KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI
Philip Smith mengkritik paradigma kbdyn Marxisme-Ortodoks dg mengajukan pandangan baru yg dirumuskan o/ pr eksponen neo-Marxisme. Ada 3 poin yg dibahas:
1. Menjelaskan tesis2 utama Marxisme: kbdyn sbg ideologi (renungan profetis Marx)
2. Beraneka macam sudut pandang pr filsuf neo-Marxisme yg mengembangkan perspektifnya masing2.
1.1 KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI: Renungan Profetis Marx
Pemikiran Karl Marx ttg kbdyn a/ antikebudayaan.
1. Teori antibudaya a/ hasil renungan Marx thd kehidupan msy yg dibingkai o/ ideologi liberal-kapitalisme.
a. Msy tdk lagi dipandang sbg kehidupan bersama yg berciri sosial, melainkan dilihat semata2 sbg modal bisnis. b. Selain itu mns yg bekerja dlm industri2 kapitalis mjd terasing dr dirinya. Hidupnya hny utk menghasilkan produk2,
tdk memiliki kes4an utk berinteraksi dg sesama.
2. Menghadapi msy yg dimensi kemnsannya mengalami kemerosotan, Marx berpendapat bhw:
a. Hny melalui revolusi proletar (buruh pabrik) sj kondisi kemerosotan itu dpt dipulihkan ke kondisi normal. b. Perubahan revolusioner menuju kondisi ideal hny mungkin dijalankan o/ kaum buruh pabrik sj.
c. Tpi utk mencapai tujuan tsb dibutuhkan dialektika antara kaum filsuf & kaum proletar.
- Tugas profetis kaum filsuf: a/ mengembalikan kesadaran kaum proletar yg telah dilenyapkan o/ kaum kapitalis. - Tugas profetis kaum proletar:a/ membuka diri membangun kembali kesadaran kritis yg sebelumnya lenyap. - Di sini kekuatan material kaum proletar mendapat sentuhan teoretis dr filsafat & ke2nya dipertemukan utk
mencapai kepentingan bersama.
- Pertemuan dialektis ini akan menimbulkan letusan revolusi proletar yg mengubah struktur2 msy kelas kapitalisme, shg tercapailah msy tanpa kelas.
1.2. KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI: Renungan Dr Para Eksponen Neo-Marxisme
Para eksponen neo-Marxisme a/ org yg bereaksi thd pemikiran Marx & Marxisme Ortodoks. Mrk mengajarkan bhw kbdyn bukan berasal dr dlm dirinya sendiri, melainkan krn bias material akibat hub. produksi dlm kegiatan ekonomi kapitalisme belaka.
Kritik pr eksponen ini justru memiliki tujuan yg sama dg Marxisme. Kesamaannya a/: 1. Kerangka penjelasan yg sama dg Marxian.
2. Menjelaskan ramalan keniscayaan revolusi Marxian yg tdk kunjung tiba.
3. Di dlm tradisi Marxian pun tdpt kekuatan humanistis, spt: pengalaman mns, kesadaran, kebebasan, kesadaran, hak kolektivitas, keterasingan, kreativitas & kesejahteraan sbjtif.
1. George Lukacs (1885-1971)
- George Lukacs menyoroti tema2 spt fetisisme komoditas & keterasingan, dg merujuk pd Webber, Simmel, Hegel & Dilthey. Dia menemukan dimensi kemnsan dlm karya Marx-Muda, y/ Economic & Philosophical Manuscript. - Dlm History and Class Consciousness, Lukacs menguraikan kapitalisme yg menguasai seluruh kehidupan msy shg
tjd pemiskinan hidup yg autentik. Kebebasan diganti o/ aktivitas pertukaran nilai uang yg scr objtif menimbulkan keterasingan hidup. Inilah yg dsbt komodifikasi.
- Komodifikasi erat kaitannya dg reifikasi, y/ proses merosotnya dimensi mjd mns utuh mjd benda belaka: kehilangan jati diri sbg agent, kehilangan kreativitas. Reifikasi ini berujung pd fetisisme komoditas, y/ pemberhalaan mns pd barang2 hasil industri. Pihak proletar-lah yg plg dirugikan dlm kondisi objtif msy demikian.
- Atas situasi ini, Lukacs mengajukan teori kesadaran yg berproses pd “pertemuan dialekstis” antara kaum proletar & pr filsuf. Kaum Filsuf bertugas utk menghadirkan kembali kesadaran kaum proletar yg telah ditutup o/ objtivitas & rasionalitas sistem kapitalis.
- Jadi, melalui History and Class Consciousness, Lukacs hendak menekankan metodologi Marxisme yg lebih ortodoks, y/ metode dialektika Hegelian. Penekanan Lukacs pd obj yg sama memperkuat ajaran Marxisme-Leninisme yg melahirkan diktator-proletariat yg bersifat totalirian. Inilah yg ditanggapi o/ intelek berikutnya.
2. Antonio Gramsci (1891-1937)
- Dlm Prison Notebooks, Gramsci mematahkan tesis Marxisme bhw dominasi kekuasaan tdk hny berakar pd kepentingan ekonomis, tpi pd akar2 kbdyn & politis.
- Dlm sistem kekuasaan fasistis, spt di Italia di bawah rezim fasis Mussolini, akan memakai 2 jalan kekuasaan: ke1,
dg pemaksaan & kekerasan (coercive); ke2, jalan hegemoni, y/ kepatuhan & kesadaran pd elemen msy.
- Gramsci menawarkan blok solidaritas dg menggalang kekuatan intelektual yg mendukung kebebasan. 2 corak intelektual, y/: intelektual tradisional: tunduk pd kepentingan rezim kekuasaan fasis; & intelektual organik: yg turun dr ‘menara gadingnya’ & menjalankan tugas profetis bersama msy serta membangkitkan kesadaran msy yg dimanipulasi o/ hegemoni dg memberi pendidikan kultural & politik dlm bhs keseharian.
- Tujuan blok solidaritas a/ melakukan perang oposisi & merebut posisi2 vital yg dikuasai kaum rezim.
- Gramsci menekankan pembentukan bdy perlawanan dp menentukan isi kbdyn; beda dg Lukacs yg menekankan ortodoksi. Tpi sama2 menolak pandangan naif Marxis-Ortodoks yg menunggu revolusi datang dg sendirinya.
3. Mazhab Frankfurt
Ciri khas Mazhab Frankfurt a/ meneropong teori2 atau gejala apa sj dr perspektif rasio dlm kaitannya dg fenomena ‘rasionalitas–bertujuan’, yg scr konkret berupa kultur birokratis yg rasional, konsumerisme, industri2 kbdyn, dsb. Ada 3 aspek utama sekolah Frankfurt menurut Smith:
Dampak teknologi terutama dlm kbdyn pop.
Dampak kbdyn pop thd populasi massa.
Pengaruh teori Freud thd seksualitas & pembentukan kepribadian mns.
Kesadaran mns yg fragmentaris & fatalis mrpk bentuk ketidakmampuan mengungkapkan kebebasan scr utuh & tepat.
a) Walter Benjamin (1892-1940)
- 2 konsep Benyamin thd bdy kapital: konsep aura, y/ bdy reproduksi massal dlm msy industri kapitalisme yg menghilangkan kekuatan aura seni & kedlman estetis dr apa yg diproduksi; & konsep ‘flâneur’, y/ fenomena mns pengembara, yg tanpa memiliki jati diri total.
- Simulacrum (:hantu tiruan), y/ kegiatan reproduksi dlm karya seni berupa ‘penggandaan potret asli’. Benyamin mengkritik model simulacrum ini dg technique, y/ dg tetap memunculkan sifat ‘orisinalitas tradisi’ atau ‘dimotivasi ulang’ dlm konteks baru.
- Dia jg membedakan kenangan (rememberance) yg datang dr pengalaman ingatan (memory) yg tdk selalu bersifat sadar. Kenangan membangkitkan pengalaman, tpi kenangan bukanlah pengalaman itu sendiri.
b) Theodor Adorno (1903-1969) & Max Horkheimer (1895-1973)
- Dlm Dialectic of The Enlightenment, ke2nya sepakat bhw proyek pencerahan berakhir dg adanya birokrasi, rasionalitas pragmatis, teknologi & perang ideologi. Industri bdy hadir dg mementingkan keuntungan besar dp mengkritisi kebebasan mns. Inilah penyerangan thd ideologi, spt kita temukan dlm radio & film. Hasil akhir sbh industri kesenian i/ kegembiraan yg semu.
- Dlm sisi epistemologi, pertama2 Adorno tdk ingin jatuh dlm rasionalitas sebelumnya dg mempromosikan kembali metode skeptik. Adorno menentang ilmu yg bergantung pd logika identitas. Ke2, ia menghantam bangunan struktur yg didsrkan etos kapitalis dg membedakan ‘esensi’ & ‘penampakan’ semu msy kapitalis modern.
- Peran kesadaran bagi Adorno mengikuti Lacan & Foucault, sedangkan ketdksadaran merujuk pd Negative Dialectics, y/ ketdksadaran tdk berpengaruh pd filsafat, krn: ke1: pikiran tdk bergantung pd logika identitas, ke2: filsafat rasanya tdk mampu berhadapan dg materialitas dunia.
- Seni & sistem pasar Adorno: menerapkan avant-grade, menentang homogenisasi pd komersialisasi seni (reifikasi).
c) Jurgen Habermas (1929-…)
- Smith 3 hal penting perkembangan pemikiran Habermas: ke1, wilayah publik. Munculnya msy sipil dlm wilayah publik mjd indikator keterlibatan seluruh komponen msy. Politik tdk hrs o/ penguasa, tpi bebas dibicarakan di kedai2 kopi. Ke2, ttg kaitan ilmu pengetahuan & kepentingan2 mnswi.
- 3 kepentingan mnswi: kepentingan teknis (ciri khas ilmu alam) yg meletakkan dimensi mns pd sarana/instrumental belaka, kepentingan praktis (ciri khas ilmu sosial) utk menemukan pemahaman thd nilai bdy, politik & sosial. Kepentingan kritis y/ pengetahuan yg bebas dr klaim bebas nilai. Ke3, ttg tindakan komunikatif, yg melihat perubahan emansipatis (membebaskan) hny mungkin jika menggunakan pendekatan komunikasi melalui media2 yg rasional & efektif.
4. Louis Althusser (1918-1990)
- Louis Althusser menawarkan pola strukturalis sbg pemecahan penggunaan tradisi materialisme dialektik yg digagas Marx. Pemecahan terletak pd sektor ekonomi sbg dsr supernatural yg t.a. struktur legal & politik, yg memiliki kegunaan utk memberi daya tahan thd kapitalis itu.
- Dlm Ideological State-Apparatus and Subject Position, ia membagi dlm 2 gerak: y/ The Repressive State Apparatus (RSA) yg fokus pd tindakan represif pola militer, & The Ideological State Apparatus yg berfokus dlm bidang pendidikan & pembentukan mentalitas rakyat.
