• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PANEN DAN PASCA PANEN JAGUNG Marg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES PANEN DAN PASCA PANEN JAGUNG Marg"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Jenis Varietas Jagung

Kelompok tani di Desa Margo Mulyo menanam jagung dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei-Juni dan September-Oktober. Beberapa jenis varietas jagung yang ditanam oleh kelompok tani di desa ini adalah pioneer 21, pioneer 27, pioneer 35 dengan harga perkampil jagung (5 kg) Rp 360.000,- dan kebutuhan per hektar adalah 20 kg. Dari hasil wawancara dengan kelompok Tani Sumber Jaya varietas jagung yang banyak ditanam dilahan mereka adalah pioneer 21. Untuk varietas jagung pioneer 35 dan pioneer 27 sendiri hanya beberapa kelompok tani yang menanamnya karena varietas jagung tersebut tidak tahan terhadap kekeringan lebih cocok ditanam pada musim hujan, tongkol jagung berukuran kecil sehingga hasil yang didapat kurang memuaskan namun beberapa petani tetap menanam varietas jagung tersebut karena kekurangan modal untuk membelian bibit jagung dan menyayangkan lahan yang tidak digunakan setelah penanaman padi sedangkan toko pertanian hanya memberi hutang bibit varietas jagung pioneer 35 dan 27. Kebanyakan dari kelompok tani di desa Margo Mulyo memilih menanam varietas jagung pioneer 21 karena tongkol jagungnya lebih besar dan terisi penuh, janggelnya kecil, ditunjukkan dengan klobot menutup sempurna sehingga akan menjamin hasil panen yang lebih baik. Dari beberapa kelompok tani yang telah diwawancarai mengakui keunggulan dari jagung pioneer 21 karena hasilnya jauh lebih memuaskan pada saat pemeliharaan tidak memerlukan banyak air, tahan terhadap kekeringan, tahan di segala cuaca dan kondisi dengan perakaran yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak mudah terserang penyakit.

(2)

pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan pupuk NPK Phonska, sekali pemupukan untuk luas lahan 1 Hektar petani membutuhkan 5 karung pupuk Urea dan 5 Karung pupuk NPK Phonska.

Gambar 5.1. Varietas jagung pioneer 21 (Kamis, 22 September 2016)

5.2. Ciri – Ciri Jagung Siap Panen

Penentuan waktu panen yang biasa digunakan oleh petani di Desa Margo Mulyo adalah berdasarkan daun, batang, dan kelobot mulai mengering dan berwarna kecoklatan, biji berwarna mengkilat kuning kemerahan. Firmansyah, et al. (2004) menyatakan bahwa jagung yang siap dipanen biasanya ditandai dengan daun dan batang tanaman mulai mengering dan berwarna kecoklatan. Selain itu, juga dapat diketahui dari adanya lapisan hitam pada pangkal biji jagung (black layer). Apabila pada pangkal biji sudah ditumbuhi lebih dari 50% lapisan hitam, maka tanaman sudah masak fisiologis. Petani di sejumlah daerah memanen jagung setelah umur panen tercapai (daun dan batang jagung telah berwarna coklat). Menurut Purwono dan Purnamawati (2007) pemanenan dilakukan pada saat jagung telah mencapai masak fisiologis atau pada tingkat kematangan tertentu, tergantung tujuan pemanfaatannya. Jagung untuk dikonsumsi muda dapat dipanen sekitar umur 68 – 70 hari. Sementara jagung yang dipanen untuk pipilan kering pada umumnya dipanen rata-rata pada umur 100 - 110 hari setelah tanam.

(3)

panen menentukan mutu biji jagung. Pemanenan yang terlalu awal menyebabkan banyaknya butir muda sehingga kualitas dan daya simpan biji rendah. Sebaliknya, pemanenan yang terlambat menyebabkan penurunan kualitas dan peningkatan kehilangan hasil akibat cuaca yang tidak menguntungkan atau serangan hama dan penyakit di lapang. Di desa Margo Mulyo panen dilakukan saat umur tanaman jagung berkisar antara 120 hari yang ditandai daun, batang, and klobot jagung berwarna kecoklatan. Kondisi tersebut dapat lebih cepat bila cuaca cukup terik dan lahan tidak basah.

Gambar 5.2. jagung siap panen (Sabtu, 24 September 2016)

5.3. Metode Pemanenan

Pemanenan jagung di Desa Margo Mulyo dilakukan secara manual dengan menyewa tenaga manusia untuk memanen jagung. Untuk luas lahan 1 Hektar dapat diselesaikan dalam waktu sehari tetapi jika cuaca tidak memungkinkan waktu pengerjaan dapat dilakukan 2-3 hari dengan tenaga pemanenan berkisar 24 orang, yang terdiri dari 15 perempuan dan 9 laki-laki. Biaya sewa per orang untuk tenaga wanita adalah Rp 50.000,-/hari dan tenaga laki-laki Rp 60.000,-/hari. Waktu panen dimulai dari pukul 07:30 – 11:00 dan dilanjutkan pukul 13:30 -16:30.

