• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Moch Ramdhan Abdul Fatah

1001576

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG

2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI

SMAN 15 BANDUNG

Oleh

Moch Ramdhan Abdul Fatah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Moch Ramdhan Abdul Fatah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MOCH RAMDHAN ABDUL FATAH

1001576

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI

SMAN 15 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M.Pd NIP. 197101171998021001

Mengetahui Ketua Program Studi

(4)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Moch Ramdhan Abdul Fatah. NIM: 1001576. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola di SMA Negeri 15 Bandung. Pembimbing 1: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing 2: Dr. Nuryadi, M.Pd

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran Penjas dan kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola. Oleh karena itu masalah penelitian yang akan dipecahkan adalah Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Bandung Sampel pada penelitian ini adalah 40 siswa dari SMA Negeri 15 Bandung. Hasil uji multivariate menunjukkan nilai F test untuk Wilk’s Lambda sebesar 17,731 dan signifikan p = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi belajar siswa, dan hasil belajar permainan sepakbola. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan Model Pembelajaran Inkuiri memberikan pengaruh lebih besar terhadap Motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola siswa dari pada Model Pembelajaran Langsung.

(6)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moch Ramdhan Abdul Fatah

ABSTRACT

Moch Ramdhan Abdul Fatah. The effectivness of Direct Learning Model and Inquiry Learning Model toward students’ Motivation and Learning result of Football Game at SMAN 15 Bandung (2014). Final Peper. Bandung: Studies Program Physical Education and Recreation Health. Faculty of Physical Education and Health . Indonesia University of Education

This research is purposed by the lack of teachers knowledge of physical education about the learning model and the lack of motivation and learning result of students in solving problems in football game learning. Therefore, the research problem to be solved is the Direct Learning Model and Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. In accordance with the background and the research problem, this study aims to test the Direct Influence Learning Model with Inquiry Learning Model of motivation and learning result of football games learning. The method used is the method of experiment. The population in this study were high school students Negeri 15 Bandung. The multivariate test results demonstrate the score of the F test for Wilk 's Lambda 17.731 and significant at p = 0.000 < 0.05. It means there is a significant difference between the direct instructional model with inquiry learning model on students' motivation and learning result of football games. Based on these results, it is demonstrated Inquiry Learning Model gives a greater influence on motivation and learning outcomes of students from the football game on Direct Learning Model .

Keywords : Direct Learning Model , Inquiry Learning Model , Motivation , Results of learning the game of football

(7)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Struktur Organisasi Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Pustaka ... 11

1. Motivasi Belajar ... 11

2. Hasil Belajar ... 17

3. Pendidikan Jasmani ... 19

4. Belajar dan Pembelajaran ... 24

5. Model Pembelajaran Penjas ... 25

6. Model Pembelajaran Langsung ... 32

7. Model Pembelajaran Inkuiri ... 38

8. Sepakbola ... 45

B.Kerangka Berpikir ... 54

C.Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 59

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 59

C.Populasi dan Sampel ... 60

D.Desain Penelitian ... 61

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 63

F. Teknik Pengumpulan Data ... 63

G.Instrumen Penelitian ... 64

(8)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data ... 80

B.Pengujian Persyaratan Analis ... 81

C.Pengujian Hipotesis ... 83

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 92

B.Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Gambar Langkah-langkah Penelitian ... 62

Gambar 3.2 Gambar Diagram Tes Sepak Tahan Bola ... 75

Gambar 3.3 Gambar Diagram Tes Menggiring Bola ... 77

(10)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Peran Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Langsung ... 26

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 62

Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 66

Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 67

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 69

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel 3.6 Interpretasi nilai r ... 72

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ... 81

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 82

Tabel 4.3 Uji Homogenitas ... 83

Tabel 4.4 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Pertama ... 84

Tabel 4.5 Data Hasil Penghitungan Uji Hipotesi Kedua ... 85

Tabel 4.6 Data Hasil Multivariate Tests ...86

(11)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

(12)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di

masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki

secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya

dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, seperti yang

terumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas bab II pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembagnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Lingkungan berbasis pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap

perkembangan siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat di

mana siswa dididik, dibina dan didorong agar kemampuan serta potensi yang

dimilikinya berkembang, memiliki kualitas diri, sehat jasmani maupun rohani

serta memiliki watak dan karakter yang mandiri. Melihat tujuan pendidikan di atas

maka pembelajaran di sekolah selain mengutamakan peningkatan dalam aspek

intelektual (pelajaran), sekolah juga harus memperhatikan pada pemberian

penanaman sikap sehat jasmani dan rohani.

Keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani merupakan aspek yang mendasar

dan tidak kalah penting, karena merupakan modal individu khususnya siswa untuk

dapat melakukan kegiatan dalam berbagai persoalan belajar. siswa yang memiliki

keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani dapat mengarahkan diri ke berbagai

(13)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui kreativitas sepanjang masa dan mampu lebih optimis dalam belajar karena

memiliki keadaan jasmani dan rohani yang sehat.

Salah satu penanaman keterampilan sikap sehat jasmani dan rohani di sekolah

adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan

bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang berproses pada

memanfaatkan aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan

jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, emosional dan pembentukan watak.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

keterampilan motorik, kemampuan fisik, kognitif, afektif, penalaran, penghayatan

nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat

yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani berupa permainan, olahraga,

aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air,

pendidikan luar kelas, dan kesehatan.

Seiring perkembangan pendidikan jasmani, model-model dalam

pembelajarannyapun semakin beragam. Joyce & Weil (dalam Juliantine, 2013,

hlm. 8) berpendapat „Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran

di kelas.‟ Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani menurut Joyce &

Weil (dalam Juliantine, 2013, hlm. 14) terbagi dalam empat rumpun model yaitu:

(1) model pemrosesan informasi; (2) model pribadi; (3) model interaksi sosial;

dan (4) model perilaku. Beberapa jenis model pembelajaran pendidikan jasmani

yaitu PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan),

model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga

(sport education models), model pendekatan taktis, model pembelajaran personal

(14)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberagaman model pembelajaran jasmani menuntut para guru untuk memiliki

pengetahuan serta pemahaman yang baik mengenai model-model pembelajaran.

Keterkaitan antara model pembelajaran dan proses pembelajaran ada baiknya guru

menggunakan suatu jenis dari satu teori dan model sehingga dapat sesuai dengan

situasi, kondisi dan karakteristik siswa yang tentunya memiliki keunikan

masing-masing dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru pendidikan jasmani

diharapkan mampu mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan

strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur,

kerjasama).

Fakta di lapangan saat ini, banyak anak yang motivasi belajarnya menurun dan

enggan mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani karena terkesan

membosankan dan menjemukan sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar yang diraih di sekolah. Motivasi belajar sendiri merupakan dorongan internal dan

eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Menurut Uno (2011, hlm. 23) “Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan

dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita mas depan, (4)

adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik”. Motivasi belajar merupakan aspek

penentu dalam ketercapaian hasil belajar yang optimal, karena dengan motivasi

yang tinggi tentu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara baik

diperkuat oleh pengaplikasian model pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru

dengan benar mampu menghasilkan hasil belajar (prestasi) yang bagus.

Adanya anggapan peneliti bahwa pembelajaran pendidikan jasmani kurang

penting karena hanya sebagai mata pelajaran pelengkap saja yang utama adalah

mata pelajaran yang di ujian nasionalkan. Warga sekolah kurang memperhatikan

(15)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tepat juga ikut serta mempengaruhi dalam penurunan motivasi, kelancaran proses

dan hasil belajar yang diperoleh.

Pembelajaran pendidikan jasmani seharusnya disampaikan kepada siswa dalam

bentuk pelatihan, pengulangan dan pembiasaan yang diharapkan siswa mampu

menguasai keterampilan bermain yang utuh. Pada kenyataannya, guru pendidikan

jasmani hanya seperti melatih suatu cabang olahraga yang hanya menekankan

pada keterampilan teknik dasar saja. Keterampilan teknik dasar yang diberikan

tidaklah cukup untuk menciptakan hasil belajar yang optimal karena siswa juga

memerlukan keterampilan bermain. Salah satunya adalah dalam pembelajaran

olahraga sepakbola yang tidak jarang menjadi pertimbangan guru pendidikan

jasmani untuk digunakan sebagai alat pembelajaran pendidikan jasmani, karena

memiliki peminat yang tinggi terutama kalangan siswa. Menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 7) menyatakan bahwa:

Sepakbola adalah olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh dua tim masing-masing beranggotakan 11 orang. Sepakbola bertujuan untuk memasukan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya dengan beberapa aturan permainan didalamnya dan beberapa teknik diantaranya passing, dribling, dan shooting.

