• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANFORMASI MEDIA PERIKLANAN DALAM SOSIA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TRANFORMASI MEDIA PERIKLANAN DALAM SOSIA (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012

TRANFORMASI MEDIA PERIKLANAN DALAM SOSIAL MEDIA (ANALISA IKLAN

PADA

FAN PAGE FACEBOOK

WRP)

ILHAMSYAH

Program Studi DKV, STISI Telkom e-mail : tweve@rocketmail.com

dipublikasikan pada jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012

Abstract

The change of landscape media from the traditional media (broadcast and print media) which tends to be one-way turns into the interactive internet media (social media), also participates in affecting the change in the whole advertising world. The ability of social media, in this case facebook in customizing its message, makes it become the most popular social network media today. The strength to persuade the users is used by the advertisers to offer their products . It is because the social media is able to create buzz (talks) and the word-mouth promotion. Community of social media users create groups called the internet community, and they are tied emotionally. They are grouped since they have the same purposes, interests, problems, and information. Marketers realize this as an opportunities for their attachment to create promotional buzz or mouth of mouth because this campaign is very powerful to persuade the future potential consumers. Besides that, the product purchasing decisions by consumers, in general, is very grounded by emotional mind.

Keywords: Social Media, Advertising, Life Style, Facebook, Persuation

1. Latar Belakang

Ketika menyaksikan video presentasi dari www.socialnomics.com, yang membahas begitu dahsyatnya perkembangan media sosial di dunia, media sosial ternyata telah mengambil alih posisi pertama aktifitas di internet dari pornografi. 50% penduduk didunia yang berumur 30 tahun 96%nya terlibat dalam media sosial, dan bayangkan pengikut Asthon Kutcher dan Birtney Spears di Twitter melebihi populasi Negara Swiss, Israel, dan Swedia.

Apabila jumlah penduduk Facebook diposisikan dalam populasi dunia mereka

(2)

2 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 www.youtube.com/watch?v=TJNXWoNum

n0).

(Sumber:www.youtube.com/watch?v=TJN XWoNumn0)

Begitu pula di Indonesia, kita bisa melihat hampir tidak ada yang tidak membawa gadget yang terhubung dengan internet, dari tukang ojek hingga eksekutif, dari anak-anak sekolah dasar hingga mahasiswa, semuanya tidak terlepas dari alat komunikasi bergerak.Membawa laptop yang terhubung dengan internet menjadi pemandangan lumrah di mal-mal, kampus, sekolah-sekolah, café, selama disitu ada jaringan wifi pasti ada segerombol anak muda nongkrong sambil berselancar di internet. Terdapat sekitar 180 juta ponsel yang kini dipakai pelanggan Indonesia, dan 50% di antaranya dapat mengakses internet. Ketika semua terhubung dalam internet, batas-batas geografis menjadi hilang, seseorang yang online di Cicadas dalam

sekejap ada di Tokyo, dan seseorang yang berada di papua tiba-tiba bisa bertukar gambar dengan saudaranya di Jakarta. Penggunaan sebanyak itu di dunia digital menimbulkan gairah besar dalam jejaring sosial (internet), yang secara langsung mengubah peta pemasaran, mengurangi daya pengaruh media konvensional (cetak dan udara), memporak-porandakan bisnis warnet dan industri rekaman, membentuk kekuatan promosi baru, kewirausahaan baru, mematikan peran tempat (place), menumbuhkan cara baru berusaha (toko online) dan melahirkan selebritis-selebritis baru (Kasali, 2011, h.12-13).

(3)

3 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 h.346). Menurut Kartajaya dalam kata pengantarnya di buku The Fall of Advertising & Rise of PR karya Al Ries dan Laura Ries (2003) mengatakan kemajuan teknologi informasi yang menggabungkan komputer dan komunikasi telah menjadikan pelanggan semakin emosional bukan melulu rasional (2003, h.x). Menurutnya teknologi informasi ternyata menghasilkan pesan-pesan emosional ketimbang rasional, seperti status facebook, twitter, maupun isi blog.Dalam perbicangan di media sosial tumbuh personal conversation, seperti status yang sangat pribadi, lalu di comment oleh rekannya (baik yang iba, simpati, atau bahkan mentertawakan), yang merupakan jenis komunikasi yang paling efektif. Kartajaya mengungkapkan personal conversation adalah komunikasi pelanggan dari mulut ke mulut, yang lebih dikenal dalam pemasaran sebagai word of mouth(Ries, 2003, h.xi).

Teknologi informasi atau internet menciptakan sasaran baru (komunitas) dan kini iklan dapat dikustomisasi ke konsumen individual. Kustomisasi ini makin berkembang dan karenanya akan makin penting untuk mengenali audiensi sasaran dan membuat iklan yang membidik kebutuhan individual. Teknologi interaktif atau yang dapat juga diterjemahkan menjadi internet dan komunikasi nirkabel (mobile phone), telah mengubah lanskap media dan membuat bentuk komunikasi yang lebih dekat, interaktif dan personal menjadi lebih pe ti g agi pe gikla . Advertisi g Baru ini menantang orientasi periklanan

(4)

4 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 2. Periklanan

Periklanan sudah menjadi bagian sehari-hari kita, dari mulai bangun tidur hingga kembali terlelap di malam hari hidup kita dikelilingi oleh iklan. Sesuai dengan cara kerja iklan, mereka terus-menerus mendoktrinasi pikiran konsumen dengan tujuan membenamkan pesan merek mereka dibenak kita. Dengan harapan pada saat kita membutuhkan sebuah barang atau jasa, kita akan teringat dengan merek mereka. Namun kondisinya sekarang menjadi tidak relevan lagi semenjak teknologi informasi memimpin cara berperilaku dan gaya hidup kita. Ada baiknya kita mengulas ulang secara singkat keberadaan periklanan dari awal kemunculannya.Sandra Moriarty menggabarkan dengan jelas dalam bukunya yang berjudul Advertising (2011), beliau memaparkankan periklanan adalah bentuk komunikasi yang kompleks yang beroperasi untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen. Periklanan adalah jenis komunikasi pemasaran, yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. Penciptaan pesan dan mengirimkannya kepada orang dengan harapan orang itu akan bereaksi dengan cara tertentu adalah cara kerja dasar dari periklanan. Iklan adalah pesan yang kebanyakan dikirim melalui media.Jika konsumen bereaksi

sebagaimana yang dikehendaki pengiklan, maka iklan itu dianggap efektif. Istilah advertisement atau periklanan muncul pada tahun 1655, dan pada 1660 para penerbit sering menggunakan kata itu sebagai judul koran rubrik informasi komersial. Revolusi industri mengubah teknologi dan sosial menjadi semakin cepat sejak akhir 1700-an. Periode ini berdampak luas karena pabrik-pabrik dapat memproduksi lebih banyak barang dan dengan akses kereta api yang meluas, orang perlu tahu tetang barang-barang ini dan inilah awal dari datangnya media komunikasi baru, seperti majalah dan katalog. Pada masa itu pula terjadi pergeseran bahasa iklan dari hanya bahasa pengantar produk (informasi) menjadi bahasa yang lebih hiperbolis atau berlebihan (Moriarty, 2011, h.6-8).

(5)

5 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 apakah periklanan itu efektif atau tidak.Semua strategi periklanan dimulai dengan mengidentifikasi orang-orang menjadi tujuan pesan iklan, atau yang disebut targeting dan hal ini terkait erat dengan strategi periklanan (2011, h. 22). Targeting dihubungkan dengan era teknologi telekomunikasi (internet) mengalami pergeseran, dari segementasi (Geografis, Psikografis, Demografi) menjadi Communitation (komunitas), karena dalam media sosial mereka berkelompok membentuk komunitas-komunitas (Kartajaya, 2008, h.55).

3. Sosial Media

Hingga saat ini belum ada pendefinisian yang baku mengenai media sosial. Mengutip yang dikatakan oleh Turnomo Rahardo dalam Komunikasi 2.0, media sosial seperti facebook dan twitter merupakan media jejaring yang memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan jejaring secara online (2011, h.14). Wikipedia secara definitif menjelaskan media sosial adalah media jejaring menggunakan internet sebagai basis, dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi informasi, menyampaikan pesan, memberi komentar terhadap masukan dari pesan yang di tulisnya, dan seterusnya. Dan semua hal tersebut dilakukan tanpa hambatan jarak dengan waktu yang sangat cepat. Rhenald Kasali dalam bukunya berjudul Cracking Zone(2011) mengungkapkan para pelaku jejaring sosial saling membentuk opini, mengekspresikan diri, mencari kawan,

saling memberikan informasi kejadian-kejadian sehari-hari, merekomendasikan produk atau jasa yang mereka gunakan, dan lain sebagainya (2011, h.38).

(6)

6 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 produk yang akan dipasarkan. Sehingga memudahkan menemukan pesan persuasi apa yang tepat dalam kampanye periklanan di jejaring sosial tersebut.

