• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUTRADARAAN FILM MUSIKAL RENA ASIH DE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENYUTRADARAAN FILM MUSIKAL RENA ASIH DE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUTRADARAAN FILM MUSIKAL “RENA ASIH” DENGAN PENDEKATAN RESITATIF DAN ARIA

PADA UNSUR OPERA

Oleh : Lingga Galih Permadi

ABSTRAK

Indonesia that consists of various tribe having multiform art and culture. One of the areas that have wealth art valuable is Java. Evidence valuable culture owned evidenced by quality and quantity of their product. The musical film “Rena Asih” is the movie musical by digging in the shape of the potential local and regional arts as a soul in the achievement of the musical, as well as social media better messenger messages. Social message to be told is about education allegiance and responsibility requires sacrifice. Musical films is the element framer namely by elements opera. Some element was recitative and aria. Recitative has an understanding of the dialogue sung, while the aria is a form of the song intact. Directing musical films “Rena Asih” by using approach element recitative and aria on element opera devoted to add value saw a dramatic scenes, build atmosphere scene, and depiction feeling audience.

Key word : Musical Film, Directing, Recitative, Aria.

Indonesia yang terdiri dari berbagai suku memiliki ragam budaya dan seni. Salah satu wilayah yang memiliki kekayaan seni yang adiluhung adalah Jawa. Bukti adiluhungnya budaya yang dimiliki dapat dibuktikan dengan kualitas dan kuantitas produk keseniannya. Film musikal “Rena Asih” adalah film yang berbentuk musikal dengan menggali potensi kesenian lokal/ daerah sebagai jiwa dalam pencapaian musikal, serta sebagai media penyampai pesan sosial. Pesan sosial yang akan disampaikan adalah tentang edukasi, kesetiaan, dan tanggung jawab yang membutuhkan pengorbanan. Film musikal memiliki elemen pembentuk yaitu dengan unsur-unsur opera. Beberapa unsur tersebut adalah

Resitatif dan aria. Resitatif memiliki pemahaman dialog yang dilagukan sedangkan aria merupakan bentuk lagu utuh. Penyutradaraan film musikal “Rena

Asih” dengan menggunakan pendekatan unsur resitatif dan aria pada unsur opera ditujukan untuk menambah nilai dramatik adegan, membangun suasana adegan, serta penggambaran perasaan pemain agar pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh penonton.

(2)

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Film film bergenre musik (musikal) selalu menarik karena menyajikan

pertunjukan yang berbeda dengan film drama lainnya karena mereka tidak hanya

berperan tapi juga mengkombinasi unsur musik, lagu, tari, dan koreografi.

Lagu-lagu dan tarian biasanya mendominasi sepanjang film dan menyatu dengan cerita

(Himawan 2008:hal.18). Film musikal pada masa sekarang berkembang dengan

membawa kesenian dari akar kebudayaan tempat asalnya yaitu Eropa yang

berkaitan erat dengan pertunjukan panggung opera. Pertunjukan seni opera berasal

dari benua Eropa dengan membawa produk-produk kebudayaannya yang

tercermin pada segi cerita dan kesenian yang ditampilkan.

Indonesia yang terdiri dari berbagai suku tentu saja memiliki ragam

budaya dan seni. Salah satu wilayah yang memiliki kekayaan seni yang adiluhung

adalah Jawa. Bukti adiluhungnya budaya yang dimiliki dapat dibuktikan dengan

kualitas dan kuantitas produk keseniannya. Seni pertunjukan Jawa memiliki

kesenian ludruk, ketoprak, wayang, karawitan, macapat, tari remo, kidungan, dan

langen mandrawanara merupakan contoh kecil dari kesenian yang populer. Jika

dikaitkan dengan film musikal barat dan ditinjau dari segi musikalitasnya, budaya Jawa juga mendunia dengan bukti jawa mempunyai “pusaka” seperti gamelan dan

sekar / tembang yang lahir dan berkembang original dari tanah Jawa.