Pembelajaran teknik memang penting dalam jenis olahraga seperti sepakbola, namun keterampilan teknik dasar saja tidak cukup untuk menciptakan suatu

permainan yang cantik dan menarik. Keterampilan lain yang tidak kalah penting

adalah keterampilan dalam bermain dibarengi dengan kerjasama tim yang kuat

dan motivasi yang tinggi mampu menghasilkan hasil belajar yang baik.

Ketercapaian tersebut sangat bergantung dari pengaplikasian model pembelajaran

yang benar dan tepat sasaran.

Keberagaman model-model pembelajaran menjadikan seorang guru

pendidikan jasmani untuk mampu menguasai pengetahuan serta pemahaman

berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model

(16)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahaminya sehingga guru terkadang menerapkan model pembelajaran yang

konvensional (guru lebih dominan dalam pembelajaran). Padahal dengan

penerapan model pembelajaran yang beragam sangat mendukung terbentuknya

pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan siswa agar selalu aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan terlebih pada pembelajaran pendidikan jasmani

sehingga tujuan pembelajaran jasmani tercapai dan berjalan dengan baik.

Upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut intinya bergantung

dari guru pendidikan jasmani sendiri. Guru pendidikan jasmani harus paham dan

cermat dalam menerapkan model pembelajaran. Berbagai model pembelajaran

dapat digunakan oleh guru pendidikan jasmani sebagai cara dalam memunculkan

dan meningkatkan motivasi belajar siswa saat terlibat aktif dalam pembelajaran

seperti sepakbola. Kaitannya dengan hal tersebut, Juliantine dkk (2011, hlm. 79) menjelaskan.

Sejak tahun 1960-an telah terjadi perubahan yang besar, di mana dominasi guru sudah mulai berpindah tangan ke siswa. Maksudnya dalam proses pembelajaran sudah didasarkan pada pemecahan masalah dan juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, sehingga kepercayaan diri siswa serta kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan.

Berdasarkan informasi dan fenomena yang telah dipaparkan, guru sebagai

penentu keberhasilan pembelajaran tentunya perlu mengaplikasikan model

pembelajaran yang di anggap tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan di

atas. Diantara beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, dua

model pembelajaran yang di aplikasikan dalam upaya meningkatkan motivasi

belajar serta hasil belajar dalam sepakbola adalah model pembelajaran langsung

(direct instruction) dan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran

langsung (direct instruction), menurut Roy Killen (dalam Juliantine dkk, 2013,

(17)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.

Salah satu hal yang diharapkan dari pengajaran dengan model pembelajaran

langsung (direct instruction) adalah bagaimana guru dapat menyediakan instruksi

bagi setiap siswa dalam suatu kelas. Kelas yang besar, waktu yang terbatas, sarana

dan prasarana yang minim dan beragamnya kemampuan setiap siswa membuat

guru harus membuat perencanaan dan mengimplementasikan program

pembelajaran bagi setiap individu bagi siswa. Model pembelajaran langsung

merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan

konsep/keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan

siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Tujuan

pembelajaran distrukturkan oleh guru dan siswa diberi pengetahuan tentang

makna dari atau bagaimana melakukan sesuatu, sehingga dapat memperbaiki

prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan pembelajaran

yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Pada dasarnya model

pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

mengembangkan potensi intelektualnya, kemampuan dalam bergerak dan

mendorong siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah

yang dihadapinya. Sejalan dengan tujuan model pembelajaran inkuiri dalam

pendidikan jasmani ialah untuk mengembangkan pemikiran siswa, memecahkan

masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi menurut Metzler

(dalam Juliantine, 2013, hlm. 94). Pengaplikasian model ini sewaktu mengajar

mampu membuat siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri

pemecahan masalah yang dialami. Pembalajaran model inkuiri mengandung

proses mental yang lebih tinggi tingkatannya karena siswa dapat merumuskan

masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

(18)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rasional di atas maka penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri

15 Bandung dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Model

Pembelajaran Inkuiri terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Permainan Sepakbola

di SMAN 15 Bandung.”

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa permasalahan yang

ditemui oleh peniliti saat di lapangan diantaranya yaitu :

1. Minimnya pengetahuan guru Penjas mengenai model pembelajaran

2. Jarang ditemukan guru penjas yang menggunakan model pembelajaran

langsung dan inkuiri

3. Kurang aktifnya siswa, sehingga suasana belajar yang monoton

4. Motivasi belajar siswa terlihat kurang

5. Keterampilan bermain sepakbola yang kurang baik saat pembelajaran

Dari kelima permasalahan yang muncul di atas, selanjutnya penulis

mengemukakan masalah yang teridentifikasi yaitu: Model Apakah yang

digunakan guru Penjas saat proses pembelajaran Penjas berlangsung? Bagaimana

pemahaman Guru Penjas tentang model-model pembelajaran Penjas? Bagaimana

tingkat motivasi siswa saat pembelajaran Penjas? Model apakah yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas?

Model pembelajaran apa yang digunakan oleh mayoritas guru dalam

pembelajaran Penjas? Model pembelajaran apa yang dapat memberikan pengaruh

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola?

Mengacu dari pertanyaan di atas, maka dalam hal ini peneliti ingin

(19)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan pada siswa pada saat pembelajaran penjas berlangsung. Model

pembelajaran penjas yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah Model

Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah,

maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga

peneliti betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Dengan ini peneliti

merumuskan masalah penelitian ini ke dalam pertanyaan berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar permainan sepakbola antara model

pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar permainan sepakbola antara model

pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

3. Apakah terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola

antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh model

pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan

hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran

2014-2015. Adapun tujuan khusus adalah memperoleh gambaran empirik mengenai:

1. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola

antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di

SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

2. Gambaran perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola antara

Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Inkuiri di SMAN

(20)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Gambaran perbedaan motivasi belajar siswa dan hasil belajar dalam

pembelajaran sepakbola antara Model Pembelajaran Langsung dengan Model

Pembelajaran Inkuiri SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

E.Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis

yang penulis ajukan, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan

metode eksperimen.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis, hasil penelitian membantu memperkaya dan mengembangkan

khazanah teori motivasi belajar siswa dan melengkapi berbagai model

pembelajaran pendidikan jasmani dalam meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa dalam bermain sepakbola.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah

untuk mengembangkan model pembelajaran dan meningkatkan kualitas hidup

siswa melalui pendidikan jasmani.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan menjadi pedoman praktis dan dapat dipergunakan

oleh guru pendidikan jasmani di sekolah sebagai rujukan serta menjadi bahan

(21)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pentingnya pemilihan model pembelajaran yang cocok dalam menunjang

peningkatan motivasi belajar siswa dan keterampilan bermain sepakbola.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya

baik mengenai motivasi dan hasil belajar sepakbola siswa maupun mengenai

metode pembelajaran langsung dengan model pembelajaran inkuiri serta

peneliti dapat memperluas berbagai alternatif model pemelajaran sebagai

treatment/perlakuan lainnya.

G. Struktur Organisasi Penelitian.

BAB I. Latar Belakang Penelitian, dalam Bab ini membahas mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, dalam

Bab ini mengemukakan konsep atau teori yang relevan dengan judul

penelitian serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan

hipotesis penelitian.

BAB III. Metode Penelitian, dalam Bab ini mengemukakan mengemukakan

mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis yang meliputi:

Definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan

data, pengolahan data, dan analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini mengemukakan

mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek

penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian

hipotesis serta pembahasannya.

BAB V. Kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi, dalam Bab ini

mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan

mengemukakan implikasi dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek

(22)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

(23)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting

dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan

berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian

menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana

teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang

dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik

pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat

akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model

pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan

hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian

yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106)

menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah

yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian

eksperimen sebagai metodenya.”

B.Lokasi dan SubjekPenelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang berada di Jalan

Sarimanis 1 Kota Bandung Telepon 022-2011975. Alasan utama pemilihan lokasi

(24)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan

hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri

15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C.Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan

hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda

mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau

subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan

lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi

yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.

b. Sampel

Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti

secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada,

karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi,

(25)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat

benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan

menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.

2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas

berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak

dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung

dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.

D.Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan

dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution

mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana

tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam

penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini

tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Arikunto (2002, hlm. 79) menjelaskan dalam pola sebagai

(26)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.1

Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat

A Model Pembelajaran Langsung (A1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)

B Model Pembelajaran Inkuiri (B1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk

gambar 3.1 berikut :

Treatment/ Perlakukan

Treatment/ Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Model Pembelajaran Langsung

Model Pembelajaran Inkuiri Siswa SMAN 15 Bandung

Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B

Motivasi Belajar Hasil Belajar

(27)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian

E.Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas ( Independent Variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model

pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.

b. Variabel terikat ( dependent variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar

dan hasil belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan

pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :

a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Sardiman (2005, hlm. 75) memaparkan motivasi belajar adalah keseluruhan

daya gerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi

(28)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Penngumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan

sepakbola .

Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan

bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.”

G.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau

menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu

penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur

untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147)

mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,

maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan

masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data

yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola,

adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam

(29)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen Motivasi Belajar

Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan

kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192)

menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket

atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh

informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.

Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang

tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan

alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto

(2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.”

Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner

dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali

menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan

kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf

skalanya.

a. Definisi Konseptual dan Operasional

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas

belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi

belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.”

(30)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam

belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya

lingkungan yang kondusif dalam belajar.

b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar

Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011,

hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah

membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir

pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat

[image:30.595.109.517.460.729.2]

pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar

Indikator Item uji coba No soal + -

1.Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar

a.Dorongan untuk berusaha

belajar lebih baik 14

7, 12,13, 30, 33,42,

49

4,5,9,18,20,26,50

2.Dorongan dan kebutuhan belajar

a.Keingintahuan yang besar

dalam belajar 8 2,11, 28,40 21,35, 39, 45

3.Harapan dan cita-cita masa depan

a.Adanya keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik

10 1,3, 15,31, 48 10,25, 37,38,46

4.Penghargaan dalam belajar

(31)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penghargaan dalam belajar

5.Kegiatan yang menarik dalam belajar

a.Memiliki minat yang tinggi

pada pelajaran 4 36,43 27,34

6.Lingkungan belajar yang kondusif

a.Adanya keinginan untuk

belajar 6 6,16,29 23, 24,47

JUMLAH 50 25 25

Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk

pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang

sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket

ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian

ini.

Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert

untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri

sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun

kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor.

Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan

yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban

[image:31.595.109.513.112.256.2]

yang bersangkutan.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

(32)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

2 1

4 5

Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.

c. Uji coba Angket

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA

Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel

penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30

orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan

penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji

validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan

mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total

responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus

korelasi Product Moment.

1) Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur

sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu

instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”

Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji

validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan

yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar

diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya,

(33)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh

untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.

b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.

c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus

product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = jumlah skor variabel X

Y = jumlah skor variabel Y XY = jumlah skor X kali Y N = jumlah responden

Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti

menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel

2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan

jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut

valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item

soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka

item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak

memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya

dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas

menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas

mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola

(34)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

[image:34.595.149.478.323.730.2]

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No. Butir

Instrumen rhitung rtabel Keterangan

1 0.421 0.361 Valid

2 0.367 0.361 Valid

3 0.428 0.361 Valid

4 -0.005 0.361 Tidak Valid

5 -0.060 0.361 Tidak Valid

6 0.095 0.361 Tidak Valid

7 0.441 0.361 Valid

8 0.095 0.361 Tidak Valid

9 0.373 0.361 Valid

10 0.414 0.361 Valid

11 0.393 0.361 Valid

12 0.388 0.361 Valid

13 0.347 0.361 Valid

14 0.435 0.361 Valid

15 0.438 0.361 Valid

16 0.151 0.361 Tidak Valid

17 0.472 0.361 Valid

18 0.455 0.361 Valid

19 0.646 0.361 Valid

20 0.395 0.361 Valid

(35)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria rhitung ≥ 0,361 (n= 30,

dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak

38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

digunakan.

2) Pengujian Reliabilitas Instrumen

22 0.183 0.361 Tidak Valid

23 0.366 0.361 Valid

24 0.374 0.361 Valid

25 0.402 0.361 Valid

26 0.571 0.361 Valid

27 0.601 0.361 Valid

28 0.415 0.361 Valid

29 0.527 0.361 Valid

30 0.035 0.361 Valid

31 0.467 0.361 Valid

32 0.579 0.361 Valid

33 0.752 0.361 Valid

34 0.046 0.361 Tidak Valid

35 0.179 0.361 Tidak Valid

36 0.407 0.361 Valid

37 0.589 0.361 Valid

38 0.367 0.361 Valid

39 0.443 0.361 Valid

40 0.411 0.361 Valid

41 0.573 0.361 Valid

42 0.463 0.361 Valid

43 0.404 0.361 Valid

44 0.422 0.361 Valid

45 0.377 0.361 Valid

46 0.278 0.361 Tidak Valid

47 0.362 0.361 Valid

48 0.098 0.361 Tidak Valid

49 0.111 0.361 Tidak Valid

(36)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau

konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel

jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya

dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan

mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan

genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap,

untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown sebagai berikut:

(Arikunto, 2010, hlm. 223)

Keterangan:

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).

Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa

dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan

[image:36.595.187.440.261.324.2]

dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

GANJIL GENAP

GANJIL 1

GENAP 0.818457 1

(37)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r

[image:37.595.130.515.204.299.2]

pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80-1.000 Sangat Tinggi

0.60- 0.799 Tinggi

0.40- 0.599 Cukup

0.20- 0.399 Rendah

0.00- 0.199 Sangat Rendah

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut

menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

e. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali

pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka

waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu

pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai

berikut:

1) Pemanasan

Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan

peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,

lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10

menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta

menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu

penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis

(38)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Inti

Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang

ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model

pembelajaran inkuiri.

3) Penutup

Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain:

menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian

pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada

inti pembelajaran.

Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan

alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan

olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat

digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada

akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh

hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang

akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan

menahan bola.

2) Alat yang digunakan :

(39)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)

d. Kapur.

3) Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari

sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun

sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan

menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan

menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan

pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30

detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan

bola cadangan yang telah disediakan.

4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :

a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki

kanan, kaki kiri dst)

b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak

5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak

bola

b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki.

6) Cara menskor :

Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,

diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke

(40)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60 cm

4 m

4 m

[image:40.595.217.443.112.322.2]

3 m

Gambar 3.2

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)

Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar

dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek

yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan

hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung

oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata

cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :

1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki

dalam menggiring bola.

2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah

rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.

3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :

Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola

(41)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan

melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda

panah lintasan.

Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya

atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola

dengan anggota badan lainnya selain kaki.

Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara

kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola.

Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di

luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu

kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika

menggiring bola.

4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola

dari mulai peluit start sampai garis finish.

5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :

Finish Start

5 M

5 M

(42)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)

Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran

(shooting)

1) Tujuan :

Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak

bola ke sasaran.

2) Alat yang digunakan:

- Bola

- Stop watch

- Gawang

- Nomor-nomor

- Tali

3) Petunjuk pelaksanaan:

- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak

16,5 m di depan gawang/ sasaran

- Tidak ada aba-aba dari testee

- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan

dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran

- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan

4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

- Bola keluar dari daerah sasaran

- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran

5) Cara menskor:

- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali

kesempatan

- Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka

(43)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:

7 5 3 1 3 5 7

78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm

[image:43.595.142.486.153.416.2]

...

Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)

H.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang

sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik

analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung

dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan

sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah

(44)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar

deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.

(45)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Deskripsi Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis adalah (1) Motivasi belajar

siswa, dan (2) Hasil belajar siswa dalam permainan Sepakbola, yang diperoleh

dari siswa SMA Negeri 15 Bandung. sebelum dilaksanakan perlakuan kepada

siswa SMA Negeri 15 B

Gambar

Tabel. 3.1    Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

PARAMETER BOBOT PAR 33   Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku dan penyampaian

Dengan melihat hasil percobaan diatas terlihat bahwa untuk jumlah panel berapapun aturan titik tengah memberikan hasil yang lebih mendekati kepada hasil yang sebenarnya. Dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complete Sentence Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dalam Mata Pelajaran Bahasa

Tabel Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Variabel Bebas Tes Loncat Tegak .... Hasil Uji Normalitas Data Variabel Tes hasil Menendang

Beberapa metoda atau teknik yang dikenal di dalam data mining salah satunya adalah association rule (aturan asosiasi) yang berusaha menemukan aturan-aturan tertentu

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis khazanah leksikal BMS, (2) Menganalisis perubahan lingkungan dan pilihan bahasa, (3) membuktikan hubungan pengetahuan dengan

Wakaf yang telah sah -baik dengan cara perbuatan atau perkataan- harus dijalankan dan tidak boleh dibatalkan (dengan kata lain: orang yang mewakafkan tidak boleh rujuk/kembali

Dari paparan di atas, maka data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung disfemisme, sedangkan objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah