• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Diktat pengantar Kewirausahaan Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Diktat pengantar Kewirausahaan Dan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Diktat pengantar Kewirausahaan

“Kepribadian, Watak dan Produktivitas”

Disusun Oleh :

Fitria Indrawati Rahayu (A1B010072)

Arzalintia (A1B011014)

Dhiajeng Mantika. N. (A1B211032)

Eliza Muflhah (A1B011046)

Indah Wulandani (A1B011078)

Lia Tjhindra Heriani (A1B011098)

Marlena Sihombing (A1B011104)

S1 MANAJEMEN REGULER PAGI

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga kami dapat menyelesaikan diktat kami yang berjudul Kepribadian, Watak dan Produktivitas. Materi yang disajikan dalam diktat ini diambilkan dari beberapa rujukan yang menurut penyusun sangat baik, mudah dipahami dan yang paling penting dapat memberikan informasi yang mendasar tentang kepribadian,watak dan produktivitas. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada partisipan.

Diktat ini disusun untuk memberi wacana kepada para pembaca agar mereka mampu membangun kepribadian, watak dan produktivitas yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Namun, kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna, termasuk diktat yang telah kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya ini. Kami menyelesaikan diktat ini semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

Penyusun sadar akan kelemahan-kelemahan diktat ini cukup banyak, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik dari semua pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan diktat ini. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat kami gunakan untuk memperbaiki diktat kami di masa mendatang, dan semoga diktat berikutnya dan diktat lain dapat kami selesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Mataram, Juni 2013

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Kepribadian, Watak dan Produktivitas ... 1

A. Kepribadian dan Watak... 1

B. Kepribadian yang Produktif ... 7

C. Produktivitas ... 10

D. Ringkasan Materi ... 12

(4)

Kepribadian, Watak dan Produktiv

itas”

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang berarti karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Menurut J.A. Schumpeter yang dapat digolongkan wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dam malas.

Menjadi wirausahawan tidak segampang itu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kepribadian seorang wirausaha, supaya usahanya itu bisa sukses dan berhasil.

A. Kepribadian dan Watak

Kemampuan berkomunikasi menjadi suatu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha karena komunikasi merupakan pembuka jalan bagi seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud adalah kemampuan seorang wirausaha yang dalam bertindak dan berperilaku dapat menarik perhatian orang. Menumbuhkan sikap yang demikian tidaklah mudah. Hal ini dapat tergantung pada kepribadian seseorang.

Kepribadian seseorang tidak sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian itu abstrak dan unik. Artinya, walaupun kepribadian itu tidak dapat dilihat, diraba, dihitung, dan lain sebagainya namun kepribadian itu dapat dimengerti dan dipahami. Dengan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, dan terkesima olehnya.

(5)

harapan. Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha. Sekarang timbul pertanyaan, apakah kepribadian itu?

Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut personality yang kemudian diartikan oleh Erich Fromm (1975) sebagai berikut :

By personality i understand the totality of inherited acquired psychic qualities which are characteristic of one individual and which make the individual unique.”

Apabila diartikan, maka definisi di atas berbunyi kepribadian adalah merupakan keseluruhan kualitas psikis yang di warisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya unik.

Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungan.

Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki diantaranya:

a. Pikiran

Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada tujuan di samping terbukanya kemungkinan bertambahnya pengetahuan. b. Perasaan

Perasaan akan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar, sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh perhitungan dalam menguji perasaan orang lain.

(6)

c. Pertimbangan

Memang seorang wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan ke arah proses lancarnya pembicaraan.

d. Sikap

Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian. Pada saat-saat menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. Sehingga, setiap keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan dengan relasi akan semakin harmonis.

Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebar-lebar dalam menerima tambahan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan sehingga membentuk pribadi yang betul-betul teruji dan menyenangkan.

