• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Langsung dan tidak langsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran Langsung dan tidak langsung "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMBELAJARAN INOVATIF I

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

Oleh :

1. Mega Marantika (13030174045) 2. Nurma Firdausi A. (13030174049)

2013 U

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

(2)

I. LATAR BELAKANG (BACKGROUND)

Untuk membangun hasil belajar yang lebih kompleks dibutuhkan keterampilan dan informasi-informasi yang lain. Seorang siswa harus membuat strategi belajar agar mereka memperoleh informasi dengan baik seperti merangkum bacaan yang telah dibaca. Sedangkan jika seorang siswa ingin berpikir kritis, mereka harus mempunyai keterampilan dalam bidang logika.

Di dalam sebuah pembelajaran, ada sebuah pendekatan mengajar yang dapat digunakan untuk mengajari siswa keterampilan dasar dan memperoleh informasi dengan cara selangkah demi selangkah. Di dunia pendidikan, pendekatan ini dikenal sebagai Model Pembelajaran Langsung (MPL). Ada beberapa kata yang berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung seperti kuliah/ceramah dan resitasi.

Model pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan landasan latar belakang teoritik dan empirik tertentu seperti dalam bidang analisis sistem, teori pemodelan sosial dan perilaku, serta hasil penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya.

A. Analisis Sistem

Biasanya yang berhubungan dengan analisis adalah mempelajari sesuatu secara mendalam. Sedangkan analisis sistem ini mempelajari hubungan dari komponen-komponen yang saling bergantung menjadi satu kesatuan. Contohnya yang sering dipakai adalah ekosistem dengan komponen biotik dan abiotiknya yang pasti saling berhubungan.

Di dalam pembelajaran, analisis sistem lebih fokus pada pengorganisasian antara pengetahuan dan keterampilan. Selain itu juga cara bagaimana mengurutkan komponen-komponen di dalamnya agar dapat diajarkan kepada siswa secara sistematis. Pandangan analisis sistem dalam pendidikan yang dikemukakan oleh Gagne dan Leslie Briggs (1988),

(3)

berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktifitasnya sendiri, tanpa adanya paksaan apapun. Kita menganggap hal tersebut merupakan pandangan yang keliru. Pembelajaran yang tidak diarahkan, menurut mereka, mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan masyarakat sekarang atau yang akan datang.

B. Teori Pemodelan Tingkah Laku

Model pembelajaran langsung mendapatkan banyak sumbangan dari teori belajar sosial yang disebut teori pemodelan tingkah laku dalam buku Arends.

John Dolard dan Neal Miller adalah tokoh pertama yang mencoba menggunakan cara observasi dan penguatan untuk menjelaskan berbagai macam tingkah laku sosial orang. Bandura dan teman-temannya memperluas teori ini dengan memasukkan keterampilan akademik dan konsep yang diajarakan dalam model pembelajaran langsung. Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan terhadap tingkah laku orang lain, seperti yang diutarakan oleh Bandura (1977:22), Belajar akan sangat menghabiskan waktu dan tenaga, dan bahkan berbahaya, jika manusia harus menggantungkan diri sepenuhnya pada hasil-hasil kegiatannya sendiri. Untungnya, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari secara observasi melalui pemodelan dari observasi terhadap perilaku orang lain seseorang membentuk pengertian bagaimana melakukan tingkah laku baru, dan pada kesempatan berikutnya informasi yang telah dikodekan tersebut berfungsi sebagai suau pemandu untuk tindakan. Karena manusia dapat belajar dari contoh (model), setidak-tidaknya dalam bentuk yang mendekati, sebelum melakukan kegiatan (tingkah laku) tertentu, mereka terhindar dari melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

(4)

Ada tiga tahapan menurut Bandura dalam pemodelan tingkah laku yaitu atensi atau perhatian, retensi, dan produksi.

1. Perhatian

Menurut hasil penelitian Bandura, pengamat akan dapat memperhatikan tingkah laku dengan baik apabila tingkah laku tersebut jelas. Jika dalam pembelajaran langsung, pengetahuan tersebut dapat mengakibatkan siswa berperilaku sesuatu pada awal pelajaran dan juga pada saat-saat kritikan selama pelajaran.

2. Retensi

Bandura juga mengemukakan bahwa retensi dari suatu perilaku yang diamati dapat dimantapkan jika pengamat menghubungkan observasi itu dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang bermakna baginya dan terlibat dalam pengulangan kognitif atas kegiatan tersebut.

