• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "9 Konsultan Manajemen Keluarga Muslim"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Keluarga Muslim

Manajemen Keuangan

Keluarga Muslim

Modul 8

Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

(2)

Khoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Batasan, Level Dan Distribusi Nafkah Keluarga

Muslim

Oleh : Khoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Bagian atau modul ini khusus menjelaskan tentang nafkah atau kewajiban pembelanjaan keperluan primer. Tentu saja akan membicarakan hal-hal yang bersangkutan dengan batasan dan level kebutuban primer serta kepada siapa harus didistribusikannya. Dalam hal ini tidak akan membicarakan tentang pembelanjaan sekunder ataupun pembelanjaan yang bersifat investasi.

1. Batasan dan level Nafkah

Nafkah adalah sebuah kewajiban untuk membiayai keperluan primer orang. Keperluan primer seseorang antara lain makan, pakaian, kesehatan, pendidikan, perumahan, mobilitas dan keamanan. Tidak ada yang dapat menentukan secara pasti berapa batasan biaya dari masing-masing keperluan tadi. Keperluan tadi bertingkat-tingkat sesuai kondisi lingkungannya. Di lingkungan daerah tropis berbeda dengan di lingkungan daerah sub-tropis, juga berbeda dengan kondisi di lingkungan daerah kutub. Di lingkungan daerah kota berbeda juga dengan kondisi di lingkungan daerah pedesaan. Batasan dalan aturan Islam tidak menyatakan secara jelas dan rinci berupa angka, hanya memberi beberapa analogi batasan maksimalnya saja, antara lain:

 Adanya larangan pada laki-laki untuk mengenakan pakaian sutra dan memakai cincin

emas.

 Adanya larangan menggunakan bejana minuman dari emas atau perak.

 Adanya anjuran untuk makan sesudah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

 Adanya anjuran untuk hidup sederhana dan tidak boros. Lihat ayat Al-Quran berikut ini:

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan: dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Qs. 17:26)

 Adanya larangan untuk memakan rizki Allah sampai melampaui batas. Hal itu dinyatakan

dalam Al-quran yang artinya: Makanlah di antara rizki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Qs. 20:81)

 Seseorang tidak lagi dianggap miskin bila telah memiliki harta senilai nisab emas (nisab

emas sebesar 94 gram).

(3)

primer. Sudah cukup rasanya petunjuk itu bagi orang atau keluarga yang mau berpikir dan berusaha menghayatinya.

Setelah mengetahui petunjuk batasan tersebut diatas, marilah kita kaji keperluan primer keluarga Muslim yang ada dalam masyarakat kita sekarang ini. Biasanya keperluan primer ini diperuntukkan bagi diri sendiri (suami), istri dan anak-anaknya. Keperluan itu berupa makan, pakaian, kesehatan, pendidikan, perumahan, mobilitas dan keamanan.

Marilah kita kaji satu persatu keperluan primer tersebut. 1.1. Makan

Seseorang bisa menghabiskan dana sebesar Rp 2.000,- hingga Rp.20.000,- untuk sekali makan. Jenis makanan berbeda-beda, ada yang mengandung gizi sedikit dan ada juga yang mengandung gizi banyak, ada yang berasa sedang dan ada pula yang berasa enak. Kalau kita akan menentukan standar yang pasti tentang keperluan makan yang layak, sangatlah sulit. Rasulullah SAW. memberi pengarahan melalui hadis-hadis berikut:

 Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda:“Makanan dua orang cukup untuk

tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang”

 Dari Abu Hurairah r.a., katanya ada seorang laki-laki yang biasanya makan banyak,

setelah masuk Islam makannya sedikit. Hal itu diceriterakan kepada Rasulullah SAW., beliau bersabda :“Orang beriman makan untuk satu perut, orang kafir makan untuk tujuh perut”

Dengan arahan Rasulullah SAW. tersebut maka seorang atau keluarga muslim dapat menentukannya sendiri-sendiri menurut hati nurani masing-masing.

1.2. Pakaian

Tidak berbeda dengan makanan, untuk menentukan standar pakaian layak secara pasti sangatlah sulit. Harga pakaian memang bermacam-macam. Ada yang berharga Rp.50.000,-ada pula yang berharga hingga puluhan juta rupiah.

Dalam hal ini Rasulullah SAW. melarang laki-laki mengenakan pakaian yang terbuat dari sutera, kecuali bila orang tersebut menderita sakit gatal yang mengharuskan mamakainya. Suatu hari Rasulullah SAW. pernah menerima hadiah dari seorang raja berupa kain sutra. Kain sutra tersebut kemudian diberikan kepada sahabat Umar bin khathab. Rasulullah SAW. bermaksud agar Umar bin Khathab menjual kain itu dan uangnya bisa dimanfaatkan oleh Umar atau dipotong-potong untuk dipakai kerudung wanita.

Petunjuk tersebut mengisyaratkan agar kita tidak berpakaian mewah. Sutra hanyalah sebagai lambang saja karena pada saat ini tidak sedikit pakaian selain sutra yang harganya jauh lebih mahal.

Berapa besar batas kelayakan pakaian kita ditentukan oleh hati nurani kita masing-masing. 1.3. Kesehatan

(4)

berurusan dengan dokter, pada umur diatas tujuh puluhan, kesehatannya masih sangat bagus, tidak ada pantangan makan apapun dan gerakan sehari-harinya masih sangat bebas.

Dari khasus-khasus itu rasanya sulit kita menentukan standar kelayakan dana kesehatan yang harus dikeluarkan seseorang atau keluarga.

1.4. Pendidikan

Pendidikan merupakan keperluan yang harus dipenuhi agar dapat menguasai ilmu, pengetahuan dan ketrampilan. Dana untuk keperluan ini sangat relatif. Ada sekolah SD dengan uang masuk sebesar Rp.10.000,- tapi ada pula yang mencapai Rp. 5.000.000,-. Tentu saja kualitasnya juga berbeda. Masalahnya, berapakah dana yang layak untuk membiayai pendidikan seorang anak tiap bulannya?. Sangat relatif sekali. Sulit kita menentukannya. Dalam hal ini tidak ada hadis atau aturan Al-Quran tentang pembatasan pendidikan bahkan kita disuruh belajar dari lahir hingga msuk ke liang kubur dan jangan sampai membatasi diri. Kita disuruh belajar walaupun sampai ke negeri Cina (pada zaman Rasulullah SAW. negeri Cina merupakan negeri yang jauh dan penduduknya tidak beragama Islam).

1.5. Perumahan

Berbicara masalah perumahan, kita juga sulit menentukan standar kelayakannya. Ada rumah bertipe RSS, ada rumah bertipe RS, ada rumah bertipe 60, 70, 100 dan ada pula yang hingga bernilai milyaran rupiah. Kualitas rumah juga sangat berbeda-beda. Dalam hal ini tidak ada ketentuan yang membatasi seberapa besar rumah yang ditempati.

Kita hanya dapat melihat peninggalan jejak rumah Rasulullah SAW. yang sekarang dijadikan makam beliau. Luasnya jejak halamannya tidak lebih dari 250 m persegi. Dapatkah ini dijadikan suatu contoh?………jawabannya diserahkan pada hati nurani masing-masing orang atau keluarga Muslim.

1.6. Keamanan

Keamanan merupakan keperluan maya yang harus dimiliki oleh setiap orang. Agar aman di dunia tentunya memerlukan dana. Berapa besar dana yang layak untuk memenuhinya. Tidak ada ketentuan yang mengaturnya. Kenyataan sehari-hari dapat kita lihat adanya pengamanan yang berbeda-beda. Ada yang mengamankan rumahnya dengan dinding tinggi dan kawat berduri, ada yang mengamankannya dengan menggaji beberapa orang satpam tetapi ada pula yang sama sekali tidak melengkapi keamanan rumahnya dengan hal-hal yang disebutkan tadi. Keamanan manakah yang paling tepat diterapkan?

