• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 2 PEMECAHAN KASUS MENGGUNAKAN BUKU SAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL 2 PEMECAHAN KASUS MENGGUNAKAN BUKU SAKU"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL LOKAKARYA

(2)

MODUL 2

PEMECAHAN KASUS

MENGGUNAKAN BUKU

SAKU

(3)

PEMECAHAN KASUS

MENGGUNAKAN BUKU

SAKU

Untuk membantu pembaca mempelajari materi

yang terdapat di dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, WHO Indonesia dan Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI telah

mengembangkan sebuah modul latihan yang dapat diakses di www.edukia.org.

Modul tersebut terdiri dari sembilan belas contoh

(4)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

(5)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Ny. I, berusia 22 tahun, datang ke Puskesmas pk. 10.00 bersama suami dan ibunya karena

merasakan kontraksi di rahimnya sejak 6 jam yang lalu. Ny I sedang hamil anak pertama. Kini usia

(6)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Apa saja upaya pencegahan infeksi yang harus dilakukan pada kasus ini?

JAWABAN:

Menyiapkan instrumen atau perlengkapan pertolongan

persalinan yang steril atau sudah melalui proses DTT.

Menyiapkan tempat penampungan sampah tajam,

sampah medis medis, dan sampah non-medis.

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,

(7)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Mengenakan sarung tangan steril atau DTT (

lihat video), dan menyiapkan sarung tangan steril panjang jika sewaktu-waktu diperlukan. Sarung tangan non-steril boleh digunakan hanya untuk pemeriksaan dalam, memasang infus, memberikan obat injeksi, dan

mengambil darah.

Mengenakan alat pelindung diri (lihat video):

(8)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Mencelupkan setiap instrumen yang telah

digunakan ke larutan klorin 0,5%

(dekontaminasi), dilanjutkan dengan

(9)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Mengelola sampah medis tajam dengan benar.

Siapkan tempat penampungan sampah medis

tajam yang tidak dapat ditembus oleh jarum.

Pastikan semua jarum dan spuit digunakan hanya

satu kali.

Jangan menutup kembali, membengkokkan,

ataupun merusak jarum yang telah digunakan.

Langsung buang semua jarum yang telah

digunakan ke tempat penampungan sampah tajam tanpa memberikannya ke orang lain.

Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat

(10)

KASUS 1

PENCEGAHAN INFEKSI

Rujukan:

(11)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

(12)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Pada tanggal 8 Oktober 2013, Ny. D, 22 tahun, datang ke puskesmas karena terlambat haid 1

minggu. Ia merasakan sedikit mual dan nafsu makan berkurang. Ia membawa hasil tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif. Hari pertama haid

(13)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

1. Bagaimana memastikan kehamilan pada kasus ini?

JAWABAN:

Berdasarkan data awal, didapatkan beberapa gejala dan tanda yang dapat dijumpai pada kehamilan seperti:

terlambat haid

mual dan nafsu makan berkurang

tes kehamilan positif.

(14)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Pemeriksaan ultrasonograf trimester pertama dapat memastikan adanya kehamilan dan usia kehamilan, dengan ditemukannya kantung

kehamilan, yolk sac (kantung kuning telur), fetal echo, denyut jantung janin. Pemeriksaan USG juga berguna untuk menyingkirkan kemungkinan

adanya kehamilan ektopik, menentukan jumlah kehamilan, dan menemukan adanya kelainan

(15)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

2. Berapa usia kehamilan saat ini?

JAWABAN:

Berdasarkan hari pertama haid terakhir (1

September 2013), usia kehamilan pasien saat datang adalah 7 minggu dengan taksiran

(16)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Taksiran persalinan didapatkan dari:

tanggal ditambah 7 1+7 = 8

bulan dikurangi 3 9-3 = 6

tahun ditambah 1 2013+1 = 2014

(17)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

3. Bagaimana cara melakukan deteksi dini risiko komplikasi atau penyulit kehamilan?

JAWABAN:

(18)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Anamnesis: identitas, riwayat kontrasepsi,

riwayat obstetri sebelumnya, catatan kehamilan saat ini dan riwayat medis lainnya.

Pada pasien ini, kehamilan merupakan kehamilan

(19)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Pemeriksaan fsik umum: tanda vital, status

nutrisi (IMT, lingkar lengan atas), status generalis dan status obstetri.

Pemeriksaan status obstetri pada pasien ini

adalah melihat vulva dan perineum serta melakukan pemeriksaan spekulum untuk

(20)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Pemeriksaan penunjang:

Ultrasonograf

Laboratorium: hemoglobin, golongan darah dan

(21)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

4. Suplementasi dan vaksinasi apa yang perlu diberikan?

JAWABAN:

Ibu diberikan 30-60 mg zat besi elemental (setara dengan sulfas ferosus 150-300 mg) dan 400 ug asam folat setiap hari sesegera mungkin. Efek samping yang mungkin

ditemukan dengan pemberian suplemen besi adalah mual, muntah dan konstipasi. Hindari konsumsi suplemen besi bersamaan dengan teh atau kopi, sebaliknya berikan

(22)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

5. Konseling apa yang perlu diberikan saat ini?

JAWABAN:

Pada kunjungan pertama pada trimester pertama kehamilan, berikan edukasi tentang:

usia kehamilan dan taksiran persalinan

frekuensi yang dianjurkan untuk melakukan perawatan

(23)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

nutrisi dan kenaikan berat badan yang dianjurkan selama

kehamilan

gejala dan tanda yang mungkin dijumpai akibat

perubahan fsiologi kehamilan seperti mual, muntah, konstipasi, pusing, payudara menegang atau

perubahan mood dan nafsu makan

larangan untuk mengkonsumsi rokok, alkohol ataupun

obat-obatan terlarang yang dapat menganggu kehamilan

aktivitas fsik, olah raga, berhubungan seksual selama

(24)

KASUS 2

TERLAMBAT HAID

Rujukan:

(25)

KASUS 3

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

(26)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Ny. N 30 tahun, G2P1, datang ke puskesmas pada tanggal 10 Oktober 2013 untuk melakukan

(27)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Saat ini tidak ada keluhan dan gerakan janin dirasakan aktif. Kenaikan berat badan selama kehamilan 5 kg. BB sebelum hamil 54 kg, TB 160 cm (IMT 21). Pada pasien ini didapatkan: tinggi fundus uteri 27 cm, bokong,

(28)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

1. Berapa usia kehamilan saat ini?

JAWABAN:

Berdasarkan hari pertama haid terakhir dan

(29)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Leopold?