Kepribadian merupakan suatu akumulasi atau totalitas kejiwaan seseorang yang diwarisi dan diperoleh dari sesuatu yang khas dan unik sebenarnya mengandung suatu ciri dan perwatakan. Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan sifat tingkah laku (behavior). Sedangkan menurut sosiopsikologis manusia selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan berhubungan dengan dirinya sendiri. Dengan segala cara berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba berorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Seseorang wirausahawan haruslah memiliki ciri-ciri dan watak sebagai berikut:

Ciri-ciri Watak

 Percaya diri - Kepercayaan (keteguhan)

- Ketidaktergantungan, kepribadian yang mantap

(7)

Ciri-ciri dan watak dari seorang wirausaha dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Percaya Diri

Sifat-sifat utama di atas dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain. Akan tetapi, saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan, kemudian anda harus memutuskan segera.

Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat maturity. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang tersinggung, tingkat sosialnya tinggi serta menolong orang lain.

 Berorientasi tugas dan hasil

- Kebutuhan atau haus akan prestasi - Berorientasi laba atau hasil

- Tekun dan tabah

- Tekad, kerja keras, motivasi - Energik dan Penuh inisiatif.

 Pengambil resiko

- Mampu mengambil resiko - Suka pada tantangan

 Kepemimpinan - Mampu memimpin

- Data bergaul dengan orang lain - Menanggapi saran dan kritik

 Keorisinilan - Inovatif (pembaharu) - Fleksibel

(8)

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Orang yang berorientasi pada tugas dan hasil tidak mengutamakan prestise dahulu kemudian prestasi, melainkan mengutamakan prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Seseorang yang selalu memikirkan prestise lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami kemajuan.

Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan itu pekerjaan halal.

3. Pengambilan Risiko

Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan risiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, kebut-kebutan, balap mobil milik orang tuanya, tetapi contoh-contoh tersebut dalam arti negatif. Olah raga beresiko yang positif ialah panjat tebing, mendaki gunung, arung jeram, motor cross, karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.

Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa didalam wirausaha yang juga penuh resiko dan tantangan seperti, persaingan, harga naik turun, barang tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya. 4. Kepemimpinan

(9)

yang sedang dijalankan. Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsif.

5. Keorisinilan

Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orisinil disini ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetap produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sejauh manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya. 6. Berorientasi ke Masa Depan

Seorang wirausahawan haruslah prespektif, mempunyai visi masa depan, apa yang hendak dilakukan, apa yang ingin ia capai? Sebab sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh karena itu, faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan, seorang wirausahawan harus menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.

7. Kreativitas

Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya. Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur data variabel yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan penerapan secara praktis gagasan yang kreatif disebut dengan inovasi. Bagi kalangan wirausaha, tingkat kreatifitas ini akan sangat menunjang kemajuan bisnisnya. Oleh sebab itu, seorang wirausahawan seharusnya mengasah kreatifitas yang dimilikinya agar bisnisnya dapat bertahan lama.

(10)

B. Kepribadian yang Produktif

Masyarakat sering menilai bahwa keberhasilan suatu perusahaan semata-mata ditentukan oleh kepiawaian seorang manajer operasi dan produksi. Padahal kenyataannya tidak demikian, kegiatan produksi/pengolahan hanya sebagian kecil dari total operasi dan daya kerja perusahaan.

Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Apakah yang dikatakan produktif? Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu:

1. Utility of Place (kegunaan tempat) 2. Utility of Time (kegunaan waktu) 3. Utility of Form (kegunaan bentuk)

4. Utility of Ownership/ possession (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya.

Segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu barang disebut produktif. Misalkan beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah), kursi di ruang kuliah berserakan, lalu disusun rapi (nilai gunanya bertambah), ini disebut place utility. Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik (time utility). Karet mentah diubah bentuk menjadi ban mobil (form utility). Kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli (ownership utility).

Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang menghasilkan (productive person) ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya.