Dunia anak-anak adalah dunia yang penuh keceriaan, keceriaan tersebut

bemacam-macam bentuknya. Salah satu bentuk keceriaan dunia anak-anak adalah

menyanyi dan menari. Sejak pendidikan taman kanak-kanak pelajaran yang

diajarkan adalah menyanyi, metode menyanyi membuat anak lebih antusias,

menyenangkan dan ringan untuk diterima. Berpijak pada alasan alasan tersebut film “Rena Asih” dikemas secara musikal dengan menekankan dua unsur teknik musikal yaitu resitatif (dipahami sebagai gaya bebicara dengan dilagukan) dan

(3)

2. TUJUAN

a. Menghadirkan sebuah film musikal dengan mengangkat kesenian lokal

sebagai dasar musikal.

b. Membuat sebuah karya film musikal dengan pendekatan aria dan resitatif

sebagai penambah kesan dramatik.

c. Memberikan tayangan edukatif berupa film edukasi kepada anak anak

dalam mengambil suatu keputusan.

3. TEORI

A. Drama Televisi

Karya seni yang berwujud audio visual memiliki bermacam jenis dan medianya. Media televisi menjadi contoh media yang memiliki banyak program

dengan dikelompokan secara garis besar menjadi dua, yaitu program berita dan

non berita. Menyinggung bentuk karya yang akan dirancang melalui skenario “Rena Asih”, drama televisi menjadi format yang tepat untuk diaplikasikan melalui teori yang telah di kemukakan oleh Naratama.

Drama televisi, memiliki pengertian sebuah format program acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah - kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan intepretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan (Naratama 2004: hal.65).

Hal yang dikemukakan oleh naratama tersebut membentuk sebuah sajian

yang akan mampu menghadirkan sebuah realitas bagi penontonnya, dengan

demikian drama televisi merupakan salah satu sarana penyampai pesan. Format

drama televisi yang menghadirkan realitas akan mendukung proses penyampaian

pesan yang lebih mudah dipahami oleh para komunikan.

B. Film Musikal

Film drama memiliki berbagai gaya dalam penyajiannya, gaya-gaya

(4)

kebutuhan dari seorang sutradara. Film Rena Asih merupakan film dengan cerita

problematika masalah sehari-hari dari keluarga yang kurang mampu dalam

perjuangan hidupnya. Cerita tersebut sebenarnya klasik dan sudah sering

disajikan dalam sebuah film drama televisi maupun film bioskop. Namun agar

tetap mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap cerita tersebut maka akan

dikemas dalam sebuah genre musikal. Film musikal mempunyai daya tarik

tersendiri dalam penyajiannya, karena film musikal penuh akan lagu-lagu dan

tarian.

Film-film bergenre musik (musikal) selalu menarik karena menyajikan pertunjukan yang berbeda dengan film drama lainnya karena mereka tidak hanya berperan tapi juga mengkombinasi unsur musik, lagu, tari, dan koreografi. Lagu-lagu dan tarian biasanya mendominasi sepanjang film dan menyatu dengan cerita (Himawan 2008:hal.18).

Pernyataan yang dikemukakan Himawan Pratista, film musikal merupakan

bentuk film yang berbeda dari drama yang lain. Banyak unsur unsur seni yang

dikombinasikan. Selain seni peran juga terdapat seni tarik suara, seni musik, seni

tata gerak (koreografi) yang tentunya tidak mudah bagi seorang pemain untuk

dikuasai sekaligus. “Rena Asih” dalam penceritaanya banyak menyinggung dunia

anak anak, maka film musikal merupakan sebuah pilihan yang tepat dalam

penyampaian sebuah informasi. Lagu-lagu yang mendominasi pada film musikal

merupakan penyampai pesan yang dinilai akurat untuk diterima para penonton,

karena lagu merupakan bahasa yang universal dan mudah untuk dipahami oleh semua orang.