3. Produksi

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan baru adalah hal yang sangat penting. Bandura menemukan bahwa pengaturan waktu dan umpan balik yang diberikan kepada siswa merupakan faktor penentu dalam keberhasilan sebuah pelatihan. Salah satu cara guru dalam model pembelajaran langsung adalah melalui pemodelan korektif.

C. Penelitian Tentang Keefektifan Guru

Pengembangan model pembelajaran langsung berasal dari berbagai macam bidang. Meskipun demikian, data penunjang empirik yang paling jelas terhadapa model pembelajaran langsung berasal dari penelitian tentang keefektifan guru pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Penelitian Stallings dan Kaskowitz (1974) menunjukkan bahawa pentingnya waktu yang dialokasikan pada tugas. Penelitian ini mendukung secara empirik penggunaan model pembelajaran langsung. Penelitian dilakukan di kelas satu dan tiga yang disebut “Project Follow Through Classroom”. Peneliti melakukan pengamatan pada pendekatan yang dilakukan oleh guru. Beberapa guru menggunakan metode formal dan terstruktur, sedangkan guru yang lain menggunakan metode yang lebih informal.

(5)

(kegiatan) yang menggunakan model pembelajaran langsung lebih berhasil dalam hasil belajar siswa daripada guru yang menggunakan metode informal dan berpusat pada siswa.

Dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Stallings dan teman-temannya tersebut menunjukkan bahwa guru yang menggunakan model pembelajaran langsung berhasil dalam meningktkan hasil belajar siswa dimana guru tersebut memiliki kelas yang terorganisasi serta menghasilkan rasio keterlibatan siswa

Para pakar teori belajar pada umunya membedakan pengetahuan menjadi dua macam yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural (Marx&Winne, 1994;Ryle,1949;Gagne,1977;Gagne,1985)

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan mengenai sesuatu dan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Namun seringkali penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan pengetahuan prasyarat yakni pengetahuan deklaratif.

Pada tingkatan pengetahuan paling bawah berupa informasi faktual yakni pengetahuan deklaratif sederhana yang diperoleh seseorang namun dapat digunakan ataupun tidak. Contohnya menghafal rumus dalam pembelajaran matematika ataupun fisika.

Pada tingkat lebih tinggi, pengetahuan memerlukan penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu. Misalnya dalam menilai karya seni.

Para guru selalu menghendaki agar siswa-siswinya kedua macam pengetahuann tersebut. Dalam pengimplementasian model pembelajaran langsung ini siswa-siswi diharapkan dapat mengembangkan belajar mengenai pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

(6)

Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.

Menurut Bruce dan Weil (1996) sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:

A. Fase 1 : Fase Orientasi

Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:

1. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

2. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

3. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

4. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang

akan dilakukan selama pembelajaran

5. Menginformasikan kerangka pelajaran

6. Memotivasi siswa

B. Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:

1. Penyajian materi

2. Pemberian contoh konsep

3. Pemodelan/peragaan keterampilan

(7)

C. Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah

D. Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing

Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

E. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

(8)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.

Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

IV. LINGKUNGAN BELAJAR (MANAGEMENT CLASS)

Banyak penelitian tahun 1970-an hingga 1980-an yang dapat kita gunakan sebagai acuan pengelolaan kelas yang meliputi :

1. Upaya menarik perhatian siswa 2. Cara dan saran amemotivasi siswa

3. Cara guru menciptakan dan mengajakan aturan dan prosedur yang jelas 4. Langkah awal guru dalam pembelajaran

Namun amat penting pula bagi guru untuk memahami pengelolaan tingkah laku siswa yang bervariasi. Pada intinya dalam pengelolaan pembelajaran langsung diperlukan kaidah-kaidah yang mengatur kapan siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan prosedur yang menjamin pengaturan tempo pembelajaran, partisipasi siswaa serta ketepatan penangan penyimpangan tingkah laku siswa.

Oleh karena itu ada beberapa skill yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat mengelola lingkungan belajar agar mendukung pembelajaran yakni :

1. Menangani siswa yang suka berbicara

(9)

2. Mengatur tempo pembelajaran

Berdasarkan penelitian Doyle dan Carter (1984) diketahui siswa terkadang dengan sengaja memperlambat tempo pembelajaran dengan cara menanyakan hal-hal yang tidak perlu atau meminta petunjuk yang sebenarnya tidak diperlukan. Namun guru juga dapat menjadi hambatan proses pembelajaran itu sendiri dengan berbicara kepanjangan (fragmantase) yang sebenarnya tidak diperlukan.

