• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Profesionalisme di Era Tra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis SWOT Profesionalisme di Era Tra"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Profesionalisme Guru di Era Transformasi

Analisis ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah :

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen Pembimbing :

Ririn Suneti , M.Pd

Disusun Oleh :

Qonitatun Hafidho (13110127)

Kelas : D Semester : II

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah sebesar pujian yang dapat memenuhi kesyukuran atas nikmat-Nya yang seimbang dengan pertambahannya. Rahmat yang paling utama dan salam yang paling sempurna semoga terlimpah kepada penutup para Nabi dan Rasul dari pembawa agama yang sangat bijaksana dan terpelihara dari segala

macam perubahan dan pergantian berkat pemeliharaan Allah Rabb al

‘alaminsampai hari kiamat. Semoga terlimpah juga kepada keluarganya,

sahabatnya, dan orang – orang yang meniti jalan mereka serta berpegang kepada

tali sunnah yang kuat.

Dengan pertolongan dan Hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan Tugas yang telah diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar” yaitu ibu Ririn Suneti, M.Pd.I dengan tepat waktu. Dalam analisis ini peneliti , memaparkan tentang Profesionalisme Guru di Era Transformasi

Peneliti mencoba melakukan penelitian tentang Profesionalisme Guru di Era Transformasi dengan Metode analisis Swot dan Studi Literatur , karena pada saat ini Profesionalisme Guru sangat dibutuhkan dalam kemajuan Pendidikan di Dunia.

Terimakasih peneliti sampaikan kepada segenap tim yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas ini . Peneliti berharap paper ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membacanya, Peneliti mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan paper ini, Peneliti mengharap kritik dan saran dari Anda , untuk bahan evaluasi peneliti kedepan agar dapat memberikan yang lebih baik dari sebelumnya.

Malang, 13 Juni 2014

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...i

Daftar Isi ... ii

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

I.2 Rumusan masalah ...2

I.3 Tujuan masalah ...2

BAB II ...3

PEMBAHASAN ...3

a. Pengertian Profesionalisme ...3

b. Pengertian Guru ...3

a. Kriteria Profesional ...8

b. Komponen – Komponen Pengetahuan Guru ...9

c. Hak – hak Guru ... 11

d. Kode Etik Guru Indonesia ... 11

c. Metode SWOT Sebagai Penganalisis Profesionalisme Guru di Era Transformasi . 12 1. Metode SWOT ... 12

2. Kelebihan Metode SWOT ... 13

3. Matriks SWOT ... 15

Analisa Menggunakan Tabel Analisa Matrik SWOT ... 15

4. Tabel Matrik SWOT Profesionalisme Guru di Era Transformasi ... 15

Tabel... 17

Matrik Strategi Kombinasi Internal – Eksternal ... 17

S – O ... 20

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Analisis SWOT adalah Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (weaknesses), Peluang

(opportunities), dan Ancaman (threats) dalam suatu Proyek atau spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Strenght, weaknesses, opportunities, dan threaths). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikassi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Anaalisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantages) dari peluang (opportunities) yang ada , bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,

selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman

(threats) yang ada , dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Adapun permasalahan yang sudah tidak asing lagi yakni, Profesionalisme Guru di Era Transformasi. Guru adalah sosok profesi dan Pribadi yang sangat penting dalam majunya suatu pendidikan di Suatu Negara. Pada Zaman Dahulu Guru adalah sebagai media Penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik. Tetapi saat ini pendapat ini harus jauh – jauh dihapuskan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Seiring dengan canggihnya Teknologi maka Guru harus bisa mengintegrasikan ilmu dengan perkembangan pengetahuan.

(5)

pentransferan ilmu tidak hanya dari Guru namun peserta didik juga bisa melakukan pentrasferan ilmu kepada teman sebaya maupun subjek yang terlibat di dalamnya.

Dalam penelitian kali ini,pemakalah akan melakukan penelitian dengan metode analisis SWOT. Dimana tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan penyebab rendahnya Profesionalisme Guru di Era Transformasi beserta Upaya peningkatan Mutunya. Selain Peran Orang tua yang mendominasi perkembangan peserta didik, Guru juga sangat berpengaruh dalam perkembangan keilmuan , serta bobot , bebet suatu pendidikan dan keilmuan.

I.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud analisis SWOT ?

2. Apa Pengertian Guru, Profesionalisme, ?

3. Bagaimana Karakteristik kompetensi Guru ?

4. Bagaimana penerapan analisis SWOT dalam menyelesaikan persoalan

Profesionalisme Guru di Era Transformasi ?

5. Bagaimana Cara dalam meningkatan mutu Profesionalisme Guru Di era Transformasi ?

I.3 Tujuan masalah

1. Mahasiswa dapat Memahami Analisis Swot

2. Mahasiswa dapat mengerti dan Memahami Pengertian Guru,

Profesionalisme,

3. Mahasiswa dapat Mengetahui Karakteristik Kompetensi guru

4. Mahasiswa dapat menyelesaikan Persoalan Profesionalisme Guru di Era Transformasi

5. Mahasiswa dapat menemukan cara dalam meningkatkan Mutu

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Profesionalisme

Dalam Studi tentang masalah Profesionalisme, kita berkenalan dengan sejumlah definisi tentang “profesi”. Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Dr.sikun Pribadi adalah :

Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka , bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepadasuatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. (Dr.Sikun Pribadi, 1986)1

b. Pengertian Guru

Dalam undang – Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional bab I pasal 1 ayat 6 dinyatakan bahwa” pendidik adalah tenaga pendidikan yang berkualisfikasi sebagai Guru , Dosen, konselor,pamong belajar, widyaswara,instruktur , fasilitator dan sebutan yang lain sesuai dengan kekhususannya serta berpatisipasi dalam bidang pendidikan.2selanjutnya secara khusus dinyatakan pada bab XI pasal 39 dinyatakan dalam butir(2) : Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembibingan, dan pelatihan, serta melakukan

pengabdian dan penelitian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi, dan butir (3) pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik , yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen.3

Undang – undang disebut diatas menegaskan kepada publik tentang tiga hal yaitu :

1

Oemar hamalik , Pendidikan Guru, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) hlm 1 2

Abd. Majid, Peranan pendidik dalam upaya pembentukan Karakter peserta didik,(Yogyakarta : Makalah seminar Guru Besar UGM, Maret 2010) hlm 3

(7)

1. Pendidik haruslah profesional melaksanakan Tugasnya

2. Tugas pendidik pada satuan menengah dan dasar adalah : mengajar , mendidik, membimbing, melatih dan menilai peserta didik

3. Tugas pada satuan pendidikan Tinggi ,selain kelima hal diatas , ditambah lagi dengan melakukan pengabdian ke masyarakat

4. pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik , yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen

Guru adalah Pendidik yang ada di Lingkungan Formal atau lazim disebut lembaga sekolah yang secara Profesional memiliki dan melaksanakan Tugas dan Tanggung jawab kependidikan dengan penuh Keikhlasan dan kesengajaan, serta tersistematiskan sebagai lembaga lanjutan yang dilalui oleh anak untuk menerima pembinaan , pendidikan, dan pengajaran (Zakiah Drajat, dkk : 2000, hlm 39)4

Guru Profesional (Profesional teacher)merupakan orang yang telah menempuh

program pendidikan Guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapatkan ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar kelas – kelas besaar. Guru – guru ini diharapkan dan dikualisifikasi untuk mnegajar dikelas yang besar dan bertindak sebagai pimpinan bagi para anggota staf lainnya dalam membantu

persiapan akademis sesuai dengan minatnya5

Guru – Guru Profesional bertugas antara lain :

1. Bertindak sebagai model bagi para anggota lainnya.

2. Merangsang pemikiran dan tindakan

3. Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau daerah pelajaran

tertentu

4. Memberikan nasihat kepada executive teacher sesuai dengan kebutuhan tim

5. Membina /memlihara literatur profesional dalam daerah pelajarannya.

6. Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai manusia sumber dalam

daerah pelajaran tertentu dengan referensi pada in-service, training, dan pengembangan kurikulum

4

Jurnal Pendidikan Islam,Conciencia, (Palembang : Program Pascasarjana IAIN Raden patah Pelembang 2006) hlm 120

5

(8)

7. Mengembangkan file sumber kurikulum dalam daerha pelajaran tertentu dan mengajar kelas – kelas yang paling besar.

8. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memberikan komentara

atau laporan.

9. Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.

Pendidikan Islam sejatinya mengantarkan manusia memiliki seperangkat kemampuan untuk membaca “tanda – tanda” Tuhan baik di dalam kitab suci (ayat-ayat qauliyyah) maupun di alam raya (ayat-ayat kauniyyah). Hal ini dimaksudkan agar manusia memiliki kemampuan membangun sinergi dialogis antara ilmu dan agama. Al-Qur’al dal ilmu harus senantiasa disandingkan untuk membaca realitas manusia dengan segala dinamikanya dan realitas alam dengan segala gejala – gejalanya.6

Agama di satu sisi tidak bisa melepaskan dairi dari ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang bebas tanpa kawalan agama.

Kemampuan membaca tanda-tanda Tuhan merupakan kunci utama lahirnya manusia yang berkesadaran. Manusia berkesadaran adalah manusia yang yang sadar diri, sadar alam, dan sadar Tuhan (ūlū al-albāb). Orang-orang ūlū al-albāb adalah orang-orang yang selalu berzikir dan berpikir. Objek zikir adalah Allah dan objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam. Pengenalan kepada Allah lebih banyak dilakukan oleh kalbu, sedangkan pengenalan alam didasarkan pada penggunaan akal, yaitu berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi memiliki keterbatasan dalam memikirkan zat Allah. Sinergi seperti inilah yang melahirkan manusia-manusia berilmu tetapi tetap tunduk dan patuh kepada Allah7

Di dalam Qur’an dijelaskan bahwa manusia dapat didik tercantum dalam Qs.

Al Baqoroh : 31

6

Askar, Integrasi Keilmuan di Lembaga Pendidikan Menengah; Studi pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Palu. Disertasi tidak diterbitkan (Makassar: PPs UIN Alauddin, 2010), h. 60 7

(9)

31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

(10)

[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

Dan Dalam Surat al An’am : 51

 orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa.

Ayat – ayat tersebut mengandung pengertian perintah untuk mnegajarkan ummat manusia segala sesuatu yang telah diwahyukan. Dikalangan Para Nabi itu wajib mempunyai sifat Tabligh (kewajiban menyampaikan) dan tidak boleh

menyembunyikannya sedikitpun.8

Tugas Utama Guru adalah mendidik , mengajar , membimbing , mengarahkan, malatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik...9. Pendidikan Guru dimasa depan menghadapi tantangan internal berupa peraturan perundangan terkait dengan pendidikan dan Guru yang saat ini berlaku, khususnya undang –undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan tantangan eksternal berupa Global yang akan mempengaruhi tugas dan Tanggung jawab guru di masa Depan.10

Dari sisi internal, keberadaan undang – unang Guru dan Dosen di satu sisi merupakan “angin Surga” bagi para Guru / calon Guru karena melalui Undang – undang tersebut kesejahteraan guru semakin meningkat. Namun di sisi lain kehadiran undang – undang tersebut menjadi tantangan berat bagi guru / calon

8

Muhammad, A. b. (t.t). Membangun Manusia seutuhnya Menurut Alqur'an. Surabaya: Usama Offset Printing. Hal. 207

9 Pasal 1 ayat (1) Undang – Undang nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen 10

(11)

guru untuk menyiapkan diri menjadi tenaga Profesional. Guru menurut Undang – undang Guru dan Dosen “mempunyai kedudukan sebagai tenagaa Profesional.

Guru menurut Undang – Undang Guru dan Dosen “mempunyai kedudukan

sebagai tenaga Profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang – undangan.11

Dari segi Eksternal , pengembangan pendidikan guru harus memperhatikan tantangan dunia global dengan segala konsekuensinya. Mastuhu menyebut 12 tantangan eksternal yang dihadapi sistem pendidikan nasional abad ke 21 yaitu Globalisasi, komplesitas,turbulence, dinamika, akselerasi, keberlanjutan dari yang kuno ke yang modern, konektivitas, konvergensi, konsolidasi, rasionalisasi, paradoks global, dan kekuatan pemikiran.12

Tilaar menyebut tiga karakteristik masyarakat abad ke 21 yang akan mempengaruhi dunia pendidikan, yaitu masyarakat teknologi, masyarakat terbuka,

dan masyarakat madani.13Sedaangkan Husni Rahim menyebut tiga eksternal yang

dihadapi dunia pendidikan khususnya Pendidikan Islam di masa Depan, yaitu Globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi Islam.14

a. Kriteria Profesional

Guru adalah jabatan Profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu Profesi, maka harus memenuhi kriteria Profesional , (hasil lokakarya pembinaanKurikulum Pendidikan Guru UPI bandung) sebagai berikut :

1. Fisik

- Sehat Jasmani dan Rohani

- Tidak mempunyai cacat Tubuh yang bisa menimbulkan

ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik

11

Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (pasal 9 Undang – undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen)

12

Mastuhu. 2003. Menata Ulang pemikiran sistem pendidikannasional dalam Abad 21. Yogyakarta : Safiria Insania Press, hh 9 -20

13

H.A.R. Tilaar. 1991. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Magelang : Tera Indonesia , hh. 281-284

14

(12)

2. Mental / Kepribadian

- Berkepribadian / berjiwa pancasila

- Mampu menghayati GBHN

- Mencintai bangsa dan sesama Manusia dan rasa kasih sayang

kepada anak didik

- Berbudi pekerti yang luhur.

- Berjiwa Kreatif , dapat menafaatkan rasa Pendidikan ada secara maksimal

3. Keilmiahan / Pengetahuan

- Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi

- Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu

menerapkannya dalam Tugasnya sebaagai pendidik

- Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang

akan diajarkan.

4. Keterampilan

- Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar

- Mampu menyusun bahan Pelajaran atas dasar pendekatan

Struktural, indisipliner, Fungsional, behavior, dan Teknologi

Dalam Islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara Profesionalisme, dalam arti harus dilakukan secara Benar. Itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang ahli. Rasul Allah saw. Mengatakan bahwa “bila Suatu Urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli maka tunggulah kehancuran.”15

َةَع اَّسلا اْوُرِظَتْن اَف ِهِلْهَأ ِرْيَغ ىَلٍإ ُرْمَلأآ َدِسُو َذِإ (

ىراخبلا هاور )

b. Komponen – Komponen Pengetahuan Guru

Berpijak dari pendapat Haberman, dapat kita lihat bahwa pengetahuan guru paling tidak mengandung 12 komponen yang menggambarkan seorang guru yang baik, yaitu16 :

1. Keterampilan

15

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: RosdaKarya. Hlm 107

16

(13)

2. Etika

3. Disiplin ilmiah

4. Konsep – Konsep dasar 5. Pelajar / Siswa

6. Suasana Sosial

7. Belajar

8. Pedagogik atau metodologi pengajaran

9. Proses

10.Teknologi

11.Pengembangan diri (self) 12.Perubahan dan inovasi

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran17 :

Guru masa Depan memiliki landasan yaitu18 : UUD 1945 , Bab XIII, pasal 31 Menyatakan :

(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan

17

sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi.

Jakarta: Kencana.

18

(14)

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan menengah, pemerintah wajib membiayainya

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , yang diatur undang –

undang.

(4) Negara mempriotaskan anggaran pendidikan sekurang – kurangnya dua

puluh prosen dari anggaran dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjungjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan manusia

c. Hak – hak Guru19

1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai

2. Penghargaan sesuai denga Tugas dan prestasinya

3. Pembinaan Karir sesuai tuntutan pengembangan Kualitas

4. Perlindungan hukum dalam melakasanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual

5. Kesempatan untuk menggunakan sarana , prasarana , fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Tugas.

d. Kode Etik Guru Indonesia

Keputusan Konggres Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) XII tanggal 21 – 25 Nopember 1973 di Jakarta20:

1. Guru Berbakti , membimbing peserta didik seutuhnya untuk

membentuk manusia pembangunan yang berpancasila

2. Guru memiliki Kejujuran Profesional dalam menerapkan kurikulum

sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing – maasing

19

Ibid., hlm 60 20

(15)

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan

4. Guru mencipatakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara

hubungan dengan orang tua peserta didik

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat lingkungan

sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan

6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau secara bersama – sama berusaha mengembangan dan meningkatkan mutunya

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik

berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan

8. Guru secara bersama – sama memelihara , membina dan meningkatkan

mutu Organisasi Profesional sebagai sarana pengabdiannya

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan

pemerintah dalam bidang pendidikan

c. Metode SWOT Sebagai Penganalisis Profesionalisme Guru di Era

Transformasi

1. Metode SWOT

(16)

2. Kelebihan Metode SWOT

Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiatorganisasi. Dengan analisis tersebut akan diketahui empat komonen dasar yang selalu ada disetiap suatu perkara, diantaranya:

 Strength ( Kekuatan )

 Weakness ( Kelemahan )

 Opportunities ( Kesempatan )

 Threats ( Ancaman )

Maksud dari analisis SWOT ini ialah untuk meneliti dan menentukan dalam hal manakah “lembaga” :

 Kekuatan (sehingga dapat dioptimalkan,serta memberikan inovasi yang

baru),untuk meningkatkan mutu Profesionalisme Guru

 kelemahan ( sehingga dapat segera dibenahi),yang menjadi dorongan terhadap

tidak keseriusan Guru dalam Profesinya

 Kesempatan-kesempatan di luar( untuk digunakan dengan baik),kesempatan

untuk melahirkan atau menciptakan Profesionalisme Guru

 Ancaman-ancaman dari luar( untuk diantisipasi dan untuk mempersiapkan

(17)

Faktor Internal

Faktor Esternal

Kekuatan (S):

a. Kepribadian yang dimiliki

Oleh seorang Guru

b. Wawasan Ilmu pengetahuan

yang dimiliki oleh seorang Guru

c. Keterampilan untuk

membangkitkan peserta didik

kepada pengetahuan dan

Teknologi

Kelemahan (W):

a. Lingkungan yang

tidak mendukung

dalam Proses belajar mengajar

b. Fasilitas yang

Kurang memadai

c. Kemampuan peserta

(18)

3. Matriks SWOT

Analisa Menggunakan Tabel Analisa Matrik SWOT

Berdasarkan analisa Study literatur melalui beberapa media cetak dan Media elektronik, tentang analisa Profesionalisme Guru di Era Transformasi

Melalui analisis SWOT yang baru dengan model Kearns sebagaimana yang dapat

kita lihat pada table matrik SWOT berikut ini

4. Tabel Matrik SWOT Profesionalisme Guru di Era Transformasi

Berdasarkan isu-isu strategis tersebut dapat dikembangkan isu-isu kombinasi yang paling berpengaruh sebagai berikut:

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan lembaga, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. S1 – O1 : Bagaimana Kepribadian yang unggul seorang guru sehingga mendapatkan penghargaan berupa sertivikasi Guru

S2 – O2 : Bagaimana mengolah pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini sesuai dengan kode etik Guru

S3 – O3 : Bagaimana meningkatkan ketrampilan seorang guru dan peserta didik dalam menghadapi era transformasi, melalui beberapa pembinaan

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi dan menghindari ancaman.

S1- T1 : Bagaimana memanfaatkan Kepribadian yang unggul untuk mengurangi penggunaan teknologi yang berlebihan

berlebihan b. Hilangnya

Motivasi guru c. Kreativitas Guru

(19)

S2 – T2 : Bagaimana upaya ditengah meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memotivasi Guru menjadi lebih profesional

S3 – T3 : Upaya yang dilakukan dalam pengembangan kreativitas guru dan peserta didik

c. Strategi WO

Ini adalah strategi dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.

W3 – O1 : Bagaimana meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dan upaya sertivikasi guru

W1 – O2 : Bagaimana memanfaatkan lingkungan tersebut sesuai dengan kode etik guru

W1 – O3 : Bagaimana memanfaatkan lingkungan yang kurang mendukung

dalam proses belajar mengajar dapat mengantarkan guru untuk mendapatkan sertivikasi

d. Strategi WT

Ini adalah strategi dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan yang ada guna menghindari potensi ancaman yang ada.

W1 – T1 : Bagaimana memanfaatkan lingkungan yang kurang mendukung

dalam prosesz belajar mengajar dan mengantisipasi penggunaan teknologi yang berlebihan

W2 – T3 : Bagaimana Upaya yang dilakukan dalam memenuhi fasilitas yang kurang memadai dan mengantisipasi motivasi guru hilang\

(20)

e. Formulasi Strategi

Dari hasil analisis di atas maka formulasi strategis yang ditawarkan dalam perencanaan strategis ini adalah strategi kombinasi isu-isu internal dan isu-isu eksternal yang digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel

Matrik Strategi Kombinasi Internal – Eksternal

FaktorInternal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S):

a. Kepribadian yang dimiliki Oleh seorang Guru

b.Wawasan Ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang Guru

c. Keterampilan untuk

membangkitkan peserta

didik kepada pengetahuan dan Teknologi

Kelemahan (W) :

a. Lingkungan yang

tidak mendukung

a. Adanya Sertifikasi

Guru

b. Penegakan Kode Etik

(21)

c. Pembinaan terhadap sesuai dengan Kode etik guru

b. meningkatkan

(22)

b.Memanfaatkan ilmu pengetahuan yang luas untuk memotivasi guru untyk tetap giat dalam meningkatkan mutu keprofesionalissmenya

c. Upaya meningkatkan

ketrampilan guru di era Transformasi dan

menggunaakan teknologi sesuai dengan ketentuan yang ada

meningkat c. Meningkatkan

(23)

f. Formulasi Program

S – O

Strategi

:

a. Meningkatkan kemampuan dalam menjalasnkan Profesinya dan memberikan

sertivikasi

b. meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan yang luas sesuai dengan Kode

etik guru

c. meningkatkan keterampilan duru dan peserta didik melalui pembinaan untuk guru dan peserta didik

S – T

Strategi

:

a. Upaya pencegahan menggunakan teknologi yang berlebihan dengan

meingkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran kepada murid sehingga tujuan pendidikan terpenuhi

b. Memanfaatkan ilmu pengetahuan yang luas untuk memotivasi guru untyk tetap

giat dalam meningkatkan mutu keprofesionalissmenya

c. Upaya meningkatkan ketrampilan guru di era Transformasi dan menggunaakan

teknologi sesuai dengan ketentuan yang ada

(24)

Bab III

Kesimpulan

Guru masa depan haruslah sosok Profesional yang kompeten secara pedagogik, akademik , kepribadian dan sosial; memiliki daya saing dan toleransi tinggi ; serta mampu menguasai teknologi untuk kepentingan pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasiona. Guru memegang peranan penting di dalamnya pembinaan dan penegembangan kurikulum serta penyelenggaran pengajaran sekolah.

(25)

Daftar Pustaka

Abdulkadir, M. (2005). Ilmu sosial budaya dasar. Bandung: Citra aditya Bakti.

Abdurrahmad, f. (2006). antropolgi sosial budaya Suatu pengantar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Darmaningtyas. (2008). ilusi Tentang guru dan Profesionalisme. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Departemen Agama RI. (1978/1980). Alqur'an dan tafsirnya.

Ditjen Pendidikan Tinggi. (1993). Profesional Jabatan guru. Jakarta: Depdiknas.

Ditjen Pendidikan Tinggi. (1993). wawasan pendidikan Guru. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, o. (2006). Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Kosim, M. (2009). Pola Pendidikan Guru di Indonesia. Edukasi, 5.

Maraghi, A. M. (1993). Terjemah Tafsir al-maraghi. Semarang: TohaPutra.

mawardi. (2007). ilmu alamiah dasar, ilmu budaya dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Muhammad, A. b. (t.t). Membangun Manusia seutuhnya Menurut Alqur'an. Surabaya: Usama Offset Printing.

Rusmaini. (2006). Konsep Diri Guru : Studi kasus Pendidikan Agama Islam di SMA 6 palembang. Conciencia, 120.

sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

setiadi, E. m. (2011). Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta : Kencana.

(26)

Suyono. (2004). Profesionalisasi guru dalam Peningkatan mutu pendidikan. Dinika, 14.

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: RosdaKarya.

Tharuddin. (2003). Mutualisme sisemik antara Guru, siswa,dan Kurikulum di Sekolah Menengah. eL-HARAKAH, 42.

Umar Tirtarahardja, S. L. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel............................................................................................................................
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Pokok masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Skripsi ini membahas tentang Akulturasi Budaya Lokal dengan Budaya Islam dalam adalah bagaimana

Setiap karakter pemain yang ada di dalam team, dapat saling. mempengaruhi satu

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak

Fundraising juga memberikan peluang untuk merayu kepada calon donator untuk terpaksa memberikan sumbangan dananya kepada organisasi pengelola zakat

With Intel Pentium 4 570J (3.8 GHz), 1GB DDR SDRAM, 400GB SATA hard drive, 256MB ATI Radeon X600 Pro graphics, 16X dual-layer DVD ± RW drive, DVD-ROM drive, Creative Audigy 2 ZS

Uraian di atas dapat dikemukakan batasan bahwa bahasa baku adalah bahasa yang mempunyai kemantapan kaidah atau aturan yang merupakan kerangka acuan yang bersifat dinamis dan

Nakon što se dobiju podaci iz ultrazvučnih senzora i detektira se da li je parkirno mjesto slobodno ili ne, podaci se šalju na Web server. Komunikacija između servera i Raspberry

[r]