C. Penyutradaraan

Sutradara mempunyai peran sentral dalam penginterpretasian sebuah

naskah. Seperti yang dikatakan oleh Wurtzel dan Acker dalam buku Naratama

yang menyatakan bahwa seorang sutradara memiliki fungsi estetik serta memiliki

fungsi sebagai transformator ide kedalam bentuk audio visual. Seorang sutradara

mempunyai andil yang sangat besar dari mulai praproduksi, produksi, hingga

(5)

Sutradara televisi adalah seseorang yang menyutradarai program acara televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari praproduksi hingga pascaproduksi, baik untuk drama maupun nondrama dengan lokasi di studio (in-door) maupun alam (out-door), dan menggunakan sistem produksi single dan/atau multikamera (Naratama 2004: hal.15).

Selain teori yang dikemukakan oleh Naratama, sutradara juga memiliki

fungsi fungsi lain seperti yang dikemukakan Herbelt Zettl seorang penulis buku

Production Television Handbook. Bahwa sutradara memiliki fungsi antara lain sebagai seniman / artist yang mempunyai gagasan terhadap sebuah pesan yang akan disampaikan melalui karya, serta bekerja dalam ranah kreatif yang berfungsi

menjadi interpretator dari sebuah naskah menjadi sebuah karya visual. Semua

yang dihadirkan dalam layar dan dampak dari tontonan tersebut menjadi tanggung

jawab penuh dari seorang sutradara.

Zettl mengemukakan beberapa faktor peran sutradara, yaitu Director as artist (sutradara sebagai seniman), Director as psychologist (sutradara sebagai psikolog), Director as technical advicer (sutradara sebagai penasihat teknis) dan Director as coordinator (sutradara sebagai koordninator) (Naratama 2004:hal.25).

Seorang sutradara sudah pasti menjadi seorang pemimpin didalam sebuah

produksi, dimana akan banyak divisi-divisi yang akan membentuk sebuah

kesatuan. Banyaknya divisi-divisi di dalam sebuah produksi tidak mungkin akan

menjadi sebuah harmoni tanpa seorang pemimpin yang mampu

mengkoordinasikannya. Hal ini sesuai dengan teori Zettl yang mengemukakan

Director as coordinator (sutradara sebagai koordinator). Hal yang dikoordinasikan bukan masalah teknis semata melainkan konsep dan manajerial.

Selain yang diungkap oleh Zettl seorang sutradara juga hendaknya mengerti

elemen visual agar tercipta suatu frame yang komunikatif.

Ada enam unsur visual yang harus diperhatikan, sikap pose (postere), gerakan anggota badan untuk memperjelas (gesture), perpindahan tempat

(movement), tindakan/perbuatan tertentu (purpose action), ekspresi wajah

(6)

E. Opera

Sebuah drama musikal tidak terlepas dari teori opera dalam

pengaplikasiannya. Perkembangan film masa kini telah banyak dijumpai film

film dengan genre musik yang berasal dari berbagai daerah dan mempunyai

khasnya masing masing. Negara Amerika mempunyai film musikal dengan musik

khas broadway, India memiliki musikal khas lagu dengan lagu dan tarian Indianya yang ditinjau jika dari teori opera adalah saling terkait. Opera yang didefinisikan

sebagai sandiwara yang di iringi dengan nyanyian / musik memiliki beberapa

bentuk bentuk bagian sebagai pembangun dari musik opera itu sendiri yang terdiri

dari :

- Overture : Musik instrumental pembukaan opera. Tujuannya untuk membawa penonton ke suasana opera.

- Resitatif : Memiliki arti “berbicara” dengan lagu. Tujuannya untuk membawa

teks dramatis sebagai inti dari cerita opera. Resitatif tidak memakai suatu bentuk tertentu seperti lagu. Panjang dan lagu-lagunya tergantung pada panjang syair.

- Aria : Adalah lagu vokal, biasanya dengan iringan orkes dalam bentuk tertutup, namun lebih besar kepada bentuk lagu. Kelebihan ini tampak dalam panjangnya lagu maupun mutu komposisi

- Chorus : Ungkapan suara orang (secara) masal dan dibawakan oleh paduan suara.

(7)

PEMBAHASAN

Konsep penyutradaraan film musikal “Rena Asih” dengan pendekatan

resitatif dan aria pada unsur opera akan dideskripsikan pada pembahasan sebagai berikut :

A. Interpretasi naskah

Seorang sutradara dalam pembuatan film mempunyai tugas utama salah

satunya yaitu mengintrepretasi naskah kedalam bentuk film. Proses intrepretasi

naskah Rena Asih ialah menjalankan sebuah struktur cerita agar pesan

tersampaikan kepada penonton dengan gaya musikal. Tidak semua scene dikemas secara musikal melainkan hanya adegan tertentu yang dapat menambah kesan

dramatis. Selain berfungsi menambah kesan dramatis musikalisasi adegan

bertujuan untuk menyampaikan pesan secara lebih menyenangkan dan mudah

dipahami. Film ini bercerita tentang Damar yang ingin membeli kostum sepakbola

namun Ia harus merelakan karena untuk menambah biaya ujian akhir nasional di

sekolahnya. Konflik yang terjadi di scene-scene film tersebut kemudian didramatisir menggunakan gaya musikal yang terdiri dari aria dan resitatif. Pemilihan aria maupun resitatif dipilih berdasarkan analisa adegan yang terdapat pada naskah. Penggunaan aria pada film Rena Asih terdapat empat lagu yang mempunyai fungsi di masing masing scene diantaranya, lagu sebagai pengantar pesan kepada penonton yang dilakukan dengan cara menyanyi dengan sesama

pemain, kemudian lagu sebagai pencurahan perasaan hati yang sedang dirasakan

oleh pemain, dan merupakan pembangun suasana yang dirasakan tokoh.

1. Adegan musikal

Penyutradaraan film Rena Asih dengan menggunakan pendekatan musikal

mempunyai fungsi fungsi tersendiri. Fungsi-fungsi tersebut dibuat berdasarkan

pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Rena Asih memiliki lima lagu

(8)

1.a. Musikal scene 4a.

Film Rena Asih menggunakan adegan musikal pertama kalinya pada scene

4a. Scene ini menceritakan sepasang sahabat Damar dan Adi ketika selesai memperoleh nilai try out ujian akhir nasional. Damar ketika itu memperoleh nilai tertinggi sedangkan Adi mendapat nilai yang jelek. Karena mereka saling

bersahabat Damar berusaha memberikan semangat kepada Adi. Sesuai dengan

konsep yang di susun diawal, bentuk lagu berusaha menggunakan kesenian lokal

sebagai dasar. Maka dari itulah adegan musikal ketika Damar memberikan

semangat kepada Adi diawali dengan menggunakan parikan.

Capture screen 5.19 Adegan Damar menyemangati Adi dengan parikan.

\

Isi parikan tersebut berisikan memberi semangat dengan menyajikan ciri

ciri / sesuatu yang khas dari kesenian parikan jawa timur . Isi dari parikan adalah

sebagai berikut:

Setelah adegan menggunakan parikan dilanjutkan dengan adegan musikal

dengan isi lagu yang tetap memberi semangat kepada Adi, teman lain, maupun

kepada penonton.

Abang abang gendero londo.

Ngetan sithik kuburan mayit.(Cipt. Koesplus) Ojo susah ojo nelongso.

Lek merengut Rupamu koyok dhemit ....hiiiiii hahaha.

merah merah bendera belanda sedikit ketimur kuburan mayat jangan sedih jangan nelangsa kalau cemberut muka mu seperti

(9)

Capture screen 5.20. Adegan scene musikal di sekolah Damar.

Pesan musikal yang ingin disajikan pada scene ini adalah memberikan semangat kepada Adi maupun kepada penonton ketika mendapati hal yang

menyedihkan. Pencapaian tersebut memiliki cara-cara yang agar tercapai

tujuannya. Lagu pertama ini dikemas dengan menggunakan pendekatan musikal

dari teori aria dan chorus. Penyertaan chorus (suara yang dilantunkan orang banyak / koor) memiliki alasan jika yang memberi semangat adalah orang banyak

akan berbeda dengan efeknya jika dilakukan dengan orang satu saja. Isi dari

chorus adalah sebagai berikut :

Abang abang gendero londo. (merah merah bendera belanda).

Ngetan sithik kuburan mayit. (sedikit ketimur kuburan mayat).

Ojo susah ojo nelongso. (jangan sedih jangan nelangsa).

Ngadeg jejeg yo ayo bangkit. (berdiri tegak dan ayo bangkit)

Bagian chorus diatas masih tetap menggunakan nuansa lokal yang berbentuk parikan dengan isi yang akan disampaikan ialah jangan sedih jangan

nelangsa, berdiri tegak dan ayo bangkit. Kata-kata yang terdapat pada lirik

tersebut mencoba mengajak untuk kembali bersemangat setelah didatangi

kesedihan. Kemudian lagu dilanjutkan dengan lirik sebagai berikut :

Urip kadang soro (hidup kadang sulit)

Iso gawe nelongso (bisa membuat nelangsa)

Tapi jo ngersulo Lek kenyataane bedo (Tapi jangan mengeluh jika tak sesuai dengan harapan)

(10)

Kalah tantang maneh (kalah, tantang lagi)

Mrengut mesem meneh (cemberut, senyum lagi)

Terus maju ojo dumeh ( terus hadapi dan jangan sombong)

...

Jer basuki mawa beya.

Sukses iku mesti bandha (sukses itu membutuhkan pengorbanan). Bandha waktu lan tenogo (modal waktu dan tenaga).

Tapi ojo lali ndungo (tapi jangan lupa berdoa).

1.c. Musikal scene 11 .

Pada scene ke sebelas ini menceritakan petugas listrik yang datang untuk menagih tunggakan listrik yang belum dibayar ibu Asih. Musikalisasi digunakan

adalah berbentuk resitatif. Bentuk penerapan unsur resitatif ini ditujukan untuk lebih menambah dramatik suatu adegan. Adegan yang ditunjukkan ketika musikal

adalah beradegan layaknya orang berdebat.

Capture screen 5.21. Adegan scene musikal petugas menagih iuran listrik.

Adegan tersebut tegang namun dikemas secara komedi ditujukan untuk

mengatur suasana selama jalannya film. Scene tersebut dilakukan dengan pendekatan resitatif agar tecapai suatu pesan bahwa tujuannya adalah mengetahui permasalahan yang terjadi pada adegan tersebut dan menuju bentuk adegan yang

(11)

Petugas listrik :

Hei buk, yo’opo iki buk ( hei bu, bagaimana bu)

Wes tanggal sakmene ojo janji ae. (sudah tanggalnya jangan janji terus)

Hei buk, yo’opo iki buk ( hei bu, bagaimana bu)

Wes ping telune lho.. aku moro mrene (sudah ketiga kalinya aku datang kesini)

Mbok yo ojo kebacut (janganlah terlalu)

Lek ga sanggup tak cabut (jika tidak akan ku cabut)

Gausah pake ribut (tidak usah memakai ribut)

Gausah ting semrawut (tak usah mempersulit)

Aku iki petugas (aku ini petugas)

Mek nglaksanakno tugas (hanya melaksanakan tugas)

Nang aku ojo sambat (jangan mengeluh kepadaku)

Lek ora aku sing dipecat... (jika tidak aku yang dipecat).

Lirik diatas adalah sepenggal lirik resitatif yang dinyanyikan oleh petugas listrik dengan pesan bahwa petugas listrik sedang menagih uang pembayaran, jika

tidak melunasi maka akan diputus aliran listrik rumah ibu Asih. Lirik tersebut

dinyanyikan secara rap dengan iringan musik hip-hop jawa.

Ibu Asih :

Adududuh cak, paringono ngapuro (aduh mas, berilah maaf )

Saktemene cak, aku durung ono. (sungguh, aku belum ada)

Iki serba barengan, ge bayar sekolahan (ini serba berbarengan, untuk bayar sekolah)

Digawe sandang pangan ugoooo.. digawe bayar utang (untuk kebutuhan sandang dan pangan,juga untuk membayar hutang)

Lirik resitatif diatas adalah penggambaran sebagian dialog yang dilakukan oleh ibu Asih, bahwa Ia sedang tidak mempunyai uang untuk membayar tagihan

listrik. Adegan yang diperankan oleh Ibu Asih tetap mencerminkan mimik yang

(12)

1.d. Musikal scene 16.

Adegan pada scene 16 menceritakan Ibu Asih yang sedang merenung sedih dan semakin tertekan. Ibu asih duduk di samping meja dapur mencoba

untuk berdoa kepada tuhan. Ia berdoa agar diberikan sebuah jalan yang terang

untuk masalah yang dihadapi.

Capture screen 5. 22. Adegan scene musikal ibu Asih berdoa di Dapur.

Gambar diatas adalah adegan Ibu Asih ketika Ia berdoa. Adegan berdoa

dikemas dalam aria dinyanyikan oleh Ibu Asih. Lagu yang digunakan pada saat adegan tersebut ialah menggunakan aria yang berisi satu lagu penuh berbentuk tembang megatruh. Tembang megatruh disajikan dengan berisikan doa. Berikut

tembang megatruh yang dibawakan Ibu Asih :

1.e. Musikal scene 17.

Scene tujuh belas berisikan Damar yang sedang bersedih duduk di gubug karena bertengkar dengan ibu. Tidak lama kemudian Kirana datang dan

menasehati agar Ia mengerti kondisi dari ibunya yang kesusahan. Musikalisasi

pada scene ini menggunkan aria berbentuk rap hip-hop berisikan permintaan maaf kepada ibu. Adegan yang dilakukan ketika musikalisasi ialah duduk dengan

merenung dengan sesekali melihat langit.

Aduh Gusti keparenga amba nyuwun Pinaring padhange margi

Namung Gusti pitulungku Kang paring ayom e ati Pangayom ingkang utama

Oh Tuhan, Ijinkanlah saya memohon Berilah jalan yang terang

(13)

Capture screen 5. 23. Adegan scene musikal Damar di gubug malam hari .

Pencapaian pada scene ini adalah memusikalisasikan adegan permintaan maaf dari isi hari seorang Damar kepada Ibu. Lirik yang disajikan juga merupakan

lirik meminta maaf dengan mencantumkan pantun di akhir lirik. Lirik dari scene

ini adalah sebagai berikut:

Duh ibu, nyuwun pangapurane ingkang sa’estu.

Anggen kulo gawe gelaning atimu. Gawe perih wonten sajeroning dhadha. Nora becik malah nambahi rekasa. Laku sak tindak ku, omong sak kecap ku Kang agawe ranta, ngantos netes waspa Ananging tuluse, atimu kang suci.

Oh ibu, mohon maaf dengan sangat. Jika aku membuat sakit hatimu. Membuat luka didalam dada.

Tidak berbuat baik malah menambah susah. Segala perbuatanku, segala tutur kataku Yang membuat sakit, hingga menetes air mata Tetapi tulusnya hatimu yang suci

(14)

KESIMPULAN

Film dengan menggali kesenian daerah seperti yang tercermin dalam film “Rena Asih” ternyata sangat menarik sebagai bahan dasar film musikal. Film ini memeberikan warna yang berbeda dari film-film musikal yang telah ada

sebelumnya. Kesenian parikan maupun jula-juli mampu menghantarkan pesan

secara menarik kepada penonton. Tembang macapat juga sangat indah jika

dilantunkan pada adegan film musikal. Maka dari itu kesenian-kesenian daerah

mempunyai potensi untuk kembali dimunculkan dalam bentuk lain salah satunya

melalui film.

