• Tidak ada hasil yang ditemukan

Master Studi Kelayakan Bisnis Asp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Master Studi Kelayakan Bisnis Asp"

Copied!
377
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

PERKENALAN

Pendidikan :

Strata 1 Universitas Padjadjaran Fakultas Peternakan. Strata 2 Universitas Pamulang Magister Manajemen. Strata 1 Universitas Terbuka (On Going).

Strata 2 Institut Pertanian Bogor (On Going).

Pengalaman Mengajar :

2014 – sekarang.

E-mail : rifkhan.han@yahoo.com

(3)

PERKULIAHAN

ANGKA

NILAI

ANGKA

MUTU

80 – 100

A

4

70 – 79

B

3

60 – 69

C

2

50 – 59

D

1

(4)

Kehadiran 80% dari 7/16 pertemuan

Bobot Nilai

10%

Tugas & Presentasi

Bobot Nilai

20%

UTS

Bobot Nilai

30%

UAS

Bobot Nilai

40%

(5)

PERKULIAHAN

Pertemuan (1&2) I

Perkenalan, Materi

Pertemuan (3&4) II

Materi

Pertemuan (5&6) III

Online

Pertemuan (7&8) IV

UTS & Diskusi Kelompok

Pertemuan (9&10) V

Diskusi Kelompok

Pertemuan (11&12) VI

Diskusi Kelompok

(6)

PERKULIAHAN

 Pertemuan I Perkenalan

 Pertemuan II Bab 1, 2, dan 3

 Pertemuan III Bab 4, 5, dan 6

 Pertemuan IV Bab 7, 8, dan 9

 Pertemuan V Bab 10, 11, dan 12

 Pertemuan VI Bab 13, dan 14

 Pertemuan VII Diskusi Kelompok

UTS

 Pertemuan VIII Diskusi Kelompok

 Pertemuan IX Diskusi Kelompok

 Pertemuan X Diskusi Kelompok

 Pertemuan XI Diskusi Kelompok

 Pertemuan XII Diskusi Kelompok

 Pertemuan XIII Diskusi Kelompok

 Pertemuan XIV Diskusi Kelompok

(7)

PERKULIAHAN

 Bab I Konsep Dasar Wawasan Studi Kelayakan

Bisnis

 Bab II Aspek Pasar

 Bab III Aspek Pemasaran

 Bab IV Aspek Teknis dan Teknologi  Bab V Aspek Manajemen

 Bab VI Aspek Sumber Daya Manusia  Bab VII Aspek Finansial

 Bab VIII Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik  Bab IX Aspek Lingkungan Industri

 Bab X Aspek Yuridis

(8)

1.

Husein Umar,

Studi Kelayakan Bisnis, Edisi

ke-3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

2.

Fuad Husnan dan Sumarsono Muhammad,

Studi Kelayakan Proyek, UPP STIM YKPN,

Yogyakarta.

3.

Suswanto Sutojo ” Studi Kelayakan Bisnis ”

Jakarta PT Pustaka Binawan Presindo 1999.

4.

Behrwansdan PM Hawrank“ manual For The

Preparation of Indonesia Feasibility Student “

Viena United Nation 2011

5.

Jumingan,

Studi Kelayakan Bisnis, Bumi

Aksara, Jakarta.

REFERENSI BUKU

(9)

TATA TERTIB

TATAP MUKA

1. Mahasiswa wajib memakai pakaian berkerah, tidak diperkenankan memakai kaos tanpa kerah.

2. Mahasiswa wajib memakai sepatu.

3. Batas toleransi waktu keterlambatan untuk mengikuti perkuliahan adalah 15 menit.

4. Mahasiswa wajib menandatangani daftar hadir dan tidak diperbolehkan menandatangani atas nama mahasiswa lainnya.

5. Kehadiran minimum 80% dari 7/16 pertemuan atau sebanyak 1/3 pertemuan.

6. Mahasiswa yang tidak hadir dikarenakan sakit dan ijin maka tetap dianggap tidak hadir.

7. Mahasiswa wajib hadir mengikuti UTS dan UAS, serta tidak diperkenankan tidak hadir pada saat UTS dan UAS.

8. Mahasiwa tidak diperbolehkan merokok, mengobrol, dan atau mengenakan alat komunikasi secara aktif.

9. Mahasiswa wajib melaksanakan tugas-tugas perkuliahan.

(10)

TATA TERTIB

ONLINE

1. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan online.

2. Mahasiswa wajib login untuk mengikuti perkuliahan online.

3. Perkuliahan online dilaksanakan selama 5 hari (senin s/d jum’at) mulai Pukul 00.00 s/d 23.55 WIB.

4. Mahasiswa yang telah login, mengerjakan tugas yang diberikan, dan ikut aktif dalam setiap diskusi didalam materi perkuliahan online dianggap telah mengikuti perkuliahan.

5. Kehadiran perkuliahan online diwajibkan 100%.

6. Mahasiswa yang tidak hadir dalam perkuliahan online yaitu mahasiswa yang tidak login, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, dan tidak ikut aktif dalam setiap diskusi selama pelaksanaan perkuliahan online yang ada pada point 3 s/d 5. 7. Selama perkuliahan online mahasiswa diwajibkan untuk

(11)

INTRODUCTION

INTRODUCTION

(12)

INTRODUCTION

STUDI KELAYAKAN BISNIS

POTRET PENGANGGURAN

INDONESIA

AGUSTUS 2005 – AGUSTUS 2016

(13)

INTRODUCTION

STUDI KELAYAKAN BISNIS

POTRET KEMISKINAN

INDONESIA

2005 - MARET 2016

Sumber: BPS, CEIC (2016)

(14)

INTRODUCTION

STUDI KELAYAKAN BISNIS

SHARE ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH TEHADAP PDB

DI BEBERAPA NEGARA ASEAN 2010 – 2015 (%)

(15)

