• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Rumput Laut Rumput Laut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Budidaya Rumput Laut Rumput Laut"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BUDIDAYA RUMPUT

BUDIDAYA RUMPUT

LAUT

LAUT

Oleh : Oleh :

(2)

Introduction

-Keanekaragaman jenis (+555 jenis rumput

Laut)

-Prospek pasar luas

-Taraf hidup

(3)

3

3 • Tahun 2010, Indonesia tercatat sebagai negara produsen rumput laut terbesar

kedua di dunia setelah China, dengan produksi 3,92 juta ton.

(4)

Keterangan:

(5)

Introduction

Introduction

 Perikanan dalam arti luas juga mencakup rumput lautPerikanan dalam arti luas juga mencakup rumput laut  Rumput laut dalam bahasa Inggris “Seaweed” Rumput laut dalam bahasa Inggris “Seaweed”

merupakan jenis makro algae.

merupakan jenis makro algae.

 Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh penduduk Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh penduduk sekitar pantai sebagai bahan makanan. Dan saat ini

sekitar pantai sebagai bahan makanan. Dan saat ini

pemanfaatannya telah berkembang selain digunakan

pemanfaatannya telah berkembang selain digunakan

dalam industri makanan juga untuk obat-obatan,

dalam industri makanan juga untuk obat-obatan,

kosmetika, media kultur bakteri dan pupuk

(6)

POTENSI LAHAN BUDIDAYA LAUT

POTENSI LAHAN BUDIDAYA LAUT

NO KOMODITI LUAS POTENSI (Ha)

Indikatif Efektif

1 Ikan (Fin Fish) 812.000 8.000

2 Rumput Laut 4.720.000 2.350.000

3 Kekerangan 770.000 385.000

4 Abalone 350.000 150.000

5 Teripang 175.000 88.000

6 Mutiara 1.890.000 945.000

Sub Total 8.717.000 3 .926.000

(7)

Data Kebutuhan Agar dan

Data Kebutuhan Agar dan

(8)

Introduction

Introduction

 Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai

bidang industri mengantarkan pada eksploitasi

bidang industri mengantarkan pada eksploitasi

sumber daya hayati rumput laut secara

sumber daya hayati rumput laut secara

besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan industri.

besaran untuk memenuhi kebutuhan industri.

Sehingga untuk menjamin keberlanjutan

Sehingga untuk menjamin keberlanjutan

industri yang berbahan dasar rumput laut perlu

industri yang berbahan dasar rumput laut perlu

adanya budidaya rumput laut.

(9)

Introduction

Introduction

 Rumput laut merupakan makroalgae, yaitu Rumput laut merupakan makroalgae, yaitu

tumbuhan tingkat rendah

tumbuhan tingkat rendah

 Ada yang unisellular dan multisellulerAda yang unisellular dan multiselluler

 Cara hidupnya sebagai benthos yaitu hidup Cara hidupnya sebagai benthos yaitu hidup

menancap atau melekat di dasar laut

menancap atau melekat di dasar laut  Tubuhnya terdiri dari “thallus”, tidak Tubuhnya terdiri dari “thallus”, tidak

mempunyai akar, batang daun

(10)

1. Permintaan pasar expor masih sangat besar 2. Teknologi budidaya yang sederhana

3. Modal investasi maupun operasional relatif kecil & menguntungkan

4. Dapat dimassalkan

5. Periode pemeliharaan singkat (20 - 45 hari) 6. Demand masih besar

7. Tergolong usaha padat karya  menyerap tenaga

kerja terutama di daerah kemiskinan 8. Produk olahan beragam

9. Areal budidaya tersedia sangat luas (770.000 Ha)

(11)

KEGUNAAN RUMPUT LAUT

KEGUNAAN RUMPUT LAUT

Industri makanan Industri makanan berfungsi sebagai thickener atau berfungsi sebagai thickener atau

stabilizer dan bahan dasar pembuatan kue.

stabilizer dan bahan dasar pembuatan kue.

Industri farmasiIndustri farmasi, berguna sebagai pencahar atau , berguna sebagai pencahar atau

pelentur, kapsul, media kultur bakteri.

pelentur, kapsul, media kultur bakteri.

Industri kosmetikIndustri kosmetik, sebagai bahan pembuat salep, , sebagai bahan pembuat salep,

cream, sabun dan pembersih muka atau lotion.

cream, sabun dan pembersih muka atau lotion.

 Agar-agar sebagai Agar-agar sebagai bahan additive bahan additive pada industri pada industri

kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, pasta

(12)

Penghasil Rumput Laut Nasional

Pada Tahun 2014

1. Kontribusi produksi 2 – 5 % : Kep. Riau, Jawa Tengah,

Bali, Gorontalo,

Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara

2. Kontribusi produksi 5 – 10 % : Bangka Belitung, Jawa

Timur, NTB

3. Kontribusi produksi 10 – 20 % : Sulawesi Tengah,

Sulsel, Sul. Tenggara

(13)

Jenis/Klasifikasi Rumput Laut

Jenis/Klasifikasi Rumput Laut

 Penggolongan rumput laut didasarkan pada keberadaan Penggolongan rumput laut didasarkan pada keberadaan

pigmen warna yang terdapat dalam thallus pigmen warna yang terdapat dalam thallus

 Jenis yang banyak terdapat di perairan Indonesia Jenis yang banyak terdapat di perairan Indonesia

adalah

adalahGracilaria, Gelidinium, Euchema, Hypnea, Gracilaria, Gelidinium, Euchema, Hypnea,

Sargasum, dan TurbinariaSargasum, dan Turbinaria

 Terdapat 3 kelas rumput laut :Terdapat 3 kelas rumput laut :

 Chlorophyceae (alga hijau)Chlorophyceae (alga hijau)

 Phaeophyceae (alga coklat) : Phaeophyceae (alga coklat) : Sargassum sp dan Turbinaria spSargassum sp dan Turbinaria sp  Rhodophyceae (alga merah) : Rhodophyceae (alga merah) : Eucheuma sp, Gracilaria Eucheuma sp, Gracilaria

(14)

ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA

ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Euchema spEuchema sp))

1.

1. Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun

2009: 15.000 Ha 2009: 15.000 Ha

2.

2. Produktivitas 100 Ton basah/Ha/ThProduktivitas 100 Ton basah/Ha/Th

3.

3. Sasaran produksi 884.210 tonSasaran produksi 884.210 ton

4.

4. Penyerapan tenaga kerja = 6 Orang/HaPenyerapan tenaga kerja = 6 Orang/Ha

5.

(15)

SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT

SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT

LAUT (

LAUT (Euchema spEuchema sp))

Propinsi

Propinsi Luas Areal Luas Areal (Ha)

DKI Jakarta 3030 Jateng

Propinsi Luas Areal Luas Areal (Ha)

Maluku 800800 Maluku Utara

(16)

ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA

ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria spGracillaria sp))

1.

1. Pengembangan areal baru sampai dengan Pengembangan areal baru sampai dengan

Tahun 2009: 10.500 Ha Tahun 2009: 10.500 Ha

2.

2. Produktivitas 40 Ton basah/Ha/Th (4 MT)Produktivitas 40 Ton basah/Ha/Th (4 MT)

3.

3. Sasaran produksi (2006) : 235.800 tonSasaran produksi (2006) : 235.800 ton

4.

4. Penyerapan tenaga kerja = 4 Orang/HaPenyerapan tenaga kerja = 4 Orang/Ha

5.

(17)

SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI

SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI

RUMPUT LAUT (

RUMPUT LAUT (Gracillaria spGracillaria sp))

Propinsi

(18)

E. cottonii

E. cottonii Gracillaria sp.

(19)

Habitat Hidup Rumput Laut

Habitat Hidup Rumput Laut

 Umumnya hidup didaerah perairan dangkal, Umumnya hidup didaerah perairan dangkal,

dengan dasar berpasir, berpasir lumpur atau

dengan dasar berpasir, berpasir lumpur atau

berbatu karang

berbatu karang

 Terdapat di sepanjang pantai mulai dari zona Terdapat di sepanjang pantai mulai dari zona

pasang surut sampai kedalaman dimana sinar

pasang surut sampai kedalaman dimana sinar

matahari masih dapat menembus ke badan air

matahari masih dapat menembus ke badan air

Lebih kurang 200 m). Sinar matahari

Lebih kurang 200 m). Sinar matahari

dibutuhkan untuk proses fotosintesa

dibutuhkan untuk proses fotosintesa

 Umumnya ditemukan melekat pada terumbu Umumnya ditemukan melekat pada terumbu

karang, batuan, potongan karang, cangkang

karang, batuan, potongan karang, cangkang

moluska, dan potongan kayu

(20)

Bahan-bahan yang

Jenis Rumput Laut yang

dibudidayakan

• Euchema cottoni •Euchema spinosum •Gracillaria

Kebanyakan merupakan jenis alga merah

(Rhodophyceae) :

(21)

Budidaya Rumput Laut

Budidaya Rumput Laut

 Pemilihan LokasiPemilihan Lokasi

 Pengadaan BenihPengadaan Benih

 Metode BudidayaMetode Budidaya

 Pemeliharaan TanamanPemeliharaan Tanaman

(22)

Pemilihan Lokasi

Pemilihan Lokasi

 Lokasi terlindung, tidak ada pencemaran Lokasi terlindung, tidak ada pencemaran

 perairan semi tertutup seperti teluk perairan semi tertutup seperti teluk  aman dari terjangan ombak) aman dari terjangan ombak)

 Kedalaman dan dasar perairan Kedalaman dan dasar perairan

 Dasar perairan stabil ditandai dengan potongan karang mati bercampur dengan pasir Dasar perairan stabil ditandai dengan potongan karang mati bercampur dengan pasir

karang, adanya sea grass

karang, adanya sea grass gerakan air yang baikgerakan air yang baik

 Dasar perairan yang berlumpur Dasar perairan yang berlumpur  kekeruhan tinggi kekeruhan tinggi  penetrasi cahaya rendah penetrasi cahaya rendah 

penempelan lumpur

penempelan lumpur  mati rumput laut mati rumput laut

 Kedalaman perairan Kedalaman perairan kecerahan, salinitas, suhu, kandungan oksigen, unsur hara. kecerahan, salinitas, suhu, kandungan oksigen, unsur hara.

Idealnya 30 – 50 cm surut terendah. Pemilihan metode budidaya

Idealnya 30 – 50 cm surut terendah. Pemilihan metode budidaya  perairan dalam perairan dalam 

 metode budidaya apung metode budidaya apung

 Kualitas air : arus 20-40 cm/detik, suhu 20-28 C, salinitas 28-35 ppt, Kualitas air : arus 20-40 cm/detik, suhu 20-28 C, salinitas 28-35 ppt, kecerahan 1 m

kecerahan 1 m

 Misalnya jenis Euchema sp kisaran salinitas 33 – 35 permilMisalnya jenis Euchema sp kisaran salinitas 33 – 35 permil

 Hindari perairan yang dekat dengan muara sungai Hindari perairan yang dekat dengan muara sungai  salinitas fluktuatif salinitas fluktuatif 

mengganggu pertumbuhan rumput laut

mengganggu pertumbuhan rumput laut  Suhu Suhu proses fotosintesis rumput laut proses fotosintesis rumput laut

(23)

Pemilihan Lokasi

Pemilihan Lokasi

 Lokasi ditumbuhi karang lunak dan padang Lokasi ditumbuhi karang lunak dan padang

lamun

lamun

 Lokasi aman dari pencurian dan konflik Lokasi aman dari pencurian dan konflik

kepentingan

kepentingan

 Kemudahan sarana transportasi, sarana Kemudahan sarana transportasi, sarana

budidaya, pemasaran hasil panen

budidaya, pemasaran hasil panen

 Ketersediaan bibit dan tenaga kerja terjaminKetersediaan bibit dan tenaga kerja terjamin

(24)
(25)
(26)

Pengadaan Benih

Pengadaan Benih

 Benih bercabang banyak, rimbun dan runcingBenih bercabang banyak, rimbun dan runcing  Bibit harus baru, cerah dan masih mudaBibit harus baru, cerah dan masih muda

 Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah2Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah2

 Tidak ada bercak, tidak terkelupas,tidak berbau busukTidak ada bercak, tidak terkelupas,tidak berbau busuk  Umur bibit 25-35 hariUmur bibit 25-35 hari

(27)

Penanganan Bibit

Penanganan Bibit

1.

1. Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air hujan.

hujan.

2.

2. Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat

kering.

4. Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi.Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi.

5.

(28)

CARA PENANGANAN BIBIT

(29)
(30)

METODE BUDIDAYA

METODE BUDIDAYA

1.

1. Bottom Method (Metode dasar )Bottom Method (Metode dasar )

Mekanisme : Benih yang dipilih Mekanisme : Benih yang dipilih  ditebar di perairan tenang ditebar di perairan tenang  mengikat batu mengikat batu  agar tidak terbawa agar tidak terbawa arus

arus

 Broadcast methodBroadcast method

 Bottom farm methodBottom farm method

2.

2. Off Bottom Method (Metode Lepas Dasar)Off Bottom Method (Metode Lepas Dasar)

Mekanisme : Benih yang dipilih

Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada tali diikatkan pada tali  direntangkan mendatar di dasar perairan direntangkan mendatar di dasar perairan  jarak jarak 30 cm dari dasar. Sesuai untuk lokasi dengan surut terendah 0,3 – 1m (perairan dangkal)

30 cm dari dasar. Sesuai untuk lokasi dengan surut terendah 0,3 – 1m (perairan dangkal)  Off bottom monoline methodOff bottom monoline method

 Off bottom net methodOff bottom net method

 Off bottom tubular netOff bottom tubular net

3.

3. Floating Method (Metode Apung)Floating Method (Metode Apung)

Mekanisme : Benih yang dipilih

Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada rakit diikatkan pada rakit  selalu mengapung perairan selalu mengapung perairan  Floating monoline dengan sistem rakitFloating monoline dengan sistem rakit

 Floating monoline dengan sistem tali panjang (rawai).Floating monoline dengan sistem tali panjang (rawai).

(31)

Floating raft method : metode penanaman yang cocok diperairan dengan dasar berpasir , berkarang, dan

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Biasanya

dari 100 g mjd 2000 g setelah 5 - 6 minggu

Produksinya meningkat

(37)
(38)

Metode Budidaya

Metode Budidaya

 Metode Lepas dasarMetode Lepas dasar

 Metode Tali GantungMetode Tali Gantung

 Metode RakitMetode Rakit

(39)
(40)

Pemeliharaan

Pemeliharaan

 Membersihkan dan menggoyang-goyangkan tanaman.Membersihkan dan menggoyang-goyangkan tanaman.

 Menyisipi tanaman yang hilang dari setiap ikatan. Hasil Menyisipi tanaman yang hilang dari setiap ikatan. Hasil

pertanaman akan banyak jika di setiap ikatan ada

pertanaman akan banyak jika di setiap ikatan ada

tanamannya

tanamannya

 Pembersihan tali dan rakit/tiang pancangPembersihan tali dan rakit/tiang pancang

 Membersihkan lumpur yang melekat pada tanaman dan taliMembersihkan lumpur yang melekat pada tanaman dan tali

 Ganti tanaman yang terkena penyakit dengan tanaman sehatGanti tanaman yang terkena penyakit dengan tanaman sehat

 Buang tanaman sakit (ice-ice) dengan tanda thallus berwarna Buang tanaman sakit (ice-ice) dengan tanda thallus berwarna

putih dan menjadi lunak

putih dan menjadi lunak

(41)
(42)
(43)

Panen dan Pasca Panen

Panen dan Pasca Panen

 Pemanenan dilakukan setelah mencapai berat tertentu Pemanenan dilakukan setelah mencapai berat tertentu

(sekitar 4x berat awal – usia panen 1,5 – 4 bulan). Misal

(sekitar 4x berat awal – usia panen 1,5 – 4 bulan). Misal

jenis Euchema sp dipanen berat 400 – 600 gr (Aslan,

jenis Euchema sp dipanen berat 400 – 600 gr (Aslan,

1999).

1999).

 Panen dengan mengambil seluruh tali dan tanaman (panen Panen dengan mengambil seluruh tali dan tanaman (panen

total)

total)

 Panen sebagian memotong rumput laut dan membiarkan Panen sebagian memotong rumput laut dan membiarkan

ada sisa yang bisa tumbuh kembali

ada sisa yang bisa tumbuh kembali

 Panen dilakukan secara hati2 agar rumput laut yang Panen dilakukan secara hati2 agar rumput laut yang

dipanen tidak terinjak

dipanen tidak terinjak

(44)

Panen dan Pasca Panen

Panen dan Pasca Panen

 Menggunakan terpal sebagai alas untuk Menggunakan terpal sebagai alas untuk

menjemur dan diatasnya diberikan pelindung

menjemur dan diatasnya diberikan pelindung

agar tidak kehujanan

agar tidak kehujanan

 Penjemuran berlangsung lebih kurang tiga Penjemuran berlangsung lebih kurang tiga

hari sampai kadar air rumput laut hanya

hari sampai kadar air rumput laut hanya

tinggal 30%

tinggal 30%

 Jika sudah kering guncang bersih semua Jika sudah kering guncang bersih semua

garam dan tempatkan rumput laut di dalam

garam dan tempatkan rumput laut di dalam

karung plastik dan simpan dalam ruangan

karung plastik dan simpan dalam ruangan

yang bersih dan kering

(45)
(46)
(47)
(48)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis pengaruh sanitasi lingkungan (lingkungan rumah, lingkungan sekolah), personal hygiene (kebersihan kuku, pemakaian alas kaki dan kebiasaan cuci tangan)

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan

Sehingga pada kesimpulannya menjadikan kedua organisasi tersebut sebagai dua entitas yang mempunyai latar historis konkret, dan juga mengerti dengan aspek historitas bangsa

Sirkulasi pejalan kaki di mulai dari pedestrian yang ada di isi luar site (samping jalan Kertajaya Indah Timur), kemudian untuk masuk ke area fasilitas melewati main entrance

Analisis Kebijakan Negara, adalah penggunaan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga

Dari tabel di atas diperoleh total skor aktivitas guru selama proses pembelajaran 15 poin dari 6 aktivitas yang diamati, sehingga didapatkan skor maksimum dari 6

Faktor-faktor penting yang berpengaruh dalam keberlanjutan pemanfaatan biogas di menunjukkan terdapat 16 atribut sensitif yang berperan sebagai atribut pengungkit status

Dari eksperimen numerik ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan awal bahwa kinerja integrator SDIRK menjadi lebih baik untuk nilai p=3, sedangkan nilai gama = 0.43586652 seperti