• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI NILAI NILAI AL QURAN DALAM PEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRASI NILAI NILAI AL QURAN DALAM PEM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI NILAI-NILAI AL-

QUR’AN DALAM

PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MATERI PELUANG

Alfi ‘Inayatul Firdaus

Jurusan Tadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung

e-mail: firdausalfi331@gmail.com

ABSTRAK

Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipelajari dan diamalkan seluruh isinyaleh umat Muslim di bumi ini. Allah menugaskan manusia hidup yaitu sebagai wakilnya di bumi (khalifatullah) dan sebagai hambanya (abdullah) di bumi. Allah sudah menurunkan Alquran dengan tujuan dapat dipahami isinya dan diamalkan oleh manusia. Perlu diketahui bahwa dalam Alquran banyak mengandung ilmu-ilmu pengetahuan. Salah satu mata pelajaran yang banyak dibahas dalam Alquran adalah Matematika. Mulai dari konsep sederhana bahkan sampai yang rumit, Allah telah mengemas dengan baik dalam Alquran. Implementasi integrasi nilai-nilai Alquran dan matematika merupakan salah satu cara menanamkan nilai-nilai positif kepada peserta didik. Integrasi nilai-nilai Alquran dapat menyeimbangkan kecerdasan spiritual dan intelektual siswa, contohnya dalam pembelajaran matematika, khusunya pada materi peluang. Didalam materi peluang terdapat berbagai nilai yang baik, salah satunya tentang takdir Allah, berdoa, berihtiar, dan tawakkal atas ketentuan Allah. Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan ini adalah menunjukkan bagiamana integrasi nilai-nilai Alquran dalam pembelajaran matematika materi peluang.

Kata Kunci: Integrasi, Nilai-Nilai Alquran, Pembelajaran Matematika, Peluang

ABSTRACK

Alquran is the word of Allah as revealed to the Prophet Muhammad to be learned and practiced the entire contents for Muslims on this earth. God commissioned lifelike that as his representative on earth (khalifatullah) and a slave (abdullah) on earth. God has lowered the Alquran with the aim of its contents can be understood and practiced by humans. Keep in mind that the Alquran contains many sciences. One of the subjects discussed in the Alquran is Mathematics. Ranging from simple concepts to complex even, Allah was packed well in the Alquran. Implementation of the integration of the values of the Alquran and mathematics is one way to instill positive values to learners. Integration of the values of the Alquran can balance the intellectual and spiritual intelligence of students, for example, in mathematics, especially in the matter of opportunity. There are many different opportunities within the material good value, one of the acts of God, pray, ihtiar, and resignation over the provision of God. Therefore, the purpose of this paper is to show how North integration of the values of the Alquran in mathematics learning material opportunities.

Keywords: Integration, Values of the Al-Quran, Mathematics Learning, Probability

1. PENDAHULUAN

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan.

(2)

―mempelajari‖. Patut diduga bahwa kedua kata itu erat hubungannya dengan kata Sansekerta ―medha‖ atau ―widya‖ yang artinya ―kepandaian‖, ―ketahuan‖ atau ―intelegensia‖.1

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari matematika. Salah satu

manfaat dalam mempelajari matematika pada penerapan kehidupan sehari-hari adalah dapat

menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan konsep secara matematis. Semua

bidang dalam kehidupan hampir tidak ada yang tidak menggunakan matematika. Dalam bidang

keagamaan, contohnya dalam setiap melakukan ibadah sholat, manusia mengenal jumlah waktu

sholat dalam satu hari satu malam dan jumlah rakaat sholat. Contoh lainnya adalah saat

membaca Alquran yang didalamnya terdapat ayat, nomor juz, dan nomor surat. Hal ini

menunjukkan bahwa Alquran telah mengenalkan konsep-konsep bilangan didalamnya.

