• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bahan Makanan Perishable - Penanganan Market List Dan Penyimpanan Bahan Makanan Perishable Pada Dapur Utama Hotel Aryaduta Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bahan Makanan Perishable - Penanganan Market List Dan Penyimpanan Bahan Makanan Perishable Pada Dapur Utama Hotel Aryaduta Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bahan Makanan Perishable

Bahan makanan perishable merupakan bahan makanan yang tidak tahan

lama, mudah rusak ataupun layu sehingga perlu perhatiaan khusus dalam

penanganannya. Jenis bahan makanan ini diantaranya berupa sayur-sayuran,

buah-buahan dan bahan lainnya yang mudah rusak. Penyimpanan jenis bahan

makanan perishable dilakukan melalui tahap-tahap sehingga bahan makanan ini

bertahan dan tidak rusak sampai proses pengolahannya.

Dalam penyimpanan bahan makanan perishable diperlukan tempat

didalamnya terdapat lubang-lubang agar udara bebas masuk. Dan disimpan

sesuai dengan jenis bahan tidak di campur dengan bahan lainnya.

Bahan makanan perishable di simpan dalam ruangan yang di sebut chilled

room yang suhu didalamnya antara -13 ºC sampai -16 ºC atau -14 ºC sampai -18

ºC untuk frozen dan untuk ruangan chiller suhu di dalamnya antara -7 ºC sampai

-8 ºC. Meskipun begitu jenis bahan makanan ini hanya bisa bertahan 3 hari.

Oleh sebab itu proses pembelian bahan makanan perishable dilakukan setiap

hari sesuai dengan keperluan sehingga bahan tidak menumpuk, dan

mengakibatkan kerusakan pada bahan makanan perishable dan menyebabkan

kerugian bagi hotel.

(2)

Adapun jenis bahan makanan perishable terbagi menjadi dua yaitu bahan

makanan perishable local dan bahan makanan perishable import. Bahan

makanan perishable local biasanya lebih murah,mudah didapat dan jarak

tempuhnya juga tidak jauh, sampai ke negera luar. Sedangkan bahan makanan

perishable jenis import lebih mahal,tempat penyimpanan dan cara

penanganannya juga khusus agar tidak terjadi kerusakan terhadap mutu barang.

perishable jenis local juga perlu penyimpanan yang bagus dan teliti tetapi untuk

jenis bahan yang import harus lebih diperhatikan lagi. Adapun jenis barang

perishable local dan import dapat di klasifikasikan seperti contoh berikut ini:

1. Jenis bahan makanan Perishable local

a. Ikan Gurami, Udang, Ikan Kakap, Lobster, Tengiri, Kembung

b. Jenis sayuran ; Wortel, Selada, Jamur, Toge, Terong, dan sayuran

lainnya yang bersifat hijau-hijauan.

c. Buah Jeruk, Apel, Nangka, Mangga, Salak, Pisang, Pepaya dan

buahan lainnya.

d. Jenis-jenis bumbu, Bawang, Cabai, Tomat, Daun Salam, dan bumbu

dapur lainnya.

e. Jenis susu terbagi dua yaitu Fresh Milk dan Ultra Milk

2. Jenis bahan makanan Perishable Import

a. Daging Sapi (beef), Kambing, Kalkun, Sapi Muda, ham, beef bacon,

dried beef, smoked beef.

(3)

d. Jenis keju parmesan, Swiss Cheese, Mozarella.

2.3 Sistem Atau Cara Pembelian Barang

Dalam proses pengadaan barang akan dilakukan oleh bagian Purchasing.

Purchasing adalah suatu departemen yang bertugas untuk melakukan pengadaan

dan pembelian barang yang dibutuhkan oleh hotel, baik secara langsung (direct

purchase) atau secara tidak langsung (indirect purchase). Dalam sistem

pengadaan barang dan bahan, maka jenis dari barang atau bahan yang

dibutuhkan oleh hotel dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam yaitu :

1. Material supplies

2. Enggenering supplise

3. Spa supplies

4. Food

5. Beverage

Semua jenis pengadaan barang di hotel, apapun jenis barang tersebut

secara prosedural harus melewati purchasing, hal ini dimaksudkan agar setiap

barang yang dibeli bisa benar -benar sesuai dengan fungsi dan gunanya.

2.3.1 Direct Purchase (Secara Langsung)

Pengadaan bahan secara terencana, sistematis dan terukur dengan analisis

konsumsi, dilakukan secara teratur oleh purchasing dan vendor. Sifatnya adalah

rutin, periodik dan meskipun terdapat kenaikan atau penurunan jumlah

pengadaan, prosesnya tetap stabil.

Beberapa acuan dalam pengadaan barang secara Direct Purchase di

(4)

1. Jumlah barang di gudang sudah mendekati minimum stock (persediaan

minimum) maka Purchase Request harus sudah disiapkan.

2. Volume bisnis meningkat, occupancy tinggi dan banyak event dalam

jumlah besar maka stok didekatkan pada maximum stock (persediaan

maksimum). Artinya tidak ragu-ragu mendatangkan banyak barang.

3. Jika kondisi demikaian stok masih kurang,dapat dilakukan direct

purchase oleh purchasing.

4. Jika dalam gudang terdapat banyak stok yang macet atau Slow moving

items maka store harus punya inisiatif melapor pada Chef agar

membuat menu baru dengan bahan tertimbun tersebut.

5. Jika ada barang khusus yang tidak dapat diproduksi oleh dapur maka

dilakukan pengadaan secara direct purchase.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kriteria dari direct purchase atau

pengadaan langsung adalah :

1. Hanya untuk keperluan yang sangat mendesak, misalnya tamu akan

check in jam 07:00 wib, dan harus segera disiapkan fruit basket

dikamarnya.

2. Jika stok di gudang habis, padahal akan segera dimasak, maka

dilakukan direct purchase barang secara mendadak.

3. Direct Purchase juga berlaku untuk alat dapur beserta restoran, yang

kecil-kecil dan harus segera ada.

2.3.2 Indirect Purchase (Secara Tidak Langsung)

Adapun cara yang dilakukan dalam pengadaan barang secara tidak

(5)

1. Penunjukan Langsung Pemasok

Pengadaan melalui pemasok tertentu yang sudah terlebih dahulu

ditentukan atau ditunjuk melalui penyeleksian calon-calon pemasok.

Yang sifatnya rutin, nilai barang cukup besar dan juga pemasoknya

sudah memenuhi syarat.

2. Proses Tender untuk Pemilihan Vendor

Pelaksanaan pencarian vendor manajemen akan memasang iklan

dan mengadakan tender untuk mendapatkan beberapa vendor. Hal ini

dilakukan oleh tim pengadaan barang yang dibentuk oleh hotel dan

terdiri dari lintas fungsi dan berkumpul menjadi satu tim. Penetapan

pemasok pemenang tender dilakukan oleh tim lintas fungsi dan

kemudian diseleksi kembali yang mana memenuhi syarat, pemenang

vendor akan di buat kontrak oleh hotel.

Untuk menjadi vendor, harus memiliki surat DRM (Daftar

Rekanan Mampu) yang diberikan oleh manajemen,yang menyatakan

kesanggupan vendor menerima pembayaran secara pending (tunda

bayar) tiga bulan sejak pengadaan barang. Oleh karena itu, vendor

harus memiliki modal cukup besar agar dapat menyetor barang tiap

hari dan menerima pembayarannya tiga bulan kemudian. Dengan

pemilihan ini maka beberapa vendor akan menjadi spesialis vendor

daging, vendor sayur, vendor buah dan vendor lainnya sesuai dengan

kekhususan barang.

(6)

Saat menentukan standart pembelian yang sering disebut Standart

Purchase Spesification atau SPS, terlebih dahulu dibuat checklist menyeluruh

bahan-bahan yang diperlukan oleh dapur, bar dan restoran, yang bentuknya

adalah makanan dan minuman serta bumbu. Pengadaan bahan olahan harus

mencakup tujuan pengadaan yang khusus mendukung produksi, dimana

diperlukan :

1. Spesifikasi bahan yang diperlukan

2. Identifikasi bahan

3. Klasifikasi barang menurut kelompoknya

4. Kontinuitas yang merupakan keharusan

5. Inventarisasi periodik untuk memonitor keluar masuk barang dan

harga atau nilai finansialnya

6. Kontribusi pihak purchasing dan vendor untuk realisasinya

2.3.4 Rasio Persediaan

Masalah penyediaan bahan, memerlukan rasio yang proporsional terhadap

kebutuhan yang sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel sebagai berikut :

1. Occupancy atau tingkat hunian,yang ditentukan dari jumlah kamar

terjual setiap hari. Persentase occupancy akan naik turun sesuai arus

tamu yang menginap dan ini harus diantisipasi dengan persediaan

bahan makanan yang cukup.

