MODUL LOKAKARYA
MODUL 2
PEMECAHAN KASUS
MENGGUNAKAN BUKU
SAKU
PEMECAHAN KASUS
MENGGUNAKAN BUKU
SAKU
Untuk membantu pembaca mempelajari materi
yang terdapat di dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, WHO Indonesia dan Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI telah
mengembangkan sebuah modul latihan yang dapat diakses di www.edukia.org.
Modul tersebut terdiri dari sembilan belas contoh
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Ny. I, berusia 22 tahun, datang ke Puskesmas pk. 10.00 bersama suami dan ibunya karena
merasakan kontraksi di rahimnya sejak 6 jam yang lalu. Ny I sedang hamil anak pertama. Kini usia
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Apa saja upaya pencegahan infeksi yang harus dilakukan pada kasus ini?
JAWABAN:
Menyiapkan instrumen atau perlengkapan pertolongan
persalinan yang steril atau sudah melalui proses DTT.
Menyiapkan tempat penampungan sampah tajam,
sampah medis medis, dan sampah non-medis.
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Mengenakan sarung tangan steril atau DTT (
lihat video), dan menyiapkan sarung tangan steril panjang jika sewaktu-waktu diperlukan. Sarung tangan non-steril boleh digunakan hanya untuk pemeriksaan dalam, memasang infus, memberikan obat injeksi, dan
mengambil darah.
Mengenakan alat pelindung diri (lihat video):
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Mencelupkan setiap instrumen yang telah
digunakan ke larutan klorin 0,5%
(dekontaminasi), dilanjutkan dengan
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Mengelola sampah medis tajam dengan benar.
Siapkan tempat penampungan sampah medis
tajam yang tidak dapat ditembus oleh jarum.
Pastikan semua jarum dan spuit digunakan hanya
satu kali.
Jangan menutup kembali, membengkokkan,
ataupun merusak jarum yang telah digunakan.
Langsung buang semua jarum yang telah
digunakan ke tempat penampungan sampah tajam tanpa memberikannya ke orang lain.
Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat
KASUS 1
PENCEGAHAN INFEKSI
Rujukan:
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Pada tanggal 8 Oktober 2013, Ny. D, 22 tahun, datang ke puskesmas karena terlambat haid 1
minggu. Ia merasakan sedikit mual dan nafsu makan berkurang. Ia membawa hasil tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif. Hari pertama haid
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
1. Bagaimana memastikan kehamilan pada kasus ini?
JAWABAN:
Berdasarkan data awal, didapatkan beberapa gejala dan tanda yang dapat dijumpai pada kehamilan seperti:
terlambat haid
mual dan nafsu makan berkurang
tes kehamilan positif.
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Pemeriksaan ultrasonograf trimester pertama dapat memastikan adanya kehamilan dan usia kehamilan, dengan ditemukannya kantung
kehamilan, yolk sac (kantung kuning telur), fetal echo, denyut jantung janin. Pemeriksaan USG juga berguna untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya kehamilan ektopik, menentukan jumlah kehamilan, dan menemukan adanya kelainan
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
2. Berapa usia kehamilan saat ini?
JAWABAN:
Berdasarkan hari pertama haid terakhir (1
September 2013), usia kehamilan pasien saat datang adalah 7 minggu dengan taksiran
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Taksiran persalinan didapatkan dari:
tanggal ditambah 7 1+7 = 8
bulan dikurangi 3 9-3 = 6
tahun ditambah 1 2013+1 = 2014
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
3. Bagaimana cara melakukan deteksi dini risiko komplikasi atau penyulit kehamilan?
JAWABAN:
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Anamnesis: identitas, riwayat kontrasepsi,
riwayat obstetri sebelumnya, catatan kehamilan saat ini dan riwayat medis lainnya.
Pada pasien ini, kehamilan merupakan kehamilan
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Pemeriksaan fsik umum: tanda vital, status
nutrisi (IMT, lingkar lengan atas), status generalis dan status obstetri.
Pemeriksaan status obstetri pada pasien ini
adalah melihat vulva dan perineum serta melakukan pemeriksaan spekulum untuk
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Pemeriksaan penunjang:
Ultrasonograf
Laboratorium: hemoglobin, golongan darah dan
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
4. Suplementasi dan vaksinasi apa yang perlu diberikan?
JAWABAN:
Ibu diberikan 30-60 mg zat besi elemental (setara dengan sulfas ferosus 150-300 mg) dan 400 ug asam folat setiap hari sesegera mungkin. Efek samping yang mungkin
ditemukan dengan pemberian suplemen besi adalah mual, muntah dan konstipasi. Hindari konsumsi suplemen besi bersamaan dengan teh atau kopi, sebaliknya berikan
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
5. Konseling apa yang perlu diberikan saat ini?
JAWABAN:
Pada kunjungan pertama pada trimester pertama kehamilan, berikan edukasi tentang:
usia kehamilan dan taksiran persalinan
frekuensi yang dianjurkan untuk melakukan perawatan
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
nutrisi dan kenaikan berat badan yang dianjurkan selama
kehamilan
gejala dan tanda yang mungkin dijumpai akibat
perubahan fsiologi kehamilan seperti mual, muntah, konstipasi, pusing, payudara menegang atau
perubahan mood dan nafsu makan
larangan untuk mengkonsumsi rokok, alkohol ataupun
obat-obatan terlarang yang dapat menganggu kehamilan
aktivitas fsik, olah raga, berhubungan seksual selama
KASUS 2
TERLAMBAT HAID
Rujukan:
KASUS 3
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Ny. N 30 tahun, G2P1, datang ke puskesmas pada tanggal 10 Oktober 2013 untuk melakukan
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Saat ini tidak ada keluhan dan gerakan janin dirasakan aktif. Kenaikan berat badan selama kehamilan 5 kg. BB sebelum hamil 54 kg, TB 160 cm (IMT 21). Pada pasien ini didapatkan: tinggi fundus uteri 27 cm, bokong,
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
1. Berapa usia kehamilan saat ini?
JAWABAN:
Berdasarkan hari pertama haid terakhir dan
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Leopold?
