• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

: Chairunnas Ar Roni

Kelas

: Sistem Informasi 1-5

Nim

: 0702173200

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS

A. Integrasi Dalam Sejarah Islam

Budaya integrasi keilmuan telah dikenalkan dan dikembangkan dengan canggih dalam sejarah intelektual islam klasik. Dalam sejarah islam, ditemukan seorang ahli astronomi, ahli biologi, ahli matematika, dan ahli arsitektur yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman seperti tauhid, fikih, tafsir, hadis, dan tasawuf. Meeskipun mereka berprofesi sebagai saintis dalam bidang ilmu-ilmu kealaman, para pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik, dan kajian-kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religious dan spiritual.

Para filsuf dari mazhab peripatetik merupakan pemikir muslim yang berhasil mengintegrasikan filsafat Yunani dengan ajaran islam yang bersumberkan kepada Alquran dan hadis. Mereka malah mampu menguasai berbagai disiplin ilmu yang terdiri atas ilmu-ilu rasional dan ilmu-ilmu kewahyuan. Al-jahiz (w.869) adalah ahli dalam bidang sastra arab, bioloi, zoologi, sejarah, filsafat, psikologi, teologi, dan politik. Al-Farabi (w.950) menguasai berbagai cabang filsafat, antara lain metafisika, etika, logika, matematika, musik, dan politik. Al-Ghazali (w.1111) adalah seorang teolog, filsuf, dan sufi. Ibn Sina (w.1037) menguasai filsafat, kedokteran, astronomi, kimia, geografi, geologi, psikologi, logika, matematika, fisika, dan puisi. Secara keilmuan, mereka menguasai banyak disiplin ilmu, dan secara personal mereka berperan sebagai seorang saintis muslim yang berpola hidup religius dan sufistik.

(2)

Integrasi ilmu dalam islam bukan hal yang baru. Sebab, para ilmuan Muslim klasik telah mengerjakan proyek keilmuan tersebut sepanjang masa keemasan islam. Mereka sukses mengintegrasikan antara dua jenis ilmu tersebut, dan mengintegrasikan keduanya dengan keyakinan dan perilaku hidup mereka sehari-hari.

B. integrasi dalam ranah Ontologi

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa Latin disebut ontologia, sehingga ontologi bermakna teori keberadaan sebagaimana keberadaan tersebut. Ontologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang esensi segala sesuatu. Ontologi merupakan bagian dari metafisika yang merupakan bagian dari filsafat, dan membahas teori tentang keberadaan seperti makna keberadaan dan karakteristik esensial keberadaan. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu tentang teori keberadaan, dan istilah ontologi ditujukan kepada pembahasan tentang objek kajian ilmu.

Para sufi awal memang lebih banyak memfokuskan kepada masalah kedekatan kepada Allh Swt., tetapi belakanganmereka meluaskan objek kajian tasawuf sampai kepada persoalan wujud, selain tasawuf juga mulai bersinggungan dengan filsafat.

Saintis Muslim sebagai peneliti alam empirik (terutama dunia mineral, tumbuhan, binatang, dan manusia) harus menyadari bahwa alam merupakan ciptaan dan manifestasi Allah Swt, dan ajaran islam mengajarkan bahwa alam merupakan tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan-Nya, sehingga penelitian terhadap alam diharapkan dapat menumbuhkan dan memperkokoh keimanan terhadap-Nya, bukan menjauhkan manusia dari-Nya sebagaimana ditemukan dalam banyak teori ilmuan-ilmuan Barat-sekuler.

(3)

terhadap-Nya, bukan menjauhkan manusia dari-Nya sebagaimana ditemukan dalam banyak teori ilmuan-ilmuan barat-sekular.