Pemikiran dan konsep wirausaha yang merupakan pribadi/ individu dengan sifat pemberani, percaya diri, tidak tergantung pada orang lain, kreatif , inovatif, mampu mengangkap peluang di mana mereka berada, dan berjiwa terbuka maka keberadaannya jelas mampu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya. Sebab dengan sifat dan ciri-ciri di atas apabilla sudah diimplementasikan dalam bentuk kegiatan nyata (bisnis) sangat besar kemungkinannya untuk melibatkan orang lain. Mereka dapat menampung tenaga kerja, memberi sumbangan sosial, bergaul dengan sesama, dan bahkan menciptakan peluang-peluang baru bagi masyarakat untuk membuka usaha-usaha lainnya. Di samping itu, seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial atau

(11)

1. Skill of social interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam masyarakat :

a. Qualities of spontaneity

b. Friendliness

c. Tolerance

d. Open relationship

2. Value structure, memiliki srtuktur nilai :

a. Deep empaty

b. Concern for others

Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa menolong orang lain yang membutuhkan pertolongannya.

Tidak semua orang sama produktifnya. Umumnya ada variasi : 1. Produktif tinggi

2. Produktif rata-rata 3. Produktif rendah

Pribadi produktif rendah ini adalah orang yang emotionally and mentally handicapted and whose relationship to society is essentially adependent one (Gilmore). Jadi dia secara emosional dan mentalnya cacat dan sangat tergantung kepada orang lain. Lain halnya dengan seseorang yang produktif, ia memiliki sikap percaya diri, kapabilitas, self esteemnya tinggi.

Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yang produktif ini adalah individu yang matang (maturity). Matang disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi lebih banyak mengandung aspek psikologisnya. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah :

1. Tidak banyak tergantung pada orang lain 2. Memiliki rasa tanggung jawab

(12)

5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan. Dalam lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak.

6. Keyakinan agama

Yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang kematangan yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non-produktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah :

1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik,

tidak pernah mengemukakan ide. Dia tidak bisa mengatakan “Tidak”, dia lebih senang mengatakan “Ya”.

2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya. 3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah ia

keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima. 4. Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu.

5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya.

6. Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas jasa/honor.

7. Dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya.

Tipe pribadi non-produktif ini adalah pribadi yang immaturity (belum matang). Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri:

1. Lebih bersikap pasif

2. Ketergantungan kepada orang lain 3. Tidak punya pandangan ke depan 4. Posisinya selalu di bawah

5. Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya

Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek dan tidak mencintai dirinya sendiri.

(13)

C. Produktivitas

Secara sederhana produktivitas itu dapat diartikan sebagai perbandingan hasil yang lebih baik dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Berikut ini pengertian produktivitas yaitu :

1. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is

require to produce it (Britanica, Vol. 15, 1982:27)

2. Productivity in economics, is term used to describe how well or how

efficiently an ecomomiy’s resources are used in processes of production.

(Americana, Vol. 22, 1978:640)

3. Productivity refers to a class of empirical output-input ratios that is

widely ised in economic history, economics analysis and economics policy

(The Encyclopedy of Social Science, Vol. 12, 1972:523)

Inti dari pengertian produktivitas yang diungkapkan di atas adalah menyangkut perbandingan hasil yang diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan.

Ada yang menyatakan bahwa mengukur produktivitas ialah kuantitas atau volume dari produk yang dihasilkan. Ada pula yang menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga menyangkut masalah kuantitas/mutu produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ray A. Kellian, yang menyatakan :

“Productivity means quality of output as well as quantity. Production refers to the output

per man hour in anyone, company or organization. Productivity refers to the ratio of

output to input by industry of section of the economy”.

Pandangan di atas ada yang termasuk pandangan tradisional da nada yang termasuk pandangan modern tentang produktivitas. Pandangan tradisional memfokuskan pada perbandingan antara output fisik dan resources inputs. Sedangkan pandangan yang lebih modern menyatakan : Productivity is a summary of the quantity and quality of work performance with resource utilization considered (Schermerhorn, 1984:17). Selain itu,

productivity is defined for our purpose as output per employee-hour, quality considered

(14)

Ukuran produktivitas secara keseluruhan tidak hanya menyangkut masalah kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga menyangkut masalah individu, kelompok dan kerja organisasi. Maka dari itu produktifitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu :

1. Individu 2. Kelompok 3. Organisasi

Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bsnis dapat diukur produktifitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus diertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu :

1. Untuk tujian strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang digariskan.

2. Efektifitas, sampat tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kuantitas dan kualitas.

3. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input, di mana pengukuran output termasuk di dalamnya kuantitas dan kualitas.

Ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, yaitu : 1. Manajerial processes

Menyangkut perihal merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Dengan demikian pekerjaan dapat dijalankan dengan lancar dan sempurna. Jika organisasi strukturnya tidak benar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka tingkat produktivitasnya akan menurun.

2. Manajerial leadership

Berhubungan dengan tujuan perusahaan, penyediaan kondisi kerja, ruangan, ventilisasi, peralatan yang dapat mendorong pekerja bekerja lebih giat dan semangat.

3. Motivation

(15)

Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang memengaruhi produktivitas, yaitu :

1. Government regulation

Yaitu peeraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini dapat menurunkan produktivitas, maupun meningktakan produktivitas.

2. Union

Yaitu organisasi karyawan, serikat pekerja. Jal ini juga dapat menurunkan prduktivitas, maupun meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini harus dijaga bagaimana terjalin hubungan harmonis antara manajemen dan karyawan melalui serikat pekerjanya.

3. Inovation

Ini menyangkut penemuan baru dalam bidang teknologi yang menyebabkan alat produksi lama menjadi kuno, tidak efisien, ketinggalan mode. Siapa lebih cepat menerapkan teknologi baru biasanya akan mendahului saingannya dan dapat memenangakan persaingan yang terjadi di pasar.

Dari uraian di atas jelas bahwa produktivitas tidak hanya masalah bagaimana karyawan harus bekerja keras saja, tetapi yang penting bekerja sama dengan manajemen, dan dengan pemimpin yang luwes dapat membuat pekerjaan lebih mudah, sederhana, cepat, dan efisien.

Seorang wirausaha yang berhasil harus mempertimbangkan semua komponen produktivitas tersebut serta mengantisipasinya lebih dini agar kegiatan wirausaha dapat berjalan dengan sukses dan mencapai kemajuan. Di sinilah ciri-ciri dan prilaku/sifat wirausaha diuji dan dilaksanakan segenius mungkin, yaitu dalam menghadapai perkembangan peraturan pemerintah, memiliki pandangan jauh ke depan menghadapi kumpulan karyawan. Seorang wirausaha harus mampu bekerja sama dan memotivasi mereka. Dan yang paling penting ialah gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh wirausaha dan bagaimana ia mampu memotivasi karyawannya untuk meningkatkan produktivitas.

D. Rangkuman Materi

(16)

wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas. Menjadi wirausahawan tidak segampang itu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kepribadian seorang wirausaha, supaya usahanya itu bisa sukses dan berhasil.

Kemampuan berkomunikasi menjadi suatu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha karena komunikasi merupakan pembuka jalan bagi seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud adalah kemampuan seorang wirausaha yang dalam bertindak dan berperilaku dapat menarik perhatian orang. Menumbuhkan sikap yang demikian tidaklah mudah. Hal ini dapat tergantung pada kepribadian seseorang.

Kepribadian seseorang tidak sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian itu abstrak dan unik. Artinya, walaupun kepribadian itu tidak dapat dilihat, diraba, dihitung, dan lain sebagainya namun kepribadian itu dapat dimengerti dan dipahami. Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai kepribadian yang menarik.

Kepribadian merupakan suatu akumulasi atau totalitas kejiwaan seseorang yang diwarisi dan diperoleh dari sesuatu yang khas dan unik sebenarnya mengandung suatu ciri dan perwatakan. Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Seseorang wirausahawan haruslah memiliki ciri-ciri dan watak sebagai berikut:

Ciri-ciri Watak

 Percaya diri - Kepercayaan (keteguhan)

- Ketidaktergantungan, kepribadian yang mantap

- Optimisme

 Berorientasi tugas dan hasil

(17)

Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu:

1. Utility of Place (kegunaan tempat) 2. Utility of Time (kegunaan waktu) 3. Utility of Form (kegunaan bentuk)

4. Utility of Ownership/ possession (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya.

Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang menghasilkan (productive person) ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya. Di samping itu,

- Tekun dan tabah

- Tekad, kerja keras, motivasi - Energik dan Penuh inisiatif.

 Pengambil resiko

- Mampu mengambil resiko - Suka pada tantangan

 Kepemimpinan - Mampu memimpin

- Data bergaul dengan orang lain - Menanggapi saran dan kritik

 Keorisinilan - Inovatif (pembaharu) - Fleksibel - Banyak sumber

- Serba bisa - Mengetahui banyak

 Berorientasi ke masa depan

- Pandangan ke depan - Perseptif

(18)

seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial atau social responsibility

yang tinggi terhadap lingkungannya.

Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu :

1. Skill of social interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam masyarakat

2. Value structure, memiliki srtuktur nilai

Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yang produktif ini adalah individu yang matang (maturity). Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non-produktif. Tipe pribadi non-produktif ini adalah pribadi yang

immaturity (belum matang). Jelas tipe pribadi yang non-produktif ini bukan tipe seorang wirausaha. Pribadi wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

Secara sederhana produktivitas itu dapat diartikan sebagai perbandingan hasil yang lebih baik dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Ada yang menyatakan bahwa mengukur produktivitas ialah kuantitas atau volume dari produk yang dihasilkan. Ada pula yang menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga menyangkut masalah kuantitas/mutu produk yang dihasilkan.

Ukuran produktivitas secara keseluruhan tidak hanya menyangkut masalah kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga menyangkut masalah individu, kelompok dan kerja organisasi. Maka dari itu produktifitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu :

1. Individu 2. Kelompok 3. Organisasi

Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bsnis dapat diukur produktifitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus diertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu :

1. Untuk tujian strategi 2. Efektifitas

(19)

Ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, yaitu : 1. Manajerial processes

2. Manajerial leadership 3. Motivation

Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang memengaruhi produktivitas, yaitu : 1. Government regulation

2. Union 3. Inovation

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : Alfabeta

http://elearning.milaulas.com/mod/page/view.php?id=87

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCcQFjAA&u rl=http%3A%2F%2Felearning.upnjatim.ac.id%2Fcourses%2F01010%2Fdocument%2FKEWIR

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah ; 1) Untuk mengetahui perkembangan modal kerja dan laba operasional pada industri otomotif periode 2010- 2014. 2) Untuk mengukur pengaruh

Secara umum tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh langsung dan tidak langsung antara daya ledak otot tungkai, kecepatan rekasi dan motivasi

Jika kita memberikan manfaat kepada orang lain, Allah memudahkan kita bukan hanya dalam urusan dunia, tetapi juga pada hari kiamat kelak.. Rasulullah

Anak tunggal mempunyai pertumbuhan lebih cepat karena mendapat lebih banyak susu, namun bagaimanapun juga pada induk yang dapat mempunyai anak kembar, total

inderanya ,Anak mulaimeniru perilaku keagamaan secara sederhana danmulai mengekspre-sikan rasa sayang dan cinta kasih,Anak mampu meniru secara terbatas perilaku

Tim penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim

Menguji Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap tindak pidana kesusilaan (termasuk yang terjadi di dunia maya) khususnya delik perzinaan,