• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN TUJUAN FUNGSI PRINSIP DAN RUA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN TUJUAN FUNGSI PRINSIP DAN RUA (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, PRINSIP DAN RUANG LINGKUP EVALUASI

Oleh

Nurul Annisa dan Nurul Puspita

A. Latarbelakang

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru

disebut bahwa ”Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian merupakan salah satu

unsur penting yang wajib dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas di

sekolah”.

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam pendidikan. Karna hal ini sangat menbatu

untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dalam evaluasi kita akan

menemukan kelemahan dalam pembejaran tersebut sehingga mampu

dikembangkan dengan kebih baik.

Di Indonesia masih banyak menggunakan evaluasi dengan tidak tepat. Seperti

guru melakukan evaluasi di hari pertemuan selanjutnya. Bahkan masih ada yang

melakukan evaluasi hanya untuk sekedar tuntutan kurikulum.

Agar tidak disalah artikan apa itu evaluasi, dalam makalah ini kami akan jabarkan

(2)

B. Pengertian Evaluasi

Sebelum membicarakan evaluasi dalam pendidikan, ada baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan pengertian yang akan kita gunakan. Secara garis besar berbicara evaluasi adalah berbicara tentang penilaian dimana pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan tak terkecuali didalamnya yaitu evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Berikut ini beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.

1. Pengukuran adalah kegiatan penentu angka dari suatu obyek yang akan diukur, yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan bersifat kuantitatif.

2. Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan pembelajaran, dan bersifat kualitatif.

3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

4. Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan, kurikulum dan penilain serta pelaksanaannya.

Tes adalah alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar dan salah1

Dilihat dari segi bahasa, evaluasi berasal dari kata Bahasa Inggris; evaluation. Sedang dalam Bahasa Arab; al-Tqdir dan dalam Bahasa Indonesia; penilaian yang akar katanya adalah value (inggris), alQimah (arab), nilai (Indonesia)2 Sementara pendidikan merupakan sebuah program. Program

yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Dengan demikian, secara harfiah

1 Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 16-18.

(3)

evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi.

1. Makna bagi siswa, yaitu memuaskan, dan tidak memuaskan.

2. Makna bagi guru, yaitu mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya, mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa, dan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.

3. Makna bagi sekolah, yaitu dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan, menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah dan menjadi pedoman bagi sekolah.3 Sedangkan pengertian dari Pengertian Evaluasi sendiri adalah

kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam bahasa arab di sebut al qimat. istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf. dalam hal ini, plato merupakan filsuf yang pertama kali mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus di perdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek oksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat sehingga para filsuf meletakan nilai sebagai muara bagi epistemologi dan antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah idea of worth Selanjutnya, kata nilai menjadi popular.4

Nana Sudjana menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga untuk nilai berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan tersebut

3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 6-7.

(4)

dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikn pengalaman belajarnya

Roestiyah N. K. dkk dalam bukunya “masalah-masalah ilmu keguruan” menyebutkan empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya berikut ini Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti:

1. Mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.

2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

3. Dalam rangka pengembangan siswa instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.

4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.

Jadi Evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai daripada sesuatu menurut Brown dan Wand bahwa sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai atau segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan.

(5)

Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan mengunakan

teknik penilaian kopentensi sikap, tekhnik penilaian kopentensi pengetahuan dan

teknik penilain kompentensi keterampilan, dalam kaitannya terlepas dari beberapa

tujuan, Sukardi menuliskan tentunya minimal ada enam tujuan evaluasi dalam

kaitannya dengan belajar mengajar. Tujuan tersebut adalah:

1. Menilai ketercapaian (Attaimen) tujuan. Ada keterkaitannya antara tujuan

belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya

akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan

menentukan metode evaluasi yang digunakan seseorang guru.

2. Mengevaluasi mengukur aspek-aspek belajar yang bervariasi. Belajar

dikategorikan sebagai kognitif, pesikomotor, dan efektif. Batasan tersebut

umumnya diekspilisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai.

Semua tipe belajar sebaliknya di evaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika

guru menyatakan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi

sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana

evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Peruses ii menjadikan

lebih mudah dilaksanakan jika seseorang guru menyatakan tujuan dan

merencanakan evaluasi secara berkaitan.

