• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Koperasi Sebagai Mitra Perusahaan Patungan Dihubungkan Dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dalam Upaya Pengembangan Perekonomian Nasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kedudukan Koperasi Sebagai Mitra Perusahaan Patungan Dihubungkan Dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Dalam Upaya Pengembangan Perekonomian Nasional."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN KOPERASI SEBAGAI MITRA PERUSAHAAN PATUNGAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007

TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL

Sulaiman Sitohang 110120120108

ABSTRAK

(2)

penanaman modal, yang mana investasi di bidang- bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti Pertanian, Perikanan, Pertambangan, Perhutanan, dll sehingga dapat mengedepankan upaya bermitra dengan Koperasi.

Kata Kunci: Kedudukan Koperasi, Mitra Usaha

ABSTRACT

Koperasi arrangements are part of the economy, this means that the cooperative activities took part for the achievement of a prosperous economic life, both for those who become members of the association itself and the surrounding community. Koperasi as a society for the common welfare, conduct business and activities in the field of joint fulfillment of its members. Sustainable economic development based on economic democracy is necessary to achieve the purpose of the state is to realize a just and prosperous society based on the mandate of the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945, and to accelerate the development of national economy and realize the political and economic sovereignty, Indonesia needs to increase investment for processing economic potential into real economic strength by using capital from both domestic and overseas. This research was conducted by using normative juridical approach that emphasizes research on the principles and norms and descriptive analysis to analyze the legislation applicable to the practices that occur in the field. Data was collected in two stages, the research literature to obtain secondary data and field research to obtain primary data to support understanding of the problems examined. The results of the research in this thesis Koperasi empowerment is accompanied by the development of a business partnership with another business entity that applied for this is in line with efforts to achieve economic democracy. The government should play an active role to preserve and develop the cooperative in order to be a strong economic sector as a pillar of the national economy. Government as organizers need to amend the Investment Law, which invest in areas that dominate the life of many, such as Agriculture, Fisheries, Mining, Forestry, etc. so as to promote Koperasi efforts to partner with.

(3)

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa dalam kegiatannya koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang- orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya.

Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang- orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan.

(4)

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan berlandaskan demokrasi ekonomi diperlukan untuk mencapai tujuan bernegara yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dan untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi, Indonesia memerlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

(5)

Pandangan mengenai permodalan di satu pihak dan keanggotaan di pihak lain dalam organisasi koperasi, Sutantya Rahardja Hadikusuma mengemukakan pendapatnya, yaitu1:

“besarnya modal yang terkumpul itu tetap harus menjadi perhatian Koperasi, meskipun banyaknya anggota koperasi merupakan ciri utama dari suatu koperasi.”

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dalam Pasal 1 angka (1) memuat:

“Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha diwilayah negara Republik Indonesia.”

Dan pasal 1 angka (3) memuat:

“Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negera Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”

Koperasi sebagai bangun perusahaan sebagaimana diamanatkan Undang- undang Dasar Republik Indonesia 1945 dapat berperan lebih aktif dalam pembangunan ekonomsi berdasarkan demokrasi ekonomi, dengan mengambil kedudukan mitra perusahaan patungan dalam penanaman modal asing.

1Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia, Cet. II, Jakarta: Raja

(6)

Dalam kenyataan yang ada, kedua kegiatan tersebut belum dapat bersinergis terhadap satu dengan yang lainnya, kegiatan badan usaha koperasi dan kegiatan penanaman modal asing, masing- masing secara bersama merupakan unsur penting dalam kegiatan pembangunan ekonomi nasional untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil demi terwujudnya kedaulatan ekonomi. Akan tetapi paradigma yang muncul adalah investor asing lebih nyaman mendirikan Perseroan Terbatas dibandingkan dengan bekerjasama dengan Koperasi, selain itu Undang- Undang Penanaman Modal Asing memang lebih cenderung berpihak kepada Investor asing, sehingga ruang lingkup Koperasi kurang mendapat perhatian.

(7)

Sebagai salah satu komponen penting dalam perekonomian nasional, perusahaan swasta maupun BUMN memiliki perang penting memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial-moral setiap institusi bisnis atau pelaku usaha.

Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan koperasi, karena koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi harus menjadi lebih dominan diantara bentuk usaha Perusahaan Negara dengan bentuk usaha swasta lainnya, agar koperasi lebih cepat berkembang sehingga dalam persaingan usahanya koperasi bisa bersaing dengan badan- badan usaha yang lain. Tetapi dalam kenyataannya Koperasi Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan koperasi masih menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar keberadaan koperasi yang ada di Indonesia bisa benar- benar sebagai soko guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang dituangkan dalam Undang- Undang Dasar 1945.

B. Identifikasi Masalah

(8)

1. Bagaimana proses koperasi dapat ditetapkan oleh pemerintah sebagai mitra perusahaan patungan sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal?

2. Bagaimana partisipasi pemerintah dalam menyiapkan koperasi untuk dapat layak menjadi mitra perusahaan patungan?

3. Bagaimana pengaturan yang mewajibkan koperasi sebagai mitra perusahaan patungan ditaati oleh investor asing dalam penanaman modal?

A. Proses Penerapan Koperasi Sebagai Mitra Perusahaan Patungan Sebagaimana Diamanatkan Undang-Undang Penanaman Modal

Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan usaha kecil menengah dan koperasi dituntut untuk tetap dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya, karena lembaga ini dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Namun harus diakui bahwa usaha kecil menengah dan koperasi ini tidak terlepas dari tantangan dan hambatan baik dari segi permodalan, sumber daya manusia, manajemen, minimnya penguasaan teknologi informasi, iklim berusaha, serta dari segi distribusi pemasaran produk yang dihasilkan.

(9)

mulai ditawarkan di Indonesia sejak tahun 1980 dan dicanangkan melalui Gerakan Kemitraan Usaha Nasional (GKUN) pada tahun 1996, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan yang terjadi antara usaha kecil menengah yang sebagian besar memayungi masyarakat miskin dengan BUMN dan swasta.2

Pada hakekatnya kemitraan usaha tersebut sesuai dengan jiwa dan semangat demokrasi ekonomi yang diamanatkan konstitusi. Secara jelas pasal 33 ayat yang pertama menyebutkan bahwa ”perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Kemudian dalam penjelasannya ditegaskan bahwa ”dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Oleh sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi.”

Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat yang berdasarkan Undang-undang No. 25/1992 merupakan badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang dimiliki, dikelola dan untuk kepentingan anggotanya. Maka, upaya pemberdayaan koperasi disertai dengan

2

(10)

pengembangan kemitraan usaha dengan badan usaha lain yang ditempuh selama ini adalah sejalan dengan upaya mewujudkan demokrasi ekonomi.

Konsep koperasi adalah konsep umum yang berlaku di seluruh dunia. Ciri khas koperasi dapat dipandang sebagai jati diri yang sejak kelahirannya hingga dewasa ini tetap eksis meskipun politik, ekonomi, social dan budaya dunia mengalami berbagai perubahan.

Sebagai suatu perusahaan, koperasi harus menjalankan sesuatu usaha yang mendatangkan keuntungan ekonomis, meskipun koperasi bukan merupakan bentuk akumulasi modal. Untuk mencapai tujuan mendatangkan keuntungan ekonomis tersebut, maka koperasi harus menjalankan usahanya secara terus menerus (kontinyu), terang-terangan, berhubungan dengan pihak ketiga, dan memperhitungkan rugi laba serta mencatat semua kegiatan usahanya tersebut ke dalam suatu pembukuan.3

B. Partisipasi Pemerintah Dalam Menyiapkan Koperasi Layak Menjadi Mitra Perusahaan Patungan

Sejak negara Indonesia diproklamasikan telah ditetapkan dalam UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia dilaksanakan atas dasar demokrasi ekonomi, yang mana perekonomian disusun sebagai usaha

3

(11)

bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, dapat diketahui bahwa koperasi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat kuat kedudukannya, karena jelas- jelas diamanatkan oleh UUD 1945. Dari penjelasan pasal 33 UUD 1945 secara eksplisit disebutkan bahwa pelaku ekonomi adalah sektor negara dan koperasi, sedangkan sektor swasta hanya disebut implisit.4

Penjelasan pasal 33 UUD 1945 mengisyaratkan pemerintah harus berperan aktif untuk menjaga kelestarian dan mengembangkan koperasi agar dapat menjadi sektor ekonomi yang kuat sebagai soko guru perekonomian nasional. Namun dalam realitanya, banyak kebijaksanaan ekonomi yang ternyata merugikan kehidupan perkoperasian, dan sebaliknya usaha swasta memperoleh berbagai fasilitas dan keuntungan, akibatnya koperasi menjadi terpinggirkan.5

Konsep corporate social responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, juga masyarakat setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholders.6 CSR lahir dari desakan masyarakat terhadap perusahaan yang cenderung mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkungan seperti melakukan berbagai

4

Sukidjo, membangun Citra Koperasi Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, Volume 5 nomor 2, Desember, 2008, hlm. 194

5

Ibid.

