TEKNIK PENILAIAN SPEAKING SKILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DI KELAS
Ummi Hayati English Department
Faculty of Teacher Training and Education University Muhammadiyah of Makassar
ummi_edsa@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek dalam speaking skill dan teknik asesmen dalam speaking. Penulisan ini menggunakan jenis metode penelitian library research (studi pepustakaan). Menurut Sugiyono pada tahun 2012, studi kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi serta literasi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Data diperoleh melalui buku, jurnal, dan artikel dalam internet. Aspek-aspek dalam speaking yang nantinya akan membantu siswa maupun guru mencapai hasil yang diinginkan dalam speaking skill. Guru yang akan merancang, mengimplementasikan, dan menindak lanjuti penelitian otentik di sekolah. Sedangkan siswa sebagai subjek untuk melakukan triangulasi terhadap data yang diperoleh dari guru mengenai implementasi penelitian otentik yang mereka lakukan. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan. Diharapkan artikel ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam memberikan asesmen speaking pada siswa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbicara di depan umum merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki di era global sekarang ini. Pasalnya perkembangan zaman dan teknologi yang ada sekarang ini, memaksa kita untuk bisa bersaing meningkatkan kualitas diri. Berbicara di depan umum adalah kemampuan untuk berbicara di hadapan banyak orang, baik di ruang tertutup maupun di ruang terbuka. Menurut Thorbury, speaking (berbicara) itu adalah salah satu bagian kehidupan sehari-hari. Pada umumunya manusia menghasilkan puluhan ribu kata dalam sehari. Bahkan, menurut dia, ada beberapa orang yang menghasilkan lebih dari puluhan ribu kata sehari seperti seorang politikus dan tukang lelang. Speaking menjadi salah satu dari beberapa skill yang harus dikuasai oleh individu itu sendiri.
Berbicara/speaking skill sudah menjadi kebutuhan setiap individu dalam berkomunikasi dengan orang lain karena setiap orang memiliki kebebasan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat kapan pun dan di mana pun. Namun, tidak semua orang mampu menyampaikan pendapat atau ide yang dimilikinya dengan baik serta dapat dimengerti oleh orang lain. Banyak sekarang dalam kehidupan sehari-hari masih ditemukan kesulitan dalam keterampilan berbahasa yang baik di depan umum. Banyak alasan terlontar diantaranya grogi karena dilihat banyak orang. Keahlian berbahasa ada disetiap diri manusia, sayangnya orang merasa tidak mampu serta tidak pernah ingin mencoba, karena takut salah.
Dalam meningkatkan kemampuan speaking individu harus memerhatikan beberapa hal yang menghambat dalam berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan memaparkan aspek-aspek penilaian dalam speaking skill.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam speaking skill
2. Untuk mengetahui bagaimana penilaian dalam speaking skill?
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca, dapat dijadikan bahan literasi dalam pembelajaran baik pada siswa atau dalam proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lafal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013):
a. Tekanan sesuai dengan standar tidak tampak adanya pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah
b. Ucapan yang dipahami
c. Sesekali timbul kesukaran memahami d. Sama sekali tidak dapat dipahami
2. Tata bahasa
Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013): a. Hampir tidak membuat kesalahan
b. Sedikit sekali membuat kesalahan
c. Sering membuat kesalahan, sehingga kadang-kadang mengaburkan pengertian d. Kesalahan tata bahasa dan susunan dan susunan kata menyebaban
pembicaraan sukar dipahami
e. Kesalahan sedemikian banyaknya, sehingga tidak jelas alur pikirannya
3. Kosakata
Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013): a. Penggunaan kata-kata dan ungkapan baik sekali
b. Kadanng-kadang digunakan kata dan istilah yang kurang tepat
c. Sering menggunakan kata-kata yang salah dan penggunaannya amat terbatas d. Sering menggunakan kata yang salah menyebabkan pembicaraan sukar
dipahami
4. Kefasihan
Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013): a. Pembicaraan lancar sekali
b. Kelancaran sering mengalami gangguan
c. Kecepatan dan kelancaran tampaknya sering diganggu oleh kesulitan bahasa d. Pembicaraan tersendat-sendat
5. Isi pembicaraan
Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013): a. Alur pembicaraan sangat baik dan runtun b. Alur topik pembicaraan sedikit tertukar
c. Alur pembicaraan masih dapat dipahami meskipun kurang runtun
d. Alur pembicaraannya tidakjelas sehingga menyimpang dari topik pembicaraan
6. Pemahaman
Aspek yang dinilai meliputi (Barnabas, 2013): a. Dapat memahami masalah tanpa kesulitan
b. Dapat memahami percakapan dengan kecepatan yang normal dan dapat bereaksi secara tepat
c. Dapat memahami sebagian besar percakapan, tetapi lambat bereaksi
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Tulisan
Artikel ini menggunakan jenis metode penelitian library research (studi pepustakaan). Menurut Sugiyono pada tahun 2012, studi kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi serta literasi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
B. Objek Tulisan
Objek dalam penulisan ini adalah guru dan siswa sebagai pemeran dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru yang akan merancang, mengimplementasikan, dan menindak lanjuti penelitian otentik di sekolah masing-masing. Sedangkan siswa sebagai subjek untuk melakukan triangulasi terhadap data yang diperoleh dari guru mengenai implementasi penelitian otentik yang mereka lakukan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam artikel ini diperoleh melalui berbagai literatur yang relevan dari masalah yang diangkat, seperti buku, jurnal dan artikel-artikel yang diperoleh melalui internet.
D. Teknik Analisis Data
BAB IV PEMBAHASAN
Keterampilan berbicara (speaking) merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk menyampaikan informasi lisan secara langsung. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung. Dalam arti antara komunikan dan komunikator saling bertemu dan bertatap muka dengan orang lain (Tarigan, l985:3). Sementara itu, Iskandarwassid dan Dadang Sunendar mengemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan, yang di dalamnya terdapat jalinan atau intearksi antara pembicara, penyimak, isi pembicaraan, sarana dan media yang digunakan
Sedangkan menurut Dagher (1976:1), berbicara merupakan proses berkomunikasi secara langsung antara penyampai informasi dan penerima informasi secara langsung. Keterampilan berbicara merupakan proses berkomunikasi langsung yang membutuhkan kelancaran lafal untuk menyampaikan informasi atau gagasan.Untuk itulah agar peserta didik mampu mengungkapkan gagasan ide, atau pendapat-pendapatnya secara lancar, maka diperlukan latihan keterampilan berbicara
Agar dapat menguasai keterampilan berbicara dengan baik, siswa perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa, antara lain kosa kata, tata bahasa, ucapan atau pronunciation, intonasi dan kelancaran. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Dagher bahwa ada 5 unsur utama dalam proses berbicara yaitu: a) pengucapan, b) intonasi, c) kosakata, d) tatabahasa dan e) kelancaran berbicara (Sukaryati, 2011).
Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, keterampilan mengubah wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud bunyi bahasa yang bermakna (Shihabuddin, 2009:195). Suhendar mengemukakan bahwa dalam menilai kemampuan berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Lafal
Ada empat keterampilan yang merupakan utama yang merupakan ciri pribadi yang dewasa;
1. Keterampilan sosial adalah kemampuan yang berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat. Keterampilan sosial menuntut agar kita mengetahui apa yang harus dikatakan, bagaimana cara mengatakannya, dan kapan mengatakannya.
2. Keterampilan semantik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh keterampilan ini, kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketetapan dan kepraktisan dalam penggunaan kata-kata. 3. Keterampilan fonetik adalah kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik
bahasa secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban serta menentukan persetujuan atau penolakan sosial.
4. Keterampilan vokal adalah kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara pembicara.
Kesulitan speaking biasanya disebabkan:
1. Sulitnya mengungkapkan ide secara lisan.
2. Terbatasnya kosakata (vocabulary), sehingga siswa sulit berbicaralancar dan lama.
3. Terbatasnya kemampuan tata bahasa (grammar) 4. Terbatasnya melafalkan kata-kata (pronunciation
5. Kurangnya keberanian untuk berbicara karena takut salah
Speaking Proficiency Scale (Oller) (Noput, 2009):
1. Able to satisfy routine travel needs and minimum courtesy requirements
Can ask andanswer question on topics very familiar to him; within the scope of hisvery limited languageexperience can understand simple questions and statements
2. Able to satisfy routine social demandsand limited work requirements.
Can handle withconfidence but not with facility most social situations includingintroductions and casualconversations about current events, as well as work, family, andautobiographical information
3. Able to speak the language withsufficient structural accuracy and vocabulary to participate
effectively in most formal and informal conversations on practical,social and professionaltopics
broad enough thathe rarely has to grope for a word; accent may be obviously foreign;control of grammar good;errors never interfere with understanding and rarely disturb the nativespeaker.
4. Able to use the language fluently and accurately on all levels normally pertinent to professionals needs
Can understand and participate inany conversation within his range of experience with a high degree of fluency and precision of vocabulary;would rarely be taken for a native speaker, but can respond appropriately even in unfamiliarsituations; errors of pronunciation and grammar quite rare; can handle informalinterpreting from and into thelanguage.
5. Speaking proficiency equivalent to that of an educated native speaker
Has completefluencyin the language such that his speech on all levels is fully accepted byeducated native speakersin all of its features, including breadth of vocabulary and idiom,colloquialisms, and pertinentcultural references.
Rating on Scale a. Accent
1. Pronunciation frequently unintelligible.
2. Frequent gross errors and a very heavy accent make understandingdifficult, require frequentrepetition.
3. “Foreign accent” requires concentrated listening andmispronunciation lead to occasionalmisunderstanding and apparent errors in grammar or vocabulary. 4. Marked “foreign accent” and occasional mispronunciations which donot
interfere withunderstanding.
5. No conspicuous mispronunciations, but would not be taken for anative speaker
6. Native pronunciation, which no trace of “foreignaccent”.
b. Grammar
1. Grammar almost entirely inaccurate except in stock phrases.
2. Constant errors showing control of very few major patterns andfrequently preventingcommunication.
3. Frequent errors showing some major patterns uncontrolled andcausing occasional irritationand misunderstanding.
4. Occasional errors showing imperfect control of some patterns but noweakness that causingmisunderstanding.
5. Few errors, with no patterns of failure.
6. No more than two errors during the interview.
c. Vocabulary
1. Vocabulary inadequate for even the simplest conversation.
3. Choice of words sometimes inaccurate, limitation of vocabularyprevent discussion of somecommon professional and social topics
4. Professional vocabulary adequate to discuss special interest; generalvocabulary permitsdiscussion of any non-technical subject with some circumlocutions.
5. Professional vocabulary broad and precise; general vocabularyadequate to cope withcomplex practical problems and varied social situation.
6. Vocabulary apparently as accurate and extensive as that of aneducated native speaker
d. Fluency
The language fluency indicates that the production of speech in a conversation is well delivered. Have confidence in delivering the speech and able to responds specific theme without many hesitation in choosing word.
e. Pronunciation
Pronunciation deals with how often errors pronunciation aspect interfere the communication are the criteria of the assessment (Rahmawati, 2014).
Berikut rubrik penilaian dalam speaking skill (Hanik, 2011):
RUBRIK PENILAIAN SPEAKING
ASPEK SKOR KETERANGAN
5 □ Mudah dipahami dan memiliki aksen penutur asli
4 □ Mudah dipahami meskipun dengan aksen tertentu
3 □ Ada masalah pengucapan yang membuat pendengar harus konsentrasi penuh dan kadang-kadang ada kesalahpahaman
2 □ Sulit dipahami karena ada masalah pengucapan, sering diminta mengulang
1 □ Masalah pengucapan serius sehingga tidak bisa dipahami
Tata Bahasa
5 □ Tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa
4 □ Kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna
3 □ Sering membuat kesalahan tata bahasa yang mempengaruhi makna
2 □ Banyak kesalahan tata bahasa yang menghambat makna dan sering menata ulang kalimat
1 □ Kesalahan tata bahasa begitu parah sehingga sulit dipahami
5 □ Menggunakan kosa kata dan ungkapan seperti penutur asli
4 □ Kadang-kadang menggunakan kosa kata yang tidak tepat
3 □ Sering menggunakan kosa kata yang tidak tepat, percakapan menjadi terbatas karena keterbatasan kosa kata
2 □ Menggunakan kosa kata secara salah dan kosa kata terbatas sehingga sulit dipahami
1 □ Kosa kata sangat terbatas sehingga percakapan tidak mungkin terjadi
4 □ Kelancaran tampak sedikit terganggu oleh masalah bahasa
3 □ Kelancaran agak banyak terganggu oleh masalah bahasa
2 □ Sering ragu-ragu dan terhenti karena keterbatasan bahasa
1 □ Bicara terputus-putus dan terhenti sehingga percakapan tidak mungkin terjadi
5 □ Memahami semua tanpa mengalami kesulitan
4 □ Memahami hampir semuanya, walau ada pengulangan pada bagian tertentu
3 □ Memahami sebagian besar apa yang dikatakan bila bicara agak diperlambat walau ada
pengulangan
2 □ Susah mengikuti apa yang dikatakan.
1 □ Tidak bisa memahami walaupun percakapan sederhana
Lancar, tetapi masih ada hesitasi Lancar
Sangat lancar
Semua ucapan tidak dapat dipahami
Sebagian kecil ucapan sudah dapat dipahami Sebagain besar ucapan sudah dapat dipahami Semua ucapan dapat dipahami
4. Intonation
50 60 70 80
: : : :
Tekanan/irama semua kata salah
Tekanan/irama sebagian kecil kata benar Tekanan/irama sebagian besar kata benar Tekanan/irama semua kata, frasa, kalimat benar
DAFTAR PUSTAKA
Barnabas, Baren. 2013. Tes Keterampilan Berbicara (online),
http://www.academia.edu/8373574/Tes_keterampilan_berbicara, diakses pada 14
April 2017
Hanik. 2011. Rubrik Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris (online)
https://www.academia.edu/30567453/Rubrik_Penilaian_Speaking, Diakses pada 12 April 2017.
Noput. 2009. Penilaian Speaking Kemampuan Berbicara (Speaking) Dan Menulis (Writing) dalam Pelajaran (online)
Https://Www.Scribd.Com/Doc/24472985/Penilaian-Speaking-Kemampuan-Berbicara-Speaking-Dan-Menulis-Writing-Dalam-Pelajaran, diakses pada 12 April 2017.
Rahmawati, Y. (2016). Developing assessment for speaking.