• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KASUS ETIKA TERKAIT PRODUK KONTR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KASUS ETIKA TERKAIT PRODUK KONTR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KASUS ETIKA TERKAIT PRODUK KONTROVERSI

CAP TIKUS (MIRAS)

Dosen Pembimbing : Dr. Tony Wijaya

Disusun Oleh:

Handika Arisdianto (14810134045)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI D3-MANAJEMEN PEMASARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun Makalah Kasus Etika Dalam Pemasaran produk Cap Tikus.

Makalah ini disusun sebagai pembelajaran mengenai pelanggaran etika pemasaran di dunia usaha dan memahami materi yang ada di mata kuliah Manajemen Pemasaran Lanjut, D3 Manajemen Pemasaran, Universitas Negeri Yogyakarta.

Kami mengucapkan terimakasih karena telah membaca hasil dari makalah kami, Jika dalam makalah kami terdapat kesalahan atau kekeliruan kami meminta maaf, serta jika ada saran dapat disampaikan kepada kami.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..

KATA PENGANTAR………

DAFTAR ISI………..

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang……….

Tujuan………..

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Etika Pemasaran………

Teori Etika Pemasaran……….

BAB III STUDI KASUS

Profil Produk………

Sejarah Produk……….

Keterkaitan Produk dengan Pelanggaran Etika Pemasaran……….

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan………..

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman ke era globalisasi dan modern, maka semakin canggih dan berkembang pesat struktur, teknologi, fasilitas, produk, layanan jasa yang beraneka-ragam di dalam cangkupan dunia bisnis, khususnya di bidang pemasaran. Sehingga beberapa produsen melupakan hal-hal yang terpenting dalam membuat, mendistribusikan maupun memasarkan produk ke pada konsumen.

Etika pemasaran adalah salah satu hal yang sangat penting jika menjadi seorang pemasar atau pebisnis. Dengan etika, kita dapat melakukan hal-hal kegiatan yang selaras dengan kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain, tanpa adanya kerugian diantara kedua belah pihak. Namun, sekarang masih ada beberapa produk yang masih melakukan pelanggaran terhadap etika pemasaran. Semakin banyak adanya kasus penipuan, pemalsuan dan kecurangan dalam melakukan kegiatan usaha.

B. Tujuan

(5)

BAB II

baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong (2014:27)

3. Etika Pemasaran

(6)

B. Teori Etika Pemasaran

1. Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”.

Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :

1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan atau hasilnya).

2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan. 3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

2. Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya kisah terkenal Robinhood yang merampok kekayaan orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan kepada rakyat miskin.

3. Teori Hak

(7)

dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia mendapat suatu identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain.

4. Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan suatu prinsip atau norma. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang terbanyak. Dalam rangka deontologi, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip “jangan mencuri”, misalnya. Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia. Teori-teori ini semua didasarkan atas prinsip (rule-based).

(8)

BAB III

STUDI KASUS

A. Profil Produk

Nama Produk : Cap Tikus

Pembuat : Penduduk Minahasa

Jenis Produk : Minuman Tradisional Jenis Minuman : Miras (Minuman Keras) Kandungan/Zat : 40% Alkohol

Bahan Baku : Mayang Pohon Seho (Sageur) Foto/Gambar Produk :

B. Sejarah Produk

Minuman keras tradisional Minahasa ini pada mulanya bernama sopi. Namun, nama “Sopi” berubah menjadi “Cap Tikus” ketika orang Minahasa yang mengikuti pendidikan militer untuk menghadapi perang Jawa, sebelum tahun 1829, menemukan minuman “Sopi” dalam botol-botol biru dengan gambar ekor tikur. Minuman “Sopi” itu dijual oleh para pedagang Cina di Benteng Amsterdam Manado.

(9)

C. Keterkaitan Produk dengan Pelanggaran Etika Pemasaran

1. Pelanggaran Minuman Cap Tikus dengan Teori Utility (Manfaat)

Minuman Cap Tikus memang bermanfaat untuk menghangatkan tubuh apalagi tempat tinggalnya terletak didekat pegunungan, seperti daerah Minahasa. Namun manfaat itu telah disalah gunakan bagi banyak orang diluar daerah Minahasa, yaitu untuk mabuk-mabukan. Minuman ini menjadi salah satu pelampiasan bagi orang-orang yang galau, sehingga menimbulkan efek mabuk, teler, pingsan, hingga sampai mati karena overdosis kandungan alkohol. Peminum “Cap Tikus” biasanya dilakukan sambil melakukan hal-hal yang negatif bahkan cenderung kearah penyelewengan sosial, seperti: bermain judi, wanita, melakukan perampokan maupun pembunuhan. Minuman ini lebih banyak menimbulkan efek kerugiannya daripada manfaatnya.

2. Pelanggaran Minuman Cap Tikus dengan Teori Deontologi (Kewajiban) Islam adalah salah satu agama yang melarang dan mengharamkan meminum minuman yang mengandung kadar Alkohol. Membuat, menjual ataupun meminum Cap Tikus merupakan tindakan pelanggaran aturan beragama. Minuman alkohol diharamkan karena dapat menghilangkan akal sehat sehingga dapat melakukan perbuatan yang keji / penyelewengan sosial. Minuman ini telah melanggar prinsip-prinsip umat beragama yang mengharamkan mengkonsumsi minuman keras.

3. Pelanggaran Minuman Cap Tikus dengan Teori Hak

(10)

4. Pelanggaran Minuman Cap Tikus dengan Teori Keutamaan (Watak)  Tidak Jujur

Masih banyak Miras Cap Tikus dipasaran adalah barang-barang selundupan yang didistribusikan dari penduduk Minahasa ke masyarakat luas. Sehingga tidak melewati bea cukai atau pun badan pengawas makanan/minuman daerah setempat.

 Tidak Adil

Karena barang ini adalah barang selundupan/ilegal, maka harga yang dijual kepasaran tiap daerah semuanya berbeda-beda. Tergantung penjualnya mau menjual dengan harga berapa pun atau semahal apapun itu suka-suka si penjual.

 Tidak Bertanggung Jawab

(11)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap perusahaan dapat membuat produk yang memiliki nilai kegunaan maupun keindahaan, namun semua itu harus seimbang dengan mengikuti peraturan, norma, hukum dan etika bisnis yang berlaku wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan agar produk yang dibuat atau dipasarkan dapat diterima oleh konsumen dengan image yang baik.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Daftar elemen pengungkapan sukarela diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Asih (2010). Dalam penelitian ini, voluntary disclosure dinyatakan dengan variabel

Pola sintaksis yang digunakan dalam penelitian tersebut dan dari segi cara menganalisis verba POTONG tampak pada penggunaan parafrase yang bersumber dari perangkat

Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1 aspal keras aspal yang bersifat viskoelastik dapat berupa aspal alam, aspal buatan aspal

Mackenzie yang berjudul American Government: Politics and Public Policy (1986, p. 99) disebutkan bahwa kelompok kepentingan menggunakan berbagai strategi dan teknik

Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi Dan Instrumentasi Departemen Fisika

Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhdap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktifitas anak dan hasil capaian perkembangan anak pada aspek nilai-nilai agama dan moral dalam membedakan

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa apabila dalam masa evaluasi pelaksanaan pekerjaan perawatan taman dan kebersihan lingkungan di Sentul City, PIHAK