(4)

5.4. Proses Panen Jagung

5.4.1. Peralatan Panen Jagung Manual

Peralatan panen secara manual yang digunakan di desa ini meliputi tusuk klobot, pisau, ember, dan karung. Tusuk klobot dibuat sendiri oleh petani menggunakan bambu fungsinya untuk mempermudah pekerjaan membuka klobot jagung. Sedangkan pisau fungsinya sama digunakan sebagai pengganti tusuk klobot oleh petani. Ember berfungsi sebagai tempat sementara jagung yang sudah dipetik agar lebih mudah untuk dipinahkan. karung digunakan untuk mempermudah jagung yang akan diangkut kerumah.

Gambar 5.4.1. Peralatan panen jagung manual (Minggu, 25 September 2016)

5.4.2. Cara Panen Jagung Manual

(5)

30-40%), dan kemudian jagung langsung dipetik dan dikupas kelobotnya. Cara panen ini telah diterapkan oleh petani di Desa Kedawung, dimana sebagian besar petani memanen jagung dalam bentuk tongkol berkelobot 75% dengan memotong bagian tanaman di atas tongkol dimana biji telah mencapai masak fisiologis atau kelobot telah kering dan berwarna coklat. Sebanyak 25% petani memanen jagung dengan cara lainnya yaitu: dengan mengupas kelobot jagung langsung pada batangnya. Cara ini dianjurkan untuk memanen jagung berkadar air rendah (17-20%).

Menurut Firmansyah, et al. (2004) petani di sejumlah daerah memanen jagung setelah umur panen tercapai (daun dan batang jagung telah berwarna coklat). Pemanenan jagung bergantung pada lokasi, jenis lahan, dan ketersediaan teknologi. Panen tongkol umum dilakukan petani pada lahan tadah hujan atau lahan kering. Perbedaannya, pada lahan kering, petani langsung memanen jagung bersama tongkolnya dengan kelobot relatif basah karena dipanen pada musim hujan. Kadar air biji pada kondisi tersebut berkisar antara 30-35% dan adakalanya mencapai 40%. Pemanenan tongkol pada lahan sawah tadah hujan, kadar air biji sudah agak rendah, yaitu 25-30%. Tongkol kemudian diangkut ke tempat pengumpulan untuk dianginanginkan beberapa saat, lalu dikupas, dan dikeringkan. Batang tanaman ditebang untuk dijadikan pakan atau tetap dibiarkan di lapangan.

Gambar 5.4.2. Pelaksanaan panen jagung tongkol (Minggu, 25 September 2016)

5.5. Kegiatan Pascapanen

(6)

tidak banyak kehilangan hasil yang diperoleh. Kegiatan pascapanen antar musim panen di Desa Margo Mulyo dapat berbeda-beda yang ditentukan oleh penentuan harga pasar. Jika harga pasar tinggi maka hasil panen jagung langsung di pipil, di keringkan, di bersihkan kemudian di kemas, tetapi jika harga jagung pipil di pasar rendah maka tidak langsung dijual. Jagung tersebut disimpan dalam bentuk jagung tongkol hingga harga pasar jagung dianggap tinggi kemudian baru dilakukan pemipilan, pengeringan, pembersihan dan pengemasan.

5.5.1. Pengangkutan Jagung Tongkol

Tindakan pengangkutan pascapanen jagung tongkol dilakukan agar mendapatkan penanganan secara langsung, karena jika dibiarkan terlalu lama di lapangan akan diserang hama tikus. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sepeda motor ataupun sepeda karena kondisi jalan sawah yang tidak rata, sempit sehingga tidak memungkinkan dilalui oleh kendaraan roda empat. Selain itu, kondisi yang parah adalah saat musim hujan. Jalan dapat menjadi licin, serta membahayakan saat dilalui. Dan saat panen tiba maka tidak semua kendaraan pengangkut bersedia datang lantaran jalan yang berbahaya.

Gambar 5.5.1. Pengangkutan jagung tongkol (Jumat, 30 September 2016)

5.5.2. Pemipilan

(7)

menjemur jagung tongkol karena terlalu makan tempat penjemuran, harus bekerja dua kali untuk menjemur dan mengumpulkannya kembali untuk pemipilan. Petani memilih memipil jagung tongkol terlebih dahulu karena lebih mudah pada saat penjemuran.