Potret daya saing indonesia

Sumber: World Economic Forum; World Bank; United Nations Development Program

VALUE GDP (PPP) SHARE AS

(%) WORLD TOTAL RANK CATEGORIES RANK VALUE RANK VALUE CATEGORIES RANK

Australia 5,2 1 21 High Income 15 3,79 19 0,944 Very High HDI 2

Brunei Darussalam n.a n.a n.a High Income 72 2,87 70 0,856 Very High HDI 31

Canada 5,27 1,44 15 High Income 22 3,93 14 0,913 Very High HDI 9

Chile 4,6 0,37 33 High Income 57 3,25 46 0,832 Very High HDI 42

China 5 17,08 28 Upper Middle Income 78 3,66 27 0,727 High HDI 90

Hong Kong, China

(SAR) 5,5 0,36 9 High Income 4 4,07 9 0,91 Very High HDI 12

Indonesia 4,5 2,5 41 Lower Middle Income 91 2,98 63 0,684 Medium HDI 110

Japan 5,5 4,25 8 High Income 34 3,97 12 0,891 Very High HDI 20

South Korea 5,0 1,63 26 High Income 5 3,72 24 0,898 Very High HDI 17 Malaysia 5,2 0,72 25 Upper Middle Income 23 3,43 32 0,779 High HDI 62 Mexico 4,4 1,96 51 Upper Middle Income 47 3,11 54 0,756 High HDI 74 New Zealand 5,3 0,15 13 High Income 1 3,39 37 0,913 Very High HDI 9 Papua New Guinea n.a n.a n.a Lower Middle Income 119 2,51 105 0,505 Low HDI 158

Peru 4,2 0,34 67 Upper Middle Income 54 2,89 69 0,734 High HDI 84

Philippines 4,4 0,65 57 Lower Middle Income 99 2,86 71 0,668 Medium HDI 115 Russian Federation 4,5 3,27 43 High Income 40 2,57 99 0,798 High HDI 50

Singapore 5,7 0,42 2 High Income 2 4,14 5 0,912 Very High HDI 11

Thailand 4,6 0,98 34 Upper Middle Income 46 3,26 45 0,726 High HDI 93 United States 5,7 15,81 3 High Income 8 3,99 10 0,915 Very High HDI 8 Vietnam 4,3 0,49 60 Lower Middle Income 82 2,98 64 0,666 Medium HDI 116

ECONOMIES (Alphabetical

Order)

HUMAN DEVELOPMENT INDEX 2015 REPORT

from 138 economies from 190 economies from 160 economies from 187 economies GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX

2016 - 2017

EASE OF DOING BUSINESS 2017 REPORT

(16)

PERKEMBANGAN DATA UMKM DAN USAHA BESAR, 2012 - 2013

Indikator Satuan

2012 2013 2012 - 2013

Jumlah Pang

0 57.900.787 1.361.227 2,41

A. UMKM Unit 56.534.59

2 99,99 57.895.721 99,99 1.361.129 2,41

- Usaha Mikro Unit 55.856.176 98,79 57.189.393 98,77 1.333.217 2,39 DASAR HARGA BERLAKU (A + B)

,1 59,08 5.440.007,9 60,34 570.439,8 11,71

- Usaha Mikro IDR Miliar

2.951.120,

6 35,81 3.326.564,8 36,90 375.442,2 12,72

- Usaha Kecil IDR

13,72 116.732,5 10,4 2

B. USAHA

BESAR IDR Milia

r

3.372.296

,1 40,92 3.574.943,3 39,66 202.647,2 6,01

(17)

EXPERT RATINGS OF THE ENTREPRENEURIAL ECO SYSTEM DI BEBERAPA NEGARA ASEAN

TAHUN 2015

Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62

Entrepreneurial fnance 4.92 13 5.77 1 5.09 12 4.17 30 3.45 50

Government policies : support and relevance 5.11 11 5.18 10 3.85 37 4.04 32 4.33 25 Government policies : taxes and bureaucracy 4.37 22 5.18 7 2.87 52 4.02 28 4.61 15 Government entrepreneurship programs 5.00 15 6.00 5 4.00 49 4.00 43 4.00 50 Entrepreneurship at school stage 4.44 5 4.09 11 4.99 2 3.57 21 2.47 47 Entrepreneurship at post school 5.88 4 5.15 13 6.30 1 4.34 34 4.17 47

R&D transfer 4.87 6 4.93 5 4.06 24 3.94 27 3.91 30

Commercial and legal infrastructure 4.76 36 5.63 12 5.20 20 4.81 35 4.66 42

Internal market dynamics 6.24 7 6.07 10 6.12 8 6.38 5 6.07 11

Internal market burdens or entry regulation 4.55 16 4.67 13 4.13 32 4.11 35 4.22 26

Physical infrastructure 5.23 62 7.17 9 5.47 52 6.41 35 6.87 17

Cultural and social norms 5.79 7 5.77 8 5.71 10 5.50 12 5.44 14

INDONESIA MALAYSIA PHILIPPINES THAILAND VIETNAM INDICATOR

Note : Value 1= highly insuficient; Value 9 = highly suficient

(18)

GLOBAL ENTREPRENEURSHIP

INDEX RANKING

2016

Sumber: The Global Entrepreneurship and Development Institute/GEDI (2016)

- Global Entrepreneurship Index mengukur keadaan “ekosistem

kewirausahaan” di 132 negara melalui 14 pilar.

- Semakin baik ekosistem kewirausahaan , semakin besar nilai

indeksnya.

No Countries Value Ranking

(19)

GLOBAL ENTREPRENEURSHIP

INDEX 2016: INDONESIA

Sumber: The Global Entrepreneurship and Development Institute/GEDI (2016)

Value Enterpreneurial Attitudes 28,78 1 Opportunity Perception 0,57

2 Start-up Skill 0,35

3 Risk Acceptance 0,12

4 Networking 0,31

5 Cultural Support 0,3

Entrepreneurial Abilities 22,78 1 Opportunity Stary-up 0,32 2 Technology Absorbtion 0,14

3 Human Capital 0,2

4 Competition 0,34

Entrepreneurial Aspirations 16,72 1 Product Innovation 0,39 2 Process Innovation 0,22

3 High Growth 0,06

4 Internationalization 0,55

5 Risk Capital 0,18

GEI 22,76

(20)

TOTAL EARLY STAGE

ENTREPRENEURIAL ACTIVITY (TEA) RATE BY AGES IN SEVERAL ASEAN COUNTRIES

(% OF ADULT POPULATION IN EACH AGE CATEGORY INVOLVED IN TEA), 2015

RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE

INDONESIA 15 14.9 16 21.2 15 19.2 17 25.0 12 13.7 MALAYSIA 58 2.3 60 3.3 60 3.5 60 2.7 54 2.6 PHILIPPINES 35 8.6 18 18.6 13 21.1 9 21.1 8 17.9 THAILAND 31 9.0 20 18.0 20 16.7 25 11.5 20 9.3 VIETNAM 19 12.8 21 17.8 22 16.4 37 8.0 23 8.4

18-24 YEARS 25-34 YEARS 35-44 YEARS 45-54 YEARS 55-64 YEARS COUNTRY

Source : Global Entrepreneurship Monitor 2015/2016 Report

NOTE :

• The GEM survey is based on collecting primary data through an Adult Population Survey of at least 2,000 randomly selected adults (18–64 years of age) in each economy

(21)

Fakta Seputar

Kewirausahaan

Rata-rata usia pengusaha melakukan

permulaan bisnis di usia 26 tahun

Usia 20 hingga 34 tahun merupakan

usia optimal memulai usaha

Pengusaha laki-laki lebih dominan

dibanding perempuan

(22)

Fakta Seputar

Kewirausahaan

Di AS, 18% pengusaha tidak tamat SMA dan

hanya 28% yang merupakan sarjana

Hanya 1 dari 4 pengusaha yang

mengatakan bahwa uang/modal fnansial

menjadi sumber utama keberhasilan usaha

Sekitar 40% pengusaha merupakan anak

pertama di keluarganya

Sekitar 50% pengusaha di dunia justru

(23)

Fakta Seputar

Kewirausahaan

2/3 pengusaha menganggap bahwa

tempat terpenting memulai usaha

adalah rumah mereka

2/3 pengusaha memulai bisnis ketika

sudah atau baru menikah

71,5% pengusaha sukses berasal dari

keluarga berpendapatan menengah

Lebih dari 50% pengusaha sukses

(24)

Alasan Berwirausaha

Ada banyak alasan seorang

founder

merintis usahanya.

Pertama, karena alasan “kepepet” atau

terpaksa. Tidak ada pilihan selain harus

berusaha sendiri dalam memenuhi

kebutuhan hidup.

Kedua, alasan hobi atau mengisi waktu

luang.

(25)

Keberuntungan Bukan

Penyebab

Alasan pertama cenderung menyebabkan

perusahaan keluarga bisa berkembang

dan maju. Bagaimanapun juga, kunci

utama keberhasilan ialah adanya passion

(tekad) yang kuat.

Banyak orang percaya bahwa

keberuntungan menjadi penyebab

keberhasilan bisnis seseorang. Tetapi

sebenarnya, tidak akan ada

(26)

Memahami Peluang Bisnis

Dalam bisnis apapun, nilai terbesar

sesungguhnya ada di

knowledge dan

ideas

.

Tergantung pada kemampuan kita untuk

mentransformasi pengetahuan dan ide

yang kita miliki menjadi produk ataupun

jasa.

Untuk mentransformasikan keduanya,

(27)

KONSEP DASAR WAWASAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB I

(28)

PENGANTAR

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi Kelayakan Bisnis

Analisis SWOT

Strength

- Kekuatan,

Weakness

- Kelemahan,

Oppurtunity

- Peluang,

(29)

PENGERTIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil

suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

dari suatu usaha yang direncanakan.

Merupakan kegiatan usaha yang direncanakan,

sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang

tersedia diberbagai aspek.

Suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu

rencana bisnis dibangun dan dioperasionalkan

(30)

HASIL

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Untuk merintis usaha baru

Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada

Untuk memilih jenis usaha atau investasi yang

(31)

PIHAK BERKEPENTINGAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(32)

TUJUAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menghindari resiko kerugian

Memudahkan perencanaan

Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Memudahkan pengawasan

(33)

MANFAAT

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Keuntungan tersebut yaitu keuntungan yang

memberikan manfaat ekonomi (financial

benefit).

Keuntungan (manfaat) yang akan diperoleh dari

SKB berupa :

Manfaat ekonomi (financial benefit) seperti

pengusaha.

Manfaat sosial (social benefit) seperti

(34)

PROSES DAN TAHAP

(35)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Pasar

Aspek Pemasaran

Aspek Teknik dan Teknologi

Aspek Manajemen

Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek Keuangan/Finansial

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik

Aspek Lingkungan Industri

Aspek Hukum/Yuridis

(36)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Pasar dan Pemasaran

Permintaan pasar

Peluang pasar

Perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar

Aspek Teknis

Lokasi

Sumber bahan baku

Kapasitas produksi

(37)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Manajemen

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

(38)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia

Perencanaan SDM

Analisis Pekerjaan

Rekrutmen dan Seleksi

Pelatihan dan Pengembangan

Penilaian Kinerja

Kompensasi

Karir

(39)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Keuangan

Menganalisis kebutuhan dana dan aliran kas

Biaya modal

Metoda penilaian investasi

Payback Period

Internal Rate of Return

Net Present Value

(40)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Lingkungan Industri

Ancaman masuk pendatang baru

Persaingan sesama perusahaan

Ancaman dari produk pengganti

Kekuatan tawar-menawar pembeli

Kekuatan tawar-menawar pemasok

(41)

ASPEK-ASPEK

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Yuridis

Bentuk badan usaha

Identitas pelaksana bisnis

Waktu pelaksanaan bisnis

Cara pelaksanaan bisnis

Peraturan dan perundangan

Aspek Lingkungan

Pentingnya AMDAL

Peraturan dan perundangan AMDAL

(42)

TAHAPAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

1. Tahap penemuan ide

2. Tahap penelitian

3. Tahap evaluasi

4. Tahap prioritas

(43)

TAHAPAN PENEMUAN IDE

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Bila menemukan ide lebih dari satu, maka

yang dipilih biasanya tergantung pada 3 faktor

yaitu :

1. Ide usaha cocok dengan kata hati

2. Mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang

bersifat teknis

(44)

TAHAPAN PENEMUAN IDE

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Identifikasi kesempatan berusaha, bisa

dilakukan dengan cara :

1. Mempelajari impor

2. Menyelidiki material lokal

3. Mempelajari keterampilan tenaga kerja

4. Melakukan studi industri

5. Menerapkan kemajuan teknologi

6. Mempelajari hubungan antar industri

7. Menilai rencana pembangunan

(45)

TAHAPAN EVALUASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Evaluasi terhadap usulan bisnis yang akan

(46)

TAHAPAN PRIORITAS

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Jika terdapat lebih dari satu usulan bisnis yang

dianggap layak, maka perlu dilakukan

(47)

TAHAPAN RENCANA

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Setelah rencana bisnis dipilih untuk

(48)

TAHAPAN PELAKSANAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Setelah semua persiapan selesai, tahap

(49)

ASPEK PASAR

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(50)

ASPEK PASAR

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Pasar adalah tempat bertemunya para penjual

dan pembeli untuk melakukan transaksi.

Pasar adalah tempat pertemuan antara

kekuatan permintaan dan penawaran.

Menurut Stanton, Pasar adalah kumpulan

(51)

BENTUK PASAR

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Bentuk pasar dilihat dari sisi produsen atau dari

banyaknya penjual :

Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan monopolistikPasar monopoli

Pasar oligopoli

Bentuk pasar dilihat dari sisi konsumen atau dari

pembeli :

 Pasar Konsumen  Pasar Industri

(52)

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Permintaan adalah jumlah barang dan jasa

yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai

kemampuan untuk membeli pada berbagai

tingkat harga.

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa

(53)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Harga barang itu sendiri

Harga barang lain yang memiliki hubungan

(barang substitusi atau komplementer)

Pendapatan

Selera

Jumlah penduduk

(54)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Harga barang itu sendiri

Harga barang lain yang memiliki hubungan

(barang substitusi atau komplementer)

Teknologi

Biaya produksi

Tujuan perusahaan

(55)

MENGUKUR DAN MERAMALKAN PERMINTAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini

Ada tiga metode untuk mengestimasi

permintaan pasar sekarang:

1. Mengestimasi Total Permintaan Pasar

o Total permintaan pasar suatu produk adalah total volume

yang dibeli sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu

2. Mengestimasi Wilayah permintaan Pasar

o Untuk memilih wilayah yang terbaik serta mengalokasikan

(56)

MENGUKUR DAN MERAMALKAN PERMINTAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Market Build Up Method

 Metode ini digunakan oleh perusahaan barang

industri untuk mengidentifikasi semua pembeli potensial dalam setiap pasar dan

mengestimasikan pembelian potensialnya B. Market Factor Index Method

 Metode ini digunakan oleh perusahaan barang

konsumsi dengan mengidentifikasikan faktor-faktor pasar yang ada hubungannya dengan potensi pasar

3. Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar

o Untuk mengetahui penjualan yang sebenarnya dari indusri

bersangkutan yang terjadi dipasar, dengan

(57)

MENGUKUR DAN MERAMALKAN PERMINTAAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Meramal Permintaan Mendatang

A. Beberapa cara untuk meramalkan permintaan/

penjualan masa datang, di antaranya :

A. Survei niat pembeli

B. Pendapat para tenaga penjual (wiraniaga) C. Pendapat para ahli

(58)

ASPEK PEMASARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(59)

ASPEK PEMASARAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Menurut Stanton, Pemasaran adalah keseluruhan sistem

yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

• Agar bisnis yang dijalankan dapat berhasil dengan baik,

maka perlu melakukan strategi bersaing yang tepat.

• Unsur strategi persaingan adalah menentukan segmentasi

pasar (segmentation), menetapkan pasar sasaran

(60)

SEGMENTASI PASAR

(MARKET SEGMENTATION) STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi

beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang

memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula.

• Variabel untuk melakukan segmentasi pasar, antara lain :

1. Segmentasi berdasarkan geografis, terdiri dari: bangsa, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan iklim.

2. Segmentasi berdasarkan demografis, terdiri dari: umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, dan agama.

3. Segmentasi berdasarkan psikografis, terdiri dari: kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik kepribadian.

(61)

PASAR SASARAN

(MARKET TARGETING)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Pasar sasaran adalah mengevaluasi

keaktifan setiap segmen, kemudian memilih

salah satu dari segmen pasar atau lebih

untuk dilayani.

Menetapkan pasar sasaran dengan cara

(62)

PASAR SASARAN

(MARKET TARGETING)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Kegiatan Menetapkan Pasar Sasaran :

1. Evaluasi segmen pasar

a. Ukuran dan pertumbuhan segmen, misal : data penjualan, proyeksi laju pertumbuhan, margin, dll.

b. Struktural segmen, misal : profitabilitas produk, ancaman produk pengganti (substitusi), dll.

c. Sasaran dan sumberdaya, misal : sdm yang dimiliki, sumber daya perusahaan yang tersedia, dll.

2. Memilih segmen

a. Pemasaran serbasama, misal : melayani semua pasar dan tawaran pasar.

b. Pemasaran serbaaneka, misal : merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan atau kepribadian, dll.

(63)

POSISI PASAR

(MARKET POSITIONING)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi

yang kompetitif untuk produk.

Posisi produk adalah bagaimana posisi suatu

produk yang didefinisikan oleh konsumen atas

dasar atribut-atributnya.

Tujuannya adalah untuk membangun dan

mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk

yang dihasilkan ke dalam benak konsumen.

Contoh : Mobil Mercedes diposisikan sebagai mobil

mewah, Mobil Kijang diposisikan sebagai mobil

(64)

POSISI PASAR

(MARKET POSITIONING)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Strategi penentuan posisi pasar terdiri dari :

Atas dasar atribut (harga murah atau mahal)

Kesempatan penggunaan (sebagai minuman

energi atau kesehatan)

Menurut kelas pengguna (dewasa atau

anak-anak)

Langsung menghadapi pesaing (kami nomor

satu)

(65)

POSISI PASAR

(MARKET POSITIONING)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Memilih Dan Melaksanakan Strategi Penentuan

Pasar :

1. Identifikasi keunggulan kompetitif dengan perbedaaan, yaitu :

 Diferensiasi produk  Diferensiasi jasa

 Diferensiasi personel  Diferensiasi citra

2. Memilih keunggulan kompetitif yang tepat

Berapa banyak perbedaan dipromosikanPerbedaan mana yang dipromosikan

(66)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Pengertian

Tindakan merancang serangkaian perbedaan

yang berarti untuk membedakan tawaran

(67)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Differences Worth

Establishing

Ter jangka

u jangka Ter

u Unggul Unggul

Meng untun

gkan untung Meng

kan

an bedak Ter

an

Pent ing Pent

(68)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengatasi ekspektasi pelanggan dengan proses

tiga-tahap :

1. Mendefinisikan model nilai pelanggan.

2. Membentuk hierarki nilai pelanggan.

Basic/Dasar

Ekspektasi/yang diharapkan

Desired/yang diinginkan

(69)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Gambar:

Matriks

Keunggul

an

(70)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Produk Pelayanan Personnel Saluran Citra

Form Kemudahan

pemesanan Kemampuan Cakupan Simbols Features Pengiriman Kesopanan Keahlian Media

Performance Pemasangan Dapat

dipercaya Kinerja Atmosfir Conformance Pelatihan

pelanggan Dapat diandalkan Peristiwa Durability Konsultasi

pelanggan Cepat tanggap

(71)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

Diferensiasi produk

o Form/bentuk.

o Features/keistimewaan, yaitu karakteristik yang yang

melengkapi fungsi dasar produk.

o Mutu kinerja, mengacu pada level di mana karakteristik dasar

produk itu beroperasi.

o Mutu kesesuaian, adalah tingkat di mana semua unit yang

produksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

o Daya tahan, suatu ukuran usia operasi produk yang

(72)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

Diferensiasi Produk

o Keandalan, adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak

akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

o Mudah diperbaiki, adalah suatu ukuran kemudahan untuk

memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.

o Style/gaya, menggambarkan penampilan dan perasaan yang

ditimbulkan oleh produk bagi pembeli.

o Desain: kekuatan pemaduan; desain adalah totalitas

(73)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

DeliveryDelivery

InstallationInstallation Customer Consulting

Customer

Consulting Mis

(74)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

Diferensiasi Pelayanan

o Kemudahan pemesanan, mengacu pada seberapa mudah

pelanggan dapat melakukan pemesanan ke perusahaan.

o Pengiriman, mengacu pada seberapa baik produk atau jasa

diserahkan kepada pelanggan.

o Quick response system.

o Installation/pemasangan, mengacu pada pekerjaan yang

(75)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

Diferensiasi Pelayanan

o Pelatihan Pelanggan, mengacu pada pelatihan para pegawai

pelanggan untuk menggunakan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.

o Konsultasi Pelanggan, mengacu pada pelayanan data, sistem

informasi, dan saran yang diberikan penjual kepada pembeli.

o Pemeliharaan dan Perbaikan, merupakan program pelayanan

perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga produk yang mereka beli dalam kondisi kerja yang baik.

o Pelayanan lain-lain, perusahaan dapat menemukan berbagai

(76)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

Diferensiasi Personalia

o Competence/kemampuan, mereka memiliki keahlian dan

pengetahuan yang diperlukan.

o Courtesy/kesopanan, mereka ramah, menghormati, dan

penuh perhatian.

o Creditability/kredibilitas, mereka dapat dipercaya.

o Reliability/keandalan, mereka memberikan pelayanan secara

konsisten dan akurat.

o Responsiveness/cepat tanggap, mereka cepat menanggapi

permintaan dan permasalahan konsumen.

o Communication/komunikasi, mereka berusaha untuk

(77)

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING) DIFERENSIASI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi

 Diferensiasi Saluran, merancang saluran distribusi, terutama

yang menyangkut jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.

 Diferensiasi Citra, konsumen mempunyai tanggapan yang

berbeda terhadap citra perusahaan atau merek.

 Identitas, terdiri dari berbagai cara yang diarahkan

perusahaan untuk mengidentifikasi dirinya atau memposisikan dirinya atau produknya.

 Citra, adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan

atau produknya.

Lambang, Warna, Slogan, atribut khusus.Physical plant.

Peristiwa and Sponsorship.

(78)

STRATEGI POSISI

(POSITIONING STRATEGY) STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengembangkan dan Mengkomunikasikan

Strategi Posisi

 Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan

citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (diantara pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya.

 Value position, merupakan alasan-alasan yang

(79)

STRATEGI POSISI

(POSITIONING STRATEGY) STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengembangkan dan Mengkomunikasikan

Strategi Positioning

 Positioning menurut Ries dan Trout

Memperkuat posisinya sendiri saat ini di beak konsumen.  Mencari dan merebut posisi baru yang belum ditempati.  De-position (menggeser).

 Re-position (mengubah).

Product ladders (jenjang produk).

 Positioning menurut Treacy dan Wiersema

 Value disciplines/disiplin nilai

Product leader/pemimpin produk.

(80)

STRATEGI POSISI

(POSITIONING STRATEGY) STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengembangkan dan Mengkomunikasikan

Strategi Positioning

 Treacy dan Wiersema mengemukakan bahwa sebuah

bisnis seharusnya mengikuti empat aturan untuk sukses :

1. Menjadi yang terbaik pada salah satu dari tiga disiplin nilai.

2. Mencapai tingkatan hasil kinerja yang memadai pada dua disiplin yang lain.

3. Menunjukkan satu posisi unggul didalam memilih disiplin sehingga tidak akan kalah dengan pesaing.

(81)

STRATEGI POSISI

(POSITIONING STRATEGY) STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengembangkan dan Mengkomunikasikan

Strategi Positioning

 Empat Kesalahan Utama Positioning

1. Underpositioning, beberapa perusahaan menyadari bahwa pembeli hanya memiliki gagasan yang samar tentang merek.

2. Overpositioning, pembeli mungkin memiliki citra yang terlalu sempit terhadap merek.

3. Confused positioning, pembeli mungkin memiliki citra yang

membingungkan tentang merek karena perusahaan terlalu banyak membuat pengakuan atau terlalu sering mengubah positioning merek.

(82)

MARKETING MIX (PRODUK)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli,

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan

atau peluang bagi produk baru :

 Perubahan ekonomi

 Perubahan sosial dan budaya  Perubahan teknologi

(83)

MARKETING MIX (PRODUK)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Strategi produk yang dapat dilakukan dalam

mengembangkan suatu produk :

 Penentuan logo dan motto

 Logo dan moto harus memiliki arti

 Logo dan moto harus menarik perhatian  Logo dan moto harus mudah diingat

 Menciptakan merek

 Mudah diingat

 Terkesan hebat dan modern  Memiliki arti

(84)

MARKETING MIX (PRODUK)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Menciptakan kemasan

 Kualitas kemasan  Bentuk kemasan  Warna kemasan  Syarat lainnya

• Keputusan label

 Siapa yang membuat  Di mana dibuat

 Kapan dibuat

 Cara menggunakannya  Waktu kadaluarsa

(85)

MARKETING MIX (PRODUK)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Strategi Pemasaran Daur Hidup Produk

• Untuk mengatakan bahwa sebuah produk memiliki

siklus hidup berarti menegaskan empat hal, yaitu : 1. Produk memiliki umur terbatas.

2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjual.

3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.

(86)

MARKETING MIX (HARGA)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen

dengan manfaat memiliki produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau penjual melalui tawar menawar atau

ditetapkan penjual dengan satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

• Langkah-langkah dalam menetapkan harga :

1. Menentukan tujuan penetapan harga

2. Memperkirakan permintaan, biaya, dan laba

(87)

MARKETING MIX (HARGA)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Tujuan dari penentuan harga secara umum :

1. Untuk bertahan hidup

2. Untuk memaksimalkan laba

3. Untuk memperbesar market share 4. Mutu produk

5. Pesaing

• Strategi dasar dalam penetapan harga :

1. Skimming pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan

setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk dan jasa memiliki kualitas tinggi.

2. Penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar. 3. Status quo pricing, yaitu penetapan harga status quo adalah

(88)

MARKETING MIX (HARGA)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Metode penetapan harga :

1. Berdasarkan biaya

 Cost plus pricing

Penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.

Rumus : Harga Pokok = VC + FC C

TS

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) TS = Total Sales

Contoh : VC = Rp.

10,-FC = Rp. 6.000.000,-TS = 100.000 Unit

(89)

MARKETING MIX (HARGA)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Metode penetapan harga :

1. Berdasarkan biaya

 Cost plus pricing dengan mark up

Metode paling populer digunakan oleh grosir dan pengecer untuk menentukan harga jual. Penetapan harga mark up adalah biaya pembelian produk dari produsen ditambah sejumlah

keuntungan yang diinginkan.

Contoh :

Jika perusahaan mengharapkan margin laba 20%, maka cost plus pricing dengan mark up sebagai berikut :

Harga dengan mark up = Harga Pokok per unit =Rp. 70,- per unit (1-laba yang diinginkan)

(90)

MARKETING MIX (HARGA)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Metode penetapan harga :

3. Break even pricing

Harga ditentukan berdasarkan titik impas (pulang pokok) Rumus : BEP = FC C atau BEP = FC C

P – VC 1 – VC/P

4. Perceived value pricing

Harga ditentukan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang ditawarkan. Biasanya penetapan harga seperti ini berdasarkan nilai yang

dipersepsikan sesuai dengan penentuan posisi produk oleh perusahaan di pasar. Perusahaan menciptakan suatu produk untuk suatu pasar sasaran dengan kualitas dan harga yang telah direncanakan.

Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan berdasarkan :

a. Menurut pelanggan b. Menurut bentuk harga c. Menurut tempat

(91)

MARKETING MIX

(LOKASI / DISTRIBUSI)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Saluran distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan

fungsi-fungsinya menghubungkan produsen kepada konsumen akhir.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi distribusi :

 Pertimbangan pembeli atau faktor pasar  Karakteristik produk

 Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan

(92)

MARKETING MIX

(LOKASI / DISTRIBUSI)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Dasar penentuan saluran distribusi produk konsumen dengan

tingkatan saluran distribusi, yaitu :

 Produsen  pemakai barang industri

 Produsen  dealer  pemakai barang industri  Produsen  agen  pemakai barang industri

• Dasar penentuan saluran distribusi produk industri dengan

tingkatan saluran distribusi, yaitu :

 Produsen  konsumen

 Produsen  pengecer  konsumen

 Produsen  grosir  pengecer  konsumen

(93)

MARKETING MIX

(LOKASI / DISTRIBUSI)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Hal-hal dalam pemilihan dan penentuan lokasi :

Dekat dengan kawasan industriDekat dengan lokasi perkantoranDekat dengan lokasi pasar

• Dekat dengan pusat pemerintahan

• Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat

Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasiSarana dan prasarana

• Fungsi-fungsi saluran distribusi yang dilaksanakan oleh

perantara antara lain :

(94)

MARKETING MIX (PROMOSI)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Promosi adalah cara mengkomunikasikan produk kepada

masyarakat agar produk itu dikenal dan dibeli.

• Strategi Bauran Promosi (Promotion Mix)

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang

dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

 Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan

penjualan suatu produk disaat pembelian diharapkan sekarang juga.

3. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Humas bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik

untuk menghasilkan publisitas yang menyenangkan.

(95)

MARKETING MIX

STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Bauran pemasaran jasa lebih luas dari barang dengan

menambahkan 3 elemen :

1. Orang (people)

 Yang dimaksud orang disini adalah semua partisipan yang

memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi berlangsung dalam waktu riil jasa, dan dapat

mempengaruhi persepsi pembeli.

2. Bukti fisik (physical evidence)

 Suatu lingkungan fisik di mana jasa disampaikan dan di mana

perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap konsumen nyata memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

3. Proses (process)

Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran

(96)

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(97)

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan

suatu usaha dalam menjalankan kegiatannya

dengan menilai ketepatan lokasi, luas

(98)

Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis

usaha yang akan dijalankan.

Terdapat beberapa lokasi yang perlu

dipertimbangkan, yaitu :

1. Lokasi untuk pabrik

2. Lokasi kantor

3. Lokasi gudang

(99)

I. Pemilihan Lokasi Pabrik

A. Faktor utama (primer) :

1. Ketersedian bahan baku

2. Letak pasar yang dituju

3. Tenaga listrik dan air

4. Supply tenaga kerja

5. Fasilitas transportasi

(100)

1. Ketersediaan Bahan Baku

Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila

jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar

daripada bahan jadi sebagai akibat proses produsi,

lokasi usaha/proyek yang dekat dengan bahan baku

lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Contoh: apabila lokasi pabrik kertas yang berorientasi

pada pasar, keadaan ini bisa menyulitkan

usaha/proyek tersebut bila dilihat dari biaya

transportasi maupun kelancaran supply bahan baku

yang diangkut jauh lebih besar daripada jumlah

barang.

(101)

2. Letak Pasar

Ditinjau dari segi biaya pengangkutan, apabila biaya

pengangkutan barang jadi lebih besar dari biaya

pengangkutan bahan mentah dalam ukuran yang

sama, selayaknya lokasi usaha/proyek yang dekat

dengan pasar lebih menguntungkan daripada dekat

dengan bahan baku.

Seperti pabrik minuman, pabrik yang hasil

produksinya lebih cepat rusak/pecah, dan lain

sebagainya.

(102)

3. Tenaga Listrik dan Air

Tenaga lisrik yang telah ada seperti PLN biayanya

lebih murah dibanding dengan membangun tenaga

listrik tersendiri. Kalau di lokasi proyek tidak tersedia

fasilitas listrik, usahakan lokasi proyek yang didirikan

dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti

adanya air terjun yang memungkinkan pembangunan

tenaga listrik ditempat tersebut.

(103)

4. Supply Tenaga Kerja

Apabila usaha/proyek yang didirikan membutuhkan

tenaga kerja dalam jumlah yang relative besar (padat

karya) sebaiknya lokasi usaha yang dididrikan dekat

dengan pemukiman penduduk. Demikian pula

dengan usaha-usaha yang memanfaatkan keahlian

penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan

ukir, kerajinan logam, dan lain sebagainya.

(104)

5. Fasilitas Transportasi

Pendirian usaha/proyek yang tidak mempunyai

fasilitas angkutan terpaksa membangun jalan-jalan

baru yang memerlukan investasi yang cukup besar

dan kesemuanya ini merupakan beban dari

proyek/kegiatan usaha yang direncanakan. Besarnya

biaya transportasi yang dikeluarkan akan

berpengaruh terhadap harga pokok produksi dan

keadaan ini bisa menyebabkan gagasan

usaha/proyek yang direncanakan tidak feasible untuk

dikerjakan.

(105)

I. Pemilihan Lokasi Pabrik

B. Faktor pendukung (sekunder) :

1. Hukum dan peraturan yang berlaku

2. Iklim dan keadaan tanah

3. Sikap dari masyarakat setempat (adat

istiadat)

4. Rencana masa depan perusahaan,

dalam kaitannya dengan perluasan lokasi

(106)

II. Pemilihan Lokasi Kantor

A. Pertimbangan dalam menentukan lokasi

kantor :

1. Dekat pemerintah

2. Dekat lembaga keuangan

3. Dekat dengan pasar

4. Tersedia sarana dan prasarana

(107)

III. Pemilihan Lokasi Gudang

A. Pertimbangan dalam menentukan lokasi

gudang :

1. Di kawasan industri

2. Dekat dengan pasar

3. Dekat dengan bahan baku

4. Tersedia sarana dan prasarana

(108)

Metode Pemilihan Lokasi

1. Metode Kualitatif

• Metode ini mendasarkan penilaian tim yang dibentuk

terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai alternatif lokasi yang tersedia.

2. Metode Transportasi

• Metode ini digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki

beberapa pabrik atau gudang bermaksud menambah

kapasitas satu pabrik atau penambahan pabrik atau gudang baru.

3. Metode Analisis Biaya

Metode ini memanfaatkan biaya tetap dan biaya variabel

untuk membantu pemilihan alternatif lokasi.

(109)

Metode Kualitatif

Lokasi A Lokasi B Lokasi C

Pasar 20 19 20 18

Transportasi 25 24 20 23

Bahan Baku 25 23 21 22

Tenaga Kerja 10 7 9 8

Listrik & Air 15 12 15 10

Iklim 5 4 3 5

Jumlah 100 89 88 86

(110)

Metode Analisis Biaya

Alternatif

Lokasi

Biaya Tetap

Variabel /

Biaya

Satuan

A 30.000.000 1.000

B 60.000.000 500

C 90.000.000 300

Contoh: Tabel diatas pemilihan lokasi untuk pabrik baru perusahaan Kecap Angsa. Pabrik tersebut akan memproduksi sebanyak 100.000 botol per tahun.

Lokasi A = 30.000.000 + 1.000 (100.000) = RP 130.000.000 Lokasi B = 60.000.000 + 1.000 (100.000) =Rp 110.000.000 Lokasi C = 90.000.000 + 300 (100.000) =Rp. 120.000.000

(111)

Luas Produksi

Luas produksi adalah jumlah produk yang

seharusnya diproduksi untuk mencapai

keuntungan yang optimal.

Luas produksi dapat berarti penentuan

kombinasi dari berbagai macam produk

yang dihasilkan untuk mencapai

keuntungan yang optimal, jika menghasilkan

lebih satu macam produk.

(112)

Luas Produksi

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

menentukan luas produksi :

• Batasan permintaan, yang telah diketahui dalam

aspek pasar.

• Tersedianya teknologi, mesin-mesin yang dalam hal

ini dibatasi kapasitas teknis atau ekonomis.

• Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola

proses produksi.

• Kemampuan finansial dan manajemen.

• Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi

di masa yang akan datang.

(113)

Luas Produksi

Metode dalam menentukan luas produksi :

A. Pendekatan konsep marginal cost dan

marginal revenue

B. Pendekatan break event point

C. Metode linear programming

(114)

A. Metode Marginal Cost

1. Pendekatan konsep Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR). Luas produksi optimal tercapai pada saat MC = MR.

2. Dimana :

3. MC merupakan differensial TC (TC’) 4. MR merupakan differensial TR (TR’)

(115)

Metode Marginal Cost

(116)

B. Metode Break Even Point

1. Contoh: Persuahaan sandal Jepit merek Anti Pedot akan membangun pabrik baru dgn rincian sbb :

2. Biaya persiapan = Rp. 10.000.000

3. Biaya Tanah dan bangunan = Rp. 75.000.000 4. Biaya Mesin dan peralatan = Rp. 25.000.000

5. Harga jual sandal jepit adalah Rp. 10.000 dan biaya

membuat sandal jepit sebesar RP. 5.000. maka besar luas produksi agar mencapai titik impas adlh sbb:

6. BEP = Biaya tetap / (harga perunit – biaya variabel perunit) 7. BEP = 110.000.000 /(10.000-5.000) = 22.000 Pasang

sandal

(117)

Tata Letak (Layout)

1. Layout merupakan keseluruhan proses

penentuan bentuk dan penempatan

fasilitas-fasilitas yang dimiliki.

2. Layout mencakup layout site (layout lahan

lokasi), layout pabrik, layout kantor, dan layout

gudang.

(118)

Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)

1. Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout)

• Layout ini ditujukan pada usaha yang karena ukuran, bentuk

dan hal-hal lain yang menyebabkan tak mungkin memindahkan produknya.

• Jadi produk tetap di tempat, peralatan, dan tenaga kerja yang

mendatangi produk. Contohnya : Pembuatan Kapal.

2. Tata Letak Produk (Product Layout)

• Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan disusun

berdasarkan urutan dari operasi proses pembuatan produk. Setiap produk akan melewati tahapan produksi yang sama dari awal sampai akhir.

• Layout ini tidak terdapat arus balik. • Contohnya : Perakitan Mobil.

(119)

Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)

3. Tata Letak Proses (Layout Process)

• Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang

sama dikelompokkan atau ditempatkan dalam suatu ruangan/tempat tertentu.

• Contohnya untuk industri tekstil semua mesin pemotong

dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalm satu area.

4. Tata Letak Kantor (Office Layout)

• Layout ini berkaitan dengan posisi kerja, peralatan kerja,

tempat yang diperuntukkan perpindahan informasi.

(120)

Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)

5. Tata Letak Pedagang Eceran/Pelayanan (Retail

and Service Layout)

Layout yang berhubungan dengan pengaturan dan alokasi

tempat serta arus produk agar lebih banyak barang yang dapat dipajang.

(121)

Pemilihan Teknologi dan Peralatan

Pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh

derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat

ekonomis yang dikerjakan.

Kreteria dalam pemilihan jenis teknologi :

1. Ketepatan teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan.

2. Keberhasilan penggunaan teknologi tersebut di tempat lain. 3. Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan.

4. Besarnya biaya pemeliharaan dan investasi pada teknologi. 5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan

pengembangannya dalam penggunaan teknologi. 6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja.

(122)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(123)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Mengapa Manajemen Gagal????

 Menurut Murray D. Bryce, Kegeglan manajemen lebih

disebabkan oleh hal-hal berikut :

1. Kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan (top manajemen). 2. Kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang

memadai.

3. Kekurangan tenaga manajemen yang berpengalaman. 4. Kekurangan pemimpin yang berbakat.

5. Tidak ada pendelegasian.

6. Kurangnya kesadaran tentang profit dan biaya.

7. Kurangnya kesadaran menggunakan sistem akuntansi sebagai alat manajemen.

(124)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Pengertian

Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah

(125)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Manajemen

Aspek manajemen merupakan rencana usaha

atau perusahaan secara keseluruhan yang harus

disusun sesuai dengan tujuan perusahaan.

Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai

jika memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam

proses manajemen.

Proses manajemen akan tergambar dari masing-

(126)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

I. Fungsi-Fungsi Manajemen

A. Perencanaan (planning)

• Proses menentukan arah yang akan ditempuh dan

kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pengorganisasian (organizing)

• Proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau

pekerjaan-pekerjaan ke dalam unit-unit.

C. Pelaksanaan (actuating)

Proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi.

D. Pengawasan (controlling)

Proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah

(127)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

1. Pendekatan dalam pembuatan perencanaan :

• Pendekatan atas-bawah (top-down).

Perencanaan yang dibuat oleh pimpinan organisasi.

• Pendekatan bawah-atas (bottom-up).

Perencanaan yang dibuat oleh manajemen tingkat bawah dimana

pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi.

Pendekatan campuran.

 Perencanaan yang kombinasi (campuran) diantara kedua

pendekatan diatas, walaupun dengan persentase yang relatif.

Pendekatan kelompok.

 Perencanaan yang dibuat oleh sekelompok tenaga ahli dalam

(128)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

2. Fungsi perencanaan :

• Penerjemah kebijakan umum.

• Berupa perkiraan yang bersifat ramalan. • Berfungsi ekonomi.

• Memastikan suatu kegiatan. • Alat koordinasi.

(129)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

3. Macam-macam perencanaan :

• Perencanaan jangka panjang (20-30 tahun kedepan). • Perencanaan jangka menengah (3-5 tahun kedepan). • Perencanaan jangka pendek (paling lama 1 tahun).

4. Sisi tingkatan manajemen :

• Perencanaan strategis.

Fokus bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi,

falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Perencanaan operasional.

 Berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan

(130)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

5. Penjadwalan :

• Penjadwalan adalah penentuan aktivitas-aktivitas dalam urutan waktu tertentu di mana mereka harus dimunculkan. Pendekatan penjadwalan yang sering digunakan adalah Bagan Gantt.

• Bagan tersebut menunjukan hubungan antara aktivitas dengan

(131)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

6. Bantuan teknik :

• Gantt Chart.

Diperkenalkan oleh Henry L. Gantt, dengan langkah-langkah penyusunan Gantt Chart secara garis besar adalah sebagai berikut :

Menentukan tingkat rincian kegiatan yang akan dimasukan pada bagan.

 Mengidentifikasi urutan logis (dapat secara kronologis) dari kegiatan-kegiatan

yang akan dilaksanakan.

Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian masing-masing

kegiatan.

Membuat konsep penjadwalan pada bagan.

 Mendiskusikan konsep tersebut dengan orang-orang yang akan terlibat dalam

pelaksanaan masing-masing kegiatan.

Membuat bagan akhir yang lebih realistis dan telah disepakati oleh semua

orang yang terlibat.

(132)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

6. Bantuan teknik :

• Gantt Chart.

Keuntungannya : Pembuatannya sederhana, penghitungan

waktu dan pencantumannya dalam bagan mudah, mudah dibaca, dan dapat langsung dipakai untuk pemantauan kegiatan.

Kerugiannya : Cara ini dianggap sederhana untuk proyek yang

besar, perkiraan pencapaian kegiatan sulit dilihat, kegiatannya sulit digambarkan, indikator untuk

kegiatan-kegiatan kritis sulit diketahui, hubungan antar kegiatan-kegiatan tidak terlihat, sulit mengecek ketepatan pelaksanaan, tidak

(133)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

6. Bantuan teknik :

• Gantt Milestone Chart.

Model ini merupakan perbaikan dari Gantt Chart, yaitu dengan

menambahkan kejadian penting atau tanggal ukur (milestone) dengan adanya : Kegiatan awal (menggunakan simbol

segitiga), Kegiatan Antara (menggunakan simbol bulat) dan

kegiatan Akhir (dengan simbol kotak). Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa kegiatan yang bersifat kristis dicoba

(134)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

6. Bantuan teknik :

• PERT (Program Evaluation and Review Technique)

dan NWP (Net Work Planning).

Dalam teknik PERT, pembuatannya meiliki tiga dasar yang pentig, yaitu : perencanaan (penjadwalan kerja, penganggaran dan penggunaan tenaga kerja), penggorganiasian, dan pengendalian.

NWP, kelebihannya ialah memasukan unsur keterangan kapan suatu kegiatan dimulai dan berakhir. Manfaat NWP :

Apabila terjadi kelemahan dalam suatu jalur yang kritis, akan mengakibatkan

keterlambatan seluruh kegiatan.

Dengan mempercepat jalur-jalur kegiatan tententu yang kritis, maka akan

mempercepat selesai proyek.

Upaya-upaya dapat ditingkatkan untuk mempercepat jalur kritis ini, misal

(135)

ASPEK MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Perencanaan (Planning)

6. Bantuan teknik :

• PKT (Pola Kerja Terpadu), yaitu teknik perencanaan

yang komprehensif digunakan dalam kegiatan agar terarah dan terpadu.

• PIP (Performance Improvement Planning), yaitu teknik

yang mengutamakan daya analisis atas kekuatan pendorong dan penghambat kerja.

• APP (Analisis Persoalan Potensial), berguna dalam

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

efektif, efisien, dan ekonomis. Kondisi keuangan mengarah pada kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban meliputi enam dimensi yaitu: 1) solvabilitas jangka

Tabel ini diperlukan ketika kita mencari Transformasi Laplace inversi... Definisi Transformasi

Dari hasil interpretasi geologi dan pengujian geolistrik didapatkan hasil bahwa : Titik duga 2, potensi air tanah ada pada kedalaman 14–25 meter (ketebalan 11 meter), namun

Identitas diri juga terbentuk dari sifat-sifat tertentu yang dimiliki kaum waria di kompleks pasar Tanete yang melihat menjadi waria merupakan takdir dalam kehidupan

Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2013) yang menunjukkan bahwa Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien

Untuk mengetahui seberapa kuat korelasi antara pemberian beberapa ekstrak kulit buah naga merah terdahap kadar MDA tikus putih jantan, dilakukan uji korelasi Pearson

mampu menemukan sendiri sesuatu konsep yang dalam pembelajaran konvensional ia peroleh dari guru melalui ceramah. Pada bagian ini mengandung inkuri dalam pembelajaran