KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayahnya Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini serta teriring
Shalawat dan Salam Penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa umat manusia keluar dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh
dengan ilmu dan islam. Penulisan skripsi ini berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
Secara khusus saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orangtua saya, Tengku Otteman Hidayat dan Tengku Melfira, yang
telah mendoakan serta memberikan cinta, kesabaran, perhatian, bantuan dan
pengorbanan yang tak ternilai sehingga saya dapat melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan formal hingga Strata Satu (S1).
Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan
dan ucapan terima kasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah
diberikan, saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K) selaku
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H.,M.Hum. selaku Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
4. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H.,M.H., DFM selaku Wakil Dekan II
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
5. Bapak Dr. OK Saidin, S.H.,M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara;
6. Bapak M. Hayat, S.H. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
7. Ibu Dr. Chairul Bariah, S.H., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum
Internasional sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I. Terimakasih atas
waktu, saran dan bimbingan yang Ibu berikan selama ini hingga saya
menyelesaikan skripsi ini;
8. Bapak Arif, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II. Terimakasih atas
bimbingan, saran, nasihat, dan ilmu yang Bapak berikan selama ini dengan
penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai;
9. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
10. Maharany Fitri yang tak pernah henti memberikan semangat, dukungan, saran
dan selalu ada di masa-masa senang hingga sulit. Semoga tahun depan dapat
selesai kuliah tepat pada waktunya;
11. Kakak dan Adik-adik saya: Tengku Dita Tasya Yunita, Tengku Azra Sahira,
mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi saya hingga akhirnya skripsi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya;
12. Rekan-rekan Kubucolae: M. Febriyandri Satria, Hafizul Haque Hadiwidjojo,
Yoga Pradistya, Teuku Anwari Faiz, Rio Riezky Yuliandrie, M. Ragil
Pratama, Nurul Fadhillah, Khairunnisa Nur Fiezry Lubis, Tania Taramaya,
Farahdiba Nadine, Cut Nirza Amanda, dan Soraya Rizka, yang telah
menemani saya dari masa-masa SMA hingga sampai saat sekarang ini.
Semoga kita sukses kedepannya dan semoga cepat tamat ya kawan-kawan.
13. Sahabat saya M. Ibnu Hidayah yang selalu ada di masa-masa senang hingga
sulit yang dijalani bersama dari awal sampai akhir perkuliahan;
14. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Hukum
USU. Terkhusus Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Hukum USU Periode 2013-2014: Bang Hary Azhar Ananda, Bang Ihsan An
Auwali, Kak Nurul Atika, Kak Izma Suci Maivani, Tengku Devy Malinda,
Rizky Chairunnisya, Putri Maysari, Nida Syafwani Nasution, M. Ibnu
Hidayah, M. Hadyan Yunhas Purba, Bakhtiaruddin Dalimunthe, Pupimbiddi
Nasution, Yuanda Winaldi, Shanditya Sultan Firdaus, Rafikha Fazal, Ray
Bachtian Rangkuti, dan Anggie R. K. Harahap. Terimakasih telah
mempercayakan saya sebagai Ketua Bidang Kewirausahaan Pengembangan
Profesi dan Ketua DPC KAM Madani FH USU. Semoga apa yang kita
lakukan selama ini diridhoi oleh Allah SWT.;
15. Keluarga besar KAM Madani DPC Fakultas Hukum USU Periode
Anshari Dwana, Ray Bachtian Rangkuti, Sabrina, Nazla Adila, Nurul Amelia,
Lidya Lestarica, dan Retta Sari Situmeang.
