Status Hak Milik atas tanah
terhadap penggusuran oleh
Pemerintah
OLEH :
Sentot E. Baskoro - 1020612032 Wyasa S. Kolopaking - 1020612025
April 2013
Hak
Menurut BW Ps 570 - eigendoom:
•hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat
bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Menurut UU 5/1960 Pokok Agraria:
•Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah ; Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain (Pasal 20)
•Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6)
Menurut BW Ps 570 - eigendoom:
•hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat
bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Menurut UU 5/1960 Pokok Agraria:
•Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah ; Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain (Pasal 20)
•Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6)
Cara Memperoleh Hak Milik
Cara Memperoleh Hak Milik
• Pendakuan (toegening), yaitu memperoleh hak milik atas suatu kebendaan yang tidak
berada dalam penguasaan atau kepemilikan orang lain (res nullius), misalnya menangkap ikan di laut, menangkap burung di hutan, dsb.
• Perlekatan (natrekking), yaitu memperoleh hak milik sebagai akibat peristiwa alam
atau sesuatu yang bersifat alamiah seperti binatang yang beranak, pohon berbuah, dan sebagainya. (pasal 588-605 KUHPerdata).
• Daluwarsa (verjaring) – pasal 1946 KUHPerdata:
– Perolehan hak (acquisitieve verjaring) – pasal 1977 untuk benda bergerak, pasal
1963 untuk benda tidak bergerak.
– Pembebasan perikatan atau kewajiban (extinctieve verjaring)
• Pewarisan (erfopvolfing), merupakan perpindahan hak kebendaan dari seseorang
yang sudah meninggal kepada ahli warisnya.
• Penyerahan (levering) krn perjanjian belum mengakibatkan beralihnya hak milik.
Adalah penyerahan yang menandai peralihan hak milik tersebut. Untuk benda
Sifat Cara Perolehan Hak
Sifat Cara Perolehan Hak
Secara Originair (asli)
Pihak yang memperoleh hak milik atas benda tidak menerimanya dari tangan pihak pendahulu, melainkan memulainya dengan suatu hak yang baru, yang bebas dari beban dan kewajiban, tanpa hak dan wewenang, misalnya, pendakuan, perlekatan, daluwarsa.
Memperoleh hak milik yang berasal dari orang yang lebih dahulu berhak atas benda ini, dimana
memperolehnya dengan bantuan dari orang yang mendahuluinya. Dalam hal ini cara derivatif ini dapat dibedakan menjadi:
a. Dengan dasar hukum umum (algemene titel)
Penerima hak menerima benda secara keseluruhan (massal), dengan hak dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut, misalnya: percampuran harta perkawinan, pewarisan, perolehan benda dari badan hukum yang bubar, badan hukum hasil penggabungan
(merger) atau hasil peleburan (konsolidasi) memperoleh hak milik atas benda dengan segala hak dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut, dari badan hukum yang bubar karena merger atau konsolidasi.
b. Dengan dasar hukum khusus (bijzonderetitel)
Hak Milik Bersama (
medeeigendom
) diatur dalam pasal 573
KUHPerdata berbentuk:
Hak milik bersama yang terikat (
gebonden medeeigendom
), yaitu
benda yang dimiliki oleh:
Badan hukum yan diatur dalam pasal 526 KUHPerdata
Orang perorangan secara bersama-sama dengan orang lain, seperti
misalnya dalam harta warisan yang sudah terbuka tetapi belum
dibagikan, harta kekayaan dalam perkawinan maupun harta ebrsama dalam suatu persekutuan yang diatur dalam pasal 527 KUHPerdata.
Hak milik bersama yang bebas (
vrije medeeigendom
) yang
diatur dalam pasal 527 KUHPerdata.
• Agrarische Besluit (S. 1870 No. 118) 20 Juli 1870 – semua tanah yg tidak jelas menjadi tanah negara
• Govermement Besluit 1893 No. 11 (Bijblad No. 4909) yaitu peraturan
tentang pengambilan tanah untuk keperluan pemerintah. Diperbaharui dgn
Govermement Besluit:
– 1 Juli 1927 No. 7 (Bijblad No.11372) – 8 Januari 1932 No. 23 (Bijblad No. 12746)
• OnteigeningOrdonnatie tanggal 31 Juli 1920 (S. 1920 No.574) – pencabutan hak.
• Menteri Dalam Negeri 3 Desember 1975: Prinsip dasar dalam peraturan mengenai pengambilan tanah untuk keperluan pemerintah harus
diselenggarakan dengan persetujuan pemiliknya.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 2 th. 1976: cara pengambilan tanah utk pemerintah
• Peraturan Presiden no. 55 / 1993 mencantumkan syarat "tidak untuk
mencari keuntungan"
• Peraturan Presiden no. 36 / 2005 tdk mencantumkan syarat "tidak untuk mencari keuntungan".
• Peraturan Presiden no. 65 / 2006 tdk mencantumkan syarat "tidak untuk
mencari keuntungan".
Sejarah Pembebasan
Tanah
Perpres 55/1993 Perpres 36/2005 Perpres 65/2006
Tdk mencari keuntungan disebutkan tidak disebutkan tidak disebutkan
Kepentingan Umum didefinisikan didefinisikan tidak didefinisikan Obyek Kepentingan
Umum 15 Jenis 21 Jenis 7 Jenis Peruntukan Ganti Rugi •Hak tanah
•Bangunan •Tanaman •Benda lain
terkait
•Hak tanah
•Bangunan tidak dijelaskan
Tanah skala kecil < 1 Ha. < 1 Ha. tidak dijelaskan
• Rabu, 7 Nopember 2012 Penggusuran rumah warga di Jalan Baru RT
9/19, Kel. Depok, Kec. Pancoran Mas Kota Depok. Petugas Satpol PP bentrok dengan keluarga pemilik rumah.
• Peristiwa yang menjadi bahan tontonan warga, ketika petugas
Satpol PP Kota Depok gabungan dengan unsur polisi dan Koramil berusaha menggusur rumah seluas 132 meter persegi yang
ditempati keluarga yaitu Sobrani dan Ny, Komariah.
• Pemilik merasa bahwa pemerintah kota belum memberi ganti rugi
sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pemerintah menghargai tanah Rp 650 ribu/meter sedanglam kami ingin Rp 5 juta/meter.
• Sobrani mengaku tanah dan bangunan yang telah ditempati selama
35 tahun tersebut sudah mempunyai Sertifikat Hak Milik (SHM). Sehingga tidak dianggap sebagai bangunan liar.
• Uang ganti rugi penjualan lahan dan rumah yang diserahkan dari
pemerintah Rp 527,954 juta belum diterima pemilik yang
dieksekusi. Sehingga Satpol PP tidak bisa membongkar rumah jika belum ada uang dan juga harganya tidak sesuai.
•
Kasat Pol PP Kota Depok, Gandara Budiana didampingi Kasi dal ops Satpol PP Diki Erwin mengatakan dari Pengadilan Negeri Depok sudah dikonsinyasi atas penjualan lahan diperuntukan untuk kepentingan pemerintah dengan harga pantas.
• Hal tersebut tertuang pada UU Agraria pasal 6 dan 18 dan
perdata untuk ganti rugi perorangan suatu bangunan atau tempat untuk kepentingan negara. Rumah itu digusur untuk jalan tembus jalur angkot ke Terminal Depok.
Undang-Undang nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dalam pasal 10 menyatakan: "Materi muatan yang harus diatur dalam undang-undang berisi:
• pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang; • pengesahan perjanjian internasional tertentu;
Jadi sebenarnya dengan mengacu pada UU No.12 Tahun 2011, Perpres No.
65 Tahun 2006 tidak mempunyai validitas yuridis sehingga perlu untuk direvisi atau diganti (bentuknya harus UU)
Perlu didefinisikan kembali arti Kepentingan Umum
Perlunya rincian prosedur pengalihan hak dan pencabutan hak atas tanah. Perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menerapkan pasal 6
dan 18, UU 5/1960 mengenai fungsi sosial dan ganti rugi.
Undang-Undang nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dalam pasal 10 menyatakan: "Materi muatan yang harus diatur dalam undang-undang berisi:
• pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang; • pengesahan perjanjian internasional tertentu;
Jadi sebenarnya dengan mengacu pada UU No.12 Tahun 2011, Perpres No.
65 Tahun 2006 tidak mempunyai validitas yuridis sehingga perlu untuk direvisi atau diganti (bentuknya harus UU)
Perlu didefinisikan kembali arti Kepentingan Umum
Perlunya rincian prosedur pengalihan hak dan pencabutan hak atas tanah. Perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menerapkan pasal 6
dan 18, UU 5/1960 mengenai fungsi sosial dan ganti rugi.