• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Supplier Bahan Baku dengan Metode AHP dan PROMETHEE di PT Wijaya Karya Beton PPB Sumut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Supplier Bahan Baku dengan Metode AHP dan PROMETHEE di PT Wijaya Karya Beton PPB Sumut"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Wijaya Karya didirikan pada tanggal 11 Maret 1960 berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1960 dengan nama Perusahaan Bangunan Nagara Widjaja Karya, yang berasal dari Nasionalisasi Perusahaan Pemborong milik Belanda bernama NAAM LOZE

VENNOOTSCHAP TECHNISCHE HANDEL MAATSCHEPPIJ EN

BOUWBEDRIJF VISEN Co atau disingkat NVVISENCo. Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 64 tanggal 29 Maret 1961 tentang Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Asing, Perusahaan Bangunan Negara Wijaya Karya berubah menjadi Perusahaan Negara Wijaya Karya. Dengan perkembangan perusahaan, maka pemerintah merubah status perusahaan dari Perusahaan Negara Wijaya Karya menjadi Perusahaan Persero Terbatas (PT) Wijaya Karya dalam Akta Notaris No. 110 tanggal 20 Desember 1972.

Pada tanggal 11 Maret 1997 Divisi Produk Beton PT. Wijaya Karya menjadi anak perusahaan dengan nama PT. Wijaya Karya Beton berdasarkan Akta Notaris No. 44. Saat ini PT. Wijaya Karya Beton adalah produsen tiang beton sentrifugal yang terbesar di Indonesia, yang didukung oleh 7 (Tujuh) pabrik yang berlokasi di:

(2)

3.Pabrik Produk Beton Bogor, Cileungsi - Jawa Barat. 4.Pabrik produk Beton Majalengka, Jati Wangi - Jabar. 5.Pabrik Produk Beton Boyolali, Mojosongo - Jawa Tengah. 6.Pabrik Produk Beton Pasuruan, Japanan - Jawa Timur. 7.Pabrik Produk Beton Sulawesi Selatan, Ujung Pandang.

PT. Wijaya Karya Beton (PPB Sumut) ini terletak di jalan Medan – Binjai Km 15,5 Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan luas area 48.000 M2.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan anak dari PT. Wijaya Karya yang bergerak di bidang produk beton pracetak yang terbesar di Indonesia. PT. Wijaya Karya Beton (PPB Sumut) didalam menjalankan roda perusahaannya memproduksi jenis beton sebagai berikut:

PC Piles (TI), yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat yang di

gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat.

PC Piles (TL), yaitu produk beton yang berbentuk tiang listrik yang di gunakan untuk menyangga kabel/kawat yang di aliri listrik dari pembangkit ke konsumen.

Railway Concrete Products (RY), yaitu produk beton jalan rel yang merupakan alas besi rel kereta api sehingga besi rel tidak langsung menyentuh tanah.

(3)

Retaining Wall Concrete Products (RT), yaitu produk beton untuk dinding penahan tanah.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut adalah struktur organisasi matriks. Pada struktur organisasi ini semua seksi menuju ke unit produksi dimana masing-masing seksi dapat menangani seksi lain. Pabrik Produk Beton Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi garis yang dipimpin oleh seorang manajer dan dibantu oleh lima kepala bagian yakni Kepala Teknik dan Mutu, Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi, Kepala seksi Peralatan, Kepala Seksi Keuangan dan Personalia serta Kepala Unit Produksi.

Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi dimana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.

(4)

bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

MANAJER PABRIK

SEKSI TEKNIK & MUTU

SEKSI PERENCANAAN & EVALUASI PRODUKSI

SEKSI PRODUKSI

SEKSI PERALATAN

SEKSI KEUANGAN & PERSONALIA

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Sumber: Dokumen PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Uraian tugas dan tanggung jawab tiap-tiap jabatan dalam struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(5)

kerja penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor. Jumlah tenaga kerja adalah sebanyak 122 orang.

Jam kerja di PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut diatur sebagai berikut: • Jam Kerja Normal

Jam kerja normal diberlakukan untuk para staf dan karyawan kantor PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut yang digunakan delapan jam/hari dengan rincian sebagai berikut:

1. Jam 08.00-12.00 WIB (kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (istirahat) 3. Jam 13.00-17.00 WIB (kerja) • Jam Kerja Shift

Jam kerja shif di berlakukan pada bagian produksi, bagian peralatan dan bagian teknik yang terdiri dari dua shift kerja. Adapun pembagian jam kerja tiap shift adalah sebagai berikut :

1. Shift I (pagi) : Jam 08.00 – 12.00

Jam 12.00-13.00 (istirahat)

Jam 13.00-17.00

2. Shift II : Jam 17.00 – 20.00

Jam 20.00-21.00 (istirahat)

Jam 21.00-24.00

• Jam Kerja Lembur

(6)

1. Hari Kerja Biasa

Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari kerja biasa adalah, setiap jam kerja lembur pertama dikali dengan 1,5 jam sedangkan jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2.

2. Hari Minggu

Perhitungan jam kerja lembur perusahaan untuk hari minggu setiap jam nya dikali dengan 2 untuk jam pertama dan seterusnya.

3. Hari Besar Keagamaan dan Hari Besar lainnya.

Perhitungan jam kerja lembur pada hari besar keagamaan dan hari besar lainnya, pihak perusahaan mengadakan perhitungan setiap jam pertama dilakukan dengan 3 jam kedua dan seterusnya dikali dengan 4.

2.4. Proses Produksi

(7)

Proses produksi dimulai dari proses persiapan tulangan (Reinforcement Preparation), persiapan cetakan beton, pembuatan adukan beton (Concrete

Mixing), pembuatan benda uji beton, perakitan tulangan (Reinforcement

Assembly), pengecoran adukan beton (Concrete Filling), penutupan cetakan dan

penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing), pemutaran cetakan (Mould Spinning), perawatan uap (Steam Curing), pembukaan cetakan (Mould Stripping) dan merek WIKA Beton PPB Sumut, perawatan air dan penyelesaian

akhir (Water Curing and Finishing). Selengkapnya mengenai proses produksi dapat dilihat pada blok diagram dan flow process chart.

2.4.1. Standart Mutu Bahan/Produk

Produk bermutu dan memiliki pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan didalam menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat tergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan pelanggan tersebut. Pengawasan mutu dilakukan terhadap proses produksi yang ditujukan untuk menjaga konsistensi dari mutu produk dengan melakukan pemeriksaan yang selektif terhadap mutu bahan baku yang diterima.

(8)

yang akan dihasilkan. Oleh sebab itu spesifikasi mutu produk sangat menentukan aspek pasar bagi produk itu sendiri.

Standar mutu bahan dapat diperlihatkan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.4, berikut ini :

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Tabel 2.2. Bahan Baku Material Industri

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

Tabel 2.3. Bahan Tambahan Additive

No Parameter Standard

Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

2.4.3. Uraian Proses Produksi

(9)

A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk berupa:

- Tiang pancang - Tiang listrik

B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel

C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang menghasilkan produk berupa:

- Balok jembatan - Sheet file.

Proses pembuatan produk pada PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Proses persiapan tulang (Reinforcement Preparation),

Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop tulangan dengan proses sebagai berikut :

a. Pengujian PC Wire

b. Pemotongan PC Wire (cutting) c. Pengheadingan

Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat (berkepala) agar pada saat di stressing tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin.

(10)

e. Spiral digunakan sebagai tulangan dengan melilitkannya pada tulangan prategangnya. Kawat spiral dipasang pada mesin penggulung.

f. Pembuatan plat sambung

Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri disesuaikan dengan diameter produk yang akan dibuat.

2. Persiapan Cetakan Beton

Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan hoist ke trostel tulangan. Terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari kotoran/sisa adukan beton yang masih melekat dengan kape dan kuas pembersih, lalu pada permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata.

3. Pembuatan Adukan Beton (Concrete Mixing)

Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koral/split, semen, air dan zat additive (Kaomighty). Bahan baku adonan dimasukkan ke dalam tanki mixer dengan menggunakan bucket material. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton (mixer) di batching plant dan mesin pengaduk beton (fan mixer) sehingga diperoleh adukan beton yang merata.

4. Pembuatan Benda Uji Beton

(11)

a. Pengujian kekentalan (Slump Test) b. Pengujian kekuatan

Pengujian kekuatan dimaksudkan untuk memeriksa kuat tekan beton apakah telah sesuai dengan standar, yaitu > 300 kg/cm2.

5. Perakitan Tulang (Reinforcement Assembly)

Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk. Perakitan tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat, kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan beton. Cetakan yang telah siap untuk dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan menggunakan hoist.

6. Pengecoran Adukan Beton (Concrete Filling)

Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan beton sesuai dengan standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum cetakan ditutup.

7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing).

(12)

penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Selanjutnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran

(spinning).

8. Pemutaran Cetakan (Mould Spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar (spinning machine) ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin putar. Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist.

9. Perawatan Uap (Steam Curing)

Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas yang didistribusikan dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 600 C - 700 C, pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan selama setengah jam cetakan dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas trolly dengan menggunakan craine hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan. 10. Pembukaan Cetakan (Mould Stripping).

(13)

tool dan lepaskan klem baut serta baut ruth cetakan dilonggarkan. Cetakan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah, dibuka bagian atas cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly.

11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir (Water Curing and Finishing).

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Tabel 2.2. Bahan Baku Material Industri

Referensi

Dokumen terkait

Ibu- ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan serta kurang perhatian dan pengasuhan kepada

Atom-atom Cl yang terikat langsung pada atom kobal sukar dilepaskan sedang yang tidak terikat langsung mudah dilepaskan, hingga dengan mudah dapat diendapkan dengan

TARI TAMBORIN DALAM IBADAH MINGGU GEREJA PANTEKOSTA ISA ALMASIH INDONESIA (GPIAI) EFATA DI SALATIGA (KUSUMA AGUSTIWI, 2014), Skripsi Program Studi S-1 Jurusan Tari

[r]

bahwa menurut ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang  Pengelolaan  Kualitas  Air  dan  Pengendalian  Pencemaran  Air  untuk

Kelaparan yang sebelumnya hanya menjadi bagian dari fenomena kemiskinan, yang sudah lebih dulu ada sejak bahkan sebelum bangsa Amerika terbentuk, kini

1) Kemiskinan (Proper) Permasalahan kemiskinan seperti halnya pada pandangan semula adalah kondisi ketidakmampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhankebutuhan pokok.

Kreditur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memiliki uang ( money ), barang ( goods ), atau jasa ( service ) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan haraan dari