16. Rekan-rekan “GK” : M. Ibnu Hidayah, M. Febriyandri Satria, Tri Yanto
Yeremia Siagian, Rahmad Rivai, Firman Sinaga, Ernanda Gurning, Nida
Syafwani Nasution, Natasya Rehulina Bangun, Grace Dina Mariana Sitinjak,
Fitri Apriliani, Dinda Anwar, dan Nurul Fatimah yang telah mengisi hari-hari
selama perkuliahan;
17. Rekan-rekan International Law Student Association (ILSA) Fakultas Hukum USU;
18. Untuk seluruh teman-teman terbaik selama di Fakultas Hukum USU yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih telah memberikan
dukungan dan semangat serta membuat hari-hari selama di perkuliahan
menjadi lebih berarti;
Penulis sadar bahwa hasil penulisan skripsi ini tidaklah sempurna. Penulis
berharap pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya. Akhirnya, semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan dan jasa semua pihak yang telah membantu penulis secara tulus dan
ikhlas. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Medan, Maret 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR SINGKATAN ...xi
ABSTRAKSI ...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Perumusan Masalah ...6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...6
D. Keaslian Penulisan ...8
E. Tinjauan Kepustakaan ...8
F. Metode Penelitian ...10
G. Sistematika Penulisan ...13
BAB II A. Pekerja Anak Berdasarkan Hukum Internasional ...16
B. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Timbulnya Pekerja Anak
1. Faktor Pendorong (Supply-Side Factor) ...18 2. Faktor Penarik (Demand-Side Factor) ...21
C. Bentuk-bentuk Pekerjaan Anak
1. Bentuk-bentuk Pekerjaan yang Diperbolehkan
untuk Anak ...24
2. Bentuk-bentuk Pekerjaan yang Dilarang
untuk Anak ...25
D. Pengaturan Hukum Mengenai Pekerja Anak Berdasarkan
Hukum Internasional ...30
BAB III
A. Sejarah ILO ...36
B. Tujuan dan Tugas ILO ...39
C. Struktur ILO
1. Konferensi Buruh Internasional...41
2. Badan Pelaksana...42
3. Kantor Perburuhan Internasional ...45
D. Kedudukan ILO sebagai Organisasi Perburuhan
Internasional ...45
BAB IV
A. Tinjauan Umum Pekerja Anak di Dunia ...54
1. Kasus Pekerja Anak Pembongkar Kapal di Chittagong,
Bangladesh ...56
2. Kasus Pekerja Anak Jermal di Pantai Timur, Sumatera
Utara, Indonesia ...61
B. Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Anak Berdasarkan
Hukum Internasional ...69
1. Perlindungan terhadap Hak-hak Pekerja Anak Berdasarkan
Hukum Internasional ...71
2. Peran ILO dalam Memberikan Perlindungan terhadap
Masalah Pekerja Anak di Dunia ...77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...86
B. Saran ...87
DAFTAR TABEL
Tabel No. 1.1. Usia Minimum untuk Bekerja ...2
Tabel No. 2.1. Usia Minimum untuk Bekerja di Negara Berkembang...17
Tabel No. 2.2. Usia Minimum untuk Bekerja di Negara Maju ...17
Tabel No. 4.1. Rentang Usia Pekerja di Industri Pembongkaran Kapal di
Chittagong, Bangladesh ...58
Tabel No. 4.2. Peraturan-peraturan Nasional Bangladesh yang Mengatur tentang
DAFTAR SINGKATAN
AFL-CIO :
CEACR :
CRC : Convention on the Rights of the Child
ILO : International Labour Organization
IPEC : International Programme for the Elimination of Child Labour
LBB : Liga Bangsa-Bangsa
MoU : Memorandum of Understanding
PBB : Persatuan Bangsa-Bangsa
SIMPOC :
Committee of Experts on the Application of Conventions and
Recommendations
American Federation of Labour-Congress of Industrial
Organization
Statistical Information and Monitoring Programme on Child
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, keadaan anak-anak di dunia tidaklah menggembirakan. Nasib
mereka belumlah seindah ungkapan yang sering kali kita dengar dimana
memposisikan anak sebagai suatu hal yang bernilai penting, anak sebagai generasi
penerus bangsa, dan lain-lain sebagainya. Hak yang diberikan hukum kepada anak
belum sepenuhnya ditegakkan.
Perkembangan globalisasi yang pesat, tanpa disadari telah banyak
menyebabkan tuntutan kehidupan menjadi semakin tinggi, terutama dalam hal
perekonomian. Kemajuan ekonomi secara tidak langsung menimbulkan
masalah-masalah baru, di antaranya adalah timbulnya anak jalanan, pekerja seks, dan
pekerja anak.
Pekerja anak di lain sisi, merupakan basis perekonomian bagi
negara-negara berkembang di Asia, di mana banyak barang-barang keperluan sehari-hari
yang diekspor seperti karpet, pakaian, dan hasil-hasil pertanian dihasilkan oleh
mereka. Namun yang menjadi permasalahannya adalah tidak jarang ditemukannya
pekerja anak yang bekerja di lapangan pekerjaan yang berpotensial akan bahaya,
seperti pertambangan, konstruksi, pertanian komersil, dan pengangkutan barang
dan jasa.1
1
International Labour Organization atau yang selanjutnya disebut dengan ILO, di dalam laporannya di tahun 2013 menyebutkan bahwa jumlah pekerja anak
di dunia adalah sebanyak 168 juta anak-anak, di mana 85 juta anak-anak di
antaranya bekerja di lapangan pekerjaan yang berbahaya.2
Dalam dunia Internasional, yang berhak dinyatakan sebagai anak adalah
seseorang yang berumur di bawah 18 tahun. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
diatur di dalam United Nation Convention on the Rights of the Child yang dirumuskan pada tahun 1989. Akan tetapi, berdasarkan ILO Minimum Age Convention No. 138 Tahun 1973, ILO menyediakan opsi lain mengenai usia
minimum bagi pekerja, yakni:
Sebagai contoh, di
Chittagong, Bangladesh, banyak sekali ditemukan anak-anak berusia di bawah
umur 18 tahun melakukan pekerjaan yang berbahaya, yakni sebagai awak
pembongkar kapal-kapal bekas.
3
C.138
Tabel No. 1.1. Usia Minimum untuk Bekerja
Ketentuan Umum Pengecualian Bagi Negara Berkembang
Usia Minimum
Dasar 15 tahun 14 tahun
Pekerjaan Berbahaya
Ketentuan Biasa : 18 tahun Ketentuan Tertentu : 16 tahun
Ketentuan Biasa : 18 tahun Ketentuan Tertentu : 16 tahun
Pekerjaan Ringan 13-15 tahun 12-14 tahun
Sumber: Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973.
2
ILO, Child Labour. Sebagaimana dimuat dalam: http://www.ilo.org/global/topics/child-labour/lang--en/index.htm. Diakses pada tanggal 26 Januari 2015 pukul 21.00 WIB.
3
Terlepas dari ketentuan-ketentuan di atas, pada dasarnya anak adalah
sumber daya manusia yang potensial sifatnya dalam pembangunan suatu negara.
Seorang anak nantinya diharapkan untuk dapat meneruskan cita-cita perjuangan
bangsanya. Perwujudan anak sebagai generasi terbaik yang berkualitas tentunya
membutuhkan suatu perlindungan khusus terhadap dirinya, terhadap hak-haknya,
agar nantinya dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik di dalam
masyarakat.
Secara umum, perlindungan anak khususnya pekerja anak merupakan
upaya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Instrumen hukum yang
merupakan landasan perlindungan Hak Asasi Manusia sebagai isu global adalah
The Universal Declaration of Human Rights, yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris.
Deklarasi ini dapat dikatakan sebagai suatu payung hukum dalam mengatur
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Secara khusus, perlindungan anak
khusunya pekerja anak mengacu pada ketentuan United Nation Convention on the Rights of the Child yang dirumuskan pada tahun 1989.
Hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Hal ini dapat
dijumpai dalam hukum Hak Asasi Manusia domestik yang memberikan
penegasan bahwa setiap individu termasuk anak merupakan subjek dari hak.