3. Mengevaluasi sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa ketahui. 4. Mengevaluasi dalam memotifasi belajar siswa. Guru harus menguasai

bermacam-macam teknik evaluasi.

5. Mengevaluasi dalam menyediakan informasi untuk layanan bimbingan

dan konseling, informasi yang diperlukan berkaiatan dengan problema

peribadi seperti data kemampuan kualitas peribadi, adaptasi sosial,

(6)

6. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.

Keterkaitannya evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini

karenakan evaluasi merupakan salah satu bagian dari instruksional.5

Dari tujuan evaluasi tersebut kaitannya dengan peruses belajar mengajar

ada bertujuan untuk guru, ada berkaitannya dengan siswa dan ada berkaitannya

dengan pihak sekolah, jika dilihat dari aspek yang berwewenang dengan

melakukan evaluasi tentunya tidak hanya guru saja melainkan sekolah dan

pemerintah juga berwewenang melakukan evaluasi sesuai peraturan mentri

pendidikan dan kebudayaan .

D. Fungsi Evaluasi

Tujuan pembelajaran pada hakikiatnya adalah perubahan tingkah laku

pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam evaluasi hendaknya diperiksa sejauh mana

perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui peruses belajarnya. Dengan

mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan

perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dengan

perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai

tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga umpan balik bagi upaya

memperbaiki peroses pembelajaarn.

Dalam penilaian ini dilihat sejauhmana keefektifitas peroses belajar

mengajar. Dalam mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu,

penilaian hasil dan peroses belajar saling berkaitannya satu sama lain sebab hasil

(7)

belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari peroses pembelajaran yang

ditempuhnya. Sejalandengan pengertian diatas maka evaluasi yang dilakuakan

berfungsi sebagai berikut:

1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Fungsi ini

maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan

pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaraan.

2. Umpan balik bagi perbaikan peroses belajar mengajaar. Perbaikan

mungkin dilakukan dalam hal tujuan pembealajaran, kegiatan atau

pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru,

media pembelajaran, dan lain-lain.

3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukan kemampuan dan kecakapan

pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam

bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.6 E. Prinsip Evaluasi

Supaya evaluasi dapat menilai apa seharusnya dinilai, menghasilkan data

yang akurat, dan bermakna, maka dalam pelaksanaan harus menerapkan perinsip

– prinsp umum yaitu; valid, berkelanjutan, menyeluruh, bermaknah, adil, terbuka,

hasil, praktis. Dan berorientasi pada kompetensi. Mujib menyatakan supayah hasil

evaluasi dapat memberikan gambaran yang menyeluruh, maka dalam

melaksanakan evaluasi harus mempehatikan berbagai perinsip yaitu:

Prinsip umum dan penting dalam keguatan evaluasi yaitu triangulasi atau

hubungan erat tiga komponen, yaitu:

(8)

1. Tujuan pembelajaran

2. Kegiatan pembelajaran UKM

3. Evaluasi

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka keguatan evalusi harus

bertitik dari prinsip-prinsip, Menurut Khusnuridlo (2010), prinsip-prinsip evaluasi

terdiri dari :

1. Komprehensif

Evaluasi harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menyeluruh baik

aspek personalnya, materilnya, mapun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak hanya

ditujukan pada salah satu aspek saja. misalnya aspek personalnya, jangan hanya

menilai guru saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu pula

untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara

menyeluruh.

2. Komparatif

Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi harus dilaksanakan

secar bersama dengan semua orang. Sebgai contoh dalam mengevaluasi

keberhasilan guru mengajar harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah,

guru itu sendiri, dan bahkan dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak

diharapkan dapat mencapai keobyektifan mengevaluasi.

(9)

Evaluasi hendaknya dilakukan secara terus menerus selama proses pelaksanaan

program. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai. Tetapi

sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan.

4. Obyektif

Melakukan evaluasi sesuai dengan kenyataan yang ada. Untuk mencapai

keobyektifitas dalam evaluasi perlu adanya data dan fakta. Dati data inilah dapat

diolah lalu dibuat kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dikumpulkan

makan makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan

5. Berdasarkan Kriteria yang Valid

Selain perlu adanya data dan fakta, juga perlu adanya kriteria-kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah

dirumuskan.

6. Fungsional

Evaluasi memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil evaluasi digunakan untuk

perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsung adalah

hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.

Menurut Sudijono evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik

apabila terdapat 3 prinsip dasar, yaitu:

(10)

Prinsip keseluruhan dikenal dengan prinsip komprehensif. Prinsip

komprehensid dikatakan terlaksana apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara

bulat, utuh dan menyeluruh

2. Prinsip Kesinambungan

Prinsip kesinambungan dikenal dengan prinsip kontinuitas. Prinsip

kontinuitas dimaksudkan bahwa hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil

belajar yang dilaksanakan secara teratusr dan bersambung menyambung dari

waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan secara berkesinambungan

agar evaluator dapat memperoleh kepastian dan kemantapandalam menentukan

langkah-langkah atau merumuskan kebijakan untuk masa depan serta memperoleh

informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau

perkembangan peserta didik.

3. Prinsip obyektifitas

Prinsip obyektifitas mengandung makna bahwa evaluasi belajar dapat

dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor

yang sifatnya subyektif.7

F. Ruang Lingkup Evaluasi

(11)

Ruang lingkup evaluasi berkaitan dnegan cakupan obje evaluasi itu sendiri.

Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan

dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. ruang lingkup

evaluasi pembelajaran ditinjau dari berbagai persektif, yaitu domain hasil belajar,

sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar dan kompetensi.

Menurut Benyamin S. Bloom (1956) hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam

3 domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Domain kognitif

- Pengetahuan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta

didik untuk mengenali atau mengetahui konsep, prinsip, fakta atau

istilah tanpa harus mengerti atau dapat mneggunakannya

- Pemahaman yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta

didik untuk memahami tentang materi pelajaran

- Penerapan yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik

untuk mengemukakan ide-ide umum, tata cara atau mode umum

dalam situasi baru yang kongkrit

- Analisis yaitu jenjang kemampuan menuntut peserta didik untuk

menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam

unsur-unsur atau komponen penbentukannya.

- Sintesis yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik

menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan

berbagai faktor

- Evaluasi, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk

dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan pernyataan atu konsep

(12)

Yaitu intenalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan bathiniyah

yang terjadi bila peserta didik sadar dengan dnilai yang diterima kemudian

mengambil sikap dlam bertingkah laku.

- Kemampuan menerima

- Kemampuan menanggapi

- Menilai

c. Domain psikomotor

Yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh mulai

dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks.8

G. Kesimpulan

Evaluasi adalah alat untuk mengukur sejauh mana tingkat pencapaian siswa

dalam menguasai materi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan dengan tepat

akan menghasilkan keobyektifitas dalam mengevaluasi. Evaluasi dijadikan

sebagai wadah untuk mengembangkan dan mengoreksi tekhnik-tekhnik dalam

pembelajaran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1993.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam.

Bandung: Alfabeta, 2000.

(14)

Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Suryanto, Adi. Evaluasi Pembelajaran di SD . Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.

http://www.scrib.com/doc/21624443/Tujuan-dan-Fungsi-Evaluasi-Pendidikan-Islam . ( 05Oktober2017).

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab dari masih rendahnya pemberian ASI Eksklusif, karena dalam ANC akan diberikan suatu pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ada hubungan pengetahuan tentang Poliklinik USU, sikap terhadap Poliklinik USU, persepsi terhadap tindakan petugas kesehatan,

Bandura  (1982)  menjelaskan  bahwa efikasi  diri  yang  tinggi  memprediksi keberhasilan  seseorang  dalam  meraih tujuannya. Meskipun demikian, 

Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima, artinya Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah dan diperoleh arah hubungan yang

Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa wanita yang berada dalam kelompok keluarga pra sejahtera berisiko 1,6 kali lebih besar (95% CI:

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2021 tanggal 5 Februari 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan

Misalnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Young (1985) bahwa senjangan anggaran terjadi ketika bawahan yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan informasi

Mes- kipun di sisi yang lain, reaktualisasi filsafat Islam, khususnya dalam rangka reintegrasi keilmuan di perguruan tinggi Islam menjadi sangat krusial mengingat umat