• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Penderitaa (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Penderitaa (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia, Tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur seberapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.

Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga Tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.

Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tahu kapan, jam berapa, menit berapa, dan detik berapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik-baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Penderitaan.

2. Hubungan Manusia dan Penderitaan.

3. Bagaimana Manusia Menghadapi Penderitaan. 4. Sebab-sebab Penderitaan beserta Contohnya. 5. Siksaan.

6. Kekalutan Mental.

7. Penderitaan dan Perjuangan.

8. Penderitaan, Media Massa dan Seniman.

9. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia. 10. Study Kasus.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan. 2. Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan. 3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut

(2)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Penderitaan

Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta ‘dhra’ artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam, ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari Tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat, contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang ingin mengakhiri hidupnya.

Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

2.2. Hubungan Manusia dan Penderitaan

Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada di isi jagad raya ini. Beliau menciptakan makhluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan. Makhluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan

keinginannya. Perlu di pahami makhluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuhkan air dan udara, dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukan penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.

Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi

(3)

penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selalu berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap

memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.

Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat. Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang

membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apabila manusia tidak mampu

melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.

2.3. Bagaimana Manusia Menghadapi Penderitaan

Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya, selain itu bisa juga dengan bantuan ahli psikis.

2.4. Sebab-sebab Penderitaan beserta Contohnya

2.4.1. Penderitaan yang Muncul Karena Perbuatan Buruk Manusia

Penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. Contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. Dari sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. Dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak

(4)

2.4.2. Penderitaan yang Muncul Karena Suatu Penyakit / Siksaan (Azab dari Allah)

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimis dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata, hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah

Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

2.5. Siksaan

Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang

menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.

Ada beberapa siksaan yang bersifat psikis:

1. Kebimbangan

Siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukam pilihan yang mana akan mereka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.

2. Kesepian

Kesepian disini bukan diartikan seseorang yang tinggal dihutan maupun tinggal ditempat yang tidak ada penghuninya tetapi merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.

Sebaiknya kesepian harus segera diatasi agar kita tidak mengalami penderitaan batin dan biasanya kita membutuhkan sesesorang yang dapat diajak berkomunikasi dan menghayati kesepian yang kita alami.

3. Ketakutan

(5)

oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain:

a. Claustrophobia dan Agoraphobia

Claustrophobia adalah ketakutan terhadap ruangan tertutup. Sebaliknya, Agoraphobia yaitu ketakutan berada ditempat terbuka.

b. Gamang

Ketakutan berada di tempat yang tinggi. c. Kegelapan

Ketakutan terhadap tempat yang gelap. d. Kesakitan

Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. e. Kegagalan

Ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

2.6. Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.

Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :

1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.

2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.

4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial.

5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri (orang-orang melankolis).

6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

Tahap-tahap gangguan jiwa:

1.

Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.

(6)

3.

Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.

5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.

6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental:

1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. 2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang

bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.

3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.

Proses-proses kekalutan mental:

Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu. Misalnya melakukan sholat tahajud, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah

kejatuhan dalam hidupnya.

Negatif, trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain:

1. Agresi

Berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat

membahayakan orang sekitarnya.

2.

Regresi

Kembali pada pola perilaku yang primitive atau ke kanak-kanakan.

3.

Fiksasi

(7)

4.

Proyeksi

Merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.

5. Identifikasi

Menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya. 6. Narsisme

Self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.

7. Autisme

Menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:

1. Orang yang terlalu mengejar materi. 2. Anak-anak muda

3. Wanita

4. Kota-kota besar

5. Orang yang tidak beragama

2.7. Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkannya sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia,

melainkan juga menderita. Karena itu hidup manusia tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,

masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

2.8. Penderitaan, Media Massa dan Seniman

(8)

dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.

Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

2.9. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan.

Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan

mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.

2.10. Study Kasus

Contoh nyata dalam kehidupan ketika seseorang mengalami siksaan dalam

penderitaan seperti banyaknya kasus bunuh diri. Salah satunya adalah artis cantik yang berasal dari negri ginseng Korea Selatan Jang Ja Yeon, ia tewas bunuh diri dengan mengenaskan di rumahnya pada tahun 2009. Artis cantik yang memiliki peran di drama Boys Before Flowers ini mengakhiri hidupnya di karenakan mengalami depresi yang berkelanjutan.

Ia memilih gantung diri di kamar mandi rumahnya di karenakan ia tidak tahan dengan kerasnya dunia hiburan di negri tersebut. Sebelum ia meninggal Jang Ja Yeon menceritakan apa yang ia alami dalam sepucuk surat, ia mengaku bahwa ia telah dieksploitasi dan di lecehkan secara seksual selama berkarir di dunia hiburan.

Jang Ja Yeon di paksa menjadi budak seks untuk orang-orang kaya demi

(9)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kehidupan manusia tidak akan datar pasti bergelombang. Maksudnya pasti ada saat-saat yang menyenangkan dan menyusahkan. Penderitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia. Rasa sakit, siksaan menuntut manusia untuk bangkit menjadi lebih baik namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan mental. Apabila manusia tidak mampu melewatinya sesuai dengan khaidah agama, manusia akan mendapat penderitaan di akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka.

Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk menahan atau menyikapinya. Ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan ada pula yang negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah peluang dalam melakukan sebuah inovasi baru. Sedangkan yang negatif, ia akan trauma dan membuat kondisinya menjadi labil karena terlalu berlebihan menyikapi penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani dan jasmani setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa merusak psikis kita.

3.2.

Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/

http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-penderitaan.html http://hadiprianto.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-penderitaan.html

http://yahotsiahaan.blogspot.com/2013/04/manusia-dan-penderitaan.html http://eresha97.blogspot.com/2013/11/tugas-2-ilmu-budaya-dasar-tentang.html https://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-kebudayaan/

http://ulfamvn.blogspot.com/2012/12/6-manusia-dan-penderitaan.html

Referensi

Dokumen terkait

To check whether the Equation (2) is valid to find the optimal slope, the solar radiation was measured on each orientation, start from North, East, South, and West with a 10

Analisis spektrum respons harus dilakukan dengan menggunakan suatu nilai redaman ragam untuk ragam fundamental di arah yang ditinjau tidak lebih besar dari nilai yang terkecil

Dari hasil penelitian ditinjau dari masing-masing kriteria pada pemeriksaan menggunakan kriteria Amsel didapatkan bahwa ditemukannya clue cells pada

Ia adalah Sekretaris Tim Penyunting Buku Pemikiran Guru Besar Institut Pertanian Bogor: Persfektif Ilmu-ilmu Pertanian dalam Pembangunan yang diterbitkan pada tahun

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2006) yang menemukan bahwa karyawan perempuan cenderung lebih memiliki stres kerja yang

Indonesia sudah mendirikan kooperasi dengan Malaysia di dalam membebaskan pembagian informasi seperti di kasus dari Atrium Plaza di Jakarta dan Tawao. Indonesia, Malaysia dan

Dalam Pra Proposal dan Proposal Lengkap, harus mencakup dan menguraikan tentang: (a) Pendekatan strategis, (b) Technology roadmap dan rekayasa sosial yang relevan,

Nugroho SN, M.Si selaku Kasi Pembinaan Perdagangan dan Pemasaran , bahwa Kampoeng Bebek dan telur Asin Desa Kebonsari Sidoarjo dahulu hanya mempunyai satu prodak olahan