• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA MAKAN Asupan Jenis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN POLA MAKAN Asupan Jenis"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

D W I AY U S U S I L O WAT I 1 2 0 1 2 1 0 2 3

P R O G R A M S T U D I D I P L O M A I I I G I Z I FA K U LTA S K E S E H ATA N U N I V E R S I TA S M H T H A M R I N J A K A RTA

2 0 1 5

HUBUNGAN POLA MAKAN (Asupan,

Jenis, Jumlah) DAN STATUS GIZI

(Antropometri dan Survei Konsumsi)

DENGAN KETERATURAN HAID PADA

(2)

Latar Belakang

wanita dalam kehidupan tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara siklik. Seorang perempuan pertama kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan. Umumnya datang haid pertama

pada usia 10-12 tahun.

(3)

Wanita akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami

perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan atau

banyak,tidak teratur, lebih sering atau tidak sama sekali (amenorea).

Penyebab gangguan haid dapat karena kelainan biologik (organik

dan disfungsional) atau dapat pula karena spikologik seperti

keadaan – keadaan stres dan gangguan emosi atau gangguan

biologik dan spikologik . Siklus menstruasi mempunyai hubungan

(4)
(5)

.

Tujuan Penelitian :

Tujuan umum :

Mengetahui hubungan pola makan dan status gizi terhadap pola haid remaja

putri di SMA Negeri 51 Jakarta Timur.

PERUMUSAN MASALAH :

Bagaimana hubungan pola makan dan status gizi terhadap pola haid remaja putri di

(6)

Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi karakteristik anak SMA, meliputi : Umur,

Berat Badan dan Tinggi Badan.

b. Mengidentifikasi pola makan anak meliputi (asupan, jenis dan

frekuensi).

c. Mengidentifikasi status gizi (IMT/U) d. Mengidentifikasi pola haid

e. Menganalisa frekuensi makan terhadap pola haid

f. Menganalisa hubungan status gizi dengan keteraturan haid g. Menganalisa jenis makanan terhadap keteraturan haid.

h. Menganalisa asupan makanan terhadap keteraturan haid. i. Menganalisa pola makan terhadap keteraturan haid.

(7)

Hipotesis

1. Ada hubungan karakteristik remaja terhadap keteraturan haid

remaja.

2. Ada hubungan pola makan remaja terhadap status gizi.

3. Ada hubungan status gizi dengan keteraturan haid.

4. Ada hubungan asupan makan dengan keteraturan haid.

5. Ada hubungan frekuensi makan dengan keteraturan haid.

(8)

Tinjauan Pustaka

Pada Tinjauan Pustaka di bahasa tentang :

A. Remaja

Masa Transisi Remaja

Tujuan perkembangan remaja

Kesehatan Remaja

Kebutuhan zat gizi remaja

Status gizi remaja

(9)

B. Status Gizi

 Pengertian Status Gizi

Pemeriksaan status gizi

Penilaian status gizi berdasarkan antropometri

Klasifikasi Indeks Masa Tubuh

C. Pola Makan

Pengertian pola makan

Pola makan terdiri dari

(10)

D.

Siklus Menstruasi

Pengertian menstruasi

Fisiologis siklus menstruasi

Bagian-bagian siklus menstruasi

Faktor-faktor yang berperan dalam siklus menstruasi

Gangguan menstruasi

Hubungan status gizi dengan menstruasi

(11)

Kerangka konsep

 =

Karakteristik siswi SMA N

51 Jakarta (umur, TB,

BB )

Pola makan : a. Asupan b. Frekuensi c. Jenis

Faktor stres

Status Gizi : IMT/U

(12)

Definisi Operasional

No Variabel Devinisi Cara

Pengukuran

Alat Ukur Kategori Skala

1 Usia Usia adalah waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang

Frekuensi makan adalah jumlah makanan dalam sehari baik kualitatif maupun kuantitatif.

Wawancara Food Record a. Baik : ≥3x makan

b. Tidak baik : <3x

Ordinal

3 Jenis makanan

Jenis makanan adalah yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokan menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan

Wawancara Formulir FFQ (Food Frequensi)

a. Baik : apabila terdapat 5 jenis KH, lauk

hewani, lauk nabati, sayur dan buah . b. Kurang : apabila

terdapat 3 jenis KH, lauk sayur dan buah.

(13)

4. Asupan Makan

Suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada setiapkali makan .

Wawancara Food Record Baik : apabila persen asupan 89%-110%. Sedang : apabila persen asupan 70%-89%.

Kurang : apabila persen asupan <70%.

Ordinal

5. Antopometri (Status Gizi)

Keadaan gizi seseorang berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang diukur dengan cara : Kurus : <5 persentil.

