• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun E learning Berbasis Smart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rancang Bangun E learning Berbasis Smart"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun E-learning Berbasis Smartphone

Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa

di SMA Hang Tuah 1 Jakarta

Makalah

Tugas Mata Kuliah Manajemen Bisnis ICT Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

Disusun oleh :

Adji Pramudyo (55415110006)

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

MAGISTER MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

Rancang Bangun E-learning Berbasis Smartphone Untuk Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar Siswa

di SMA Hang Tuah 1 Jakarta

1. Abstrak.

Kurikulum 2013 lebih mengedepankan dan menuntut peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan sikap belajar yang dimiliki dengan mengeksplorasi semua sumber belajar yang ada. Internet dihadirkan sebagai sumber belajar yang bervariasi dan lengkap. Namun akses internet dengan komputer membuat sekolah harus menyediakan perangkat komputer dan ruangannya. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan akses internet dengan smartphone cukup menggunakan smartphone milik peserta didik.

Belajar dengan sumber belajar yang unlimited dan tersedia secara

realtime dan mobile dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa, terlebih bila materi pembelajaran disediakan dan dirancang sesuai kebutuhan sendiri oleh guru-guru yang terlibat dalam proses tersebut.

Dalam tesis ini di rancang e-learning berbasis smartphone berupa layanan khusus pembelajaran tertentu untuk keperluan pembelajaran tanpa komputer (PC) dan diharapkan dengan perancangan pembelajaran tersebut peningkatan sikap dan prestasi belajar peserta didik dapat dicapai.

Kata Kunci : E-Learning, Berbasis Smartphone.

2. Pendahuluan.

(3)

yang dimiliki dengan mengeksplorasi semua sumber belajar yang ada. Guru tidak lagi menjadi sumber belajar utama bagi peserta didik, ia kini lebih pada menjadi fasilitator dan motivator bagi peserta didik agar menemukan kembali semangat dan rasa ingin tahu yang dimilikinya sehingga peserta didik akan mengeksplorasi semua sumber belajar yang ada di sekitarnya.

Internet dihadirkan sebagai sumber belajar yang bervariasi dan lengkap. Namun akses internet dengan komputer (pc) membuat sekolah harus menyediakan perangkat komputer, infra struktur jaringan, sambungan internet, dan ruangannya. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan akses internet dengan smartphone cukup menggunakan smartphone milik peserta didik.

Untuk itu di rancang e-learning berbasis smartphone agar peserta didik dapat mengakses internet untuk keperluan pembelajaran tanpa komputer (pc). Diharapkan dengan perancangan pembelajaran dan penilaian berbasis smartphone ini peningkatan sikap dan prestasi belajar peserta didik dapat dicapai.

Beberapa penilitian dilakukan lebih awal bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran berbasis smartphone antara lain bagaimana membangun aplikasi nya [1], bagiamana model yang dipakai untuk menguji sikap dan bprestasi elajar siswa [2] atau penerapannya pada siswa di daerah pedesaan [3]. Alat atau aplikasi yang lebih fokus pada sasaran juga dapat dikembangkan [4] dan perlu pula diujikan pada para siswa [5].

3. Permasalahan

3.1. Kurikulum 2013 menuntun siswa untuk dapat aktif mengeksplorasi sumber belajar melalui internet. Sedangkan akses internet menggunakan komputer pribadi (PC) memiliki keterbatasan peralatan, waktu, dan tempat. Di SMA Hang Tuah 1 Jakarta hanya ada 2 laboratorium komputer dengan 60 unit komputer, sedangkan jumlah siswa adalah 594 sisa.

(4)

belajar siswa. Apakah pendekatan sistem pembelajaran berbasis Smartphone dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa sesuai yang diinginkan kurikulum ?

4. Teori Penalaran

4.1. Model Pembelajaran Kolaborasi

Pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu moel pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untu mencapai tujuan yang sama. Pendekatan kolaborasi bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya melalui dialog, saling membagi informasi sesama siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan mental pada tingkat tinggi. Model ini digunakan pada setiap mata pelajaran terutama yang mungkin berkembang sharing of information di antara siswa.

Belajar kolaborasi digambarkan sebagai suatu model pengajaran yang mana para siswa bekerja sama dalam kelompok –kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar kolaboratif, para siswa bekerja sama menyelesaikan masalah yang sama, dan bukan secara individual menyelesaikan bagian-bagian yang terpisah dari masalah tersebut. Dengan demikian, selama berkolaborasi para siswa bekerja sama membangun pemahaman dan konsep yang sama menyelesaikan setiap bagian dari masalah atau tugas tersebut.

(5)

dapat membantu proses belajar mengajar siswa. Kedua, menyediakan lingkungan social yang mendukung proses belajar siswa, seperti mengelompokkan siswa secara heterogen dan mengajak siswa mengembangkan struktur social yang mendorong munculnya perilaku yang sesuai untuk berkolaborasi antar siswa, ketiga, guru memberikan tugas memancing munculnya interaksi antarsiswa dengan lingkungan fisik maupun social di sekitarnya. Dalam hal ini, guru harus mampu memotivasi anak.

Peran sebagai model dapat diwujudkan dengan cara membagi pikiran tentang suatu hal (thinking aloud) atau menunjukkan pada siswa tentang bagaimana melakukan sesuatu secara bertahap (demonstrasi) . Di samping itu menunjukkan pada siswa bagaimana cara berpikir sewaktu melalui situasi kelompok yang sulit dan melalui masalah komunikasi adalah sama pentingnya dengan mencontohkan bagaimana cara membuat perencanaan, memonitor penyelesaian tugas dan mengukur apa yang sudah dipelajari.

Peran guru sebagai pelatih mempunyai prinsip utama yaitu menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan sehingga siswa tetap memagang tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dam umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa serta membantu mereka menggunakan strategi tertentu.

Salah satu ciri penting dari kelas yang menerapkan model pembelajaran kolaboratif adalah siswa tidak dikotak-kotakan berdasarkan kemampuannya, minatnya, ataupun karakteristik dan mengurangi kesempatan siswa untu belajar bersama siswa lain. Dengan demikian, semua siswa dapat belajar dari siswa dan tidak ada siswa yang tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan dan menghargai masukan yang diberikan orang lain.

(6)

kelompok, disimpulkan secara bersama. Dalam hal in guru berperan sebagai pembimbing dan membagi tugas supaya diskusi kelompok bisa berjalan dengan baik dengan yang direncanakan

Dalam kelas yang menggunakan model pembelajaran kolaboratif, situasi yang terjadi adalah pengetahuan yang terbagi antara guru dan siswa. Dengan kata lailn, baik guru maupun siswa dipandang sebagai sumber informas. Situasi ini jelas berbeda dengan situasi yang umumnya terjadi dalam kelas tradisional. Dalam kelas tradisional guru dipandang sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan yang mengalir satu arah dari guru ke murid atau semua pembelajaran berpusat pada guru.

Untuk mencapai tujuan yang efektif, seorang guru perlu menciptakan berbagai cara mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran sehingga dapat berjalan efektif.

4.2. Internet Sebagai Sumber Pembelajaran

Perkembangan teknologi internet sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya untuk pembelajaran.

Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format, diantaranya adalah:

 Electronic mail (delivery of course materials, sending in

assignments, getting and giving feedback, electronic discussion group).

 Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group

 Downloading of course materials or tutorials

 Interactive tutorials on the Web

 Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object

Oriented) system or Internet Relay Chat.

(7)

fasilitas chat dan email untuk berkomunikasi dan bertukar informasi di seluruh dunia. Namun tidak menutup kemungkinan juga adanya hal-hal negatif yang mengiringinya seperti pornografi, penipuan kartu kredit.

5. Metodologi.

Penelitian dilakukan di :

Tempat : SMA Hang Tuah 1 Jakarta

Waktu : Desember 2015 sampai dengan September 2016 Sasaran: Siswa Kelas 11

Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan sistem e-learning berbasis smartphone di SMA Hang Tuah 1 Jakarta ini, dilakukan langkah-langkah :

5.1. Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan meliputi: a. Aplikasi Moodle

b. Menggunakan Layanan Web Service Moodle

c. Web Service

d. Sistem Operasi Android

e. Rekayasa Perangkat Lunak, a.l : 1) Pengujian dan Analisis Unit 2) Pengujian dan Analisis Integrasi 3) Pengujian dan Analisis Validasi 4) Pengujian dan Analisis Compabilitas

5.2. Analisa Sistem

(8)

yang diperoleh kemudian digunakan untuk tahap selanjutnya, yaitu perancangan sistem.

5.3. Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem ini dilakukan perancangan yang meliputi: Perancangan website induk, aplikasi smartphone yang dilengkapi dengan menu-menu pilihan; rancangan tampilan sistem e-learning, dan rancangan modul pembelajaran.

5.4. Pembangunan Sistem

Setelah dilakukan perancangan, maka dilanjutkan dengan pembangunan sistem. Di sini hasil rancangan direalisasi menjadi sistem yang sesungguhnya, yaitu berupa website induk, sistem e-learning, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini sistem e-learning menggunakan software Moodle yang merupakan open source software. Sedangkan, untuk mengisi materi pelajaran, dibuat modul-modul mata pelajaran untuk siswa kelas 11, meliputi mata pelajaran Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Bimbingan Konseling.

5.5. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang berhasil dibuat, untuk memastikan sistem dapat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan terhadap homepage yang dibuat, sistem e-learning, sistem keamanan, dan modul-modul pembelajaran. Termasuk diambil data hasil pengujian terhadap siswa yang mengukur sikap dan prestasi belajar.

5.6. Implementasi Sistem

(9)

6. Rancangan (Design) Riset.

6.1. Membangun learning system antara lain website induk, aplikasi smartphone, dan modul-modul pembelajaran. Dalam hal ini sistem e-learning menggunakan software Moodle.

6.2. Merancang aktivitas pembelajaran bergerak untuk mengukur sikap dan prestasi belajar siswa. Dua kelompok siswa di tugaskan menyelesaikan suatu tugas beberapa mata pelajaran a.l. Prakarya, Biologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Bimbingan Konseling. Kelompok pertama hanya mengandalkan guru dan buku, sedangkan kelompok kedua hanya mengandalkan e-learning berbasis smartphone. Setelah itu dilakukan tes untuk mendapatkan perbandingan.

7. Hipotesa

7.1. Sistem pembelajaran menggunakan smartphone dapat hadir sebagai pengganti dan solusi akses internet yang murah dari berbasis pc ke smartphone.

7.2. Aplikasi e-learning dengan konten khusus berbasis smartphone dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar.

8. Hasil yang Diharapkan.

8.1. Membangun sistem pembelajaran e-learning berbasis smartphone.

8.2. Meningkatkan sikap dan prestasi belajar dengan pendekatan pembelajaran e-learning berbasis smartphone

9. Daftar Pustaka

1. Arga Suwastika Primawan Putra, “Rancang Bangun E-learning Berbasis Moodle Menggunakan Aplikasi Mobile Android”, 2010

2. Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning approach to improving the learning attitudes and achievements of students”, 2010

(10)

4. K. Henke, “Mobile Assessment Tools”, 2014

5. Wooje Cho, “Students' evaluation of learning management systems in the personal computer and smartphone computing environments”, 2014

10. Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan Teknisi).

N

o Nama Mata Pelajaran Tugas Ket

1 Adji Pramudyo, S.Kom Prakarya Peneliti

2 Yulianto Lab. Multimedia Teknisi

3 Riana, S.Pd Biologi Pembuat Content 1 bulan selesai

4 Seno Budhi Ajar, M.Pd Geografi Pembuat Content

5 Hermawati, S.Pd Bahasa Indonesia Pembuat Content 6 Tukeng Mulyanti, S.Pd Bimbingan Konseling Pembuat Content

11. Jadwal Penelitian

N

o Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Studi Literatur

2 Analisis Kebutuhan 3 Perancangan System 4 Implementasi

5 Pengujian dan Analisa Hasil 6 Pengambilan Kesimpulan dan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada bagian profil sejarah dari PT Bukaka forging Industries dan fasilitas apa saja yang ada di PT Bukaka Forging Industris serta sambutan dari direktur. Pada bagian Product

Adapun metode yang digunakan pada kedua jaringan tersebut adalah metode pengamatan dengan mengirimkan data film dan game dengan menghitung kecepatan transfer data antar komputer

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko ( risk map ) yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi

Karena anak tersebut lebih banyak diasuh oleh pengasuhnya dibandingkan orang tuanya, maka pribadi anaknya adalah pribadi yang muncul dari pola asuh authoritarian yaitu tidak dekat

dengan jangka pada pusat M2, maka sudah terjadi garis lengkung yang berhubungan. Lihat

Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne dan Briggs dalam Anonim, 2011. Manakala salah satu diantara siswa berbicara,