• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Langsung Direct Instr (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Pembelajaran Langsung Direct Instr (2)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Musaheri, 2005:20).

Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta sebagaimana tersebut di atas sebenarnya telah tertuang dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal III yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demakratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2005:7).”

(2)

Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai :

1. Apa yang diajarkan;

2. Teori pengajaran yang relevan;

3. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar yang diajarkan);

4. Karakteristik siswa.

Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct instruction). Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran aktif, Master learning dan Explicit Instruction (Nur, 2000:3).

Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Nur, 2000:4-5).

(3)

siswa menerima pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri) (Nur, 2000:7).

Pengembangan model pengajaran langsung dilandasi oleh latar belakang teoritik dan empirik tertentu. Di antaranya adalah ide-ide dari bidang sistem analisis, teori pemodelan sosial dan prilaku, serta hasil penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Secara historis, beberapa aspek dari model pengajaran langsung berasal dari prosedur pelatihan dalam industri (Nur, 2000:9)

Selanjutnya Nur (2000:18) juga mengatakan bahwa : Pengajaran langsung paling cocok diterapkan untuk mata pelajaran yang berorientasi pada keterampilan seperti matematika dan membaca dimana mata pelajaran itu dapat di ajarkan selangkah demi selangkah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar dan karakteristik dari model pembelajaran langsung?

2. Berapa tahapan pembelajaran dari model pembelajaran langsung? 3. Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung? 4. Bagaimana aplikasi model pembelajaran langsung dalam lajaran matematika?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar model pembelajaran langsung. 2. Untuk mengetahui tahapan pembelajaran model pembelajaran langsung.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung.

4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi model pembelajaran Sung dalam pembelajaran matematika.

(4)

Bab II

Kajian Teori dan Aplikasi

A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.

Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”.

(5)

Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas. Sedangkan menurut Ratuman (2004), model pembelajaran langsung merupakan model yang berpusat pada guru. Peran guru adalah sebagai penyaji materi (pengajar). Informasi disampaikan atau ditransfer guru pada siswa, selanjutnya guru membimbing siswa dalam latihan.

Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi,dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemusian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstarsi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari dan memberikan umpan balik.

(6)

pembelajaran ini dapat sukses. Adapun pembahasan tentang aspek-aspek perencanaan model pembelajaran langsung ini meliputi:

a. Merumuskan tujuan

Menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).

b. Memilih isi

Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan agar memilih materi ajar mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.

c. Melakukan analisis tugas

Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru.

d. Merencanakan waktu dan ruang

Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:

 Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa

 Memotifasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal

e. Merencanakan Pengaturan Ruang Kelas

(7)

yang lebih tinggi, yang dapat dipandang atau diamati seluruh siswa dari setiap arah. Formasi kelas tradisional sangat cocok digunakan untuk penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction).

B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memberikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran langsung adalah adanya fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.

Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:

a. Fokus akademik

(8)

dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).

b. Arahan dan kontrol guru

Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.

c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa

Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan dalam pendidikan.

d. Sistem manajemen waktu

Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang cukup signifikan.

e. Atmosfer akademik yang cukup netral

(9)

tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek negatif, seperti mencela perilaku siswa.

Kemudian, menurut Arrend (2001) model pembelajaran langsung juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya :

a) Adanya Tujuan Pembelajaran

Model pembelajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dipelajari selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu yang akan dipelajari.

Model pembelajaran langsung juga efektif digunakan agar siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural, model ini juga efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa. Beberapa keterampilan belajar siswa yang harus dikembangkan oleh guru seperti menggarisbawahi, membuat catatan, serta membuat rangkuman.

b) Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran.

Pada model pembelajaran langsung terdapat suatu urutan pembelajaran atau yang biasa disebut juga dengan fase. Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase, yaitu: orientasi, presentasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri.

(10)

Ciri khas pada model pembelajaran langsung adalah penyampaian pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan-kegiatan tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Suatu kegiatan dalam proses pembelajaran akan berhasil jika didukung oleh sistem pengelolaan dan lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang harus diperhatikan antara lain adalah fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa serta waktu.

C. Tahapan Pembelajaran dari Model Pembelajaran Langsung

Tahapan pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:

Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan (5) menginformasikan kerangka pelajaran.

(11)

relatif pendek; (2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.

Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

Di lain sisi, menurut Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

(12)

o

Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

o

Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

o

Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

o

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.

o

Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

o

Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

Kemudian, menurut Ismail (2003), fase dalam pembelajaran langsung adalah :

a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan c. Membimbing pelatihan

(13)

Dari fase diatas dengan mengacu standar proses yaitu Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 dapat dirinci sebagai berikut :

Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran langsung yaitu:

1. Tahap awal guru menyiapkan siswa baik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.

2. Tahap berikutnya adalah guru mempresentasikan materi ajar atau mendemonstrasikan mengenai keterampilan tertentu. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberikan umpan balik. Dalam langkah ini dikaitkan guru memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengonfirmasi proses pembelajaran.

3. Langkah akhir guru memberikan latihan untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari, membuat rangkuman bersama-sama siswa, melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, merencanakan kegiatan tindak lanjutnya, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

(14)

kelemahannya.

a. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

6. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil.

7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. 8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. 10.Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

11.Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

(15)

13.Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

b. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula. 3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan model pengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Dan pada kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

E. Aplikasi Model pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran Matematika

(16)

contoh pengajaran matematika ditingkat SD. Model Pengajaran Langsung (Direct-Instruction).