Ordinal

6. Pola Makan Susunan jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi seseorang pada waktu

tertentu .

Wawancara Kuesioner Baik : apabila asupan, jenis dan frekuensi makan

baik.

Kurang baik : apabila diantara asupan, jenis dan

frekuensi ada yang tidak terpenuhi.

Ordinal

7. Keteraturan Haid

Keteraturan haid pada setiap bulannya dan mengikuti siklus haid

yang telah ditetapkan.

Wawancara Kuesioner Teratur : jika siklus haid 28 hari.

Tidak teratur : jika siklus haid lebih/kurang dari 28

hari.

Ordinal

4. Asupan Makan

Suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada setiapkali makan .

Wawancara Food Record Baik : apabila persen asupan 89%-110%. Sedang : apabila persen asupan 70%-89%.

Kurang : apabila persen asupan <70%.

Ordinal Kurus : <5 persentil.

Ordinal

6. Pola Makan Susunan jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi seseorang pada waktu

tertentu .

Wawancara Kuesioner Baik : apabila asupan, jenis dan frekuensi makan

baik.

Kurang baik : apabila diantara asupan, jenis dan

frekuensi ada yang tidak terpenuhi.

Ordinal

7. Keteraturan Haid

Keteraturan haid pada setiap bulannya dan mengikuti siklus haid

yang telah ditetapkan.

Wawancara Kuesioner Teratur : jika siklus haid 28 hari.

Tidak teratur : jika siklus haid lebih/kurang dari 28

hari.

(14)

Metode Penelitian

Jenis penelitian : Kuantitatif obsevasif, design cross sectional

Lokasi dan waktu : di lakukan di SMA N 51 Jakarta Timur .

(15)

Data yang dikumpulkan

Data Primer :

a.Data karakteristik siswi kelas X MIPA meliputi nama dan umur

b. Kuesioner pola makan meliputi frekuensi, jenis dan asupan .

c. Status gizi siswi kelas X MIPA.

Data sekunder :

a. Data sekunder yang didapatkan, berupa gambaran umum

(16)

Cara Pengumpulan Data :

Data Primer :

a. Data karakteristik : wawancara dengan menggunakan kuesioner

b. Tinggi bandan & Berat badan : microtoise dan timbangan

badan digital .

c. Konsumsi makanan : menggunakan kuesioner food record dan

food frequensi (FFQ).

Data Sekunder :

(17)

Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi meliputi bivariat dan univariat.

a. Analisa univariat

analisa univariat bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari variabel variabel independen maupun dependen dan disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dianalisis

secara deskriptif.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat dengan analisis chi square menggunakan software spss 11.5 untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

(18)

Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum

SMA Negeri 51 Jakarta berada di kelurahan Batu Ampar Rt. 011/01 Jakarta Timur. SMA N 51 Jakarta berdiri diatas areal

tanah seluar 10000 meter persegi, dibangun SMA N 26 Tebet

Barat. Saat itu dibangun 7 kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang

guru, 1 ruang dinas, dan 1 WC. Kemudian pada tanggal 14 Juli

1981 dikeluarkan SK Menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 02/03/1981 dengan isi penunggalan SMAN 26 KJ

(19)

TABEL 1

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT BERAT BADAN

Kategor

Dan dari hasil analisis didapatkan rata-rata berat badan siswi SMA adalah 49,99 kg dengan standar deviasi 7,61 kg. Dan didapatkan berat badan teringan adalah 35 kg dan berat badan terberat adalah 70 kg.

 

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT BERAT BADAN

(20)

Kategori N %

14 tahun 4 6

15 tahun 47 70,1

16 tahun 23 23,9

Total 67 100

TABEL 3

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT UMUR

Dan berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan usia responden yang berusia 15 tahun ada 47 responden (70,1%), responden dengan usia 16 tahun ada 23

(21)

Kategori N %

Menurut tabel diatas bahwa sebagian besar status gizi responden adalah normal (91%) dan responden dengan status gizi lebih sebanyak 6

responden (9%).

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT FREKUENSI MAKAN

Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar frekuensi makan 45

responden adalah baik yaitu (62,7%) dan 32 responden dengan frekuensi makan yang masih kurang sebanyak (37,3%).

TABEL 4

(22)

TABEL 6

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT ASUPAN MAKAN

Kategori N %

Kurang : <70% 40 59,7

Sedang : 70-89%

23 34,3

Baik : 90-110% 4 6,0

Total 67 100

Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar asupan makan responden kurang yaitu (59,7%) desebabkan siswi merasa asupan nya sudah tercukupi oleh jajanan yang ada

disekolah dan sebagian siswi beranggapan takut berat badannya naik apabila makan sesuai jumlah yang telah dianjurkan. Kemudian asupan makan responden dengan

kategori sedang sebesar (34,3%) dan yang baik ada (6%) saja. Hal ini karena baru

sedikit siswi yang mempertahankan kebutuhan dan nilai gizi dengan membawa makanan dari rumah. Sehingga masih rendah sekali responden yang memenuhi

(23)

TABEL 7

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT JENIS MAKANAN

Kategori N % Kurang :

Terdiri dari 3 KH , Lauk hewani, Lauk Nabati, sayur

dan buah.

19 28,4

Baik : Terdiri dari 5 KH, Lauk hewani,

Lauk nabati sayur dan

buah .

48 71,6

Total 67 100

Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar jenis makanan siswi

SMA memiliki jenis makanan yang baik yaitu (71,6%) dan yang

(24)

TABEL 8

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT POLA MAKAN

Kategori N % Kurang baik 62 92,5

Baik 5 7,5

Total 67 100

Berdasarkan tabel diatas bahwa sebagian besar pola makan siswi SMA memiliki pola

(25)

TABEL 9

DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT KETERATURAN MENSTRUASI

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian siklus menstruasi responden tidak teratur sebanyak 34 responden (50,7%) dan yang memiliki keteraturan menstruasi baik sebanyak 33 responden (49,3%).

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki siklus menstruasi kurang/lebih dari 28 hari ( tidak teratur).

(26)

TABEL 10

DISTRIBUSI UMUR RESPONDEN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Katego ri Umur

Keteraturan menstruasi Total OR (95% hubungan antara keteraturan menstruasi antara umur siswi yang berumur <15 tahun

dengan siswi yang berumur ≥ 15 tahun (tidak ada hubungan yang signifikan antara

umur siswi dengan keteraturan menstruasi). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 3,097 artinya siswi yang berusia ≥ 15 tahun memiliki peluang 3,097 kali untuk

(27)

Usia kurang dari 13 tahun saat pertama kali menstruasi menjadi faktor yang

mempercepat siklus menstruasi. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa

pemendekan siklus menstruasi dapat terjadi seiring pertambahan umur, kecuali

saat menjelang menepouse. Selain itu, mekanisme tepat mengenai kapan terjadi

(28)

TABEL 11

DISTRIBUSI ASUPAN MAKAN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Kateg

Keteraturan menstruasi Total OR (95%

perbedaan proporsi kejadian keteraturan menstruasi antara siswi yang memiliki

asupan makan yang kurang dengan siswi yang memiliki asupan makan sedang dan

dengan siswi yang memiliki asupan makan baik (tidak ada hubungan yang signifikan

(29)
(30)

TABEL 12

DISTRIBUSI FREKUENSI MAKAN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Katego ri frekue

nsi

Keteraturan menstruasi Total OR (95%

(31)

TABEL 13

DISTRIBUSI POLA MAKAN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Katego

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,979 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan

proporsi kejadian keteraturan menstruasi antara siswi yang memiliki pola makan kurang

baik dengan siswi yang memiliki pola makan baik (tidak ada hubungan yang signifikan antara keteraturan menstruasi dengan pola makan siswi). Dari hasil analisis diperoleh pula

nilai OR= 2,12, artinya siswi yang pola makan yang kurang baik memiliki resiko 2,12 kali memiliki keteraturan menstruasi yang teratur dibandingkan dengan siswi yang pola

(32)

Sebagian besar pola makan siswi adalah kurang baik sehingga

pada penerapan pola makan yang kurang (yang paling banyak

dilakukan oleh kaum perempuan) akan mempengaruhi kemampuan

kerja organ tubuh secara langsung yaitu dimana tubuh tidak

memiliki kemampuan yang normal karena energi yang sebagian

besar bersumber dari makanan tidak tercukupi. Hal ini juga

(33)

TABEL 14

DISTRIBUSI STATUS GIZI TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Katego ri Status

Gizi

Keteraturan menstruasi Total OR (95%

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,67 maka dapat disimpulkan tidak ada

perbedaan proporsi kejadian keteraturan menstruasi dengan status gizi

siswi). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,484, artinya siswi yang

status gizinya baik memiliki resiko 0,484 kali memiliki keteraturan

menstruasi yang teratur dibandingkan dengan siswi yang status gizinya

(34)

Dan dapat disimpulkan bahwa data yang saya ambil tidak sesuai

dengan artikel bahwa gizi kurang atau terbatas selain akan

mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan

menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan

berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik apabila

(35)

TABEL 15

DISTRIBUSI JENIS MAKANAN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI

Kategor i Jenis Makan

Keteraturan menstruasi Total OR (95% perbedaan proporsi antara keteraturan menstruasi dengan jenis makanan yang

dikonsumsi oleh siswi (tidak ada hubungan yang signifikan antara keteraturan

(36)

Makanan yang dimakan oleh siswi sudah cukup beragam dalam konsumsi sehari-hari namun tetap harus lebih memperhatikan jenis makanan terutama pada saat menstruasi.

Seperti :

asam lemak omega-3 yang terdapat pada ikan laut utau minyak ikan yang dapat

melancarkan sirkulasi darah.

Coklat adalah makanan yang mengandung flavonoids yang memiliki seperti esterogen

untuk membantu sirkulasi dengan mengurangi penggumpalan trombosit dalam darah.

Protein nabati yang terdapat pada kacang almon, keju, telur rebus dll karna dapat

(37)

TABEL 16

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI

Kategor

Kurang baik Baik

N % N % N %

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,01 atau p:<0,05 maka dapat disimpulkan

ada perbedaan proporsi kejadian status gizi siswi dengan pola makan). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=9,667, artinya siswi yang pola makannya baik

memiliki resiko 9,667 kali memiliki status gizi yang normal dibandingkan dengan

(38)

Status gizi pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun

secara umum dipengaruhi oleh adanya infeksi dan asupan pola

makan. Pola makan yang tidak seimbang akan mempengaruhi

penurunan dan peningkatan status gizi. Mereka dengan status gizi

lebih pada tentunya menerapkan pola makan berlebih terutama

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebagian besar responden berusia 15 tahun dan semua berjenis kelamin perempuan.

2. Sebagian besar responden memiliki frekuensi makan yang baik yaitu sebanyak 45 responden (62,7%).

3. Sebagian besar responden memiliki % asupan makan yang kurang yaitu sebanyak 40 responden (59,7%)

4. Sebagian besar responden memiliki pola makan yang kurang baik yaitu sebanyak 64 rresponden (95,5%).

5. Sebagian besar responden memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 61 responden (91%) 6. Sebagian besar responden memiliki keteraturan menstruasi yang tidak teratur yaitu sebanyak 34 responden (50,7%)

7. Ada hubungan antara status gizi dengan pola makan.

8. Tidak ada kecenderungan hubungan antara umur responden berdasarkan proporsi keteraturan menstruasi .

9. Tidak ada kecenderungan hubungan antara status gizi responden berdasarkan proporsi keteraturan menstruasi.

(40)

Saran

Untuk siswi sebaiknya mengetahui gizi yang baik dalam

mengkonsumsi makanan sehari hari.

Sebaiknya siswi lebih memperhatikan pola makannya yang

meliputi jenis, jumlah dan frekuensi.

Sebaiknya siswi tidak mengkonsumsi jajanan yang belum teruji

(41)

Gambar

TABEL 3 DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT UMUR
TABEL 8DISTRIBUSI FREKUENSI SISWI SMA MENURUT POLA MAKAN
TABEL 10 DISTRIBUSI UMUR RESPONDEN TERHADAP KETERATURAN MENSTRUASI
DISTRIBUSI JENIS MAKANAN TERHADAP KETERATURANTABEL 15 MENSTRUASI

Referensi

Dokumen terkait

Kunarto, penyadur, PBB dan Pencegahan Kejahatan Ikhtisar Implementasi Hak Asasi Manusia Dalam Penegakan Hukum, Cipta Manunggal, Jakarta, 1996, hlm. Sayangnya

1) Dengan mempelajari kodrat pemikiran rasional, kita dapat menemukan sifat yang benar dari alam semesta. Semua yang ada di bumi ini terletak diluar pemikiran kita yang

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari sender ke receiver baik oleh individu ke individu lainnya atau organisasi dan dari organisasi ke organisasi

Database adalah suatu kumpulan data terhubung (interrealted data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pencucian dengan frekuensi yang berbedaterhadap kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila.Penelitian

Komparator Op-Amp akan membandingkan nilai tegangan pada kedua tegangan, apabila sebuah tegangan (-) lebih besar dari tegangan masukan (+) maka keluaran Op-Amp akan menjadi sama

Berdasarkan persamaan garis lurus yang dibuat antara kekerasan tablet (Kp) dengan kadar locust bean gum maupun kalsium sulfat didapatkan bahwa r hitung lebih kecil dari pada

Misalnya saat Bapak Komang Antara (Hindu, 25) menawarkan makanan kepada rekannya Bapak Fikri (Islam, 37). Dalam menyikapi maksud dari Bapak Komang yang menawarkan