Matematika mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar. Kemampuan berpikir

yang dikembangkan misalnya adalah berupa berpikir secara sistematis, logis, analitis, kritis, dan

kreatif. Sedangkan kemampuan bernalar yang dikembangkan adalah diantaranya bernalar

dengan benar secara deduktif, tanpa melupakan bernalar secara induktif.2 Dalam pembelajaran

matematika sekarang ini banyak siswa yang menganggap matematika adalah suatu pelajaran

yang menakutkan. Dalam pemikiran siswa, belajar matematika adalah hanya tentang bagimana

menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Padahal, dalam pembelajaran bisa dijadikan suatu

cara menanamkan karakter nilai-nilai islami sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan peserta didik, dengan mengintegrasikan kompetensi dasar yang ada.

Alquran diturunkan Alah kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman

hidup dan diamalkan oleh umat muslim. Sekitar 600 tahun sebelumnya, Alquran telah

menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis.3 Hal ini sesuai dengan fiman

Allah surat Al-Qomar ayat 49 yang berbunyi:

رَدَقِب اَهُ ناَقْلَخٍءْيَش َلُك اَنِا

Artinya : “Sungguh Kami menjadikan tiap-tiap sesuatu dengan kadar (takdir yang

ditentukan)4

Berdasarkan ayat di atas, ternyata begitu rapi Allah mengatur segalanya di dalam

Alquran. Oleh sebab itu, perlu lah manusia mempelajarinya agar dapat memahami matematika

dengan baik. Melalui prmbelajaran matematika, nilai-nilai Alquran dapat diintegrasikan

1 Hardi Suyitno, Pengenalan Filsafat Matematika , (Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2014).

2 Abdussakir and Rosimanidar, ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik

Pembelajarannya,‖ in Makalah Seminar Nasional Integrasi Matematika Di Dalam A-Qur’an Dengan tema "Built a Competitive and Intellectual Young Mathematician Trough Mathematics Competition and Integrating Islamic Values in Mathematics Learning (Bukittinggi, 2017), 2.

3

Abdussakir, ―Umat Islam Perlu Menguasai Matematika‖ (Konferensi dan Seminar Nasional Matematika Islam I, n.d.).

4

(3)

kedalam setiap materi yang disampaikan. Guru merupakan kunci dalam bagaimana cara

mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam setiap materi pelajaran. Contohnya dalam

pembelajaran matematika, pada materi peluang. Peluang merupakan sebuah cara yang

digunakan dalam memperkirakan seberapa besar suatu kejadian akan berlangsung. Peluang

suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya kemungkinan-kemungkinan

yang muncul dengan semua hasil yang mungkin pada suatu kejadian. Contohnya seperti

pelemparan mata dadu satu kali, peluang munculnya angka benomor 2 adalah 1/6. Contoh peluang yang tidak dinyatakan dengan angka adalah ―kemungkinan akan turun hujan‖.

Jika diintegrasikan dengan nilai-nilai dalam Alquran, Peluang atau probabilitas ini

merupakan ilustrasi dari semua kejadian yang ada di alam semesta. Semua kejadian di alam

semesta ini adalah berdasarkan atas kehendak Allah SWT, manusia hanya dapat berusaha

memperoleh peluang dari apa yang diinginkan, dengan senantiasa berdoa dan tidak lepas dari

ketentuan Allah SWT.

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis memcoba menuliskan tentang integrasi

nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika, khusunya integrasi Alquran pada materi peluang.

2. PEMBAHASAN

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan berfungsi dalam

rangka membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.5

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia diharapkan

dapat membentuk manusia yang mampu menyeimbangkan nilai akidah, akhlak, dan nilai syari‘ah.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan pendidikan nasional tersebut ada 4 (empat) strategi

internalisasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas, yaitu:

a. Infusi, dalam mengajarkan matematika, guru menekankan aspek nilai Alquran yang

ada dalam materi

b. Analogi, dalam mengajarkan matematika, guru melakukan analogi nilai kebaikan.

c. Narasi, dalam mengajarkan matematika, guru menceritakan kisah-kisah berkaitan

dengan matematika dan matematikawa muslim untuk diambil hikmahnya.