Pemipilan jagung tongkol menggunakan mesin pemipil ’’cron sheller’’. Keuntungan dari penggunaan mesin antara lain kapasitas pemipilan lebih besar dari cara manual. Namun apabila cara pengoprasiannya tidak benar dan kadar air pada jagung tidak sesuai maka akan mempengaruhi viabilitas benih. Mesin pemipil diperoleh dengan cara menyewa dengan jumlah terbatas. Biaya sewa per kwintal jagung pipil sebesar Rp 10.000,-. Harga mesin pemipil jagung (corn sheller) berkisar antara 11 juta sampai 12 juta.

(a)

Gambar 5.5.2. (a) proses pemipilan jagung (Minggu, 2 oktober 2016)

(b)

(8)

Tabel 3. Spesifikasi mesin pemipil jagung Dimensi Lubang Bawah Tinggi

Sumber : PT. Tanikaya Multi Sarana

5.5.3. Pengeringan

Jagung pipil dikeringkan dengan memanfaatkan panas matahari yang dilakukan dengan menjemur di halaman rumah dengan menggunakan terpal. Cara pengeringan tersebut cukup mudah dan biayanya murah. Kendalanya yang sering dijumpai adalah saat cuaca tidak mendukung proses pengeringan berlangsung lebih lama, yaitu sekitar empat sampai lima hari. Sehingga pengerjaan buka tutup terpal akan lebih sering dilakukan, apabila hujan datang secara tiba-tiba petani bisa kualahan untuk menutup jemuran jagung pipil milik mereka. Bisanya jagung pipil dianggap sudah kering jika benih jagung digigit sudah keras, maka jagung siap untuk dilakukan pengemasan.

(9)

menentukan kualitas produk akhir serta digunakan untuk menentukan daya awet suatu bahan karena jumlah air dalam bahan pangan biasanya dapat menjadi tolak ukur bagi keberadaan mikroorganisme perusak bahan pangan khususnya pada aktifitas air bahan.

Menurut (Syarif dan Halid, 1993), menyatakan bahwa Ada beberapa macam metoda kadar air, yakni :

a. Metoda pemanasan langsung, b. Metoda pengering vakum, c. Metoda karl fischer.

Dalam penetapan kadar air pada sampel dilakukan metoda pemanasan langsung. Metoda pemanasan langsung digunakan untuk menetapkan kadar air dari zat yang tidak mudah rusak atau menguap pada suhu pemanasan 100oC – 105oC. Penetapan ini relatif sederhana dimana contoh yang telah ditimbang atau diketahui bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik pada suhu 100oC– 105 oC sampai bobot tetap. Selisih bobot contoh awal dengan bobot tetap yang telah dicapai setelah pengeringan adalah air yag telah menguap (Syarif dan Halid, 1993).

(10)

Gambar 5.5.3. Pengeringan jagung pipil (Senin, 3 Oktober 2016)

5.5.4. Pembersihan

Pembersihan jagung dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang tercampur dengan jagung pada saat pemipilan. Kotoran tersebut berupa rambut jagung, potongan janggel, dan krikil. Pembersihan jagung pipil dari kotoran dilakukan bersamaan pada saat penjemuran, pembersihan tersebut dilakukan secara manual yaitu dengan cara menyapu menggunakan sapu lidi kemudian dikumpulkan ke satu arah dan kotoran tersebut diambil menggunakan tangan sampai bersih.

Gambar 5.5.4. Pembersihan jagung pipil (Selasa, 4 Oktober 2016)

5.5.5. Pengemasan

Biji jagung pipil yang telah menjalani proses pengeringan dengan bantuan panas matahari kurang lebih dua hari maka selanjutnya akan di kemas menggunakan karung yang kemudian di jahit mulut karung menggunakan tali rafiah. Setelah selesai proses pengemasan, jagung pipil kering siap diantarkan ke tempat pemasaran.

(11)

jagung bersih dari kotoran, mengurangi serangan jamur dan hama (Purwono dan Hartono, 2002). Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan pasar jagung. Umumnya, kemasan yang digunakan berupa karung dengan berat antara 25-50 kg, sedangkan eceran seberat 1-5 kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan di supermarket umumnya menggunakan plastik wrapping seberat 1kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung (Purwono dan Hartono, 2002).

Gambar 5.5.5. Pengemasan jagung pipil (Rabu, 5 Oktober 2016)

5.6. Pemasaran

Jagung kering pipil yang sudah dikemas dalam karung dengan mulut karung dijahit rapat maka tahap selanjutnya adalah pemasaran. Harga jagung di daerah ini sering mengalami naik turun yaitu dari harga Rp 2.300,- sampai Rp 3.300,-/Kg. hal tersebut disebabkan karena produksi jagung melimpah sehingga harganya murah, sedangkan pada waktu paceklik harganya menjadi mahal. Oleh karena itu, penyimpanan sangat diperlukan untuk mengatasi kelebihan produksi pada musim panen raya untuk dimanfaatkan pada saat paceklik.