JAWABAN:
Lihat video palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV.
Leopold I: menentukan
tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Leopold II: menentukan
bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold III: menentukan
bagian janin yang terletak di bagian bawah uterus
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Leopold IV: menentukan berapa
jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
3. Bagaimana pertumbuhan janin pada kasus ini?
JAWABAN:
Tinggi fundus uteri yang normal pada usia kehamilan 30 minggu adalah 28-32 cm. Pada pasien ini tinggi fundus uteri adalah 27 cm (di bawah persentil 5). Pada keadaan ini perlu dicurigai adanya janin kecil masa kehamilan/pertumbuhan janin terhambat atau jumlah cairan ketuban yang
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
4. Apa masalah yang muncul dari hasil
pemeriksaan laboratorium pada kasus ini? Bagaimana tatalaksana selanjutnya?
JAWABAN:
Pada pasien ini didapatkan anemia dengan kadar Hb 10.6 g/dL. Apabila memungkinkan cari
penyebab anemia. Dengan melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan apus darah tepi,
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Apabila pemeriksaan lanjutan tidak memungkinkan, pasien dapat diberikan sediaan besi yang mengandung besi
elemental 60 mg sebanyak 2-3x/hari. Pemberian sediaan besi ini selain untuk terapi juga untuk
mendiagnosis adanya defsiensi besi pada pasien.
Lakukan pemeriksaan kadar hemoglobin setelah 1 bulan pemberian. Apabila ada kenaikan kadar hemoglobin,
lanjutkan pemberian sampai hingga 3 bulan, namun
apabila tidak ada perbaikan segera rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
5. Edukasi apa yang dapat diberikan terkait kenaikan berat badan ibu?
JAWABAN:
Pasien dengan IMT 21 (normal), kenaikan BB yang dianjurkan selama kehamilan adalah 11.5-16 kg (1-1.5 kg/bulan). Pada pasien ini kenaikan BB
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Berikan tambahan makanan pemulihan untuk ibu hamil yang tersedia di puskesmas. Selain itu berikan informasi kepada ibu nutrisi yang dianjurkan selama kehamilan. Pada ibu hamil normal kebutuhan kalori tambahan selama hamil adalah 300-500 kcal.
Namun karena kenaikan BB pada pasien kurang dari yang direkomendasikan, kebutuhan kalori yang
KASUS 3
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Rujukan:
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI
KELUARNYA LENDIR DAN DARAH
DARI VAGINA
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
1. Bagaimana rencana penanganan kasus ini?
JAWABAN:
Melakukan anamnesis yang terstruktur
Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda vital Melakukan pemeriksaan fsik
Melakukan pemeriksaan status obstetrik, mulai dari
pemeriksaan Leopold dan diikuti dengan pemeriksaan dalam
Melakukan pemeriksaan kardiotokograf bila tersedia (
lihat video)
Melakukan pemeriksaan laboratorium berupa
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
Pada pemeriksaan didapatkan his 3 kali dalam 10 menit , lamanya 30 detik. Penurunan kepala 4/5, denyut jantung janin 150 kali/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, temperatur 36,7°C dan frekuensi nadi 88 kali/menit. Cairan ketuban berwarna jernih. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan porsio anterior,
lunak, pembukaan 4 cm, tebal 1 cm, tidak ada
molase. Tidak didapatkan edema dan kadar Hb 11 g/ dl. Tidak didapatkan proteinuria dan aseton dari
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
2. Buatlah partograf sesuai kasus diatas!
JAWABAN:
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
3. Kapan anda akan melakukan pemeriksaan ulang?
JAWABAN:
Nadi: setengah jam kemudian ( pukul 08.30)
Pemeriksaan denyut jantung janin dan His:
setengah jam lagi (pukul 08.30)
Tekanan darah: 1 jam kemudian ( pukul 09.00) Suhu: 4 jam kemudian (pukul 12.00)
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
4. Lanjutkan pengisian partograf!
JAWABAN:
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
5. Kapan anda akan melakukan pemeriksaan dalam kembali?
JAWABAN:
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
6. Apakah langkah selanjutnya pada pasien ini?
JAWABAN:
Melakukan amniotomi
Memimpin meneran dan mengajari ibu
bagaimana cara meneran yang baik
Menerangkan bahwa ibu dapat memilih posisi
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
7. Lanjutkan pengisian partograf!
KASUS 4
KASUS 4
KASUS 4
MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA
LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.2: Asuhan
KASUS 5
NYERI PAYUDARA SETELAH
MELAHIRKAN
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
Ny. N, 20 tahun, baru saja melahirkan anak pertamanya 6 jam yang lalu. Persalinan berlangsung normal, skor APGAR 8/10. Saat ini kontraksi uterus baik, tidak ada perdarahan per vaginam. Terdapat laserasi vagina derajat I, namun darah sudah berhenti mengalir. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit. Ibu belum berkemih. Berat badan bayi 2700 gram. Frekuensi napas 50 kali/menit, suhu tubuh 37°C. Bayi sudah diberikan salep mata
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
1. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum ibu dan bayi boleh dipulangkan?
JAWABAN:
Mengajarkan ibu merawat kebersihan diri, meliputi
cara membersihkan vulva, mengganti pembalut, mencuci tangan dengan sabun dan air besih, dan perawatan luka laserasi.
Menjelaskan ibu mengenai kebutuhan istirahat,
latihan, dan gizi di masa nifas. Suplemen besi dapat diberikan hingga 3 bulan pascasalin, terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi.