3. Menangani penyimpangan tingkah laku

Guru dianjurkan memusatkan perhatiannya pada penyimpangan tingkah lakunya siswa dan mencari cara untuk mengubahnya sekurang-kurangnya ketika siswa masih di dalam kelas. Guru ditekankan dapat mengenali dengan tepat penyimpangan perilaku siswa dan segera melakukan intervensi yang tepat.

Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Kounin tentang kemampuan guru dalam with-it-ness, overlappingness, dan desist behavior adalah beberapa strategi yang bermanfaat dalam menangani penyimpangan tingkah aku siswa. a. Being with it

With-it-ness merupakan kemampuan guru untuk memonitori dengan teliti semua yang terjadi di dalam kelas dan seakan-akan memiliki sepasang mata di bagian belakang kepala (Kounin, 1970). Guru yang memiliki kemapuan ini akan dapat mengenali segera penyimpangan perilaku siswa dan hampir seccara tepat mengidentifikasi siswa yang bertanggung jawab atas penyimpangan perilaku itu.

b. Overlappingness

Overlappingness berarti kemmpuan guru untuuk melakukan lebih dari satu kegiatan kelas dalam waktu yang bersamaan. Dalam kaitannya dengan penyimpangan tingkah laku siswa, overlapping menunjukkan kemampuan guru menangani penyimpangan tingkah laku namun tidak mengganggu jalannya pembelajaran.

c. Perilaku yang harus dihentikan

(10)

(pelanggaran yang perlu segera dihentikan). Misal, siswa yang merokok di dalam kelas.

4. Mengatur partisipasi

Hasil penelitian Adams dan Biddle (1970) menunjukkan bahwa siswa yang aktif terdapat pada daerah kelas tertentu yang disebut zona kegiatan dimana frekuensi interaksi antara guru dan siswa tinggi sekali.

(11)

V. PENILAIAN (ASSESMENT)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Nur,Mohamad.2001.Model Pembelajaran Langsung.Surabaya.Departemen Pendidikan Naional.

Kardi,Soeprman dan Muhamad Nur.2000.Pengajaran Langsung.Surabaya.Unesa

Arends, Ricard I.2012.Learning to Teach.Published by McGraw-Hill Book Co

Sudrajat,akhmad.2011..https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/.akses tanggal 10 Februari 2015

Ninarz,sakinah.2014.http://sakinahninaarz009.blogspot.com/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html.akses tanggal 10 Februari 2015

Hardians,gigi.2013..https://gigyhardians.wordpress.com/2013/01/03/metode-pembelajaran-langsung/.akses tanggal 10 Februari 2015

Rudy.2011..http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html.akses tanggal 10 Februari 2015

Holil,Anwar.2009.http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/latar-belakang-teoretik-dan-empirik.html.akses tanggal 11 Februari 2015

Anonim.2013.http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html akses tanggal 11 Februari 2015

Anonim..https://aastudioku.wordpress.com/2011/04/01/ciri-dan-tujuan-pembelajaran-langsung/. akses tanggal 11 Februari 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan lompat harimau menggunakan model pembelajaran langsung lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran

serius dan kurang motivasi belajarnya, siswa terkadang terlihat aktif sendiri bersama teman-temannya. Hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru

Dari hasil observasi aktifitas guru yang dilakukan oleh supervisor menunjukkan bahwa guru berhasil mengimplementasikan model kooperatif jigsaw dalam pembelajaran

pembelajaran, bagi siswa terlibat dalam komunikasi matematik baik dengan guru. maupun dengan teman-temannya baik secara lisan maupun tertulis, baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 Anak slow learner masih sulit berinteraksi di dalam kelas baik dengan guru maupun teman-temannya karena masih jarang merespon apa yang telah

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus III dengan menggunakan media gambar dalam model pembelajaran langsung pada mats pelajaran IPS kelas IV di

Arends (2008) menyatakan bahwa guru-guru harus siap untuk menerapkan model-model pembelajaran yang beragam dan.. menghubungkannya secara kreatif dalam satu kegiatan

Pada model pembelajaran langsung terdapat suatu urutan pembelajaran atau yang biasa disebut juga dengan fase. Pada model pembelajaran langsung terdapat