• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBERDATA POPULASI DAN SAMPEL. dcox

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMBERDATA POPULASI DAN SAMPEL. dcox"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER DATA, POPULASI DAN SAMPEL

Gloria Ervando (NIM 110513428009)

Herlina Dwi Saputri (NIM 207543408778)

Helanda Votkawat (NIM 110513406775)

Ikrom Nur Wahid Saputra (NIM 110513406761)

Imron Annurrahman (NIM 110513406760)

Misba’ul Lukman (NIM 110513428013)

ABSTRAK: Dalam kegiatan penelitan tentunya tdak dapat dipisahkan dari apa yang disebut sumber data, populasi, dan sampel. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yag merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristwa/gejala baik secara kuanttatf ataupun kualitatf pengumpulan sumberdata adalah satu tahapan yang pentng dalam penelitan adalah mencari data. Seorang penelit harus tepat memilih dan mencari dimana sumber data berada. Sedangkan populasi adalah keseluruhan objek penelitan yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan. Tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristk tertentu dalam suatu penelitan.Jika kita hanya akan menelit sebagian dari populasi, maka penelitan tersebut disebut penelitan sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang ditelit.

Kata kunci: populasi, sampel, sampling, claster, random, strata.

Sampel merupakan perwakilan dari populasi, dalam hal ini sampel juga termasuk sumber data dimana data dapat diperoleh. Maka sebagai bagian dari kegiatan penelitan, maka pentng bagi penelit untuk memahami secara mendalam apa yang disebut sumberdata, populasi dan sampel. Selain itu perlu juga memahami bagaimana keterkaitan antara ketga bahasan tersebut.

PEMBAHASAN

Bahasan berikut ini terfokus pada tga hal, yaitu sumber data, populasi dan sampel. Tiap fokus bahasan tersebut dijabarkan berikut ini.

A. Sumber Data

(2)

1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2013:203) menyatakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang tgerpentng adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data digunakan bila penelitan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamat tdak terlalu besar (Sugiyono 2013:203). Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu sipelaku observasi yang lebig dikenal sebagai observer dan objek yang diobservasi dikenal sebagai observee (Sukandarrumidi 2002:69).

Menurut Patton (dalam Uhar Suharsaputra 2012) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktvita-aktvitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktfitas dan makna kejadian dilihat dari perspektf mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamat tersebut.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (sugiyono 2013:199). Kuisioner disebut pula sebagai angket atau self administrated questioner adalah teknik pewngumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumidi 2002:78). Penggunaan kuisioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuisioner diwaktu luangya, pertanyaan yang diajukan dapat dipirkan terlebih dahulu sehingga jawabanya dapat dipercaya dibandingkan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih seragam. Angket kuisioner dapat dibuat dalam bentuk tertutup, terbuka atau kombinasi, dan semi terbuka sesuai dengan kepentngan yang akan dikumpulkan (Uhar Suharsaputra 2012:271).

Macam kuisioner berdasarkan atas cara menyusun pertanyaan:

(3)

sehingga responden dapat bebas/terbuka luasuntuk menjawabnya sesuai pandangan/pendapat dan pengetahuannya.

b. Pertanyaan tertutup (closed end items) adalah suatu kuisioner dimana pertanyaa-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tnggal memilih dalah datu jawaban yang telah disediakan (Sukandarrumidi 2002:78)

3. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelit ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus ditelit, dan juga apabila penelit ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil (Sugiyono 2013:194). Interview dikenal pula dengan istlah wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya (Sukandarrumidi 2002:88).

Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan data/informasi dimana sang pewawancara mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawncarai (Uhar Suharsaputra 2012:268). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tdak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun menggunakan telefon. Dalam wawancara terstruktur pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatf jawabanya telah disediakan ... , sedangkan wawncara tdak terstruktur adalah wawncara yang bebas dimana penelit tdak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemats dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono 2013:196).

4. Studi dokumentasi

Menurut Irawan (dalam Sukandarrumidi 2002:100), studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitan. Dokumen yang diketk dapat berupa berbagai macam, tdak hanya dokumen resmi. Dokumen dibedakan menjadi:

(4)

b. Dokumen sekunder, adalah bila peristwa yang dialaminya disampaikan pada orang lain dan kemudian orang itulah yang akan menuliskanya. Biografi adalah contohnya (Sukandarrumidi 2002:101).

5. Penggunaan multmedia

Perkembangan dalam bidang teknologi dewasa ini dapat memberikan manfaat dalam mengumpulkan data penelitan terutama terkait dengan suatu praktek kegiatan. Oleh karena itu perekaman, video shootng dapat menjadi instrumen dalam mengumpulkan data proses atau suatu aktfitas yang memang sedang diberikan tndakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu profesi tertentu. Disamping itu, praktk-praktk yang terdokumentasi juga bisa menjadi alat untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitan (Uhar Suharsaputra 2012:271).

Teknik pengumpulan data/sumber data yang dipilh sangat ditentukan oleh masalah, waktu tenaga, dan biaya yang tersedia. Dalam memilih teknik pengumpulan data sebaiknya berpegangan pada efisiensi dan optmalisasi.

Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yag merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristwa/gejala baik secara kuanttatf ataupun kualitatf. Sumber data yang bersifat kualitatf didalam penelitan diusahakan tdak bersifat subjektf, oleh karena itu perlu diberi peringkat bobot. (Sukandarrumidi 2002:44). Dibawah ini diberikan beberapa contoh tentang sumber data.

1. Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain: manusia, hewan, tumbuhan (barang hidup) rumah, sepedah, jembatan (barang mat).

2. Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain: perasaan, kepercayaan, supranatural.

3. Sumber data dalam bentuk peristwa/gejala antara lain: banjir, longsor, meningkatnya kenakalan remaja, budaya membaca pada anak, dan lai-lain. Sumber data kuanttatf

(5)

Sumber data kualitatf

Sumber data kualitatf adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “ abstrak” misalnya: banyak-sedikit, tnggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, aman-tdak aman. Agar sumber data tersebut dapat dianalisis dengan metode statstk, maka data kualitatf harus ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuanttatf. Agar usaha mentrasnformasikan nilai tersebut terlepas dari subjektfitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang bersangkutan. Contoh: suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah pencurian antara 1-4 tap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tap hari. (Sukandarrumidi 2002:46)

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitan, yaitu kualitas instrumen penelitan dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitaan berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrumen sedangkan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. (Sugiyono 2013:193).

B. Populasi

1. Pengertan Populasi

Penelitan selalu berhadapan dengan masalah sumber data yang disebut dengan istlah populasi dan sample penelitan. Penentuan sumber data tersebut bergantung pada masalah yang akan ditelit, serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam hal ini, tampak bahwa masalah popolasi dan sample sebagai sumber data mempunyai peranan yang cukup pentng.

(6)

Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertan antara “ populasi dan sampel” dalam penelitan kuanttatf dan kualitatf. Dalam penelitan kuanttatf, populasi di artkan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristk tertentu yang diterapkan oleh penelit untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliput keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatf (mewakili).

Kata populasi merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristk khas yang menjadi perhatan dalam suatu penelitan (pengamatan). Populasi dalam statstka tdak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatan kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan

Secara singkat Hermawan Wasito (1995:49) menguraikan populasi sebagai berikut:

a. Sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitan dan elemen populasi itu merupakan satua analisis;

b. Sekumpulan objek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda atau peristwa;

c. Semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak digeneralisasikan (sutrisno hadi,1983);

d. Jumlah keseluruhan unit analisis yang cirri-cirinya akan diduga.