5

(4)

d. Uswah Hasanah, dalam mengajarkan matematika, guru menunjukkan perilaku yang

patut dicontoh terkait dengan matematika, misalnya kejujuran, kesungguhan,

ketepatan, ketaatan, dan ketelitian.6

2.1 Karakteristik Matematika

Soejadi dan Sumardoyo (dalam Abdussakir, 2017: 4-7) menjelaskan karakteristik

matematika yang tidak dimiliki oleh ilmu pengetahuan yang lain. Karakteristik tersebut

sebagai berikut:

1. Memiliki objek kajian yang abstrak

Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak setiap

objek abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu ―konkret‖ dalam pikiran mereka, maka lebih tepatnya objek matematika adalah sebagai objek mental atau pikiran.

2. Bertunpu pada kesepakatan

Simbol-simbol dan istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau

konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam

matematika maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan

dikomunikasikan. Kesepakatan merupakan hal yang sangat penting. Yang merupakan

keepakatan mendasar adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak perlu

dibuktikan lagi) dan konsep primitif (pengertian pangkal yang tidak perlu

didefinisikan).

3. Menganut pola pikir deduktif

Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir

yang deduktif merupakan pola pikir yang berdasarkan kebenaran-kebenaran yang

secara umum sudah terbukti benar. Kebenara yang diperoleh dari berbagai contoh

khusus yang kemudian digeneralisasi belum bisa dikatakan deduktif atau masih

dikatakan induktif dan belum bisa diterima kebenarannya dalam matematika.

Kebenaran induktif dapat diterima setelah dibuktikan dengan penalaran yang ketat dan

logis. Meskipun matematika bersifat deduktif, para ahli matematika juga

mempertimbangkan ilham, dugaan, daya, cipta, rasa, dan fenomena dalam

mengembangkan matematika.

4. Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang terbentuk dari

beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Pada masing-masing sistem berlaku

konsisten. Artinya, dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu

6

(5)

teorema atau definisi harus menggunakan istilah konsep yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam nilai kebenarannya.

Meskipun demikian, antara sistem maupun struktur yang satu dengan yang lain tidak

mustahil terdapat pernyataan yang saling kontradiksi.

5. Memiliki simbol yang kosong dari arti

Sesungguhnya simbol matematika kosong dari arti. Simbol dalam matematika

akan bermakna jika dikaitkan dengan konteks tertentu. Hal ini lah yang membedakan

simbol matematika dengan simbol yang bukan matematika. Simbol matematika yang

kosong merupakan kekuatan matematika, yang dengannya dapat masuk kedalam

berbagai macam bidang kehidupan.

6. Memperhatikan semesta pembicaraan

Simbol-simbol matematika yang kosong, maka penggunannya perlu

memperhatikan lingkup pembicaraan atau semesta pembicarannya.

Pada karakteristik ke-lima dan ke-enam menunjukkan bahwa simbol-simbol

matematika dapat diberi arti atau makna tertentu. Apalagi jika semesta atau konteks

pembicaraannya termasuk kedalam ranah agama. Kajian mengenai matematika dan agama

memberikan peluang bahwa simbol-simbol matematika dapat diberi arti atau makana

tertentu.7

2.2 Prinsip Integrasi Matematika dan Islam dalam Pembelajaran Matematika

Dalam pengintegrasian nilai-nilai Islam perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang sesuai

dengan akidah dan syariah. Menurut Ismail Al-faruqi (Sambas, 2012) tokoh Islamisasi ilmu

mengemukakan prinsip-prinsip dalam metodologi Islam pada bidang sains adalah sebagai

berikut:8

a. Prinsip keesaan Allah

Allah adalah sang Khaliq yang meciptakan segala macam disiplin yang ada di

muka bumi ini. Allah adalah sang pencipta dan dengan segala perintah-Nya segala

sesuatu peristiwa itu terjadi. Allah adalah sebab pertama dan terakhir dari setiap segala

segala sesuatu.

b. Prinsip kesatuan alam semesta

Sebagai akibat logis dari keesaan Allah, manusia wajib mempercayai kesatuan

ciptaan Allah. Allah tidak hanya menciptakan alam semesta ini, namun Allah juga

mengatur dan mengontrol alam.

