ASPEK HUKUM UPAYA PELESTARIAN
YOGYAKARTA SEBAGAI SALAH SATU
BUDAYA
Abstract
The research aims to study the regulatory of Tamansari (Water Castle) as one cultural heritages which is threatened with and to study the efforts it. The research belongs to a descriptive analytical research. It uses primary and secondary data.
The research results show that the Tamansari is not regulated in the national legislation Meanwhile, the Tamansari preservation is by restoration, improvement of ism, and socialization of the culture preserve
Kata : Tamansari, peraturan, pelestarian
A. Belakang Masalah
Terpeliharanya kelestarian fungsi kungan merupakan kewajiban setiap orang, baik orang perseorangan, kelompok orang, maupun hukum. Melestarikan budaya merupakan salah satu upaya memelihara kelestarian fungsi lingkungan
Pengertian fungsi lingkungan
yaitu upaya memelihara
kelangsungan daya dukung dan tampung
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 4
1982 Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan selanjutnya disingkat UULH, menyatakan bahwa
perlindungan cagar budaya ditetapkan dengan undang-undang. Penjelasannya nyatakan bahwa perlindungan cagar budaya
ditujukan kepada peninggalan
daya yang mengandung Dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan selanjutnya disingkat
UUPLH,
perlindungan cagar budayadiatur dalam ayat yangmenyatakan
bahwa lingkungan wajib
lakukan terpadu dengan
perlindungan sumber daya alam nonhayati,
perlindungan sumber daya buatan,
daya hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan Ketentuan Pasal 14 UULH dilaksanakan dengan
kan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Benda Cagar Budaya yang selanjutnya disingkat UUBCB, yang diundangkan pada
21 Maret 1992. W B C B , adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya
yang hagi
Selanjutnya Pasal 2 menyatakan bahwa perlindungan benda cagar budaya dan
dan
kannya memajukan kebudayaan
Indonesia.
Upaya pelestarian merupakan
UUBCB heserta
sanaannya yaitu Pemerintah Nomor
10 Tahun 1993 Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1992 Benda
Cagar Budaya. Status Tamansari sehaeai benda cagar budaya tidak dapat dilepaskan dengan
fungsi sebagai bermukim
masyarakat dan ohyek sehingga fungsi-
fungsi tetap dapat
Doscn Lingkungan
282
18, Nomor 2, 2006,dengan baik di dalam upaya pelestarian. sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I Pangeran Mangkuhumi pada tahun 1683 penanggalan tahun Jawa atau tahun
1757 Masehi. Tahun bersamaan pula
dengan herdirinya Keraton Ngayogyakarta Tamansari selesai dibangun tahun 1765 Masehi. Tamansari memiliki beherapa
yaitu Keraton Kenanga, dan Pulau Penambung yang terapung di air, kolampemandian dangedung
tidur Sri Sultan dan dan
relief dalam kompleks adalah
paduan antara gaya Hindu,
Islam, Eropa, dan
Tamansari merupakan kawasan yang terletak dekat dengan kota dan objek wisata, seperti Malioboro yang merupakan perdagangan dan perbelanjaan, Keraton, Hal ini menjadikan Tamansari
mempunyai yang
karena yang strategis
ini membuat masyarakat tertarik untuk bertempat tinggal di sekitar kawasan, sehingga kawasan Tamansari terlihat begitu
sak oleh warga dan berbagai
bencana baik maupun ekstemal,
kemsakan Tamansari tidak dapat dicegah. sejarah yang ada, pada tahun 1812 beberapa hangunan hancur akibat serangan
dan pada tahun 1867 terjadi yang juga menghancurkan beberapa
di komplek Tamansari
sinya memang memprihatinkan, baik segi
yang juga arealnya
yang terus menyempit (semula 25
hektar, sekarang hektar) dan beralih
menjadi penduduk.
