X

«x

U J CL.

C ' t - l ,,‘ i ^ > l , ‘i

T» !•»!•> tf>f U •♦».* (—* 17, * 1> I'TOi

—<M r i n ^ — Or-<'■ u ' *£•

CC*I

G a m h a r 14

Kromatogram dan area dari sampel dengan replikast 3 kali (1,2,3), blanko (4) dan baku

(69)
(70)

5 5

-_ 0. 40'i

*

*

'V« ’I

>*.• >| I M » t4 1*4 <1 | I • l.-I.M •! .*1... ♦

| >H>|. .'I'lJt

Ij , MIJ M

- 0 .2 0 t i L _

t . G

•0* Ji'in 1 MM. M \ JV 4 M

I . » .nn

I III *1' I

G a m h a r 16

(71)
(72)

-- 3 7 ­

8 . P en eta p a n K a d a r P en g a w et D a la m S a m p el M in u m a n S a r i B u a h S ir ta k

H a s il p c n g a m a ta n p e n e ta p a n k a d a r A s a m B e n z o a t d a la m s a m p e l m in u m a n sa ri

b u a h s ir s a k d a p a t d ilih a t p a d a ta b e l 1 2 , k r o m a to g r a m d a n a r e a A s a m B e n z o a t d a p at

d ilih a t p a d a g a m b a r 1 8 , g a m b a r 1 9 , g a m b a r 2 0 , g a m b a r 2 1 , g a m b a r 2 2 , g a m b a r 2 3 ,

g a m b a r 2 4 d a n g a m b a r 2 5 .

T a b d 1 2 : H a s il p e n e ta p a n k a d a r A s a m B e n z o a t d a la m s a m p e l m in u m a n sa r i b u a h g irsa k d e n g a n b e r b a g a i m e r k (d in y a ta k a n d a la m g r a m % b o b o t p e r b o b o t) d e n g a n r e p lik a s i 3 k a li

M erk K&ndung&n

K adar (•/•)

S D

1 2 3 rata-rata

A A sa m B e n zo a t 0 ,0 5 9 2 0 ,0 5 7 7 0 ,0 6 4 4 0 ,0 6 0 4 3 ,5 1 6 2 .1 0 *

B A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 0 9 0 ,0 1 9 8 0 ,0 1 8 6 0 ,0 1 9 8 1 ,1 5 0 4 .1 0 °

B A sa m B e n zo a t 0 ,0 1 7 6 0 ,0 1 9 4 0 ,0 1 9 0 0 ,0 1 8 7 9 ,4 5 1 6.1 0'*

C A sa m B e n zo a t 0 ,0 1 9 9 0 ,0 1 9 7 0 ,0 1 8 3 0 ,0 1 9 3 8 .7 1 7 8 .1 0 -4

D A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 3 4 0 ,0 2 3 4 0 ,0 2 9 6 0 ,0 2 5 4 3 ,5 7 9 6 .10*

D A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 3 9 0 ,0 2 3 2 0 ,0 2 2 9 0 ,0 2 3 3 5 ,1 3 1 6 .1 0 *

E A sa m B e n zo a t 0 ,0 2 5 8 0 ,0 2 4 3 0 ,0 2 1 5 0 ,0 2 3 9 2 ,1 82 5 .1 0-*

(73)

3 8

-I:. 1*111 *

l . 600.

t .COO_

0 . iiOOL_

n . 400.

O. 00H_ ki- p u ■

u

1

i

M . I

>1*9 . *t

i > - - l ... t

* l-1 ■ i <1 • I;

J ... M l I . « U • • • * t

• i I »>*. l« 4 l*»i . t . II *f «• • • M«

-u . 20

3 . 0 M

G am b ar 18

Kromatogram dan area dari sampel meric A dengan replikasi 3 kali (1*2,3) dan baku (4)

(74)

5 9

-1 0__

1

1 . jLUl

u . :jmi

H . . j liu-l

■ I I I

! '■

\

Mi

M „ Hlil **>• •u -u

-M . .’ill t_ ___ __ _ .. -n .

“* 4. 0 1 i h i. ti | 1 v « , 0

3 . -l i t > t. >t i - i

G a m b a r 1 9

Gambar

Gambar HoJoman
Tabel .
gambar 1, gambar 2 dan tabel 1.
Tabel 1: Hasil pengamatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Experience Quality dan Perceived Value Terhadap Customer Behavioral Intention Melalui Customer Satisfaction Pada Pengunjung Suroboyo

Daerah-daerah yang berada di luar kawasan prioritas tetapi memiliki risiko sangat tinggi juga akan memperoleh Program Penyediaan TES Tsunami be- serta prasarana penunjangnya

Selain Assurance (Jaminan) dan Empathy (Perhatian) yang memang sangat mempengaruhi kepuasan wajib pajak, tidak dapat dilupakan juga ketiga variabel lainnya dalam

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mencari cara yang terbaik untuk memisahkan glukomanan dari pati pada umbi talas, iles-iles yang masih segar dan iles-iles yang sudah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana sikap siswa kelas XI di MAN Teluk Kuantanterhadap pembelajaran fisika, (2) bagaimana hasil belajar fisika

Sehingga jenis lumut kerak yang ada pada kawasan industri Pulo Gadung dengan kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang merupakan jenis yang mampu hidup

Kemudian yang kedua yaitu situs jejaring social, dan yang ketiga adlah foto sebagai media self disclosure yang maksudnya adalah melalui foto-foto yang dikirimkan

Dari uraian diatas, untuk memudahkan petani dalam proses pengendalian dan memonitor sistem irigasi tanaman yang optimal, dirancanglah sebuah alat pengendali dan