(7)

Dalam penentuan populasi kita dibantu oleh empat faktor untuk mendefinisikan dengan tepat (Manase Mallo,1986:150), yaitu: isi, satuan, cakupan (skop) dan waktu. Contoh: Dalam suatu penelitan mengenai Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kediri pada tahun 2002, penelitan dapat menetapkan populasi penelitannya sebagai berikut:

a. Semua PNS (Isi)

b. yang bukan sebagai tenaga honorer maupun kontrak (Satuan) c. Di Kabupaten Kediri (Cakupan)

d. Pada tahun 2002 (Waktu)

2. Jenis Populasi

Berdasarkan pengertan yang telah diuraikan di atas, populasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek:

a. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tak terbatas.

1) Populasi terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuanttatf , sehingga relatf dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Contoh: Tiga juta wanita Indonesia pada tahun 1985, dengan karakteristk: mengikut program KB.

2) Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tdak dapat ditentukan batasnya sehingga relatf tdak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: Narapidana di Indonesia, Pengangguran di Indonesia.

b. Berdasarkan sifat populasi, dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.

1) Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tdak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuanttatf.

Contoh: Buruh tani penggarap, PNS golongan III A, Dosen Ilmu Pemerintahan dan lain-lain.

(8)

c. Berdasarkan pembedaan lain, dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi survei .

Populasi target adalah merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah penelitan sebelum penelitan dilakukan. Populasi target ini tdak sepenuhnya dapat dipenuhi di lapangan. Bisa saja salah satu cirri-ciri populasi yang kita tentukan tdak kita temukan dalam kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitan (populasi survei).Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitan yang dilakukan.

Contoh: Seseorang ingin mengadakan penelitan tentang sikap terhadap Keluarga Berencana (KB). Dalam penelitan tersebut ia ingin mendapat informasi dari masyarakat di suatu Kabupaten (populasi target). Tetapi setelah turun ke lapangan , ia menemukan kenyataan ada satu kecamatan yang masyarakatnya tdak mau memberikan jawaban (menolak). Hal ini terjadi mungkin karena masih ada kepercayaan masyarakat dalam kecamatan tersebut yang tdak menyetujui adanya KB. Kini populasi penelitannya yang sudah ditetapkan menjadi berkurang, maka ia hanya berhasil mengumpulkan informasi dari beberapa kecamatan saja, ini mewrupakan populasi survei.

C. Sampel

Jika kita hanya akan menelit sebagian dari populasi, maka penelitan tersebut disebut penelitan sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang ditelit. Dinamakan penelitan sampel apabila kita bermaksud untuk mnggeneralisasikan hasil penelitan sampel.

(9)

Bilamanakah kita boleh mengadakan penelitan sampel? Penelitan sampel baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tdak homogen, maka kesimpulannya tdak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tdak boleh digeneral isasikan). Misalnya kita akan melihat apakah air teh di gelas sudah manis? Air teh seluruh gelas merupakan populasi. Kita ambil sampelnya dengan mengambil satu ujung sendok dan kita cicipi. Jika kita rasakan manis, maka kesimpulan tersebut digeneralisasikan untuk airteh seluruh gelas. Kesimpulan bagi sampel, berlaku untuk populasi. Dengan contoh lain misalnya, kita ingin mengetahui apakah siswa SMA V pandai-pandai. Kita panggil seorang siswa putra yang kebetulan dapat kita jumpai. Setelah dites mengenai berbagai pelajaran, ternyata hasilnya sangat memuaskan. Apakah dengan hasil tersebut kita boleh menggeneralisasikan bagi seluruh siswa SMA V? Tentu saja tdak!

Dalam contoh tersebut misalnya saja siswa yang kebetulan berhasifl kita hubungi tersebut adalah juara sekolah, maka tentu saja dia tdak mencerminkan keadaan populasi. Nah, lalu untuk apakah mengetahui keadaan populasi ini, penelit harus melakukan penelitan populasi?Juga tdak! Kita boleh mengadakan penelitan sampel.