Gambar 5.5.6. Jagung siap dipasarkan (Kamis, 6 Oktober 2016)

(12)

Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani jagung adalah harga jagung yang rendah namun kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan mendesak. Hal inilah yang menyebabkan petani jagung terpaksa harus menjual jagung kering simpan dengan harga rendah untuk mencukupi kebutuhan ekonominya. Tetapi ada sebagian petani yang mengatasi masalah pemasaran ini dengan menyimpan jagung tongkol dari hasil panen tanpa dikeringkan. Penyimpanan jagung tongkol dilakukan di dalam rumah karena tidak ada tempat khusus untuk penyimpanan jagung tersebut (Gudang penyimpanan). Timbulnya masalah baru yang terjadi karena penyimpanan jagung tongkol yang tidak dikeringkan yaitu biji jagung mengalami kerusakan (berkecambah) didalam karung. Namun cara ini masih saja menjadi kebiasaan petani di Desa Margo Mulyo karena petani takut jika menyimpan dalam bentuk jagung pipil, jagung mengalami banyak penyusutan dan jamuran pada saat dijual. Akibatnya harga yang diberikan oleh tengkulak pun lebih rendah dan petani mengalami kerugian.

Proses penyimpanan sangat perlu diperhatikan karena mempengaruhi kualitas jagung sehingga akan menentukan harga jual jagung yang dihasilkan. Penyimpanan dalam bentuk tongkol dapat dilakukan dengan mengeringkan jagung atau digantung dengan klobot di tempat tertentu untuk menghindari rusaknya mutu jagung yang disebabkan oleh tumbuhnya jamur dan serangan hama lainnya. Menurut Purwono dan Hartono (2002) Jagung tongkol kering lebih tahan disimpan dalam waktu lama dari pada jagung pipil kering.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan apabila jagung akan disimpan dalam gudang. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Kebersihan gudang: sebaiknya gudang dibersihkan dan disemprot dengan insktisida yang aman untuk mencegah hama bubuk.

2. Kelembaban gudang: gudang yang lembab akan mendukung tumbuhnya mikroorganisme.

(13)

Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala petani pada saat pengeringan jagung. sehingga mutu yang dihasilkan menjadi rendah karena mengalami tumbuhnya jamur dan sebagainya. SNI telah menetapkan standar mutu untuk produk jagung, baik untuk pangan maupun pakan. Penetapan standar mutu jagung dilakukan berdasarkan berbagai kriteria seperti warna dengan ketentuan dan penggunaan sebagai berikut:

a. Warna

-Jagung kuning apabila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning. -Jagung putih apabila sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna putih. b. Penggunaan

-Benih. -Nonbenih.

Klasifikasi dan penentuan standar mutu jagung dibagi atas dua persyaratan yaitu persyaratan umum dan khusus (Warintek 2007).

Syarat umum standar mutu jagung:

 Bebas dari hama penyakit

 Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya

 Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida

 Memiliki suhu normal

Syarat khusus standar mutu jagung dapat dilihat pada Tabel 2.

(14)

Gambar 5.7. Penyimpanan jagung tongkol (Kamis, 6 Oktober 2016)

5.8. Pendapatan yang Diperoleh

Gambar

Gambar 5.1. Varietas jagung pioneer 21 (Kamis, 22 September 2016)
Gambar 5.2. jagung siap panen (Sabtu, 24 September 2016)
Gambar 5.4.1. Peralatan panen jagung manual (Minggu, 25 September 2016)
Gambar 5.4.2. Pelaksanaan panen jagung tongkol (Minggu, 25 September 2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERCEPATAN PENANGANAN PAStA PANEN PADI DAN PEMANTAPAN GERAKAN KHUSUS KEDELAi-JAGUNG.. DI WKPP WARGASETRA DAN CIGUNUNGSARI WKBPP PANGI{ALAN, KABUPATEN

menggunakan varietas turunan atau komposit lokal. Kegiatan panen dilakukan petani setelah tongkol jagung berwarna coklat dan biji telah keras. Pemanenan diawali

a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam. b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

Tindakan panen pada tanaman kakao jika tidak dilakukan dengan benar maka akan mempengaruhi hasil dari tanaman kakao itu sendiri, termasuk kedalam umur tanaman siap panen, tata

Pengelolaan budidaya tanaman atau usahatani harus dilakukan secara terpadu disertai perkembangan teknologi, pemanenan dan penanganan pasca panen merupakan salah satu

Berdasarkan hasil penelitian penanganan pasca panen sayur brokoli dapat disimpulkan, yaitu: tahap penanganan pasca panen sayur brokoli terdiri dari pemanenan,

Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Manajemen Pasca Panen Jagung pada Kelompok Buruh Perontok