7 Abdussakir, ―Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Strategi

Analogi,‖ in Makalah Keynot Speaker Pada Seminar Nasional Integrasi Matematika Dan Nilai Islami (SI MaNIS) (Malang, 2017), 4–6.

8Samsul Maarif, ―Integrasi Matematika Dan Islam Dalam Pembelajaran Matematika,‖

(6)

c. Prinsip kesatuan, kebenaran, dan kesatuan pengetahuan

Manusia diciptakan Allah dengan diberikan akal sebagai kemampuan bernalar,

namun semua itu terbatas dan mungkin akan dapat melakukan kesalahan atau

penyimpangan. Nalar bisa melakukan kritik terhadap dirinya maupun terhadap nalar

orang lain dan kritik itu merupakan mekanisme untuk melakukan kesalahan.

d. Prinsip kesatuan hidup

Manusia merupakan makhluk Allah yang mengemban amanat bahwa

kehidupannya ditujukan untuk mengabdi kepada Allah. Pengabdian ini dapat ditunjukkan

dengan cara melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

e. Prinsip kesatuan umat manusia

Agama Islam megajarkan bahwa setiap orang adakah ciptaan Allah SWT, dan

hakekatnya manusia semua sama dihadapan Allah SWT.

2.3 Integrasi Nilai Alquran Materi Peluang

Matematika merupakan ilmu bepikir yang membantu manusia dalam memahami dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi matematika dan agama tidak

dilakukan dengan hanya sekedar mecari dalil-dalil agama untuk matematika, apalagi untuk

mengsilamkan matematika.9 Matematika merupakan sarana bagi manusia untuk mencapai

tujuan penciptaannya di bumi. Banyak manfaat yang diperoleh dari belajar matematika.

Bahkan kalau ditelaah lebih dalam, penentuan masalah warisan, zakat, ilmu hisab

menggunakan konsep dalam dalam matematika. Oleh karena itu jelas terbukti bahwa

manusia dipelajari dalam rangka memenuhi tugas manusia hidup di bumi ini tidak lain

adalah sebagai wakil Allah selama di dunia (khalifah fil ard) dan sebagai hamba Allah

(abdullah).

Dari sisi ontologis, matematika dipandang sebagai sarana yang telah disediakan oleh

Allah SWT. Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya bersumber dari Allah SWT yang

dituangkan dalam ayat-ayat kauniyah (alam semesta)n dan ayat-ayat qouliyah (Alquran).

Untuk memahami objek yang nyata, diperlukan pendekatan rasionalis, empiris, dan logis

(bayani dan burhani). Sedangkan untuk memahami objek yang ghaib diperlukan pendekatan

intuitif, imajinatif, dan metafisis (irfani).10 Kekuatan utama dalam matematika justru terletak

pada imajinasi atau intuisi yang diterima dan dibuktikan kebenarannya secara deduktif.

Pada integrasi nilai Islam dalam pembelajaran matematika yang dibahas adalah terkait

dengan materi peluang. Pokok bahasan peluang dapat diintegrasikan dengan ayat-ayat

Alquran, hal ini pernah dinyatakan dalam Depdiknas pada tahun 1999,seperti firman Allah

9

Abdussakir and Rosimanidar, ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik Pembelajarannya.‖.2

(7)

SWT dalam surat Yasin ayat 82 yang artinya ―Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka ter jadilah ia‖. Hal ini

menunjukkan betapa mudahnya Allah menciptakan segala sesuatu. Apabila Allah berkehendak menciptakan sesuatu makhluk, hanya dengan Allah SWT berfirman: ―Jadilah‖, maka dengan mudahnya terwujudlah makhluk itu.