1. Apa sebab kita melakukan penelitan sampel? Apakah penelitan populasi selalu Iebih baik hasilnya dibandingkan dengan penelitan sampel? Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel yaitu: Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang. 2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatrkan ada yang terlewat. 3. Dengan penelitan sampel, maka akan lebih efisien (dalam art uang, waktu, dan

(10)

4. Ada kalanya dengan penelitan populasi berani desktruktf (merusak). Bayangkan kalau kita harus menelit keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambil menelit, kita juga menghabiskannya.

5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi Ielah, sehingga pencatatannya bisa menjadi tdak telit. A

6. Ada kalanya memang tdak dimungkinkan melakukan penelitan populasi. Misalnya kalau kita ingin mengetahui pendapat pemuda usia 15 tahun tentang PMDK. Oleh karena wilayah Indonesia yang begitu luas tdak mungkin dengan tepat diketahui pendapat mereka pada usia tepat 15 tahun.

Bagaimana cara mengambil sampel? Pertanyaan ini mengarah kepada jawaban yang disebut dengan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istlah lain, sampel harus representatf. Dalam contoh air teh, agar populasi menjadi homogen harus kita aduk dulu agar manisnya sama. Adapun cara-cara pengambilan sampel penelitan ini dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Sampel Random atau Sampel Acak, Sampel Campur

Teknik sampiing ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, penelit ”mencampur" subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka penelit memberi hak yang sama kepada setap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setap subjek sama, maka penelit terlepas dari perasaan ingin mengistmewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

Setap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya penelit sudah menentukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik. Jawaban terhadap pertanyaan ini tdaklah begitu sederhana. Di dalam buku statstk kadang-kadang terdapat rumus untuk menentukan perkiraan besarnya sampel.

(11)

sekiranya terkait dengan variabel yang ditelit. Sebagai contoh, kalau penelit ingin mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam sebuah sekolah di suatu daerah, maka perbedaan saku tdak harus dipertmbangkan. Tetapi jika penelit ingin mengetahui kemampuan berbahasa tertentu, dalam hal ini suku berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa tertentu tersebut, maka perbedaan suku merupakan hal yang perlu dipertmbangkan.

Mengenai berapa banyaknya subjek yang diambil, atau dengan kata lain berapa besar sampel, maka penelit perlu mempertmbangkan hal-hal berikut:

a. Kemampuan penelit dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh penelit. Untuk penelitan yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.

Kebanyakan penelit beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitan akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tdak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitan dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.

Untuk memperjelas uraian ini, baiklah kita kembali pada contoh airteh di depan tadi. Air teh dalam poci dapat dikatakan homogen karena apabila sudah diaduk, tetes air teh di semua sudut poci akan sama keadaannya. Air teh tersebut andai kata manis hanya mengandung dua ciri, yakni ciri yang berhubungan dengan kekentalan teh dan kemanisannya. Dalam keadaan yang demikian, sampel yang diperlukan tdak usah terlalu banyak. Boleh mengambil satu ujung sendok, diambil dari bagian mana saja. Penambahan jumlah satu ujung sendok teh menjadi satu sendok penuh maupun satu gelas, tdak akan memperjelas kesimpulan penelitan.

(12)

2 (pria dan wanita), pekerjaan ayah dikelompokkan menjadi 4 (pegawai negeri, pegawai swasta, buruh tani, dan anggota ABRI), pendidikan orang tua dibedakan atas 4 (SD ke bawah, SMTP, SMTA, dan perguruan tnggi), hubungan antar-anggota keluarga dikelompokkan atas 3 (ketat, cukup, longgar), maka akan diperlukan wakil dari setap jenis gabungan sifat-sifat ini. Secara telit akan terdapat kemungkinan gabungan sebanyak perkalian unsur yang ada yakni 3 x 2 x 4 x 4 x 3 = 288! Dengan demikian jika diinginkan sampel yang betul-betul mewakili populasi atas dasar pertmbangan ini dan masing-masing kategori diambil satu orang saja sudah diperlukan sebanyak 288 orang. Pengambilan sampel kurang dari banyak jumlah tersebut tentu kurang representatf.