Gagasan mengenai hak anak bermula sejak berakhirnya Perang Dunia I sebagai
reaksi atas penderitaan yang timbul akibat dari bencana peperangan terutama yang
dialami oleh kaum perempuan dan anak-anak. Awal dari pembentukan hak anak
perhatian publik atas nasib anak-anak yang menjadi korban perang. Salah seorang
tokoh di antara para aktivis tersebut adalah Eglantyne Jebb, yang kemudian
mengembangkan sepuluh butir pernyataan tentang hak anak atau rancangan
deklarasi hak anak (Declaration of The Rights of The Child), yang pada tahun
1923 diadopsi oleh lembaga Save the Children Fund International Union.4
Pada tahun 1959 Majelis Umum PBB kembali mengeluarkan Pernyataan
mengenai Hak Anak yang merupakan deklarasi internasional kedua bagi hak anak.
Tahun 1979 saat dicanangkannya Tahun Anak Internasional, Pemerintah Polandia Adapun pernyataan hak anak yang dikemukakan Eglantyne Jebb adalah mencakup
hak anak atas: nama dan kewarganegaraan, kebangsaan, persamaan dan
non-diskriminasi, perlindungan, pendidikan, bermain, rekreasi, hak akan makanan,
kesehatan dan hak berpartisipasi dalam pembangunan.
Kemudian pada tahun 1924 untuk pertama kalinya Deklarasi Hak Anak
diadopsi secara Internasional oleh Liga Bangsa-Bangsa. Deklarasi ini dikenal juga
sebagai Deklarasi Jenewa.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pada tahun 1948 Majelis Umum
PBB kemudian mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tanggal
10 Desember. Peristiwa ini yang kemudian pada setiap tahunnya diperingati
sebagai Hari Hak Asasi Manusia se-dunia ini menandai perkembangan penting
dalam sejarah HAM dan beberapa hal menyangkut hak khusus bagi anak-anak
tercakup dalam deklarasi ini.
4
mengajukan usul bagi perumusan suatu dokumen yang meletakkan standar
internasional bagi pengakuan terhadap hak-hak anak dan mengikat secara yuridis.
Inilah awal perumusan Konvensi Hak Anak. Tahun 1989, rancangan
Konvensi Hak Anak diselesaikan dan pada tahun itu juga naskah akhir tersebut
disahkan dengan suara bulat oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November.
Kovenan ini kemudian diratifikasi oleh setiap bangsa kecuali oleh Somalia dan
Amerika Serikat.5
Pekerja anak merupakan isu yang penting selama beberapa dekade di
beberapa negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Konvensi Hak Anak secara tidak langsung memberikan jaminan bagi
setiap anak untuk mendapatkan segala perhatian dan perlindungan yang
dibutuhkan, demi tercapainya suatu kesejahteraan bagi seluruh anak di dunia.
Anak merupakan suatu bagian dari masyarakat yang memerlukan pemeliharaan
dan perlindungan. Dalam kehidupan bermasyarakat, ketidakberdayaan yang
dimiliki oleh anak-anak menjadikan mereka sering dipandang sebelah mata.
Keadaan yang demikian mengakibatkan seringkali hak-hak anak terabaikan.
Kegagalan melindungi hak-hak anak tentunya menimbulkan pula suatu ancaman
bagi pembangunan nasional, karena sesungguhnya anak merupakan generasi
penerus bangsa, yang selanjutnya akan mewujudkan cita-cita bangsanya.
6
sesungguhnya banyak sekali anak-anak di dunia terlibat dalam suatu bentuk
pekerjaan yang dapat mencederai fisik ataupun mentalnya, dan bahkan kematian.7
B. Perumusan Masalah
Dengan melihat pentingnya perlindungan terhadap pekerja anak demi
tercapainya suatu kesejahteraan bagi anak-anak di dunia, maka penulis dengan ini
tertarik untuk menulis dan menyusun skripsi dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang akan dikaji di dalam skripsi ini, yakni:
1. Bagaimana pengaturan anak sebagai pekerja berdasarkan hukum
internasional?
2. Bagaimana kedudukan ILO sebagai organisasi perburuhan
internasional?
3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja anak berdasarkan
hukum internasional?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis menentukan tujuan
penulisan sebagai berikut:
7
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan seorang anak untuk
dinyatakan sebagai pekerja berdasarkan hukum internasional.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan ILO sebagai organisasi
perburuhan internasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja
anak berdasarkan hukum internasional.
