• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Kerja Praktek UPR INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Kerja Praktek UPR INDONESIA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

OBSERVASI PROSES PENGOLAHAN EMAS DARI BENTUK

MATERIAL SAMPAI PADA PROSES BULLION PADA

AKTIVITAS PRODUKSI PT. KASONGAN BUMI KENCANA

DI DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMBANG

SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :

TULUS NIM. DBD 111 0064 TROFI GERHARIKO

NIM. DBD 111 0068

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

DIAJUKAN KE

PT. KASONGAN BUMI KENCANA

DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMABANG

SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH

Nama : Tulus

NIM : DBD 111 0064

Alamat Jurusan

: Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Palangka Raya

Jl. H. Timang No.1 (73112) Palangka Raya, Kalimantan Tengah Telp : 0536 – 3226487

Palangka Raya, November 2014

Mahasiswa,

Tulus

NIM. DBD 111 0064

Mengetahui,

Ketua Jurusan / Program Studi,

Ir. Yulian Taruna, M.si NIP. 19580705 198903 1 019

Mengetahui,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Fahrul Indrajaya, ST NIP. 19791215 200812 1 001

(3)

PT. KASONGAN BUMI KENCANA

DESA MIRAH KALANAMAN, KECAMATAN TUMABANG

SAMBA, KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH

Nama : Trofi Gerhariko

NIM : DBD 111 0068

Alamat Jurusan

: Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Palangka Raya

Jl. H. Timang No.1 (73112) Palangka Raya, Kalimantan Tengah Telp : 0536 – 3226487

Palangka Raya, November 2014

Mahasiswa,

Trofi Gerhariko NIM. DBD 111 0068

Mengetahui,

Ketua Jurusan / Program Studi,

Ir. Yulian Taruna, M.si NIP. 19580705 198903 1 019

Mengetahui,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Fahrul Indrajaya, ST NIP. 19791215 200812 1 001

I. PENDAHULUAN

(4)

tinggi, dimana dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.

Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering mengalami kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi yang bersangkutan, baik terbatas sarana dan prasarana sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak Perguruan Tinggi maupun kemampuan dari Mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi dengan diharuskannya seorang Mahasiswa pada akhir studinya melaksanakan Kerja Praktik (KP).

Adapun pelaksanaan Kerja Praktik (KP) tersebut dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada bidang usaha sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang Pertambangan (sesuai bidang ilmu dan jurusan yang dipraktikkan).

Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktik tersebut adalah perusahaan yang diharapkan mampu membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu teori dan praktik secara langsung di lapangan kepada Mahasiswa yang melaksanakan praktik. Hal ini penting diperhatikan, karena melalui praktik lapangan diharapkan sumber daya manusia meningkat sehingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan terhadap segala analisa yang akan dilakukan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali bahan galian mineral diantaranya ialah bahan galian emas. Bahan galian emas merupakan salah satu dari bahan galian golongan B atau bahan galian yang bersifat vital bagi negara.

(5)

15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, maka emas makin berwarna keputih-putihan.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan alluvial (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan placer.

Salah satu bagian dari kegiatan penambangan yang sangat penting ialah kegiatan pemurnian.

Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik. Hal ini penting diperhatikan, karena melalui Kerja Praktik diharapkan sumber daya manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan umum mengenai aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan. Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat kegitan Kerja Praktik.

Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar mahasiswa memilih tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA Adapun topik yang kami ajukan adalah : Observasi Proses Pengolahan Emas Dari Bentuk Material Sampai Pada Proses Bullion Pada Aktivitas Produksi PT. KASONGAN BUMI KENCANA Di Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah

(6)

Perusahaan tambang batubara PT. Kasongan Bumi Kencana terletak

di Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten

Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kasongan Bumi Kencana

adalah melakukan pemurnian, yaitu melakukan pengolahan logam kotor

melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi.

Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka

dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk

untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan

mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara

langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik.

Hal ini penting diperhatikan, karena melalui Kerja Praktik diharapkan sumber

daya manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat

berguna nantinya pada masa mendatang serta dapat mempunyai pandangan

umum mengenai aktivitas kegiatan penambangan di sebuah perusahaan.

Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat

kegitan Kerja Praktik.

Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar mahasiswa memilih

tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA.

Adapun topik yang kami ajukan adalah : Observasi Proses Pengolahan

(7)

III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Kerja Praktik ini adalah sebagai bahan pembelajaran secara langsung di lapangan mengenai kegiatan pemurnian sesuai dengan judul yang diambil. Selain itu, merupakan salah satu syarat pada kurikulum pembelajaran pada program S1 Teknik Pertambangan, Universitas Palangkaraya (UNPAR), Provinsi Kalimantan Tengah.

Sedangkan tujuan dari kerja praktik ini antara lain :

a) Untuk mengetahui dan mengenal kegiatan pemurnian baik prosedur pemurnian, peralatan yang digunakan, dan kegiatan pemurnian serta pengolahan datanya.

b) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan pemurnian emas pada PT. Kasongan Bumi Kencana, Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.

c) Dapat mengetahui arti penting kegiatan pemurnian emas bagi kegiatan penambangan pada PT. Kasongan Bumi Kencana, Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.

IV. BATASAN MASALAH

Dalam kegiatan Kerja Praktik ini yang dibahas adalah sesuai dengan judul Kerja Praktik yaitu “Observasi Proses Pengolahan Emas Dari Bentuk Material Sampai Pada Proses Bullion Pada Aktivitas Produksi PT. KASONGAN BUMI KENCANA Di Desa Mirah Kalanaman, Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah” untuk mengamati proses dalam kegiatan pemurnian emas.

V. METODE PENGAMBILAN DATA

(8)

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan terhadap kegiatan pemurnian emas.

2. Metode Interview (wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan dan staf pada PT. KASONGAN BUMI KENCANA

3. Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara studi literatur baik yang menyangkut tentang PT. KASONGAN BUMI KENCANA maupun yang berkenaan dengan topik yang dibahas dalam laporan ini.

VI. DASAR TEORI A. Pengertian emas

Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.

(9)

Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

B. Genesa emas

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).

Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua type yaitu :

1. Endapan primer / Cebakan Primer

Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa.

2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder

(10)

dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut, butiran-butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (Boyle, 1979). Dimana pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas pimer menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit).

C. Kegunaan Emas

Emas moneter sebagai jaminan mata uang yang pernah dipakai oleh Bank Indonesia.

Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

D. Pengolahan Emas

Dalam penambangan emas, logam emas tidak berada dalam bentuk murninya, akan tetapi masih bercampur dengan logam dan campuran lain. Karena itu perlu adanya pemisahan dan pemurnian logam emas. Selama ini, pemisahan emas dilakukan dengan cara sianidasi, amalgamasi, dan peleburan. Sedangkan pemurnian emas dengan cara elektrolisis.

(11)

heap atau tangki. Metode pelindian head leaching banyak digunakan untuk pertambangan emas sedangkan pelindian dengan timbunan banyak digunakan untuk pertambangan tembaga. Pencucian tumpukan batuan dengan sianida (Cyanide Heap Leaching) dianggap sebagai cara paling hemat biaya untuk memisahkan butir-butir emas yang halus

E. Cara pengolahan Bijih Emas

Teknologi proses pengolahan emas skala komersial yang umum digunakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

1. Comminution / Kominusi

Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan (meliberasi) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk.

a. Refractory ore processing

Bijih dipanaskan pada suhu 100 - 110 0C, biasanya sekitar

10 jam sesuai dengan moisture. Proses ini sekaligus mereduksi sulfur pada batuan oksidis.

b. Crushing

Crushing merupakan suatu proses peremukan ore (bijih) dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari ukuran batuan tambang <40 cm menjadi <12,5 mm, misalnya dengan menggunakan Roll Crusher, Jaw Crusher, Cone Crusher, Stamp Mill, dll.

c. Milling

(12)

2. Concentration / separation

Setelah ukuran bijih diperkecil, proses selanjutnya dilakukan proses konsentrasi dengan memisahkan mineral emas dari mineral pengotornya. Pada endapan emas aluvial, bijih hasil penggalian langsung memasuki tahap ini tanpa tahap kominusi terlebih dahulu.

a. Gravity separation / Pemisahan gaya berat

Konsentrasi/separasi dengan metode gravitasi memanfaatkan perbedaan massa jenis emas (19.3 ton/m3)

dengan massa jenis mineral lain dalam batuan (yang umumnya berkisar 2.8 ton/m3). Mineral pembawa emas

biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Emas asli mengandungi antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%. Apabila jumlah perak bertambah, warnanya menjadi lebih putih.

Metode gravitasi akan efektif bila dilakukan pada material dengan diameter yang sama/seragam, karena pada perbedaan diameter yang besar perilaku material ringan (massa jenis kecil) akan sama dengan material berat (massa jenis besar) dengan diameter kecil.

(13)

bijih emas. Konsentrat emas selanjutnya diolah dengan proses ekstraksi.

b. Froth Flotation / Pemisahan pengapungan

Froth Flotation/pengapungan buih yaitu pemisahan bijih emas dari pengotor dengan cara mengapungkan bijih ke permukaan melalui pengikatan dengan buih dengan menggunakan bahan kimia tertentu dan udara. Selain pemisahan bijih emas, prosess ini banyak dipakai untuk beberapa bijih seperti Cu, Pb, Zn, Ag, dan Ni.

Teknik pengerjaannya dilakukan dengan cara menghembuskan udara ke dalam butiran mineral halus (telah mengalami proses crushing) yang dicampur dengan air dan zat pembuih. Butiran mineral halus akan terbawa gelembung udara ke permukaan, sehingga terpisahkan dengan materi pengotor (gangue) yang tinggal dalam air (tertinggal pada bagian bawah tank penampung). Pengikatan butiran bijih akan semakin efektif apabila ditambahkan suatu zat collector.

Pada proses ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan baik, sebab dengan memilah ukuran bijih hasil kominusi akan menyeragamkan besaran umpan (feeding) ke proses konsentrasi. Sedangkan bijih yang masih belum seragam (lebih besar) hasil pemilahan dikembalikan ke proses sebelumnya yaitu kominusi.

3. Extraction

Ekstraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan yaitu :

a. Liquation Separation / pencairan

(14)

mineral di atas titik leleh logam, sehingga cairan logam akan terpisahkan dari pengotor.

Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu density (berat jenis) dan melting point (titik cair). Titik cair emas pada suhu 1064.18 oC, sedangkan titik cair

perak pada suhu 961.78 oC. Ini artinya perak akan mencair

lebih dulu dari pada emas. Namun untuk benar-benar terpisah, maka perak harus menunggu emas mencair 100%. Kemudian bila dilihat dari berat jenisnya, maka berat jenis emas cair sebesar 17.31 gram per cm3

sedangkan berat jenis perak sebesar 9.32 gram per cm3.

Hal ini berarti berat jenis emas lebih besar dari pada berat jenis perak.

Dari hukum alam fisika, maka bila ada dua jenis zat cair yang berbeda dan memiliki berat jenis yang berbeda pula, maka zat cair yang memiliki berat jenis lebih kecil dari zat satunya, ia akan mengapung. Dengan demikian, cairan perak akan terapung diatas lapisan cairan emas, seperti halnya cairan minyak mengambang diatas lapisan air. Dari sana, perak dipisahkan dari emas, sampai tidak ada lagi perak yang terapung. Dengan metode akan dihasilkan Au bullion dan Ag bullion.

b. Amalgamasi

Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur bijih emas dengan merkuri (Hg). Produk yang terbentuk adalah ikatan antara emas-perak dan merkuri yang dikenal sebagai amalgam (Au–Hg). Merkuri akan membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina.

(15)

akan efektif pada emas yang terliberasi sepenuhnya maupun sebagian pada ukuran partikel yang lebih besar dari 200 mesh (0.074 mm) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold). Tiga bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg.

Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

c. Sianidasi

Leaching Sianida adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain. Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian (leaching) dan proses pemisahan emas (recovery) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium Cyanide (NaCN), Potassium Cyanide (KCN), Calcium Cyanide (Ca(CN)2), atau Ammonium Cyanide (NH4CN).

Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.

(16)

menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :

- Heap leaching (pelindian tumpukan) : pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida pada tumpukan bijih emas (diameter bijih < 10 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air lindian yang mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian di kumpulkan untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35 – 65 %.

- VAT leaching (pelindian rendaman) : pelindian emas yang dilakukan dengan cara merendam bijih emas (diameter bijih < 5 cm) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada bak kedap. Air lindianyang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk dilakukan proses berikutnya. Proses pelindian berlangsung antara 3–7 hari dan setelah itu tangki dikosongkan untuk pengolahan bijih yang baru. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 40 – 70 %.

(17)

Refining, yaitu melakukan pengolahan logam kotor melalui proses kimia agar diperoleh tingkat kemurnian tinggi dengan tahapan sebagai berikut :

a. Smelting

Smelting (peleburan) adalah proses reduksi bijih (abu hasil roasting atau cake hasil electrowinning) pada suhu tinggi (1.200oC) hingga mendapatkan material lelehan. Dengan

menambahkan Flux formula, salah satunya Borax -Sodium Borate (Na2B4O7. 10H2O) sebagai bahan kimia

tambahan untuk proses smelting. Fungsi borax dalam proses smelting yaitu mengikat kotoran penggangu selain logam (slag/terak). Sehingga ketika mencair, matte (logam lelehan) akan berada di bawah sedangkan bagian atas disebut slag/terak yang ditangkap oleh silika berupa semacam kaca yang mudah untuk dipecahkan. Produk reduksi selama proses pelelehan disebut Dore bullion (Au-Ag alloy).

b. Size Reduction

Size reduction (pengecilan ukuran) yaitu mereduksi dore bullion (Au-Ag alloy) yang masih berukuran besar menjadi butiran-butiran kecil, sebelum diproses ke tahap parting. Idealnya besaran butiran sekitar diameter 2-3 mm dengan kadar emas 25% atau kurang. Bila perlu dilakukan Quartering, yaitu menurunkan kadar emas dengan penambahan yang tepat dari tembaga atau perak agar tercapai kadar emas 25%.

(18)

artinya semakin kecil ukuran dari bahan padat, maka permukaannya akan semakin luas.

c. Parting

Parting, yaitu proses untuk memisahkan emas dengan perak dan logam dasar dari dore bullion (Au-Ag alloy) dengan larutan asam nitrat (HNO3). Dipasaran kita dapat

temukan asam nitrat kadar 68%.

Hasil setelah perebusan terakhir, endapan yang ada sudah halus dan berwarna coklat seperti bubuk kopi. Endapan ini merupakan bullion emas (High Au Bullion) dengan kadar emas mencapai 98%, untuk hasil lebih baik dapat diproses dengan Aqua Regia agar dapat diperoleh kadar hingga 99.6%. Sedangkan air hasil bilasan yang ditampung diember dilanjutkan pada proses hydrometalurgi untuk diambil peraknya.

d. Melting

Melting. Untuk mendapatkan logam emas, endapan bullion emas (High Au Bullion) selanjutnya dilebur dengan penambahan borax (Na2B4O7.10H2O). Tujuan

pemakaian borax di sini adalah selain untuk mengikat kotoran yang masih ada, juga untuk menahan bullion agar tidak beterbangan saat terkena hembusan dari blander nantinya.

F. Proses Pengolahan Emas Pada PT. Kasongan Bumi Kencana 1. Crushing

(19)

crushing, Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya. 2. Milling

Proses cutting conventional dengan menggunakan mesin milling, dihasilkan suatu permukaan yang rata atau bentu-bentuk lain yang spesifik (profil, radius, silindris, dan lain-lain) dengan ukuran dan kualitas tertentu dan menyisakan chip.

3. Leaching

(20)

a. Percolation Liquid added into solids

Pelarut dikontakkan dengan padatan melalui proses tunak atau pun tak tunak. Metodeini lebih banyak digunakan untuk pemisahan campuran solid-liquid di mana jumlah padatansangat besar dibandingkan fasa liquid.

b. Dispersed Solids Solids added into liquid

Pada metode ini, padatan dihancurkan terlebih dahulu menjadi pecahan kecil sebelum dikontakkan dengan pelarut. Metode ini popular karena tingkat kemurnian hasil prosessehingga dapat mengimbangi biaya operasi pemisahan yang tinggi.Untuk kedua jenis leaching di atas, tiga variabel penting di dalam leaching yaitu temperatur, area kontak, dan jenis pelarut. Istilah leaching, baik secara sengaja maupun tidak, sering juga dirancukan dengan sebutan ekstraksi. Demikian juga alatnya sering dirancukan dengan penamaan sebagai ekstraktor´.

4. Tank ke Tank 5. Loaded Carbon 6. Filling Carbon 7. Elution

Elusi adalah proses pelepasan emas dan perak terlarut dari karbon sehingga terbentuk air kaya yang didalamnya mengandung ion emas dan perak. Dengan proses elusi, karbon aktif akan bisa digunakan kembali dengan cara reaktivasi karbon sehingga akan mengurangi biaya proses pengolahan. Pengurangan biaya proses pengolahan akan sangat tinggi karena karbon aktif biasanya dibakar langsung tanpa melalui proses elusi yang mana biaya pembelian karbon aktif sendiri hampir mencapai 50% dari biaya proses pengolahan jika karbon aktif dibakar langsung.

(21)

10. Smelting

Adalah proses reduksi bijih sehingga menjadi logam unsur yang dapat digunakan berbagai macam zat seperti karbid, hidrogen, logam aktif atau dengan cara elektrolisis. Pemilihan zat peredusi ini tergantung dari kereaktifan masing-masing zat. Makin aktif logam makin sukar direduksi, sehingga diperlukan pereduksi yang lebih kuat. Logam yang kurang aktif sepeti tembaga dan emas dapat direduksi hanya dengan pemanasan. Logam dengan kereaktifan sedang, seperti besi, nikel dan timah dapat direduksi denagn karbon, sedang logam aktif seperti magnesium dan almuinium dapat direduksi dengan elektrolisis. Seringkali proses peleburan ditambah dengan fluks, yaitu suatu bahan yang mengikat pengotor dan membentuk zat yang mudah mencair, yang disebut terak.

G. Manfaat Pengolahan Bijih Emas

Menghilangkan zat pengotor, karena zat-zat pengotor yang tercampur dalam bahan galian telah dipisahkan sehingga yang diangkut merupakan bahan galian murni yang telah terbebas dari pengotor. Sebagian dari batuan emas tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi terbungkus oleh lapisan logam lain yang berbentuk garam sulfida. Untuk melarutkan emas seperti ini diperlukan proses “refractory” ataupun proses semacam itu agar tabir permukaan logam emas/perak terbuka terhadap pelarut.

(22)

VII. WAKTU PELAKSANAAN

Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal

kegiatan kerja praktik yang kami usulkan adalah dua bulan. Terhitung dari

pertengah bulan Januari 2015 sampai akhir bulan Februari 2015.

Susunan langkah kerja yang diusulkan :

Kegiatan Januari Februari

I II III IV I II III IV

Study Literatur

Pengambilan data

Pembahasan dan evaluasi Pembuatan laporan

VIII. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja

Praktik (KP) nantinya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal

ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya

saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan Kerja

(23)

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Peleburan_%28metalurgi%29, diakses pada tanggal 6 November 2014

http://www.mineraltambang.com/pemurnian-emas.html, diakses pada tanggal 6 November 2014

http://sodikin-mandala.blogspot.com/2011/03/crusher.html, diakses pada tanggal 6 November 2014

http://andryanto86.wordpress.com/artikel/pengertian-dasar-milling/, diakses pada tanggal 6 November 2014

http://id.scribd.com/doc/76874930/Leaching, diakses pada tanggal 6 November 2014

Referensi

Dokumen terkait

Banyak hal dan pengalaman baru yang didapatkan oleh penulis selama mengerjakan kerja praktik ini, di samping dapat mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah

kerja praktik yang telah dilaksanakan penulis dapat berkarya dengan lebih baik dan berkualitas. 1.5 Metode Pengumpulan dan

Kerja Praktek ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman praktek kerja di lapangan, khususnya berkenaan dangan proses-proses

Ketja praktek dengan judul &#34; Proses Pengolahan Kraft Menjadi Corrugated Cardboard dan Proses Pencetakan Karton dengan Flexographic Printing Machine di PT..

Contoh Proposal-Prodi Teknik Mesin-Unim 8 Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini akan diikuti oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin S-1 Fakultas Teknik, Universitas

Migrasi Post Stack adalah metode migrasi yang dalam pengolahan. datanya dilakukan setelah proses

Metodologi pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan dengan kegiatan observasi dan praktek secara langsung dalam skala laboratorium terutama dari segi

contoh proposal kerja praktik PT PLN (PERSERO) di UNIT PELAKSANA PELAYANAN