Tamansari yang dulunya merupakan
pemandian yang oleh kalangan
ton dan mempakan salah satu ikon
budaya Yogyakarta, telah ditetapkan oleh World
Monument Fund (WMF) yang berkedudukan
di New York, Serikat, sebagai salah satu dari seratus yang paling terancam di dunia pada tahun 2004. Oleh karena itn pelestarian
dan mempakan kehamsan. 13 ayat UUBCB menyatakan bahwa setiap orang yang
atau menguasai benda cagar budaya
wajib dan Ayat
(2) nya menyatakan bahwa perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya sebagaimana
dalam ayat (1) wajib dilakukan ngan memperhatikan nilai sejarah dan keaslian bentuk serta pengamanannya. Selanjutnya Pemerintah Nomor Tahun 1993 Pasal 22 dan Pasal 23 juga mewajibkan
pada untuk melakukan perlindungan
dan pemeliharaan Tamansari dengan penyelamatan, pengamanan, perawatan, dan
Pemugaran Tamansari mendapat
bantuan dari Yayasan Calouste Gulbenkian Portugal sebesar 1,6 rupiah dan dari Pemerintah Propinsi Daerah lstimewa
karta sebesar 900 AF'BD.
Pada bulan Januari 2004 dimulailah pekerjaan
pelaksanaan Tamansari dengan
kontraktor Pada 22
2004 rehabilitasi telah selesai, dan dilaksanakan peresmian puma pugar
yang dilakukan oleh Gubemur Daerah Pemerintah Portugal, dan Yayasan Calouste Gulbenkian
B. Perumusan Masalah
uraian pada belakang
masalah di maka dapat dua
Pertamo, bagaimanakah
turan pelestarian sebagai salah
satu budaya yang terancam
Kedua, bagaimanakah upaya yang dilakukan
Aspek Upaya Tamansari
285
Dalam belakang masalah telah
butkan bahwa Peraturan Pemerintah
Nomor 1993 menyatakan bahwa
perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya dilakukan dengan penyelamatan, Pasal 25 Peraturan Pemerintah mengatur bahwa penyelamatan dan pengamanan kan sebagai upaya untuk mencegah kemsakan
karena faktor akibat ulah
sia, beralihnya pemilikan dan penguasaan pada orang yang tidak berhak,
aslian dannilai sejarahnya. Sementara Pasal
26 PP itu bahwa pemeliharaan
dilakukan dengan perawatan untuk pencegahan
dan terhadap
pelapukan akibat pengaruh proses alami dan hayati, serta pencemaran.
Di Yogyakarta Peraturan Daerah
Cagar Draft rancangan
peraturan daerah telah disusun
oleh Kebudayaan Propinsi DIY, dan rencananya segera diserahkan ke Biro diserahkan DPRD
DIY untuk dibahas Para
y ang termasuk "benda cagar budaya" nantinya akan mendapatkan
sasi pemerintah dalam bentuk pembebasan pajak, pemberian biaya perawatan ataupun pemberian keringananretribusi. benda cagar budaya yang akan diterapkan dalam ini adalah BCB klas A (internasional), klas B
dan klas C (lokal). Untuk BCB Has A sudah tentu memiliki harga kompensasi yang lebih besar dibanding BCB klas B atau klas C. Sebagai contoh, kawasan Prambanan dan sudah masuk klas A, sehingga harga kompensasinya juga lebih besar.
Tamansari dalam
nya pada tingkat internasional, dan realisasinya dalamproses. Dalam pelestarian BCB, Propinsi DIY tennasuk Sebagai kota budaya, Yogyakarta bam sampai pada tahap
benda cagar budaya,
yang untuk
Pembentukan Peraturan Daerah itu agar kawasan dan benda cagar budaya serta atraksi budaya dapat
untuk danperekonomian
serta rakyat. Benda cagarbudaya
yang lepas atau hilang yang oleh masyarakat, karena bagi kolektor, benda ini hemilai tinggi sehingga mereka membeli dengan harga mahal. Sementara perkembangan ekonomi masyarakat kurang mendukung mereka untuk melestarikannya. Hal ini juga terjadi pada sejarah
yang jumlahnya merosot, sehingga
memerlukan langkah-langkah untuk
melestarikannya. nyata sebenarnya
telah dilakukan oleh pemerintah dengan dakan identifikasi sejak 1998 yang dilanjutkan dengan penyiapan materi pada 1999 dan penentuan 13 kawasan cagar budaya serta rencana Peraturan Daerah cagar budaya yang akan mengatur pemanfaatan dan
Peraturan dapat mengatur
pemanfaatan, pembahan, baik bentuk
maupun hak kepemilikan. yang
menyelimuti pelestarian cagar budaya ini
benamya dapat dideteksi, sulit
atasi. Pennasalahan bagi kawasan adalah pembahan pemanfaatan kawasan sehubungan dengan tata dan perkembangan dalam masyarakat. Pennasalahan dalam
benda cagar budaya karena ketidakmampuan masyarakat, baik secara ekonomi maupun nis perawatan benda cagar budaya, sehingga
kolektor mempengaruhi mereka untuk
pengalihan hak milik. Pemerintah DIY mentara ini menetapkan sebanyak 13 kawasan
antara lain: Kraton-
Krapyak, Puro Pakualaman,
Ketawang, Ambarbinangun, Pleret-eks Kraton, Imogiri, Kotagede, Prambanan,
Ratu Bokd, Parangtritis,
Sun. 2003.
