• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK PERSEPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK PERSEPS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, PERSEPSI

PENYELEWENGAN PAJAK DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP MOTIVASI WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN

PERPAJAKAN

Riva Yusnira,Mirna Dyah Praptitorini,SE,Msi

Jurusan Akuntansi STIE Totalwin Jl. Kyai Saleh No 11, Semarang

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of empirical knowledge taxpayer by the tax law , tax fraud and the perception of spiritual intelligence on motivation when they have to fulfill the obligation to pay income tax . Samples was determined by the method . Drawn from the population at random , which meet the criteria sample is 150 respondents . The method of analysis used in this study is a multiple linear regression with SPSS version 21.

The results of this study indicate that knowledge of the taxpayer by the tax law , tax fraud and the perception of spiritual intelligence has a positive influence on taypayers motivation when they have to fulfill the obligation to pay income tax Partial regression test ( t test ) showed that the variables of knowledge about taxes , tax fraud and the perception of spiritual intelligence taypayers affect motivation when they have to fulfill the obligation to pay income tax . The magnitude of the effects caused by the Adjusted R2 by three variables together 49,1 % of the dependent variable , while the remaining 50,9 % is influenced by other variables not examined in this study .

keyword: the effect of tax knowledge, perception of tax fraud and spiritual intelligence to motivate taxpayers in meeting tax obligations.

Abstrak

(2)

sedangkan 50,9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

kata kunci : pengaruh pengetahuan pajak,persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi diarahkan pada upaya untuk mewujudkan perekonomian negara yang mandiri dan andal untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh wilayah negara Indonesia secara adil dan merata, dengan demikian pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan bangsa Indonesia, dimana sedang mengalami krisis ekonomi sedangkan roda pemerintahan dan pembangunan tidak mungkin dapat digerakkan tanpa dukungan dana terutama berasal dari pendapatan dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah berusaha terus menerus meningkatkan peranan sumber penerimaan negara, terutama penerimaan yang berasal dari non migas. Penerimaan dari non migas ini sebagian akan ditingkatkan melalui penerimaan dari sektor pajak. Misi utama Direktorat Jendral Pajak adalah misi fiskal yaitu menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang – Undang Perpajakan yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efektif dan efisien (Suryadi, 2006).

Subiyantoro (2006) melakukan pengujian tentang hubungan antara pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengetahuan wajib pajak tentang perturan perpajakan (sebagai variabel bebas) dapat mempengaruhi motivasi wajib pajak (variabel terikat) dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Variabel pengetahuan tentang peraturan perpajakan terdiri dari lima (5) indikator, yaitu: Penghasilan tidak kena, pajak (PTKP), tarif pajak progresif wajib pajak, perhitungan pajak wajib pajak orang pribadi, sanksi keterlambatan atau tidak menyampaikan SPT, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hasil penelitian menunjukkan tiap-tiap variabel menunjukkan hubungan yang terkategori kuat dan positif. Artinya, semakin baik pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan maka akan semakin tinggi pula motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kusumaningtyas (2011) melakukan pengujian tentang pengaruh antara pemberitaan tentang kasus mafia pajak(penyelewengan pajak) terhadap prilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberitaan tentang kasus mafia pajak (sebagai variabel bebas) dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak (variabel terikat) dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian menunjukkan tiap-tiap variabel menunjukkan hubungan yang signifikan.

(3)

wajib pajak atas kinerja pelayanan (sebagai variabel bebas) dapat mempengaruhi motivasi wajib pajak (variabel terikat) dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian menunjukkan tiap-tiap variabel menunjukkan hubungan yang terkategori kuat dan positif. Artinya, semakin baik kecerdasan spiritual yang dimiliki wajib pajak maka akan semakin tinggi pula motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkat secara signifikan seiring dengan semakin baiknya kinerja pelayanan perpajakan.

TELAAH PUSTAKA

Menurut Kuncoro (2009) populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah 150 Wajib Pajak orang pribadi yang telah memenuhi kewajiban perpajakan atau memiliki NPWP di Kecamatan Semarang Selatan.

Meneurut Kuncoro (2009) sampel adalah himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Karena jumlah populasi yang banyak, maka tidak semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 150 responden dengan metode pemilihan sampel secara acak (Random Sampling).

Pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan realistis. Cara pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 150 wajib pajak yang telah memenuhi kewajiban perpajakan atau memiliki NPWP di kecamatan Semarang Selatan.

Berdasarkan paparan teori diatas, berikut kerangka pemikirannya.

H1(+)

H2(+)

H3(+)

Gambar 2

Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan

Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Temuan empiris terkait dengan adanya hubungan antara pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan dengan motivasi patuh membayar pajak

Penetahuan Wajib Pajak

Motivasi Wajib Pajak

(4)

dapat dimengerti. Pengetahuan akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Hasil penlitian ini didukung oleh penelitian Subiyantoro (2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dalam kaitanya dengan motivasi membayar pajak, maka adanya pengetahuan wajib pajak, terutama tentang peraturan perpajakan sangat penting.

HI : Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Pengaruh Penyelewengan Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Temuan empiris terkait dengan adanya hubungan antara penyelewengan pajak dengan motivasi patuh membayar pajak dapat dimengerti. Penyelewengan pajak akan mempengaruhi prilaku seseorang untuk melakukan pembayaran pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kusumaningtyas (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberitaan mafia pajak (penyelewengan pajak) terhadap perilaku wajib pajak dalam membayar pajak.

H2 : Penyelewengan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan.

Pengaruh kecerdasan spritual Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan

Kecerdasan spiritual merupakan perasaan terhubungkan dengan diri sendiri, orang lain dan alam semesta secara utuh. Pada saat orang bekerja, maka ia dituntut untuk mengarahkan intelektualnya, tetapai banyak hal yang membuat seseorang senang dengan pekerjaannya. Seorang wajib pajak dapat menunjukkan mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan seluruh potensi dirinya sebagai manusia.

H3 :Penelitian ini memperoleh bukti empiris yang menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

(5)

Sampel Penelitian

Meneurut Kuncoro (2009) sampel adalah himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Karena jumlah populasi yang banyak, maka tidak semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 150 responden dengan metode pemilihan sampel secara acak (Random Sampling).

Metode Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda, yaitu analisis untuk lebih dari satu variabel independen. Teknik analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena teknik regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama. Hair et al. (1998) menyatakan bahwa regresi berganda merupakan teknik statistik untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Fleksibilitas dan adaptifitas mempermudah peneliti untuk melihat suatu keterkaitan dari beberapa variabel sekaligus. Regresi berganda juga dapat memperkirakan kemampuan prediksi dari serangkaian variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur variabel yang akan diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Ghozali, 2001).Pengujian validitas kuesioner menggunakan teknik corrected item-total correlation, yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Pengujian validitas tes menggunakan rumus korelasi Point Biserial untuk mengestimasi validitas setiap skala (indikator observarian). Kriteria valid atau tidak valid adalah jika Pearson Correlation diatas 0,4, dengan tingkat signifikan α = 5 %, berarti butir pernyataan tidak valid.

Pengujian Reliabilitas

(6)

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas data dengan menggunakan kolmogrof smirnove test . uji mulitikolinieritas dideteksi dengan menggunakan Variance inflaction factor ( VIF ) dan tolerance . untuk menguji ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin watson ( DW test ). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji park.

Pengujian ini perlu dilakukan karena adanya konsekuensi yang mungkin terjadi jika asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi. Adapun uji asumsi klasik yang akan diuji yaitu :

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik (grafik normal probability plot). Untuk melihat normalitas grafik probability plot,histogram,one sample kolmogorov.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan mokesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, diukur dengan menggunakan statistik Durbin Watson (DW). Model regresi yang baik adalah jika Angka DW lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari (4-du)maka dapat disimpulkan bahawa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali 2006).

Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menjelaskan kemungkinan terdapatnya hubungan antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Untuk mendeteksinya, dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk tiap-tiap variabel independen. Jika VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut dikatakan mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel lainnya.

Uji Heteroskedastisitas

(7)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Uji Gleyser

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedatisitas untuk itu dilakukan pengujian stastik yaitu Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen Ghozali, (2006).

Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas atau penjelas, dengan tujuan mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Analisis ini juga mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi R2 dimaksudkan untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau untuk menunjukan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen. Determinasi (R2) adalah determinasi yang disesuaikan, yang artinya besarnya pengaruh variabel bebas yang telah disebabkan dari pengaruh error term secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Uji Hipotesis

Penelitian ini mempunyai 3 hipotesis yang diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21 dengan rumus sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e1 α = Konstanta

β = Koefisien

Y = Motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. X1 = Pengetahuan wajib pajak mengenai perpajakan.

X2 = Persepsi penyelewengan perpajakan. X3= kecerdasan spritural.

e = Error (Pengganggu).

Untuk menguji hipotesis ini juga digunakan uji parsial (uji t). Uji F

(8)

apakah model yang digunakan telah fix atau tidak. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α)=0,05

Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam persamaan regresi berganda secara parsial. Uji t juga dilakukan untuk menguji kebenaran koefisien regresi dan melihat apakah koefisien regresi yang diperoleh signifikan atau tidak. Untuk melihat adanya pengaruh variabel. Uji t dilakukan dengan dua arah (2 tails) dengan tingkat keyakinan 95%, dimana tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5% dan degree of freedom (df) = n – k. Uji ini dilakukan dengan ketentuan:

1. Jika t-hitung < t-tabel pada α0.05, maka Ha ditolak, dan 2. Jika t-hitung > t-tabel pada α0.05, maka Ha diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki- laki 82 82 .00%

2 Perempuan 68 68.00 %

Jumlah 150 150.00 %

Sumber : Data yang diolah 2014

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 82 orang ( 82 % ) berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 68 orang ( 68 % ) berjenis kelamin perempuan dari total keseluruhan sebanyak 150 orang responden.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

(9)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Golongan

Usia Jumlah Prosentase

1 21-25 72 72.00%

2 26-50 78 78.00%

3 ≥ 50 - -

Jumlah 150 150.00 %

Sumber : Data yang diolah 2014

Berdasarkan tabel 4.2 responden terbanyak adalah kelompok usia 26-50 tahun yang berjumlah 78 orang responden ( 78% ),kemudian usia 21-25 tahun yang berjumlah 72 orang responden ( 72% ) dan di atas usia 50 tidak ada.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Jumlah responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 SD - -

2 SMP - -

3 SMA 31 31.00%

4 D1/D2/D3 44 44.00%

5 S1 62 62.00%

6 Lainnya 13 13.00%

Sumber: Data primer yang diolah,2014

Berdasarkan tabel 4.3 responden terbanyak adalah kelompok pendidikan S1 yang berjumlah 62 orang responden (62% ),kelompok pendidikan D1/D2/D3 yang berjumlah 44 orang responden ( 44% ),kelompok pendidikan SMA 31 orang responden ( 31% ) dan kemudian pendidikan S2/lainnya 13 0rang responden (13%).

Data Sampel Penelitian

Tabel 4.5

Pengklasifikasian sample

Keterangan Jumlah Respondent

(10)

Koesioner yang tidak dikembalikan

(15)

Terpilih sebagai sampel 150

Jumlah sample yang dipakai 150

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 4.4. di atas diperoleh sampel penelitian dengan hasil yang jumlah koesioner yang kembali sebanyak 150 responden yang berdomisili dikota Semarang, dengan metode random sampling tahun 2014, sehingga apabila dijumlahkan terdapat sampel ( n ) sebanyak 150.

Uji Validitas dan Reabilitas

Pengujian Validitas

(11)

N 150 150 150 150 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui semua item pertanyaan atau variabel pengetahuan wajib pajak (X1), persepsi penyelewengan pajak (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan (Y) dinyatakan valid karena pearson correlation lebih dari 0.4.

Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu pengukuran dapat memperoleh hasil yang konsisten, stabil atau relatif tidak berbeda jka dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Pengujian reliabilitas kuisoioner dilakukan secara statistic yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach’s Alpha dengan bantruan SPSS 21. jika koefisien alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0,6 (α > 0,6) maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Sebaliknya jika koefisien alpha rendah dari 0,6 (α < 0,6) maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel ( Ghozali, 2001). Pengujian reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20. Jika koefisien KR-20 mendekati 1 maka instrument tersebut dikatakan reliabel

Tabel 4.6

Reliability Statistics

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel antara variabel pengetahuan wajib pajak (X1), persepsi penyelewengan pajak (X2), kecerdasan spiritual (X3) dan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan (Y) diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.727 lebih besar dari 0.60. Dengan demikian maka hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah riabel.

Analisis Diskriptif

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menganalisis seberapa pengaruh variabel Pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Berikut adalah hasil analisis linier berganda:

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

(12)

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 7,671 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar 7,671

b. Koefisien regresi pengetahuan wajib pajak sebesar 0,353. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap peningkatan pengetahuan wajib pajak sebesar 1% akan mengakibatkan peningkatan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar 0,353%.

c. Koefisien regresi persepsi penyelewengan pajak sebesar 0,241. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap peningkatan persepsi penyelewengan pajak sebesar 1% akan mengakibatkan peningkatan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar 0,241%.

d. Koefisien regresi kecerdasan spiritual sebesar 0,208. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap peningkatan kecerdasan spiritual sebesar 1% akan mengakibatkan peningkatan motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar 0,208%.

KoefisienDeterminasi

Koefisien Determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model pada Variabel Bebas (X) dalam menerangkan Variabel Terikat (Y), (Ghozali, 2006)

(13)

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 4.8 diatas, angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,351. Hal ini berarti bahwa variabel independen pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual terhadap variabel dependen motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Mempunyai peranan 35.1% secara bersama-sama untuk dapat menjelaskan atau menerangkan variabel motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Sedangkan sisanya sebesar 64,9% (100% - 35,1%) dijelaskan oleh variabel lain yang mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Pengujian Hipotesis

Uji f

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan). Untuk menguji apakah model linear tersebut sudah tepat atau belum, maka dilihat membandingkan probabilitas dari hasil pehitungan uji F. Jika nilai probabilitas menunjukkan nilai < 0,05 maka model dalam regresi tersebut merupakan model yang fit. Berikut adalah hasil uji F:

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 2210.908 3 736.969 27.803 .000b

Residual 3869.952 146 26.507

Total 6080.860 149

a. Dependent Variable: motivasi wp

b. Predictors: (Constant), kecerdasan spiritual, pengetahuan wp, persepsi pp

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4.7 nilai F hitung sebesar 27.803 dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut merupakan model yang fit.

Uji t

(14)

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.671 3.434 2.234 .027

pengetahuan wp .353 .068 .371 5.176 .000

persepsi pp .241 .073 .242 3.283 .001

kecerdasan spiritual

.208 .089 .177 2.327 .021

a. Dependent Variable: motivasi wp

a. Dari tabel 4.10, nilai t-hitung pengetahuan wajib pajak (X1) adalah

sebesar 2,2234 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

b. Dari tabel 4.10, nilai t-hitung persepsi penyelewengan pajak (X2) adalah

sebesar 5,176 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi penyelewengan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

c. Dari tabel 4.10, nilai t-hitung kecerdasan spiritual (X3) adalah sebesar

2,327 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,021. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Pembahasan

(15)

Dalam pengujian secara simultan, tingkat pengaruh variabel independen pengaruh pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan yang ditemukan cukup tinggi yaitu 35,1% (Adjusted R² = 0,351 ). Dapat disimpulkan bahwa secara simultan pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual mampu mempengaruhi tingkat motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebesar 35,1%. Sisanya sebesar 64,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Kemudian dilihat dari signifikansinya, secara simultan variabel yang digunakan berpengaruh secara segnifikan dengan nilai F sebesar 27.803 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dalam pengujian secara parsial tiga pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pembahasan masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan Wajib Pajak

Pengetahuan adalah peringatan tentang suatu yang spesifik, universal, metode, proses-proses, pola dan struktur sumber. Pengingatan tentang sesuatu melibatkan pemikiran terhadap kondisi riil. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor pendidikan formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif makin positif terhadap objek tertentu (Fidel, 2004). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dengan nilai t = 5,176 dengan signifikansi 0,000. Terbukti bahwa terdapat paengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian berarti bahwa pengetahuan wajib pajak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada wajib pajak di kecamatan Semarang Selatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fidel (2004).

b. Persepsi penyelewengan pajak

(16)

mempengaruhi terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada wajib pajak di kecamatan Semarang.

c. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakana dibandingkan dengan yang lain (Zohar dan Marshall, 2001). Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Kecerdasan spiritual yang baik dapat dilihat dari ketuhanan, kepercayaan, kepemimpinan pembelajaran, berorientasi masa depan, dan keteraturan. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan memotivasi diri untuk lebih giat membayar pajak karena yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, memiliki sosial yang tinggi, sehingga memiliki motivasi untuk selalu berperan dalam bermasyarakat dan memiliki kreativias yang tinggi pula. Dalam penelitian ini, ukuran kecerdasan spiritual.

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positiff dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dengan nilai t = 2.327 dengan signifikansi 0,021. Terbukti bahwa terdapat paengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan kecerdasan spiritual terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian berarti bahwa kecerdasan spiritual akan mempengaruhi secara signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada wajib pajak di kecamatan Semarang Selatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zohar dan Marshall (2001).

Implikasi

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka terdapat beberapa implikasi yang ditemukan yang dapat menambah informasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan wajib pajak berpengaruh positif terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dikarenakan semakin tinggi pengetahuan wajib pajak maka motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan akan semakin meningkat karena para wajib pajak memahami akan pentingnya pembayaran pajak.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi penyelewengan pajak berpengaruh positif terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dikarenakan meskipun wajib pajak memiliki persepsi bahwa dana kemungkinan akan diselewengkan tetapi tidak akan mengubah ketentuan UU perpajakan yang mewajibkan para wajib pajak tetap membayar pajak.

(17)

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap 103 wajib pajak dikota semarang selatan tahun 2014, tentang pengaruh pengetahuan wajib pajak, persepsi penyelewengan pajak dan kecerdasan spiritual Terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. pengetahuan wajib pajak berpegaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan wajib pajak terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan disalurkan diterima.

2. Persepsi penyelewengan pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara persepsi penyelewengan pajak terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan disalurkan diterima.

3. kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara kecerdasan spritual terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan Disalurkan diterima.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas,maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

a. Untuk Direktorat Jendral Pajak di kota Semarang :

1. Sebaiknya lebih intensif memberikan penyuluhan kepada wajib pajak, dan perlu ditingkatkan secara terus menerus karena pengetahuan terbukti memiliki hubungan positif dan signifikan dengan motivasi patuh membayar pajak. Penyuluhan tersebut diberikan sesuai perkembangan atau perubahan peraturan perpajakan. Selain itu, juga perlu sesekali diselenggarakan pelatihan cara menghitung dan mengisi formulir pajak kepada wajib pajak tanpa dipungut biaya.

2. Penyelewengan pajak yang dilakukan oleh mafia pajak seharusnya ditindak dengan tegas sehingga tidak ada lagi bermunculan mafia-mafia pajak lainya karena penyelewengan pajak terbukti memiliki hubungan positif dan signifikan dengan motivasi patuh membayar pajak, maka jika ingin meningkatkan motivasi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakanya dengan sukarela maka harus menghilangkan budaya penyelewengan pajak.

3. Kecerdasan spiritual , terutama pada aspek-aspek yang dipersepsi oleh wajib pajak belum maksimal upaya peningkatannya dengan memberikan reward khusus kepada wajib pajak yang patuh membayar pajak .

(18)

Pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan perlu dipupuk dan ditingkatkan antara lain melalui kegiatan penyuluhan secara intensif. Dalam hal ini materi penyuluhan harus memuat paraturan-peraturan perpajakan lengkap dengan segala aplikasi dan konsekuensi yuridisnya.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih terdapat banyak keterbatasan antara lain : 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel 150 responden wajib pajak

yang memeiliki NPWP dikota Semarang ,sampel yang digunakan penulis masih sangat kurang, masih banyak wajib pajak yang memeiliki NPWP yang penulis belum sempat diteliti.

2. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian sehingga mengakibatkan peneliti tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

3.

Agenda penelitian selanjutnya

Dari analisa dan pembahasan yang telah diuraikan dimuka, diharapkan agenda penelitian mendatang antara lain :

1. Penulis mengharapkan partisi pasiaktif peneliti berikutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Artikel, 2008, Teori Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, diakses 1 Juli 2012, (http://social-pajak.blogspot.com/2008/04/pengaruh

teori motivasi terhadap.html) ,

Darmoyuwono,Winarno.”Rahasia kecerdasan spiritual” . PT. Sangran paran media,Jakarta,2008.

Dunia baca, Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan, diakses 1 Juli 2012.

Ghoni, Husen Abdul. (2012). ―Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Daerah‖. Minor thesis. Universitas Negeri Surabaya.

http://nasional.kompas.com/read/2011/05/23/15433162/Kasus.Gayus.Hanya.Pelang garan.Perpajakan.

http://duniabaca.com/definisi-pengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.html) International Accounting, Auditing and Taxation 15, 150 169.Jatim .Jurnal Keuangan Publik.kesadaran,pelayanan, kepatuhan wajib pajak,dan pengaruhnya terhadap kinerja.

http://www.djpp.depkumham.go.id/files/jurnal/Vol8No1/Artikel.pdf , diakses 18 Juli 2012)

Keen, Michael dan Stephen Smith. 2006. VAT Fraud and Evasion: What Do We Know and What Can We Done? National Tax Journal. Khairuddin. 1997. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta. Liberty

Kompas.com,2011,Tingkat Kepatuhan Pajak Masyarakat Rendah (http://megapoli tan.kompas.com/read/2011/09/30/11543120/Tingkat.Kepatuhan.Pajak.M asyarakat.Rendah, diakses 21 Juli 2012) KPP Pratama Mojokerto, 2012, Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar tahun 2008-2011.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Erlangga. Jakarta.

Kusumaningtyas, Dieta. 2011. Pengaruh pemberitaan kasus mafia pajak di media massa terhadap perilaku wajib pajak dalam membayar pajak penghasilan. Skripsi-S1 UPN. penerimaan pajak:Suatu survey diwilayah.

Kahono, Sulud. 2003. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Teerhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan(Studi Empiris di Wilayah KP.PBB Semarang).Tesis Universitas Diponegoro.

Luiyanto Yamin,Titi Muswati Putranti. (2009). Model Penyelewengan Pajak Menggunakan Faktur Pajak Fiktif.

Richardson,G.2006. Determinants of Tax Evasion: A Cross Country Investigation. R.A.Fabiola Meirnayati. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,

(20)

Sumardjo dan Saharudin. 2003. Metode-metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Bogor : IPB press.

Subiyantoro. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Wajib Pajak Patuh Membayar Pajak Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Pramuka Jakarta Timur. Tesis. Universitas Indonesia

Sumantry, Deden 2011, ‘Reformasi Perpajakan Sebagai Perlindungan Hukum Yang Seimbang Antara Wajib Pajak Dengan Fiskus Sebagai Pelaksanaan Terhadap Undang-Undang Perpajakan Tax Reform As A Balanced Legal Protection Between Taxpayers And The Tax Authorities As The Implementation Of Taxation Law’, Jurnal Legislasi Indonesia, vol. 8, no. 1,hal.13-28

Supriyati dan Nur Hidayati, 2007, ‘Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak’, Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi , Vol. 7, No. 1, hal 41-50.

Supriyati, 2009, Dampak Motivasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Suryadi. 2006. Model hubungan kausal kesadaran, pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak. Jurnal Keuangan Publik. No. 1 Vol. IV. Sidoarjo.

Suyatmin. 2004, “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Empiris Diwilayah KP.PBB Surakarta). Skripsi Universitas Diponegoro:Semarang.

Sartika” Pengaruh kecerdasan spiritual ,kinerja pelayanan pajak dan ketegasan sanki perpajakan terhadap motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan “ Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta,2008.

Unti Ludigdo. 2006. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Aguatus 2006.

Tempo,2009,‘Penerimaan Pajak’, diakses 2 Agustus 2012).www.digilib.ui.ac.id/fi le?file=pdf/abstrak-109313.pdf

Gambar

Tabel 4.4
Tabel 4.6 Reliability Statistics

Referensi

Dokumen terkait

3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 55 KAEF Kimia Farma Tbk 4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 56 KARW Karwell Indonesia Tbk 5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 57 KBLI KMI Wire and

Fenomena yang dijumpai dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran anti korupsi dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (Pkn) belum sesuai dengan apa yang

Sekarang ini perkembangan pelaku usaha dalam mendirikan jasa depot air isi ulang terus meningkat dikarenakan air isi ulang memudahkan konsumen dalam hal penyiapan

Konteks ini didefinisikan oleh Leech (dalam Nadar, 2009:6) sebagai background knowledge assumed to be shared by speaker and hearer and which contributes to

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh keberadaan BRT terhadap minat masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perjalanan di Kota Makassar, ditemukan bahwa dari lima faktor yaitu

Dengan melihat hasil estimasi ketidakpastian dan relatif deviasi hasil pengukuran tersebut, maka metoda teknik spektrometri gamma untuk

Sumbangan Pembangunan Daerah dari Hasil Hutan Bukan Kayu Dan Hasil Perkebunan yang selanjutnya disebut Sumbangan Pembangunan Daerah adalah pembayaran kepada

12 STIE YPPI REMBANG 40 Universitas Merdeka Malang 13 STIK Ngudia Husada Madura 41 Universitas Mudltimedia Nusantara 14 STIKES Hang Tuah Surabaya 42 Universitas