Memberikan ibu kapsul vitamin A 200.000 IU dan
meminta ibu mengkonsumsi kapsul berikut 24 jam kemudian.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
Menjelaskan dan menawarkan ibu berbagai pilihan
metode kontrasepsi untuk menunda kehamilan berikut.
Menjelaskan ibu cara merawat bayi, termasuk cara
merawat tali pusat, memberikan ASI, dan memandikan bayi.
Menunda pemulangan ibu hingga ibu berkemih.
Tidak memandikan bayi sebelum 24 jam.
Melakukan pemeriksaan fsik lengkap terhadap bayi.
Pemulangan bayi paling cepat dilakukan 24 jam
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
2. Kapan ibu dan bayi harus melakukan kunjungan ulang?
JAWABAN:
Ibu harus melakukan kunjungan ulang 6 hari
setelah persalinan, 2 minggu setelah
persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan. Bayi harus melakukan kunjungan ulang 3-7 hari setelah persalinan dan 8-28 hari setelah
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
3. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan saat kunjungan berikutnya?
JAWABAN:
Untuk ibu: tekanan darah, perdarahan
pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus (involusi uterus), dan temperatur.
Untuk bayi: pemeriksaan fsik (termasuk kondisi
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
Tiga minggu setelah persalinan, Ny. N datang
kembali menemui dokter. Payudara kanannya terasa sakit sejak dua hari yang lalu dan kini badannya
demam. Sebelumnya, ia menyusui seperti biasa, namun dua hari yang lalu ia mulai merasakan nyeri yang makin lama makin memberat di payudara
kanannya. Payudaranya tersebut juga mengeras dan memerah. Pada pemeriksaan, suhunya 38,5°C dan frekuensi nadinya 100 kali/menit. Terdapat indurasi di bagian atas-luar payudara kanan dengan
kemerahan dan nyeri tekan. Terdapat fuktuasi di jaringan payudara ketika dipalpasi. Tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak ada nyeri ketok CVA.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
4. Apa tanda bahaya masa nifas yang ditemukan pada ibu ini?
JAWABAN:
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
5. Apa diagnosis yang paling mungkin?
JAWABAN:
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
6. Apa tatalaksana yang harus dilakukan?
JAWABAN:
Lakukan insisi dan drainase abses Berikan antibiotika :
Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari
ATAU eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama
10-14 hari
Pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.
Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi
bengkak dan nyeri.
Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.
KASUS 5
NYERI PAYUDARA
SETELAH MELAHIRKAN
Rujukan:
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Ny. M, berusia 20 tahun, sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 11 minggu, datang ke
Puskesmas karena rasa mual yang makin hebat sejak dua minggu yang lalu. Berdasarkan keterangan
suami, Ny. M sudah berkonsultasi ke bidan dan diberikan obat tapi pasien tidak tahu namanya.
Setelah minum obat, mual agak berkurang, namun sejak seminggu yang lalu, ia kembali mual. Obat
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Hari ini, Ny. M sudah muntah lebih dari sepuluh kali, dengan volume kira-kira seperempat hingga setengah gelas
belimbing setiap kali muntah. Ia merasa lemas dan
berkeringat dingin. Ia belum buang air besar sejak empat hari yang lalu. Terakhir buang air kecil dua jam yang lalu, jumlahnya sedikit dan berwarna kuning pekat. Sebelum hamil, Ny. M memiliki riwayat sakit maag. Ia sering minum obat maag cair dan biasanya langsung merasa lebih baik. Sebelumnya Ny. M tidak pernah mengalami apa yang kini ia alami.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
1. Apa diagnosis awal pada kasus ini ? Data apa saja yang mendukung diagnosis tersebut ?
JAWABAN:
Pasien ini didiagnosis awal sebagai hiperemesis
gravidarum. Data yang mendukung untuk diagnosis awal ini adalah gejala berupa rasa mual yang hebat dan muntah yang cukup sering sehingga pasien
kesulitan untuk melakukan makan dan minum. Akibatnya pasien dicurigai mengalami dehidrasi berdasarkan tanda-tanda dehidrasi seperti tekanan darah yang turun, frekuensi nadi yang cepat,
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
2. Berdasarkan teori yang ada, apa penyebab kejadian hiperemesis gravidarum ?
JAWABAN:
Kejadian hiperemesis gravidarum dikaitkan
dengan peningkatan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) dan estrogen.
Peningkatan kadar hormon hCG berasal dari sel-sel trofoblas dapat memicu kondisi hipertiroid karena bereaksi silang dengan hormon Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan juga
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Peningkatan hormon estrogen yang berasal dari plasenta dapat memicu gangguan motilitas
saluran cerna, peningkatan enzim hati serta
memudahkan terjadinya refuks gastro-esofageal. Oleh karena itu segala hal yang terkit dengan
peningkatan produksi hormon hCG oleh plasenta dihubungkan dengan kondisi hiperemesis, seperti pada kondisi kehamilan ganda atau mola
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
3. Apa diagnosis banding untuk kasus ini ?
JAWABAN:
Gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), gangguan saluran cerna (esofagitis, gastroenteritis, ulkus peptik, hepatitis, pankreatitis, irritable bowel
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
4. Pemeriksaan laboratorium apa yang Anda rencanakan?
JAWABAN:
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan.
Hemoglobin 11 g/dL Hematokrit 35 vol% Leukosit 8900/uL Trombosit 298000/uL Natrium 126 mEq/L Kalium 3,0 mEq/L Klorida 90 mEq/L Gula darah sewaktu 70 mg/dL Urea 20 mg/dL Kreatinin 1 mg/dL SGOT 35 U/L SGPT 32 U/L
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
5. Kelainan apa saja yang ditemukan dari hasil pemeriksaan laboratorium di atas ?
JAWABAN:
Didapatkan adanya hemokonsentrasi yang
mungkin disebabkan oleh kondisi dehidrasi, di
mana hematokrit meningkat. Terdapat penurunan kadar elektrolit (natrium, kalium maupun klorida) yang diakibatkan oleh karena hilangnya cairan akibat muntah-muntah yang hebat. Akibat
dehidarsi juga didapatkan berat jenis urin yang meningkat. Peningkatan keton urin menunjukkan bahwa akibat kesulitan asupan dan mual muntah hebat, maka tubuh pasien mulai menggunakan sumber energi di luar karbohidrat sehingga
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
6. Apakah ada pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan untuk mencoba
mencari penyebab masalah ?
JAWABAN:
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
7. Bagaimana rencana tatalaksana selanjutnya?
JAWABAN:
Hentikan seluruh asupan bahan-bahan yang dapat
memicu rasa mual, seperti pemberian tablet besi.
Pasang kanula intravena dan lakukan resusitasi
cairan. Pemberian cairan Ringer Laktat (RL) hingga 2000 cc dapat diberikan antara 3-5 jam, dan
pemberian cairan dilanjutkan untuk mempertahankan produksi urine paling tidak 100 cc per jam.
Berikan suplemen multivitamin secara intravena.
Thiamine 100 mg IV dapat diberikan sebelum
pemberian infus dextrosa untuk mencegah terjadinya ensefalopati Wernicke.
Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9%
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam Metoklopramid 5-10 mg IV tiap 8 jam
Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV
tiap 8 jam ATAU ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/jam terus-menerus selama 24 jam
Pasien untuk sementara dipuasakan hingga toleransi
untuk melakukan intake makanan dan minuman berangsur pulih.
Hitung kebutuhan cairan dan kalori pasien setiap
harinya.
KASUS 6
MUAL DAN MUNTAH PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
Ny. M, berusia 26 tahun, datang ke poliklinik sebuah rumah sakit di usia kehamilan 31 minggu untuk
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
Di kehamilannya kali ini, Ny. M sering merasa lelah karena merawat tiga anaknya. Namun demikian, ia merasa
kehamilannya baik-baik saja karena dapat merasakan gerak bayinya lebih dari sepuluh kali sehari.
Pemeriksaan fsik menunjukkan tekanan darah 125/70
mmHg. Berat badan 54 kg, tinggi badan 158 cm. Konjungtiva pucat, sklera tak ikterik. Pemeriksaan abdomen tidak
ditemukan pembesaran hepar dan lien. Tinggi fundus 30 cm, denyut jantung janin 150 kali per menit. Pemeriksaan
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium rutin Ny. M.
Hemoglobin 8,5 g/dL
Hematokrit 25 vol%
MCV 78 fL
MCH 26 pg
Leukosit 8,400 /uL
Trombosit 237,000 /uL
Sediaan apus darah tepi
gambaran mikrositik-hipokrom, tidak
terdapat gambaran kelainan morfologi sel darah merah, dan tidak terdapat
gambaran parasit
Golongan darah A (+)
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
1. Apakah terdapat kelainan pada hasil temuan klinis atau penunjang?
JAWABAN:
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
2. Apa diagnosis pada kasus ini? Temuan apa yang mendukung diagnosis tersebut?
JAWABAN:
Pasien didiagnosis menderita anemia dalam
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
3. Apa kemungkinan penyebab dari diagnosis tersebut?
JAWABAN:
Anemia defsiensi besi. Anemia defsiensi besi
merupakan jenis anemia yang sering terjadi pada kehamilan. Hal yang mendukung diagnosis ini
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
4. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk mengkonfrmasi penyebab dari diagnosis tersebut?
JAWABAN:
Apabila fasilitasnya tersedia, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
terhadap kadar feritin, serum iron (SI), dan transferin iron binding capacity (TIBC). Kadar feritin akan
menggambarkan cadangan besi (iron storage). SI akan menggambarkan kadar besi di dalam serum.
Sementera TIBC menunjukkan seberapa jenuh ikatan transferin terhadap besi. Apabila terdapat kondisi
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
5. Apa implikasi kelainan pada ibu tersebut terhadap kehamilannya?
JAWABAN:
Bayi berat badan lahir rendah Ancaman persalinan preterm
Gangguan vaskularisasi plasenta
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
6. Bagaimana rencana penanganan selanjutnya?
JAWABAN:
Setelah defsiensi besi dapat dipastikan berikan 180 mg
besi elemental setiap hari setelah makan. Tablet yang saat ini banyak tersedia fasilitas kesehatan adalah tablet tambah darah yang berisi sulfas ferosus setara dengan 60 mg besi elemental serta 250 μg asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia, berikan tablet tersebut 3 kali sehari.
Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan
pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin.Apabila setelah 90 hari terapi kadar hemoglobin tidak
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
7. Apa yang perlu diinformasikan kepada pasien yang akan menjalani terapi tablet besi per oral?
JAWABAN:
Sepuluh persen pasien yang menjalani terapi
tablet besi per oral akan mengalami efek samping gastro-intestinal berupa mual,
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
8. Apa yang perlu dilakukan sekiranya efek samping akibat penggunaan tablet besi per oral tersebut terjadi pada pasien?
JAWABAN:
Efek samping gastro-intestinal umumnya sangat berhubungan dengan dosis obat. Oleh karena itu dapat dilakukan beberapa alternatif. Alternatif yang pertama adalah mereduksi dosis obat hingga dosis yang dapat ditoleransi oleh pasien. Alternatif
berikutnya adalah meminum obat itu saat makan dan bukan setelah makan. Meski disadari pemberian tablet besi bersama-sama dengan makanan dapat