286
Volume Juni 2006, 159-292Di teridentifikasi sebanyak
kwang lebih 500 di kawasan cagar
budaya dan benda cagar budaya secara fisik sebanyak kwang lebih 1387 sedangkan
budaya dan 66 upacara
Apabila di negeri
terhadap perlindungan peninggalan
dan purbakala cagar budaya
mendapat perhatian, maka dunia
intemasional disalurkan UNESCO,
baik yang sudah berupa Konvensi maupun Rekomendasi,
1. Convention for the Protection of Cultural Property in the Event of Armed Conflict
Conference on the Protection of Cul- tural Property in Event of Armed Conflict, The Hague, 1954).
2. Recommendation on International Principles Application to Archeologi- cal Excavations (adopted by the co General Conference in 1956). 3. Recommendation Concemingthe Most
Effective Means of Rendering Muse- ums Accessible to Everyone (adopted by the Unesco General Conference in 1960).
4. Recommendation on the Means of Prohibiting and Preventing the Export, Import
ship of Cultural Property Endangered by Public or Private Works (adopted by the Unesco General Conference 1964).
5. Recommendation Concerning the Preservation of Cultural Property En- dangered by Public or Private Works (adopted by the Unesco General Con- ference in 1968).
6. Convention Conceming the Protection
of Monuments, Groups of Building and Sites of Universal Value (1972). 7. Convention for the Protection
Cultural and Natural Heritage (1972). 8. Recommendation Conceming the Pro-
tection at National Level of the Cul- tural and Natural Heritage (1972).
9. 1975 sudah dibuat Rec-
ommendation on the Preservation of Historic Quarters, Towns and Sites
and their into a Modem
Environment
2. Upaya Pelestarian
di tengah kurang lebih 2500 perumaban warga yang berjejal di kawasan Yogyakarta, rnenjadi satu sebab Tamansari yang dulunya
dian yang oleh Kraton Yogyakarta,
terancam Tidak
menata ikon budaya Yogyakarta ini di
dan semi yang
tumbuh di seputar kawasan tersebut. Warga yang sudab tinggal tahun di tanab Kraton tidak dapat begitu saja untuk rneninggalkan budaya itu. Terdesak oleh permukiman warga dan akibat berbagai
tidak dapat
dicegah. paling antara fain
terjadi karenagempa yang melanda
Yogyakarta pada tahun 1867. Pada 1992, Heritage Society (JHS) yang mempunyai kepedulian terhadap peninggalan budaya,
memasukkan aplikasi ke
WMF. Renovasi Tamansari merupakan
jasama antara Founda-
tion Portugal, Kraton Yogyakarta, Studi
Lingkungan UGM, Kebudayaan
dan Pariwisata DIY, dan Pelestarian
Peninggalan Purbakala Pernugaran
suatu benda cagar budaya dengan
2005
beberapa tahapan. tahap persiapan, yangmeliputi studi kelayakan, studi teknis, studi rencana induk. Kedua,
yang meliputi pembongkaran, pencarian dan penyusunan percobaan, konservasi, perkuatan pemasangan kembali. Ketiga, tahap penyelesaian, yang meliputi penyempumaan pemasangan kembali, pemberian tanda pada bahan pengganti, pembersihan areal kerja dan penataan
yang dimaksud dengan
an penjelasan Pasal 27 ayat (2)
Peraturan Nomor 10 Tahun 1993
adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengembalikan keaslian bentuk benda cagar budaya dan memperkuat
diperlukan, yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi arkeologis, historis, dan teknis dalam upayapelestarian benda cagar budaya.
ayat (2) menyatakan bahwa pemugaran dilakukan dengan memperhatikan keaslian bentuk, bahan, pengerjaan dan tata letak, serta nilai sejaralmya.
kaitannya dengan pelestarian
tus, ayat PP menyatakan
bahwa untuk kepentingan perlindungan dan
benda setiap orang
dilarang memsak benda cagar budaya, dan lingkungannya. Selanjutnya ayat
menyatakan bahwa kegiatan yang
dapat memsak benda cagar budaya dan situsnya adalah kegiatan: (a) mengurangi, menambah, mengubab, memindahkan, dan mencemari benda cagar budaya; (b) mengurangi,
mengubah
Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor
10 Tahun 1993 telah diatur dalam
Pasal 15 UUBCB, yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang memsak benda cagar budaya dan serta
Tamansari hams dilakukan secara karena untuk menampilkan bentuk aslinya. Jadi tidak akan membangun
Aspek Upaya Pelestarian Tamansari
287
tetapi bangunan-bangunan yang ada yang dalam kondisi msak, diperbaiki seperti semula. Adanya kerjasama dan bantuan berbagai pihak dalam kaitannya dengan pemugaran Tamansari sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) UUBCB, yang menyatakan bahwa
kat, kelompok, atau perorangan serta dalam pengelolaan benda cagar budaya dan
Secara tahapan pemugaran Tamansari dikemukakan bawah ini.
a pemugaran
Tamansari mempakan cagar
budaya yang sudah masuk dalam 100 dnnia yang terancam
nya WMF
2) Umbul
mempakan dengan
sejarah berkaitan erat dengan
3) Kesamaan tujuan dalam
Tamansari bagi kepentingan sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan pariwisata
b. Proses Tahapan k e r j a s a m a dengan Yayasan Gulbenkian Portugal
Pada tabun 2000 Pemerintah Portu-
gal berkunjung ke
sari menawarkan kerjasama kepada
Pemerintah Yayasan
Calouste Gulbenkian Portugal untuk Tamansari
2) Pada tahun 2001 dimulai kegiatan kemsakan fisik
Umbul Tamansari dengan
biaya Portugal sebesar 5000 USD
dan beke dengan Studi
Lingkungan UGM Yogyakarta
3) Pada tahun 2002 disepakati bersama butir-butir pekerjaan di Pa-'
Umbul kemudian
dibuat Detail Technis Engineering
( D E D ) pada tahun 2003 dengan
2004,
Aspek Upaya Pelestarian
Gambar 2 Kondisi Tamansari dilakukan pemugaran (Sumber:
tamansari
Pernugaran merupakan pemugar-
an yang terbesar yang dilakukan di
sari. Sebelumnya dilakukan beberapa kali pemugaran, di samping rehabilitasi yang didanai APBN sejak tahun 1997. Setiap tahun Pemerintah Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta mendapat alokasi dana sekitar 80
rupiah untuk Tamansari. Tahun
2001 Pemerintah Provinsi DIY mengalokasi- kan dana dari APBD sebesar 120 juta rupiah untuk pemugaran pintu
gorong-gorong Sumur Gumuling. Apabila dibandingkan dengan pemugaran Candi Boro- budur, makapemugaran Candi
batkan instansi yang
dilakukan dengan menerbitkan SK Presiden
Nomor 217 Tahun 1968 pada 14
1968. Berdasarkan SK Panitia Nasional yang
dana dan melaksanakan pemugaran. Tahun herikutnya panitia itu dibubarkan Presi- den, dan membebankan pemugaran pada Menteri Perhubungan. Tahun 1973 diresmikan permulaan pemugaran dan selesai pada tang- gal 23 Februari 1983. Selain itu pemugaran
Candi juga melibatkan UNESCO.
bagaimana bahwa pelestarian
budaya seperti Tamansari
dan Dengan
akan kepribadian
budaya yang dan sehingga
dapat memperkokoh jatidiri Kota Yogyakarta.