Selain itu dituangkan dalam Surat Ali-Imran ayat 185 dan 189. Pada ayat ke 185

disebutkan firman Allah yang artinya ―Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan

sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan

dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan‖, dan pada ayat ke 189 disebutkan pula firman Allah yang artinya ―Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu‖. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang berpeluang masuk surga dan neraka, karena pada dasarnya hanya orang yang beruntunglah

yang dapat masuk surga. Keadaan ini tentu terjadi pada seseorang yang mematuhi perintah

Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Pada ayat ke 189 juga menunjukkan bahwa Allah

memiliki peluang penuh atau pasti bahwa Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi,

karena Allah adalah Yang Maha Perkasa atas segala sesuatu.

Dalam surat An-Nisaa‘ ayat 78 disebutkan juga firman Allah yang berarti ―Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng

yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini

adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini

(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah."

Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?‖. Surat ini menunjukkan bahwa setiap manusia dalam keadaan atau posisi dimanapun pasti mempunyai peluang untuk diambil ruhnya atau menemui kematian

atas izin Allah.

Alquran surat Al-Anbiyaa‘ ayat 34 dan 35 juga menyebutkan bahwa. ―Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?‖, dilanjutkan ayat ke 35 yang artinya ―Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan

kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan‖. Surat ini hampir sama maknanya dengan surat An-Nisa‘ sebelumnya, bahwa manusia tidak akan mengalami kehidupan yang kekal. Pada waktunya, manusia pasti akan

mengalami mati.

(8)

yang pertama, jadi Allah juga tidak letih jika harus mengambil kembali manusia dan

membangkitkan kembali manusia di hari kebangkitan nanti.

Besaran nilai peluang adalah antara 0 sampai dengan 1. Suatu kejadian yang

mempunyai nilai peluang 1 merupakan kejadian yang pasti atau telah terjadi. Misalnya,

kejadian siang dan malam. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai nilai peluang 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya, kejadian kucing melahirkan seekor ayam. Semakin besar nilai peluang, maka suatu kejadian akan semakin

mungkin terjadi. Kuasa Allah dapat dikatakan memiliki nilai peluang 1, karena Allah dapat

dengan mudah membuat atau menciptakan alam semesta beserta isinya atau dengan kata lain

takdir Allah itu pasti. Sedangkan segala sesuatu yang terjadi kepada manusia, manusia hanya

bisa berusaha memperoleh peluang dari apa yang diinginkan dengan cara berdoa dan ihtiar di

jalan Allah SWT.

Berdasarkan nilai-nilai Alquran di atas, dalam diintegrasikan niali-nilai yang

terkandung didalamnya terhadap peserta didik dalam pembelajaran peluang yang dapat

meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yakni tentang takdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Sejak

manusia berada dalam kandungan, ketika Allah meniupkan ruh Allah SWT telah

memberikan setiap makhluk-Nya takdir hidup. Takdir tersebut dapat diubah oleh manuisa

jika mau berdoa, berusaha dan berikhtiar kepada Allah SWT. Namun, setelah berdoa dan

berihtiar hendaknya ia menyerahkan seluruh hasilnya kepada Alloh SWT sebagai bentuk

tawakalnya.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kejadian yang terjadi di luar kendali manusia.

jika berbicara tentang peluang, maka di hadapkan dalam suatu kondisi yang belum pasti,

tetapi bisa memberikan prediksi seberapa besar keyakinan suatu peristiwa bisa terjadi. Oleh

karena itu, sebagai penghayatan terhadap takdir, ikhtiar, doa dan tawakal, maka kewajiban

manusia hanya bisa melakukan sesuatu sebaik mungkin dan hanya mampu memprediksi

kemungkinan yang akan terjadi. Adapun ukuran baik buruknya adalah norma yang

tercantum pada Alquran dan Hadist, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh, berdoa,

bertawakal. Bersyukur dan tidak sombong jika berhasil serta tidak berputus asa jika belum

berhasil.11

SIMPULAN

Pada dasarnya manusia hidup di bumi ini tidak lain da tidak bukan adalah memenuhi tujuan

penciptanaanya, yaitu sebagai khalifatullah dan abdullah. Manusia duberi akal pikiran untuk

merenungkan dan menghayati ciptakan Allah, mengamalkan segala kandungan ilmu yang Allah