Penentuan besarnya sampel dengan persentase sepert yang dahulu banyak digunakan tampaknya kini sudah harus ditnggalkan. Agar diperoleh hasil penelitan lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul-betul mencerminkan populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, antara lain disebutkan sebagai berikut.

1. Dengan rumus Jacob Cohen:

N

=

L

f

2

+

u

+

1

dengan keterangan: N = Ukuran sampel

f

2 = Effect size

u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitan L = Fungsi power dari u, diperoleh daritabel, t.s. 1%.

Power (p) = 0,95 dan effect size ( f2 ) = 0,1 Harga Ltabel dengan t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76

Maka dengan rum us tersebut didapat :

N

=

19,76

0,1

+

5

+

1

= 203,6 dibulatkan 204.

2. Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus. 3. a. Dikemukakan oleh Issac & Michael:

4.

S

=

x

2

NP

(

1

P

)

(13)

S = ukuran sampel N = ukuran populasi

P = proporsi dalam populasi d = ketel itan (error)

x2 = harga tabel chi-kuadrat untuk

tertentu

b. Dikemukakan oleh Paul Leedy:

N

=

(

Z

e

)

2

(

P

)(

P

1

)

dimana:

N = ukuran sampel

Z = standard score untuk yang dipilih e = sampling error

P = proporsi harus dalam populasi

Pembicaraan mengenai sampel ini akan lebih terpahami setelah pembaca mempelajari berjenis-jenis sampel dari populasi yang tdak homogen.

Untuk mempermudah dalam mengikut uraian, maka akan diambil misal, kita mempunyai populasi sebanyak 1000 orang dan sampelnya kita tentukan 200 orang. Setelah seluruh subjek diberi nomor, yaitu nomor 1 sampai dengan 1000, maka sampel random kita Iakukan dengan salah satu cara demikian:

a. Undian(untung-untungan)

b. Pada kertas kecil-kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk setap kertas. Kemudian kertas ini kita gulung. Dengan tanpa prasangka,kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitan kita.

c. Ordinal (tngkatan sama)

d. Setelah 1000 orang subjek kita beri nomor, kita membuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5. Kita ambil satu, misalnya setelah dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel kita 200 padahal

(14)

belum diperoleh 200 subjek, kita kembali ke atas lagi. Nomor-nomor yang terambil itulah nomor subjek sampel penelitan kita.

f. Menggunakan tabel bilangan random

g. Di dalam buku-buku statstk bagian belakang, biasanya terdapat halaman yang mem uat angka-angka yang disusun secara acak. Angka-angka tersebut dapat dicari letaknya menurut baris dan kolom. Agar pengambilan sampel terlepas dari perasaan subjektf, maka sebaiknya penelit menuliskan Iangkah-langkah yang akan diambil, misalnya:

h. 1) menjatuhkan ujung pensil, menemukan nomor baris;

i. 2) menjatuhkan ujung pensil kedua, menemukan nomor kolom. Penemuan antara baris dan kolom inilah nomor subjek ke-1;

j. 3)bergerak dari nomor tersebut 2 langkah ke kanan, menemukan nomor subjek ke-2;

k. 4) bergerak ke bawah 5 langkah menemukan nomor subjek, ke-3; l. 5) bergerak ke kiri 2 langkah menemukan nomor subjek ke-4. m. dan seterusnya sampai diperoleh jumlah subjek yang dikehendaki.

Perlu ditambahkan di sini bahwa apabila jumlah subjeknya tdak terlalu banyak, maka semua iangkah dapat ditulis. Tetapi jika jumlah subjeknya banyak, kita dapat mengulang langkah yang sudah kita Ialui.