6

(12)

kerusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam serta buruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil meliputi bidang-bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi. Pembiayaan dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat meliputi kredit perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari bagian laba BUMN, hibah dan jenis pembiayaan lainnya. Pembiayaan tersebut dijamin oleh lembaga peminjam pemerintah dan/atau swasta, dalam bentuk penjaminan pembiayaan kredit bank, pembiayaan penjaminan atas bagi hasil, dan pengiriman pembiayaan lainnya.7

CSR merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan yang tidak hanya berupa sumbangan financial kepada masyarakat yang bersifat sesaat melainkan terhadap semua stakeholders termasuk lingkungan dan masyarakat disekitarnya, dengan cara perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya yang digunakan untuk kepentingan pembangunan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional sehingga tercipta keseimbangan dan kesejahteraan bersama.

7

(13)

C. Peraturan Yang Mewajibkan Koperasi Sebagai Mitra Perusahaan Patungan Dalam Penerapan Penanaman Modal

Untuk mewujudkan Pasal 33 Undang- undang Dasar maka pemerintah membuat produk hukum untuk mengatur hal tersebut, sehingga pemerintah membuat Undang- undang Nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan Undang- Undang Nomor 6 tahun 1968 Penanaman Modal dan digantikan oleh Undang- undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal karena selama 30 tahun PMA dan PMDN diatur terpisah dalam dua undang- undang yang berbeda, Pembedaan pengaturan ini secara otomatis mengakibatkan pembedaan perlakuan terhadap PMA dan PMDN.

(14)

Dalam melakukan kegiatan penanaman modal diperlukan suatu bentuk badan usaha. Pilihan bentuk badan usaha akan mempengaruhi terhadap pengembangan usaha, bentuk pertanggung jawaban, akses permodalan, pembagian keuntungan, pembubaran perusahaan, dan lain-lain.

Secara umum diketahui bahwa didirikannya Koperasi adalah dimaksudkan untuk kepentingan anggota khususnya dalam meningkatkan taraf kehidupan ekonominya. Dalam Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 dikatakan bahwa ”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.” Selanjutnya dalam Pasal 4 UU No. 25 Tahun 992 dinyatakan tentang fungsi dan peran Koperasi.

(15)

A. Simpulan

1. Proses penerapan Koperasi sebagai mitra usaha adalah Meningkatkan kerjasama sesama usaha kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi, dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi tawar usaha kecil,

2. Pemerintah perlu memiliki political will yang kuat terhadap eksistensi dan pengembangan koperasi sebagai sarana membangun perekonomian nasional menuju pada keadilan dan kesejahteraan sosial. Untuk itu, berbagai peraturan dan kebijaksanaan ekonomi diharapkan dapat menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan koperasi, memberikan kepastian usaha , memberikan perlindungan terhadap koperasi, menciptakan kondisi persaingan yang sehat, dalam pelaksanaan mekanisme pasar Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional,

(16)

pemerintah telah sesuai dengan standarisasi operasional yang terstruktur dan sistematis.

B. Saran

1. Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat yang berdasarkan Undang-undang No. 25/1992 merupakan badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang dimiliki, dikelola dan untuk kepentingan anggotanya.

2. Pemerintah harus berperan aktif untuk menjaga kelestarian dan mengembangkan koperasi agar dapat menjadi sektor ekonomi yang kuat sebagai soko guru perekonomian nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai optimum kekasaran permukaan untuk pahat karbida yang dilapisi dicapai pada kondisi pemotongan kecepatan potong 250 m/min dan kadar pemakanan 0.05

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, penanaman modal asing didefinisikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam pengelolaan kelas terhadap hasil belajar kewirausahaan. 2)

Calon Presiden Republik Indonesia kelak haruslah mampu mengartikan politik secara bijak untuk mempersatukan perbedaan dan membereskan masalah, bukan malah sibuk membanting

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) (Sugiyono, 2008). Secara

Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert) yang memungkinkan pemegang polis dapat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur ilokusi pada aktor dalam pementasan drama