JAWABAN:

Lihat video palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV.

Leopold I: menentukan

tinggi fundus uteri dan bagian janin yang

(30)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Leopold II: menentukan

bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)

Leopold III: menentukan

bagian janin yang terletak di bagian bawah uterus

(31)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Leopold IV: menentukan berapa

jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)

(32)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

3. Bagaimana pertumbuhan janin pada kasus ini?

JAWABAN:

Tinggi fundus uteri yang normal pada usia kehamilan 30 minggu adalah 28-32 cm. Pada pasien ini tinggi fundus uteri adalah 27 cm (di bawah persentil 5). Pada keadaan ini perlu dicurigai adanya janin kecil masa kehamilan/pertumbuhan janin terhambat atau jumlah cairan ketuban yang

(33)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

4. Apa masalah yang muncul dari hasil

pemeriksaan laboratorium pada kasus ini? Bagaimana tatalaksana selanjutnya?

JAWABAN:

Pada pasien ini didapatkan anemia dengan kadar Hb 10.6 g/dL. Apabila memungkinkan cari

penyebab anemia. Dengan melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan apus darah tepi,

(34)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Apabila pemeriksaan lanjutan tidak memungkinkan, pasien dapat diberikan sediaan besi yang mengandung besi

elemental 60 mg sebanyak 2-3x/hari. Pemberian sediaan besi ini selain untuk terapi juga untuk

mendiagnosis adanya defsiensi besi pada pasien.

Lakukan pemeriksaan kadar hemoglobin setelah 1 bulan pemberian. Apabila ada kenaikan kadar hemoglobin,

lanjutkan pemberian sampai hingga 3 bulan, namun

apabila tidak ada perbaikan segera rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab

(35)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

5. Edukasi apa yang dapat diberikan terkait kenaikan berat badan ibu?

JAWABAN:

Pasien dengan IMT 21 (normal), kenaikan BB yang dianjurkan selama kehamilan adalah 11.5-16 kg (1-1.5 kg/bulan). Pada pasien ini kenaikan BB

(36)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Berikan tambahan makanan pemulihan untuk ibu hamil yang tersedia di puskesmas. Selain itu berikan informasi kepada ibu nutrisi yang dianjurkan selama kehamilan. Pada ibu hamil normal kebutuhan kalori tambahan selama hamil adalah 300-500 kcal.

Namun karena kenaikan BB pada pasien kurang dari yang direkomendasikan, kebutuhan kalori yang

(37)

KASUS 3

PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Rujukan:

(38)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI

KELUARNYA LENDIR DAN DARAH

DARI VAGINA

(39)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

(40)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

1. Bagaimana rencana penanganan kasus ini?

JAWABAN:

Melakukan anamnesis yang terstruktur

Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda vitalMelakukan pemeriksaan fsik

Melakukan pemeriksaan status obstetrik, mulai dari

pemeriksaan Leopold dan diikuti dengan pemeriksaan dalam

Melakukan pemeriksaan kardiotokograf bila tersedia (

lihat video)

Melakukan pemeriksaan laboratorium berupa

(41)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

Pada pemeriksaan didapatkan his  3 kali dalam 10 menit , lamanya 30 detik. Penurunan kepala 4/5, denyut jantung janin 150 kali/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, temperatur 36,7°C dan frekuensi nadi 88 kali/menit. Cairan ketuban berwarna jernih. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan porsio anterior,

lunak, pembukaan 4 cm, tebal 1 cm, tidak ada

molase. Tidak didapatkan edema dan kadar Hb 11 g/ dl. Tidak didapatkan proteinuria dan aseton dari

(42)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

2. Buatlah partograf sesuai kasus diatas!

JAWABAN:

(43)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

3. Kapan anda akan melakukan pemeriksaan ulang?

JAWABAN:

Nadi: setengah jam kemudian ( pukul 08.30)

 Pemeriksaan denyut jantung janin dan His:

setengah jam lagi (pukul 08.30)

Tekanan darah: 1 jam kemudian ( pukul 09.00)Suhu: 4 jam kemudian (pukul 12.00)

(44)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

4. Lanjutkan pengisian partograf!

JAWABAN:

(45)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

5. Kapan anda akan melakukan pemeriksaan dalam kembali?

JAWABAN:

(46)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

6. Apakah langkah selanjutnya pada pasien ini?

JAWABAN:

 Melakukan amniotomi

Memimpin meneran dan mengajari ibu

bagaimana cara meneran yang baik

Menerangkan bahwa ibu dapat memilih posisi

(47)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

7. Lanjutkan pengisian partograf!

(48)

KASUS 4

(49)

KASUS 4

(50)

KASUS 4

MULAS TERATUR DISERTAI KELUARNYA

LENDIR DAN DARAH DARI VAGINA

Rujukan:

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 2.2: Asuhan

(51)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA SETELAH

MELAHIRKAN

(52)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

Ny. N, 20 tahun, baru saja melahirkan anak pertamanya 6 jam yang lalu. Persalinan berlangsung normal, skor APGAR 8/10.  Saat ini kontraksi uterus baik, tidak ada perdarahan per vaginam. Terdapat laserasi vagina derajat I, namun darah sudah berhenti mengalir. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit. Ibu belum berkemih. Berat badan bayi 2700 gram. Frekuensi napas 50 kali/menit, suhu tubuh 37°C. Bayi sudah diberikan salep mata

(53)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

1. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum ibu dan bayi boleh dipulangkan?

JAWABAN:

Mengajarkan ibu merawat kebersihan diri, meliputi

cara membersihkan vulva, mengganti pembalut, mencuci tangan dengan sabun dan air besih, dan perawatan luka laserasi.

Menjelaskan ibu mengenai kebutuhan istirahat,

latihan, dan gizi di masa nifas. Suplemen besi dapat diberikan hingga 3 bulan pascasalin, terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi.

Memberikan ibu kapsul vitamin A 200.000 IU dan

meminta ibu mengkonsumsi kapsul berikut 24 jam kemudian.