Unsur aria yang dalam film musikal “Rena Asih” memiliki beberapa

motivasi untuk mendukung jalannya sebuah alur cerita. Fungsi yang tercermin

dalam film tersebut diantaranya sebagai pengikat penonton saat tahap eksposisi

film, sebagai pembangun sebuah suasana, penggambaran sebuah perasaan dari

pemain dan penyampai sebuah pesan kepada penonton. Resitatif sesuai yang diungkap Karl, bertjuan untuk membawa teks dramatis sebagai inti dari cerita

opera. Teori tersebut dapat dipahami sebagai dialog yang dilagukan. Unsur

resitatif juga memiliki fungsi pada film ini yaitu sebagai peningkat nilai dramatik dan nilai estetik sebuah adegan. Dengan unsur resitatif dialog dikomposisi menjadi sebuah lagu sehingga meningkatkan nilai estetika. Kedua unsur ini

(resitatif dan aria) merupakan unsur yang berfungsi sebagai dramatisasi adegan dan penambah nilai estetik sebuah adegan dalam menyampaikan sebuah pesan.

Jaman modern ini orang tua maupun sekolah-sekolah usia dini lebih

mengutamakan pendidikan formal dengan tuntutan target akademik harus dicapai.

Pendidikan budi pekerti menjadi perbincangan yang usang. Pendidikan seperti

demikian mempunyai dampak yang sangat mengkawatirkan terhadap perkembangan anak. Film musikal “Rena Asih” dapat menjadi alternatif sebagai sarana edukasi. Edukasi melalui media film dinilai sangat efektif karena film

mampu menghadirkan realita didalam layar sehingga akan memberi pengalaman

tersendiri bagi penontonnya. Lewat kisah cerita keluarga harmonis diharapkan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Askurifai, Baksin. Membuat film indie itu gampang. Katarsis. Bandung. 2003 Edman, Karl P.S.J. Ilmu Bentuk Musik .Pusat Musik Liturgi . Yogyakarta.

1996.

Himawan, Pratista. Memahami Film. Homerian Pustaka. Yogyakarta. 2008.

Naratama. Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi Camera, Grasindo, Jakarta, 2004

Zettl, Herbert. Television Production Handbook. 1993

9.2 Daftar Sumber On Line

http://bps.go.id/ - diakses pada tanggal 5 agustus 2013 pukul 10.35 WIB

http://anakluarbiasa.com/ - diakses pada tanggal 8 Januari 2014 pukul 17.34

WIB

http://filmindonesia.or.id/ - diakses pada tanggal 7 Januari 2014 pukul 16.55

WIB

http://www.yogyes.com/id/ gamelan/html. - diakses pada 6 Februari 2013

pukul 19.54 WIB

http://jogjahiphopfoundation.blogspot/ - diakses pada 26 Maret 2013 pukul

14.00 WIB

http://majalah.tempointeraktif.com/ - diakses pada 22 Februari 2013 pukul

Gambar

Gambar diatas adalah adegan Ibu Asih ketika Ia berdoa. Adegan berdoa

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dengan anggota kelompok tani beserta pengecer pada wilayah cakupannya diketahui bahwa tingginya harga jual pupuk bersubsidi yang tidak sesuai dengan HET

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: i) Melakukan pemodelan ARIMA musi- man ganda; ii) Mendeteksi outlier secara iteratif; iii) Mela - kukan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum strategi guru Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 12 Makassar, sudah mencapai standar yang

Energi arc flash terbesar terjadi di bus 4 dan bus 5 sehingga kedua bus tersebut masuk dalam kategori 3.Potensi besarnya energi arc flash dipengaruhi oleh

Pada saat relay tidak menerima input atau memiliki input bernilai 0 maka relay dalam kondisi NO (Normali Open) atau kondisi tidak terhubung. Apabila relay mendapatkan nilai 1

Asuhan yang diberikan antara lain menginformasikan kepada ibu dan suami bahwa bayi dalam keadaan sehat, tanda vital normal, hasil pemeriksaan fisik normal,

ayam, daging sapi, masih banyak yang berjualan dari pagi sampai sore. Akan tetapi untuk hari selasa dan sabtu pasar tersebut lebih ramai karena memang ada aktivitas

[r]