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
9. Apa yang dapat dilakukan oleh pasien untuk meningkatkan penyerapan besi pada saat terapi besi per oral?
JAWABAN:
Pasien dapat menghindari beberapa jenis
makanan dan minuman yang bila dikonsumsi
bersamaan dengan tablet besi dapat mengurangi penyerapan besi, seperti : teh, kopi, bayam,
lemak, sereal, produk kedelai, susu dan produk berasal dari susu serta kalsium. Sementara
konsumsi daging, ayam, ikan, sayuran (kecuali bayam), buah, vitamin C, dan gula dapat
KASUS 7
LEMAS DAN PUCAT PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Ny. E 41 tahun, G4P3 datang ke Puskesmas pada tanggal 10 Oktober 2013 untuk melakukan
pemeriksaan antenatal. Hari pertama haid terakhir adalah pada tanggal 14 Februari 2013. Pasien
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Saat ini Ny. E tidak merasakan keluhan. Riwayat
penyakit dahulu ataupun keluarga disangkal. Riwayat persalinan sebelumnya:
1. laki-laki, 17 tahun, lahir spontan di puskesmas, berat
lahir 2800 g
2. laki-laki, 16 tahun, lahir spontan di bidan, berat lahir
3000 g
3. perempuan, 10 tahun, lahir spontan di puskesmas,
berat lahir 2900 g
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Pada pemeriksaan didapatkan: tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit,
frekuensi pernapasan 22 kali/menit. Status generalis dalam batas normal kecuali edema di kedua tungkai. Status obstetri: tinggi fundus uteri 31 cm, bagian
terendah janin adalah kepala, penurunan 5/5, punggung kiri, DJJ 150 kali/menit. Protein urin
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
1. Apa diagnosis pada kasus ini?
JAWABAN:
Perlu dilakukan pemeriksaan ulang sebelum memutuskan diagnosis hipertensi pada pasien ini. Diagnosis hipertensi ditegakkan apabila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam. Pengukuran
tekanan darah dilakukan setelah pasien beristirahat
dengan posisi berbaring atau duduk. Apabila setelah dua kali pengukuran didapatkan tekanan darah tetap 140/90 mmHg pada pasien ini, maka diagnosis pada pasien ini adalah hipertensi dalam kehamilan mengingat:
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
Tidak ada riwayat hipertensi pada pemeriksaan
sebelumnya
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
2. Bagaimana tatalaksana kasus ini?
JAWABAN:
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Satu minggu kemudian, Ny. E melakukan pemeriksaan ulang. Ia kadang-kadang merasakan sakit kepala.
Keluhan lain disangkal. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 22
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
3. Apa diagnosis pada kasus ini?
JAWABAN:
Diagnosis pasien pada saat ini adalah
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
4. Bagaimana tatalaksana kasus ini?
JAWABAN:
Pasien dengan preeklampsia berat segera
dirujuk ke rumah sakit.
Sebelum melakukan rujukan pasien dapat
diberikan dosis awal MgSO4 40% 4 g IV untuk pencegahan kejang. Pada saat melakukan
rujukan pasien dapat dipasang jalur intravena dahulu sebelumnya dan diberikan cairan
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Sebelum memberikan MgSO4, pastikan syarat
pemberian MgSO4 sudah terpenuhi, yaitu: Tersedia Ca Glukonas 10%
Ada refeks patella
Frekuensi napas >16 kali/menit
Jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam
Lakukan pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
pernapasan, tiap jam serta lakukan pula pemantauan refeks patella, jumlah urin dan tanda perburukan preeclampsia berat.
Antihipertensi juga perlu diberikan pada pasien dengan
hipertensi berat seperti pada pasien ini. Obat antihipertensi yang dapat digunakan adalah nifedipin 10 mg oral. Jangan memberikan obat ini secara sublingual karena dapat
memberikan efek hipotensi yang dapat mempengaruhi ibu dan janin.
Segera lakukan rujukan pasien ke rumah sakit setelah
KASUS 8
TEKANAN DARAH TINGGI PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi
KASUS 9
KEJANG PADA KEHAMILAN
KASUS 9
KEJANG PADA
KEHAMILAN
Ny. K 18 tahun, G1, datang ke puskesmas diantar oleh keluarganya karena kejang 1 kali di rumah. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan antenatal sebelumnya di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 kali di bidan pada saat usia kehamilan 5 bulan. Menurut keluarga usia kehamilan pasien saat ini adalah 8 bulan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu sebelumnya.
Pada saat datang didapati: kesadaran somnolen, tekanan darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi 98 kali/menit,
KASUS 9
KEJANG PADA
KEHAMILAN
1. Apa diagnosis pada kasus ini?
JAWABAN:
Pada kasus ini, ditegakkan diagnosis eklampsia, atas dasar terdapatnya kejang, tekanan darah
KASUS 9
KEJANG PADA
KEHAMILAN
2. Bagaimana tatalaksana kasus ini?
JAWABAN:
Pada pasien yang kejang/riwayat kejang lakukan penilaian awal pada jalan napas (airway),
pernapasan (breathing), dan sirkulasi (circulation). Berikan oksigen
Untuk mengatasi kejang, berikan dosis awal MgSO4 40% 4 g IV.
KASUS 9
KEJANG PADA
KEHAMILAN
Pada saat melakukan rujukan pasien dapat
dipasang jalur intravena dahulu sebelumnya dan diberikan cairan kristaloid yang berisi MgSO4
dosis rumatan 1 g/jam. Sebelum memberikan
MgSO4, pastikan syarat pemberian MgSO4 sudah terpenuhi, yaitu:
Tersedia Ca Glukonas 10% (sebagai antidotum bila terjadi
intoksikasi)
Ada refeks patela
Frekuensi pernapasan >16 kali/menit
Jumlah urin minimal 0, 5 ml/kgBB/jam
Apabila terjadi kejang berulang dapat diberikan
MgSO4 40% 2 g iv tambahan. Pemberian
KASUS 9
KEJANG PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Ny. H, berusia 36 tahun, datang ke poliklinik sebuah rumah sakit untuk memeriksaan kehamilan. Saat ini Ny. H sedang menjalani kehamilannya yang ketiga. Anaknya yang pertama perempuan, kini berusia 12 tahun. Kehamilan kedua
berlangsung 9 tahun lalu, namun mengalami keguguran. Saat itu, Ny. H tidak berniat untuk hamil lagi.