4. Komunitas

Komunitas dapat diartikan sebagai kelompok dalam kajian Psikologi Sosial.Penulis menemukan beberapa pengertian kelompok yang dilihat dari berbagai sudut pandang terhadap kelompok tersebut seperti persepsi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 (dalam Walgito, 2007) yang menggunakan istilah social group sebagai satu unit yang terdiri dari atas beberapa anggota yang memiliki persepsi bersama tentang kesatuan mereka.Sedangkan Bass (Walgito, 2007, h.7) menitikberatkan pengertian kelompok pada penghargaan dari kelompok terhadap individu-individu yang terlibat di dalamnya.Lain halnya yang dikemukakan oleh Brigham (Walgito, 2007, h.8) yang memandang kelompok memiliki interaksi, pengaruh, serta tujuan bersama.Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik gambaran bahwa keterlibatan individu dalam kelompok sebagain besar berdasarkan pengalaman emosi (persepsi, penghargaan, dan pengaruh).Dapat dikatakan komunitas adalah sekelompok individu yang terlibat secara emosi.Melalui media sosial, aktivitas pengungkapan diri (penghargaan, pengaruh, dan persepsi) dapat dilakukan tanpa hambatan psikologis, karena sifatnya yang tidak bertatap muka.Turnomo Rahardjo dalam Komunikasi 2.0 (2011, h.14) mengatakan

dalam media sosial penetrasi sosial seperti layaknya dalam jalinan komunikasi antar pribadi, dari tahapan orientation menuju stable exchange bisa berjalan intensif.Sehingga komunikasi melalui media sosial memungkinkan para penggunanya dapat menciptakan solidaritas sosial.

(7)

7 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 mungkin sudah berubah-ubah sekian ratus kali dalam jangka waktu tersebut. Mereka dibentuk oleh content dan sangat addicted (kecanduan) dengan media sosial. Hidupnya dari detik ke detik ada didepan jaringan sosial digital tersebut. Sebagai gambaran di Indonesia pada akhir 2008 pengguna internet mencapai 24,5 juta orang, dan 15 juta orang diantaranya mengakses lewat mobile device. Data dari persahaan selular XL sepanjang tahun 2009 pengguna internet boardbrand meningkat 269 persen bila dibanding tahun 2008 (Kasali, 2011, h. 35).Selain itu mereka cenderung narsis, multi tasking, dan partisipatif. Internet sudah menjadi gaya hidup karena internet menjadi pilihan penting dalam kehidupan masyarakat urban. Ia telah mengisi waktu-waktu kosong setiap generasi, sejak bangun pagi sampai tidur. Entah diperjalanan, dirumah, di kantor, dan di tempat-tempat rekreasi. Ia telah mengambil porsi waktu dan membentuk perilaku seseorang.

5. Peran Media dalam Page Facebook WRP

WRP sebagai salah satu produk susu penurun berat badan (weight loss) turut memanfaatkan jejaring sosial facebook dalam menawarkan kelebihan produknya. W‘P de ga tagli e ya Sure You Can Do’ meluncurkan program Sure You Can Do Challenge melalui akun facebooknya. Sure You Can Do Challenge adalah program WRP yang menantang peserta, pengguna facebook yang terkait (link) dengan akun facebook W‘P elalui to ol Like,

untuk dapat menurunkan berat badan dengan waktu yang telah ditentukan.Syarat yang harus dilakukan oleh peserta berat badan yang dicapai adalah berat badan ideal, treatment penurunan berat badan sesuai instruksi WRP, dan dalam prosesnya menggunakan produk-produk WRP.Saat program ini diluncurkan pengguna facebook yang meng-like halaman WRP berjumlah 9.293 peserta, sedangkan follower di twitter mencapai 58.163 orang. Selain itu pula dalam setiap kesempatan, baik dalam facebook, twitter, maupun websitenya, WRP selalu memberikan berita, tips, cara mengukur tubuh ideal, dan penjelasan kegunaan serta kelebihan dari produk-produk WRP. Dengan kelebihan media sosial, WRP dapat memanfaatkan para pengguna akun facebook tidak hanya sebagai pemirsa (konsumen) tetapi sekaligus berperan memproduksi berita. Dapat dibayangkan satu informasi dapat tersebar kembali dengan sebaran yang sangat banyak, atau yang dikatakan oleh Jandy E. Luik dalam Komunikasi 2.0 (2011. h:113) dengan istilah one to many.

(8)

8 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 mengatakan bahwa keputusan pembelian terutama produk bermerek berdasarkan pikiran emosional (2011, h. 22), dapat disimpulkan bahwa media sosial facebook merupakan tempat yang ideal untuk menyiarkan pesan persuasi yang melibatkan pikiran emosional. Sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh Kartajaya di atas, komputer dan komunikasi dalam teknologi informasi telah menjadikan pelanggan semakin emosional. Kartajaya menambahkan, ads clutter alias banjir iklan sudah demikian merepotkan pelanggan, dan menghasilkan noise membuat pelanggan menjadi binggung. Karena kebinggungan itu maka pelanggan menutup diri dari iklan lalu memanfaatkan masukan dan nasihat teman atau orang-orang terdekat dalam memfilternya.Hal ini menjadikan word of mouth ini menjadi tumbuh subur dan menjadi alat promosi yang ampuh (Ries, 2003, h. xi).

