Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
Moch Ramdhan Abdul Fatah
1001576
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BANDUNG
2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI
SMAN 15 BANDUNG
Oleh
Moch Ramdhan Abdul Fatah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Moch Ramdhan Abdul Fatah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
MOCH RAMDHAN ABDUL FATAH
1001576
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI
SMAN 15 BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
Dr. Nuryadi, M.Pd NIP. 197101171998021001
Mengetahui Ketua Program Studi
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Moch Ramdhan Abdul Fatah. NIM: 1001576. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMA Negeri 15 Bandung. Pembimbing 1: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing 2: Dr. Nuryadi, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran Penjas dan kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola. Oleh karena itu masalah penelitian yang akan dipecahkan adalah Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Bandung Sampel pada penelitian ini adalah 40 siswa dari SMA Negeri 15 Bandung. Hasil uji multivariate menunjukkan nilai F test untuk Wilk’s Lambda sebesar 17,731 dan signifikan p = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi belajar siswa, dan hasil belajar permainan sepakbola. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan Model Pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh lebih besar terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola siswa dari pada Model Pembelajaran Langsung.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moch Ramdhan Abdul Fatah
ABSTRACT
Moch Ramdhan Abdul Fatah. The effectivness of Direct Learning Model and Inquiry Learning Model toward students’ Motivation and Learning result of Football Game at SMAN 15 Bandung (2014). Final Peper. Bandung: Studies Program Physical Education and Recreation Health. Faculty of Physical Education and Health . Indonesia University of Education
This research is purposed by the lack of teachers knowledge of physical education about the learning model and the lack of motivation and learning result of students in solving problems in football game learning. Therefore, the research problem to be solved is the Direct Learning Model and Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. In accordance with the background and the research problem, this study aims to test the Direct Influence Learning Model with Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. The method used is the method of experiment. The population in this study were high school students Negeri 15 Bandung. The multivariate test results demonstrate the score of the F test for Wilk 's Lambda 17.731 and significant at p = 0.000 < 0.05. It means there is a significant difference between the direct instructional model with inquiry learning model on students' motivation and learning result of football games. Based on these results, it is demonstrated Inquiry Learning Model gives a greater influence on motivation and learning outcomes of students from the football game on Direct Learning Model .
Keywords : Direct Learning Model , Inquiry Learning Model , Motivation , Results of learning the game of football
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Metode Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Struktur Organisasi Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Pustaka ... 11
1. Motivasi Belajar ... 11
2. Hasil Belajar ... 17
3. Pendidikan Jasmani ... 19
4. Belajar dan Pembelajaran ... 24
5. Model Pembelajaran Penjas ... 25
6. Model Pembelajaran Langsung ... 32
7. Model Pembelajaran Inkuiri ... 38
8. Sepakbola ... 45
B.Kerangka Berpikir ... 54
C.Hipotesis Penelitian ... 58
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 59
B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 59
C.Populasi dan Sampel ... 60
D.Desain Penelitian ... 61
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 63
F. Teknik Pengumpulan Data ... 63
G.Instrumen Penelitian ... 64
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data ... 80
B.Pengujian Persyaratan Analis ... 81
C.Pengujian Hipotesis ... 83
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 88
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 92
B.Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Gambar Langkah-langkah Penelitian ... 62
Gambar 3.2 Gambar Diagram Tes Sepak Tahan Bola ... 75
Gambar 3.3 Gambar Diagram Tes Menggiring Bola ... 77
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Peran Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Langsung ... 26
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 62
Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 66
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 67
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 69
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 72
Tabel 3.6 Interpretasi nilai r ... 72
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ... 81
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 82
Tabel 4.3 Uji Homogenitas ... 83
Tabel 4.4 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Pertama ... 84
Tabel 4.5 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Kedua ... 85
Tabel 4.6 Data Hasil Multivariate Tests ...86
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di
masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki
secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya
dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, seperti yang
terumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas bab II pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembagnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Lingkungan berbasis pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat di
mana siswa dididik, dibina dan didorong agar kemampuan serta potensi yang
dimilikinya berkembang, memiliki kualitas diri, sehat jasmani maupun rohani
serta memiliki watak dan karakter yang mandiri. Melihat tujuan pendidikan di atas
maka pembelajaran di sekolah selain mengutamakan peningkatan dalam aspek
intelektual (pelajaran), sekolah juga harus memperhatikan pada pemberian
penanaman sikap sehat jasmani dan rohani.
Keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani merupakan aspek yang mendasar
dan tidak kalah penting, karena merupakan modal individu khususnya siswa untuk
dapat melakukan kegiatan dalam berbagai persoalan belajar. siswa yang memiliki
keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani dapat mengarahkan diri ke berbagai
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui kreativitas sepanjang masa dan mampu lebih optimis dalam belajar karena
memiliki keadaan jasmani dan rohani yang sehat.
Salah satu penanaman keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani di sekolah
adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang berproses pada
memanfaatkan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional dan pembentukan watak.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, kognitif, afektif, penalaran, penghayatan
nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani berupa permainan, olahraga,
aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air,
pendidikan luar kelas, dan kesehatan.
Seiring perkembangan pendidikan jasmani, model-model dalam
pembelajarannyapun semakin beragam. Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013,
hlm. 8) berpendapat „Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran
di kelas.‟ Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani menurut Joyce &
Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 14) terbagi dalam empat rumpun model yaitu:
(1) model pemrosesan informasi; (2) model pribadi; (3) model interaksi sosial;
dan (4) model perilaku. Beberapa jenis model pembelajaran pendidikan jasmani
yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan),
model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga
(sport education models), model pendekatan taktis, model pembelajaran personal
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberagaman model pembelajaran jasmani menuntut para guru untuk memiliki
pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai model-model pembelajaran.
Keterkaitan antara model pembelajaran dan proses pembelajaran ada baiknya guru
menggunakan suatu jenis dari satu teori dan model sehingga dapat sesuai dengan
situasi, kondisi dan karakteristik siswa yang tentunya memiliki keunikan
masing-masing dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru pendidikan jasmani
diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan
strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur,
kerjasama).
Fakta di lapangan saat ini, banyak anak yang motivasi belajarnya menurun dan
enggan mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani karena terkesan
membosankan dan menjemukan sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar yang diraih di sekolah. Motivasi belajar sendiri merupakan dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Menurut Uno (2011, hlm. 23) “Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita mas depan, (4)
adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik”. Motivasi belajar merupakan aspek
penentu dalam ketercapaian hasil belajar yang optimal, karena dengan motivasi
yang tinggi tentu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara baik
diperkuat oleh pengaplikasian model pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru
dengan benar mampu menghasilkan hasil belajar (prestasi) yang bagus.
Adanya anggapan peneliti bahwa pembelajaran pendidikan jasmani kurang
penting karena hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja yang utama adalah
mata pelajaran yang di ujian nasionalkan. Warga sekolah kurang memperhatikan
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tepat juga ikut serta mempengaruhi dalam penurunan motivasi, kelancaran proses
dan hasil belajar yang diperoleh.
Pembelajaran pendidikan jasmani seharusnya disampaikan kepada siswa dalam
bentuk pelatihan, pengulangan dan pembiasaan yang diharapkan siswa mampu
menguasai keterampilan bermain yang utuh. Pada kenyataannya, guru pendidikan
jasmani hanya seperti melatih suatu cabang olahraga yang hanya menekankan
pada keterampilan teknik dasar saja. Keterampilan teknik dasar yang diberikan
tidaklah cukup untuk menciptakan hasil belajar yang optimal karena siswa juga
memerlukan keterampilan bermain. Salah satunya adalah dalam pembelajaran
olahraga sepakbola yang tidak jarang menjadi pertimbangan guru pendidikan
jasmani untuk digunakan sebagai alat pembelajaran pendidikan jasmani, karena
memiliki peminat yang tinggi terutama kalangan siswa. Menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 7) menyatakan bahwa:
Sepakbola adalah olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh dua tim masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepakbola bertujuan untuk memasukan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya dengan beberapa aturan permainan didalamnya dan beberapa teknik diantaranya passing, dribling, dan shooting.
