• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil, makmur dan merata. Agar tujuan tersebut dapat terwujud maka dibutuhkan dana dari berbagai sumber yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2011: 3)

(2)

Sebagai konsekuensi logis dari sistem Self Assesment tersebut maka Wajib Pajak harus menyadari kewajibannya. yaitu memenuhi kewajiban perpajakan sarta harus memahami ketentuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Dengan semakin sadarnya Wajib Pajak dalam memenuhi perpajakannya serta mampu memenuhi kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, maka penerimaan negara dari Wajib Pajak diharapkan terus meningkat.

Dalam realitas pelaksanaan sistem Self Assesment masih terdapat beberapa kendala mengingat tidak semua Wajib Pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku. Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing Wajib Pajak adalah berbeda-beda, untuk Wajib Pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka sistem Self

Assesment tidak begitu bermasalah, namun bagi Wajib Pajak yang pemahamannya

mengenai perpajakan masih tergolong rendah maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksaan perpajakan.

(3)

dikenai sanksi. Namun jika dilhat dari pertumbuhan Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif yang ada di Indonesia, peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi oleh fiskus. Bahkan ada juga Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang tidak melaporkan penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara jujur dan benar.

Hal ini terjadi karena Wajib Pajak ingin mengurangi beban hutang pajaknya dengan cara memanipulasi penghasilan tersebut. Dengan demikian tentu saja hutang pajaknya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya dan selain itu ada juga Wajib Pajak yang tidak membayar pajaknya tepat waktu. Akan hal penghindaran atau penolakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak tersebut tentu saja dapat dikenai sanksi maupun denda administrasi bila tidak membayar pajak tepat waktu.

(4)

masih tergolong cukup rendah dibandingkan dengan Wajib Pajak yang tinggal di daerah perkotaan.

Mengingat sebagian besar Wajib Pajak masih belum memahami pajak serta aturan-aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting. Karena dengan adanya penyuluhan ini maka diharapkan dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat agar semakin sadar dan lebih memahami kewajibannya sebagai warga negara yaitu dalam hal membayar pajak yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan pemerintah pusat selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terlihat dalam penyuluhan tersebut, yaitu aparat pajak, materi penyuluhan, metode penyuluhan serta sarana penunjang yang digunakan dalam peroses penyuluhan tersebut. semua faktor-faktor tersebut harus mampu saling melengkapi dengan tidak lupa memperhatikan kondisi dan keadaan masyrakat yang disuluh. Sebab bila satu paktor saja tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang disuluh maka sasaran penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.

(5)

membuahkan hasil yang ditandai dengan meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi dasar pemikiran penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) dengan mengangkat judul “Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM )

a. Untuk mengetahui jenis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melayani Wajib Pajaknya. b. Untuk mengetahui prosedur yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat dalam melaksanakan penyuluhan.

(6)

d. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Penyuluhan Perpajakan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1.Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Penyuluhan Perpajakan.

b. Untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

c. Untuk mengetahui tatacara dan prosedur pelaksanaan penyuluhan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

d. Untuk meningkatkan frekuensi komunikasi antara penulis dengan fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

e. Guna merangsang Mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

f. Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam masa perkuliahan. 2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

(7)

Perpajakan, sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Sudi Diploma III Administrasi Perpajakan USU.

b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyuluhan perpajakan.

c. Diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

d. Untuk menambah ide dan gagasan demi perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2.3. Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Meningkatkan profesionalisme dan memperluas wawasan serta memantapkan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.

c. Untuk memperkenalkan sumber daya mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

(8)

2.4.Bagi Masyarakat

Sebagai penambah pengetahuan barukepada masyarakat desa tentang bidang perpajakan terlebih lagi berkat adanya kegiatan Penyuluhan Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan bahwa setiap perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah menggunakan sistem Self Assesment.

Defenisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar keperluan umum (Waluyo,2011:3).

Selanjutnya menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja : Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Erly Suandy,2011:9).

(9)

hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. (Siti Resmi,2009:1)

Serta sebagaimana tercantum dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sbesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari beberapa pengertian di atas maka pajak mengandung unsur yaitu:

1. Iuran dari rakyat kepada Negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

2. Pajak dipungut berdasarkan/dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan pelaksanaanya, sehingga dapat dipaksakan.

3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

(10)

perpajakan kepada masyarakat, dunia usaha, dan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, antara lain:

1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan serta pengaruh Penyuluhan Perpajakan di kantor Pelayanan Pajak Prtama Medan Barat.

2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

3. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

(11)

Pratama Medan Barat. Yang dalam kegiatan tersebut penulis melakukan berbagai persiapan mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ), mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen yang terkait dengan judul penulis.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti : buku-buku, majalah, Undang-Undang Perpajakan, keputusan Menteri Keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak, artikel ilmiah maupun bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

3. Observasi lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan terhadap objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

4. Jenis-Jenis Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai objek kajian PKLM.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, Undang-Undang dan referensi ilmiah.

(12)

1. Daftar pertanyaan ( Interview guide )

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

2. Observasi ( Observation )

Dalam metode ini penulis langsung turun ke lapangan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti mengenai Penyuluhan Perpajakan. 3. Daftar Dokumentasi (optional )

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.

4. Analisa Data dan Evaluasi

Setelah memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kualitatif sesuai dengan bentuk dan macam data yang diperoleh sesuai tuntutan permasalahan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mengenai Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

(13)

Dalam pembahasan penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, penulis menyajikan pembahasan 5 bab, yang masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, sejarah singkat berdirinya, struktur organisasinya, serta fungsi dan tugas setiap seksi yang ada. Adapun tujuan dari tinjauan umum lokasi penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai permasalahan yang berlangsung pada lokasi penelitian tersebut.

BAB III : GAMBARAN DATA PKLM

(14)

Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

(15)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Berdasarkan dari kesimpulan tersebut dibuat rekomendasi yang berisi saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat kualitas pelayanan antara lain berupa loyalitas pelanggan yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih besar, harga saham yang lebih tinggi, harga jual yang

Buku nyanyian ibadah GKT edisi revisi 1997 dengan salah satu contoh nyanyian di dalamnya yang tidak lagi memakai teks bahasa Tionghoa.... Buku nyanyian GKT edisi 1966 dengan contoh

g. pengkoordinasian penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan kegiatan lingkup Dinas; h. penyiapan bahan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi pengelolaan keuangan lingkup Dinas;

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan, rahmat serta hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Dengan melimpahnya ekofak hewan tertentu, dan juga masih dijadikannya hewan tersebut sebagai salah satu bahan pangan hingga kini, maka diasumsikan bahwa sisa ekofak yang ditemukan

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis : (1) Pengaruh Keadilan terhadap Kompensasi, (2) Pengaruh Kebijakan terhadap Kompensasi, (3) Pengaruh Faktor Hukum terhadap Kompensasi,

atas segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki penyusun, akhirnya penyusun

Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut perusahaan harus dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan perencanaan produksi plastic box DM 8010 BK dan persediaan bahan baku. Oleh