Materi pembelajaran : Sudut

Kompetensi Dasar : Menggambar sudut , menentukan jenis sudut, dan mengukur besar sudut.

Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks model pengajaran langsung

Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Perilaku Guru : Guru mengkomunikasikan garis besar tujuan pembelajaran, memberikan informasi latar belakang, dan

menjelaskan mengapa pelajaran itu penting. Mempersiapkan siswa untuk belajar.

Contoh Penerapan:

1. Memotivasi siswa dengan memberikan beberapa contoh fakta makna belajar sudut dalam kehidupan sehari-hari dan penting memahami konsep sudut dengan memberi sejumlah pertanyaan pancingan (guiding question) seperti

- Kapan kalian menggunakan sudut? - Mengapa tangga rumah dibuat miring? - Dll

2. Mengkomunikasikan beberapa materi tentang sudut yang akan dipelajari pada setiap pertemuan seperti; mengambar sudut, menentukan jenis sudut, dan mengukur besar sudut .

(17)

Fase 2 : Mempersentasekan

Perilaku Guru : Guru mempresentasikan

pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan tersebut dengan benar atau mendemonstrasikan keterampilan langkah demi langkah.

Contoh Penerapan:

Mengambar sudut dengan busur derajat (sudut 70°)

Langkah 1: Gambarlah satu sisi sudut tersebut dengan menarik sebuah garis sembarang. Kemudian tandai titik sudutnya disalah satu ujung garis.

(18)

Langkah 3. Tariklah garis yang menghubungkan titik yang menunjukkan skala 70°tersebut (yang kamu tandai dengan busur ) dengan titik pada ujung garis yang telah kamu buat pada langkah 1.

Fase 3 : Memberi latihan terbimbing

Perilaku Guru : Guru memberi dan membimbing latihan awal

Contoh Penerapan

1. Memberikan soal untuk latihan terbimbing (tugas latihan pendek namun dan bermakna)

Soal latihan terbimbing

Dengan menggunakan busur derajatmu, gambarlah besar sudut dengan ukuran berikut ini.

a. 60° b. 105° c. 85°

2. Membantu siswa yang bermasalah (belum memahami) cara menggambar sudut sesuai yang telah didemonstrasikan.

Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Perilaku Guru : Guru mengecek pemahaman

(19)

Contoh Penerapan

- Mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS

Contoh:

1. Hitunglah besar dalam lingkaran berikut

Sudut A = ______ Sudut B = ______ Sudut C = ______ Sudut D = ______ Sudut E = ______

2. Gambarlah setiap sudut berikut. a. 120°

b. 215° c. 285° d. 345°

- Mengecek hasil pekerjaan siswa dan menginformasikan kesalahan-kesalahan yang masih ditemukan sebagai umpan balik dari soal yang diberikan.

D

A

D

B

(20)

Fase 5 : Memberikan latihan lanjutan sebagai latihan mandiri Perilaku Guru : Guru mempersiapkan kondisi untuk latihan lanjutan dengan memusatkan perhatian pada transfer keterampilan tersebut kesituasi-situasi yang lebih kompleks.

Contoh penerapan

1. Memberikan LKS lanjutan yang berisi soal-soal yang lebih kompleks.

(21)

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.

Adapun karakteristik model pembelajaran langsung, yaitu: a. Fokus akademik

b. Arahan dan kontrol guru

c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa d. Sistem manajemen waktu

e. Atmosfer akademik yang cukup netral

Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu :

a. Fase 1 : Fase Orientasi

b. Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi c. Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur d. Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing e. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri B. Saran

(22)

Daftar Kepustakaan

Muslim Ibrahim dkk., Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: Unversity Pers, 2000).

W. Johnson, Learning Toghether and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning (Boston: Allyn and Bacon, 1991).

Arends, Learning To Teaceh (New York: Mc. Graw Hill Companies, 1997).

Ismail. Model-model pembelajaran. (Jakarta : Pendidikan Lanjutan Pertama,2003)

Hall, Gene E., Mengajar Dengan Senang. (Jakarta: PT. Indeks, 2008) Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo, 1994).

Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007).

Depdiknas. 2009. Modul KKG/MGMP

https://made82math.files.wordpress.com/2013/10/model-pengajaran-langsung-dan-aplikasinya-dalam-pembelajaran-matematika.pdf

Referensi

Dokumen terkait

pada pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda – tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negative. b) Mioma uteri, perut dan rahim membesar, tetapi pada.. perabaan,

Sementara itu, hasil dapatan Pimm (1995) pula menyatakan pelajar yang mempunyai tahap pemahaman tinggi (seperti pelajar Sains) dapat mengetahui perbezaan yang

RPI2JM Pusat yaitu Direktorat Bina Program yang terdiri dari Korwil dan Satker Perencanaan. dan Pengendalian, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Penataan

Kegiatan ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku penghubung guru dan orang tua yang telah dirancang oleh guru

persalinan normal dan keadaan bayinya tidak dalam keadaan resiko tinggi untuk menggali tingkat pengetahuan ibu bersalin tersebut tentang inisiasi menyusu dini, untuk

Etiologi: Dengue adalah penyakit infeksi demam akut disebabkan oleh 4 serot ipe arbovirus

Berdasarkan hasil implementasi algoritma AHP dan k-means pada recommendation system, dengan menerapkan algoritma AHP dan K-Means pada data produk komputer personal,

Hasil dari penelitian bahwa adanya beberapa peraturan yang telah dilanggar oleh pihak pemerintah Kabupaten Sidoarjo seperti tidak adanya palang bertuliskan lokasi tempat