2. Banyak event atau function berupa pesta, seminar, rapat, atau acara

situasional seperti Valentine, X-mas Day, atau tahun baru. Semakin

(7)

persediaan dirasiokan dengan volume pesanan yang sudah secara dini

dijadwalkan untuk informasi penyediaan barang.

3. Meskipun demikian, rasio keperluan bahan juga dipertimbangkan

dengan kemampuan alat-alat yang dipakai untuk menyimpan agar tidak

terjadi overload terhadap alat tersebut.

4. Karakter bahan, perishable atau groceries. Barang groceries dapat

disediakan lebih banyak karena memiliki daya tahan dan tidak cepat

rusak,serta dapat disimpan tanpa peralatan khusus.

5. Tingkat keamanan perusahaan yang harus cukup baik jika menyimpan

barang di luar gudang atau alat penyimpanan. Hal ini pentinguntuk

melindungi barang dari pencurian.

2.3.5 Tanggung Jawab Vendor Sebagai Pemasok

Adapun tanggung jawab vendor terutama menyangkut hal di bawah ini :

1. Siap dikontrol di luar jam kerja untuk keperluan darurat

2. Pengiriman bahan secara lancar setiap hari sesuai dengan kesepakatan

3. Tetap memperhatikan kualitas dan kuantitas yang diminta

4. Bersedia ditolak kirimannya jika menyalahi standard purchase

spesification barang

5. Sanggup bekerjasama selama masa kontrak berlaku dengan kerjasama

yang saling mendukung dan saling percaya.

Beberapa dokumen yang berlaku dalam pengadaan dan

(8)

1. Purchase Request (PR) di buat bagian store berdasarkan data bahan di

gudang, analisis konsumsi dan kondisi gudang atau kemampuan

gudang secara teknis. Purchase Request ini ditandatangani oleh Store

Manager, Cost Control, Purchasing Manager, Chief Accountant, dan

General Manager.

2. Purchase Order (PO) dibuat oleh purchasing dan ditujukan kepada

vendor untuk membeli barang-barang berdasarkan kriteria pada

Standart Purchase Specification dari dapur. Vendor membeli barang

dan mengirim ke hotel berdasarkan purchase order tersebut, dan

menyerahkannya pada bagian Receiving.

3. Invoice di buat oleh vendor berisi catatan barang dan harga kepada

purchasing sebagai bukti pembelian dan pengiriman.

4. Receiving Sheet adalah lembar yang dikeluarkan receiving, yang berisi

jenis-jenis barang yang diterima dengan harganya. Receiving Sheet ini

jika sudah mendapat persetujuan dari Chef. Lembar ini perlu bagi

vendor dan accounting sebagai realisasi pembayaran atas barang yang

didatangkan.

5. Label identifikasi atau Identification Card (IC) adalah pemberian label

atas barang-barang yang di datangkan untuk menunjukan jenis,

kualitas, kuantitas. Pada daging, kartu ini disebut Meat Tags.

Identification Card (IC) diperlukan karena dalam gudang,terdapat

banyak bahan dengan karakter dan jumlah yang berbeda.

6. Bin Card atau Kardex, adalah kartu inventory sebagai catatan untuk

(9)

pengambilan dan stok atau penyediaan barang. Setiap pengambilan

oleh dapur akan di catat dalam kartu ini.

7. Store Room Requisition (SRR) adalah lembar yang dibuat dapur untuk

mengambil barang dari gudang, yang juga menyebutkan jenis barang,

kuantitas dan diparaf oleh Chef. Store Room Requisition (SRR)

menjadi pedoman Store dalam melakukan issuing.

8. Transfer (Requisition For Transfer) atau RFT adalah lembar yang

dipakai untuk memindahkan barang dari satu seksi keseksi lain dalam

departemen (lintas seksional) atau antardepartemen (lintas

departemental).

Guna transfer adalah memindahkan cost bahan agar tidak dibebankan

lagi pada pemilik semula. Transfer ini sangat diperlukan bagi petugas

accounting untuk melakukan pembebanan Food Cost.

2.4 Peranan Receiving Dalam Penerimaan Barang

Setelah proses pembelian dan pengadaan dilakukan oleh Purchasing maka

barang yang datang ke hotel oleh pemasok akan di tangani oleh receiving.

Receiving merupakan salah satu bagian dari Accounting Department yang

bertanggung jawab terhadap peneriamaan barang di hotel. Menurut Bartono,

(2005 : 70) Staff Receiving berkewajiban untuk menerima, memeriksa barang,

atau bahan olahan yang datang dan diserahkan oleh pemasok atas pesanana dari

bagian pembelian. Pada prinsipnya semua barang-barang yang masuk ke hotel

(10)

kontrol yang diperlukan. Adapun tujuan utama dari menerima barang-barang

adalah mendapatkan barang-barang yang berkualitas dan jumlah yang sesuai

dengan pesanan dan sesuai dengan harga yang dicatat.

Selain menerima, receving juga harus mengadakan pengawasan dan

ketelitian di saat barang-barang tersebut datang dan di serahkan oleh pemasok.

Menurut Endar Sugiarto, dkk (1997 : 5) bahwa “Pengawasan pada hakikatnya

merupakan usaha memberikan petunjuk kepada para pelaksana agar mereka

selalu bertindak sesuai dengan rencana”.

Petugas receiving diharapkan mampu membatasi tindakan-tindakannya

dalam mencapai tujuan sehingga tidak menyimpang dari rencana, dan akan

berjalan pada garisnya bila ada aturan yang jelas dan dipercaya. Dalam

pengawasan juga diperlukan ketelitian dimana pengawasan merupakan kegiatan

yang berhubungan dengan sistem-sistem pengontrolan, yang dapat digambarkan

sebagai suatu proses perencanaan perbaikan-perbaikan yang tidak ada hentinya,

maka ketelitian sangat diperlukan.

2.4.1 Tugas Dan Tanggung Jawab Receiving

Peranan receiving di hotel Aryaduta Hotel Medan adalah sebagai petugas

penerimaan barang. Peranan receiving itu sendiri antara lain :

1. Menerima dan mencocokkan semua barang-barang yang datang di hotel

sesuai dengan order dan didukung oleh Purchase Order atau Market

(11)

2. Menulis Receiving Report untuk semua barang-barang yang datang di

hotel dan memindahkan ke Daily Receiving Sheet yang Didistribusikan

ke Cost Control.

3. Memberitahukan kepada Storekeeper dan departemen terkait untuk

barang-barang yang datang, sebab barang-barang tersebut harus

dipindahkan dari area Receiving Clerk.

4. Memberikan tanda pada faktur atau Receiving Report dengan Cap

Receiving Report dan tanda tangan bila telah diterima.

5. Apabila barang yang datang tidak memenuhi ketentuan standar, dicatat

dalam “Memorandum Invoice” dan segera diberitahukan kepada

vendor.

Tanda tangan oleh Receiving tersebut dimaksudkan untuk membuktikan

bahwa barang yang diterima tersebut harus benar-benar dipesan dan dibutuhkan

oleh pihak yang meminta barang. Barang yang telah diterima selanjutnya

dibuatkan Receiving Report kemudian dipindahkan ke Daily Receiving Sheet

berdasarkan catatan. Untuk Daily Receiving Sheet ada dua macam yaitu Daily

Receiving Sheet Food and Beverage dan Daily Receiving Sheet Material and

Supplies. Selanjunya Daily Receving Sheet didistribusikan ke Cost Control.

2.4.2 Ketelitian dan Pengawasan Dalam Penerimaan Barang

Sebagai petugas Receiving sekaligus petugas Storekeeper harus selalu

mempunyai ketelitian dan pengawasan terhadap barang-barang. Barang-barang

(12)

dengan perincian standar pembelian yang telah ditetapkan oleh hotel.

Pengawasan yang luas meliputi semua ciri-ciri khas kualitas harus diadakan.

Ketelitian tersebut antara lain mengecek nota pembelian, mengecek barang

baik jumlah, jenis, harga, dan kualitas dicocokkan dengan catatan dan market list

dan membuka setiap barang yang terbungkus untuk mengetahui kebenaran dari

isi barang.

Setelah cocok dengan barang kemudian dimasukkan ke gudang untuk

disimpan. Tugas Receiving Clerk selain menerima barang dan meneliti barang

maka juga harus mengadakan pengawasan pada saat pemasukan barang ke

gudang oleh vendor, ini bertujuan untuk menghindari pencurian barang karena

sebenarnya tidak dibenarkan vendor masuk ke dalam area penyimpanan barang.

2.4.3 Kelancaran Operasional Barang

Untuk menunjang kelancaran operasional barang di hotel, semua

barang-barang yang masuk ke hotel untuk keperluan Operation Hams melalui bagian

receiving guna pendataan dan pengawasan. Barang-barang yang diterima oleh

bagian receiving merupakan barang-barang permintaan dari masing-masing

departemen yang ada di hotel yang sebelumnya telah ada pembelian oleh bagian

pengadaan barang atau bagian purchasing.

Menurut Richard Sihite (2005 : 4) bahwa “bagian Purchasing bertugas

dalam hal pengadaan bahan dan barang untuk semua keperluan atas dasar

(13)

penawaran kepada supplier. Pembelian bahan harus diatur dengan spesifikasi

tertentu sehingga didapat bahan dengan kualitas dan kuantitas yang baik, atau

sesuai dengan Standard Purchase Specification (SPS). Setelah terjadi

kesepakatan antara petugas Purchasing dengan Supplier maka pengiriman

barang dilakukan, yang sebelumnya telah di bahas di atas pada pengadaan

barang.

Penerimaan barang merupakan tugas dari Receiving Staff yang

berkewajiban untuk menerima, memeriksa barang atau bahan olahan yang

datang dan diserahkan oleh vendor atas pesanan dari bagian purchasing sesuai

dengan Standard Purchase Specification (SPS). Petugas Receiving harus selalu

mengadakan pengawasan dan ketelitian setiap barang-barang yang datang.

Barang-barang yang telah lolos dari pengawasan dan ketelitian petugas

Receiving, barang-barang tersebut akan dimasukan ke tempat penyimpanan.

2.5 Tempat Penyimpanan Bahan Makanan Perishable

Dalam penyimpanan bahan makanan Perishable, ada dua bagian

penyimpanan di dapur hotel. Bagian pertama, di dapur tersedia satu Storage

besar yang dapat di masuki orang atau “walk-in refrigator”. Bagian kedua, dapur

hanya memiliki kulkas-kulkas besar atau “reach-in refrigator”. Penyimpanan

barang atau storing menurut Marsum WA (1993 : 76) adalah “semua barang

yang dibeli purchasing agar tahan lama dan dapat di atur penggunaanya, di

(14)

Dalam penyimpanan bahan diperlukan laberalisasi atau pemberian tanda

atau nama pada tiap bahan dan bahan yang warnanya serupa, untuk

mempermudah pembedaan. Label ini dinamakan Production Tag yang memuat

identitas bahan tersebut. Manfaat pemakaian production tag, jika ada yang akan

mengambil barang tersebut langsung dapat di ketahui tanggal pembuatannya,

jumlah barang yang dibuat, jumlah barang yang dibuat dan jenis barangnya.

Pemberian label merupakan tanda dan peringatan untuk menghindari kekeliruan

seperti salah ambil, salah pakai, atau salah lihat, yang mungkin akan berakibat

fatal dalam produksi.

Di dalam penyimpanan harus juga ada pengawasan, pengawasan di store

terutama terhadap kuantitas bahan. Menurut Richard Sihite (2005 : 7) “Bin Card

adalah kartu barang”. Bin Card merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mencatat keluar masuknya barang digudang secara akurat. Selain itu jugasecara

rutin, setiap hari para supervisor dan senior cook akan melakukan pemeriksaan

keadaan bahan-bahan dalam mesin-mesin penyimpanan dan membaca

label-label yang ada. Mereka akan menentukan apakah suatu produk perlu dibuang,

diganti, ditambah dan sebagainya berdasarkantemuan yang ada. Jika pada waktu

malam terjadi kasus mesin-mesin mati maka paginya akan ditemui beberapa

kerusakan bahan makanan yang harus segera diatasi oleh supervisor di dapur.

Store di dapur berfungsi sebagai “Production Store”. Dan menempati

posisi terdepan dalam proses produksi, sedangkan Store besar yang dibawah

pengawasan Accounting Departement adalah “back bone Storage”, yaitu

(15)

2.5.1 Ruang Lingkup Pengawasan Gudang

Penyimpanan di store bukan hanya sekedar penyimpanan barang

melainkan mencakup pengertian dan juga tugas di antaranya :

1. Recording atau pencatatan secara sistematis

2. Classifying atau mengklasifikasikan barang

3. Grouping atau mengelompokan menurut jenis barang

4. Labelling atau memberi label identifikasi

5. Checking atau pemeriksaan rutin tiap hari

6. Issuing atau melayani permintaan barang oleh dapur

7. Inventory atau melakukan inventarisasi dua kali sebulan

8. Evaluating atau mengevaluasi barang di store

9. Reporting atau membuat laporan bulanan

10.Cleaning dan Sanitizing atau tugas kebersihan store

Tugas Store Manager adalah mengkoordinasikan, mengontrol dan

merencanakan isi store bersama anak buahnya agar fungsi store dapat

dilaksanakan dengan baik. Selain itu juga Chef dan Sous Chef terkait dengan

kondisi-kondisi dalam penyimpanan di store dapur karena beberapa hal pokok

yaitu :

1. Jumlah persediaan barang pada hari itu

2. Kualitas yang disimpan dalam alat tersebut

3. Higiene alat penyimpanan dan sekitarnya

(16)

5. Siapa yang hari itu bertugas mengawasi penyimpanan

Pelayanan darurat oleh store dapat dilakukan, misalnya issuing pada

malam hari di mana store telah tutup (jam kerja store hanya sampai

jam 16:00). Jika ada kebutuhan di malam hari maka prosedur

daruratnya adalah :

1. Chef menulis Store Room Requistion untuk mendapatkan barang

2. Chef menemui Duty Manager dan Security Staff, melaporkan akan

mengambil barang di store yang sudah terkunci

3. Chef mengambil kunci-kunci store dari Front Office (FO) Cashier yang

tugasnya menyimpan seluruh kunci

4. Chef bersama petugas dapur, Duty Manager dan Security membuka

store dan mengeluarkan barang.Store Room Requistion (SRR)yang di

tulis tadi ditinggalkan di kantor Store Manager.

5. Chef, Store dan Duty Manager serta Security menulis laporan di

buku-buku mereka bahwa ada pengambilan barang di malam hari secara

darurat.

Dengan adanya prosedur darurat maka dapur dapat segera

mengambil barang meskipun di malam hari. Tetapi sebaiknya dapur

menghindari hal ini, dan lebih menyiapkan pengambilan barang pada

siang hari secara terencana. Karena hal ini dapat merepotkan shift malam

dan juga pihak lainnya seperti Duty Manager dan Security.

(17)

Adapun alat-alat pendukung dalam penyimpanan meliputi :

1.

Alat Penyimpanan Panas

Alat penyimpanan panas ini mampu mempertahankan makanan agar tetap

panas dan dapat disajikan secara panas pula. Dan di bawah ini contah dari

alat-alat tersebut :

1. Bain-marie yang berupa bak air panas untuk menyimpan sup, kaldu

panas dan saus panas.

2. Food warmer yang berupa lemari dari logam, dipanasi dengan elemen

listrik, untuk makanan panas.

3. Infrared warmer, yang panasnya memakai inframerah dan fungsinya

juga sebagai pemanas

4. Rechaud, yang merupakan pemanas listrik untuk 8 porsi atau piring

makanan

Sebagaimana alat penyimpanan lainnya, alat ini juga memerlukan higiene

yang baik dan pembersihan secara rutin. Berkaitan dengan penyimpanan dan

labelisasi maka supervisor melakukan tugas ini dan objeknya antara lain :

1. Kaldu, sup, saus yang baru diproduksi

2. Bahan mentah yang secara khusus disimpan dalam freezer untuk waktu

yang lama

3. Sisa-sisa bahan atau leftover yang perlu diberi tanda

4. Barang titipan dari seksi lain yang penyimpanannya rusak

(18)

6. Titipan tamu yang tidak boleh diganggu karena akan diambil kembali

2.

Alat Penyimpanan Dingin

Alat ini diperlukan pada situasi tertentu dimana makanan memang perlu

disajikan dengan piring-piring dingin,bukan berarti beku. Alat ini berguna untuk

penyimpanan buah dan dessert. Alat ini juga harus bebas dari barang-barang

yang rusak atau berbau karena dapat mempengaruhi barang lainnya. Bahan yang

biasa disimpan dalm pendingin jenis ini adalah :

1. Cold Sandwich dan Cold Canape

2. Cold Meat Platter, Fruit Platter, Cheese Platter

3. Cold Salad, Meat Salad, Fruit Salad

4. Pudding, Punch, Juices, Shakes, Cold Sauces, Dessert Sauces

5. Cold Vegetables, Pickled Vegetable

3.

Alat Penyimpanan Bahan Makanan Beku

Penyimpanan dingin dengan alat pembeku atau “freezer” biasa digunakan

untuk bahan makanan mentah, setengah jadi, atau bahan yang sudah siap

dimakan.

Pembekuan di bawah 0 ºC diperlukan untuk keawetan bahan tersebut dan

menghambat perkembangan bakteri. Selain itu, juga menjaga agar tekstur bahan

makanan tetap konsisten, tidak cair atau berubah menjadi lembek. Selain harus

(19)

gagal dan malah mempercepat kerusakan makanan. Bahan makanan yang

disimpan pada alat ini diantaranya :

1. Berbagai jenis ikan laut, ikan darat, udang dan lobster.

2. Berbagai jenis daging sapi, dan kambing

3. Daging ayam, sosis, daging asapan

4. Sisa-sisa penyiangan berupa tulang dan tetelan

5. Bahan seperti french breed, cassata

2.6 Proses Mendistribusikan Barang Persediaan

Mengeluarkan atau mendistribusikan barang persediaan dari gudangatas

permintaan dari semua bagian atau departemen harus menggunakan formulir

yang di sebut dengan “Store Requistion”. Formulir ini diisi oleh bagian atau

departemen yang meminta barang dan mengenai jumlah dan jenis barang yang

diminta atau ditulis pada form tersebut harus mendapat persetujuan sebelumnya

dari atasan masing-masing yang setingkat manajer (departemen heads) atau

wakilnya yang diberi wewenang untuk itu.

Setelah formulir store requisition dilengkapi dengan persetujuan dari

atasannya masing-masing, kemudian formulir tersebut dibawa ke bagian gudang

untuk permintaan barang.

Dibawah ini merupakan prosedur mengeluarkan barang persediaan

(issuing procedure) dari gudang berdasarkan store requisition yang diterima

(20)

1. Semua formulir Store Requistion yang masuk ke gudang terlebih dahulu

disortir sesuai dengan jenis barang atau bahan yang di minta.

2. Formulir Store Requistion jenis makanan dipisahkan dengan store

requisition jenis minuman dan material dan supplies.

3. Formulir Store Requistion material dan supplies diberikan kepada

petugas bagian gudang umum (general store), untuk disiapkan

barangnya.

4. Formulir Store Requistion jenis bahan makanan dan minuman disiapkan

barangnya oleh staf Daily Store pada kereta barang atau trolley yang

sudah tersedia.

5. Pada saat staf bagian atau departemen yang meminta barang datang

untuk mengambil barang permintaannya, oleh staf bagian gudang

dilakukan lagi pengecekan ulang terhadap barang yang sudah siap di

atas trolley tadi bersama-sama, dengan tujuan untuk memastikan

apakah barang sudah sesuai dengan yang tercantum pada formulir store

requisition.

6. Setelah semua dianggap benar,staf bagian atau departemen yang

meminta barang menanda tangani formulir store requisition tadi pada

kolom yang tersedia, sebagai bukti bahwa barang sudah diterima sesuai

dengan yang diminta, kemudian meminta salah satu lembaran atau copy

formulir store requisition sebagai arsip.

7. Oleh karyawan bagian gudang semua formulir store requisition jenis

makanan dan minuman yang asli, yang keluar (issued) pada hari itu,

(21)

dihitung nilainya untuk mendapatkan hasil cost percentage, berupa

laporan daily fresh food cost.

Referensi

Dokumen terkait