C. Integrasi dalam Ranah Epistimologi

Istilah epistimologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yang bermakna pengetahuan, dan logis yang bermakna ilmu atau eksplanasi, sehingga epistimologi berarti teori pengetahuan. Epistimologi dimaknai sebagai cabang filsafat yang membahas pengetahuan dan pembenaran, dan kajian pokok epistimologi adalah makna pengetahuan, kmungkinan manusia meraih pengetahuan dan hal-hal yang dapat diketahui.

Kajian-kajian ilmu-ilmu alam mengandalkan metode observasi dan eksperimen yang disebut dalam epistimologi Islam sebagai metode tajribi, sedangkan kajian tasawuf mengandalkan metode ‘irfani yang biasa disebut dengan metode tazkiyah al-nafs. Sebagian sufi memanfaatkan metode ‘irfani untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai dunia metafisika dan dunia fisik ( mineral, tumbuhan, hewan, dan manusia ).

Sufi seperti Ibn Arabi dan filsuf seperti Ibnu Sina memanfaatkan praktik-praktik ibadah yang kerap dilakukan oleh kaum sufi seperti zikir dan salat untuk mendapatkan ilmu mengenai banyak hal, terutama pemahaman terhadap dunia fisik dan non-fisik. Hal itu merupakan wujud ketundukan mereka terhadap Allah Swt. sebagai pemilik dan pemberi ilmu kepada manusia, dan harapan terhadap kasih sayang-Nya agar diberikan pemahaman terhadap berbagai persoalan rumit yang dihadapi dlam kegiatan akademiknya. Dari aspek ini, saintis muslim, meskipun lebih banyak mengedepankan metode tajribi dalam mengembangkan ilmu-ilmu alam, tetap perlu mengambil metode tasawuf dalam menmukan ilmu dan kebenaran, dimana kaum sufi mengutamakan metode tazkiyah al-nafs dengan melaksanakan berbagai ritual ibadah, termasuk zikir, serta melakukan praktik riyadhah dan mujahadah. Dari perspektif islam, kesucian jiwa manusia menjadi syarat utama untuk memperoleh ilmu secara langsung dari sumber asalnya, yaitu Allah Swt. yang diketahui memiliki sifat al-Alim.

(4)

Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios yang bermakna nilai dan logos yang berarti teori. Aksiologi bermakna teori nilai, investigasi terhadap asal, kriteria, dan status metafisik dari nilai tersebut. Aksiologi juga bermakna sebagai studi tentang manfaat akhir dari segala sesuatu. Jadi, aksiologi membahas tentang nilai kegunaan ilmu, tujuan pencarian dan pengembangan ilmu, kaitan antara penggunaan dan pengembangan ilmu dengan kaedah moral, serta tanggungjawab sosial ilmuan. Kajian aksiologi lebih ditujukan kepada pembahasan manfaat dan kegunaan imu, dan etika akademik ilmuan.

Referensi

Dokumen terkait

Ant-based document clustering is a cluster method of measuring text documents similarity based on the shortest path between nodes (trial phase) and determines the optimal clusters

Pengembangan  kompetensi  dan  profesionalitas aparatur  daerah  untuk  meningkatkan  kinerja dan  kapasitasnya  dalam  mengoptimalkan

WALL-FOLLOWING BEHAVIOR-BASED MOBILE ROBOT USING PARTICLE SWARM FUZZY CONTROLLER.. Andi Adriansyah 1 , and

Rencana strategi formal yang diinginkan dalam organisasi memiliki karakteristik berikut: Manajemen puncak yakni bahwa perencanaan strategis adalah

[r]

Hermantoro, “Palm Oil Production Based on Prediction of Soil Quality Using Ar- tificial Neural Model Network (ANN) ( Pred- iksi Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Ku- alitas

Tidak jarang sengketa perpajakan disebabkan oleh informasi dalam bentuk produk hukum yang terlambat sampai kepada wajib pajak, terlambatnya sosialisasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari fraksi eter ekstrak metanol Temu kunci Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht dapat diisolasi senyawa flavonoid