11

(9)

tunjukkan. Melalui matematika, diharapkan manusia dapat mempelajarinya karena nilai-nilai dalam

matematika banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dihubungkan dengan nilai-nilai

Alquran yang menunjukkan Allah sudah membahas banyak konsep matematika didalamnya.

Contohnya tentang materi peluang, jika diintegrasikan niali-nilai yang terkandung didalamnya

terhadap peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yakni

peserta didik dapat belajar tentang takdir, ikhtiar, doa dan tawakal. Takdir dapat diubah oleh

manuisa jika mau berdoa, berusaha dan berikhtiar kepada Allah SWT. Namun, setelah berdoa dan

berihtiar hendaknya ia menyerahkan seluruh hasilnya kepada Alloh SWT sebagai bentuk

tawakalnya.

DAFTAR RUJUKAN

Abdussakir. ―Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Analogi.‖ In Makalah Keynot Speaker Pada Seminar Nasional Integrasi Matematika Dan Nilai Islami (SI MaNIS), 4–6. Malang, 2017.

———. Ketika Kyai Mengajar Matematika. Malang: UIN Maliki Press, 2007.

Abdussakir, and Rosimanidar. ―Model Integrasi Matematika Dan Al-Quran Serta Praktik Pembelajarannya.‖ In Makalah Seminar Nasional Integrasi Matematika Di Dalam A-Qur’an Dengan tema "Built a Competitive and Intellectual Young Mathematician Trough Mathematics Competition and Integrating Islamic Values in Mathematics Learning, 2. Bukittinggi, 2017.

Abdussakir. ―Umat Islam Perlu Menguasai Matematika.‖ Konferensi dan Seminar Nasional Matematika Islam I, n.d.

Maarif, Samsul. ―Integrasi Matematika Dan Islam Dalam Pembelajaran Matematika.‖ Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi 4, no. 2 (2015): 229–30.

―No Title,‖ n.d. http://www.radar-semarang.com/2017/11/25/integrasi-imtaq-dengan-materi peluang/.

Suyitno, Hardi. Pengenalan Filsafat Matematika. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2014.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Surabaya: Wacana Intelektual, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan praktis dalam penelitian ini sangat berguna bagi pemerintah dalam hal memberikan sumbangsi pemikiran akademis sebagai sarana pengsosialisasian mengenai

Selain itu juga terdapat jurnal penelitian tentang perbedaan konsep diri pada budaya dan pengaruhnya terhadap pembelian impulsif, yaitu bahwa konsep diri memiliki

Dengan demikian, norma-norma GFG ini sekaligus juga menjadi acuan bagi konstruksi kelima variabel pembangunan lembaga (organisasi, doktrin, kepemimpinan,

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul PERSEPSI GURU TERHADAP KEMANDIRIAN

Penambahan jerami dan kapur sebagai amelioran pada tanaman padi belum dapat meningkatkan komponen hasil diduga karena perlakuan tersebut juga tidak memberikan pengaruh

Teknik pengumpulan data diperoleh melalui (1) lembar observasi yang diterapkan untuk mengetahui kegiatan siswa selam proses belajar mengajar, (2) Tes objektif

Tahapan pemetaan tutupan lahan Potensi simpanan karbon bawah tegakan dapat diperoleh dari beberapa data penyusun simpanan karbon gambut, diantaranya data luas lahan

(1) Kreditur pemegang hipotek atau pemegang gadai dimaksud dalam pasal yang latu, wajib melaksanakan tuntutannya sebelum lewat waktu dua bulan, terhitung dari