(54)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

 Menjelaskan dan menawarkan ibu berbagai pilihan

metode kontrasepsi untuk menunda kehamilan berikut.

Menjelaskan ibu cara merawat bayi, termasuk cara

merawat tali pusat, memberikan ASI, dan memandikan bayi.

Menunda pemulangan ibu hingga ibu berkemih.

Tidak memandikan bayi sebelum 24 jam.

Melakukan pemeriksaan fsik lengkap terhadap bayi.

Pemulangan bayi paling cepat dilakukan 24 jam

(55)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

2. Kapan ibu dan bayi harus melakukan kunjungan ulang?

JAWABAN:

Ibu harus melakukan kunjungan ulang 6 hari

setelah persalinan, 2 minggu setelah

persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan. Bayi harus melakukan kunjungan ulang 3-7 hari setelah persalinan dan 8-28 hari setelah

(56)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

3. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan saat kunjungan berikutnya?

JAWABAN:

Untuk ibu: tekanan darah, perdarahan

pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus (involusi uterus), dan temperatur.

Untuk bayi: pemeriksaan fsik (termasuk kondisi

(57)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

Tiga minggu setelah persalinan, Ny. N datang

kembali menemui dokter. Payudara kanannya terasa sakit sejak dua hari yang lalu dan kini badannya

demam. Sebelumnya, ia menyusui seperti biasa, namun dua hari yang lalu ia mulai merasakan nyeri yang makin lama makin memberat di payudara

kanannya. Payudaranya tersebut juga mengeras dan memerah. Pada pemeriksaan, suhunya 38,5°C dan frekuensi nadinya 100 kali/menit. Terdapat indurasi di bagian atas-luar payudara kanan dengan

kemerahan dan nyeri tekan. Terdapat fuktuasi di jaringan payudara ketika dipalpasi. Tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak ada nyeri ketok CVA.

(58)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

4. Apa tanda bahaya masa nifas yang ditemukan pada ibu ini?

JAWABAN:

(59)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

5. Apa diagnosis yang paling mungkin?

JAWABAN:

(60)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

6. Apa tatalaksana yang harus dilakukan?

JAWABAN:

Lakukan insisi dan drainase absesBerikan antibiotika :

Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari

ATAU eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama

10-14 hari

Pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.

Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi

bengkak dan nyeri.

Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.

(61)

KASUS 5

NYERI PAYUDARA

SETELAH MELAHIRKAN

Rujukan:

(62)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

(63)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Ny. M, berusia 20 tahun, sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 11 minggu, datang ke

Puskesmas karena rasa mual yang makin hebat sejak dua minggu yang lalu. Berdasarkan keterangan

suami, Ny. M sudah berkonsultasi ke bidan dan diberikan obat tapi pasien tidak tahu namanya.

Setelah minum obat, mual agak berkurang, namun sejak seminggu yang lalu, ia kembali mual. Obat

(64)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Hari ini, Ny. M sudah muntah lebih dari sepuluh kali, dengan volume kira-kira seperempat hingga setengah gelas

belimbing setiap kali muntah. Ia merasa lemas dan

berkeringat dingin. Ia belum buang air besar sejak empat hari yang lalu. Terakhir buang air kecil dua jam yang lalu, jumlahnya sedikit dan berwarna kuning pekat. Sebelum hamil, Ny. M memiliki riwayat sakit maag. Ia sering minum obat maag cair dan biasanya langsung merasa lebih baik. Sebelumnya Ny. M tidak pernah mengalami apa yang kini ia alami.

(65)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

1. Apa diagnosis awal pada kasus ini ? Data apa saja yang mendukung diagnosis tersebut ?

JAWABAN:

Pasien ini didiagnosis awal sebagai hiperemesis

gravidarum. Data yang mendukung untuk diagnosis awal ini adalah gejala berupa rasa mual yang hebat dan muntah yang cukup sering sehingga pasien

kesulitan untuk melakukan makan dan minum. Akibatnya pasien dicurigai mengalami dehidrasi berdasarkan tanda-tanda dehidrasi seperti tekanan darah yang turun, frekuensi nadi yang cepat,

(66)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

2. Berdasarkan teori yang ada, apa penyebab kejadian hiperemesis gravidarum ?

JAWABAN:

Kejadian hiperemesis gravidarum dikaitkan

dengan peningkatan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) dan estrogen.

Peningkatan kadar hormon hCG berasal dari sel-sel trofoblas dapat memicu kondisi hipertiroid karena bereaksi silang dengan hormon Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan juga

(67)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Peningkatan hormon estrogen yang berasal dari plasenta dapat memicu gangguan motilitas

saluran cerna, peningkatan enzim hati serta

memudahkan terjadinya refuks gastro-esofageal. Oleh karena itu segala hal yang terkit dengan

peningkatan produksi hormon hCG oleh plasenta dihubungkan dengan kondisi hiperemesis, seperti pada kondisi kehamilan ganda atau mola

(68)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

3. Apa diagnosis banding untuk kasus ini ?

JAWABAN:

Gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), gangguan saluran cerna (esofagitis, gastroenteritis, ulkus peptik, hepatitis, pankreatitis, irritable bowel

(69)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

4. Pemeriksaan laboratorium apa yang Anda rencanakan?

JAWABAN:

(70)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan.

Hemoglobin 11 g/dL Hematokrit 35 vol% Leukosit 8900/uL Trombosit 298000/uL Natrium 126 mEq/L Kalium 3,0 mEq/L Klorida 90 mEq/L Gula darah sewaktu 70 mg/dL Urea 20 mg/dL Kreatinin 1 mg/dL SGOT 35 U/L SGPT 32 U/L

(71)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

5. Kelainan apa saja yang ditemukan dari hasil pemeriksaan laboratorium di atas ?

JAWABAN:

Didapatkan adanya hemokonsentrasi yang

mungkin disebabkan oleh kondisi dehidrasi, di

mana hematokrit meningkat. Terdapat penurunan kadar elektrolit (natrium, kalium maupun klorida) yang diakibatkan oleh karena hilangnya cairan akibat muntah-muntah yang hebat. Akibat

dehidarsi juga didapatkan berat jenis urin yang meningkat. Peningkatan keton urin menunjukkan bahwa akibat kesulitan asupan dan mual muntah hebat, maka tubuh pasien mulai menggunakan sumber energi di luar karbohidrat sehingga 

(72)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

6. Apakah ada pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan untuk mencoba

mencari penyebab masalah ?

JAWABAN:

(73)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

7. Bagaimana rencana tatalaksana selanjutnya?

JAWABAN:

 Hentikan seluruh asupan bahan-bahan yang dapat

memicu rasa mual, seperti pemberian tablet besi.

 Pasang kanula intravena dan lakukan resusitasi

cairan. Pemberian cairan Ringer Laktat (RL) hingga 2000 cc dapat diberikan antara 3-5 jam, dan

pemberian cairan dilanjutkan untuk mempertahankan produksi urine paling tidak 100 cc per jam.

 Berikan suplemen multivitamin secara intravena.

Thiamine 100 mg IV dapat diberikan sebelum

pemberian infus dextrosa untuk mencegah terjadinya ensefalopati Wernicke.

 Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9%

(74)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:

Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jamProklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jamPrometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jamMetoklopramid 5-10 mg IV tiap 8 jam

Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV

tiap 8 jam ATAU ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/jam terus-menerus selama 24 jam

Pasien untuk sementara dipuasakan hingga toleransi

untuk melakukan intake makanan dan minuman berangsur pulih.

Hitung kebutuhan cairan dan kalori pasien setiap

harinya.

(75)

KASUS 6

MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

(76)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA KEHAMILAN

(77)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

Ny. M, berusia 26 tahun, datang ke poliklinik sebuah rumah sakit di usia kehamilan 31 minggu untuk

(78)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

Di kehamilannya kali ini, Ny. M sering merasa lelah karena merawat tiga anaknya. Namun demikian, ia merasa

kehamilannya baik-baik saja karena dapat merasakan gerak bayinya lebih dari sepuluh kali sehari.

Pemeriksaan fsik menunjukkan tekanan darah 125/70

mmHg. Berat badan 54 kg, tinggi badan 158 cm. Konjungtiva pucat, sklera tak ikterik. Pemeriksaan abdomen tidak

ditemukan pembesaran hepar dan lien. Tinggi fundus 30 cm, denyut jantung janin 150 kali per menit. Pemeriksaan

(79)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

Berikut adalah hasil pemeriksaan laboratorium rutin Ny. M.

Hemoglobin 8,5 g/dL

Hematokrit 25 vol%

MCV 78 fL

MCH 26 pg

Leukosit 8,400 /uL

Trombosit 237,000 /uL

Sediaan apus darah tepi

gambaran mikrositik-hipokrom, tidak

terdapat gambaran kelainan morfologi sel darah merah, dan tidak terdapat

gambaran parasit

Golongan darah A (+)

(80)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

1. Apakah terdapat kelainan pada hasil temuan klinis atau penunjang?

JAWABAN:

(81)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

2. Apa diagnosis pada kasus ini? Temuan apa yang mendukung diagnosis tersebut?

JAWABAN:

Pasien didiagnosis menderita anemia dalam

(82)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

3. Apa kemungkinan penyebab dari diagnosis tersebut?

JAWABAN:

Anemia defsiensi besi. Anemia defsiensi besi

merupakan jenis anemia yang sering terjadi pada kehamilan. Hal yang mendukung diagnosis ini

(83)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

4. Pemeriksaan apa yang digunakan untuk mengkonfrmasi penyebab dari diagnosis tersebut?

JAWABAN:

Apabila fasilitasnya tersedia, maka dapat

dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan

terhadap kadar feritin, serum iron (SI), dan transferin iron binding capacity (TIBC). Kadar feritin akan

menggambarkan cadangan besi (iron storage). SI akan menggambarkan kadar besi di dalam serum.

Sementera TIBC menunjukkan seberapa jenuh ikatan transferin terhadap besi. Apabila terdapat kondisi

(84)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

5. Apa implikasi kelainan pada ibu tersebut terhadap kehamilannya?

JAWABAN:

 Bayi berat badan lahir rendah  Ancaman persalinan preterm

 Gangguan vaskularisasi plasenta

(85)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

6. Bagaimana rencana penanganan selanjutnya?

JAWABAN:

 Setelah defsiensi besi dapat dipastikan berikan 180 mg

besi elemental setiap hari setelah makan. Tablet yang saat ini banyak tersedia fasilitas kesehatan adalah tablet tambah darah yang berisi sulfas ferosus setara dengan 60 mg besi elemental serta 250 μg asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia, berikan tablet tersebut 3 kali sehari.

 Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan

pemberian tablet sampai 42 hari pascasalin.Apabila setelah 90 hari terapi kadar hemoglobin tidak

(86)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

7. Apa yang perlu diinformasikan kepada pasien yang akan menjalani terapi tablet besi per oral?

JAWABAN:

 Sepuluh persen pasien yang menjalani terapi

tablet besi per oral akan mengalami efek samping gastro-intestinal berupa mual,

(87)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

8. Apa yang perlu dilakukan sekiranya efek samping akibat penggunaan tablet besi per oral tersebut terjadi pada pasien?

JAWABAN:

Efek samping gastro-intestinal umumnya sangat berhubungan dengan dosis obat. Oleh karena itu dapat dilakukan beberapa alternatif. Alternatif yang pertama adalah mereduksi dosis obat hingga dosis yang dapat ditoleransi oleh pasien. Alternatif

berikutnya adalah meminum obat itu saat makan dan bukan setelah makan. Meski disadari pemberian tablet besi bersama-sama dengan makanan dapat

(88)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

9. Apa yang dapat dilakukan oleh pasien untuk meningkatkan penyerapan besi pada saat terapi besi per oral?

JAWABAN:

Pasien dapat menghindari beberapa jenis

makanan dan minuman  yang bila dikonsumsi

bersamaan dengan tablet besi dapat mengurangi penyerapan besi, seperti : teh, kopi, bayam,

lemak, sereal, produk kedelai, susu dan produk berasal dari susu serta kalsium. Sementara

konsumsi daging, ayam, ikan, sayuran (kecuali bayam), buah, vitamin C, dan gula dapat

(89)

KASUS 7

LEMAS DAN PUCAT PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

(90)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

(91)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Ny. E 41 tahun, G4P3 datang ke Puskesmas pada tanggal 10 Oktober 2013 untuk melakukan

pemeriksaan antenatal. Hari pertama haid terakhir adalah pada tanggal 14 Februari 2013. Pasien