Pembelajaran teknik memang penting dalam jenis olahraga seperti sepakbola, namun keterampilan teknik dasar saja tidak cukup untuk menciptakan suatu
permainan yang cantik dan menarik. Keterampilan lain yang tidak kalah penting
adalah keterampilan dalam bermain dibarengi dengan kerjasama tim yang kuat
dan motivasi yang tinggi mampu menghasilkan hasil belajar yang baik.
Ketercapaian tersebut sangat bergantung dari pengaplikasian model pembelajaran
yang benar dan tepat sasaran.
Keberagaman model-model pembelajaran menjadikan seorang guru
pendidikan jasmani untuk mampu menguasai pengetahuan serta pemahaman
berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memahaminya sehingga guru terkadang menerapkan model pembelajaran yang
konvensional (guru lebih dominan dalam pembelajaran). Padahal dengan
penerapan model pembelajaran yang beragam sangat mendukung terbentuknya
pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan siswa agar selalu aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan terlebih pada pembelajaran pendidikan jasmani
sehingga tujuan pembelajaran jasmani tercapai dan berjalan dengan baik.
Upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut intinya bergantung
dari guru pendidikan jasmani sendiri. Guru pendidikan jasmani harus paham dan
cermat dalam menerapkan model pembelajaran. Berbagai model pembelajaran
dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani sebagai cara dalam memunculkan
dan meningkatkan motivasi belajar siswa saat terlibat aktif dalam pembelajaran
seperti sepakbola. Kaitannya dengan hal tersebut, Juliantine dkk (2011, hlm. 79) menjelaskan.
Sejak tahun 1960-an telah terjadi perubahan yang besar, di mana dominasi guru sudah mulai berpindah tangan ke siswa. Maksudnya dalam proses pembelajaran sudah didasarkan pada pemecahan masalah dan juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, sehingga kepercayaan diri siswa serta kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan.
Berdasarkan informasi dan fenomena yang telah dipaparkan, guru sebagai
penentu keberhasilan pembelajaran tentunya perlu mengaplikasikan model
pembelajaran yang di anggap tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan di
atas. Diantara beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, dua
model pembelajaran yang di aplikasikan dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar serta hasil belajar dalam sepakbola adalah model pembelajaran langsung
(direct instruction) dan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran
langsung (direct instruction), menurut Roy Killen (dalam Juliantine dkk, 2013,
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.
Salah satu hal yang diharapkan dari pengajaran dengan model pembelajaran
langsung (direct instruction) adalah bagaimana guru dapat menyediakan instruksi
bagi setiap siswa dalam suatu kelas. Kelas yang besar, waktu yang terbatas, sarana
dan prasarana yang minim dan beragamnya kemampuan setiap siswa membuat
guru harus membuat perencanaan dan mengimplementasikan program
pembelajaran bagi setiap individu bagi siswa. Model pembelajaran langsung
merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan
konsep/keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan
siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Tujuan
pembelajaran distrukturkan oleh guru dan siswa diberi pengetahuan tentang
makna dari atau bagaimana melakukan sesuatu, sehingga dapat memperbaiki
prestasi belajar siswa.
Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran
yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Pada dasarnya model
pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
mengembangkan potensi intelektualnya, kemampuan dalam bergerak dan
mendorong siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah
yang dihadapinya. Sejalan dengan tujuan model pembelajaran inkuiri dalam
pendidikan jasmani ialah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan
masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi menurut Metzler
(dalam Juliantine, 2013, hlm. 94). Pengaplikasian model ini sewaktu mengajar
mampu membuat siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan masalah yang dialami. Pembalajaran model inkuiri mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya karena siswa dapat merumuskan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan rasional di atas maka penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
15 Bandung dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model
Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola
di SMAN 15 Bandung.”
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa permasalahan yang
ditemui oleh peniliti saat di lapangan diantaranya yaitu :
1. Minimnya pengetahuan guru Penjas mengenai model pembelajaran
2. Jarang ditemukan guru penjas yang menggunakan model pembelajaran
langsung dan inkuiri
3. Kurang aktifnya siswa, sehingga suasana belajar yang monoton
4. Motivasi belajar siswa terlihat kurang
5. Keterampilan bermain sepakbola yang kurang baik saat pembelajaran
Dari kelima permasalahan yang muncul di atas, selanjutnya penulis
mengemukakan masalah yang teridentifikasi yaitu: Model Apakah yang
digunakan guru Penjas saat proses pembelajaran Penjas berlangsung? Bagaimana
pemahaman Guru Penjas tentang model-model pembelajaran Penjas? Bagaimana
tingkat motivasi siswa saat pembelajaran Penjas? Model apakah yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas?
Model pembelajaran apa yang digunakan oleh mayoritas guru dalam
pembelajaran Penjas? Model pembelajaran apa yang dapat memberikan pengaruh
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola?
Mengacu dari pertanyaan di atas, maka dalam hal ini peneliti ingin
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan pada siswa pada saat pembelajaran penjas berlangsung. Model
pembelajaran penjas yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah,
maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga
peneliti betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Dengan ini peneliti
merumuskan masalah penelitian ini ke dalam pertanyaan berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model
pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model
pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?
3. Apakah terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola
antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?
D.Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh model
pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan
hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran
2014-2015. Adapun tujuan khusus adalah memperoleh gambaran empirik mengenai:
1. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola
antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di
SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.
2. Gambaran perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola antara
Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di SMAN
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dan hasil belajar dalam
pembelajaran sepakbola antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model
Pembelajaran Inkuiri SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.
E.Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis
yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan
metode eksperimen.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, hasil penelitian membantu memperkaya dan mengembangkan
khazanah teori motivasi belajar siswa dan melengkapi berbagai model
pembelajaran pendidikan jasmani dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa dalam bermain sepakbola.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah
untuk mengembangkan model pembelajaran dan meningkatkan kualitas hidup
siswa melalui pendidikan jasmani.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat dipergunakan
oleh guru pendidikan jasmani di sekolah sebagai rujukan serta menjadi bahan
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pentingnya pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam menunjang
peningkatan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya
baik mengenai motivasi dan hasil belajar sepakbola siswa maupun mengenai
metode pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri serta
peneliti dapat memperluas berbagai alternatif model pemelajaran sebagai
treatment/perlakuan lainnya.
G. Struktur Organisasi Penelitian.
BAB I. Latar Belakang Penelitian, dalam Bab ini membahas mengenai latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, dalam
Bab ini mengemukakan konsep atau teori yang relevan dengan judul
penelitian serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan
hipotesis penelitian.
BAB III. Metode Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan mengemukakan
mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi:
Definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan
data, pengolahan data, dan analisis data.
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini mengemukakan
mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek
penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian
hipotesis serta pembahasannya.
BAB V. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi, dalam Bab ini
mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan
mengemukakan implikasi dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting
dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan
berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian
menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana
teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang
dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik
pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat
akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model
pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan
hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106)
menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah
yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian
eksperimen sebagai metodenya.”
B.Lokasi dan SubjekPenelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan
Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan
hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri
15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
C.Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.”
Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan
hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda
mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau
subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan
lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi
yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.
b. Sampel
Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti
secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada,
karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi,
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat
benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan
menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.
2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas
berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak
dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung
dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.
D.Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan
dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution
mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam
penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini
tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan. Arikunto (2002, hlm. 79) menjelaskan dalam pola sebagai
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel. 3.1
Desain Penelitian
Sampel Variabel bebas Variabel terikat
A Model Pembelajaran Langsung (A1)
Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)
B Model Pembelajaran Inkuiri (B1)
Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk
gambar 3.1 berikut :
Treatment/ Perlakukan
Treatment/ Perlakukan
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Inkuiri Siswa SMAN 15 Bandung
Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B
Motivasi Belajar Hasil Belajar
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian
E.Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas ( Independent Variable )
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model
pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.
b. Variabel terikat ( dependent variable )
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar
dan hasil belajar siswa.
2. Definisi Operasional
Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan
pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :
a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku.
b. Sardiman (2005, hlm. 75) memaparkan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya gerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Penngumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan
sepakbola .
Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan
bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.”
G.Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau
menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur
untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)
mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola,
adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Instrumen Motivasi Belajar
Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan
kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192)
menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket
atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh
informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.
Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang
tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan
alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto
(2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.”
Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner
dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali
menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan
kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf
skalanya.
a. Definisi Konseptual dan Operasional
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas
belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi
belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.”
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam
belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya
lingkungan yang kondusif dalam belajar.
b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar
Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011,
hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah
membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir
pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat
[image:30.595.109.517.460.729.2]pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar
Indikator Item uji coba No soal + -
1.Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar
a.Dorongan untuk berusaha
belajar lebih baik 14
7, 12,13, 30, 33,42,
49
4,5,9,18,20,26,50
2.Dorongan dan kebutuhan belajar
a.Keingintahuan yang besar
dalam belajar 8 2,11, 28,40 21,35, 39, 45
3.Harapan dan cita-cita masa depan
a.Adanya keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik
10 1,3, 15,31, 48 10,25, 37,38,46
4.Penghargaan dalam belajar
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penghargaan dalam belajar
5.Kegiatan yang menarik dalam belajar
a.Memiliki minat yang tinggi
pada pelajaran 4 36,43 27,34
6.Lingkungan belajar yang kondusif
a.Adanya keinginan untuk
belajar 6 6,16,29 23, 24,47
JUMLAH 50 25 25
Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang
sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket
ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian
ini.
Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert
untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri
sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun
kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor.
Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan
yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban
[image:31.595.109.513.112.256.2]yang bersangkutan.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
2 1
4 5
Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.
c. Uji coba Angket
Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA
Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel
penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30
orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan
penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji
validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan
mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total
responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus
korelasi Product Moment.
1) Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur
sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu
instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”
Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji
validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan
yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar
diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya,
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh
untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.
b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.
c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus
product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = jumlah skor variabel X
Y = jumlah skor variabel Y XY = jumlah skor X kali Y N = jumlah responden
Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti
menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel
2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan
jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut
valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item
soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka
item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak
memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya
dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas
menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas
mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
[image:34.595.149.478.323.730.2]Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No. Butir
Instrumen rhitung rtabel Keterangan
1 0.421 0.361 Valid
2 0.367 0.361 Valid
3 0.428 0.361 Valid
4 -0.005 0.361 Tidak Valid
5 -0.060 0.361 Tidak Valid
6 0.095 0.361 Tidak Valid
7 0.441 0.361 Valid
8 0.095 0.361 Tidak Valid
9 0.373 0.361 Valid
10 0.414 0.361 Valid
11 0.393 0.361 Valid
12 0.388 0.361 Valid
13 0.347 0.361 Valid
14 0.435 0.361 Valid
15 0.438 0.361 Valid
16 0.151 0.361 Tidak Valid
17 0.472 0.361 Valid
18 0.455 0.361 Valid
19 0.646 0.361 Valid
20 0.395 0.361 Valid
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria rhitung ≥ 0,361 (n= 30,
dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak
38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat
digunakan.
2) Pengujian Reliabilitas Instrumen
22 0.183 0.361 Tidak Valid
23 0.366 0.361 Valid
24 0.374 0.361 Valid
25 0.402 0.361 Valid
26 0.571 0.361 Valid
27 0.601 0.361 Valid
28 0.415 0.361 Valid
29 0.527 0.361 Valid
30 0.035 0.361 Valid
31 0.467 0.361 Valid
32 0.579 0.361 Valid
33 0.752 0.361 Valid
34 0.046 0.361 Tidak Valid
35 0.179 0.361 Tidak Valid
36 0.407 0.361 Valid
37 0.589 0.361 Valid
38 0.367 0.361 Valid
39 0.443 0.361 Valid
40 0.411 0.361 Valid
41 0.573 0.361 Valid
42 0.463 0.361 Valid
43 0.404 0.361 Valid
44 0.422 0.361 Valid
45 0.377 0.361 Valid
46 0.278 0.361 Tidak Valid
47 0.362 0.361 Valid
48 0.098 0.361 Tidak Valid
49 0.111 0.361 Tidak Valid
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan
mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan
genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,
untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
(Arikunto, 2010, hlm. 223)
Keterangan:
ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).
Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa
dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan
[image:36.595.187.440.261.324.2]dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
GANJIL GENAP
GANJIL 1
GENAP 0.818457 1
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r
[image:37.595.130.515.204.299.2]pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Kriteria Keterandalan
0.80-1.000 Sangat Tinggi
0.60- 0.799 Tinggi
0.40- 0.599 Cukup
0.20- 0.399 Rendah
0.00- 0.199 Sangat Rendah
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut
menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
e. Pelaksanaan Pembelajaran
Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali
pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka
waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu
pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1) Pemanasan
Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan
peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,
lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10
menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta
menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu
penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Inti
Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang
ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi
pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran inkuiri.
3) Penutup
Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain:
menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian
pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada
inti pembelajaran.
Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan
alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan
olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada
akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang
akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan
menahan bola.
2) Alat yang digunakan :
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Stop watch
c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)
d. Kapur.
3) Petunjuk Pelaksanaan:
a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari
sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun
sebaliknya.
b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan
menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan
menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan
pertama.
c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30
detik
d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan
bola cadangan yang telah disediakan.
4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :
a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki
kanan, kaki kiri dst)
b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak
5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :
a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak
bola
b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki.
6) Cara menskor :
Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,
diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.
Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60 cm
4 m
4 m
[image:40.595.217.443.112.322.2]3 m
Gambar 3.2
Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola
(sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)
Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar
dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek
yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan
hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung
oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata
cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :
1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam menggiring bola.
2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah
rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.
3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :
Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan
melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda
panah lintasan.
Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya
atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola
dengan anggota badan lainnya selain kaki.
Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara
kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola.
Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di
luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu
kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika
menggiring bola.
4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola
dari mulai peluit start sampai garis finish.
5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :
Finish Start
5 M
5 M
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)
Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran
(shooting)
1) Tujuan :
Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak
bola ke sasaran.
2) Alat yang digunakan:
- Bola
- Stop watch
- Gawang
- Nomor-nomor
- Tali
3) Petunjuk pelaksanaan:
- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak
16,5 m di depan gawang/ sasaran
- Tidak ada aba-aba dari testee
- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan
dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran
- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan
4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
- Bola keluar dari daerah sasaran
- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran
5) Cara menskor:
- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan
- Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
7 5 3 1 3 5 7
78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm
[image:43.595.142.486.153.416.2]...
Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran
(sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)
H.Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang
sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung
dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan
sepakbola.
Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar
deviasi atau simpangan baku.
2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis adalah (1) Motivasi belajar
siswa, dan (2) Hasil belajar siswa dalam permainan Sepakbola, yang diperoleh
dari siswa SMA Negeri 15 Bandung. sebelum dilaksanakan perlakuan kepada
siswa SMA Negeri 15 B