- Dlm menyiasati hal ini, Althusser memperkenalkan praktik cara produksi, yg o/ Marx tdk mampu memberikan penjelasan yg lebih lanjut konsep cara berproduksi krn didsrkan pd bhs empirisme.
- Cara bereproduksi mrpk obj unik materialisme historis, yg berbeda dg obj ekonomis, politik klasik & teori sejarah serta msy dlm Era pencerahan.
- Dia berpendapat bhw cara produksi atau realitas ekonomis yg scr tdk langsung terungkap dlm ideologi atau kesadaran. Istilahnya “overdeterminasi.”
- Ideologi sbg sbh mekanisme bagi kaum Borjuis, kerangka kerja t4 mns menjalin relasi dg realitas sosial, membentuk sbj2, pembentukan sbj ini utk mempertahankan relasinya.
1.3 MASA DEPAN NEO-MARXISME BARAT
Smith menyimpulkan, Marxisme tdk lagi menggigit, kehilangan energi kekuasaannya, hny rutinitas studi masa lampau di kampus2 & tdk mengakomodasi perkembangan dinamis msy. Masa depannya bergantung pd kemampuan utk beradaptasi. Pandangan pr eksponen mrpk harap akan msy ideal yg didsrkan pd tesis & visi utama Marx ttg model kemnsan.
BDY & INTEGRASI SOSIAL
Talctot Parsons figur sentral dlm teori sosiologi abad ke-20 krn: Menjelaskan hub. antara kbdyn, kepribadian & struktur sosial scr sistematis.
Salah 1 pionir penyebar sosiologi kultural Durkheim & Weber.
Org yg memperkenalkan fungsionalisme sbg paradigma intelektual.
Karyanya membantu org utk memahami teori2 kbdyn kontemporer.
Pandangan Parsons ttg Tindakan Sosial
Dlm The Structure of Social Action, Parsons mengkritik model sbj pelaku tindakan yg rasional, dg alasan:
Model behaviorisme dlm psikologi - spt yg dikembangkan B.F. Skiner & Ivan Pavlov - memberi tekanan pd rangsangan (stimulus) & ganjaran (reward).
Teori pertukaran sosiologis - Homans & Blau (1950 & 1960) - menyatakan bhw mns memaksimalkan sejumlah hal ttt (spt pengakuan sosial) baru kemudian melakuakan interaksi ketika ada keuntungan.
Teori permainan menyatakan bhw hidup sosial a/ semacam permainan yg tersusun atas strategi, ganjaran & hukuman. Mns spt pemain yg mencoba menduga2 langkah pemain lawannya.
Model homo oeconomicus (mns ekonomi) o/ pemikir ekonomi klasik. Model ini menjelaskan bhw hidup sosial mirip dg sbh pasar di mana org menghitung keuntungan & kerugian yg diperoleh.
Ciri pemikiran Tindakan Sosial;
Rasionalisme – Penuh perhitungan – Berpusat pd diri sendiri (selfish) – Indivi2listis
Unsur-unsur tindakan ideal mns: Tujuan (ends): tujuan tindakan.
Sarana (means): hal yg memampukan pelaku bertindak.
Syarat (Conditions): situasi kondisi & batasan yg melingkupi tindakan.
Norma (norms): pemahaman atas tujuan & sarana yg sesuai & bs diterima.
Upaya (effort): kerja atau upaya yg dikerahkan pelaku utk menyelesaikan tindakan.
Teori Sistem2
Fokus Parsons bergeser dr unit tindakan menuju analisis sistem sosial yg menggunakan logika fungsionalisme.
Parsons & rekannya mengembangkan teori yg merangkum semua unsur & tindakan msy y/, teori umum.
Dlm The Social System (1951) & Toward a General Theory of Action (1951). Parsons melihat persoalan sentral msy a/ integrasi & alokasi.
Alokasi distribusi upah di antara org2 & distribusi org ke dlm posisi ttt dlm msy.
Integrasi cara mengelola tegangan yg muncul sbg akibat dr alokasi.
3 sistem model msy
1. Sistem sosial
Terbentuk dr interaksi antar mns.
Memerlukan sistem yg mengurusi sumber2 ketegangan serta menciptakan stabilitas & keteramalan (predictability).
Memerlukan sarana peran yg slg mengisi.
2. Sistem Kepribadian
Membantu terjaganya tatanan sosial.
3. Sistem Bdy
Membantu org utk berkomunikasi & mengoordinasi tindakan-tindakannya.
Memiliki 3 wilayah penerapan:
Ranah simbol2 kognitif (misal hitung2an matematis). Bersifat instrumental.
Simbol2 ekspresif (misal seni & musik). Bersifat kreatif.
Nilai2 (nilai moral yg berurusan dg benar & salah). Bersifat ideal abstrak.
Teori Sistem Bagian Akhir (Model AGIL)
Kata Parson, model AGIL a/ korelasi sistem2. Msy tersusun dr 4 subsistem yg berbeda dr fungsinya masing2. Parson mengembangkan model utk menjelaskan msy. Subsistem yg hrs ada dlm: a) adaptasi utk memenuhi kebutuhan, b)
pencapaian tujuan yg bergumul dg hasil atau produk dr sistem & kepemimpinan, c) integrasi utk menjaga tatanan spt hukum sbg tatanan sosial, & d) Latent patern maintenance and tension Management sbg sistem utk memproduksi nilai2 bdy, menjaga solidaritas, serta menyosialisasikan nilai, spt sekolah. Model ini bs digunakan utk beragam level analisis.
Sistem ini terlalu statis & deskriptif, hny kombinasi antara unsur2 atau kebutuhan material & bdy, multidimensi. Bdy sbg tujuan akhir hrs dicapai msy guna menjamin kestabilan sistem. Bdy beroperasi sbg sbh sistem kontrol spt otak.
Parson & Kemenangan Modernitas
Msy dilihat sbg “pilihan2” yg diciptakan dg kategori2 yg slg berlawanan.
1. Partikularisme versus Universalisme yg mrpk soal relasi dg org lain (teman, hub. darah, dst atau soal keadilan). 2. Afektivitas (affectivity) versus Netralisasi afeksi (affective neutrality): yg berbicara ttg perasaan (soal emosi) atau
lebih mengedepankan rasional, penuh pertimbangan.
3. Kolektivisme versus Indivi2lisme: milik kelompok atau hak individu.
4. Ketersebaran (diffuseness) versus kekhususan (specipity): berdsrkan logika atau pendekatan kasus (persoalan).
5. Pengakuan (ascription) versus pencapaian (achievement): soal bgmn mns memperoleh potensi? Pengakuan diperoleh dr kelakuan, pencapaian diperoleh melalui jasa.
Proses peralihan a/ generalisasi nilai (value generalization), tanggapan adaptif atau evolusi sosial. Dlm msy pra-modern; org cenderung loyal pd kelompok suku/sedarah. Msy modern, berkomitmen pd indivi2lisme yg melembaga. Org dinilai pd prestasi & jasa. Perkembangan dilihat sbg yg baik krn keadilan, kesetaraan mudah dicapai. Parson melihat bhw modernitas itu positif. Ada keuntungan yg diperoleh dr penghormatan yg lebih besar thd individu shg demokrasi maju.
Evaluasi Pemikiran Parson
Parson melihat bhw bdy menyumbangkan titik positif yg meliputi: 1. Pengaruh bidang sosiologi & bdy (spt Marx, Weber & Durkheim)
2. Pemikirannya yg sistematis & terintegrasi mjd sbh kerangka umum teori ttg msy.
3. Argumen2nya melawan pandangan ttg modernitas yg sdh mengalami kekeroposan makna. Ia meyakini bhw bdy mrpk bagian mutlak yg hrs ada dlm sistem sosial & modernitas.
4. Sistemnya bersifat multidimensi utk melawan pendekatan thd bdy yg cenderung reduksionistis & bias. Dia menjembatani ketegangan antara otonomi bdy.
5. Parson berhasil menyediakan model yg kokoh utk melihat kaitan antara sbj pelaku tindakan dg bdy.
Tpi ada titik kelemahan pemahaman Parson ttg bdy & peran bdy dlm hidup sosial:
1. Pola2 nilai bersama mrpk asumsi bukan kenyataan lapangan, Tdk bs menjelaskan dinamika msy. 2. Model bdy Parson sgt abstrak & kurang berisi. Nilai2, norma yg diajukan tampak usang & umum. 3. Teori sistem Parson menyangkal adanya kreativitas mns & kebebasan sbj pelaku.
4. Pandangannya ttg modernitas bermasalah, persoalannya lebih empiris. Dia gagal menjelaskan nilai2 universal shg bs berimplikasi pd munculnya sistem dominasi, kontrol, & tdk menoleransi perbedaan.
KBDYN SBG PERILAKU
Peran Sentral Menurut Perspektif Mikrososial
Sbj Pelaku Versus Sistem
James Jasper, seorg sosiolog, menerangkan peran sosial individu & institusi dlm ranah makro sbb., “Tantangan skrg ialah mencari apa yg kita perlu ketahui tentang individu2 untuk menjelaskan ranah makro lebih lanjut. Salah satu pendekatannya i/ melihat individu2 sbg paralel budaya, sbg sistem penampung makna yg slg terhubung, kebiasaan berpikir, perasaan & tindakan, & tata kesetiaan normatif.
Mns berdsrkan common sense dibimbing motif pragmatis. Dunia dilihat sejauh memenuhi kebutuhan sehari2. Inti individu dlm tindakan simbolik a/ perannya sbg org per org atau sbj bebas dg segenap motif & instrumen pembentuk maknanya. Bbrp pegangan utk mengerti perspektif mikro:
1) Relasi face to face atau perjumpaan dlm kehidupan sosial keseharian, 2) Pelaku yg kreatif, intelek, & berwawasan luas,
3) Keteraturan sosial = buah kemampuan pelaku yg mengelola tiap perjumpaan shg dpt diprediksi, berhasil, & dipahami, 4) Utk memahami cara kerja msy, dibutuhkan metodologi2 yg bs menangkap definisi ttg situasi.
Perspektif mikro dibangun atas dsr 2 titik tolak y/:
1) Positif afirmasi thd peran sentral (persepsi) pelaku dp rangkaian sistem yg diinternalisasikan & mempengaruhi pola pikir pelaku, termasuk rangkaian pengaruh2 warisan (leluhur). “Tata semesta tak lagi sekadar implisit, rutin & beragam. Tata ini terbuka & tampil dlm & melalui individu. Bentuknya, pembedaan substansi dlm kepenuhan pribadi. 2) Negatif teori anti-Parsonian. Parson model analisis fungsionalisme yg mengedepankan keteraturan sosial sbg
pencapaian sistem baku dp peran sentral pelaku. Mikro memandang keteraturan sosial tjd dr interaksi2 konkret yg melibatkan pemberdayaan pelaku utk mencapai respons, kreativitas & sbj pelaku yg bertgg jwb. Teori ini ambivalen, memiliki 2 makna dlm menjelaskan kbdyn, y/ arti & tindakan. Menurut Herbert Blumer, mns berelasi dg sesamanya maupun dg benda2 utk membagi makna. Dkl, tindakan dipahami lebih pd bgmn org menciptakan & mempergunakan makna2 dp bgmn petunjuk, norma, & nilai2 kultural menyediakan penjelasan2 (atas makna tindakan) tsb.
Pewujudan Diri dlm Hidup Sehari-hari
Interaksi simbolik Erving Goffman didsrkan pd prinsip metafor dramaturgis. Hidup a/ sbh pentas drama sbg upaya mengontrol kesan yg timbul atas diri org lain & bgmn mengontrol perilaku yg tepat bagi dirinya di atas panggung hidup ini. Sbj pelaku tindakan yg bagi Parson lebih bersifat responsif atas “peran yg terbatin dlm dirinya” (inhabiting an internalized role), bagi Goffman “bertindak aktif” (performing a role), atau ada sbh role distance. Bahaya tindakan sosial
yg menekankan metafor dramaturgis ini a/ org memakai topeng utk mengontrol org lain. Seolah2 org berada di luar bdy & memanipulasinya (bertopeng atau palsu) & bukan membatinkan bdy serta mjdkannya kekuatan dr dlm utk bertindak.
Asylum
Situasi interaksi yg lebih rumit antara sbj pelaku & sistem ditekankan Goffman dlm Asylum (1968 [1961]). Sbj pelaku diubah total o/ institusi yg beku mjd mesin konformis yg bekerja rutin atas dsr imbalan (reward) & hukuman (punishment). Tpi, berlangsungnya tindakan simbolik sembunyi2 atas nama kebebasan & keutamaan mnswi melawan rezim asylum tsb. Mns memaknai situasi & mengambil tindakan yg sesuai.
Kritik ke1 thd sistem a/ demi lahirnya roh kemnsan yg lebih mendlm alias mns mjd sbj atas kehidupannya. Hal ini selalu mjd tujuan meskipun dlm situasi politis rezim yg lalim, entah dg pemaksaan lewat konstitusi atau non-konstitusi. Menurut Goffman, setiap mns sbg sbj senantiasa dpt menaklukkan sistem yg dibuat utk memagari tindakannya. Misalnya, di lingkungan penjara ada t42 khusus yg diciptakan o/ narapidana demi menjaga “kenyamanan” & “keamanan” dirinya, yg “seolah2” tak tersentuh pengawasan “sipir” atau bs ditaklukkan napi lain. Kenyataannya, jual beli ganja & narkoba sgt marak tjd di dlm penjara, meskipun seluruh aturan penjara disusun anti-kriminalitas.
Implikasi atas peran sentral sbj pelaku
Goffman memberi unsur2 positif:
1) Perhatian khusus pd cara mns memanfaatkan bdy a/ dg membaca situasi & berinteraksi. Pemanfaatan sumber bdy dilakukan demi mencapai definisi umum ttg situasi & perilaku yg tepat sbg tanggapan atas situasi tsb.
2) Fokus pd relasi antara tindakan, makna (situasi), & pelaku. Dlm bbrp bentuk, prediksi hub. antara aksi, arti, & diri ini memberi perhatian ttg “identitas” dlm kegiatan pembelajaran bdy akhir2 ini.
3) Peran semiotika penting dlm interaksi (verbal) krn masing2 pelaku mengartikan situasi berbeda2. Goffman berkata, “Kita hidup dlm dunia di mana arti2 selalu berubah.” Hal ini akan mjd model dsriah dr bdy dlm kehidupan sosial. 4) Fokus pd aspek ritual dlm institusi & perjumpaan face to face. Hal ini memberikan tanda yg sgt penting utk kegiatan
elaborasi dlm tradisi Durkheimian.
Sisi negatifnya:
1) Perspektif cenderung segregatif, y/ ditinjau dr sudut laki2 kulit putih kelas menengah, 2) Kurangnya referensi data sistematik,
3) Pendekatan makro tampak tdk dikuasai. Goffman tampak kesulitan menjelaskan sejarah kebencian, analisis tahap sistem kbdyn & msy, eksplorasi bdy sbg sistem komoditi, serta
LABELLING THEORY
Labelling mengandung ide ttg arti diri seorg individu dlm kancah “panggung sandiwara” atau dlm kehidupan sosial. Labelling pd akhirnya sering diartikan sbg cap sosial atas seorg individu shg tjd semacam kontrol sosial atas diri seorg individu. Ada 2 sbj pelaku penting dlm pemberian label kpd seseorg y/ kekuasaan & interes atau kepentingan. Hal ini sgt lain dibandingkan Goffman yg semata2 melihat pr pelaku menyusun sbh definisi atas situasi yg disepakati scr mutual lewat “pengharapan timbal balik yg slg menguntungkan” (mutual expectations), tanpa melibatkan unsur kekuasaan (power). Teori ttg labelling ini mjd sgt penting sbg titik temu antara interaksi simbolis & bbrp tren atau cara pandang dlm pembelajaran ttg bdy. Dlm benturan antara ekspresi “kekuatan2 kecil” (micro forces) dg “kekuasaan eksternal” (external power) dr sbh sistem kegiatan yg dpt dianalisis, Goffman tampak terlalu menyederhanakan persoalan pembentukan makna atas situasi.
FENOMENOLOGI
Fenomenologi a/ filsafat yg memfokuskan diri & mengeksplorasi pengalaman akan kesadaran mns. Menurut Husserl, fenomenologi sering dsbt metode pemberian tanda kurung. Fenomenologi mengandung ide membuka persepsi yg murni lepas dr common sense atau akal sehat. Elemen dlm persepsi Husserl meliputi kesadaran kedirian, gambaran mental (kesan) sesuatu, & penyusun (kesan) dr gambaran tsb.
Dlm melihat segala sesuatu, mns menggunakan sejumlah elemen yg ada dlm dirinya utk dpt memberikan kpd obj ttt apa yg diterimanya. Tpi, menurut Husserl, sebelum mengetahui sesuatu di luar dirinya, mns hrs terlebih dahulu mempunyai sense of being a self atau akal/rasa ttg diri shg kita sadar akan apa yg kita persepsikan.
Ada jembatan antara tradisi fenomenologi dg arus utama dr sosiologi y/ karya dr Alfred Schütz. Schütz memberikan arti penting utk mengetahui apa yg ia sebut sbg Lebenswelt atau dunia kehidupan mns pd umumnya. Ada 3 kata kunci dr Schütz yg merangkum gagasannya, y/ taken-for-granted world, common-sense knowledge, &
typification atau klasifikasi obj dlm kategori umum. Interaksi sosial hrs diterima dlm lingkup situasi yg sdh ada (taken-forgranted world) dg memaksimalkan pengetahuan akal sehat (common sense knowledge) dp pengetahuan rumit versi Husserl yg memisahkan pengetahuan akal sehat dg pengalaman (persepsi murni). Menurut Schütz, interaksi tjd krn berdsrkan pandangan dunia yg sama. Pengetahuan akal sehat & pengalaman dunia fenomena dg cara yg sama dsbt sbg “perspektif timbal balik” (reciprocal of perspectives).
Yg ditekankan Schütz a/ penyelidikan thd suatu sistem bdy hrs mulai dg penyelidikan dunia common sense sekelompok org, krn di situ terlihat tanggapan & pengertian mrk sehari2 ttg dunia hidupnya, y/ tanggapan yg langsung mempengaruhi tingkah laku mrk sebelum mrk tersentuh o/ agama, ideologi, atau ilmu pengetahuan.”
ETNOMETODOLOGI
Tindakan (praktis) & sbj pelaku2 sosialisasi berperan sentral dlm pembangunan keteraturan sosial, terlepas dr bentukan sistem. Norma & nilai tdk sehrsnya merelegasi peran sbj pelaku sekadar mjd judgemental dope (si dungu yg dihakimi), tpi justru yg menciptakan setting supaya org lain memahami konteks dirinya & ia mampu memahami org lain itu dg sama baiknya. Dunia ini a/ sekumpulan perilaku yg dipahami dlm penalaran akal sehat. Etnometodologi bagi Garfinkel berfungsi utk mempelajari bgmn perilaku aktual disusun melalui rangkaian metode—yg dpt menganalisis tindakan praktis, situasi praktis, serta pengetahuan akal sehat ttg struktur sosial & pikiran sosiologi praktis, sekaligus dpt menyusun unsur2 formal demi kepenuhan setting bagi tindakan berdsr pd common sense si sbj pelaku. O/ krnnya, taken-for-granted world (any given situation) bagi Garfinkel a/ latar bagi tindakan praktis berdsrkan common sense.
Poin penting Garfinkel:
1) Accounts/ accountability/accounting, y/ peran mns dlm memaknai situasi & menjelaskan tindakan (bertgg jwb) dp berdsr pertimbangan nilai/norma yg dibatinkan,
2) The etc. clause, pelaku sosialisasi mampu menyesuaikan diri dg berbagai konteks bentukan dg menggunakan common sense-nya dp krn pengaruh aturan/hukum,
3) The documentary methods, dsr tindakan i/ penggabungan perca2 informasi menyangkut situasi yg ada, 4) Indexicallity, penyusunan indeks penjelas atas makna mengingat makna terkait dg konteks spesifik, 5) Ad hocing, pelaku biasa menerapkan sbh pengetahuan pd konteks yg berbeda2.
Harvey Sacks menekankan peran bhs dlm komunikasi harian yg cenderung partikular dlm konteks & melibatkan perspektif yg koheren. Keteraturan sosial melalui percakapan memakai organisasi yg bertahap. Peran common sense dibantu o/ perangkat kategorisasi yg berisikan seperangkat pengetahuan ttg dugaan atas perilaku sosial, motivasi, keutamaan moral, dll. Membership Categorization Device berperan dlm mendefinisikan situasi (apa yg sesungguhnya tjd) sesuai dg prinsip common sense.
ETNOMETODOLOGI MERAGUKAN PENGETAHUAN SAINS
PENUTUP
3 karakter utama teori-teori kbdyn:
1) Agency (sbj pelaku) direlasikan dg makna” (meaning). Fokus pd mns sbg pencipta & manipulator aktif makna yg mampu menjawab tdk hny ide-ide Parsonian, tpi jg ideologi Marxis, & yg lainnya.