Selain itu menurut penelitian Lindstorm (2011. h: 46) pemirsa akan memiliki ingatan kuat terhadap merek apabila merek tersebut ikut terintegrasi dalam alur cerita. Lindstorm memberi contoh sebuah penelitian yang ia lakukan terhadap pemirsa setelah menyaksikan film E.T., Elliot sang pemeran utama e a faatka per e ‘eese s Pie es sebagai penarik perhatian E.T. agar mau keluar dari hutan. Hasil penelitian tersebut menunjukan pemirsa memiliki ingatan kuat terhadap erek ‘eese s Pie es. Hal ini berlaku pula pada WRP yang menempatkan produknya terintegrasi dalam program Sure You Can Do

Challenge, serta menjadi poin penting dari program pelangsing badan tersebut. Selain itu penggunaan media sosial memudahkan proses penekanan keberadaan merek di benak konsumen, karena interaksinya dilakukan secara terus-menerus dan saling berkaitan.

(9)

9 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 menanggapi kehadiran medium baru, atau satu-satunya pilihan lain adalah mati (2003, h.35-36).

6. Analisa dan Kesimpulan

Dalam kajian gaya hidup, WRP memanfaatkan media sosial sebagai medium untuk membentuk personalitas, gaya, citra, dan cara differensiasi status sosial yang berbeda antara satu anggota facebook dalam lingkungan sosialnya (online maupun offline). Personalitas wanita aktif sehat serta menarik coba dibangun dengan memanfaatkan WRP dengan menampilkan pemenang kontes tersebut beserta profesinya. Citra bahwa untuk menurunkan berat badan adalah sebuah usaha yang sulit, dibentuk terkesan bukan impian dengan kalimat …Dulu i pia , “ekara g ke yataa … .Pe ghargaa i dividu ya g langsing dan menarik didalam kelompoknya (online maupun ofline) menunjukan rekayasa konsumer oleh WRP dalam sebuah sistem kapitalis (Piliang. 2011). Hal ini menjadi menarik karena seperti yang diungkapkan oleh Hermawan Kartajaya dalam New Wave Marketing (2008) bahwa pasar telah menjadi datar akibat pergerakan internet 2.0, tidak ada perbedaan antara marketer dan customer karena mereka telah berbaur dalam jejaring sosial (media sosial). Beliau pun mengatakan teknologi Web 2.0 mengubah internet bersifat interaktif dan dinamis, individu dapat dengan mudah mengekspresikan dirinya, melakukan

(10)

10 Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.1 No.1 2012 WRP adalah klaim yang jujur dan kuat, karena endorsement datang dari mereka

sendiri (anggota komunitas facebook dan WRP).

DAFTAR PUSTAKA:

Moriarty, S., Mitchell, N. & Wells, W. 2011.Advertising. Jakarta: Kencana

Lindstrom, M. 2011. Buy-Ology Rahasia di Balik Keputusan Membeli. Jakarta: Elex Media Komputindo

Kasali, R. 2011. Cracking Zone. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ries, Al., Ries, Laura. 2003. The Fall of Advertising &The Rise of PR. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hamidati, Anis., dkk. 2011. Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: ASPIKOM

Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Kartajaya, Hermawan. 2008. New Wave Marketing: The World is Still Around, The Market is Already Flat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Fidler, Roger. 2003. Mediamorfosis: Memahami Media Baru. Yogyakarta: Bentang Budaya

http://female.kompas.com/read/2010/03 /27/19495920/Sure.You.Can.Do.Challenge .dari.WRP.Diet.Center. (18 Oktober 2011)

www.wrp-diet.com (17 Oktober 2011)

Gambar

gambar dengan saudaranya di Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Metode kerja kelompok yaitu dimana siswa dikelompokan dengan cara sesuai kebutuhan. Berdasarkan jumlah siswa ada kelompok yang berjumlah 4, 5, atau 6 siswa.

Tujuan Tugas - Tujuan tugas adalah agar mahasiswa dapat memahami konsep keamanan dan kontrol sistem informasi serta peranan pengendalian dan pengawasan sistem informasi

1) Xa adalah absis, Ya adalah ordinat dan Za adalah elevasi atau ketinggian tempat. 2) Xa dan Ya dinyatakan sebagai posisi panimetris karena besaran tersebut dinyatakan

Jika anda sudah menghapus product, maka akan muncul tombol Silahkan [ insert ] / [edit ] [edit] : Berfungsi untuk mengubah product yang sudah ada. [insert] : Berfungsi

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Alfamart Cabang Kertapati Palembang?Tujuan yang

Emanuel Kristijadi, M.M yang telah membingbing dengan baik, sabar, dan telaten sehingga saya bisa lulus dalam skripsi ini. Saya mohon maaf

Besides the Create drop-down menu, which is another location from which you can access some of the Assets menu’s functionality, one of the main features of the two-column Project