• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Buku Manajemen Publik Relation an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resume Buku Manajemen Publik Relation an"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Resume Buku Manajemen Publik Relation & Media

Komunikasi oleh Rosady Ruslan, SH, MM

Matakuliah: Publik Relation

Dosen : Lena Satlita, M. Si

Disusun Oleh:

Triyuni Saputri (NIM: 12417144028)

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial

(2)

BAB 1

Manajemen dan Public Relation

George R. Terry (1972) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan –tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Fungsi manajemen antara lain perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyususunan formasi (staffing), memimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Adapun segi komunikasi dalam organisasi terdapat dua unsur peranannya, yang pertama unsur komunikasi manajemen atau biasa disebut komunikasi organisasional dan unsur kedua adalah komunikasi antarmanusia (human relation communication). Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbal balik antara lembaga atau organisasi yg mewakilinya dengan publik sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan rasa saling pengertian, menghargai, mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan public dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.

John E. Marston mengatakan bahwa Public Relations merupakan sesuatu yang direncanakan berupa komunikasi persuasif yang didesain untuk mempengaruhi segmen public tertentu. Persuasif tersebut dapat berupa pemaksaan atau hukuman, penekanan, penghargaan, legitimasi, referensi, keahlian dan sebagainya. Peranan public relation dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat menurut Dozier & Broom, 1995) yaitu penasehat ahli (expert prescriber), fasilitator komunikasi (communication fasilitator), fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator), dan teknisi komunikasi ( communication technician).

(3)

dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum. Sedangkan fungsi Public relations menurut pakar Humas Internasinal, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) antara lain sebagai berikut:

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada menejemen lembaga/organisasi)

2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumba saran kepada pimpinana manajemen demi tujuan dan manfaat bersama

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:

1. Managerial Skill Konseptual - Expert prescriber 2. Human Relations Skill

a. Membina hubungan ke dalam (public internal)

Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.

b. Membina hubungan keluar (public eksternal)

Yang dimaksud public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

(4)

kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya”.

Pada awalnya kemunculan istilah manajemen humas berkenaan dengan suatu metode public relations saat menghadapi suatu puncak krisis pada tahun 1906. Saat itu terjadi pemogokan total buruh di industry pertambangan batu bara di Amerika Serikat . sebagai akibatnya dalah terancamnya kelumpuhan total industry pertambangan batu bara terbesar di Negara tersebut. Pada titik puncak krisis yang berlangsung tersebut, muncul Ivy Ledbetter Lee (Cutlip, et. Al. 2000: 116), seorang tokoh public relations/Humas pertama yang berlatar belakang seorang jurnalis. Beliau mengajukan Manajemen Humas sebagai salah satusolusi untuk mengatasi krisis yang tengah terjadi di industry batu bara di Amerika Serikat sebagai akibat pemogokan massal untuk meminta kenaikan upah. Untuk memecahkan permasalahan tersebut Ivy Lee mengajukan beberapa usulan atau persyaratan yang bersifat revolusioner dan merupakan terobosan besar dalam peranan PR/Humas untuk mampu mengatasi masalah besar pada waktu itu melakukan suatu konsepsi prinsip-prinsip, yaitu:

Pertama

- Membentuk manajemen humas untuk mengatur arus informasi/berita secara terbuka

- Bekerja sama dengan pihak pers

- Duduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil keputusan tertinggi (decision maker) dan (policy maker). Dalam hal ini Ivy Lee, ditunjuk sebagai Executif Assistant to President Director dalam struktur manajemen perusahaan

Kedua

- Memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan sebagai pejabat humas untuk mengelola manajemen humas/PR

Ketiga

- Manajemen humas, yang nota bene terkait denangan manajemen perusahaan industry pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka, baik kepada khalayak/public, pekerja, maupun pihak pers.

BAB 2

Periodisasi Kristalisasi Opini Publik Dan Citra Positif

(5)

Tahap – tahap perkembangan dan periodisasi Public Relations antara lain :

 Periode I :

Tahun 1700 – 1800, periode di mana public relations muncul dalam bentuk aktivitas tidak terorganisasi dengan baik, misalnya dalam bentuk acara yang sederhana, penyelenggaraan pidato, pertemuan tertentu, dan korespondensi antar individu. Periode ini juga disebut dengan public of independence.

 Periode II :

Tahun 1801 – 1865, aktivitas public relations mulai terorganisasi dengan baik sejalan dengan adanya peningkatan hubungan perdagangan local maupun internasional.

 Periode III :

Tahun 1866 – 1900, aktivitas public relations berubah bentuk menjadi suatu kegiatan professional. Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industry dan semakin meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran dalam industri.

 Periode IV :

Tahun 1901 – 1919, yakni public be informed periode. Pada masa ini para populis, petani, kristiani, sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor dan lain sbeagainya. Aktivitas PR atau pers pada saat itu adalah melakukan perlawanan dengan tulisan dan pengaruh berita yang dimuat di media massa mengenai keburukan para pengusaha.

 Periode V :

Tahun 1902- sampai sekarang, disebut the PR and mutual understanding periode. Bahkan tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tunggi sebagai profesi baru. Perkembangan PR sekarang ini menunjukkan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi publik.

Perkembangan PR di Indonesia

 Periode I

Tahun 1961, cikal bakal pembentukan Humas di Indonesia secara resmi lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yg mengistruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/devisi Humas.

 Periode II :

(6)

Pemerintah” di Indonesia. Pada tahun 1967 didirikan koordinasi antar humas Departemen/Lembaga Negara yg disingkat Bakor yang dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.

Kemuadian tahun 1970 -1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah) sebagai institusi formal dalam lingkungan

 Periode III :

Tahun 1972 dan 1993. Periode ini ditandai dengan munculnya PR kalangan professional pada lembaga swasta umum. Dalam acara Konvensi Nasional Humas di Bandung pada akhir 1993, telah ditetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI).

 Periode IV :

Tahun 1995 sampai sekarang, PR berekembang swasta bidang professional khusus (spesialisasi PR/Humas bidang industry pelayanan jasa).

Kelembagaan Corporate Secretary, dalam sebuah perusahaan public bersifat terbuka berfungsi sebagai communicator atau mediator, pengatur arus informasi antara perusahaan dan investor. Berdasarkan Keputusan Ketua bapepam No.Kep-63/PM/1996, yang berkenaan dengan pembentukan secretariat perusahaan maka perannya adalah sebagai penghubung atau contact person antara emiten dengan Bapepam atau masyarakat. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memberikan pelayanan informasi kinerja perusahaan berkaitan dengan kondisi, kegiatan bisnis dan keuangan saat ini, serta prospek keuntungan perusahaan di masa-masa yang akan datang dan lain sebagainya, kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi masyarakat pemodal (investor). Juga diharapkan sekaligus mampu menciptakan hubungan komunikasi yang baik dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Investor Relations menurut NIRI yaitu merupakan kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan disiplin lintas komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahan kepada para investor dan calon investor.

Model Praktik Humas

1. Model agensi pers model propaganda

Secara praktik Humas pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk tujuan memberikan publisitas pada media massa.

2. Model informasi public

(7)

3. Model asimetris dua arah

Pada tahap ini, pihak PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesanya berdasar riset dan strategi ilmiah untuk membujuk public agar mau bekerja sama dan bersikap/berpikir sama dengan harapan organisasi. 4. Model Simetris dua arah

Model ini, Humas melakukan kegiatan berdasar penelitian dan menggunakan teknik komunikasi untuk mengelola komflik dan memperbaiki pemahaman public secara strategic.

Opini public dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal dan baik secara terbuka dengan kata-kata, maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung. Opini dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimic muka atau body language atau berbentuk symbol tertulis dan makna warna serta lambang lambang tertentu. Dalam proses pembentukan opini digambarkan bagaimana persepsi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang. Proses inilah yang melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang. Kemudian timbul attitude sebagain sikap yang bersifat laten. Opini dari perorangan tersebut kemudian secara akumulatif dapat berkembang menjadi suatu konsesus dan terkristalisasi jika masyarakat dalam kelompok tertentu mempunyai kesamaan dalam visi, ide, nilai, latar belakang dan hingga tujuan yang hendak dicapai dikemudian hari akan membentuk opini public.

Faktor Penilaian Sikap (Attitude) 1. Komponen A: Affect

Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, sedih, dan kebanggan hingga muak dan bosan terhadap sesuatu, sebagai akibat setelah merasakanya atau timbul setelah melihat dan mendengarkanya.

2. Komponen B: Behaviour

Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misal bereaksi untuk memukul, menerima, menolak dan sebagainya.

3. Komponen C : Cognition

Komponen kognisi berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendirianya.

Faktor Konsensus 1. Proses waktu

(8)

tergantung pada unsur emosi, kesamaan persepsi, kepercayaan atas suatu isu berita yang tengah berkembang, tingkat pengalaman yang sama, hingga tindakan yang diambil oleh anarasumber berita.

2. Cakupan

Konsesus atas masing-masing individu terhadap pembentukan opini public, biasanya berawal dari segemn yang paling minor, kemudian cepat atau lambat menjadi segmen mayor atau berkoalisi dengan kelompok yang luas.

3. Pengalaman masa lalu

Khalayak pada umunya pernah memiliki pengalaman terhadap isu tertentu yang sedang dibicarakan. Semakin intensif hubungan antara khalayak dengan isu sebagai objek pembicaraan, maka semakin banyak kesamaan pengalaman yang akan diarasakan oleh khalayak tersebut menjadi suatu consensus.

4. Tokoh

Hampir setiap kasus yang terekspos keluar oleh media massa sudah pasti akan selalu ada tokohnya, baik bersifat intelektual, politisi, eksekutif, tokoh keagamaan dan masyarakat yang dapat membentuk consensus masyarakat.

5. Media massa pemebntukan opini public

Berita yang ditampilkan keluar oleh media massa merupakan cara efektif pembentukan opini public atau masyarakat umum. Sudah dipastikan bahwa tiap topik berita yang dipublikasikan oleh media massa tersebut mengandung pembentukan opini.

BAB 3

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

Secara garis besar dalam proses kumonikasi harus terdapat unsurr-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Tujuan dari proses komunikasi adalah tercapainya saling pengertian antara kedua belah pihak. Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan

(messages) demi tercapainya tujuan, dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya.

(9)

Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.

Message, suatu gagasan. Dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan).

Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakann oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepadan khalayaknya.

Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, presepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut.

Aktivitas utama Humas, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sarananya. Manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public relations, dengan method of communication and state of being (kelembagaan).

 Human relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan orang atau kelompok lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/moralaktivitas sehari-hari pada umumnya bertujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak.

 Human relations dalam arti sempit yaitu terjadinya suatu interaksi antara seseorang dan orang/kelompok lainnya.

Komunikasi dalam sebuah organisasi kekaryaan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek manajemen komunikasi dan aspek hubungan antara manusia. Perusahaan atau organisasi bersifat tiga dimensi yaitu; komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan komunikasi eksternal. Fungsi dan tujuan manajemen PR/humas untuk menunjang fungsi kegiatan manajemen organisasi perusahaan adalah berdasarkan mencapai tujuan atau disebut dengan management by objecticve, secara efisien dan efektif melalui proses komunikasi yang terencana.

1. Konsep MBO: metodenya adalah melaui model manajement berdasarkan pencapaian tujuan objektif. Untuk menentukan kemajuan di bidang manajemen PR/humas:

a. penerapan motivasi

b. melibatkan setiap karyawan dan manager untuk berdiskusi c. proses dan pengecekan pelaksanaan perencanaan kerja d. proses MBO melaui teknik pengorganisasian

(10)

individu untuk menetapkan hasil yang diharapkan dan dalam hal ini tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman operasi unit dan penafsiran kontribusi yang telah dicapai para anggota.

3. Public Relations Management by Objective (PR-MBO)

Kepentingan menerapkan PR-MBO adalah untuk mencapai efektivitas manajemen organisasi khususnya pelaksanaan management by objective fungsi public retations yang pengetiaanya adlah untuk mengerahkan lebih baik kegiatan manajemen secara terpadu dan terkordinasi fungsi antar departemen dalam suatu organisasi yang efektif.

4. Ciri-ciri MBO

a. terdapat transaksi

b. pempinan dan karyawan bersama-sama menentukan sasaran dan criteria suatu pekerjaan

c. penekanan pada sasaran kerja masa sekarang dan tujuannya hasil masa yang akan datang

d. penerapan MBO berdasarkan prinsip satu langkah kebawah. Jaringan komunikasi

Untuk mengetahui model komunikasi dan penerapannya dapat dipergunakan analisis jaringan komunikasi dalam upaya membangun hubungan atau koneksi orang atau kelompok tertentu misal; hubungan atasan dengan bawahan. Menurut Stephen dikenal dengan lima model jaringan komunikasi, sebagai berikut:

a. Model rantai: model tersbut menganut hubungan komunikasi garis lansung

b. Model roda: menjadikan semua laporan, inruksi, perintah kerja dan kepegawaian terpusat satu orang yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih

c. Model lingkaran: pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki.

d. Model saluran bebas: dapat melakukan interaksi timbal balik tampa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya, saluran komunikasi antara tingkatan tidak dibatasi.

e. Model huruf Y: terdapat empat level jenjang hirarki yang mungkin berbeda difisi atau departemen.

Komunikasi Organisasi dan Publik Relation

- Strategi komunikasi PR

Menurut Cutlip, Center dan Crom: kredibilitas, kontek, isi, kejelasan, kontinuitas dan konsistensi, saluran, kapabilitas halayak.

- Unsur perumusan komunikasi organisasi dan komunikator PR Adalah people, process, plane, practice, product, plan, publication.

(11)

Prinsisp dan pengolahan data dan informasi:

a. Data atau informasi yang terlalu banyak masuk ditambah dengan keterbatasan waktu akan membuat pimpinan manajemen tidak mungkin untuk mempelajarinya.

b. Data yang dikumpulkan secara tidak benar akan menghasilkan informasi yang tidak benar.

c. Penyajian informasi tidak konsisten akan dapat menimbulkan salah penafsiran

d. Infromasi yang dihasilkan tidak tepat waktu biasanya kurang bermanfaat hasilnya.

Syarat data: Relevan, benar dan tepat waktu, lengkap dan tersedia pada waktunya.

Syarat informasi: benar dalam angka, jumlah dan data, lengkap, tersedia pada waktunya dan tidak tertingal dari segi actual/factual, sebagai referensi dan narasumber bersifat tearah dan penyajian yang baik.

__________________________________________________________________________________

BAB 4

KEDUDUKAN DAN STRATEGI PUBLIC RELATION

Menurut Dr. Rex Harlow Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. Secara operatif Humas merupakan fungsi khusus manajemen. Artinya, PR/Humas membantu memelihara aturan bermain bersama melalui saluran komunikasi kedalam dan keluar, agar tercapai saling pengertian atau kerja sama antara organisasi dan publiknya. Selain itu berfungsi untuk menanggapi opini public mengenai kebijaksanaan yang dibuat serta memenuhi fungsi manajemen, yaitu untuk memonitoring, mengantisipasi dan memanfaatkan berbagai kesempatan serta tantangan atau perbahan yang terjadi di dalam masyarakat atau publiknya.

(12)

baik organisasi dengan menggunakan cara-cara edukatif dan informative serta persuasive, yang mengandung arti suatu ajakan atau imbauan bukan merupakan paksaan.

Menjadi seorang PR/Humas harus memiliki empat kemampuan, yaitu: 1. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisa suatu persoalan

berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi dan mampu mengevalluasi suatu problematika yang dihadapinya.

2. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kehiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasaran.

3. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umtum 4. Kemampuan menjalin suasalan saling percaya

Strategi Publik Relation

Ahmad S. Adnanputra, MA., M.S., mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan priduk dari suatu perencanaan yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Strategi Publik Relation adalah alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).

Tahapan-tahapan fungsi manajemen: 1. Menetapkan tujuan yang hendak diraih

2. Menetapkan strategi apa dan bagaimana ynag digunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaha 3. Program kerja (action plan) yang merupakan suatu strategi dalam

menentukan langkah-langkah 4. Unsur anggaran (budget)

Strategi Public relation dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait, yaitu

KOMPONEN Pembentukan Strategi PR

Komponen sasaran Satuan atau segmen yang akan digarap

Komponen sarana Paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran

Program Strategi

Landasan umum dalam proses penyusunan strategi menurut Ahmad S. Adnanputra adalah:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul 2. Identifikasi unit-unit sasarannya

(13)

4. Mengidentifikasikan tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran 5. Pemilihan opso atau unsur taktikal strategi public relations

6. Mengidentifikasikan dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain sebagainya

7. Menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan dan penilaian atau evaluasi hasil kerja.

Komponen Pembentuk Humas

a. Secara makro, perusahaan dipengaruhi oleh unsur-unsur kebijakan umum, budaya yang dianut, system perekonomian dan teknoligi yang dikuasai ileh organisasi

b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sember-sumber dimiliki (sdm dan sumberdaya lain), system pengorganisasian, dan rencana atau program dalam jangka pendek atau jangka panjang serta d=tujuan dan sasarannya yang dhendak dicapai

Kegiatan Humas di Lapangan, yakni: a. Menginformasikan (to inform) b. Menerangkan ( to explain) c. Menyarankan(to suggest) d. Membujuk (to persuade) e. Mengundang (to invite) f. Meyakini ( to convince )

BAB 5

Program Kerja Dan Aktivitas Humas

Tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Public Relation atau Humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder-sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling timbul pengertian, toleransi antara kedua belah pihak.Perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian hingga pengevaluasian suatu program kerja PR/Humas melalui berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh public relation. Contohnya special events, social marketing PR, advertaising PR, press & media relationship, business comunication PR, marketing PR, crisis management & complaint handling PR, PR writing, PR campaign dan lain sebagainya.

(14)

tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :

a. Penelitian dan mendengarkan (researc-listening)

Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya.

b. Perencanaan dan mengambil keputusan (planning-decision)

Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan.

c. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (comminication-action)

Informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya.

d. Mengevaluasi (evaluation)

Pihak public relation/Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan.

Membina Hubungan Media dan Pers (media & pers relations) merupakan sebagai alat, pendukug atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan pengenalan (awarenes) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers adalah kekuatan pembentukan opini (power of opinion) yang sangat efektif melalui media masa.

(15)

memperoleh “citra yang baik” pula dari pihak publik sebagai khalayak sasaranya (target audience) dan masyarakat luas lainya.

Publik relations dalam upaya menyebarkan pesan, informasi, publikasi hingga mengeluarkan berita (news and press release) yang dapat bekerja sama dengan pihak pers/wartawan menggunakan formula, Avoid publicities and withdrawal news negative (hindari publisitas dan berita negatif). Artinya pihak pejabat humas/PRO harus dapat memilah-milah dengan pasti mana diantara informasi dan publikasi, atau berita tersebut yang boleh direlease (disiarkan), atau mana diantara informasi tersebut tidak boleh diketahui secara umum, dan bahkan tertutup untuk kalangan pers/wartawan.

Humas dan pers biasanya muncul semacam pertentangan antara kedua belah pihak saat menunaikan tugasnya masing-masing. Pertentangan yang terjadi atau saling berprasangka buruk antara pihak humas dan pers dapat diatasi seandainya hubungan itu berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukaan, serta saling menghargai peran satu sama lainya dan saling mendukung. Serta setiap pihak akan berfungsi serta bertindak sesuai dan terikat dengan kode etik profesinya masing-masing.

 Kontak formal : kontak resmi dengan pihak pers/wartawan adalah yang dapat dikontrol dengan baik (under controlling) oleh pihak humasnya.

 Kontak Informal (tidak resmi) : publikasi atau pemberitaan di media massa tidak dapat dikontrol penuh oleh pihak humas (uncontrolled), karena yang membuat inisiatif membuat atau mengendalikan berita ada ditangan wartawan yang bersangkutan.

Jenis dan media Public Relations

Pada umumnya ada dua jenis media yang sering dipergunakan dalam aktifitas publikasi dari Public Relations. Media Massa, klarifikasi media massa adalah sebagai berikut.

a. Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita, dll. Kelebihan media berita (news media) : Harga murah, berita menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar secara cepat serta efektif. Tetapi mempunyai kelemahan, seperti : Komunikasi searah, umur atau jangka waktu berlakunya relative pendek (short life span).

(16)

pengaruhnya cukup tinggi. Kelemahannya : relative lebih mahal (high cost), pengaruhnya langsung khususnya dapat bersifat negative, dll. Menurut Frank Jefkins (1988:154) terdapat lima model utama mengenai House Journal, yaitu The Sales Buletin, The Newsletter, The Magazine, The Tabloid Newspaper, The Wall Newspaper. Selain itu terdapat House Journal, yang berbentuk media elektronik yang baru dipakai mulai tahun 1980-an dan kini banyak digunakan dikalangan lembaga atau perusahaan-perusahaan tertentu, seperti melalui saluraan media (electronic channel media).

a. Video Cassets, media elektronik berbentuk kaset rekaman video gambar atau film dokumentasi yang diproduksi dan didistribusikan untuk dipasang melalui TV monitor ditempat yang strategis dan mudah dilihat, atau dipresentasikan ke khalayak.

b. Audio Cassets Tape, informasi atau berita-berita yang direkam menggunakan pita rekaman yang berisikan pidato, instruksi, pesan-pesan tertentu, dan kemudian didistribusikan kepada karyawan, pelanggan, atau relasi bisnis.

c. Viewdata House Journal, media surat kabar elektronik yang mempergunakan perangkat saluran TV atau computer untuk dapat mengakses informasi atau berita-berita tertentu.

Jenis media yang digunakan Humas ini biasanya tergolong media tatap muka atau secara langsung. Yang mempunyai kelebihan, seperti pesannya dua arah sehingga dapat melihat emosi audiensinya dalam upaya membangun suatu pengaruh, pendidikan, pengenalan, pengertian atau pemahaman, tetapi memiliki kelemahan, seperti biayanya cukup dan tidak merata dalam penyampaian pesan dan informasinya, karena keterbatasan tempat, waktu dan publik sebagai sasarannya.

(17)

media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis menulis bagi karyawan, Terdapat nilai tambah bagi departemen Humas/PR.

House Journal Dan Pr Writing

1. Teknik menulis Naskah Humas/PR

Bentuk-bentuk penulisan naskah kehumasan (PR Writing) yang masing-masing memiliki karakter dan gaya penulisan (style) yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

Naskah (Script), Siaran (Release), Laporan (Report), Profil (Profle), Promosi (Promotion).

2. Kiat, Teknik, dan Tujuan Penulisan Naskah Kehumasan

a. Praktisi PR memerlukan persiapan yang cukup ketika mulai menggarap suatu tulisan, gaya bahasa, suatu topic atau isu, dan hingga merancang tujuan publikasi, serta strategi pesan yang hendak dicapai pada sebuah tulisan tersebut, b. Segi akurasi, c. Bahasa, d. Eksklusifitas, e. Latar belakang penulisan (background), f. ASSETO Formula (Audience, Structure, Style, Editing, Topic, Objective), g.SOLAADS (Subject, Organization, Location, Advantage, Application, Details, Sources).

3. Tulisan yang Menarik

Beberapa hal yang diperlukan teknik tertentu untuk menjadikan sebuah tulisan menarik. Antara lain, Narasi, Deskripsi, Kalimat aktif dan langsung, dan Eksposisi.

Berikut ini beberapa bentuk yang biasa dipergunakan dalam media public relations, sebagai berikut :

1. Media Publik Relation

Fungsi dari IN House Journal (House Organ) sebagai media PR atau Media Internal Perusahaan yang telah dibahas sebelumnya, yaitu media komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan dan media pengetahuan. Isi majalah perusahaan biasanya terdiri dari beberapa hal, yaitu Masthead, daftar isi majalah, kolom pembuka, Cover, Editorial atau tajuk rencana, Iklan. Jenis media publikasi yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada publiknya serta mampu meningkatkan citra, antara lain : House Jornal, Printed Material, Media pertemuan (event), Broadcasting Media dan Internet, Media Sarana Humas/PR, Media Personal.

2. Company Profile

(18)

a. Company Profile lebih banyak menampilkan aspek historis perusahaan, susunan komisaris, jajaran direksi, sistem/struktur organisasi dan menejemen, jumlah kantor cabang yang sudah ada, jenis produk/barang yang dikelola, dll.

b. Daftar isi Company Profile, biasanya berisikan sebagai berikut : Introduksi, Kata Pengantar atau sambutan dr dewa Komisaris/direktur utama, Sejarah, dan Struktur Organisasi Perusahaan, Sejarah, dan Struktur Organisasi Perusahaan, Produk barang atau jasa yang ditampilkan, Kinerja dan Menejemen perusahaan, Nilai asset dan kekayaan perusahaan, Prospek dan tantangan yang dihadapi perusahaan pada saat sekarang dan di masa-masa mendatang (SWOT), Daftar Kantor Cabang, ALamat, Telepon,dll.

3. Annual Report

Sebuah Annual report harus menggambarkan cerita sukses perusahaan untuk menarik minat investor. Diterbitkan sedemikian rupa, menggambarkan kinerja perusahaan, memperlihatkan bahwa perushaan tersebut dikelola secara professional, menjadi salah satu piranti media komunikasi untuk menarik mitra usaha, berisikan laporan singkat dan sajian catatan tahunan keuangan perusahaan, secara periodic diadakan lomba penampilan dalam kegiatan “annual report award”, pembentukan tim perencana pembuatan “Annual report publication”.

4. Prospektus

Merupakan salah satu produk publikasi yang tengah menjadi trend di suatu perusahaan yang akan “Go public” dan menjual sahamnya si Psar Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Pasar Bursa Surabaya (PBS). Prospektus tersebut antara lain berisikan sebagai berikut: tanggal efektif, penawaran, penjatahan, dan penyerahan, hingga pada pencatatan di pasar bursa efek, company profile, penawaran umum, pernyataan utang, resiko ushaa, SWOT, dll.

(19)

Selain dokumentasi dan kliping PR/Humas juga memiliki special event

(kegiatan khusus PR/Humas) yang merupakan salah satu kiat untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atau produk tertentu yang akan ditampikan dalam acara tersebut. Bentuk Special Events yang dilakukan, antara lain Fair, Festival, Parade, Seminar, Open house. Event (acara/peristiwa) yang dikenal dalam aktivitas kehumasan, secara garis besarnya sebagai berikut, a. Calendar of event, b. Momentum event, c. Special events (acara suatu peresmian, acara peringatan tertentu, acara komersial). Keberhasilan special event ini berkaitan dengan penyusunan jadwal, personel yang terkait, tujuan dari

special event tersebut (pengenalan “awareness”, suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik, memperlihatkan iktikad baikdari lembaga/produk yang diwakilinya, mempertahankan penerimaan masyarakat, memperoleh rekanan atau pelanggan baru)

Sebagai alat promosi Humas/PR dapat menggelar pameran yang secara komunikologis yaitu dapat menyebarkan suatu peran, informative, persuasive, dan sebagai sarana komunikasi yang membuat publik tetap menjadi ingat dan mengerti apa yang ditampilkan pada suatu pameran tertentu. Pameran merupakan kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut.

Klasifikasi Pameran:

- Berdasarkan jenisnya pameran terbagi dua, yaitu Pameran Barang dan Pameran kegiatan/jasa.

- Berdasarkan sifatnya ada tiga jenis pameran, yaitu Pameran khusus, Pameran bersama, dan Pameran umum.

- Berdasarkan frekuensinya, yaitu Pameran berkala, Pameran Insidental

- Berdasarkan lingkup Geografis, yaitu Pmeran local, pameran nasional, dan Pameran Internasional (Exposition “EXPO”)

BAB 6

Marketing Public Relations Dan Social Marketing

Marketing Publik Relations

(20)

dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.

Pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan, yaitu pertama bahwa Public relations merupakan potendi untuk menyadang suatu taktik pull strategt (menarik), kedua adalah power (kekuatan) sebagai penuandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Taktik ketiga adalah, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini public yang menguntungkan. MPR merupakan perpaduan antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran. Fungsi pemasaran tersebut sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran, yaitu product, price, placement and promotion, yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran.

Menurut Katlor Factor-faktor penyebab dibutuhkannya Marketing PR antara lain: a. Meningkatnya biaya promosi iklan yang tidak seimbang dengan hasil

keuntungan yang dioperoleh dan keterbatasan tempat

b. Persaingan yang ketat dalam promosi dan punlikasi, naik melalui media elektronik maupun media cetak dan sebagainua

c. Selera konsumen uang cepat menhalami perubahan dalam waktu relative pendek

d. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen tergadap tayangan iklan

Target dan tujuan yang hendak dicapai dalam strategi Marketing PR harus sejalan dengan bagian pemasaran dan tujuan pemasaran misalnya melalui upaya untuk memuaskan bagi pihak penggannya. Jadi dalam praktiknya, PR/Humas dapat berfungsi ganda yaitu disatu pihak sebagai MPR (marketing public relations) untuk mencapati marketing yang objektif, sedangkan pihak lain sebagai CPR (Corporate public relation) untuk mencapai company goals dalam menciptakan identitas dan citra yang positive.

Social Marketing

(21)

- Cause yaitu sasaran sosial yang dipercaya oleh agen perubahan (change agent ) akan dapat memberikan jawaban terhadap masalah-masalah sosial.

- Change agent yaitu individu atau kelompok yang mencoba mengadakan suatu perubahan sosial dengan melancarkan suatu kampanye perubahan sosial

- Target adopter yaitu suatu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dari target sosial marketing

- Channels yaitu saluran komunikasi sebagai media untuk mempengaruhi opini, pandangan dan nilai-nilai dari kelompok sasaran

- Change strategy yaitu suatu strategi, petunjuk atau program yang digunakan pihak agen perubahan sosial dalam menghasilkan suatu perubahan sikap dan tingkah laku dari target sasaran tersebut.

Publik Internal

Employe relations adalah publik yang terdiri dari para pekerja menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi. Menurut Cutlip dan Center, Employee Relations adalah sekelompok orang bekerja didalam suatu organisai/lemabaga/perusahaan. Hubungan komunikasi yang dibangun meruoakan hubungan komunikasi internal antarkaryawan dengan karyawan lainnya, atua hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektiv.Komunikasi Internal dapat melalui beberapa jalur, yaitu komunikasi arus ke bawah, komunikasi arus ke atas, komunikasi sejajar.

Hubungan masyarakat internal dalam suatu perusahaan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan pada umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya

2. Hubungan dengan phak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan, baik di level korporat atau level sebagai pelaksana

3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stock holder relation)

(22)

responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credinility, security, understanding r knowing the customer, tangibles.

Sebagai praktisi public relation, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu rasa percaya diri, disiplin tinggi, rasa memiliki dan loyalitas, sikap dan penampilan diri, dedikasi, komunikatif, customer relations and service of excellent, dan willing to corporate. Pelayanan buruk gapat terjadi dalam suatu perusahaan, yang disebabkan oleh produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan, intensitas tenaga kerja yang tinggi, dukungan terhadap pelayanan pelanggan kurang memadai, kesenjangan komunikasi, memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama, perluasan atau pengembangan jasa berlebihan, dan visi usaha jangka pendek.

BAB 7

Public Relations Dalam Kelompok Posisi Eksekutif Pembuat Keputusan (Koalisi Dominan)

Setiap operasional organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang dapat berubah – ubah sesuai dengan pengaruh kondisi lingkungan internal atau eksternal perusahaan, seperti pengaruh kekuatan sosial, budaya, kekuasaan politik, hukum, penggunaan teknologi dan sector ekonomi (bisnis, investasi dan persaingan) baik yang berorientasi komersial maupun non kormesial, dan termasuk memperhatikan kondisi kekuatan opini publik pendukung yang menjadi khalayak sasarannya.

(23)

Selanjutnya jika para eksekutif perusahaan ingin mengambil suatu keputusan yang strategis, biasanya membutuhkan refrentasi dilihat dari dua focus perhatian, yaitu berdasarkan; 1). Kepentingan pihak internal dalam organisasi bersangkutan, dan 2). Pihak lainnya adalah pengaruh persepsi lingkungan eksternal perusahaan. Khususnya, akan terjadi kesulitan apabila mengambil suatu keputusan bagi jajaran eksekutif organisasi (CEO) tersebut untuk menyamakan persepsi dengan pihak eksternal, oleh karena penetapan suatu kebijakan tertentu dan dimana oleh pihak internal organisasi telah menyelesaikan dalam pengambilan keputusan, maka justru tantangan berikutnya untuk memulainya dengan menyamakan persepsi atau keterkaitan kepentingan pihak eksternal perusahaan. Dalam hal inilah peranan penting dari kemampuan komunikasi profesional PR sebagai kelompok posisi koalisi dominan untuk ‘menjambatani persepsi’ (boundary spanner) yang saling berbeda tanggapan pihak pengambil keputusan dengan kepentingan tujuan internal perusahaan dan pihak khalayak sasaran publik eksternalnya.

1. Pengertian koalisi dominan

Penilaian chief executive officer ( CEO) yang menempatkan posisi departemen PR dalam struktur organisasi tersebut, dan ini dapat terlihat pada kasus di lapangan bahwa rata – rata yang tertinggi terdapat pada perusahaan – perusahaan multinasional dan asing. Sebaliknya hamper sebagian terjadi persepsi penilaian terendah terhadap posisi departemen PR-nya, baik di sector swasta nasional maupun badan usaha milik negara (BUMN), instansi pemerintah, dan bahkan termasuk banyak perusahaan go public pun yang telah menerapkan GCG (good corporate governance) dengan kapitalisasi kecil, biasanya masih terjadi memposisikan departemen PR sebagai tempat ‘departemen buangan’ yang tidak sesuai tenaga SK bapepam No. 63/1996, dan hanya dianggap sebagai tenaga pelaksana teknis atau bagian dari integrasi departemen pemasaran, SDM/Personalia dan hukum.

(24)

kelompok koalisi dominan (decision maker) dan terlibat mencapai tujuan utama (grand strategic) organisasi.

2. Pembuatan keputusan strategis

Suatu kajian tahun 1980 yang dilakukan oleh PRSA (public Relations Society of America) melalui pembentukan tim “task force on the stature and role of PR”, yang menjelaskan bahwa penjabaran PR dalam posisi koalisi dominan, yaitu sebagai berikut: 1). Pihak PR yang mampu menjabatani kepentingan antara organisasi dan khalayak publik untuk saling beradaptasi satu sama lainnya, 2). PR berupaya agar organisasi dapat memenangkan kerja sama yang baik dengan pihak khalayak publiknya, baik internal maupun eksternal.

Kajian dari Dr. James E. Grunig melalui team riset IABC (internasional association of business communication) yang dimuat dalam jirnal of comunitication (2002:7), secara umum menekankan ada tiga faktor kunci untuk memberdayakan fungsi professional PR secara efektif, yaitu: a). penilaian terbaik yang diberikan CEO terhadap posisi PR yang terintergratif ke dalam koalisi dominan organisasi, b). kemampuan atau perilaku sebagai pejabat komunikkasi yang menunjukk/an kehandalan dan terpecaya untuk membuat keputusan bernilai strategis, dan c). budaya organisasi yang selalu mendukung nilai – nilai profesionalisasi (professional values), berupa komitmen, integritas, independensi, keahlian, dan kepercayaan.

Pengembangan budaya perusahaan sangat tergantung atau dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro dari organisasi atau perusahaan atau perusahaan bersangkutan. Sedangkan faktor makro, yaitu pihak pimpinan puncak, perlu memperhitungkan pengaruh – pengaruh yang datangnya dari pihak luar perusahaan, yakni yang berkaitan dengan keadaan atau system sosial, budaya, politik , ekonomi yang berlaku di masyarakat dan teknologi digunakan dan sebagainnya. Kemudian faktor mikro yang merupakan sikap dan perilaku para karyawannya. Apakah mereka mampu melaksanakan makna atau menjabarkan budaya perusahaan sebagaimana telah digariskan oleh pimpinannya atau perusahaan.

Humas Pemerintah Dan Bumn

(25)

services atau demi neningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program kerja humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan – tindakan tertentu serta aktivitas kepemerintahannya.

Tugas utama humas/PR dalam dinas instansi/lembaga keperintahan :

1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan – keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat.

2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya.

3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan publik dengan para aparat pemerintahan.

4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan.

Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia : 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program – program kerja secara nasional kepada pemerintah.

3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjebatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan – keinginan publiknya di lain pihak. 4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi

mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Sumber :

Referensi

Dokumen terkait

PERLINDUNGAN DENGAN SEGERA JIKA ADA SEBAB YANG MUNASABAH UNTUK PELINDUNG. MEMPERCAYAI BAHAWA

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup F katup, dan pompa yang memba0a air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan

dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD. Dari ketentuan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : berkaitan dengan MA. MA merupakan puncak

Usporedba Hrvatske s drugim tranzicijskim zemljama čija se tržišta kapitala općenito smatraju nerazvijenima i nisko likvidnima pokazuje nepovoljan položaj, zbog čega ovo

Sehubungan dengan pandangan-pandangan di atas yang menyiratkan bahwa perilaku agresif bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada di dalam diri manusia,tetapi

Pengujian hipotesis ini merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena antar dua variabel atau lebih seperti pada penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh antara

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum isolat protein adalah erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk, tabung reaksi, sentrifuse, kertas

Our high gratitude to Directorate of Researc h and Community Ser vices, Higher Education Indonesia for researc h grant, Way Kambas National Park for the scientific collaboration