Upaya pelestarian budaya
kiranya dapat dilakukan antara lain dengan langkah-langkah sebagai
Pendataan budaya
2. terpadu kawasan cagar
budaya
3. Penerbitan Peraturan Daerah pelesta- rian cagar budaya
4. petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis pelestarian, dan pemanfaatan
budaya berdasarkan ketentuan baku herupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, mau- pun ketentuan yang bersifat
5. Peningkatan pelayanan kepada
masyarakat yang akan dan
memhangun termasuk pemberian penghargaan (reward) berupa
anpajak kepadapemilik atau
pelestari hudaya
6. Meningkatkan kemampuan dan kete-
rampilan daya manusia di
bidang budaya
7. Melakukan kampanye sadar budaya berbagai event kebudayaan dan pertemuan baik secara formal maupun informal
8. Meningkatkan pemanfaatan
budaya aset wisata budaya men- jadi aset wisata minat
Dengan demikian kebijakan yang dilaku- kan untuk melestarikan Tamansari selain
dengan yang satu tujuannya
adalah menata lingkungan Tamansari menjadi suatu kawasan yang menarik dan bermanfaat hagi masyarakat, juga pengembangan pada peningkatan pariwisata. Dari sektor pariwisata
Nomor 2, 2006.
55-58
ini masyarakat memfimgsikan untuk sektor ekonomi, misalnya menjual barang-barang kerajinan, menjual barang produksi
dan lain-lain. sekarang
adalah lingkungan Tamansari masih yaitu pemisahan antara
masyarakat dengan benda-benda cagar budaya di Tamansari masih belum atau
masih membaur. Ada masyarakat
yang tidak sekedar tetapi
atau pada benda cagar budaya
tersebut. Pemerintah Daerah terlambat untuk melakukan pengawasan di lapangan. Untuk itu, Pemerintah secara bertahap akan mengatasi ini dengan memasukkan ke master plan daerah. Pemerintah juga melakukan pemberitahuan kepada masyarakat
bahwa akan cagar
budaya yang dengan masyarakat,
dengan mereka tidak lagi
rumah-rumah dekat Hal lain yang lakukan adalah negosiasi secara
misalnya di Gumuling ada
pos keamanan,
Ada kegiatan pengamanan
terbadap benda cagar budaya di yang
liputi jaga pada situs-situs
peninggalan dan purbakala yang
ing dianggap pemasangan beberapa
di beberapa peninggalan
dan purbakala yang akan
gangguan manusia, dengan yang
larangan, ajakan, apresiasi,
dan keterangan; dan
penyidikan terhadap kasus-kasus
yang berlaku;
pembentukan Satuan Pengamanan
Peninggalan Sejarah dan (SATPAM
pembentukan forum kan dan latihan Penyidik Pegawai (PPNS) bagi para pejabat di lingkungan
Perlindungan dan Peninggalan
Sejarah dan Purbakala dan pemantapan
koordinasi benda
cagar budaya instansi maupun yang miliki sangkut paut dengan upaya perlindungan benda cagar budaya; tindakan terhadap pelaporan terjadinya
pemsakan penyelundupan benda cagar budaya ke luar wilayah
Dari telah
kan pemberdayaan masyarakat, dalam arti masyarakat diajak untuk berperan dalam
menjaga lingkungan Untuk
kan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya, pemerintab juga
telah mengadakan atau
cagar budaya.
E.
KesimpulanBerdasarkan basil dan
di dapat beberapa
kesimpulan. Pertama, Tamansari tidak diatur secara tersendiri dalam
dang-undangan nasional. sudah
mengenai cagar budaya, yaitu UUBCB
nya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, dan beberapa Keputusan Menteri
dan Kebudayaan.
di daerah diatur dengan Gubemur
DIY No. Keputusan
Keputusan
Gubemur D N No. dan Surat
Keputusan Penghageng Wabana Sarto
No. Selain itu saat
sedang dipersiapkan Peraturan Daerah cagar budaya, yang masih dalam proses.
kan dengan pemugaran, yang salah satu nya adalah untuk lingkungan Tamansari menjadi suatu kawasan yang menarik dan