(92)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Saat ini Ny. E tidak merasakan keluhan. Riwayat

penyakit dahulu ataupun keluarga disangkal. Riwayat persalinan sebelumnya:

1. laki-laki, 17 tahun, lahir spontan di puskesmas, berat

lahir 2800 g

2. laki-laki, 16 tahun, lahir spontan di bidan, berat lahir

3000 g

3. perempuan, 10 tahun, lahir spontan di puskesmas,

berat lahir 2900 g

(93)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Pada pemeriksaan didapatkan: tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit,

frekuensi pernapasan 22 kali/menit. Status generalis dalam batas normal kecuali edema di kedua tungkai. Status obstetri: tinggi fundus uteri 31 cm, bagian

terendah janin adalah kepala, penurunan 5/5, punggung kiri, DJJ 150 kali/menit. Protein urin

(94)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

1. Apa diagnosis pada kasus ini?

JAWABAN:

Perlu dilakukan pemeriksaan ulang sebelum memutuskan diagnosis hipertensi pada pasien ini. Diagnosis hipertensi ditegakkan apabila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam. Pengukuran

tekanan darah dilakukan setelah pasien beristirahat

dengan posisi berbaring atau duduk. Apabila setelah dua kali pengukuran didapatkan tekanan darah tetap 140/90 mmHg pada pasien ini, maka diagnosis pada pasien ini adalah hipertensi dalam kehamilan mengingat:

Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

Tidak ada riwayat hipertensi pada pemeriksaan

sebelumnya

(95)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

2. Bagaimana tatalaksana kasus ini?

JAWABAN:

(96)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Satu minggu kemudian, Ny. E melakukan pemeriksaan ulang. Ia kadang-kadang merasakan sakit kepala.

Keluhan lain disangkal. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 22

(97)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

3. Apa diagnosis pada kasus ini?

JAWABAN:

Diagnosis pasien pada saat ini adalah

(98)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

4. Bagaimana tatalaksana kasus ini?

JAWABAN:

Pasien dengan preeklampsia berat segera

dirujuk ke rumah sakit.

Sebelum melakukan rujukan pasien dapat

diberikan dosis awal MgSO4 40% 4 g IV untuk pencegahan kejang. Pada saat melakukan

rujukan pasien dapat dipasang jalur intravena dahulu sebelumnya dan diberikan cairan

(99)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Sebelum memberikan MgSO4, pastikan syarat

pemberian MgSO4 sudah terpenuhi, yaitu: Tersedia Ca Glukonas 10%

Ada refeks patella

Frekuensi napas >16 kali/menit

Jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam

Lakukan pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi

pernapasan, tiap jam serta lakukan pula pemantauan refeks patella, jumlah urin dan tanda perburukan preeclampsia berat.

Antihipertensi juga perlu diberikan pada pasien dengan

hipertensi berat seperti pada pasien ini. Obat antihipertensi yang dapat digunakan adalah nifedipin 10 mg oral. Jangan memberikan obat ini secara sublingual karena dapat

memberikan efek hipotensi yang dapat mempengaruhi ibu dan janin.

Segera lakukan rujukan pasien ke rumah sakit setelah

(100)

KASUS 8

TEKANAN DARAH TINGGI PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi

(101)

KASUS 9

KEJANG PADA KEHAMILAN

(102)

KASUS 9

KEJANG PADA

KEHAMILAN

Ny. K 18 tahun, G1, datang ke puskesmas diantar oleh keluarganya karena kejang 1 kali di rumah. Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan antenatal sebelumnya di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 kali di bidan pada saat usia kehamilan 5 bulan. Menurut keluarga usia kehamilan pasien saat ini adalah 8 bulan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu sebelumnya.

Pada saat datang didapati: kesadaran somnolen, tekanan darah 170/100 mmHg, frekuensi nadi 98  kali/menit,

(103)

KASUS 9

KEJANG PADA

KEHAMILAN

1. Apa diagnosis pada kasus ini?

JAWABAN:

Pada kasus ini, ditegakkan diagnosis eklampsia, atas dasar terdapatnya kejang, tekanan darah

(104)

KASUS 9

KEJANG PADA

KEHAMILAN

2. Bagaimana tatalaksana kasus ini?

JAWABAN:

Pada pasien yang kejang/riwayat kejang lakukan penilaian awal pada jalan napas (airway),

pernapasan (breathing), dan sirkulasi (circulation).  Berikan oksigen

Untuk mengatasi kejang, berikan dosis awal MgSO4 40% 4 g IV.

(105)

KASUS 9

KEJANG PADA

KEHAMILAN

Pada saat melakukan rujukan pasien dapat

dipasang jalur intravena dahulu sebelumnya dan diberikan cairan kristaloid yang berisi MgSO4

dosis rumatan 1 g/jam. Sebelum memberikan

MgSO4, pastikan syarat pemberian MgSO4 sudah terpenuhi, yaitu:

Tersedia Ca Glukonas 10% (sebagai antidotum bila terjadi

intoksikasi)

Ada refeks patela

Frekuensi pernapasan >16 kali/menit

Jumlah urin minimal 0, 5 ml/kgBB/jam

Apabila terjadi kejang berulang dapat diberikan

MgSO4 40% 2 g iv tambahan. Pemberian

(106)

KASUS 9

KEJANG PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, Bab 4.8: Hipertensi

(107)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/AIDS

(108)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

Ny. H, berusia 36 tahun, datang ke poliklinik sebuah rumah sakit untuk memeriksaan kehamilan. Saat ini Ny. H sedang menjalani kehamilannya yang ketiga. Anaknya yang pertama perempuan, kini berusia 12 tahun. Kehamilan kedua

berlangsung 9 tahun lalu, namun mengalami keguguran. Saat itu, Ny. H tidak berniat untuk hamil lagi.

Akan tetapi, 8 tahun yang lalu, suaminya meninggalkan rumah dan menikah lagi. Ny. H tidak mengetahui kabar

(109)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

Hari pertama haid terakhir adalah 11 minggu yang lalu. Tidak ada keluhan yang dirasakan pada kehamilan saat ini, serta tidak ada temuan signifkan pada riwayat

kehamilan dan pemeriksaan fsik.

Berikut adalah hasil pemeriksaan penunjang rutin Ny. H.

Hemoglobin       11,9 g/dL MCV        82 fL

Leukosit        4,1 x 109/L

Trombosit       129 x 109/L

Golongan darah      B (+)

(110)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

1. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?

JAWABAN:

(111)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

2. Apa rencana penanganan selanjutnya?

JAWABAN:

Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai

hasil pemeriksaan dan diagnosis.

Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga

kesehatan lain yang turut berperan dalam

perawatan kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait

Periksa hitung CD4 dan viral load untuk

(112)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

2. Apa rencana penanganan selanjutnya?

JAWABAN:

 Berikan ibu konseling dan penjelasan mengenai hasil

pemeriksaan dan diagnosis.

Konsultasikan ibu dengan tim dokter atau tenaga

kesehatan lain yang turut berperan dalam perawatan kasus HIV/AIDS di fasilitas kesehatan terkait

Periksa hitung CD4 dan viral load untuk menentukan

status imunologis dan mengevaluasi respons terhadap pengobatan.

Mulai terapi antiretroviral. Lihat Buku Saku Pelayanan

Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan

(113)
(114)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

Tawarkan pemeriksaan infeksi menular seksual

di usia kehamilan 28 minggu.

Persalinan per vaginam dapat dilakukan bila

ARV sudah diminum minimal selama 6 bulan, dan viral load < 1.000 kopi/μL. Persalinan

dengan seksio sesarea dipilih bila terdapat

indikasi obstetri, viral load >1.000 kopi/μL, atau ARV baru dimulai di usia kehamilan >36

minggu.

Pilihan makanan untuk bayi serta pemberian

(115)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

 Sarankan ibu dengan HIV positif memeriksakan

status HIV suami dan seluruh anaknya. Saat berhubungan seksual, tetap gunakan kondom meskipun suami ditemukan HIV positif.

Ibu sebaiknya juga diskrining hepatitis B, siflis

dan hepatitis C. Bila terdapat batuk lebih dari 2 minggu, lakukan pemeriksaan ke arah TB.

Ibu sebaiknya dianjurkan untuk divaksin

(116)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

Ibu juga dianjurkan menggunakan kontrasepsi

jangka panjang atau kontrasepsi mantap bila tidak ingin punya anak lagi. Bila BUKAN

termasuk sindroma AIDS dan telah minum ARV, sebenarnya semua metode kontrasepsi termasuk hormonal maupun AKDR dapat digunakan. Untuk sindroma AIDS, AKDR tidak disarankan.

Setelah bayi lahir, berikan terapi proflaksis

dalam bentuk puyer zidovudin 4 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 6 minggu. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan viral load pada bayi di bulan

pertama dan umur 4-6 bulan. Bila kedua

(117)

KASUS 10

KEHAMILAN DENGAN HIV/

AIDS

Rujukan:

(118)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN AWAL

(119)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

Ny. G, 29 tahun mengaku hamil 2 bulan datang ke Puskesmas kecamatan dengan keluhan

(120)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

Dari pemeriksaan fsik, didapatkan tekanan darah 120/80

mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37 °C. Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas. Tampak perdarahan mengalir dari kemaluan. Pada pemeriksaan inspekulo, tampak ostium licin, terbuka dan terdapat jaringan keluar dari ostium. Perdarahan mengalir dari ostium. Pada pemeriksaan dalam, korpus uteri

(121)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

1. Apa saja diagnosis banding perdarahan pada kasus ini?

JAWABAN:

(122)

No Diagnosi s

Gejala Tanda

1 Abortus o Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak

o Kadang-kadang ada

pengeluaran sebagian produk konsepsi

o Perut terasa nyeri atau ada

kontraksi

o Jumlah perdarahan tergantung

macam abortus

o Ostium bisa tertutup atau terbuka o Pada abortus inkomplit kadang

teraba jaringan keluar dari ostium

2 Mola

hidatidosa

o Perdarahan pervaginam o Mual dan muntah hebat

o Keluar jaringan seperti anggur

o Ukuran uterus lebih besar dari usia

kehamilan

o Tidak ditemukan janin intrauterin o Kadang-kadang ada tanda

tirotoksikosis

o Kadang-kadang keluar jaringan

seperti anggur 3 Kehamilan

ektopik

o Perdarahan pervaginam o Nyeri perut

o Tampak pucat

o Hipotensi dan hipovolemia o Nyeri tekan abdomen dan

pelvis

(123)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

2. Apakah diagnosis yang paling mungkin?

JAWABAN:

(124)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

3. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan pada kasus di atas?

JAWABAN:

 Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia

kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks

 Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16

minggu, lakukan evakuasi isi uterus.

 Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang

dianjurkan

 Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak

tersedia

 Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan

(125)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

4. Apa saja alat yang dibutuhkan untuk melakukan aspirasi vakum manual?

JAWABAN:

 Tabung dengan volume 60 mL  Pengatur katup (1 atau 2 buah)

 Toraks dan tangkai penarik/pendorong

 Penahan toraks (collar stop) di pangkal tabung  Silikon pelumas cincin karet

 Kanula steril dengan 2 lobang di ujungnya.

(126)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

5. Bagaimana langkah-langkah melakukan aspirasi vakum manual?

JAWABAN:

(127)

KASUS 11

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

AWAL

Rujukan:

(128)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT

(129)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

Ny. P, berusia 29 tahun, mengaku hamil 8 bulan dengan keluhan perdarahan dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid

terakhir adalah 35 minggu. Sejak 6 jam yang lalu, keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitaman,

(130)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

Pada pemeriksaan fsik, didapatkan tekanan darah

150/100 mmHg, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37oC. Konjungtiva

(131)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

1. Apakah diagnosis banding perdarahan pada kasus ini?

JAWABAN:

(132)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

2. Bagaimana cara membedakan berbagai diagnosis banding tersebut secara klinis?

(133)

No Diagnosis Gejala Tanda

1 Plasenta previa

Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >

22 minggu

Darah segar yang keluar sesuai dengan

beratnya anemia

Bagian terendah janin tidak masuk pintu

atas panggul

Kondisi janin normal atau terjadi gawat

janin

Uterus masih relaks

2 Solusio plasenta

Perdarahan dengan nyeri intermiten atau

menetap

Warna darah kehitaman dan cair, tetapi

mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru

Syok tidak sesuai dengan jumlah

darah keluar (tersembunyi)

Anemia berat

Gawat janin atau hilangnya denyut

jantung janin

Uterus tegang terus menerus dan

nyeri 3 Ruptura

uteri

Perdarahan pervaginamNyeri perut hebat

Nyeri tekan abdomen

Mudah meraba bagian janinTanda-tanda syok

(134)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

3. Berdasarkan gejala dan tanda yang ada, apakah diagnosis yang paling mungkin?

JAWABAN:

(135)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

4. Apa saja faktor risiko untuk terjadinya perdarahan pada kasus ini?

JAWABAN:

Faktor risiko untuk terjadinya solusio plasenta adalah hipertensi, versi luar, trauma abdomen,

hidramnion, gemeli dan defsiensi besi. Pada kasus di atas faktor risiko yang jelas tampak adalah

(136)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

5. Penatalaksanaan apa yang dapat

dilakukan di fasilitas kesehatan dasar (primer)?

JAWABAN:

Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas

kesehatan yang lebih lengkap. Yang dapat

(137)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

6. Apabila keluarga pasien bertanya

kemungkinan tindakan pada kasus di atas, konseling apa yang dapat anda jelaskan?

JAWABAN:

(138)

KASUS 12

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN

LANJUT

Rujukan:

(139)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

(140)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Ny. P, usia 18 tahun, usia kehamilan 31 minggu 6 hari, datang ke rumah sakit dengan nyeri di perut. Selama kehamilan ini, ia kerap merasakan nyeri punggung bawah dan dua kali

mengalami infeksi saluran kencing. Kemarin, ia merasakan adanya produksi cairan (discharge) dan darah berwarna gelap dari vaginanya, disertai rasa tidak nyaman di perut. Ia berpikir bahwa gejala yang dialaminya berhubungan dan gado-gado yang ia konsumsi sebelumnya.

Saat ini, muncul nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri

(141)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Pada pemeriksaan fsik didapatkan suhu afebris,

tekanan darah 110/60 mmHg, dan frekuensi nadi 96 kali/menit. Tinggi fundus uteri 30 cm, teraba kontraksi saat palpasi, yang berlangsung kira-kira 35 detik.

Posisi janin longitudinal dengan bagian terendah janin bokong, sudah engaged.

Tidak ada cairan ketuban pada pemeriksaan

spekulum. Serviks sudah menipis dan dilatasi 3 cm, teraba bagian terendah janin 2 cm di atas spina

(142)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

1. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung

diagnosis Anda?

JAWABAN:

Persalinan preterm. Terdapat kontraksi teratur, dengan serviks yang sudah menipis dan

(143)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

2. Apa faktor predisposisi terjadinya kondisi/ masalah ini?

JAWABAN:

Usia ibu <18 tahun atau >40 tahun

Hipertensi

Perkembangan janin terhambat

Solusio plasenta

Plasenta previa

Ketuban pecah dini

Infeksi intrauterin

Bakterial vaginosis

Serviks inkompeten

Kehamilan ganda

Penyakit periodontal

Riwayat persalinan preterm sebelumnya

Kurang gizi

(144)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

3. Apa tatalaksana yang harus dilakukan untuk menangani kasus ini?

JAWABAN:

Lakukan terapi konservatif dengan tokolitik,

kortikosteroid, dan antibiotika mengingat

berdasarkan data yang ada, syarat berikut ini terpenuhi:

Usia kehamilan antara 24-34 mingguDilatasi serviks kurang dari 3 cm

Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin),

preeklampsia, atau perdarahan aktif

(145)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Tokolitik hanya diberikan pada 48 jam pertama untuk

memberikan kesempatan pemberian kortikosteroid. Obat-obat tokolitik yang digunakan adalah:

Nifedipin: 3 x 10 mg per oral, ATAU

Terbutalin sulfat 1000 μg (2 ampul) dalam 500 ml larutan

infus NaCl 0,9% dengan dosis awal pemberian 10

tetes/menit lalu dinaikkan 5 tetes/menit tiap 15 menit hingga kontraksi hilang, ATAU

Salbutamol: dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus

10 tetes/menit. Jika kontraksi masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit sampai kontraksi berhenti atau denyut nadi >120/ menit kemudian dosis

dipertahankan hingga 12 jam setelah kontraksi hilang

Berikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin.

Obat pilihannya adalah:

Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali, ATAU

(146)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Antibiotika proflaksis diberikan sampai bayi lahir.

Pilihan antibiotika yang rutin diberikan untuk persalinan preterm (untuk mencegah infeksi streptokokus grup B) adalah:

Ampisilin: 2 g IV setiap 6 jam, ATAU

Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam, ATAU

Klindamisin: 3 x 300 mg PO (jika alergi terhadap

penisilin)

Antibiotika yang diberikan jika persalinan preterm

disertai dengan ketuban pecah dini adalah

(147)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Persiapan resusitasi/konsul dokter anak untuk

perawatan bayi berat lahir rendah:

Prinsipnya adalah mencegah hipotermia

Jaga suhu ruang tempat melahirkan agar tidak kurang

dari 25 °C

Keringkan bayi dan jauhkan handuk yang basahLetakkan bayi pada dada ibu

Periksa nafas dan denyut jantung bayiPakaikan bayi topi dan kaos kaki

Bungkus bayi dengan plastik

(148)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Untuk menghangatkan bayi, perawatan metode

kanguru dapat dilakukan bila syarat-syarat di bawah ini dipenuhi:

Bayi tidak mengalami kesulitan bernapasBayi tidak mengalami kesulitan minumBayi tidak kejang

Bayi tidak diare

(149)

KASUS 13

MULAS TIDAK TERATUR PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

(150)

KASUS 14

DEMAM PADA KEHAMILAN

(151)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

Seorang ibu berusia 26 tahun bernama Ny. R

(152)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

Tidak ada cairan ketuban yang terdeteksi pada pemeriksaan spekulum saat ibu dipulangkan. Dalam dua hari terakhir, Ny. R merasa kurang enak badan, demam, hilang nafsu makan, rasa tidak nyaman di perut, dan sakit kepala.

(153)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

Pemeriksaan fsik menunjukkan suhu 37,8°C, tekanan darah 106/80 mmHg dan frekuensi nadi 109 kali/menit. Tinggi fundus uteri 34 cm, dengan penurunan kepala janin 3/5. Frekuensi denyut jantung janin 170 kali per menit. Terdapat nyeri tekan uterus. Pada pemeriksaan spekulum, serviks terlihat tertutup, terdapat duh tubuh hijau keabu-abuan di dalam vagina.

Hemoglobin        10,9 g/dL MCV        80 fL

(154)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

1. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung diagnosis Anda?

JAWABAN:

(155)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

2. Apa faktor predisposisi terjadinya kondisi/masalah ini?

JAWABAN:

Persalinan prematur

Persalinan lama

Ketuban pecah lama

Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang

Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS,

BV)

Alkohol

(156)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

3. Apa tatalaksana yang harus dilakukan untuk menangani kasus ini?

JAWABAN:

Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam

ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.

Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan

cara persalinan:

Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan

oksitosin

Jika serviks belum matang: matangkan dengan

(157)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika

setelah persalinan. Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.

Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur

(158)

KASUS 14

DEMAM PADA

KEHAMILAN

Rujukan:

(159)

KASUS 15

PERSALINAN LAMA

(160)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

Ny. B, 30 tahun, G2P1 hamil 40 minggu, datang ke Puskesmas tanggal 7 Oktober 2013, pada pukul 20.00 WIB, dan diterima oleh bidan dengan

keluhan utama mules-mules sejak  10  jam

ketuban pecah sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien melakukan pemeriksaan antenatal di bidan secara teratur. Anak pertama berusia 5

(161)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

Pada pemeriksaan didapatkan his 3 kali dalam 30 menit , lamanya 40 detik. Tinggi fundus uteri 36 cm, penurunan kepala 4/5, denyut jantung janin 155 kali/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,8°C dan frekuensi nadi 90 kali/menit. Cairan

ketuban berwarna jernih. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan pembukaan 4 cm, tidak ada

(162)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

1. Buatlah partograf yang sesuai dengan kasus di atas!

(163)
(164)
(165)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

2. Kapan Anda akan melakukan pemeriksaan dalam ulang?

JAWABAN:

(166)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

3. Apakah rencana tatalaksana pada kasus ini?

JAWABAN:

(167)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

Dari observasi denyut jantung janin, his dan frekuensi nadi maternal setiap 30 menit didapatkan data sebagai berikut:

Waktu Denyut jantung janin His Frekuensi nadi maternal Penjelasan

20.30 150 dpm 3x/10’/40” 90 dpm 21.00 160 dpm 3x/10’/40” 92 dpm 21.30 155 dpm 3x/10’/40” 92 dpm 22.00 158 dpm 3x/10’/45” 90 dpm

22.30 155 dpm 4x/10’/45” 90 dpm diuresis+ 200 cc 23.00 158 dpm 4x/10’/45” 88 dpm

23.30 155 dpm 4x/10’/45” 88 dpm

00.00 160 dpm 4x/10’/45” 90 dpm TD: 120/80 mmhg, suhu: 370

(168)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

(169)
(170)
(171)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

5. Apakah tatalaksana selanjutnya pada pasien ini?

JAWABAN:

Kasus ini tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan dasar. Karena itu, segera rujuk ke

(172)

KASUS 15

PERSALINAN

LAMA

Rujukan:

(173)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

(174)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

Seorang ibu berusia 28 tahun bernama Ny. E, baru saja melahirkan anaknya yang keenam di

Puskesmas tempat Anda bekerja 30 menit yang lalu. Anda yang baru datang untuk memulai dinas menyempatkan diri melihat kondisi bayi dan ibu saat ini. Bayi telah berada di dada ibu dan tengah menyusu, sudah diberi topi dan diselimuti.

(175)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

Ibu telah mendapat suntikan oksitosin dan

robekan jalan lahir telah dijahit. Kini, rekan Anda tengah membereskan segala perlengkapan

(176)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

Dari pemeriksaan, didapatkan bahwa ibu tampak lemas dan sedikit pucat. Ketika ditanya, ibu

menjawab dengan lemah bahwa ia merasa lemas, berkeringat dingin, dan sedikit mual. Tidak ada rasa nyeri. Tekanan darah 100/60 mmHg,

frekuensi nadi 105 kali/menit, dan akral pucat. Luka episiotomi derajat II sudah dijahit dan tidak ada perdarahan aktif. Kontraksi uterus tidak baik. Setelah dilakukan VT, gumpalan darah keluar

(177)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

1. Apakah kondisi yang dialami ibu saat ini normal? Mengapa?

JAWABAN:

Tidak. Pada ibu telah terjadi gangguan

(178)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

2. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus ini? Hal apa yang mendukung

diagnosis Anda?

JAWABAN:

Perdarahan pascasalin primer. Diagnosis ini

ditegakkan karena terdapat perdarahan aktif dan gangguan hemodinamik segera setelah

(179)

KASUS 16

LEMAS DAN PUCAT SETELAH

MELAHIRKAN

3. Berapa perkiraan darah yang hilang dan berapa banyak cairan yang harus

diberikan untuk menggantikan kehilangan darah tersebut?

JAWABAN:

Berdasarkan tabel di Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu bab 4.7, kehilangan darah

<

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya koefisien korelasi antara variabel kecerdasan intrapersonal dengan IPK sebesar 0,990 dan signifikansi 0,000 &lt; 0,05 sehingga

Setelah didapatkan jumlah/nilai kategori Kano tiap-tiap atribut terhadap semua responden maka dilakukan penetuan kategori Kano dengan menggunakan rumus Baluth’s Formula,

Variabel Kemampuan, Disiplin dan Motivasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Jenis ektoparasit yang ditemukan menginfeksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah

Media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dibuat sebagai alat bantu (media) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam

Lain lagi menurut Meri, Meri menuturkan perhatian pemerintah yang kurang mengakibatkan matinya mata pencarian penduduk yang biasanya berjualan di sekitar museum semenjak

Bagaimana mekanisme kekerasan budaya menjadi sumber dan melegitimasi gerakan-gerakan politis yang mengarah pada kekerasan juga dapat dilihat dari berbagai

Maka ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kapital sosial kategori sruktural dan kategori kognitif yang dimiliki oleh pegawai dan dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN