• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM MATEMATIKA 2013 DARI MANA AKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM MATEMATIKA 2013 DARI MANA AKAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM MATEMATIKA 2013: DARI MANA AKAN KEMANA?1

Idris Harta2

A. PENDAHULUAN

Dalam beberapa bulan terakhir ini terdapat dua peristiwa penting dalam dunia pendidilan kita. Pertama, seperti dinyatakan oleh Wamendikbud pada seminar nasional “Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013” di UNY beberapa hari lalu adalah “musibah “ ujian nasional. Peristiwa kedua adalah gonjang-ganjing Kurikulum 2013 berupa penolakan oleh banyak pihak.

Arus penolakan terhadap Kurikulum 2013 terus berlanjut. Tidak puas hanya memberikan petisi kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, petisi penolakan terhadap Kurikulum 2013 juga dilayangkan kepada Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Alasan penolakan implementasi Kurikulum 2013 dalam waktu dekat ini, antara lain:

1. Hingga awal Mei, belum semua dokumen yang berhubungan dengan Kurikulum 2013 diterima oleh Komisi X DPR, sehingga Komisi X belum dapat mengabulkan anggaran yang berhubungan dengan Kurikulum 2013. Alasan lainnya adalah dokumen-dokumen yang ada terkesan bukan hasil kajian yang mendalam, tetapi konsep-konsep berdasarkan keinginan.

2. Guru merupakan bagian penting dari implementasi suatu kurikulum. Sampai saat ini guru dianggap belum siap untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

3. Pengintegarasian karakter yang absurd.

B. Asumsi Perubahan kurikulum dan Fakta 1. Asumsi Perubahan

Asumsi perubahan diajukan pemerintah pada Bahan uji publik disosialisakan melalui Internet dan didiskusikan di berbagai lembaga, termasuk perguruan tinggi. Beberapa asumsi yang diajukan antara lain:

a. SKL: Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Disampaikan pada Seminar Nasional Prodi Pendidikan Matematika FKIP – Universitas Muhammadiyah Surakarta 15 Mei 2013

(2)

b. SI:

- Beban belajar terlalu berat - Terlalu luas, kurang mendalam

c. SP: Berpusat pada guru (teacher-centered learning) 2. Fakta di balik asumsi

a. Perhatikan SKL-SMP menurut Permendiknas No. 23/2006 berikut ini: 1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja

2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3) Menunjukkan sikap percaya diri

4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas

5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional

6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif

7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi

yang dimilikinya

9) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

10) Mendeskripsi gejala alam dan social

11) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab

12) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

13) Menghargai karya seni dan budaya nasional

14) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 15) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu

luang

16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun

17) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

18) Menghargai adanya perbedaan pendapat

19) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana

20) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana

(3)

Tidak kurang dari 16 SKL di atas merupakan kompetensi yang berhubungan dengan pendidikan karakter. Jelas ini bertentangan dengan asumsi yang diajukan oleh pimpinan Depdikbud saat ini.

b. Benarkah materi kurikulum kita terlalu memberatkan siswa, terlalu luas dan kurang mendalam? Apabila dilihat dari banyaknya mata pelajaran, jawabannya mungkin benar? Tetapi ditinjau dari materi, matematika misalnya, kurikulum kita jauh lebih sederhana dibandingkan dengan kurikulum negara bagian Victoria, Australia. Di banyak negara, materi triginometry, persamaan dan fungsi kuadrat, serta matematika diskrit mulai dipelajari sejak SMP.

d. Asumsi bahwa prinsip pembelajaran Kurikulum 2006 adalah berpusat pada guru (teacher-centered learning) jelas suatu kekeliruan. Permendiknas No 41/2007 tentang Standar Proses menyatakan bahwa pembelajaran di sekolah melalui tiga proses; yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan proses mencari dan menemukan yang dilakukan siswa. Dengan demikian secara prinsip Kurikulum 2006 mengamanahkan pembelajaran berpusat pada siswa, bukan guru.

C. Kurikulum Matematika 2013 dan Permasalahannya 1. Standar Isi

a. Tujuan dan konsekuensinya

Matematika yang bagaimana yang perlu dipelajari siswa? Jawabannya tentu saja tergantung pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Pada Standar Isi (Kurikulum 2006) tujuan pembelajaran matematika adalah a) menguasai konsep dalam pemecahan masalah, b) menggunakan penalaran, c) memecahkan masalah, d) mengomunikasikan gagasan, dan menumbuhkan sikap menghargai matematika. Dengan tujuan ini, fokus pembelajaran adalah pemecahan masalah.

Jawaban pertanyaan di atas akan menjadi tidak jelas jawabannya apabila Kurikulum 2013 dijadikan landasan. Pada kurikulum ini dikatakan bahwa “Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta didik.” Jelas, tujuan dari pembelajaran matematika pada Kurikulum 2013 tidak begitu jelas. Akibatnya materi yang akan dipelajari menjadi tidak jelas juga.

(4)

Pada kurikulum sebelumnya, materi pertama di Sekolah Dasar (SD) yang akan dipelajari adalah “Membilang banyak benda.” KD ini menindaklanjuti pengetahuan matematika siswa SD sebelum duduk di bangku sekolah yang dikenal sebagai matematika informal. KD di atas mengisyaratkan bahwa bilangan cacah merupakan jenis bilangan yang pertama dipelajari.

Kurikulum 2013 mengamanahkan lain. Perhatikan KD pertama untuk matematika SD berikut ini. “Menunjukkan perilaku patuh pada aturan dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan sesuai prosedur/aturan dengan memperhatikan nilai tempat puluhan dan satuan.”

KD ini menyatakan bahwa konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan Asli, bukan bilangan cacah. Ini diperjelas oleh KD lain: “Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain.”

KD terakhir ini juga akan membuat konsep bilangan menjadi tidak jelas. Apabila bilangan digunakan untuk menentukan banyak benda, maka bilangannya adalah bilangan Cacah, bukan bilangan Asli.

Engan demikian, Kurikulum 2013 memosisikan pembelajaran matematika sekolah kita berlawan arus dengan trend pembelajaran pembelajaran matematika di negara-negara lain dan mengabaikan psikologi belajar matematika.

c. Pendidikan Karakter

Semangat Kurikulum 2013 untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran perlu diacungi jempol. Pada kurikulum ini, karakter yang akan dikembangkan melekat pada sebagian KD.

Perhatikan contoh karakter pada KD pertama untuk Kelas 7 SMP.

“Menunjukkan perilaku konsisten dan teliti dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.”

Pada KD ini karakter yang akan dikembangkan adalah perilaku konsisten dan telit. Masalahnya, materi ini hanya dipelajari dalam beberapa minggu. Pada KD selanjutnya telah menunggu karakter yang lain, dalam hal ini adalah karakter ingin tahu.

Karakter konsisten dan telit akan integrasikan kembali pada kelas 8 dan kelas 9.

(5)

karakter dan melupakan suatu fakta bahwa masing-masing mata pelajaran memiliki karakter tersendiri.

d. Istilah-istilah

Istilah-istilah matematika dalam Kurikulum 2013 dikenalkan secata tidak pantas dan secara salah.

- Bilangan Asli. Istilah-istilah matematika seperti Bilangan Asli menurut psikologi belajar matematika, belum layak dikenalkan kepada para siswa, khususnya siswa kelas 1 semester 1. Istilah ini akan membawa pembelajaran matematika tidak kontekstual.

- Pada waktu lalu, kesalahan-kesalahan istilah matematika terletak pada buku pelajaran kemudian digunakan oleh guru dalam pembelajaran maupun keseharian. Sebaliknya, kesalahan tersebut disahkan oleh Kurikulum 2013. Sebagai contoh, penggunaan istilah pecahan campuran. Pada masa lalu, kurikulum tidak pernah menggunakan istilah ini. Dalam Kurikulum 2013, istilah pecahan campuran digunakan dalam beberapa 4 KD pada kelas berbeda. Tidak heran bila kesalahan ini telah menjadi benar. - Beberapa istilah seperti berhitung dan ilmu ukur yang telah lama tidak

digunakan dimunculkan kembali oleh Kurikulum 2013. Masalahnya, istilah-istilah ini tidak ada dalam KI dan KD. Jelas ini akan membingungkan para penulis dan penerbit buku.

Permasalahan dalam bentuk kesalahan asumsi, penentangan arus, pengabaian psikologi belajar, dan kesalahan konsep ini menimbulkan suatu pertanyaan: Siapakah pengembang kurikulum ini?

Penulis mencoba mencari jawaban pertanyaan ini dan sampai pada sustu fakta bahwa perumus dan pengembang Kurikulum 2013 tidak berasal dari Perguruan tinggi LPTK. Lebih mengherankan lagi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak menggunakan rumusan dan draft kurikulum yang dirancang oleh Pusat Kurikulum (Puskur).

D. Simpulan dan Saran

(6)

1. Perubahan kurikulum tidak didasari oleh penelitian yang mendalam tentang kelemahan kurikulum sebelumnya, lebih cenderung didasari suatu keinginan perlunya kurikulum baru.

2. Kurikulum 2013 dirumuskan dan dikembangkan oleh “pakar” yang bukan berasal dari Puskur dan bukan juga oleh “pakar” dari LPTK.

3. Kepakaran perumus dan pengembang Kurikulum 2013 telah membawa pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran matematika di sekolah kita menentang arus keluar dari teori belajar, khususnya teori belajar matematika sekolah.

4. Kepakaran para perumus dan pengembang secata sadar atau tidak telah melecehkan dokumen-dokumen sebelumnya, bahkan melecehkan tugas dan fungsi suatu lembaga negara, yaitu Puskur.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, berikut beberapa saran:

1. Kurikulum 2006 memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam implementasinya. Seharusnya, kelemahan inilah yang menjadi titik berangkat perubahannya.

2. Apapun kurikulumnya, guru menjadi ujung tombak. Sehubungan dengan itu, pelatihan guru yang rencananya 5% guru SD/sederajat, 7% guru SMP/sederajat, dan 100% guru SMA/sederajat perlu ditinjau kembali.

E. REFERENSI

Kemdikbud. Bahan uji publik Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013. Kemdikbud. Buku Informasi Kurikulum 2013 . Draft 4. Februari 2013. Kemdikbud. Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013.

Kemdikbud. Naskah Akademik Pengembangan Kurikulum. Draft 4. Februari 2013. Kemdikbud. Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, implementasi, dan Evaluasi

Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013.

Kemdikbud. Standar Isi Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013.

Kemdikbud. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013. Kemdikbud. Standar Penilaian Kurikulum 2013. Draft 4. Februari 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan yang dilakukan adalah upaya untuk meningkatkan kelulusan dengan program kompetensi lulusan diarahkan pada pembentukan sikap mandiri, berani, bersosialiasi,

Faktor-faktor manakah dari motivasi, kompetensi dan lingkungan sosial yang berinteraksi dengan Facebook dalam memberikan kontribusi dan pengaruh yang signifikan terhadap

pemotongan/pemungutan pajak, faktur pajak atau dokumen lain yang dipersamakan dengan faktur pajak... Dalam hal permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak

Walaupun mahasiswa perantau dari kedua kelompok etnik dan dari kedua jenis kelamin lebih banyak memilih strategi integrasi dalam proses akulturasinya di Bandung ( Borualogo

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan diatas maka teori humanistik Abraham Maslow dalam perspektif Islam ialah suatu teori dari salah seorang tokoh humanistik yaitu

koné suud malebengan, I Belog laut iju nyagiang jarané sagi agenepan. Suba pragat maang jarané ngamah, lantas tamiuné ajaka madaar baan I Belog. Suud madaar,

Perancangan rencana kerja tidak terlepas dari blok diagram yang merupakan suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa MTs Negeri Lipat Kain Kecamatan