Manfaat penulisan yang diharapkan diperoleh dari skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, diharapkan pembahasan terhadap masalah-masalah
yang diangkat dan dibahas mampu melahirkan pemahaman mengenai
pengaturan anak sebagai pekerja menurut hukum internasional,
kedudukan ILO sebagai organisasi perburuhan internasional, serta
perlindungan hukum terhadap pekerja anak berdasarkan hukum
internasional.
2. Secara Praktis
Secara praktis, skripsi ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi para
pihak akademisi dalam menambah wawasan pengetahuan terutama di
D. Keaslian Penulisan
Skripsi yang mengangkat judul "Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
Anak Berdasarkan Hukum Internasional" ini adalah merupakan karya ilmiah yang
belum pernah diangkat menjadi judul skripsi di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Penulis menyusun skripsi ini berdasarkan referensi dari
buku-buku, media cetak dan elektronik, serta sumber-sumber hukum internasional yang
berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap pekerja anak.
E. Tinjauan Kepustakaan
Perlindungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai sebuah hal atau perbuatan yang bertujuan untuk memperlindungi yang
menyebabkan seseorang atau sesuatu ditempatkan di bawah sesuatu.8
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum adalah keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan manusia dalam masyarakat. Pada
panel diskusi V Majelis Hukum Indonesia, beliau mengatakan bahwa hukum
adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat dan juga meliputi lembaga-lembaga, institutions, dan
proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah itu dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan.9
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap
subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif
maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal 674
9
kata lain perlindungan hukum adalah sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum
itu sendiri, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan,
ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.10
• Bekerja setiap hari.
Pekerja, menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Pekerja anak adalah setiap anak yang melakukan segala jenis pekerjaan
yang memiliki sifat atau intensitas yang dapat mengganggu pendidikan,
membahayakan keselamatan, kesehatan serta tumbuh kembangnya. Berikut adalah
indikator seorang anak dikatakan sebagai pekerja anak, antara lain:
• Tereksploitasi.
• Bekerja pada waktu yang panjang.
• Waktu sekolah terganggu atau tidak sekolah.11
Perlindungan hukum terhadap pekerja anak merupakan perlindungan
terhadap hak asasi manusia. Hak-hak anak sejatinya merupakan Hak Asasi
Manusia. Perlindungan terhadap hak-hak anak telah diatur di dalam hukum
internasional, yakni sesuai dengan yang termuat di dalam Konvensi Hak Anak
Tahun 1989. Berikut adalah hak-hak anak yang termuat di dalam Konvensi Hak
Anak Tahun 1989, antara lain:
10
Pengertian Perlindungan Hukum Menurut Para Ahli. Sebagaimana dimuat dalam: http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/. Diakses pada tanggal 30 Januari 2015 pukul 15.00 WIB
11
1. Bermain;
2. Mendapatkan nama sebagai identitas;
3. Mendapatkan makanan;
4. Mendapatkan kewarganegaraan sebagai status kebangsaan;
5. Mendapatkan persamaan;
6. Mendapatkan pendidikan;
7. Mendapatkan perlindungan;
8. Mendapatkan sarana rekreasi;
9. Mendapatkan akses kesehatan;
10. Mendapatkan kesempatan berperan dalam pembangunan.12
F. Metode Penelitian 1.
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian hukum yuridis normatif,
karena penelitiannya dilakukan atas norma-norma hukum yang berlaku, baik
norma hukum yang berasal dari hukum nasional maupun norma hukum yang
berasal dari hukum internasional.
Jenis Penelitian
2.
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan. Sumber data diperoleh dari:
Metode Pengumpulan Data
12
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum mengikat yang
termasuk dalam sumber sumber hukum internasional sesuai Pasal 38
ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional. Dalam tulisan ini
mencakup: perjanjian/konvensi internasional, kebiasaan internasional,
prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradad, dan putusan pengadilan internasional maupun doktrin.
Selain sumber-sumber hukum internasional, penulisan skripsi ini juga
mempergunakan peraturan perundang-undangan yang terdapat di
Indonesia seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945. Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, maupun
peraturan di tingkat yang lebih rendah.
2) Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, yakni: buku hukum, termasuk skripsi, thesis,
disertasi hukum dan jurnal hukum, serta kamus hukum.
3) Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang, mencakup:
a. Bahan-bahan yang memberikan petunjuk-petunjuk maupun
penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder;
b. Bahan-bahan primer, sekunder, dan tertier (penunjang) diluar
bidang hukum.
3.
Pada penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya
merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan
hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klarifikasi terhadap bahan-bahan
hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam analisis data, yaitu:
a. Memilih ketentuan-ketentuan yang berisi kaidah-kaidah hukum yang
mengatur masalah perlindungan pekerja anak;
b. Data yang berupa sumber hukum internasional dan hukum nasional ini
dianalisis secara induktif kualitatif.
4.
Penarikan kesimpulan terhadap data yang berhasil dikumpulkan dengan
mempergunakan metode penarikan kesimpulan secara deduktif maupun secara
induktif. Pada proses deduktif, bertolak dari suatu proposisi umum yang
kebenarannya telah diketahui (diyakini) dan berakhir pada suatu kesimpulan
(pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.
Teknik Penarikan Kesimpulan
13
Sedangkan pada prosedur induktif, proses berawal dari proposisi-proposisi
khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada suatu kesimpulan
(pengetahuan baru) berupa asas umum.14
Penarikan kesimpulan terhadap data yang berhasil dikumpulkan dilakukan
dengan mempergunakan metode penarikan kesimpulan secara deduktif maupun
secara induktif, sehingga akan dapat diperoleh jawaban terhadap
permasalahan-permasalahan yang telah disusun.
13
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 11
14Ibid
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam upaya mendapatkan jawaban atas
rumusan masalah, maka pembahasan akan diuraikan secara garis besar melalui
sistematika penulisan. Tujuannya agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemikiran
dalam menguraikan lebih lanjut mengenai inti permasalahan yang akan dicari
jawabannya. Pada bagian ini terdapat ringkasan garis besar dari 5 (lima) bab yang
terdapat di dalam skripsi. Setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab yang akan
mendukung keutuhan pembahasan setiap bab. Sistematikanya adalah sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar yang didalamnya terurai
mengenai latar belakang penulisan skripsi,
perumusan masalah, dilanjutkan dengan tujuan dan
manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian, dan diakhiri
dengan sistematika penulisan skripsi.
BAB II :
Bab ini menguraikan tentang pekerja anak
berdasarkan hukum internasional, faktor-faktor
yang melatarbelakangi timbulnya pekerja anak,
bentuk-bentuk pekerjaan untuk anak, serta PENGATURAN ANAK SEBAGAI PEKERJA
pengaturan hukum mengenai pekerja anak
berdasarkan hukum internasional.
BAB III :
Bab ini membahas mengenai sejarah ILO, tujuan
dan tugas ILO, struktur organisasi ILO, serta
kedudukan ILO sebagai organisasi perburuhan
internasional.
BAB IV :
Bab ini membahas mengenai tinjauan pekerja anak
di dunia, yang meliputi kasus pekerja anak
pembongkar kapal di Chittagong, Bangladesh dan
kasus pekerja anak jermal di Pantai Timur,
Sumatera Utara, Indonesia, serta perlindungan
hukum terhadap pekerja anak berdasarkan hukum
internasional, yang meliputi perlindungan terhadap
hak-hak pekerja anak berdasarkan hukum
internasional, dan peran ILO dalam memberikan PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA ANAK BERDASARKAN HUKUM
INTERNASIONAL
KEDUDUKAN ILO SEBAGAI ORGANISASI
perlindungan terhadap masalah pekerja anak di
dunia.
BAB V : PENUTUP
Pada bab akhir ini, penulis mengambil kesimpulan
terhadap pembahasan mulai dari BAB I sampai
dengan BAB IV dan juga memberikan saran-saran
yang mungkin berguna bagi perkembangan
pembahasan tentang perlindungan hukum bagi