Akan tetapi, 8 tahun yang lalu, suaminya meninggalkan rumah dan menikah lagi. Ny. H tidak mengetahui kabar
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Hari pertama haid terakhir adalah 11 minggu yang lalu. Tidak ada keluhan yang dirasakan pada kehamilan saat ini, serta tidak ada temuan signifkan pada riwayat
kehamilan dan pemeriksaan fsik.
Berikut adalah hasil pemeriksaan penunjang rutin Ny. H.
Hemoglobin 11,9 g/dL MCV 82 fL
Leukosit 4,1 x 109/L
Trombosit 129 x 109/L
Golongan darah B (+)
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
1. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
JAWABAN:
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
2. Apa rencana penanganan selanjutnya?
JAWABAN:
Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai
hasil pemeriksaan dan diagnosis.
Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga
kesehatan lain yang turut berperan dalam
perawatan kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait
Periksa hitung CD4 dan viral load untuk
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
2. Apa rencana penanganan selanjutnya?
JAWABAN:
Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai hasil
pemeriksaan dan diagnosis.
Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga
kesehatan lain yang turut berperan dalam perawatan kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait
Periksa hitung CD4 dan viral load untuk menentukan
status imunologis dan mengevaluasi respons terhadap pengobatan.
Mulai terapi antiretroviral. Lihat Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Tawarkan pemeriksaan infeksi menular seksual
di usia kehamilan 28 minggu.
Persalinan per vaginam dapat dilakukan bila
ARV sudah diminum minimal selama 6 bulan, dan viral load < 1.000 kopi/μL. Persalinan
dengan seksio sesarea dipilih bila terdapat
indikasi obstetri, viral load >1.000 kopi/μL, atau ARV baru dimulai di usia kehamilan >36
minggu.
Pilihan makanan untuk bayi serta pemberian
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Sarankan ibu dengan HIV positif memeriksakan
status HIV suami dan seluruh anaknya. Saat berhubungan seksual, tetap gunakan kondom meskipun suami ditemukan HIV positif.
Ibu sebaiknya juga diskrining hepatitis B, siflis
dan hepatitis C. Bila terdapat batuk lebih dari 2 minggu, lakukan pemeriksaan ke arah TB.
Ibu sebaiknya dianjurkan untuk divaksin
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Ibu juga dianjurkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang atau kontrasepsi mantap bila tidak ingin punya anak lagi. Bila BUKAN
termasuk sindroma AIDS dan telah minum ARV, sebenarnya semua metode kontrasepsi termasuk hormonal maupun AKDR dapat digunakan. Untuk sindroma AIDS, AKDR tidak disarankan.
Setelah bayi lahir, berikan terapi proflaksis
dalam bentuk puyer zidovudin 4 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 6 minggu. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan viral load pada bayi di bulan
pertama dan umur 4-6 bulan. Bila kedua
KASUS 10
KEHAMILAN DENGAN HIV/
AIDS
Rujukan:
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN AWAL
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
Ny. G, 29 tahun mengaku hamil 2 bulan datang ke Puskesmas kecamatan dengan keluhan
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
Dari pemeriksaan fsik, didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37 °C. Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas. Tampak perdarahan mengalir dari kemaluan. Pada pemeriksaan inspekulo, tampak ostium licin, terbuka dan terdapat jaringan keluar dari ostium. Perdarahan mengalir dari ostium. Pada pemeriksaan dalam, korpus uteri
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
1. Apa saja diagnosis banding perdarahan pada kasus ini?
JAWABAN:
No Diagnosi s
Gejala Tanda
1 Abortus o Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
o Kadang-kadang ada
pengeluaran sebagian produk konsepsi
o Perut terasa nyeri atau ada
kontraksi
o Jumlah perdarahan tergantung
macam abortus
o Ostium bisa tertutup atau terbuka o Pada abortus inkomplit kadang
teraba jaringan keluar dari ostium
2 Mola
hidatidosa
o Perdarahan pervaginam o Mual dan muntah hebat
o Keluar jaringan seperti anggur
o Ukuran uterus lebih besar dari usia
kehamilan
o Tidak ditemukan janin intrauterin o Kadang-kadang ada tanda
tirotoksikosis
o Kadang-kadang keluar jaringan
seperti anggur 3 Kehamilan
ektopik
o Perdarahan pervaginam o Nyeri perut
o Tampak pucat
o Hipotensi dan hipovolemia o Nyeri tekan abdomen dan
pelvis
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
2. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
JAWABAN:
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
3. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan pada kasus di atas?
JAWABAN:
Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia
kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu, lakukan evakuasi isi uterus.
Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang
dianjurkan
Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak
tersedia
Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
4. Apa saja alat yang dibutuhkan untuk melakukan aspirasi vakum manual?
JAWABAN:
Tabung dengan volume 60 mL Pengatur katup (1 atau 2 buah)
Toraks dan tangkai penarik/pendorong
Penahan toraks (collar stop) di pangkal tabung Silikon pelumas cincin karet
Kanula steril dengan 2 lobang di ujungnya.
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
5. Bagaimana langkah-langkah melakukan aspirasi vakum manual?
JAWABAN:
KASUS 11
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
AWAL
Rujukan:
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
Ny. P, berusia 29 tahun, mengaku hamil 8 bulan dengan keluhan perdarahan dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid
terakhir adalah 35 minggu. Sejak 6 jam yang lalu, keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitaman,
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
Pada pemeriksaan fsik, didapatkan tekanan darah
150/100 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37oC. Konjungtiva
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
1. Apakah diagnosis banding perdarahan pada kasus ini?
JAWABAN:
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
2. Bagaimana cara membedakan berbagai diagnosis banding tersebut secara klinis?
No Diagnosis Gejala Tanda
1 Plasenta previa
• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >
22 minggu
• Darah segar yang keluar sesuai dengan
beratnya anemia
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu
atas panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat
janin
• Uterus masih relaks
2 Solusio plasenta
• Perdarahan dengan nyeri intermiten atau
menetap
• Warna darah kehitaman dan cair, tetapi
mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru
• Syok tidak sesuai dengan jumlah
darah keluar (tersembunyi)
• Anemia berat
• Gawat janin atau hilangnya denyut
jantung janin
• Uterus tegang terus menerus dan
nyeri 3 Ruptura
uteri
• Perdarahan pervaginam • Nyeri perut hebat
• Nyeri tekan abdomen
• Mudah meraba bagian janin • Tanda-tanda syok
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
3. Berdasarkan gejala dan tanda yang ada, apakah diagnosis yang paling mungkin?
JAWABAN:
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
4. Apa saja faktor risiko untuk terjadinya perdarahan pada kasus ini?
JAWABAN:
Faktor risiko untuk terjadinya solusio plasenta adalah hipertensi, versi luar, trauma abdomen,
hidramnion, gemeli dan defsiensi besi. Pada kasus di atas faktor risiko yang jelas tampak adalah
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
5. Penatalaksanaan apa yang dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan dasar (primer)?
JAWABAN:
Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap. Yang dapat
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
6. Apabila keluarga pasien bertanya
kemungkinan tindakan pada kasus di atas, konseling apa yang dapat anda jelaskan?
JAWABAN:
KASUS 12
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
LANJUT
Rujukan:
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Ny. P, usia 18 tahun, usia kehamilan 31 minggu 6 hari, datang ke rumah sakit dengan nyeri di perut. Selama kehamilan ini, ia kerap merasakan nyeri punggung bawah dan dua kali
mengalami infeksi saluran kencing. Kemarin, ia merasakan adanya produksi cairan (discharge) dan darah berwarna gelap dari vaginanya, disertai rasa tidak nyaman di perut. Ia berpikir bahwa gejala yang dialaminya berhubungan dan gado-gado yang ia konsumsi sebelumnya.
Saat ini, muncul nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Pada pemeriksaan fsik didapatkan suhu afebris,
tekanan darah 110/60 mmHg, dan frekuensi nadi 96 kali/menit. Tinggi fundus uteri 30 cm, teraba kontraksi saat palpasi, yang berlangsung kira-kira 35 detik.
Posisi janin longitudinal dengan bagian terendah janin bokong, sudah engaged.
Tidak ada cairan ketuban pada pemeriksaan
spekulum. Serviks sudah menipis dan dilatasi 3 cm, teraba bagian terendah janin 2 cm di atas spina
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
1. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung
diagnosis Anda?
JAWABAN:
Persalinan preterm. Terdapat kontraksi teratur, dengan serviks yang sudah menipis dan
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
2. Apa faktor predisposisi terjadinya kondisi/ masalah ini?
JAWABAN:
Usia ibu <18 tahun atau >40 tahun
Hipertensi
Perkembangan janin terhambat
Solusio plasenta
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
Infeksi intrauterin
Bakterial vaginosis
Serviks inkompeten
Kehamilan ganda
Penyakit periodontal
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Kurang gizi
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
3. Apa tatalaksana yang harus dilakukan untuk menangani kasus ini?
JAWABAN:
Lakukan terapi konservatif dengan tokolitik,
kortikosteroid, dan antibiotika mengingat
berdasarkan data yang ada, syarat berikut ini terpenuhi:
Usia kehamilan antara 24-34 minggu Dilatasi serviks kurang dari 3 cm
Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin),
preeklampsia, atau perdarahan aktif
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Tokolitik hanya diberikan pada 48 jam pertama untuk
memberikan kesempatan pemberian kortikosteroid. Obat-obat tokolitik yang digunakan adalah:
Nifedipin: 3 x 10 mg per oral, ATAU
Terbutalin sulfat 1000 μg (2 ampul) dalam 500 ml larutan
infus NaCl 0,9% dengan dosis awal pemberian 10
tetes/menit lalu dinaikkan 5 tetes/menit tiap 15 menit hingga kontraksi hilang, ATAU
Salbutamol: dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus
10 tetes/menit. Jika kontraksi masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit sampai kontraksi berhenti atau denyut nadi >120/ menit kemudian dosis
dipertahankan hingga 12 jam setelah kontraksi hilang
Berikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin.
Obat pilihannya adalah:
Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali, ATAU
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Antibiotika proflaksis diberikan sampai bayi lahir.
Pilihan antibiotika yang rutin diberikan untuk persalinan preterm (untuk mencegah infeksi streptokokus grup B) adalah:
Ampisilin: 2 g IV setiap 6 jam, ATAU
Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam, ATAU
Klindamisin: 3 x 300 mg PO (jika alergi terhadap
penisilin)
Antibiotika yang diberikan jika persalinan preterm
disertai dengan ketuban pecah dini adalah
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Persiapan resusitasi/konsul dokter anak untuk
perawatan bayi berat lahir rendah:
Prinsipnya adalah mencegah hipotermia
Jaga suhu ruang tempat melahirkan agar tidak kurang
dari 25 °C
Keringkan bayi dan jauhkan handuk yang basah Letakkan bayi pada dada ibu
Periksa nafas dan denyut jantung bayi Pakaikan bayi topi dan kaos kaki
Bungkus bayi dengan plastik
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Untuk menghangatkan bayi, perawatan metode
kanguru dapat dilakukan bila syarat-syarat di bawah ini dipenuhi:
Bayi tidak mengalami kesulitan bernapas Bayi tidak mengalami kesulitan minum Bayi tidak kejang
Bayi tidak diare
KASUS 13
MULAS TIDAK TERATUR PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
KASUS 14
DEMAM PADA KEHAMILAN
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
Seorang ibu berusia 26 tahun bernama Ny. R
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
Tidak ada cairan ketuban yang terdeteksi pada pemeriksaan spekulum saat ibu dipulangkan. Dalam dua hari terakhir, Ny. R merasa kurang enak badan, demam, hilang nafsu makan, rasa tidak nyaman di perut, dan sakit kepala.
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
Pemeriksaan fsik menunjukkan suhu 37,8°C, tekanan darah 106/80 mmHg dan frekuensi nadi 109 kali/menit. Tinggi fundus uteri 34 cm, dengan penurunan kepala janin 3/5. Frekuensi denyut jantung janin 170 kali per menit. Terdapat nyeri tekan uterus. Pada pemeriksaan spekulum, serviks terlihat tertutup, terdapat duh tubuh hijau keabu-abuan di dalam vagina.
Hemoglobin 10,9 g/dL MCV 80 fL
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
1. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung diagnosis Anda?
JAWABAN:
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
2. Apa faktor predisposisi terjadinya kondisi/masalah ini?
JAWABAN:
Persalinan prematur
Persalinan lama
Ketuban pecah lama
Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS,
BV)
Alkohol
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
3. Apa tatalaksana yang harus dilakukan untuk menangani kasus ini?
JAWABAN:
Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam
ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan
cara persalinan:
Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin
Jika serviks belum matang: matangkan dengan
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika
setelah persalinan. Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur
KASUS 14
DEMAM PADA
KEHAMILAN
Rujukan:
KASUS 15
PERSALINAN LAMA
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
Ny. B, 30 tahun, G2P1 hamil 40 minggu, datang ke Puskesmas tanggal 7 Oktober 2013, pada pukul 20.00 WIB, dan diterima oleh bidan dengan
keluhan utama mules-mules sejak 10 jam
ketuban pecah sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien melakukan pemeriksaan antenatal di bidan secara teratur. Anak pertama berusia 5
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
Pada pemeriksaan didapatkan his 3 kali dalam 30 menit , lamanya 40 detik. Tinggi fundus uteri 36 cm, penurunan kepala 4/5, denyut jantung janin 155 kali/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,8°C dan frekuensi nadi 90 kali/menit. Cairan
ketuban berwarna jernih. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan pembukaan 4 cm, tidak ada
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
1. Buatlah partograf yang sesuai dengan kasus di atas!
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
2. Kapan Anda akan melakukan pemeriksaan dalam ulang?
JAWABAN:
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
3. Apakah rencana tatalaksana pada kasus ini?
JAWABAN:
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
Dari observasi denyut jantung janin, his dan frekuensi nadi maternal setiap 30 menit didapatkan data sebagai berikut:
Waktu Denyut jantung janin His Frekuensi nadi maternal Penjelasan
20.30 150 dpm 3x/10’/40” 90 dpm 21.00 160 dpm 3x/10’/40” 92 dpm 21.30 155 dpm 3x/10’/40” 92 dpm 22.00 158 dpm 3x/10’/45” 90 dpm
22.30 155 dpm 4x/10’/45” 90 dpm diuresis+ 200 cc 23.00 158 dpm 4x/10’/45” 88 dpm
23.30 155 dpm 4x/10’/45” 88 dpm
00.00 160 dpm 4x/10’/45” 90 dpm TD: 120/80 mmhg, suhu: 370C
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
5. Apakah tatalaksana selanjutnya pada pasien ini?
JAWABAN:
Kasus ini tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan dasar. Karena itu, segera rujuk ke
KASUS 15
PERSALINAN
LAMA
Rujukan:
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
Seorang ibu berusia 28 tahun bernama Ny. E, baru saja melahirkan anaknya yang keenam di
Puskesmas tempat Anda bekerja 30 menit yang lalu. Anda yang baru datang untuk memulai dinas menyempatkan diri melihat kondisi bayi dan ibu saat ini. Bayi telah berada di dada ibu dan tengah menyusu, sudah diberi topi dan diselimuti.
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
Ibu telah mendapat suntikan oksitosin dan
robekan jalan lahir telah dijahit. Kini, rekan Anda tengah membereskan segala perlengkapan
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
Dari pemeriksaan, didapatkan bahwa ibu tampak lemas dan sedikit pucat. Ketika ditanya, ibu
menjawab dengan lemah bahwa ia merasa lemas, berkeringat dingin, dan sedikit mual. Tidak ada rasa nyeri. Tekanan darah 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 105 kali/menit, dan akral pucat. Luka episiotomi derajat II sudah dijahit dan tidak ada perdarahan aktif. Kontraksi uterus tidak baik. Setelah dilakukan VT, gumpalan darah keluar
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
1. Apakah kondisi yang dialami ibu saat ini normal? Mengapa?
JAWABAN:
Tidak. Pada ibu telah terjadi gangguan
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
2. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung
diagnosis Anda?
JAWABAN:
Perdarahan pascasalin primer. Diagnosis ini
ditegakkan karena terdapat perdarahan aktif dan gangguan hemodinamik segera setelah
KASUS 16
LEMAS DAN PUCAT SETELAH
MELAHIRKAN
3. Berapa perkiraan darah yang hilang dan berapa banyak cairan yang harus
diberikan untuk menggantikan kehilangan darah tersebut?
JAWABAN:
Berdasarkan tabel di Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu bab 4.7, kehilangan darah