- Apabila suatu ketka kita menemukan angka nomor subjek yang sudah terambil, maka kita melewat langkah tersebut dan meneruskan ke langkah berikutnya. - Pengambilan nomor tentu saja tdak selalu harus satu angka.

Untuk memperoleh subjek dengan nomor Iebih besar dari 9, kita gunakan 2 atau 3 angka, ke kanan, ke kiri, ke bawah atau ke atas. Pengambilan sampel dengan cara random ini hanya dapat dilakukan jika keadaan populasi memang homogen. Bagi populasi yang tdak homogen, penelit perlu mempertmbangkan ciri-ciri yang ada, dan cara pengambilan sampelnya diterangkan pada nomor-nomor berikut ini.

2. Sampel Berstrata atau Stratified Sample

(15)

Misalnya kita akan menelit kehadiran kuliah mahasiswa. Apabila kesimpulannya akan diberlakukan untuk seluruh insttusi, maka kita harus mengambil sampel, wakil dari semua tngkat. Strata ekonomi, strata pendidikan, strata umur, strata kelas, dan sebagainya, dapat digunakan sebagai dasar penentuan sampel berstrata. Sampel berstrata digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri, atau karakteristk antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabel. Akan tetapi jika tdak ada perbedaan ciri antara setap tngkat yang ada, kita boleh menggunakan sampel random.

Ada kelompok ahli yang berpendapat bahwa penentuan strata penelitan harus dilakukan secara hat-hat. Pemberian makna strata, kalau ternyata yang bersangkutan tahu, dapat berakibat menyinggung perasaan.

Contoh : strata kekayaan

Kelompok I sangat kaya, kelompok ll sedang, kelompok III miskin. Dalam hal ini kekayaan tdak perlu ditnjau dari tngkatannya, tetapi keadaan pemilikan harta benda; sehingga di dalam sampling, kita kategorikan saja sebagai cluster sampling, yaitu sampel yang diambil

berdasarkan kelompok, bukan strata pemilikanharta benda.

3. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample

Sepert halnya pada sampel berstrata dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang satu dengan strata Iain, maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang Iain.

Sampei wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setap wilayah yang terdapat dalam populasi.Sebagai misal, kita akan menelit keberhasilan KB di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena terdapat 27 provinsi, dan masing-masing berbeda keadaannya, maka kita mengambil sampel dari 27 provinsi, sehingga hasilnya mencerminkan keberhasilan KB seluruh Indonesia.

4. Sampel Proporsi atau Proportional Sampel, atau Sampel Imbangan

(16)

subjek dari setap strata atau setap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

Contoh: Mahasiswa tngkat I: 500 orang, tngkat II: 200 orang. tngkat III: 200 orang, tngkat IV: I50 orang, tngkat V: I00 orang,. Maka pengambilan sampelnya untuk tngkat I sebanyak 2 ½ kali tngkat II dan 5 kali tngkat V.

Demikian juga untuk penelitan program KB di seluruh Indonesia. Oleh karena banyaknya penduduk untuk setap provinsi tdak sama, maka besarnya sampel dari ke-27 provinsi juga tdak sama. Pada umumnya teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitan memang tdak tunggal, tetapi gabungan dari 2 atau 3 teknik. Apabila misalnya pengambilan sampel dari mahasiswa tngkat I sebanyak 50 dari 500 orang dilakukan dengan acak, demikian juga dari tngkat-tngkat lain, maka sudah 3 teknik yang kita gunakan, yakni berstrata, proporsi, dan acak. Teknik pengambilan sampel sepert ini disebut stratfield proportonal random sampling.

5. Sampel Bertujuan atau Purposive Sample

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tértentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertmbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tdak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara sepet ini diperbolehkan, yaitu penelit bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

a. Pengambiian sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat—sifat atau karakteristk tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

c. Penentuan karakteristk populasi diiakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Contoh:

(17)

memiliki cukup banyak pelajar. Di samping itu, juga mengambil beberapa daerah yang sekolahnya sedikit sekali imbangan. Lima daerah yang telah disebutkan.

Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertmbangan penelit sendiri sehinga dapat mewakili populasi. Kelemahannya adalah bahwa penelit tdak dapat menggunakan statstk parametrik sebagai teknik analisis data, karena tdak memenuhi persyaratan random.

Keuntungannya terletak pada ketepatan penelit memilih sumber data sesuai dengan variabel yang ditelit. Untuk jelasnya ikut contoh berikut.

Contoh:

Seorang mahasiswa jurusan manajemen ingin menelit faktor-faktor yang mempengaruhi tngkat kesuksesan badan usaha. Mahasiswa ini mengambil koperasi sebagai objek penelitan. Dipilihnya dua buah koperasi yang sama-sama bergerak di bidang usaha toko/jual beli,sebuah diambil yang sukses dan sebuah lagi yang kurang sukses.Dalam hal ini penelit menitkberatkan perhatannya pada kemampuan manajer. Asumsi penelit, manajer adalah faktor terpentng dalam mengelola toko tersebut.

Menurut pendapat Maher dan kawan-kawan (1997; 21-23), seorang manajer profesional harus memiliki kemampuan manajemen akuntansi sekurang-kurangnya tga hal:

1. Menjaga dan mempertahankan kemampuan profesionalnya dengan cara selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

2.. Menunjukkan kemampuannya dalam mengikut segala peraturan, ketentuan, serta standar teknikal yang berlaku dan relevan dengan bidangnya.

3. Menyiapkan dan membuat Iaporan serta rekomendasi setelah melalui tahap anal isis yang cermat.

(18)

dibandingkan fakta, penelit perlu waspada. Kewaspadaan ini ditndaki dengan mengambil sumber data lain, yaitu para bawahan yang mengalami atau dikenal kepemimpinan para manajer dimaksud. Dengan demikian makapengukuran kemampuan manajer dilakukan secara tdak langsung, yaitu mengenai penampilan kemampuan tersebut.

6. Sampel Kuota atau Quota Sample

Teknik sampling ini juga dilakukan tdak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, penelit menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang pentng diperhatkan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

7. Sampel Kelompok atau Cluster Sample

Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Dalam membicarakan masalah persekolahan, kita jumpai adanya kelompok sekolah SD, SLTP, SLTA. Keiompok-keiompok tersebut dapat dipandang sebagai tngkatan atau strata. Demikian juga adanya kelas atau tngkat di masing-masing tngkatan sekolah.

Akan tetapi jika kita menghendaki perwakilan dari sekolah negeri, bersubsidi, berbantahan, swasta, sebenarnya lebih tepat kita sebut kelompok, daripada strata. Demikian pula kelompok pegawai negeri, anggota ABRI, pedagang, petani, nelayan, dan sebagainya, kita tdak dapat memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. lnilah yang disebut cluster. Di dalam menentukan jenis ciuster atau keiompok harus dipertmbangkan dengan masak-masak apa ciri-ciri yang ada.

8. Sampel Kembar atau Double Sample

(19)

Referensi

Dokumen terkait

informasi karena di Kota Padang untuk media beriklan yang menggunakan media ini masih kurang efektif. Nantinya billboard ini akan didirikan di tempat strategis seperti

Fuad Luthfi, S.Ag., S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Antasari Banjarmasin yang telah

Proses infiltrasi pada siklus air ditunjukkan oleh nomor …. Perhatikan gambar Peta dunia berikut. Berdasarkan gambar peta dunia di atas yang termasuk wilayah persebaran fauna

Laboratorium Parasitologi FKUB mempunyai kebijakan mutu sebagai berikut: Laboratorium Parasitologi akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyediakan sumber

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional di dukung dengan berbagai aspek yang terkandung di dalam nya memberikan kontribusi terhadap

Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Pengembangan

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu