Abstrak Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2016
Desi Khairunnisa
Status Antioksidan Total pada Saliva Pasien Periodontitis Kronis di Instalasi
Periodonsia FKG USU
x + 33 halaman
Periodontitis kronis disebabkan reaksi imun antara bakteri dan host. Beberapa
bentuk pemeriksaan telah dikembangkan guna mendeteksi perkembangan penyakit
periodontitis melalui saliva. Saliva terdiri dari air, protein, elektrolit, cairan sulkus
gingiva, bakteri, molekul organik dan komponen antioksidan. Antioksidan banyak
dilepaskan pada daerah inflamasi oleh PMNs untuk melindungi dari Spesies Oksigen
Reaktif (SOR). SOR seperti O2 dan H2O2 yang dihasilkan oleh polimorphonuklear
leukosit (PMNs) selama proses fagositosis dapat menyebabkan peroksidasi lipid
pada DNA, kerusakan protein, oksidasi enzim, dan menstimulasi monosit dan
makrofag untuk menghasilkan sitokin pro- inflamatori, yang dapat menyebabkan
stres oksidatif dan gangguan pada integritas sel. Tingginya stres oksidatif ditunjukkan
oleh rendahnya status antioksidan selular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan status antioksidan total pada saliva pasien periodontitis kronis di Instalasi
Periodonsia FKG USU dan subjek dengan periodonsium sehat. Subjek penelitian
terdiri dari 20 orang pasien periodontitis kronis yang berkunjung ke Instalasi
Periodonsia FKG USU dan dipilih dengan cara purporsive sampling, dan 20 orang
subjek dengan periodonsium sehat. Subjek penelitian diinstruksikan mengumpulkan
saliva 5 menit dengan cara spitting kedalam pot saliva. Setelah pengambilan saliva,
peneliti melakukan pemeriksaan sampel saliva ke Laboratorium terpadu FK USU
untuk diukur status antioksidan total dengan metode spektrofotometri. Data yang
diperoleh dianalisis dengan uji t-independent untuk mengetahui perbedaan status
antioksidan total pada saliva subjek peridontitis kronis dan subjek dengan
periodonsium sehat. Hasil penelitian menunujukkan bahwa rata-rata status
antioksidan total pada saliva kelompok subjek periodontitis kronis lebih tinggi
dibandingkan subjek dengan periodonsium sehat, namun perbedaan tersebut tidak
bermakna secara statistik p >0,05.
Daftar rujukan: 32 (1999-2015).