2) Munculnya pemahaman yg kurang seimbang atas bdy. Dibandingkan dg paradigma lain, spt hermeneutika semiotik, interaksi simbolik lebih kuat dlm interaksi tpi kurang dr segi simbolik. Hal yg sama jg berlaku utk etnometodologi. 3) Persoalan utama dlm teori kbdyn a/ bgmn menghubungkan level mikro dg yg makro, sementara pendekatan kbdyn yg
dominan lebih dkt pd model pelayanan bagi struktur sosial. Peran sentral individu cenderung dipojokkan. Dp mereduksi aspek kehidupan sosial mjd terbatas pd ekspresi kekuatan mikro, lebih baik mengandaikan kehidupan sosial sbg hasil dr berbagai macam tingkatan aktivitas yg dpt didekati pd tingkat-tingkat analisis yg berbeda.
3 ranah ini bersifat pendekatan langsung, menekankan peran sentral pelaku, & memberi perhatian besar pd hal2 konkret. Bdy disampaikan sbg aspek tak terelakkan dr hidup mns. Perlu dikritik pula lemahnya ide kekuasaan (power) yg terlalu setia pd yg mikro atau terlalu praktis shg tdk memberi peluang bagi sistem otonomi seolah2 tdk ada kbdyn yg dihasilkan di luar perilaku sosial. Apakah etnometodologi kemudian mjd antikultural krn cenderung antipenjelasan normatif?
PARADIGMA KULTURAL MSY DURKHEIMIAN
A. The Sacred
The sacred a/ poros utama yg mencakup seluruh dinamika msy. Dlm msy ada nilai2 yg disucikan, dpt berupa simbol utama y/ nilai2, & kepercayaan (beliefs) yg mjd inti sbh msy. Selain itu the sacred jg dpt menjelma mjd ideologi utk menjaga keutuhan & ikatan sosial sbh msy.
Robert Nisbet mengatakan bhw yg keramat & yg profan a/ 2 sisi koin yg sama. Pembedaan yg keramat – profan a/ pembedaan terdlm yg pernah dicapai akal budi mns. Titik pijak prinsipiilnya a/ sentralisasi peran yg keramat (the sacred)
dlm msy. The Sacred mrpk paradigma kolektif yg koersif utk menafsirkan fenomena & tindakan dr pr anggotanya, serta utk menentukan tindakannya sendiri. Dlm konsep the Sacred msy mengonstruksi klasifikasi sosial. Logika pemisahan scr inheren termuat dlm konsep The Sacred. Klasifikasi didsrkan pd dimensi religius & normatif msy. Konsep ini mjd lebih jelas dlm kaitan dg derivasi2 sosiologis kultural lainnya, krn pilar2 yg dikemukakan Durkheim slg berkaitan.
Dlm sbh msy pasti ada nilai2 atau ideologi yg dikeramatkan & disakralkan atau mjd inti dr sbh unit yg dsbt msy. Yg keramat mengondisikan anggota msy utk tunduk. Dg demikian, keselarasan dg kehendak msy berperan memberikan identitas diri. Diterima sbg anggota msy hny mungkin tjd jika seseorg mengidentifikasikan dirinya dg tuntutan msy.
B. Klasifikasi
Bersama dg keponakannya Marcell Mauss. Durkheim meyakini bhw klasifikasi msy yg plg primordial didsrkan pd dimensi normatif & religius. Ke2 dimensi ini mjd design umum yg tdpt dlm kesadaran kolektif msy. Sistem klasifikasi bekerja dlm kesadaran moral & emosional msy dg menunjuk apakah seseorg bermoral atau tdk, masuk dlm kelompok “benar” atau “sesat”. Makin bermoral, makin ia berada dlm pusat msy & dipandang suci, sedangkan makin tdk bermoral, ia dipinggirkan & dipandang tercela atau bahkan mjd musuh msy.
Celestine Bougle menemukan paradigma klasifikasi yg suci & yg profan dlm msy India. Menurutnya kasta dlm msy India tdk berdsrkan pd kekuatan ekonomi tpi pd tingkat kesucian msy. Perbedaan itu memiliki peran fundamental dlm aktivitas ritual Hindu serta organisasi msy. Selain Celestine, muncul tokoh lain y/ Mary Douglas, Ia mengatakan bhw Morfologi sosial turut mempengaruhi sistem klasifikasi, kosmologi & nilai2 sosial. Dlm setiap morfologi sosial yg berbeda tdpt logika bdy yg berlainan. Msy pasar berbeda dg jemaat sbh Gereja, berbeda pula dg anggota militer.
Klasifikasi di dlmnya memuat sesuatu yg dpt diterima & tdk dpt diterima o/ msy, yg menyimpang & yg tdk. Kai Erikson memunculkan istilah “boundary maintenance” atau penjaga batas, yg dimaksud a/ bhw msy scr bersama2 menjaga batasan yg dpt diterima & tdk dpt diterima menurut nilai-nilai yg scr kolektif yg mrk hayati. Cara ini digunakan utk menegakkan nilai2 ke1an & moralitas kolektif. Penyimpangan membuat org semakin sadar akan kepentingan bersama & membangkitkan perhatian thd nilai2 yg membangun kesadaran kolektif komunitas tsb. Tindakan simbolik menghukum & dihukum berguna utk menyadarkan kembali msy pd tuntutan moral. Jadi tindakan hukum lebih utk menjaga per1an komunitas dr pd mengendalikan bahaya dlm komunitas.
Pelanggaran dlm msy diinterpretasikan sbg kondisi2 yg diperlukan utk menetapkan batas2 moral kolektif, jg sbg katalisator kesadaran kolektif akan nilai2 moral dlm konsensus sosial. Pelanggaran melukai seluruh perasaan moral msy. Berkat luka itu msy makin bersolidaritas memulihkan luka itu & mencegah luka lain. Inilah solidaritas moral msy.
C. Ritus
Msy mendapat legitimasi berkat sentuhan kembali dg makna2 fundamental yg mengonstruksi msy tsb, mendapat kerangka epistemologi yg scr multidimensional menentukan dinamikanya, serta dicerahkan pd apa yg hrs dilakukan menurut lembaga & budayanya. Mitos berperan dlm gagasan Durkheim, utk terus memutar dinamika msy. Mitos membhskan scr transenden logika kultural kolektif yg mempengaruhi pola pandang & pola tindak msy thd dunia. Mitos mengantar msy utk bergulat dg dunia luar & dg sesama anggota msy. Dg demikian mitos mrpk salah 1 simpul kolektif yg kokoh dlm msy. Victor Turner a/ tokoh yg melanjutkan pemikiran ritus & mitos Durkhemian. Gagasan yg sgt mendlm tetang hal ini a/ pd ide liminalitas & komunitas. Fase liminitas tjd ketika individu dlm suatu msy berada dlm situasi ambigu, Ia berada pd situasi terjepit antara keteraturan & ketdkteraturan. Menurut Turner msy kolektif akan bergerak antara tertata & tdk tertata, msy berada dlm keadaan berayun2 dlm sejarahnya. Pd fase liminal msy akan terpecah demikian pula klasifikasi sosial & kode2 bdy yg sebelumnya telah baku atau telah mjd konsensus. Sedangkan ide komunitas dg pembaruan2 sosial sgt berkaitan erat dg status liminal, & interaksinya dg the sacred sbg sentral dr hidup berkomunitas. Interaksi dg the sacred membangkitkan pengalaman emosional yg intens, yg berguna utk merumuskan kembali ikatan sosial komunitas & menghidupi makna2 kolektif mrk. Liminalitas jg dibutuhkan msy utk senantiasa merumuskan dirinya & mengidentifikasi scr kontinu serta mengatasi kekeringan akibat objtivitas dlm msy yg cenderung kaku menuju msy yg dinamis. Dg demikian, ritus bukan sekedar dinamika pengulangan, melainkan gerakan yg terus mengulang dg menyerap pembaruan2.
D. Solidaritas
Pemikiran ttg solidaritas Durkheimian, hny bs dipahami dlm kaitannya dg the sacred (yg keramat). Hal ini mrpk ikatan primordial msy yg memper1kan. The sacred & ritual2 jauh lebih luas dr pd agama. The sacred melekat pd multidimensi hidup sipil, politis, & populer msy. Pertanyaannya: bgmn org dg berbagai latar belakang yg berbeda dpt hidup bersama? Edward Shils menjawab: krn sacred center mrpk unsur yg menyatukan. Secred center a/ fokus identitas kolektif msy sekaligus regula prima msy tsb. Dg kata lain the sacred a/ sumber solidaritas msy.
The sacred terlembaga pd agama & mjd dimensi yg menjangkau luas hidup mns. Dimensi ini berinteraksi dlm hidup msy dg porsi yg cukup besar. Gejala sosial kerap ditafsir dlm perspektif religius. Msy berpaling pd agama mencari jawaban atas kompleksitas sosial yg rumit. Agama menemukan makna aktualnya dlm interaksi dg pergulatan msy.
Agama mrpk representasi kolektif msy. Agama dikaitkan dg aspek politis. Nah, dr sini dimengerti bhw agama bs mjd ikatan solidaritas msy, sebab agama punya fungsi regulatif yg dpt mjd pengawal batas antara yg diterima & tdk.
Sumber solidaritas:
1. Agama Sipil (civil religion)
Selain agama wahyu, byk agama sipil yg cenderung tdk melembaga & dlm rumusan doktrin lebih absurd, memiliki org kudus sendiri serta jg punya nilai2 hidup yg dihayati. Solidaritas epistemologis msy berasal dr keberakaran pd the sacred. Msy slg berbagi pengetahuan yg sama. Misalnya saat bicara ttg korupsi, msy spontan bersama2 mengutuk koruptor. Peristiwa ini memperlihatkan solidaritas dlm menatap kejahatan yg sama shg melahirkan gerakan serentak.
Agama sipil membentuk solidaritas epistemologis utk mjd daya dorongan bagi setiap individu agar rela mengorbankan diri demi tercapainya tujuan bersama. Maka the sacred mrpk bagian dr dinamika kesadaran komunitas yg dilibatkan scr prinsipiil utk memahami & menghayati realitas dunianya. Jadi the sacred ini a/ bagian dr collective belief.
2. Memori kolektif
The sacred ini bersumber dr peristiwa sejarah yg biasanya dimodifikasi o/ kelas otoritas. Mrklah yg memproduksi makna kolektif atas sbh peristiwa sbg sesuatu yg keramat. Makna kolektif itu dpt merajai memori kolektif krn ada sharing of experience, y/ merasakan pengalaman yg sama atau jg berkat proses sosialitas. Sosialisasi ini dipelihara turun-temurun lewat perayaan, ritus, upacara, penulisan sejarah, & narasi. Beginilah proses transfer makna kolektif. Dg demikian memori kolektif sbg salah 1 simpul mrpk kondisi yg semakin memungkinkan keutuhan msy berkat adanya asal identitas yg sama (the common source of identity).
Memori kolektif ada kaitan dg ritus msy yg dibutuhkan utk process of transference. Memori kolektif yg ada dlm sbjtivitas msy mrpk salah 1 kondisi yg memungkinkan kesadaran publik suatu msy. Memori kolektif dpt jg berupa kesadaran kolektif akan sbh peristiwa historis prinsipiil msy, yg jg dsbt sbg potensialitas diri individu utk mengaktualisasikan penghayatan makna bermasyarakat. Memori kolektif ini membangun ikatan keutuhan msy. Agama jg bs memuat memori kolektif y/ dr peristiwa rohani masa lalu yg kemudian dirumuskan scr historis sbg nilai yg khas. yg kemudian dihayati dlm bentuk ritual, upacara2 agama utk mengabadikan nilai2 tsb.
KRITIK2 THD BDY STRUKTURAL DURKHEIMIAN
- The sacred mrpk pusat pengendalian tindakan setiap individu dlm msy. Pandangan ini dikritik o/ Steven Lukes. menurut Steven ritual dpt mempersatukan msy bukan krn the sacred, yg menarik seluruh jiwa msy, tpi krn tindakan itu dilakukan bersama2 o/ anggota msy. Ritual hrs dijelaskan sbg tindakan kelompok partikular dg kepentingan mrk sendiri & bukan tindakan dr seluruh msy. Steven Lukes menggeser the sacred sbg asal solidaritas & lebih melihat peranan setiap individu dlm ritual.
- Bagi David Kertzer, solidaritas terbentuk krn org bertindak bersama2 & bukan krn individu2, & jg krn menganut nilai atau kepercayaan yg sama. Pengalaman fisik sbg pengalaman koeksistensial yg dpt menciptakan solidaritas.
- Media memfasilitasi diseminasi the sacred shg memungkinkan perbenturan bdy yg mendahului the sacred. Ritus itu dirayakan o/ byk org berkat media. Lewat media jg tjd benturan bdy & mengguncang tatanan struktur bdy yg mapan & bergeser menyerap nilai2 baru dr bdy lain. Media memungkinkan terciptanya bdy baru, yg dikehendaki o/ kelompok yg berdaya utk membentuk main stream yg sekaligus bs membentuk struktur bdy yg dominan. Dg kata lain, kekuatan kelompok partikular menghasilkan cultural transgression berkat mitos2 bentukan mrk yg hadir lewat media.
- Media jg bs menciptakan kepanikan moral. Artinya lewat media dibentuk opini publik atas sbh peristiwa. Hal ini mempengaruhi episteme publik utk menilai citra pelaku peristiwa.
- Tpi, tdk semua individu dg gampang ditipu o/ media. Byk individu dlm msy yg telah melek media mengurangi bobot kemampuan media utk mendistorsi informasi & membelokkan dinamika msy.
- Ttg bdy sbg medium yg menyatukan seluruh msy. Bagi bdy Durkheimian berperan menekan msy scr normatif demi keutuhan & ke1an dlm msy.
- Pokok2 yg menegaskan paradigma kultural Durkheimian, antara lain:
a. Durkheim membangun visi kultural yg kokoh dg dsr klasifikasi biner “yg suci” dg “yg profan”. b.Ia menemukan konsep2 kunci kbdyn y/ simbolisme, klasifikasi, & moralitas yg suci-profan. c. Durkheim men4kan basis religius sbg dsr hidup sosial.
d.Pandangan & elaborasi Durkheim ttg simbol & klasifikasi dlm struktur bdy memungkinkan utk kajian bdy lanjut dlm koridor post-strukturalisme, di antara ke2nya tdpt common ground y/ sentralitas simbol & sistem klasifikasi sosial.
STRUKTUALISME LEVI-STRAUSS DLM KAJIAN BDY
1. Bbrp prinsip linguistik struktural
Dlm teori Ferdinand de Saussure tdpt 3 pandangan ttg linguistik yg kemudian mjd prinsip-prinsip dsr yg digunakan o/ pr strukturalis termasuk Levi-Strauss. Pandangan ke1nya mengutarakan ttg “signifiant & signifie”. Bhs mrpk sistem yg tersusun dr tanda2 & tanda itu biasanya dsbt sbg le signifiant, yg berupa bunyi atau coretan yg bermakna. Makna yg dihadirkan o/ signifiant itu dsbt le signifie yg berarti sbh konsep atau ide. Jadi, dpt dikatakan bhw signifiant mrpk aspek material bhs, apa yg dikatakan atau didengar, apa yg ditulis atau dibaca. Sedangkan signifie a/ aspek mental, pikiran & konsep. Sbg contoh, kata ‘pohon’ mrpk signifiant yg menghadirkan konsep ‘pohon’ (sbg signifie) shg signifiant ‘p o h o n’ itu akhirnya memiliki nama. Setiap tanda bhs selalu t.a. signifiant-signifie yg ke2nya mrpk 1 ke1an. Signifiant akan bermakna jika ada signifie & sebaliknya. Perlu jg diketahui bhw hub. signifiant & signifie bersifat arbitrer atau sewenang2. Sbg contoh y/ benda A diberi nama pohon krn berdsrkan kesepakatan sosial bhw benda A itu diberi nama pohon. Antara konsep pohon dg kata pohon tak ada hub. natural-logis krn bhs dpt membedakan benda 1 dg benda yg lainnya.
Distingsi ke2 ttg langue & parole. Parole a/ pemakaian bhs yg indivi2l, apa yg dituturkan seseorg pd saat & t4 ttt. Parole tdk dipelajari o/ ilmu linguistik. Ilmu linguistik itulah yg dipelajari o/ langue krn langue mrpk struktur yg terdlm dr keseluruhan sistem tanda yg mendsrinya dlm hal bertutur kata. Langue mrpk sistem. Bhs a/ sistem tanda yg bekerja berdsrkan aturan yg menjadikannya konstitusi bhs itu sendiri. Bhs jg bukan substansi melainkan bentuk.
Distingsi ke3 ttg sinkroni & diakroni. Diakroni a/ penyelidikan suatu bhs dr sudut pandang komparatif-historis dg menelusuri proses evolusi bhs yg bersangkutan, etimologi, perubahan fonologis dsb. Sinkroni a/ pendekatan yg melihat bhs sbg sistem yg berfungsi pd saat berkembang hingga saat ini. Saussure menggunakan pendekatan sinkroni krn ia ingin memetakan bgmn bhs sbg sistem tanda berfungsi pd saat ttt. Pendekatan struktur dlm tulisan Saussure memang tdk ditemukan tpi pr ahli mengatakan bhw penjelasan ttg bhs sbg sistem yg mana meliputi ke3 hal yg telah diuraikan di atas.
2. Analisis Struktural Atas Hub. Kekerabatan
Bbrp Asumsi Dsr
Penggunaan ilmu linguistik sbg “model” dlm kajian bdy (antropologi bdy) Lévi-Strauss dimungkinkan o/ keyakinan atau pandangannya bhw bhs mrpk kondisi bagi kbdyn krn material yg digunakan dlm membangun bhs pd dsrnya sama (tipe/jenisnya) dg material yg membentuk kbdyn. Material tsb i/ relasi-relasi logis, oposisi, korelasi, dsb.
structure). Tugas seorg strukturalis a/ menyingkap struktur dlm (deep structure) dr struktur permukaan tsb. Ke3, spt kata maknanya ditentukan o/ relasi dg kata lainnya pd titik ttt (sinkronis), diyakini bhw relasi fenomena bdy dg fenomena lainnya pd titik ttt menentukan makna fenomena tsb. Ke3, relasi2 struktur dlm dpt di ekstrak & disederhanakan mjd oposisi biner; menikah x tdk menikah, siang x malam, dsb. Ke5, org menerapkan hukum2 bhs tanpa sadar, pun org menjalankan hukum2 dlm hidup sosial kemsyan tanpa sadar.
3. Analisis Struktural Atas Hub. Kekerabatan
Kekerabatan a/ bhs menurut Lévi-Strauss. Aturan2 yg diikuti o/ suku primitif di bidang kekerabatan & perkawinan a/ suatu sistem. Sistem tsb t.a. oposisi2 spt suami x istri, bapak x anak, dsb. Kecuali itu sama spt bhs, kekerabatan pun mrpk sistem komunikasi. Dlm bhs, individu bertukar pesan dg kata, dlm kekerabatan suku2 (klan) yg dipertukarkan a/ wanita. Kekerabatan & bhs dpt diselidiki dg metode yg sama, linguistik struktural, sebab ke2nya dianggap fenomena yg sama.
2 pusat perhatian utama dlm analisis kekerabatan ini a/ keturunan (decent: siapa yg dpt masuk dlm marga/suku/klan ttt) & perkawinan (marriage: siapa boleh mengawini siapa). Menurut Lévi-Strauss, aturan yg lebih fundamental dlm sistem kekerabatan i/ larangan incest (sekandung), larangan universal. Larangan ini mjd awal berkembangnya hidup berbudaya. Menurut teori biologis/eugenis larangan tsb didsri o/ alasan ilmiah, y/ incest akan menghasilkan anak yg tdk sehat. Teori psikologi menyatakan bhw org yg dibesarkan bersama sejak kecil tdk akan tertarik scr seksual thd saudaranya. Menurut Lévi-Strauss larangan tsb mrpk aspek negatif dr fenomena positif. Perintah eksogami(menikah dg wanita dr klan lain) a/ akibat dr larangan endogami (menikah dg wanita dr klan sama). Larangan tsb menimbulkan tindakan timbal balik antar klan. Menikah dg wanita di luar klan didapat jika wanita dr klan kita diberikan (menikah dg klan lain).
Pertukaran(l’échange) a/ dsr dr hub. sosial & kbdyn. Pernikahan mrpk model pokok tindakan pertukaran ini. pertukaran ini mrpk “hukum alam”, & jika melanggar larangan (incest) berarti meruntuhkan tiang2 penyangga msy, serta msy akan hancur jika “hukum pertukaran” tsb dilanggar. Larangan incest mrpk proses yg berlangsung pd taraf tak sadar dlm byk kbdyn yg dijumpai di dunia, berarti berasal dr suatu aktivitas tak sadar psyche mns.
4. Analisis Struktural Atas Mitos & Klasifikasi
Menurut Lévi-Strauss mitos sama dg bhs. Spt bhs yg mengandung aspek langue(struktur kebhsan yg relatif tetap, tdk terpengaruh o/ turunan2 indivi2l, terlepas dr perangkap waktu yg diakronis) & parole(bhs yg digunakan individu pd saat ttt berada dlm waktu yg tak dpt dibalik), menurutnya mitos jg memiliki 2 aspek tsb, serta berada dlm 2 waktu tsb.
Bhs tersusun atas fonem2, pun halnya mitos tersusun atas mitem2. Makna sbh mitos diperoleh dr mitem2, sekaligus merefleksikan bgmn mitem2 tersusun mjd 1 ke1an yg utuh. Mitos mengandung oposisi biner yg mrpk unsur fundamental yg memiliki makna struktural mendlm yg akan terabaikan bila hny mencermati plot/alur mitos. Analisis yg dilakukan o/ Lévi-Strauss ttg oposisi biner dlm mitos menghasilkan kesimpulan bhw “logika dlm pemikiran mitologis sama ketatnya dg logika dlm sains modern”.
Hasil penelitian Strauss yg beragam dr berbagai sistem kekerabatan, mitologi, seni, & karya sastra menghasilkan kesimpulan bhw sistem kbdyn bekerja dg mengklasifikasikan dunia sekitarnya. Pemikiran yg dsbt “primitif” sesungguhnya didsrkan pd kebutuhan akan tatanan atau keteraturan tsb. Ia menolak pandangan bhw pemikiran “”primitif” lebih rendah & menegaskan bhw sains & magis mrpk 2 model paralel utk mencapai pengetahuan & menuntut kerja otak yg sama, tpi ke2nya tdk identik. Pemikiran primitif bekerja melalui suatu pemikiran konkret.
Penutup
Studi Strauss ttg pemikiran primitif tsb meyakinkannya bhw ia telah menemukan hakikat pikiran atau psyche mns. Ia mengemukakan gagasan ttg pemikiran tanpa sbj. Psyche menurutnya hnylah sbh benda. Kegiatan berpikir/refleksi yg plg murni sekalipun hnylah sbg sbh internalisasi dr kosmos. Lévi Strauss akhirnya sampai pd pandangan materialistis ekstrem ttg jiwa atau psyche mns. Dlm bukunya, Strauss menerapkan gagasan yg sebelumnya ia tuangkan dlm pemikiran liar. Mitos a/ hasil kreativitas jiwa yg scr tak sadar menaati hukum2 ttt.
X-MTN TENGAH
1. Identifikasi
X-mtn tengah (Palangkaraya) mrpk pulau terbesar ke3 setelah pulau tanah hijau (Greenland) yg terletak di Samudra Atlantik bagian utara di arah timur laut Kanada & pulau Irian. t.a. 5 provinsi y/ Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara & Barito Selatan. Luasnya mencakup 152.600 Km2. Sementara jumlah penduduk hny 497.000 jiwa.
Ke3 suku ini memiliki persamaan dlm bbrp unsur kbdyn, spt: dlm hal mata pencaharian hidup yg berdsrkan pertanian; prinsip keturunan yg berdsrkan sistem ambilineal; peralatan perang; upacara kematian yg berdsrkan pemujaan ruh leluhur yg pd akhir-akhir ini terkenal dg nama agama Kaharingan. Dg demikian dpt dikatakan bhw ke3 suku ini memiliki suatu unsur 1 ke1an yg tdk dpt dipisahkan.
Dr ke3 suku di atas. yg plg maju hingga masa kini i/ suku bangsa Ngaju, krn dr kalangan inilah byk tdpt org2 yg terpelajar yg byk memegang tampuk pemerintahan.
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dr ke3 suku bangsa Dayak yg dibicarakan dlm tulisan ini hny dr suku O-Danum & Ma Anyan sj sedangkan Ngaju tdk. Jumlah penduduk Ot-Danum + a/ 5.900 & jumlah penduduk Ma Anyan + 3.000 sampai 4.000 jiwa.
3. Bentuk Desa
Org2 Dayak di X-mtn Tengah mendiami desa2 yg slg berjauhan, di tepi2 & dkt sungai2. Sistem komunikasi & transportasi umumnya melalui perairan & sgt jarang melalui jalur darat. Hal ini disebabkan krn daerah, di mana desa2 yg didirikan masih mrpk daerah hutan tropis dg semak & belukar. Rumah-rumah didirikan di tepi jalan yg dibuat sejajar ataupun tegak lurus dg sungai. Bentuk rumah yg plg umum, kini tdpt di X-mtn Tengah. Lewu, sebutan rumah utk suku Ma Anyan y/ bentuk rumah yg lebih kecil dr Betung/Bétang. Rumah ini didiami o/ 1 sampai 5 keluarga batih yg berkerabat, y/ yg t.a. 1 keluarga batih senior di tambah dg keluarga batih anak-anaknya yg dpt dsbt dg keluarga luas yg utrolokal.
Sementara Betung/Bétang, di mana atapnya terbuat dr sirap (lempengan kayu) atau kulit kayu. Betung/Bétang pd umumnya didirikan di atas tonggak-tonggak setinggi kira-kira 2 setengah meter, shg utk memasukinya, hrs menaiki tangga yg dibuat dr setengah balok yg diberi lekuk-lekuk t4 kaki berpijak. Tpi skrg ini, rumah ini sdh jarang ditemukan di X-mtn Tengah.
4. Mata Pencaharian
Suku Dayak umumnya berladang, pekerjaan yg memerlukan tenaga yg cukup byk (krn hrs membuka hutan) shg dr hal inilah terbangun semangat kerja gotong-royong. Utk membuka ladang, selain melihat tanda2 alam mrk jg memperhatikan alamat2 yg diberikan o/ burung2 atau binatang2 liar ttt.
Selain berladang, suku Dayak jg berburu, mencari hasil hutan & mencari ikan utk memenuhi kebutuhan protein. Alat tradisional org Ngaju utk berburu i/ Dondana, Lonjo, Ambang, Jarat & Sipet yg dsbt Tambuwung. Babi & ayam dipelihara bukan utk dijual tpi utk dikonsumsi sendiri terlebih ketika ada pesta & upacara adat.
Org Dayak jg terkenal dg kesenian menganyam kulit rotan, yg berupa tikar, keranjang2, & topi2.
5. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan org Dayak X-mtn Tengah berdsrkan prinsip keturunan ambilineal, yg menghitungkan hub. kekerabatan utk sebagian org dlm msy melalui org laki2 & utk sebagian org yg lain dlm msy itu jg, melalui org2 wanita.
Pd masa skrg kelompok kekerabatan yg terpenting a/ keluarga luas utrolokal yg di X-mtn Tengah biasanya mjd isi dr suatu rumah tangga. Rumah tangga ini jg berlaku sbg ke1an fisik misalnya dlm sistem gotong-royong & sbg ke1an rohaniah dlm upacara-upacara Agama Kaharingan.
Pergaulan antara pemuda & pemudi Dayak X-mtn Tengah a/ bebas dlm batas2 ttt. Seorg anak laki2 yg telah mencapai umur 20 tahun & wanita 18 tahun biasanya sdh dicarikan jodoh o/ org tuanya. Perkawinan pd umumnya a/ monogami. Hal ini bukan hny berlaku bagi mrk yg beragama Nasrani, tpi jg pd mrk yg beragama Kaharingan.
6. Sistem Kmsyn
Propinsi X-mtn Tengah dikepalai o/ seorg Gubernur & kabupaten o/ seorg Bupati yg diangkat o/ Gubernur. Kabupaten dibagi mjd kecamatan2. Kecamatan selanjutnya dibagi lagi mjd desa yg dikepalai o/ seorg pembekal. Selain kepala desa ada lagi seorg yg scr khusus diangkat utk mengurus adat set4 yg dsbt penghulu. Para penghulu ada di bawah kepala adat di tingkat kecamatan yg dsbt demang. Penghulu dlm kerjanya didampingi 1 dewan org2 tua yg dsbt mantir.
Pemerintahan desa scr formal ada di tangan pembekal & penghulu. Pembekal bertindak sbg pemimpin administratif, & penghulu sbg kepala adat. Syarat mjd Pembekal a/ mampu membaca & menulis huruf latin, punya rumah & punya pengaruh di desanya. Syarat utk mjd penghulu y/ menguasai & mempunyai keahlian dlm hal2 adat.
Hukum adat X-mtn Tengah menurut Hudson a/ hukum set4 tak tertulis. Sanksinya kbykn berupa ganti rugi. Maksud pembayaran ganti rugi a/ mengembalikan keseimbangan ketenangan msy yg dikacaukan o/ kejahatan. Keputusan hukum adat tdk pernah dijatuhkan o/ seorg, melainkan o/ suatu sidang yg t.a. dewan org tua di bawah penghulu sbg ketua.
7. Religiositas
8. Masalah Pembangunan & Modernisasi
Org Ngaju, Ot-Danum & Ma Anyan sdh lama berhub. dg org luar. Setelah kemerdekaan, org Ngaju berhasrat agar X-mtn Tengah mjd sbh provinsi tersendiri lepas dr X-mtn Selatan. Keinginan itu diperjuangkan o/ msy & berhasil. Sejak saat itu X-mtn Tengah mulai membangun daerahnya yg sebagian besar masih hutan rimba. Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan dijadikan t4 utk membangun Ibu kota Palangka Raya.
Kekayaan X-mtn Tengah terutama tdk terletak dlm tanah yg subur & tanah yg cocok utk mengembangkan pertanian, tpi kekayaan X-mtn terletak dlm kekayaan isi buminya yg mengandung minyak bumi, emas & intan; sedangkan hutan rimbanya jg mengandung kekayaan2 yg dpt dieksploitasi. Tpi cukup disayangkan usaha pembangunan tdk selalu berjalan lancar. Hal ini rupa2nya tdk terletak pd sifat kurang kemampuan & sikap mental dr Org Dayak X-mtn Tengah, tpi mrpk suatu akibat dr kemacetan menyeluruh yg dialami o/ Negara kita pd tahun2 terakhir ini.
MINAHASA
1. Identifikasi
Org Minahasa i/ suatu bangsa yg mendiami daerah pd bagian timur Sulawesi Utara. Scr umum org Minahasa menyebut diri mrk a/ org Manado atau org Wenang. Kelompok ini berbatasan dg org2 sangir & Talaud di bagian utara serta di bagian selatan berbatasan dg org Bolaang Mongondow. Bhs yg mrk gunakan i/ bhs Melayu Manado. Penduduk Minahasa ini dpt dibagi mjd 8 sub etnik y/: Tounsea, Toumbulu, Toumtemboan, Toulour, Tounsawang, Pasan, Ponosakan, Bantik.
2. Data kependudukan & desa
Suku Minahasa men4i kabupaten Minahasa, Kotamadya Manado, & Kotamadya Bitung. Kabupaten Minahasa terbagi mjd 27 kecamatan & terbagi lagi dlm 468 desa atau kampung yg dipimpin kepala desa yg dsbt dg Hukum Tua atau Kuntua. Alat Transportasi yg umum di sana i/ bis kecil atau kendaraan-kendaraan lain yg hny terbatas pd jalan2 yg baik, sementara itu bagi t42 yg tdk terjangkau o/ kendaraan ini digunakan gerobak yg ditarik o/ sapi maupun kuda.
Rumah suku Minahasa berbentuk persegi panjang dg atap daun rumbia atau seng. Rumah ini berdiri di atas tiang sampai 2,5 meter dg bagian bawah yg bs digunakan utk menyimpan alat2 pertanian maupun sbg kandang binatang ternak.
3. Ekonomi
Minahasa mempunyai pelabuhan laut tepatnya di Bitung & bandara yg dsbt dg bandara Samratulangi. Di sana jg tdpt bbrp industri kecil serta jaringan jalan raya yg baik hingga mampu membentuk kota dg berbagai kegiatan ekonomi modern. Dlm bidang pertanian, selain adanya sawah yg menghasilkan padi, mrk jg mengusahakan perkebunan yg menghasilkan kelapa, cengkeh, kopi & pala. Sementara itu dr sistem perladangan tradisional (tadah hujan) dihasilkan jagung & bbrp jenis sayur & buah spt pepaya, jeruk, sirsak, nangka & jambu. Dr berbagai hasil pertanian ini yg mrpk komoditas ekspor i/ kelapa, pala & kopi. Aertembaga mrpk pusat penangkapan & pengolahan ikan cakalang.
Dr hasil hutan dihasilkan kayu yg mjd bahan dsr bagi pembangunan di berbagai wilayah, selain itu jg ada bbrp hewan hutan yg biasa mjd makanan mrk misalnya: babi hutan, tikus hutan & kalong serta ada bbrp tumbuhan hutan yg bs dimakan misalnya pangi, rebung & pakis.
4. Kekerabatan
Adat penentuan jodoh dlm perkawinan mengenal adat eksogami y/ kawin dg org yg berasal dr lingkungan famili, maksud famili di sini i/ kelompok kekerabatan yg mencakup semua anggota keluarga dr saudara kandung ibu maupun ayah, baik laki2 maupun perempuan beserta semua keluarga dr anak2 mrk. Setelah menikah pasangan baru ini idealnya hrs tinggal menurut aturan neolokal (tumampar) y/ di t4 baru, tdk di sekitar lingkungan kerabat suami atau istri.
Bentuk rumah tangga mrk t.a. keluarga inti termasuk anak angkat maupun anak tiri. Batas hub. keturunannya mengikuti prinsip bilateral y/ hub. kekerabatan dr garis ayah & ibu. Mrk jg mengenal adanya hub. kekerabatan berdsr keturunan yg dsbt taranak (famili). Identitas kekerabatan ini ditandai dg nama fam yg diambil dr nama suami atau ayah.
5. Solidaritas & Kerukunan
Dlm hidup bermsy, org Minahasa mengenal dimensi solidaritas. Dimensi itu tampak ketika mrk menghadapi hal2 penting spt kematian dg serangkaian upacara perkabungan & penghiburan, perkawinan, mengerjakan berbagai pekerjaan pertanian, kepentingan rumah tangga & komunitas jg perayaan-perayaan lainnya. Mrk slg membantu & kerja sama. Kerja sama itu didsrkan pd prinsip resiprositas. Kerja sama ini dsbt mapalus artinya suatu bantuan yg diberikan dlm suatu kegiatan, berupa tenaga, barang2 ataupun uang, bersama dg bentuk2 penghormatan, selalu hrs selalu disadari & diberi balasan. Seorg yg melalaikan hal tsb dianggap sbg org yg “tdk baik.” Kelak bila ia mengalami hal yg membutuhkan bantuan maka org2 tdk akan mau membantunya. Prinsip mapalus tdk hny dihidupi dlm lingkup kerabat tpi jg pd kalangan yg lebih luas spt warga serukun tetangga, sekampung, sekecamatan; atau di luar Minahasa dikenal dg istilah kerukunan-kerukunan famili, kecamatan, sub etnik, & kawanua.
6. Religi Pribumi
Sebelum Kristen, org Minahasa menganut Panteisme. Mrk mengenal byk dewa. Salah 1 i/ dewa tertinggi. Mrk menyebutnya Empung atau Opo. Utk dewa tertinggi dsbt Opo Wailan Wangko. Mrk mengenal dewa Karema; dewa yg penting sesdh dewa tertinggi. Opo Wailan Wangko dianggap pencipta alam, dunia & segala isinya. Dewa ini dipuja o/ mns. Karema a/ dewa yg mewujudkan diri sbg mns. Ia a/ penunjuk jalan bagi Lumimuut (seorg wanita sbg mns ke1) utk mendapatkan keturunan seorg pria bernama Toar. Karema jg dianggap pembawa adat, cara2 pertanian (cultural hero). Konsep religi ini (didsrkan pd dewa2) sgt mempengaruhi pola pikir mrk dlm memahami makhluk halus, roh org tua atau roh sahabat, roh leluhur, konsep ttg jiwa, dunia akhirat, dunia skrg, landasan moral, & upacara2 adat lain. Mrk jg bhw bagian-bagian tubuh mns memiliki kekuatan sakti. Dewasa ini, org Minahasa menganut agama Protestan, Katolik, Islam.
7. Orientasi Kognitif & Masalah Kemajuan
Dlm setiap sistem bdy tdpt komponen-komponen kognitif pengetahuan & kepercayaan (keagamaan maupun non keagamaan) yg diwujudkan dlm premis2 moral & nilai yg membentuk & mengatur perilaku anggota2 msy yg bersangkutan. Premis bdy ini mrpk patokan dlm menilai suatu tindakan menyimpang atau tdk. Org Minahasa mengenal 3 unsur orientasi kognitif & masalah kemajuan antara lain:
hakikat individu dlm ke1an kemsyan. Sam Ratulangi a/ tokoh yg berperan dlm menyusun orientasi nilai hidup msy Minahasa y/ konsep si tou timou tumou tou artinya seorg mns mjd mns dlm peranannya menghidupkan mns lain. Konsep ini kemudian ditafsir o/ Tilaar. Ia mengatakan bhw mns itu a/ Being bukan Given. Mns jg memiliki potensi utk berkembang (Timou) sekaligus bertggjwb utk menghidupkan org lain (Tumou).
Persepsi waktu dlm hidup. Bagi org Minahasa, makna hidup masa kini & masa depan a/ sama penting. Kehidupan “masa kini” diartikan sbg suatu fase kehidupan seorg yg tdk terlepas dr peranannya dlm menjalankan pekerjaan mata percaharian hidup ttt dlm suatu persepsi waktu ttt. Sebagian dr persepsi waktu i/ “masa kemudian,” waktu yg akan datang, selama pekerjaan itu yg sdh dijalankan sejak saat ttt pd waktu lampau akan terus dilaksanakan. Suatu berkat
spt keuntungan berdagang, panen, naik pangkat) mrpk hasil yg tdk terlepas dr upaya & perilaku yg bersangkutan pd masa lalu. Menarik, bhw keuntungan yg dimaksud i/ keuntungan melalui usaha keras bukan hasil judi atau curian.
Persepsi kerja & hidup. Persepsi kerja di kalangan org Minahasa sgt dipengaruhi o/ suatu premis bdy petani. Premis itu mengandung gagasan bhw org hidup utk kerja (scr fisik) & ini hrs dilaksanakan dg sungguh2 supaya berhasil (mainakut). Hasil kerja mrpk dsr utk dpt hidup lebih lanjut. Kerja keras hrs disertai dg doa utk mendapatkan berkat dr Tuhan [dewa]. Jadi, ada prinsip bekerja & berdoa. Kegagalan menuntut introspeksi diri utk menyadari kesalahan yg telah dilakukan dr segi2 kodrati & sosial. Mrk jg menyadari bhw mns memiliki keterbatasan fisik & psikis yg bila dilampaui dlm arti terlalu keras bekerja (terlalu mainakut) dpt mengakibatkan mns itu sakit. Org ini a/ yg ingin kaya tpi lupa diri. Akhirnya, 3 unsur orientasi kognitif & masalah kemajuan ini menunjukkan adanya kenyataan-kenyataan premis bdy positif yg mrpk dsr hidup bermsy org Minahasa. Tpi ada kendala y/ dlm pengembangan upaya & hasil karya ke tingkat kualitas yg lebih tinggi krn tuntutan atau kewajiban sosial mis. lingkungan, teman, komunitas, dll.
ACEH
1. Lokasi & Lingkungan Alam
Aceh terletak di Sumatra bagian Utara. Luasnya 55. 390 km2. Batas bagian utaranya a/ Pulau We. Daerah Aceh dibagi dlm 8 Kabupaten y/ Aceh besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat & Aceh Selatan. Dlm Sejarah Melayu, Aceh dikenal dg nama Lam Mui, Marco Polo, saudagar Venesia (1292) menyebutnya Lambri, Org Portugis menyebutnya Akhem, Org Belanda menyebutnya Akhin & org Aceh pribumi menyebutnya Aceh.
Aceh dbelah mjd 2 bagian o/ bukit Barisan. Bagian Barat pegunungan tsb mrpk daerah yg curam, sempit, berhutan lebat, tdk mempunyai byk penduduk, shg hny ada 2 kota yg ada y/ Meulaboh & Tapak Tuan. Bagian timur mrpk daerah yg subur & terhampar luas, tdpt hny sedikit bukit, sebagian besar hny dataran rendah yg mempunyai curah hujan sepanjang tahun.
Aceh jg t.a. bbrp pulau spt Simeulu, We, Breueh & byk pulau kecil lainnya sbg 1 ke1an dg pulau Sumatra bagian Utara. Dinamika musimnya dibagi mulai Desember - Maret a/ musim hujan, Juli-September a/ musim kemarau/panas. Ketika panas terik suhu bs mencapai ± 32º C & suhu yg plg rendah saat musim hujan a/ 19º-20º C. Batas alam yg dpt dikemukakan a/ bagian barat dibatasi o/ sungai Simpang Kiri & sungai Tamiang di sebelah timur serta bagian selatan dibatasi daerah Karo & Sumatra Timur (daerah provinsi Sumatra Utara).
2. Bhs & Tulisan
Bhs Aceh masuk rumpun Austronesia, sama dg bhs2 lain Indonesia. Dlm bhs Aceh sendiri ada bhs2 lain yg tdk slg dimengerti. Mungkin krn proses pemecahan & isolasi yg lama antara kelompok2 yg menggunakan bhs tsb.
Bhs Gayo-Alas yg digunakan o/ org Gayo & Alas, penduduk Aceh Tengah.
Bhs Aneuk Jamee bhs org Aceh Selatan & barat & 20 % org Aceh.
Bhs Tamiang tersebar dekat perbatasan dg Sumatra timur yg jg mempengaruhi bhs Sumatra Timur, & 10 % org Aceh.
Tdk ada sistem huruf khas Aceh. Tulisan Aceh menggunakan huruf Arab Melayu yg berawal setelah Islam masuk & byk dijumpai pd batu nisan raja2 Pasai spt batu nisan Sultan Malikul Saleh (1297). Huruf Arab Melayu itu dsbt huruf Jawoe. Huruf ini hampir tdk digunakan lagi krn kaum muda yg berpendidikan modern & menggunakan huruf Latin.
3. Persebaran penduduk
Persebaran penduduk di Aceh menunjukkan ciri2 umum kebykan daerah lain di Indonesia. Daerah yg padat penduduknya terletak di dataran rendah & subur. Pusat perkotaan di Aceh cenderung di tepi pantai. Pedlman hampir kosong, hny tdpt kota Takengon. Pulau yg termasuk byk penduduknya & ramai a/ pulau We & Simeulu. Pd tahun 1960, pemerintah pusat ingin mjdkan ibukota We, Sabang sbg free port. Faktor lain yg mempengaruhi persebaran penduduk yg tdk merata y/ jenis tanah, jenis tumbuh-tumbuhan, jenis binatang, lingkungan alam, iklim, agama, industri, proyek2 pembangunan dsb.
4. Bentuk Desa
Pola perkampungan desa
Org Aceh menyebut desa y/ gampong. Setiap gampong tdpt kelompok rumah yg berdekatan & t.a. 50 - 100 unit rumah. Desa mjd pusat kehidupan msy yg termasuk dlm msy teritorial terkecil. Rumah org Aceh terbuat dr tiang kayu atau bambu tergantung kemampuan individu. Rumah didirikan scr berkelompok atas dsr hub. kekeluargaan, bahkan rumah yg 1 dg rumah yg lain hny dibatasi o/ 1 dinding. Setiap rumah mempunyai halaman yg ditanami tanaman yg berguna, spt jeruk, kelapa, pisang, dll. Kebun di sekitar perumahan a/ milik penduduk desa itu sendiri.
Org Aceh tdk begitu suka berada dlm rumah. Mrk selalu keluar utk mencari kesenangan. Akibatnya, anak-anak kurang dididik dlm keluarga & mjd tgg jwb ibu. Hal ini membuat relasi ayah-anak mjd renggang. Setiap penduduk wajib melakukan ibadah bersama, membangun t4 ibadah spt mesjid & meunasah (madrasah). Kebersihan & kesehatan, memperbaiki saluran irigasi, jalan-jalan desa mjd tgg jwb setiap penghuni desa.
Rumah
Setiap rumah mempunyai pola yg sama. Rumah didirikan di atas tanah setinggi 2½ m - 3 m. Rumah tsb berbentuk bujur sangkar & memanjang dr timur ke barat dg pintu tangganya selalu ke arah utara atau selatan. Atapnya dr daun rumbia yg dianyam, tiang-tiangnya dr kayu yg telah diubah mjd balok bulat, lantainya dr papan atau bambu, & menggunakan rotan sbg pengikat. Pola ini dipengaruhi Islam & rumah tsb bs bertahan selama 2 generasi.
Bagian dlmnya t.a. ruang depan, tengah & belakang. Ruang depan & belakang tdk dibuat kamar & berfungsi sbg t4 tidur putra-putri yg masih bujang, pr tamu ketika ada upacara perkawinan & kematian. Ruang tengah letaknya sedikit tinggi dr ruang yg lainnya & mjd inti rumah. Ruangan ini tdpt 1 kamar tidur (rumoh inong) atau kadang2 2 kamar tidur (yg 1 lagi dsbt anjong). Pd sudut ruang belakang dibuat dapur, kalau dimungkinkan bs dibuat ruang masak tersendiri atau tiphtik.
Meja & kursi jarang digunakan, hny lesehan sj. Tinggi tangga rumah yg dibuat ±3 m di atas tanah. Hal ini sgt membahayakan anak-anak. Rumah Aceh jg berfungsi sbg lumbung penyimpanan hasil panen. Menurut tradisi, rumah yg tinggi memudahkan upacara pemandian mayat sebelum dikubur.
5. Mata Pencaharian
Bercocok tanam di sawah
Org Aceh pd umumnya hidup dr sawah. Bentuknya berpetak2 & dibatasi ateung atau pematang. Parit atau leueng mengairi sawah dg batang pisang atau pinang. Pengairan sawah bergantung pd hujan. Penanaman dilakukan sekali setahun. Pembersihan parit2 dilakukan gotong-royong, setelah mendapat air, baru sawah digarap dg bajak yg dr kayu & ditarik sapi atau kerbau. Penanaman bibit yg sdh cukup besar & membersihkan rumput atau teumeuweh biasanya dilakukan kaum wanita. Pemotongan padi yg sdh menguning & padi tsb ditumbuk di sawah sampai ada saat yg baik utk membersihkan padi dr batangnya dilakukan o/ kaum lelaki. Seluruh proses ini memakan waktu 6 bulan.
Bercocok tanam di ladang
Mrk jg bercocok tanam di ladang yg letaknya cukup jauh dr desa. Ladang dibuka dg cara membakar bagian hutan yg terletak di lereng2 gunung & bukit. Pohon2 ditebang. Setelah itu baru mencangkul. Yg ditanam a/ cabe, pepaya, ubi, & sayuran. Hasil panen ladang mencukupi kebutuhan sehari2, tpi tdk semua punya tanah utk berladang.
Peternakan sapi & kerbau
Hampir semua penduduk Aceh mempunyai peternakan sapi & kerbau. Sapi & kerbau tsb digunakan utk membajak sawah & dijual di pasar-pasar bahkan sampai ke luar Aceh. Peternakan sapi dlm jumlah sekitar 50 ekor dilakukan o/ org Benggali. T3 yg efektif utk jumlah demikian a/ di kaki gunung Seulawah yg berumput & jg kabupaten Pidie. Peternakan ini khusus unutk menyediakan susu bagi msy, khususnya msy di kota.
Berdagang
(1607-1636). Tpi, pd pemerintahan Belanda, hasil lada semakin menurun. Lada diganti dg kopi sbg pemasukan yg begitu besar bagi msy Aceh khususnya di daerah Takengon & Tangse, karet di daerah Aceh Timur, & ikan di daerah pesisir.
6. Sistem Kekerabatan
Perkawinan
Perkawinan mjd sbh kehrsan & ditetapkan o/ agama, krn mjd sbh bentuk hidup bersama dr seorg pria & wanita yg memenuhi syarat dlm hukum. Setiap pria & wanita yg telah akil balig wajib mencari jodohnya masing-masing dg syarat-syarat ttt, y/ ke1 jodoh dicari o/ orgtua; ke2 berdsrkan kedudukan & fungsi sosial dr pihak wanita. Syarat ini bersifat resiprokal atau timbal balik. Utk mendapatkan jodoh bagi seorg pria, dibutuhkan langkah-langkah sbb.:
Apabila seorg pria sdh ingin melamar seorg gadis, maka diutus seorg Seulangke atau penghubung kpd pihak keluarga si gadis. Seulangke ini hrslah org yg pandai bicara. Setelah lamaran tsb diterima maka seulangke tsb bs kembali.
Tanda ikatan atau kongnarit dihantar kpd pihak keluarga gadis berupa barang berharga (emas). Kalau tanda itu diterima, maka ke2 calon tsb telah terikat & siap utk kawin.
Jeunamee atau mas kawin yg hrs diserahkan kpd keluarga gadis ditetapkan menjelang pd hari perkawinan. Biasanya berupa 50-100 gram emas.
Setelah mas kawin disepakati, perkawinan bs dilangsungkan scr resmi. Pesta perkawinan memakan biaya yg sgt besar. Sistem perkawinan berbentuk matrilokal y/ sang suami tinggal di rumah istri. Mrk tinggal bersama ortu si gadis, sampai mrk diberi rumah yg mrpk mas kawin tadi. Sang suami tdk bertgg jwb atas urusan rumah tangga. Perceraian jarang tjd krn bukan pola kebiasaan msy. Jika tjd, itu krn terpaksa.
Kelompok Kekerabatan
Kelompok keluarga terkecil a/ keluarga-batih meliputi ayah, ibu & anak-anak. Kedudukan wanita atau si istri dpt dikatakan tinggi dlm keluarga. Wanita yg aktif bekerja. Hal ini berawal sejak Sultan Iskandar Muda wafat.
7. Sistem kekerabatan
Struktur msy lama
Struktur msy desa dahulu mempunyai y/ 1) gampong atau desa; 2) mukim atau kumpulan desa-desa yg bercorak agama; 3) ulee balang atau distrik; 4) sagoe atau kumpulan bbrp mukim; 5) daerah sultan yg t.a. Ulee balang & pang5 Sagoe. Ke1an teritorial ini berbentuk dr yg terkecil sampai pd yg terbesar. Pusat pemerintahan dipegang o/ Sultan. Pd masa pemerintahan sultan Iskandar Muda pembantu2nya sbb.; 1) lakseumana/laksamana atau pang5 perang; 2) upah atau kepala polisi untukmenjaga keamanan; 3) 2 sekretaris utk tugas surat-menyurat; 4) majelis utk mengontrol jalannya pemerintahan.
Pejabat pemerintahan gampong y/ 1) keusyik atau kepala gampong yg berkewajiban menjaga ketertiban, keamanan & adat, memakmurkan gampong, & penjaga keadilan; 2) teungku atau teungku menasah yg bertindak sbg kepala agama Islam; 3) ureung tua atau tua-tua adat.
Struktur pemerintahan skrg
Umumnya sama dg sistem yg berlaku di Indonesia, kecuali struktur terbawah y/ mukim & gampong. Ulee balang
sama dg kecamatan, daerah tk. I atau kabupaten, daerah tingkat II atau provinsi. Aceh diberi hak istimewa o/ pemerintah pusat. Skrg provinsi Aceh dsbt Provinsi Daerah Istimewa Aceh atau Dista. Keusyik dikoordinasi dr ibukota kabupaten.
8. Religi
Agama & hukum Islam. Agama Islam mjd agama yg byk dianuti o/ org Aceh. Mrk menganuti mazhab Sjafii. Pedoman hidupnya Quran & hadis nabi. Agama Islam telah mempengaruhi aspek perkawinan, harta waris & kematian. Hukum Islam mjd 12nya aturan yg berlaku di Aceh yg mengatur pelanggaran-pelanggaran baik perorgan maupun golongan. Peradilan agama Islam mengatur, 1) perselisihan suami-istri yg beragama Islam; 2) perkara perdata antara org Muslim; 3) perkawinan; 4) taklak bersyarat (taklik).
Agama Kristen jg ada di Aceh. Ada Gereja yg didirikan o/ Belanda. Tpi pr penganutnya kebykan pr pendatang yg bekerja di Aceh sbg pegawai, militer, pedagang dll. umumnya teretak di daerah Karo (Sumatra Utara) y/ Kutacane.
Upacara Islam & Pemimpin Upacara
Aspek penting dlm upacara keagamaan a/ kenduri. Upacara ini dilakukan o/ teungku atau teungku meunasah krn lebih memahami ayat2 Quran. Upacara kenduri ini mjd unsur dlm upacara sekitar lingkaran individu & kematian.
9. Pendidikan
Pendidikan agama