Rasulullah SAW. pernah bersabda bahwa harta adalah hal yang akan memerlukan perawatan yang menyulitkan kita. Perlu dijaga dan diawasi. Dilain pihak harta akan dapat menjadi penjaga diri kita bila disedekahkan dilingkungan kita. Dengan sedekah yang memadai kita tidak perlu menjaganya bahkan hanya dengan pengamanan rumah yang sangat sederhana (mengunci pintu dan jendela dengan rapi) tidak kecurian dan bahkan banyak orang dilingkungan kita yang menjaga diri kita.

(5)

tergantung pada hati nurani orang atau keluarga Muslim yang bersangkutan dan juga sangat tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya.

Dapat disimpulkan bahwa level keperluan primer seseorang atau keluarga Muslim memang berbeda-beda, seperti halnya level ketaqwaan seseorang juga berbeda-beda. Hanya Allah SWT. dan mungkin hati nurani orang yang bersangkutan sendirilah yang mengetahuinya. Untuk mempermudah pemahaman tentang level keperluan primer, dalam tulisan ini diajukan konsep tentang definisi tentang “cukup”, “lebih” atau “kurang”. Diharapkan dengan memahami konsep ini seseorang atau keluarga muslim akan dapat membantu menentukan nilai “cukup” bagi keperluan primernya.

Gambar 1

PENJELASAN TENTANG LEVEL KEPERLUAN ATAU KEBUTUHAN PRIMER DARI KELUARGA MUSLIM

“Cukup”, ”lebih atau “kurang” didefinesikan berdasarkan besarnya “ketidak puasan”, yaitu berupa selisih antara keinginan dan pemenuhan keinginan. Hal itu dapat dituliskan sebagai berikut:

_____________________________________________ Ketidak puasan = Keinginan – Pemenuhan keinginan ___________________________________________________________

(6)

bila bernilai negatif, maka orang atau keluarga tersebut telah merasa “lebih” atau “kaya”. Hal itu lebih mudah dipahami dengan melihat visualisasi pada gambar 2.

Dengan demikian “kaya”, “cukup” atau “kurang” hanya ditentukan oleh 2 hal, yaitu “keinginan” dan “pemenuhan keinginan”. “Keinginan” adalah sebuah gerak hati yang didominasi oleh ambisi dan “pemenuhan keinginan” adalah suatu kenyataan yang lebih didominasi oleh dimensi usaha.

Untuk membuat nilai “ketidak puasan” sekecil mungkin atau bila mungkin berharga negatif, ada dua hal yang harus dilakukan secara berurutan. Urutan petama adalah melakukan usaha agar pemenuhan keinginan bernilai tinggi, setelah itu mengusahakan ketenangan hati dengan cara menurunkan nilai keinginan. Dengan cara tersebut diharapkan nilai “ketidak puasan” tidak terlalu tinggi. Kecilnya nilai “ketidak puasan” akan memberikan sebuah kekayaan batin, pada gilirannya kekayaan batin ini akan mendorong perbuatan amal kepada anak yatim, orang miskin, musafir dan sebagainya.

.

Gambar 2

PENJELASAN TENTANG KURANG, CUKUP ATAU LEBIH DALAM KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA MUSLIM

(7)

Keluarga Muslim hendaknya mendistribusikan nafkah sesuai aturan Al-Quran yang artinya dituliskan dalam rangkaian kalimat berikut:

 Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu):" Janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Qs. 2:83)

 Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah "dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs. 17:23)

 Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. (Qs. 31:14)

 Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,

ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada

ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Qs. 46:15)

 Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu):" Janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Qs. 2:83)

 Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

(8)

Dari ayat-ayat tersebut diatas jelas bahwa kita diperintahkan berbuat baik dan memberi kepada ibu, bapak, kerabat dekat (istri dan anak), anak yatim, orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan kehabisan bekal. Urutan tersebut konsisten dalam beberapa ayat yang ada. Tidak pernah dibalik-balik urutannya. Hal tersebut menunjukkan adanya perintah kepada siapa kita harus mendistribusikan harta atau uang juga bagaimana urutan prioritas pemberiannya. Dalam Al-Quran surat 2 ayat 215 lebih tegas lagi menjelaskan apa yang dimaksud dengan nafkah, kepada siapa harus diberikan serta bagaimana urutan prioritasnya.

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta

yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya (Qs. 2:215). Jadi jelaslah bahwa prioritas nafkah adalah sebagai berikut:

1. Ibu lanjut usia 2. Bapak lanjut usia

3. Kaum kerabat (Istri dan anak) 4. Anak-anak yatim

5. Orang miskin

6. Orang yang dalam perjalanan kehabisan bekal (musafir).

Urutan prioritas itu tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tidak boleh kita membalik-balik urutan tersebut dan status hukumnya adalah wajib. Itulah aturannya; namun bagaimanakah penerapan aturan tersebut dalam masyarakat disekitar kita?.

Dapat kita amati di masyarakat, minimal ada 3 penyimpangan yang sering dilakukan yaitu: 1. Distribusi nafkah hanya berhenti hingga nomor 3. Anak-anak yatim, orang miskin dan

musafir terlupakan, mereka diberi bila ingat saja atau diberi bila ada sesuatu dana yang dianggap sebagai kelebihan.

2. Terjadi pembalikan prioritas, yaitu prioritas nomor 3 menjadi hal yang paling utama dimana prioritas nomor 1 dan 2 diperhatikan setelah nomor 3.

3. Hanya mementingkan prioritas nomor 3 saja. Sama sekali kurang atau bahkan tidak memperhatikan prioritas lainnya sama sekali.

Biasanya penyimpangan pertama dilakukan karena menganggap bahwa berbuat baik memberi anak yatim, orang miskin dan musafir bukan merupakan perintah Allah SWT yang digolongkan sebagai kewajiban tetapi merupakan perbuatan sunat. Sebagai kosekuensi dari persepsi tersebut maka terabaikanlah anak yatim, orang miskin dan musafir meskipun mampu melaksanakannya.

Penyimpangan kedua biasanya terjadi karena budaya lokal atau kekurang akraban istri dengan ibu bapak suami meskipun sebenarnya mereka mampu melaksanakannya.

Penyimpangan ketiga biasanya lebih disebabkan karena kekikiran seseorang atau keluarga meskipun sebenarnya mereka mampu melakukannya.

Yang penting saya, anak dan istri

saya

(9)

Gambar

Gambar 1
Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Adam Malik Medan ….……… Distribusi frekuensi kualitas pelayanan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap terpadu (Rindu)RSUP H.Adam Malik Medan Distribusi

Diana Lela Novitasari Universitas Negeri Semarang (2016) dalam skripsi yang berjudul “ Pengembangan Media Komik Cerita Anak untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui bagaimana profil kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang

[r]

Simpulan yang dapat ditarik adalah bahwa dalam perancangan dan pengembangan aplikasi ini yang melewati beberapa tahapan pengembangan dimulai dari analisis, perancangan dan

Setelah percobaan dilakukan maka ditemukan setting mesin yang dapat menghasilkan nilai Bursting Strength yang optimum yaitu apabila kecepatan mesin dan suhu mesin diset pada

Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi (R 2 ) bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.607 yang berarti kontribusi dari ketiga variabel bebas (Efektivitas

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah dalam membentuk kebiasaan pada anak mengonsumsi ubi jalar sebagai makanan pokok selain beras.. ● Menyajikan masakan ubi